Drtttdrttt
Terdengar sebuah getaran ponsel didalam saku kemeja seragam Kia yang membuat Kia berhenti menyantap bakso dihadapannya. Kia menggulir tombol berwarna hijau dengan segera ketika melihat nama sang mama yang terpampang dilayar ponselnya.
“ya ma”
“……………”
“kapan?”
“………”
“hari ini? Jam 7 ? ”
“…………”
“iya iya Kia langsung pulang.... bye ma”
Bip suara sambungan telepon terputus.
“Siapa Ki?” tanya salah seorang teman Kia.
“biasalah nyokap” ucap Kia.
“oiya... tar pulang sekolah jalan yuk Ki” ajak Nia teman sekelas Kia.
“aduhh sorry... jangan nanti yak... gue gak bisa dirumah ada acara” elak Kia.
“oke deh next time harus bisa yak...” seru Nia yang dibalas anggukan oleh Kia.
Jujur saja telepon dari sang mama membuat Kia tak bisa konsentrasi dan fokus terhadap pelajaran. Sungguh Ia sangat penasaran dengan siapa calon suaminya dan sibuk menerka nerka kira kira bagaimana orangnya.
“haduh lama banget sih jam nya... pefttt” keluh Kia sembari melirik jam yang melingkar dipergelangan tangannya.
“kenapa sih Ki ? Gelisah banget lu?” tanya Nia penasaran.
“Kepengen cepet pulang gue... ngantuk parah” elak Kia sembari menyengir.
“elah... kirain napa... sabar lah bentaran juga....” bisik Nia terkekeh.
Tak lama kemudian terdengar suara bel pertanda pulang sekolah yang membuat Kia ingin cepat bergegas.
“Tan...Ni....gue duluan yak....dah...” ucap Kia kepada Intan dan Nia sembari berlari Keluar kelas menuju kedepan gerbang sekolah karena Kia sudah dijemput sopirnya.
Sesampainya dirumah Kia langsung berjalan cepat mencari keberadaan sang mama karena Kia penasaran tentang acara pertemuan nanti dan tentu saja dengan calon suaminya.
“hai sayang...cepat ganti baju abis itu makan terus istirahat biar nanti malam terlihat fresh” ucap mama sembari tersenyum ke arah Kia.
“ma kasih bocoran Kia dong gimana wajah dia? Gak jelek kan ma? Kia keponih ” ucap Kia sembari mengerucutkan bibirnya.
“udah deh gak usah manyun gitu... Tar juga tau...” ucap mama yang membuat Kia kesal dan berlari meninggalkannya.
Sesampainya dikamar Kia menghempaskan tubuhnya ke atas kasur yang bersepreikan doraemon. Tangan Kia bergerak lincah meraih sebuah laptop lalu jari jemarinya mulai membuka laptop tersebut dan memutar sebuah film korea yang sedang ngehits saat itu.
“ya ampun ganteng banget sih...” ucap Kia sembari terus menatap wajah artis korea di laptopnya.
“ahh semoga Dia nanti kaya kamu oppa..” ucap Kia lagi sembari membayangkan wajah calon suaminya.
Setelah lama menonton drama korea Kia pun memutuskan untuk tidur karena Ia merasa sangatlah lelah. Tanpa mengganti seragam Kia pun tertidur pulas hingga sebuah teriakan dari balik pintu kamar menyadarkan Kia dari mimpi singkatnya.
“Azkia....Azkia.... buka pintunya mama mau make up in kamu ini udah jam 6 sore lho” teriak sang mama membuat Kia gelagapan.
“astaga” ucap Azkia sembari menepuk jidat dan langsung berlari kearah pintu untuk membukanya.
“Ya ampun Kia kamu gimana sih...kok belum mandi... Cepetan sayang tar kita telat loh” semprot mama membuatnya berlari ke kamar mandi.
Sementara Kia sedang mandi sang mama dengan setia menunggui Kia dikamar Kia sembari memilih milih baju yang cocok untuk Kia pakai pilihannya jatuh pada sebuah dress berwarna baby pink dengan motif bunga diujung roknya membuatnya tampak cantik jika dikenakan Kia. Usai mandi dan ganti baju sang mama membantu Kia merias diri dengan memoleskan beberapa make up kewajahnya dan membubuhkan lipstick ke bibir Kia.
“nah...gini kan cantik… yaudah ayok turun kita berangkat” ucap mama yang dibalas dengan anggukan oleh Kia.
Di dalam mobil Kia hanya terduduk diam sembari terus memikirkan siapa calon suaminya.
"Mana mungkin ada cowok tampan yang mau dijodoh jodohin di jaman se moderen ini... oh astaga jangan jangan dia tua trus jelek udah gitu galak lagi..." ucap Kia dalam hati sembari menggeleng pelan.
"Tidak tidak mana mungkin kakek setega itu sama aku... kakek kan sayang banget sama aku.... Kakek juga tau kok apa yang aku mau.... Kakek gak mungkin asal milih lah" batin Kia optimis.
"Aduh kenapa aku segugup ini sih....huft" keluh Kia lirih.
Berulang kali Kia menghirup dan membuang nafas untuk menghilangkan rasa gugupnya namun usaha sia sia rasa gugup itu justru semakin hinggap dihati Kia.
"Ki kamu kenapa sih malah bengong di mobil...ayok turun...masuk...tuh calon suami kamu udah dateng." Ucap mama sembari menarik pelan pergelangan tangan Kia.
Kia melirik ke arah meja yang ditunjuk sang mama namun tak Kia temukan seseorang setampan oppa impiannya disana hal itu membuat Kia semakin berfikir hebat.
"Ya ampun tuh kan bener... tua... jelek.... huft... gimana ini." Ucap Kia dalam hati.
"Hai jeng...apa kabar?." Sapa seorang wanita paruh baya yang belum Kia ketahui namanya kepada mama.
"Baik jeng... Alhamdulillah" jawab mama sembari berjabat tangan dengan wanita tersebut.
"Oiya ini Azkia panggil aja Kia anak kami yang sebentar lagi jadi mantumu jeng" ucap sang mama sembari mengelus pundak Kia.
"Kia kenalin yang ini tante Linda dan yang itu om Faris orang tua calon suamimu" ucap mama pada Kia.
"Saya Kia om tante" ucapku sembari mencium punggung tangan keduanya.
"syukurlah bukan om ini yang mau dijodohin sama aku" sorak Kia dalam hati sembari bernafas lega.
"Terus mana yang mau dijodohin dengan aku..." tanyaku dalam hati.
"Oh ya sampai lupa maaf ya jeng mas ini Ken nya datang agak terlambat" ucap tante Linda.
"Iya jeng gak papa kok kami mengerti" ucap mama.
Tak lama kemudian terdengar suara seorang Pria menyapa dan duduk didepan bangku yang Kia tempati namun Ia tak berani menatapnya karena Kia begitu gugup mendengar suaranya.
"Astaga kenapa aku segugup ini sih denger suaranya doang" batin Kia.
"Apa kabar om tante.... Maaf saya telat..." ucap seseorang Pria bersuara berat namun enak didengar.
"Baik...ah iya tak apa Ken... ayo duduk" ucap papa.
"aishhh tak apa bagai mana sih papa... orang bikin aku jadi penasaran gini" gerutu Kia dalam hati.
"Ken ajak Kia makan gih tuh disana... mami udah pesenin tempat buat kalian biar tambah akrab" ucap tante Linda sembari menunjuk meja dipojok tak jauh dari tempat kami sekarang.
Tanpa aba - aba dari Ken Kia langsung berjalan mengekori Ken. Di meja ini tak ada percakapan yang mengesankan antara Kia dan Ken hanya bertanya nama dan mau pesan apa itu saja sudah cukup membuat Kia malas untuk bertantanya lagi karena Ken terlalu cuek dan dingin orangnya mungkin karena mereka baru pertama kali bertemu Kia pun tak mau terlalu berfikir tentang itu dan memilih diam yang terpenting Kia sudah tidak penasaran lagi dengan wajah calon suaminya. Sesekali Kia memcuri pandang kearah Ken yang sesang sibuk menyantap makanannya.
"Tampan sih.... tapi dinginnya itu lho mbok ya dikurangi dikit" Keluh Kia dalam hati.
"Jangan jangan dia gak suka lagi sama aku... tapi kenapa dia mau dijodohin sama aku". Tanya Kia dalam hati.
"Bagaimana jika dia terpaksa sepertiku" batin Kia kembali.
"Kalau sampai nanti dia tetep cuek gimana dong nasipku..... peftttt" keluh Kia dalam hati.
"Huhh Jika bukan karena kakek yang meminta aku tak mungkin menerima perjodohan ini" umpat Kia terus menerus didalam hati.
Waktu berjalan begitu cepat.. Kia dan Ken hanya saling diam tak ada yang mau memulai untuk bicara lagi hingga sebuah suara membuat keduanya bernafas lega.
"Sayang kemarilah ayo kita pulang" ucap Ranti kepada sang putri.
"i... iya ma... " sahut Kia sembari tersenyum.
"permisi kak" ucap Kia berlalu begitu saja dari hadapan Ken.
"oh ya ampun akhirnya aku selamat juga" ucap Kia lirih sembari bernafas lega ketika sampai didalam mobil.
"kamu kenapa nak?" tanya sang papa penasaran.
"tak apa pah... kia lelah ingin segera istirahat" elaknya.
Yuhuuuuuu ini cerita terbaru aku ya disini... please banget kasih aku like dan komentar... biar aku semangat nulisnya.... thanks...
Please banget jangan lupa klik like dan klik hati ya buat karya author ini...
dan jangan lupa kasih komentar saran ataupun masukkan untuk author... biar author makin semangat untuk berkarya... Klik Like klik hati dan menulis komentar itu gratis loh so ayo buruan kasih buat menyemangati author....
terimakasih... sampai jumpa di next capt ya....
Tiba tiba Hati Kia menjadi bimbang mengingat sifat dingin dan cuek Ken saat makan malam tadi. Niatnya memang tak ingin peduli tapi lama kelamaan menjadi terganggu juga. Segala pikiran buruk terus menghantui isi kepala Kia membuatnya benar benar kehilangan mood baiknya malam ini.
Kia membuka pintu mobil tidak sabaran kala mobil sang papa sudah berhenti dihalaman rumahnya tanpa berpamitan kepada kedua orang tuanya Kia melangkahkan kaki tergesa menuju kamarnya di lantai dua. Ia membuka pintu kamar kemudian menutupnya dengan kasar. Menghempaskan tubuhnya begitu saja diatas kasur berseprei motif spongebob tersebut. Entahlah saat ini mood Kia begitu buruk usai bertemu dengan calon suami pilihan kakeknya.
"Ma... Kia kenapa" tanya Azka yang kaget mendengar suara pintu dibanting dengan keras... "
"Entahlah mama juga tidak tahu... dia tidak mengatakan apapun kepada mama... " ucap sang mama kepada anak laki lakinya yang sedang menonton televisi diruang tengah.
"Mama keatas dulu ya Ka... "
"hemmm"
Toktoktok
Ranti mengetuk pintu kamar Kia pelan berharap sang pemilik kamar segera membukanya.
"sayang ini mama... bisa kita bicara sebentar?" tanya Ranti lembut.
"masuklah ma..." ucap Kia yang membuat Ranti bernafas lega setidaknya Kia masih mau berbicara padanya dan mengijinkannya masuk.
Ranti mengusap lembut rambut Kia yang kini tertidur tengkurap.
"sayang... kamu kenapa hemm? cerita dong sama mama" ucap Ranti lembut.
"ma.. Kia takut..." cicit Kia sembari menunduk.
"takut... takut apa? maksud mama apa yang membuatmu takut... katakanlah"
"Dia dingin dan juga cuek sekali sama Kia ma"
"Dia...? dia siapa maksudmu Ki? katakan sama mama yang jelas..."
"ishh mama.... bikin Kia kesel aja... udah tau Kia lagi kesel mama malah lama loadingnya... kak Ken ma... siapa lagi..."
"oh ya ampun... maafkan mama sayang... kamu jangan takut sayang Ken itu anak yang baik kok... mungkin kalian hanya belum saling mengenal saja..."
"tapi ma... Kia takut jika kak Ken melakukan perjodohan ini terpaksa... bagaimana nasib rumah tangga Kia nanti... Kia takut" ucap Kia sembari terisak.
"ssssst jangan berfikir begitu Ki... lihat mama dan papa... kamu tahu hubungan kami juga atas perjodohan tapi hubungan kami juga baik baik saja dan harmonis seperti pasangan lainnya... bahkan kami memiliki anak yanb ganteng dan cantik... jadi apa yang kamu takuti Ki... percayalah cinta akan datang dengan sendirinya seiiring berjalannya waktu... " ucap Ranti menenangkan hati sang putri.
"mama kira ini novel... berawal dari perjodohan lalu dari benci jadi cinta... ini hidup nyata ma... bukan novel ataupun drama... ya oke mama dan papa berawal juga dari perjodohan tapi mama sama papa beda kan... mama sama papa udah kenal lama dan mama sama papa juga menerima perjodohan itu dengan senang hati tanpa paksaan" ucap Kia frustasi.
"Ki justru cerita di novel atau drama itu biasanya diangkat dari kehidupan nyata kalau kamu tau... dan masalah perjodohan ini mama harap kamu tetap bertahan... Percaya sama mama cinta akan datang diantara kamu dan Ken seiring berjalannya waktu... sekarang beristirahatlah... " ucap Ranti sembari berlalu pergi.
Kia bergerak menuruni ranjang bergegas mengunci pintu sebelum membersihkan diri dan mengganti pakaiannya. Ia berjalan kearah almari mengambil piama motif kartun kesukaannya lalu berjalan dengan malas kearah kamar mandi. hanya butuh waktu sepersekian menit saja Kia kini sudah keluar mengenakan piama bermotif spongebob dengan wajah bersih tanpa make up.
Kia membaringkan tubuhnya perlahan keatas kasur berukuran sedang miliknya. ia menatap langit langit kamarnya yang sengaja ia beri hiasan bintang bintang kemudian terlintas bayangan wajah sang kakek dan percakapan yang ia bicarakan sebelum sang kakek tiada.
Flashback on
Seorang Kakek terbaring lemah diatas brangkar dengan selang alat bantu pernafasan.
"Kia...boleh kakek meminta sesuatu kepadamu?" ucap kakek lirih.
"tentu kek...apapun itu kek" jawab Kia sungguh sungguh.
"kakek minta maaf jika keinginan kakek ini terlalu sulit tapi percayalah ini yang terbaik untukmu Kia... Kakek ingin kamu menikah dengan cucu sahabat kakek, dia anak yang baik Sopan dan pekerja keras kakek yakin kamu akan bahagia bersama dengan dia Kia... Kakek mau kamu mendapatkan pendamping yang terbaik Kia sebelum kakek tiada" ucap kakek sembari menggenggam tangan Kia.
"ngg ta...ta pi kek...umur Kia baru 18 tahun dan Kia juga masih sekolah...apa kata orang nanti kek..?" sanggah Kia halus.
"itu bukan masalah besar Kia semua bisa diatasi...sebentar lagi kamu lulus sayang...jangan khawatir" ucap kakek meyakinkan Kia.
"apa jika Kia menerima permintaan itu kakek akan bahagia dan bangga pada Kia?" tanya Kia.
"apapun yang kamu lakukan kakek selalu bangga padamu sayang kamu cucu yang baik dan patuh... Tapi jika kamu mau menerimanya kakek akan sangat bahagia karena kamu mendapatkan pendamping hidup yang tepat" ucap kakek sembari tersenyum.
"baiklah jika itu membuat kakek bahagia... Kia akan menerimanya kek" ucap Kia lembut.
"terimakasih sayang... Kakek bahagia sekali... Kakek akan meminta orang untuk mengabari keluarga calon suamimu" ucap kakek bersemangat.
"yang penting kakek cepat sembuh karena Kia sangat rindu dengan kakek" ucap Kia.
"Iya sayang" ucap kakek sembari mengusap lembut lengan Kia.
Beberapa hari setelah Kia menyanggupi permintaan kondisi sang kakek berangsur angsur membaik dan diperbolehkan pulang itu membuat seluruh keluarga bahagia. Namun naas ketika sang kakek sampai dirumah dan ingin tidur sang kakek justru tidur dan tak bangun untuk selamanya. Hal itu membuat Kia dan seluruh keluarga berduka.
Selang tujuh hari setelah kepergian sang kakek seluruh keluarga berkumpul perihal membacakan isi surat wasiat dan pembagian warisan kakeknya. Tak ada keributan atau perebutan semua menerima apa yang dijadikan wasiat oleh kakek termasuk Kia yang harus menerima permintaan sang kakek untuk menikah di usianya yang masih belia. Semua telah disusun sang kakek jauh jauh hari dan mau tak mau Kia harus menikah sesuai permintaan sang kakek. Meski dihati Kia tidak bisa terima sepenuhnya namun Kia berusaha untuk mengikhlaskannya karena ia sangat menyayangi kakeknya.
Flashback off
"Kek... Kia sayang kakek... Kia rindu kakek... hiksss" ucap Kia lirih sembari meneteskan air matanya.
"mengapa kakek pergi begitu cepat padahal Kia sudah mengabulkan permintaan kakek"
Kia menarik nafas dalam dan menenangkan hatinya kemudian berfikir sejenak dan memantapkan hatinya.
"baiklah Kia akan menerima perjodohan ini apa pun resikonya... seperti janji Kia waktu itu... " ucap Kia mantap sembari menghapus air matanya.
"semoga kakek bahagia disana... Kia selalu menyayangi kakek" batin Kia sembari tersenyum.
Kia bergerak mencari posisi senyaman mungkin kemudian memejamkan mata agar tertidur.
Please banget jangan lupa klik like dan klik hati ya buat karya author ini...
dan jangan lupa kasih komentar saran ataupun masukkan untuk author... biar author makin semangat untuk berkarya... Klik Like klik hati dan menulis komentar itu gratis loh so ayo buruan kasih buat menyemangati author....
terimakasih... sampai jumpa di next capt ya....
Kia menggeliat kemudian merenggangkan otot ototnya sebelum pergi kekamar mandi. Ia melihat jam didinding masih menunjukkan pukul lima lewat sepuluh menit.
"Masih pagi rupanya..." ucap Kia sembari menyibak selimutnya.
Kia berjalan kearah jendela kamarnya menyibak tirai betapa senangnya ia melihat rintik hujan yang turun.
"Ahhh hujan ternyata... asikk... semoga sampai nanti hujannya awet biar kulitku gak kepanasan karena upacara" ucapnya sembari terkikik.
Kia berjalan masuk kekamar mandi untuk membersihkan diri,tak butuh waktu yang lama hanya sepuluh menit saja ia sudah keluar mengenakan seragam.
"sebaiknya aku berangkat agak pagi... biar aku bisa menikmati segelas coklat panas buatan mang maman" ucapnya sembari terkekeh.
Kia berjalan keluar kamar menuruni anak tangga menuju ruang makan disana nampak sang mama sedang sibuk menyiapkan sarapan.
"Pagi sayang... tumben kamu pagi sekali sudah siap" ucap sang mama lembut.
" lagi pengen aja ma... mana sini Kia bantuin..." ucap Kia mengambil alih lembaran roti tawar yang akan diisi dengan berbagai selai.
"ma... Kia berangkatnya agak pagian aja deh... pingin ke kantin dulu sebelum masuk kelas... "
"tapi paling tidak kamu minum susunya dulu sayang... mama sudah buatkan kalau tidak diminum kan mubadzir nak" pinta sang mama.
"ya ya ya baiklah... " ucap Kia pasrah.
usai membuat roti isi Kia langsung menegak habis susu coklat buatan sang mama untuknya dan mempersiapkan bekal roti isi untuk menemaninya meminum coklat panas buatan mang Maman nanti.
"Ma Kia berangkat dulu.... dah" pamit Kia sembari mencium pipi sang mama.
"hati hati nak" teriak Ratih sembari melambaikan tangan.
Rintik hujan tak menghalangi semangat Kia untuk pergi ke sekolah gadis imut berhodie merah ini mengenakan payung berjalan dari depan pintu gerbang menuju ke dalam kelasnya.
"Terimakasih pak... Kia berangkat dulu ya... dahhh " ucap Kia ramah kepada sopir pribadinya.
"hati hati non... kalau pulang langsung kabari pak imam aja yah... " ucap Sang sopir membalas lambaian tangan nonanya.
"ahh ya ampun ini dingin sekali" ucap Kia sembari melangkah cepat menghindari kerumunan siswa yang baru datang dan berlalu lalang didepan gerbang.
Kia berjalan melewati lapangan kemudian menuju kantin untuk memesan segelas coklat panas dan memakan bekal roti isi yang ia siapkan dari rumah. Kia menutup payungnya menyimpannya didekat bangku bersama dengan tasnya kemudian memesan segelas coklat panas.
"non Kia... mau pesan apa?" tanya mang Maman ramah.
"coklat panas ya mang... Kia tunggu disana" ucap Kia ramah sembari berlalu kebangkunya.
Diliriknya jam dipergelangan tangannya menunjukkan pukul setengah tuju lewat sepuluh menit itu artinya ia hanya memiliki waktu dua puluh lima menit untuk menikmati coklat panas dan roti isinya.
"Masih dua puluh lima menit... cukuplah... dari pada kedinginan" gumamnya sembari menyeruput coklat panas yang baru saja diantar mang Maman.
Hanya butuh waktu sepuluh menit saja segelas coklat panas dan roti isi bekalnya sudah habis tak bersisa. Kia segera bergegas menuju kelasnya menenteng payung basahnya menyusuri lorong lorong menuju ke kelasnya.
drrrtdrttt
Terasa sebuah getar pendek ponsel di dalam saku kemeja seragam Kia buru buru ia mengambilnya untuk mengecek siapa gerangan yang mengirim pesan.
**0857xxxxxxxxxx
Pulang sekolah bilang
Ken**
Kia menghembuskan nafas kasar setelah membaca isi pesan tersebut yang ternyata dari Ken.
"ya ampun... mau apa dia... " umpat Kia sembari membalas pesan Ken
To **Kak Ken
ya**
Sesampainya kelas Kia disambut oleh teriakan kedua sahabatnya yang ternyata sedang mengkhawatirkannya.
"Kia...." teriak Intan dan Nia bersamaan.
"aishh... apa apaan kalian berteriak tak jelas begitu" ucap Kia memutar bola matanya malas melihat tingkah aneh sang sahabat.
"sorry sorry gue kira lo gak masuk sekolah" ucap Nia sembari menyengir.
"yee... mana pernah gue bolos sekolah... bisa digorok sama nyokap bokap gue kalau sampek gue bolos... "
"Ki entar pulang sekolah jalan yok... " ajak Intan yang dibalas anggukan oleh Nia.
"haduh... maaf... maaf banget deh tan gue gak bisa... mungkin minggu minggu ini sampai selesai ujian gue gak akan bisa diajak jalan kemana mana... " ucap Kia tak enak.
"pasti gak diijinin nyokap bokap lo ya... " tebak Nia yang diangguki oleh Kia.
Sebenar bukan karena larangan kedua orang tuanya tapi karena Ken mungkin akan sering menjemputnya.
Sesuai intrupsi Ken Kia kini sedang mengirim pesan kepada Ken memberitahu jika hari ini ia pulang sore karena harus mengikuti bimbel dari sekolah.
"ahhh semoga aja dia gak jemput aku karena aku pulangnya sore" ucap Kia dalam hati.
Kia memperhatikan penjelasan materi dari pak Iwan dengan seksama kemudian segera menyelesaikan soal soal yang diberikan kepadanya. Sudah jam empat batin Kia, ia merogoh saku roknya untuk mengambil ponselnya lalu kemudian mengeceknya tak ada balasan dari Ken yang membuatnya bernafas lega karena itu tandanya Ken tak akan menjemputnya.
waktu terasa begitu cepat tak terasa jam bimbel telah selesai, para siswa bersorak dan berlari keluar ruangan. Sedangkan Kia, Nia dan Intan masih didalam kelas mengobrol sembari bergurau kecil.
"ehh pulang yokk... udah sore banget nih" ajak Nia yang disetujui kedua sahabatnya.
"lo gak di jemput sopir Ki... ? " tanya Intan yang tak melihat sopir Kia di depan gerbang.
"gue sengaja gak kasih kabar pak Imam lagi pengen naik angkot hehehe" ucap Kia sembari terkekeh.
"oh gitu ya sudah kita duluan ya... jemputan kita udah pada nunggu" ucap Nia sembari melambaikan tangan.
Kia berjalan pelan ke arah halte guna menunggu angkutan umum yang akan lewat selanjutnya. Ia berjalan pelan sembari menggosok gosok kedua tangannya yang dingin karena sedari pagi rintik hujan masih turun yang menyebabkan hawa dingin.
Tintintin
Sebuah klason mobil berbunyi disusul bunyi suara mesin mobil berhenti tepat disamping Kia. Ia menoleh kearah samping betapa terkejutnya ia melihat sebuah mobil sport mewah dengan kaca mobil sedikit terbuka menampilkan wajah sang calon suami.
"cepat masuk... keburu hujan deras" teriak Ken dari dalam mobil.
Kia mengumpat kesal dalam hatinya sembari berjalan masuk mobil Ken.
"Sial... kenapa harus dijemput dia sih" umpat Kia didalam hati kesal.
Seperti biasa tak ada obrolan sama sekali diantara mereka, mereka sama sama saling mendiamkan dan enggan untuk memulai bicara. Kia mengambil ponsel dari dalam saku roknya kemudian menancapkan earphone lalu menyelipkan kekedua telinganya dan memutar lagu favoritnya untuk mengusir rasa bosannya. Sesekali Kia membuang wajahnya kearah samping melihat jalanan dari kaca mobil sembari bersenandung kecil. Sementara Ken masih tetap diam dan fokus dengan kegiata menyetirnya membuat Kia semakin kesal.
"hufft... pria menyebalkan" teriaknya dalam hati kesal.
Please banget jangan lupa klik like dan klik hati ya buat karya author ini...
dan jangan lupa kasih komentar saran ataupun masukkan untuk author... biar author makin semangat untuk berkarya... Klik Like klik hati dan menulis komentar itu gratis loh so ayo buruan kasih buat menyemangati author....
terimakasih... sampai jumpa di next capt ya....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!