Sore itu, hujan sangat lebat mengguyur kota Pontianak.Arini berteduh di salah satu halte bus di dekat kantornya bekerja.Karena lebatnya, sehingga jalanan seperti tertutup kabut .
Arini bersandar pada tiang halte.Meskipun berteduh, tetap saja badannya basah kuyup karena terpaan air hujan yang disertai angin kencang.
Tak disangka sore ini sangat sepi, bahkan tak terlihat seorang pun ada di sekitarnya. Arini tampak sendiri . Padahal waktu masih menunjukkan pukul 17.00 WIB .
Arini hanya diam menunggu hujan reda.Dia pasrah! saat ini dia hanya bisa menunggu dan menunggu.
" Kapan hujan ini akan berhenti ya Tuhan?" ucapnya dalam hati.
" Hai .."tiba tiba Arini dikejutkan oleh kehadiran seorang wanita cantik .Dia sama basahnya dengan Arini.
"Hai..namaku Amanda" sapa wanita cantik yang ternyata bernama Amanda itu . Dia mengulurkan tangannya pada Arini.
Arini masih bengong,dia takjub dengan kecantikan wanita didepannya itu.
" Hai ..kok malah bengong?"sapa Amanda sekali lagi.
" Eh ..iya! aku Arini" Arini menerima uluran tangan dari sahabat barunya ini.
" Gak nyangka hujan begitu lebatnya.Gak biasanya loh!" desah Amanda.
" Iya..aku juga baru kali ini melihat hujan sampai lebat seperti ini!" jawab Arini sedikit berteriak karena hujan yang tak kunjung reda.
Kini mereka diam lagi. Percuma ngobrol karena suara hujan lebih keras daripada teriakan mereka berdua.
Setelah beberapa saat hujan sedikit reda. Meskipun gerimis masih melanda, setidaknya jalanan sudah terlihat oleh Arini .Namun suasana masih sepi, belum terlihat orang berlalu lalang.Yang ada hanya dia sendiri dan...
Amanda??
" Kemana perginya? bukannya tadi masih disini?tiba tiba saja pergi tanpa pamit.,!" batin Arini.
Tak lama kemudian bis yang ditunggu Arini pun datang. Saat hendak naik,Arini masih celingukan mencari sosok Amanda.
Karena dirasa tidak bisa menemukan Amanda,Arini langsung mencari tempat duduk dan menghempaskan bokongnya di kursi penumpang dengan kasarnya . Tujuannya kini hanya satu yaitu pulang ke kosan dan tidur .
Ketika sampai kosan,Arini sudah ditunggu ibu kos di depan kamarnya.
" Arini, saya gak mo tau! saya hanya bisa kasih kamu waktu tiga hari mulai besok untuk segera melunasi uang sewa kamar kamu yang sudah nunggak tiga bulan.Jika tidak,kamu harus segera angkat kaki dari sini!" Ibu kos sudah ngomel panjang kali lebar membuat Arini panas kupingnya.
" Baik bu.." hanya itu jawaban yang keluar dari mulut Arini .
Arini bisa apa? selama tiga bulan ini dia nunggak bayar kos karena baru saja kena PHK .Dan selama dua bulan dia hanya kerja sebagai pelayan kafe yang tidak seberapa upahnya.
Arini segera membersihkan dirinya yang baru saja kehujanan.Setelah terlihat segar,dia pun langsung merebahkan tubuhnya di ranjang sempit kos-nya.Tanpa sadar Arini pun terlelap.
Pagi pun tiba,Arini bergegas mandi dan segera ingin cepat cepat pergi ke kantor.Baru satu minggu ini Arini diterima bekerja di kantor biro jasa pengiriman barang sebagai teller.Setelah siap,Arini langsung bergegas keluar kamar.Namun siapa sangka jika ternyata di luar kamar sudah ada ibu kos yang berkacak pinggang.
"Ingat ya Rin,waktumu tinggal hari ini dan besok!" kata Bu kos.
"Loh bukannya tiga hari mulai hari ini ya Bu.." bantah Arini
"Gak bisa! besok lusa sudah ada penghuni baru"
" Gak bisa gitu donk Bu.." protes Arini.
"Terserah saya,ini kosan milik saya ! kalau kamu tidak terima, kamu juga bisa pergi sekarang juga. Anggap saja uang kos yang tiga bulan lalu saya sedekahkan!"
"Hah.."
Bu kos berlenggang pergi dari hadapan Arini. Masih dalam keadaan bingung, bagaimana dia bisa mendapatkan uang untuk bayar sewa kos.Kalaupun harus pindah,dia akan kemana?
Arini naik ojek di perempatan,biar cepat sampai ke kantornya. Pikirannya masih dipenuhi oleh uang,uang dan uang.Bagaimana caranya bisa mendapatkan uang dalam waktu dekat? Haruskah dia jual diri?
"Ahh..tidakk!!"
Di kantor,Arini jadi tidak fokus dengan pekerjaannya.Dia lebih banyak melamun.Hingga sampai jam pulang pun,Arini masih memikirkan bagaimana cara mendapatkan uang.
"Hai..ngelamun aja!"
" Amanda? kamu Amanda kan?"
" Iya..siapa lagi! Baguslah kalau kamu masih ingat aku"
Tak disangka,Arini bertemu Amanda dalam perjalanan pulang. Sosok misterius yang baru dikenalnya dengan tiba tiba menghilang tanpa pamit kemarin.
" Sorry kemarin gak sempet pamit,begitu reda aku langsung ngacir pulang"ucap Amanda.
" Iya gapapa..aku pikir kemana?"
Ternyata Amanda buru buru, maklumlah kemarin mereka berdua basah kuyup. Jadi begitu hujan reda, mereka buru buru menyelamatkan diri. Waktu itu Arini juga langsung naik bis,ketik bis yang biasa dia naiki sudah tiba.
"Apa kamu langsung pulang Rin?"
" Tidak! aku akan ke kampus dulu, hari ini aku ada kelas."
"Oh ya? memang jam berapa kuliahnya?"
"Masih nanti jam tujuh malam"
" Gimana kalau main ke apartemen ku dulu? aku kenalin sama sahabat - sahabatku!"ajak Amanda.
" Kamu tinggal rame rame?"
" Iya.."
Amanda adalah gadis 23 tahun,dia bekerja di restoran tak jauh dari apartemen nya. Dan juga kuliah di kampus yang sama dengan Arini. Namun Arini merasa tidak pernah bertemu Amanda di kampus.
Arini menerima ajakan Amanda untuk singgah di apartemen nya, lagipula jam kuliah masih lama. Arini bisa istirahat sebentar di apartemen Amanda . Itupun jika bisa!
Suasana di apartemen Amanda tampak sepi,
Bangunan ini ada 10 lantai dan setiap lantai ada empat kamar. Jadi total hunian disini ada empat puluh. Sebenarnya tidak ada nomor kamar khusus,hanya saja pemilik kamar memberikan nomor sendiri sendiri sebagai identitas kamar . Katanya untuk memudahkan kurir pengantar makanan online.
Seperti apartemen milik Amanda yang ada di lantai tujuh. Amanda memberi nomor di pintu
' 502' Entah apa artinya. Sebenarnya ini bukan apartemen pribadi,melainkan kontrak.
Amanda dan keempat sahabatnya mengontrak bersama agar cicilannya lebih murah. karena mereka sama seperti Arini,merantau di kota untuk kuliah sambil bekerja.
Sesampainya di Apartemen,ternyata suara didalam sangat ramai.
"Ada cowok? mereka tinggal bersama?"begitulah yang ada dipikiran Arini..
" Hay gays.. kenalin nih! temen baruku namanya Arini."Amanda memperkenalkan Arini kepada keempat sahabatnya.Karena sudah sore,sudah pasti semua ada di rumah .
" Kenalin Rin..ini Rahma,Baim,Andi dan Rama."
" Hai semua.." sapa Arini melambaikan tangan.
"Hai.."balas ketiga cowok ganteng di depannya.
Kecuali Rahma yang sepertinya gak suka dengan Arini.Mungkin karena merasa Arini lebih cantik darinya.
Baim merasa tertarik dengan Arini pada pandangan pertama.Dia mendekati Arini dan mengajaknya duduk,merasa sok akrab. Sedangkan yang lainnya hanya diam memperhatikan. Sedangkan Arini lebih merasa tertarik pada sosok laki-laki yang bernama Rama. Pria manis berkulit putih,namun tak nampak senyum di wajahnya.
Baim dan Andi bekerja sebagai cleaning servis di perusahaan tempat kerja Rama.Mereka mengandalkan ijasah SMA karena sekarang masih kuliah semester enam di universitas yang sama dengan Arini.Dan lagi lagi Arini juga tak pernah bertemu dengan mereka, sama halnya dengan Amanda.Mungkin karena memang selama ini Arini jarang terlihat bergaul.
Sedangkan Rama, dia bekerja sebagai Manager keuangan di perusahaan yang masih milik pamannya sendiri.Sekarang dia kuliah lagi mengambil jurusan bisnis di kampus yang sama dengan yang lainnya.
Rama ternyata juga seorang dosen bidang komunikasi sesuai dengan mata kuliah yang diambilnya dulu.Sekali lagi Arini juga belum pernah mendengar ada dosen yang bernama Rama di kampusnya.Mungkin dia harus bertanya pada dosen pembimbingnya, secara dia sudah akrab dengan dosennya tersebut.
" Oh ya guys ..Arini numpang sebentar untuk istirahat.Boleh kan?" Amanda memohon pada teman temannya agar mengijinkan Arini tinggal sebentar.
Satu yang gak suka dengan kedatangan Arini ,yaitu Rahma.Sejak kedatangan Arini,Rahma hanya meliriknya dan menatap dengan sinis. Rahma merasa Arini akan jadi saingannya dalam merebutkan hati Rama, karena sejak datang Rahma melihat Arini selalu memperhatikan Rama .
Arini langsung akrab dengan Baim dan Andi, karena merekalah yang mengakrabkan diri.Dan benarkan? Arini tak bisa istirahat seperti yang diinginkannya.Mereka bertiga saling bercerita tentang hidupnya.
Termasuk Arini yang menceritakan pengalamannya sampai sekarang akan diusir dari kosnya karena nunggak tiga bulan .
"Jadi, kamu ingin mencari kos baru Rin? " tanya Amanda yang ternyata ikut mendengar obrolan mereka bertiga.
"Entahlah! mungkin aku akan mencari kos yang dekat dengan kampus.Secara kuliahku kan pulangnya malam,sekalian hemat biaya." kata Arini.
" Kenapa kamu gak tinggal disini saja sama kita,kan dekat kantor kamu.Hemat biaya juga kan?" tiba tiba Baim mempunyai ide cemerlang.
" Wah..betul itu! mending tinggal disini aja deh Rin.Kalau soal pulang dari kampus,kan kita bisa bareng bareng.Bukankah kita satu kampus juga! Kalau jadwalnya gak sama kan bisa saling tunggu,ya kan Ram?" Amanda tampak mendukung ide brilian dari Baim sambil melirik Rama.
Rama yang ditanya hanya melirik dan mengangguk.Rahma yang melihatnya semakin benci pada tatapan mata Arini ke Rama.
Arini tampak berpikir sejenak,bukan ide yang buruk kan?Bukankah jika tambah satu penghuni lagi maka harga sewa apartemen menjadi tambah ringan.
Mungkin Baim,Andi dan Amanda setuju jika Arini bergabung dengan mereka.Namun tidak dengan Rahma.Gadis berambut lurus sebahu itu semakin menampakkan wajah tak sukanya pada Arini . Sementara Rama hanya diam mendengarnya.Ada sedikit senyuman di bibir Rama,Arini melihatnya.Dia pun tersenyum..
" Ternyata manis juga!" batin Arini .
Malam menjelang, Arini pun pamit.Dia harus segera ke kampus.
" Aku anter ya?" kata Baim.
" Gak usah,makasih! aku naik bis aja! Semuanya aku pamit ya?makasih sudah boleh mampir " kata Arini sekalian pamit.
" Jangan lama lama Rin, besok kamu bisa langsung pindah kesini." pesan Amanda.
" Baiklah!"Arini beranjak pergi meninggalkan apartemen Amanda dan teman temannya.Dia segera menuju kampusnya .
" Hari yang cerah" batin Arini.
Malam ini Arini sedikit lega,dia tak perlu lagi pusing pusing memikirkan mencari uang.Apalagi sampai harus jual diri .
Arini bertekad sepulang dari kampus nanti,dia akan langsung berkemas.Jadi besok pagi dia bisa segera pindah.
" Ahh .. senengnya"
Malam itu,waktu menunjukkan pukul 22.00 WIB.Arini menunggu bis di halte Depan kampusnya .Masih ramai ,jadi dia tak sendiri.
Tiba tiba sebuah motor sport berhenti didepan Arini.Dia memperhatikan pengemudi itu dengan seksama.Entah percaya atau tidak, sepertinya tidak ada yang tertarik dengan kehadiran orang di atas motor sport tersebut.
Seseorang bertubuh kekar dengan balutan jaket kulit berwarna hitam masih menggunakan helm teropongnya,menoleh ke arah Arini .
Arini yang masih penasaran terus memperhatikannya .Begitu orang tersebut membuka helm teropongnya..
" Rama?" teriak Arini .
Tentu saja membuat semua orang disana langsung menoleh ke arahnya .Namun Arini tidak memperdulikannya.
"Ayo aku antar pulang! Amanda dan yang lainnya memintaku membawamu sekalian.Kebetulan aku ada beberapa urusan disini." jelas Rama namun tidak dipedulikan Arini, yang terpenting baginya sekarang adalah segera pergi dari tempat itu.Arini sudah sangat bahagia, karena Rama menjemputnya.
" Sebaiknya kita cepat pergi dari sini .Aku sudah muak melihat tatapan mereka dari tadi!"kata Arini sedikit kesal.
" Baiklah tuan putri!" balas Rama.
Sungguh membuat Arini mabuk kepayang .Dia segera naik ke boncengan motor Rama dan bergegas pergi meninggalkan halte tersebut.
Selepas kepergian mereka..
" Dasar orang gila! ngomong sendirian.Kau lihat sorot matanya tadi?" kata seseorang di halte tersebut.
"Sepertinya baru! teriak-teriak seperti bertemu kenalannya saja!"
" Haha.."
- - -
Rama mengantarkan Arini sampai kosnya . Sesampainya di kos,Arini langsung masuk ke dalam kamarnya dan berkemas . Sedangkan Rama tetap setia menunggu di atas motornya.Mbak Ambar yang melihat Arini berkemas segera menghampirinya .
" Kamu mau kemana Rin?"tanya mbak Ambar.
"Aku mo pindah mbak.."
"Malam malam begini?"
"Iya mbak,aku bareng temenku"
" Mana?"
" Itu didepan"Arini menunjuk ke jalan .Mbak Ambar yang mengikuti arah telunjuk Arini celingukan karena tidak melihat siapapun di depan sana.
"Mungkin sedang menepi" pikir mbak Ambar.
" Aku pamit ya mbak, lain kali aku kesini pamitan Bu kos.Mungkin lusa sudah ada yang menempati kamarku."kata Arini pamitan pada Mbak Ambar yang merupakan tetangga samping kiri kamarnya itu..
" Kamu hati hati ya.. jaga diri baik-baik. Jangan sampai salah bergaul!" pesan mbak Ambar yang kurang dimengerti oleh Arini . Dan Arini tidak mempedulikan kata-katanya. .
" Duluan ya mbak?"
" Iya Rin"
Arini meninggalkan mbak Ambar yang masih berdiri di depan kosnya.Mbak Ambar mengamati Arini,tapi tidak melihat temannya yang ditunjuk tadi.Tiba tiba,bulu kuduknya berdiri.Mbak Ambar segera masuk kamar dan menguncinya dengan rapat.
Kini Arini sudah dibonceng Rama menuju apartemennya.Rama pun memarkir motornya.Mereka segera naik ke lantai tujuh kamar 502.
Arini seperti melihat satu keluarga sedang menatapnya.Seorang laki-laki,satu orang perempuan dan anak kecil laki laki..Wajah mereka sangat pucat,dan terlihat sedang menatap ke arah Arini.
Arini hanya diam seperti yang dilakukan Rama.Rama terlihat santai seperti tak melihat keberadaan mereka.
" Apa hanya aku yang melihatnya?"batin Arini.
Arini mempercepat langkahnya mengikuti Rama menuju kamar 502.Setelah sampai di depan pintu kamar,Arini mencoba melihat keberadaan ketiga sosok tadi.Namun sepi, mereka sudah menghilang.Arini memegang tengkuk lehernya.
"Masuklah!mereka pasti senang melihatmu datang." kata Rama
" Terimakasih!"jawab Arini.
Arini masuk kedalam apartemen diikuti Rama.Kedatangannya sudah disambut Amanda,Baim dan Andi.
" Kemana Rahma?"
" Kemana Rahma? " tanya Arini.
" Dia sudah istirahat duluan.Ayo Rin, ke kamar !kita tidur bertiga dengan Rahma." kata Amanda.
" Ya sudah,kamu istirahat dulu! besok kita lanjutkan ngobrolnya key?"kata Baim yang paling merasa senang karena kedatangan Arini.
" Iya.." jawab Arini singkat.
" Rama,terimakasih ya tadi sudah menjemputku." kata Arini pada Rama sebelum masuk ke kamarnya.
" Hhmm.." Rama tersenyum dan mengangguk.
Arini membalas dengan senyuman pula.Sungguh hari yang bahagia bagi Arini bisa melihat senyuman Rama Lagi.Baim menatap Rama lekat.Ada ketidaksukaan terpancar dari sorot matanya.Rama yang melihatnya langsung pergi ke kamarnya.
Keesokan paginya,semua sudah terlihat rapi.Sepertinya sudah siap memulai aktifitasnya .Terkecuali Arini yang masih berpakaian santai,belum siap berangkat ke kantor meskipun sudah mandi.
Karena letak kantor yang dekat dengan apartemen,Arini tak perlu lagi buru buru berangkat.Dia bisa berangkat mendekati jam kantor.
" Kamu gak ngantor Rin?" tanya Amanda.
" Nanti aja! Kan tinggal jalan" jawab Arini.
" Sore nanti kamu ke kampus jam berapa?" tanya Baim.
" Sama seperti biasa jam 7"
" Bareng yuk?" ajak Baim.
" Ntar ngrepotin kamu!" kata Arini.
" Aku ada kelas juga di kampus tapi jam 8.Gapapa deh kalau kita bareng!" kata Baim lagi.Kapan lagi bisa bareng Arini.
Dari serunya obrolan mereka,hanya Rahma yang diam tak peduli.Dia semakin benci melihat Arini sok akrab dengan teman temannya.Sementara Rama ,dia masih dengan sikap cueknya.
" Gimana Rin? "tanya Baim masih antusias ingin bareng dengan Arini.
" Iya boleh!" jawab Arini.
Sungguh bahagia Baim dibuatnya.Akhirnya dia bisa jalan bareng Arini meskipun cuma jalan menuju kampus.
- - -
Sementara di rumah keluarga Arini..
Mama Arini mengalami strok ringan,setelah terjatuh dari kamar mandi.Kini nyonya Erika harus duduk di kursi roda dan tidak bisa bicara.Setiap hari hanya pengasuh yang melayani nyonya Erika dengan telaten.
Sementara papa Arini,tuan Surya sudah jarang terlihat di rumah.Tuan Surya menghabiskan waktunya hanya di kantor dan menemui rekan bisnisnya.Sesekali beliau pulang ke rumah,itupun cuma sebentar. Mandi dan ganti baju kemudian berangkat lagi.Begitu seterusnya.
Sebenarnya Arini berasal dari keluarga terpandang.Papanya yang pebisnis,membuat keluarganya semakin bergelimangan harta.Apa saja bisa didapatnya dengan mudah.Tak terkecuali Arini,dia hidup serba berkecukupan.
Arini sebenarnya mempunyai saudara laki laki yang kini sedang menempuh pendidikan di london inggris.Karena tidak pernah pulang,jadi Aryo kakak Arini tidak tau menahu tentang kondisi keluarga di Indonesia.Arini juga tidak pernah komunikasi dengan kakaknya itu.
Karena kejadian perjodohan dari ayahnya itulah,kini Arini harus meninggalkan semua kemewahan yang sudah diberikan tuan Surya ,papanya.
Sudah menjadi tradisi di dunia bisnis,bahwa para pebisnis ulung tidak sembarangan memilih calon menantu.Mereka saling menjodohkan anak cucu mereka untuk tetap bisa mempertahankan bisnisnya.Maksudnya adalah mereka tidak ingin harta yang sudah didapatnya dengan susah payah,hanya berakhir pada orang orang yang bukan levelnya.
Namun tidak dengan Arini,dia tetap menolak yang namanya dijodohkan.Arini lebih memilih diusir dari rumah dan dicoret namanya dari ahli waris keluarga daripada harus menerima perjodohan karena bisnis.Kini Arini meninggalkan semua kemewahan itu dan hidup sederhana dengan mandiri.
- - -
Waktu menunjukkan pukul 22.00 WIB.Sesuai dengan janjinya pada Baim yang akan mengajaknya pulang bareng,Arini pun menunggunya di gerbang kampus.Tak lama berselang,mobil Baim sudah ada di samping Arini.
" Ayo masuk! kita pulang!" kata Baim sambil membukakan pintu untuk Arini.
" Iya.." Arini segera masuk mobil Baim.Dia sudah jengah dengan pandangan sinis orang orang yang ada di sekitarnya.
Arini merasa heran,kenapa akhir akhir ini pandangan orang orang terhadapnya menjadi aneh.
" Kamu kenapa cemberut gitu?" kata Baim yang merasa lucu melihat Arini memajukan bibirnya.
" Kamu merasa aneh gak sih! kenapa mereka pada melihatku seperti itu!" kata Arini kesal .
" Mungkin mereka cemburu sama kamu ,karena sampai saat ini kamu masih kelihatan cantik!" rayu Baim.
" Gombal..pinter merayu kamu ternyata?"
" Gak juga sih! cuma sama kamu saja!"jawab Baim membuat Arini tersipu malu.
Kini Baim dan Arini sudah sampai di apartemen.Tadi Baim sempat ngajak Arini makan,namun ditolaknya karena merasa sudah malam.Akhirnya mereka membeli makanan cepat saji dan dibawa pulang.
Seperti malam sebelumnya,di ujung lorong Arini melihat mereka bertiga lagi seperti kemarin.Arini melihat Baim.Namun Baim cuek saja.
" Apa mungkin Baim tidak melihatnya?" batin Arini.
Arini mempercepat langkahnya hingga berjejer dengan Baim.Dan lagi lagi setelah sampai depan kamar,Arini tak melihat ketiga sosok tadi .
" Kamu kenapa?" tanya Baim melihat Arini begitu tegang hingga keluar keringat dingin di keningnya.
" Gapapa!" jawab Arini singkat.
Mereka berdua memasuki apartemen.Sangat sepi,sepertinya tidak ada orang di rumah.Atau mungkin sudah istirahat semua?
" Kamu gak makan dulu Rin?" tanya Baim.
" Aku mandi dulu deh,lengket semua! jika kamu ingin makan duluan silahkan gapapa.." kata Arini.
" Aku juga mandi dulu deh!nanti kita makan bareng bareng aja!" kata Baim yang juga merasa lengket tubuhnya dan ingin segera berendam air hangat.
Arini dan Baim pun menuju kamarnya masing masing..
Di dalam kamar ternyata juga sepi.Amanda dan Rahma tak kelihatan batang hidungnya .Arini langsung ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Arini masih kepikiran tentang tiga sosok yang berdiri di ujung lorong.Wajahnya tampak pucat,tapi mengapa hanya Arini yang melihatnya.Sedangkan Rama dan Baim...
Arini menyelesaikan ritual mandinya.Perutnya sudah meronta minta diisi..
Setelah ganti baju,Arini bergegas keluar kamar menuju meja makan.Ternyata semua sudah berkumpul disana.
" Hai..kalian sudah sampai?" tanya Arini basa basi.
" Kami baru sampai,lihat makanan di meja langsung pingin makan aja" Kata Andi yang tak sungkan,langsung mengambil bungkusan nasi padang di depannya tanpa meminta ijin yang membelinya.
Kini mereka menghabiskan makanan bersama sama.Arini sengaja membeli makanan untuk semua penghuni apartemen 502.
Keesokan paginya,karena ini hari minggu,Arini tidak buru buru untuk bangun.Arini membuka matanya dan merentangkan kedua tangannya hingga menguap.Kenapa sepi sekali?Amanda dan Rahma sudah tidak ada di ranjangnya.Arini bergegas membersihkan diri di kamar mandi.
Tak lama di kamar mandi,Arini menyudahi ritual mandinya.Dia keluar dan berganti pakaian.Arini segera menuju meja makan karena perutnya sudah keroncongan.Suasana di luar kamar sangat dingin.
' Masih sepi,kemana mereka?' gumam Arini.
Arini mencoba mengetuk pintu kamar para cowok,tapi tak ada sahutan.Karena perutnya sudah lapar,Arini segera menyantap habis makanan di meja makan.Entah siapa yang menghidangkannya,karena tidak ada orang di rumah Arini tak perlu lagi minta ijin.Dia langsung menyantapnya sampai habis karena memang hanya satu porsi saja.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!