Saya pemula, jadi sebelumnya mon maaf, kalau banyak salah.
Di perusahaan PT. Grup Jaya, tepatnya di sebuah kantin. Seorang lelaki sedang menggenggam tangan seorang perempuan. Dan sebelah tangannya memegang bunga mawar merah yang sangat indah.
Aldi datang ke kantor milik sepupunya, penyebabnya karena pernah beberapa kali melihat salah satu karyawan sepupunya yang berhasil mencuri perhatiannya. Ada perempuan yang membuat pikirannya selalu terbayang akan sosok perempuan itu. Hingga dia penasaran dan ingin menaklukannya.
Aldi seorang lelaki playboy yang suka mengumbar janji ke setiap perempuan. Tapi, janjinya itu selalu tidak dia tepati. Yang berujung si perempuan yang menangis karena di tinggalkan begitu saja.
"Naura, maukah kamu menjadi seseorang yang spesial di hati aku, dan menjadi calon makmum aku? Dan aku janji, akan selalu membahagiakan kamu, jika kamu menerima aku jadi pacar kamu."
Mendengar kata kata yang di lontarkan Aldi, membuat Naura merasa mual.
Ya, siapa yang tidak pernah mendengar tentang sosok seorang Aldi. Berbagai gosip mengenai dirinya sudah tersebar, tapi, meskipun begitu tidak sedikit perempuan yang selalu saja berhasil termakan rayuan maut dari lelaki itu.
Naura berusaha melepaskan tangannya yang di genggam kuat oleh Aldi. Meskipun tidak juga berhasil, karena kekuatan Naura yang tidak sebanding dengan genggaman Aldi yang begitu kuat.
"Maaf Pak Aldi, sepertinya saya enggak bisa nerima Bapak."
Naura terus meronta, dengan sedikit meringis, karena pergelangannya sedikit sakit.
Aldi yang mulai merasa malu, karena banyak karyawan yang sedang melihat ke arahnya. Membuat lelaki itu emosi.
"Ayolah Naura, gak usah sok jual mahal kamu. Aku tau, kamu sebenarnya suka juga kan sama aku?" ucap lelaki itu dengan percaya diri.
Naura memutar bola matanya malas, "maaf Pak Aldi, saya bener-bener tidak bisa, dan saya sama sekali gak suka sama Bapak."
Aldi yang merasa malu, menjadi semakin mengeraskan rahangnya. Belum pernah sepanjang sejarahnya, dia di tolak seorang perempuan. Bisa-bisa repotasi nya hancur. Aldi menarik tangan Naura dan mencoba ingin mencium pipi Naura.
Plakkk, Seolah kekuatan datang, dengan tangan yang berhasil Naura lepas, dan entah dengan keberanian yang datang dari mana, Naura menampar Aldi dengan begitu keras.
Semua mata yang menyaksikan adegan yang dari tadi mereka tonton menjadi menganga di buatnya. Semua karyawan saling berbisik, membicarakan keberanian seorang Naura.
"Jangan coba coba bersikap kurang ajar ya Pak! saya tau Bapak sepupu CEO perusahaan ini. Dan saya juga tau Bapak memiliki beberapa saham disini. Tapi, bukan berarti Bapak bisa bertindak semau Bapak!"
Aldi dengan rahangnya yang semakin mengeras, melemparkan bunga yang masih dia pegang ke sembarang arah. Dia mengepalkan tangannya, hampir saja dia menampar perempuan yang telah menolaknya itu, tapi lelaki itu masih bisa berpikir jernih, takut kalau reputasinya malah akan semakin hancur, karena telah meladeni seorang perempuan. Terlebih alasannya gara gara di tolak.
Dengan amarah yang masih menggebu, Aldi pergi begitu saja, tanpa melirik karyawan yang masih saja menganga melihat kejadian itu.
Tidak ada gunanya dia terus berada di sini. Mau di taruh dimana mukanya. Seorang Aldi di tolak perempuan, biasanya juga perempuan yang mengejarnya, dan mengemis dihadapannya.
"Lihat saja, suatu saat aku akan membalas semua ini, jika dengan cara baik baik aku tidak bisa menaklukanmu, maka lihat dengan cara apa aku akan membuat mu berlutut di kaki ku," batin Aldi berjanji.
Awalnya, Aldi hanya ingin main-main sama Naura, tapi setelah kejadian itu, dirinya menjadi tertarik dan merasa tertantang untuk mendapatkan apa yang di inginkannya.
Naura yang masih syok karena sudah seberani itu, dia duduk di kursi yang tadi dia tempati sebelum Aldi datang, beberapa teman kerjanya datang menghampiri.
"Gila kamu Ra, kamu tau kan siapa Pak Aldi?" tanya Andin berusaha mengingatkan sahabatnya karena telah salah berurusan dengan lelaki itu.
"Kenapa enggak di terima aja sih Ra, Pak Aldi kan ganteng, tajir pula," kali ini Nia yang bersuara.
Naura menggeleng, sambil merebut air yang berada di tangan Nia. "Aku gak peduli semua itu, aku gak suka sama playboy cap cicak macam dia."
Naura menghela napasnya, "lagian, mana ada orang yang menyatakan cinta, hanya karena pandangan pertama, keliatan banget kan, kalau dia cuma mau mainin aku," ujarnya kemudian.
***
Di sebuah ruangan yang besar, seorang lelaki tertawa terbahak sambil memegang perutnya.
Bersambung...
"Ayolah, stop! berhenti menertawakanku. Sepupu macam apa yang tega menertawakan apesnya sodaranya sendiri," ujar Aldi dengan wajah yang nampak begitu kesal.
"Dan satu hal lagi, jangan sampai semua sahabat kita mengetahui hal memalukan tadi," imbuhnya kemudian dengan tatapan mata yang menyorot tajam ke arah lelaki yang berstatus sebagai sepupunya.
Vino mengulum bibirnya dengan susah payah. Cowok dingin yang jarang ketawa itu kini terlihat seratus delapan puluh derajat berbeda.
Tidak seperti biasanya, Vino bersedia mendengarkan curhatan sodara sepupunya itu, biasanya Vino tanpa minat hanya acuh dengan wajah yang tertunduk pada tumpukan dokumen.
Tapi entah kenapa, kali ini Vino merasa tertarik mendengarkan curhatan Aldi, menurut Vino, sangat langka seorang Aldi yang sering dijuluki penakluk perempuan, tapi kali ini malah di tolak mentah mentah, bahkan sampai di gampar.
"Pffttt" sambil terus memegang perutnya yang sedikit sakit, karena terlalu lama ketawa, Vino kembali menandatangani dokumen yang masih menumpuk di atas meja kerjanya.
"Si4lan!"
Sontak Vino mengangkat kepalanya dan memandang ke arah sodaranya yang sedang mengumpat sambil memegang secarik kertas. "Kenapa lagi hum? masih aja elo marah marah gara gara di tolak perempuan! kaya enggak ada perempuan lain lagi." Vino memutar bola matanya jengah. Tidak biasanya sodara kampretnya itu berlarut larut dalam emosinya..
"Elo bayangin aja Vin, baru pertama kalinya gue di tolak sama perempuan, dan lebih parahnya, gue di tolak sama gadis yang berasal dari kampung."
"Ppffttt, woahaahhaaaaa, gila, ini benar benar berita besar, bakalan jadi trending topik, kalau media sampai tau. Seorang Aldiano Bima Saputra, ditolak mentah-mentah, oleh gadis kampung yang bekerja di perusahaan sodara sepupunya,"
dengan keras, Vino menekankan setiap katanya.
Bahkan, Vino sampai membayangkan semua sahabat nya itu bakalan habis membuly Aldi kalau tau apesnya Aldi saat ini.
Yaa, karena Vino dan Aldi selalu bersama, maka mereka juga punya sahabat yang sama.
"Upsss," Vino auto mengulum bibir saat tatapan membunuh di tujukan oleh Aldi kepadanya.
"Elo belum pernah sih Vin, ngerasain indahnya surga dunia. Apalagi dengan perempuan yang berbeda-beda. Asal elo tau, saat gue melihat tuh gadis, gue jadi merasa tertantang buat dapatin dia," ucapnya dengan bibir yang sudah melengkung.
Vino memutar bola mata jengah "b4ngsa* lo!"
Vino heran kenapa yang ada di pikiran sodara kampretnya selalu saja tentang perempuan dan ranjang.
"Gue bukan elo ya Al, kena penyakit kelamin, baru tau rasa lo. Daripada hidup gak jelas, mainin hati perempuan mulu, mendingan gue pokus ke perusahaan," ucapnya dengan yakin.
Selalu seperti itu jawaban dari seorang Vino Putra Sanjaya, sampai sampai Aldi bosen mendengarnya.
"Halah, dasar elo aja yang kolot, percuma lo, punya perusahaan besar, tapi belum pernah merasakan gima-,"
Pletak, sebuah pulpen berhasil mendarat di jidat Aldi. "Siala* lo Vin! sakit jidat gue, jirr!"
Sambil mengusap jidatnya yang sedikit panas, sebelah tangan Aldi merema* kertas yang berisikan biodata Naura yang tadi Aldi dapat dari sekertaris Vino.
Aldi berdiri, teringat janjinya dengan perempuan nya yang entah nomor berapa. Tadi dia hanya berniat mampir sebentar ke perusahaan sodaranya.
Dengan bergegas Aldi membuka pintu, dan berbalik melemparkan gulungan kertas ke muka Vino, "oke bro! gue kencan dulu." Sambil berlari, Aldi ketawa karena dirinya yakin, sodara nya itu pasti langsung mengumpatinya.
Vino yang merasa kaget dengan kelakuan sepupunya itu hanya menggelengkan kepalanya, "dasar gue apes banget, punya sodara sepupu yang kagak ada akhlak macam predator. Kelaut aja lo sonoh!" sambil berteriak, Vino dengan iseng membuka kertas yang tergulung itu.
Naura putri aghniya, 24 tahun, tinggi 165 cm, berat badan 55 KG. Anak pertama dari 3 bersaudara, ayahnya sudah meninggal, ibu nya seorang guru di sekolah dasar, dan benar yg di katakan Aldi, gadis ini berasal dari kampung, yang Vino tau, kampung ini sangat jauh dari perkotaan.
Tanpa sadar, bibir Vino terangkat saat melihat photo full pace yang sedang tersenyum seperti sedang menatapnya. Meskipun phto itu sedikit kusut tapi Vino bisa melihatnya.
Cantik juga.
-
-
-
-
-
SEBELUMNYA, MOHON MAAF KALAU CERITANYA TIDAK NYAMBUNG, DAN MOHON DUKUNGANNYA DAN SARANNYA.. KALAU ADA YANG MINAT DENGAN CERITA INI, MAKA AKAN DI LANJUT..
Pagi hari, di PT. GRUP JAYA, nampak seorang cowok yang memiliki postur ideal, yang selalu terlihat keren. Berjalan dengan langkah besar, hendak memasuki lift.
Namun, tiba-tiba suara bariton menghentikan langkahnya. Dengan wajah malas, Vino yang sudah mengetahui siapa pemilik suara itu, menengok ke arah orang yang memanggilnya.
"Eh Vin, gue lagi males nih di kantor gue. Boleh yah gue sembunyi di ruangan lo. Bokap maksa banget buat gue ikutan meeting."
Vino merotasikan matanya malas "Siapa?" tanya datar lelaki itu.
Aldi berdecak "kan gue udah ngomong tad-,"
"Yang nanya!" Vino berjalan, tanpa menoleh pada sepupunya.
Aldi melongo dengan kelakuan sepupu juteknya itu. Sebenarnya Aldi sudah terbiasa dengan kelakuan Vino yang selalu bersikap jutek, dengan muka dingin ditambah datar, tapi tetap selalu terlihat keren, dengan menyesal, Aldi mengakui itu.
Hanya saja, di saat mood nya yang tidak baik, Vino malah menambah emosinya saja.
"Kali-kali, elo jadi sepupu pengertian dikit dong, di hibur ke, di ajak apa ke, yang bikin semangat. Ini malah di jutekin. Cepet tua lo, Vin!"
Vino menulikan telinganya dari ocehan yang sama sekali tidak berfaedah itu. Vino melangkah menuju arah lift, diikuti oleh Aldi, yang melangkah dibelakangnya. Vino memencet angka letak ruangannya berada.
Ting, lift terbuka, yang langsung berhadapan dengan ruangan CEO. Disampingnya ada Riko yang sedang duduk di meja kerja sekertaris, Riko yang juga menjabat sebagai sabahabat mereka, hanya menggelengkan kepala, menyaksikan perdebatan mereka.
"Ngapain lo! masih ngikutin gue? pergi lo sonoh!" Vino menatap tajam ke arah Aldi "elo pagi-pagi udah kesini, bisa bisa perusahaan gue kena sial gara gara dosa-dosa lo!"
"Astagfirulloh" Aldi memegang dadanya, merasa kaget dengan perkataan Vino yang sama sekali tanpa filter. "Mulut lo Vin, kejam banget, sakit nya tuh disini." Sambil diam mematung Aldi memasang wajah puppy eyes.
Vino yang sempat melirik, lalu bergidig ngeri "amit amit, naj*s gue liat lo! Sonoh lo jauh jauh, gue bebasin lo masuk ke ruangan manapun di tempat ini."
Aldi yang mendapat kebebasan untuk pergi ketempat manapun, langsung bersiap meraih gagang pintu ruangan dimana Vino kerja. Tujuan Aldi ingin merebahkan tubuhnya.
Namun, tiba-tiba tangan kekar Vino menarik kerah baju bagian belakangnya dengan keras, "bukan ruangan gue tapi!" Vino menegaskan kalimatnya. Tatapan tajamnya menyiratkan ketidak sukaan.
Aldi yang kaget dengan suara keras Vino, dan posisi tubuh yang tidak siap. Hampir saja Aldi terjungkal kebelakang.
"Astagfirulloh, adek kaget loh bang, kasar banget ih, jangan kasar kasar ih jadi cowok, dedek kan jadi atut." Aldi berujar dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin.
Sumpah demi jam yang berputar ke arah kanan, Vino pusing dengan kelakuan sepupu laknatnya itu. Ingin marah, buang buang tenaga, ingin nyumpahin, takut dosa.
Akhirnya Vino dengan langkah cepat, memasuki ruangannya, dan segera mengunci pintu.
Aldi terus menggedor pintu kerja Vino, namun pemilik ruangan itu seolah menulikan telinganya.
seperti itulah kelakuan dua orang yang katanya sodara, tapi beda karakter, Vino yang selalu serius dan pekerja keras, sedangkan Aldi pecicilan, yang tak pernah waras, padahal umur Aldi sudah mnginjak usia 26 tahun, sedangkan Vino lebih tua satu tahun dari Aldi.
"Ternyata salah, gue kabur kesini, malah apes gue di dzolimi sodara kampret." Sambil berjalan, Aldi terus merutuki dirinya sendiri.
Denga langkah pelan, Aldi menyusuri tiap lorong perusahaan, dan sesekali mata Aldi berkeliling melihat isi tiap ruangan yang ada. "Siapa tau aja kan, ada cewek bening, yang bisa di jadikan koleksi daftar kencan." Batin aldi
Bruk.. suara orang bertabrakan, juga dokumen yang terjatuh yang menimbulkan sedikit bunyi. Beberapa orang yang menjerit akibat menyaksikan adegan seorang perempuan telungkup di atas dada lelaki.
"Wiih kaya nonton sinetron gue."
"Bentar bentar wajib di abadikan nih."
"Duh, posisi mereka sweet banget, sengaja kali ya?" Kira kira seperti itu komentar beberapa karyawan yang menyaksikan kejadian itu.
-
-
-
-
-
**jadi, kira kira, siapa ya mereka yang barusan tabrakan, dengan posisi uwuwww???
Terus dukung cerita ini ya, yang kurang suka sama alur ceritanya, boleh komen, kasih masukan, jempol nya juga boleh, biar sii aku yang baru ini, jadi makin semangat..
heheheheee**
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!