NovelToon NovelToon

Beasiswa Penuntun Jalan Hidupku

Perkenalan (Awal Kisah)

*Sebelum membaca jangan lupa untuk klik like, vote, dan rate ya*

Happy reading.

.

.

Hallo semua, perkenalan ya.

Namaku Candika Kusuma, aku sekarang SMP kelas 3. Itu artinya sebentar lagi aku akan masuk ke SMK. Namaku kesannya klasik ya. Itu karena mama ku sangat menyukai dengan candi yang ada di sekitar wilayah kami.

Ada banyak candi megah yang berdiri. Salah satunya Candi Prambanan, Sewu, Boko, Plaosan, Sojiwan, dll. Kecintaan mama terhadap candi membuat aku dinamakan "candi".

Aku lahir di Desa Tambakan. Desaku merupakan sebuah desa yang berada di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Desa yang sejuk dan permai.

Aku memiliki seorang kakak yang ganteng, gagah, tinggi, dan cerdas. Aku bermimpi setinggi mungkin karena kakakku. Kak Krishna kuliah di sebuah universitas negri terbaik di Indonesia. Sebut saja namanya Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Nama UGM terasa familiar di telinga kita. Bagaimana tidak, itu merupakan kampus favorit hampir semua orang. Kak Krishna adalah mahasiswa baru jurusan Hubungan Internasional.

Kakak memang bercita- cita menjadi seorang diplomat yang handal. Mempunyai gaji besar untuk dapat membahagiakan mama dan aku. Kakak juga memiliki mimpi untuk memboyong kami ke luar negri (Suatu saat nanti).

Mama ku adalah seorang pedagang keliling. Kehidupan kami serba pas pasan. Tapi mama memiliki impian yang tinggi. Anak - anaknya harus sukses dan mengenyam bangku perkuliahan.

...

(Suatu Pagi - Tahun 2007).

Aku lulus SMP dan ingin sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dalam bayanganku setelah sekolah. Aku bisa bekerja di luar negeri menjadi TKW. Meskipun, Kak Krishna melarangnya. Tapi namanya cita - cita anak kecil yang sering melihat tetangganya sekolah SMK dan lulus, kerja, serta bawa banyak uang.

"Mama, Kakak ... Aku mau daftar sekolah di SMK." kataku

"Jurusan apa, dik?" tanya kakak

"Akuntansi, kak." kataku

Tapi kakakku masih belum menerima jika aku masuk DI SMK. Dia berharap aku masuk SMA seperti dia. Masuk di kelas IPA dengan segudang prestasi dan selalu mendapatkan nilai terbaik.

Kakak juga sedang mendaftar kuliah di UGM dengan jalur prestasi. Hanya jalur itu yang dapat kakak gunakan.

"Kenapa enggak di SMA saja sih? kan ntar bisa kuliah." tanya kakak

"Aku nggak suka ketemu sama Fisika dan Kimia." kataku

Aku memang menghindari 2 mata pelajaran itu. Aku takut jika disuruh praktek menggunakan hal yang berbau kimia. Akan sangat berbahaya pikirku.

"Yaudah mau sekolah di SMA atau SMK kan sama saja. Kalau nanti mau kuliah kan bisa juga." kata mama melerai kami berdua

"Yaudah kakak ngalah, kan itu untuk adik. Jadi adik bisa memilih sendiri." kata kakak.

Pagi itu setelah sarapan. Aku dijemput oleh sahabatku. Namanya Dira, dia teman SMP ku yang sama - sama ingin daftar di SMK negri dekat rumah.

"Candi ayo berangkat." panggil Dira

"Tu dah di jemput Dira, hati - hati di jalan ya." kata mama

Dira langsung masuk ke dalam rumahku. Baginya, rumahku sudah seperti rumah dia. Jadi biasa saja, aku juga senang memiliki teman seperti dia.

Aku segera mencium punggung tangan mama dan kakakku. Tapi sebelum itu, aku tak lupa untuk kepo pada kakak.

"Kakak hari mau ngapain?" tanyaku

"Kakak mau ke Yogya, dik. Mau kumpul sama maba (mahasiswa baru)." katanya

"Kuliah yang bener, ya kak. Jangan cari pacar." godaku

"Heh anak kecil udah ngomong pacar - pacar saja. Awas lu ya kalau berani pacaran. Kakak sentil juga lho." katanya sambil mencubit pipi tembemku.

Mama pun kemudian memintaku untuk segera berangkat. Aku dan Dira berangkat naik sepeda kayuh. Kami hanya memiliki sebuah motor astrea 800. Motor itu dibeli dengan susah payah oleh mamaku.

Aku dan Dira berangkat beriringan dan tak lama sampai di SMK yang kami maksud. Kami kemudian mendaftar dan memasukan berkas. Aku pun banyak bertemu dengan kawan - kawan SMP lainnya. Juga beberapa teman yang ku kenal lewat pasraman (sekolah non formal di agamaku).

"Can, ini ada data uang gedung. Kamu pilih yang mana?" tanya Dira.

"Tadi kata mama dan kakak. Aku disuruh milih tengah - tengah." jawabku

Dira pun hanya menganggukan kepala. Sepertinya dia juga memilih sumbangan gedung yang sama denganku. Kami kemudian diberikan tanggal untuk seleksi masuk SMK.

...

(Pengumuman sekolah)

Aku diantar oleh kakak dan mama .Mereka sangat mengharapkan aku bisa diterima. Mama dan kakak menunggu di luar. Aku masuk ke kelas dan menerima selebaran.

Aku buka perlahan selebaran itu dan ternyata di luar dugaanku. Dira pun mengagetkanku,

"Candi, aku keterima nih di jurusan Akuntansi kelas A." kata Dira

Aku hanya tersenyum dan bilang selamat ke dia.

"Selamat ya Dir" kataku

Aku dan Dira kemudian menemui mama dan kakak. Mereka sudah tersenyum dan melambaikan tangan.

"Gimana, Dek?" tanya kak Krishna

Aku hanya menyerahkan amplop itu ke kakak. Dia membuka dan kemudian membaca isinya. Ada raut wajah kecewa.

"Bagaimana, Krish?" tanya mama

Kakak kemudian menunjukan kertas itu ke mama. Raut wajah mama juga lesu.

"Enggak lulus ya." kata mama

Dira pun kaget, dia tidak menyangka ini semua terjadi. Padahal aku masuk 3 besar dengan nilai baik di SMP ku.

"Ini pasti ada yang salah." kata Dira

Kakak pun kemudian ke ruang panitia seleksi masuk.

"Gimana kak?" tanyaku

"Benar, kamu enggak diterima." kata kakak

"Terus mau sekolah dimana?" tanya mama

Aku terus memandang wajah kecewa terhadapku. Meskipun nilai NEM ku bagus dan rapot juga bagus (selalu masuk 3 besar). Tetap saja aku kalah dalam seleksi masuk SMK.

Aku pun memutuskan untuk sekolah di swasta dekat rumah. Sekolah itu kata orang sangat tidak direkomendasikan. Sekolah itu terkenal dengan anak buangan dan anak - anak wanita yang nakal. Beberapa siswinya ada yang hamil duluan. Itulah yang membuat sekolah itu citranya buruk.

"Aku mau sekolah di SMK Wasis saja." kataku

"Tapi, Can." protes Dira

Kakak dan mamapun tersenyum. Mereka membelai rambutku. Aku senang bahwa mereka tidak marah padaku.

"Nak berlian tetaplah berlian. Dimanapun kau berada asalkan kau menunjukan norma yang baik, kau pasti bisa." kata mama

"Dek, berjanjilah pada kakak untuk terus berprestasi dan jangan patah semangat." kata kakak

Aku pun kemudian memeluk mereka berdua. Tak terasa air mataku menetes karena telah mengecewakan mereka. Aku pun kemudian memandang Dira dan sekeliling sekolah ini dengan tatapan tajam.

"Lihat saja, aku akan tunjukan kalau aku berprestasi dan bukan anak biasa. Aku pasti akan lebih unggul dari siswa - siswi di Sekolah ini." kataku dalam hati

Sakit hati iya, tapi itulah kenyataannya. Aku dan beberapa teman SMP lain hang tidak keterima di Sekolah negri. Akhirnya berjalan menuju sekolah Wasis.

Aku melangkahkan masuk ke dalam. Meskipun sekolahnya tidak sebesar sebelumnya. Tapi terasa hangat. Aku masuk ke ruang pendaftaran dan kami langsung diterima.

"Ibu maaf ingin tanya, lulusan sini apakah ada yang kuliah?" tanyaku

"Ada, mereka melanjutkan sekolah di perbankan. Ada yang menjadi pegawai bank dan sukses karirnya." kata ibu guru yang ku tahu namanya Bu Puji (dari name tag nya).

"Kalau kampus negri, seperti UGM misalkan?" tanyaku lagi

"Belum ada, nanti kamu ya." kata bu Puji

Aku hanya mengangguk dan berjanji akan membantu menaikan citra sekolah ini selama aku menjadi siswanya. Mungkin ini cara Tuhan memasukan aku sekolah di swasta. Agar aku lebih giat dan belajar dengan sungguh - sungguh.

Aku masuk di jurusan Akuntansi. Siswa yang mendaftar sekitar 20 orang. Karena memang sepi peminatnya. Tapi aku selalu menganggapnya dengan positif.

"Seperti privat, aku pasti bisa berprestasi." gumamku dalam hati

Aku kemudian melihat ruangan kelas dan berkenalan dengan beberapa anak lainnya. Jurusan yang ada di Sekolah ini adalah Akuntansi, Administrasi Perkantoran, dan Penjualan (marketing).

Kami juga diberikan bahwa bahwa seminggu lagi akan masuk dalam MOS (Masa Orientasi Siswa). Aku diberikan selebaran oleh Osis. Selebaran itu berisi tentang tata aturan selama mengikuti MOS selama 3 hari.

**

Perkenalan kita cukup ya, terimakasih atas waktunya. Jangan lupa untuk klik vote, like, dan rate ya.

With Love

Citralekha.

Masa Orientasi Siswa

*Sebelum membaca jangan lupa untuk klik like, vote, rate, comment, dan coin (juga boleh)*

Happy reading

.

.

MOS berlangsung selama 3 hari. Dalam pelaksanaan hari pertama kami dikenalkan oleh lingkungan sekolah. Materi pengenalan tentang sekolah, prestasi, dan para pendidik pun dilakukan.

Hari pertama kami para sisba (siswa baru) diminta untuk menggunakan caping (topi yang biasanya dipakai petani dan terbuat dari anyaman bambu). Rambut dikepang dua menggunakan tali rafia. Tas menggunakan karung beras. Name tag dengan nama masing - masing anak menggunakan kardus.

Aku memiliki teman baru di sini. Namanya Rini (kebetulan dia tetangga desaku). Kami juga teman SMP tapi beda kelas.

Ada seorang senior yang khusus didatangkan untuk memberikan materi MOS. Sebut saja namanya Mbak Ririh. Dia salah satu alumni sekolahku yang dibanggakan. Dia lulusan terbaik, kuliah di perbankan, dan menjadi seorang manajer bank.

Mbak Ririh sangat tegas. Meskipun badannya kecil. Tapi dia lumayan galak. Jika ada yang tidak disiplin. Maka tidak segan - segan untuk dihukum. Siang hari setelah istirahat makan. Kami dikumpulkan di tengah lapangan. Kami dijemur dan diminta untuk lencang depan selama 1 jam.

"Pegel banget tanganku." gumam temanku (Namanya Dewi).

Tapi dia segera didatangi oleh mbak Ririh. Dia langsung dihukum untuk maju ke depan.

"Tegas juga tu mbak." gumamku dalam hati.

Setelah itu, kami diminta masuk ke dalam kelas. Beberapa pengurus Osis masuk dan memberikan kami sebuah tugas untuk membawa sesuatu di hari berikutnya.

"Adik - adik, kami memiliki tugas yang harus di bawa besok pagi." kata Mbak Wulan (Ketua Osis).

Lalu ada anggota Osis yang menuliskan dua buah kata. Kalian harus membawanya besok pagi dan tidak boleh salah.

Red Foot 3 buah

Seorang lagi maju dan menuliskan beberapa tugas, diantaranya:

Beras sebanyak 285 buah.

Kacang hijau sebanyak 335 buah

Kedelai hitam sebanyak 415 buah.

Buku kiki dan sebuah pulpen boxi (pulpen gel berwarna warni).

Tugas berupa biji - bijian tentu kami sangat familiar. Tapi ketika nama 'Red food' banyak dari teman- teman ku yang kebingungan.

"Red foot itu apa ya kak?" tanya Surya

Dia salah satu dari 5 anak lelaki yang sekolah bersamaku. Tentu saja pertanyaan Surya menjadi bulan - bulanan kating (kakak tingkat).

Bahkan ada kating yang genit dengan siswa laki - laki yang dirasa cukup ganteng menurut mereka. Tapi menurutku semuanya biasa - biasa saja. Ada kating yang menggunakan rok pendek (bahkan di atas lutut) dan berpakaian sangat ketat.

"Kalian harus memecahkan sendiri lah. Tunjukan kalau kalian cerdas." kata Mbak Dian.

"Aku dengar di sini ada anak yang pinter. Siapa dia?" tanya Mbak Ririh

Dia tiba - tiba masuk kelas. Kami langsung melihatnya. Tidak ada yang mengaku pintar. Karena kami tahu, orang yang sekolah di sini adalah buangan dari sekolah negri.

"Permatasari." kata Mbak Wulan

Temanku yang namanya disebut suruh maju. Dia memperkenalkan diri dan diminta untuk mengartikan apa itu red foot. Tapi dia tidak bisa menjawabnya. Kating sudah mulai gusar dan ngomel - ngomel.

"Candika Kusuma" teriak Mbak Novi

Dia tetangga desaku. Aku kaget mendengar namaku dipanggil oleh kating. Tapi aku tenang, karena aku sudah tahu jawabannya.

Kating memintaku untuk mengartikan arti dari kata tadi. Aku pun tersenyum dan melihat ke arah teman - teman baruku.

"Kalau aku bisa menjawab, apa hadiah untukku mbak?" tanyaku

"Wah anak baru kurang ajar banget. Berani sekali mengatakan hal itu ke kami." kata Mbak Wulan.

"Kau akan bebas hukuman hari esok." kata Mbak Ririh.

Aku kemudian mengambil kapur (sekolah ini masih menggunakan kapur dan papan tulis hitam).

Red : merah, Foot : kaki. Jadi red foot adalah kaki merah.

"Setahu ku, kaki merah adalah produk premen lolipop merknya hot hot pop." kataku

Mendengar jawabanku, katingpun heran dan mempersilahkan aku duduk serta besok bebas dari hukuman mbak Ririh.

Jam menunjukan pukul 14.00 (kami dipersilahkan pulang). Aku agak telat pulang, karena Kak Krishna akan menjemputku. Temen - temenku pun mengucapkan terimakasih atas jawabanku.

Aku kemudian keluar ruangan dan menuju gerbang sekolah. Aku disitu menunggu bersama Mbak Wulan (Ketua Osis). Dia juga menunggu jemputan. Kami sempat bercakap - cakap tentang sekolah ini. Tak lama kemudian, Kakak datang.

Aku mencium tangannya dan dia mengecup keningku. Hal itu merupakan hal yang biasa dilakukan kakak padaku. Aku pun membonceng dia. Tanganku kemudian melingkarkan di pinggangnya.

...

Hari ke dua

Maba datang dengan PR yang kemarin diberikan. Aku langsung di datangi oleh senior.

"Candika maju ke lapangan!" teriak Mbak Wulan

Semua mata tertuju padaku. Ambar dan Rio yang merupakan teman akrabku semenjak aku membantu memecahkan teka teki red foot.

"Can, kamu melakukan kesalahan apa?" tanya Rio

"Entah, harusnya aku bebas dari hukuman kata Mbak Ririh kemarin." kataku

"Eh tuli ya loe, dipanggil nggak maju - maju." teriak Mbak Dian.

Aku segera maju dan ke tengah lapangan.

"Ada apa mbak nyuruh aku maju ke depan?" tanyaku

"Elo mau jadi perempuan murahan?" tanya Mbak Dian.

Aku bingung dong apa yang aku lakukan coba. Sampai mereka tega menyuruhku seperti itu.

"Maksudnya apa ya?" tanyaku lagi

"Kemarin kami ngelihat loe sedang berciuman mesra bersama seorang lakik." kata Dian lagi.

"Itu lakik loe?" tanya Mbak Amara

Aku kaget ternyata yang dimaksud itu kak Krishna. Jelaslah aku ketawa, masa iya aku pacaran sama kakak aku sendiri.

"Eh kenapa loe tertawa?!" tanya Mbak Dian dengan nanda tinggi.

"Elo mau menunjukan kalau pacar loe ganteng?" tanya Mbak Amara.

Aku menahan tawaku, dari pada aku nanti dihukum dan disuruh berjemur.

"Mbak, kemarin itu kakak saya. Kakak kandung saya. Masa iya saya pacaran. Masih kecil ini, lagian kakak bakalan marah kalau saya ketahuan pacaran." kataku

Semua yang mendengar menjadi heran. Ternyata lelaki ganteng yang diomongin oleh satu sekolahku adalah Kak Krishna.

"Serius kakak loe?" tanya Mbak Amara

"Iya, kuliah di UGM dia." kataku.

"Wah ganteng, pinter, di UGM lagi, idaman banget." kata Mbak Ririh.

Setelah itu, aku disuruh duduk dan gabung dengan sisba yang lainnya.

...

Siang hari setelah istirahat. Kami kembali diberikan materi tentang prospek kerja lulusan SMK. Banyak temanku yang ingin kerja di Malaysia. Tawaran yang menggiurkan tak membuatku berpaling.

"Aku mau ke Malaysia" kata Rini

Hal itu juga dibenarkan oleh Ambar, Rio, dan Purnamasari (sari).

"Can, kamu nggak mau kerja di luar negri?" tanya Rio.

"Aku mau ke luar negeri setelah lulus SMK. Tapi bukan untuk kerja." kataku

"Oh kamu mau kuliah ya, nyusul kakak mu?" tanya Ambar.

"Iya dong, aku nggak mau kalah sama Kak Krishna. Dia bisa, aku juga pasti bisa." kataku dengan semangat.

...

Siang hari setelah materi itu. Kami kembali diberikan PR untuk hari terakhir. Teka - teki lagi, kali ini katanya adalah 'Ratu Perak'. Jelas sangat mudah bagiku untuk menjawab.

Kating lalu menyuruhku maju lagi.

"Candi Prambanan, maju loe apa tugas untuk besok." kata Mbak Wulan

Aku segera maju dan meraih kapur untuk menulis. Ratu : queen, perak : silver. Ratu perak adalah silver queen (coklat). Tugas besok adalah membawa coklat silver queen.

Setelah semua beres, seperti kemarin. Kak Krishna menjemputku lagi. Kali ini ada kating yang berani menggoda kakakku. Bahkan mbak Amara terlihat ganjen dengan kakakku.

"Dik, ayo pulang kakak mau ke Yogya." kata Kak Krishna

Aku tahu kakak ingin segera menyingkir dari katingku yang ganjen.

...

Hari ke tiga kami menyelesaikan kegiatan MOS. Kami membawa tugas yang diberikan kemarin. Materi terakhir adalah kami diperkenalkan dengan jurusan yang kami ambil. Kami dibagi per jurusan. Ternyata teman sejurusanku hanya 20 orang.

Aku berjanji akan berprestasi dan membuat rekor baru untuk sekolahku. Aku ingin dicatat dalam sejarah sekolahku menjadi siswa pertama yang kuliah di UGM.

Pada hari terakhir pula, aku dipanggil oleh kepala sekolah dan ketua Osis. Dalam hatiku sudah was - was, apakah aku melakukan kesalahan lagi.

"Candi, karena kamu memiliki nilai yang bagus dan selama MOS kamu juga sangat menonjol. Maka kami ingin kau mewakili sekolah kita ikut acara leadership selama 4 hari 3 malam bersama Yayasan Seputih Melati." kata kepala sekolah.

Aku sangat kaget, baru masuk beberapa hari sudah dikirim mewakili sekolah. Tentu hal ini akan menjadi kebanggaan untuk keluargaku, terutama aku bisa pamer ke Kak Krishna.

Dalam perwakilan itu, aku menjadi satu - satunya sisba. Sedangkan 4 lainnya adalah pengurus Osis.

**

Episode kali ini cukup ya, terimakasih atas waktunya. Jangan lupa untuk like, vote, dan rate ya..

with love

Citralekha

Persiapan Latihan Leadership

*Sebelum membaca jangan lupa untuk klik like, vote, and rate*

Happy reading

.

.

Aku masih memikirkan perkataan kepala sekolah tadi. Aku tidak percaya bahwa aku terpilih dalam mewakili sekolahku untuk acara leadership itu. Aku juga mendengar bahwa pelatihan kali ini akan diikuti oleh beberapa sekolah menengah atas dari 5 kecamatan.

Aku pulang dengan riang. Aku sudah tidak sabar ingin segera bertemu mama dan kakak. Hari ini aku naik sepeda kayuh. Aku pulang bersama Rio, Ambar, dan Mei.

"Can, kamu kapan mau pelatihan kepemimpinan?" tanya Rio

"Jumat pagi, Yo." jawabku

"Ingat jangan kecewakan sekolah kita. Bangun reputasi yang baik untuk sekolah kita ya." kata Ambar.

Kami naik sepeda hanya bertiga. Pertengahan jalan, Rio mengajak kami berhenti di warung es. Kami memang haus dan seperti biasanya kami akan mampir warung.

"Minum apa Can, Mbar?" tanya Rio

"Aku pop ice coklat." sahutku

"Aku durian." kata Ambar.

Harga pop ice tidaklah mahal cukup dengan bayar Rp 2.000

Setelah itu, kami langsung pulang. Sampai di pertigaan desa. Kami berpisah, aku ke kanan, Rio ke kiri, dan Ambar lurus.

...

Sampai di rumah, ternyata tidak ada orang sama sekali. Kakak kuliah dan mama masih berdagang keliling. Kakak memang nglaju (pulang pergi). Uang untuk kos kakak gunakan untuk keperluan yang lain. Meskipun dia mendapatkan beasiswa penelusuran Bibit Unggul berprestasi. Uangnya dia tabung sedikit demi sedikit untuk mengikuti les bahasa Inggris.

Aku pun berganti pakaian dan makan siang. Mama memang sudah masak sejak pagi. Aku kemudian masuk ke dalam perpustakaan mini. Perpus ini memang kakak buat untuk ruang baca. Isinya adalah koleksi beberapa buku kak Krishna dan buku ku.

"Seingetku, kakak pernah punya buku tentang leadership, dimana ya dia simpan." gumamku

Aku terus mencari dan akhirnya ketemu sebuah buku karya John C Maxwell judulnya 5 levels of leadership. Buku itu agak susah aku pelajari. Karena menggunakan bahasa Inggris. Aku memang bisa berbahasa Inggris dan Jerman. Tapi belum selancar seperti Kak Krishna.

Tiba - tiba mataku tertuju lada sebuah buku berwarna putih bergambar Sri Krishna. Aku kemudian menarik dari rak.

"Nah ini yang ku cari." gumamku

Akhirnya aku menemukan sebuah buku yang berjudul 'Kepemimpinan Hindu : Astabrata dan Nasihat Sri Rama lainnya'. Buku tersebut merupakan terbitan dari Paramita Surabaya.

Aku kemudian membaca buku itu. Isinya tentang ajaran Sri Rama kepada adiknya Bharata.

Pertama (Indra Brata)

Kepemimpinan bagaikan Dewa Indra atau Dewa Hujan; Di mana hujan itu berasal dari air laut yang menguap. Dengan demikian seorang pemimpin berasal dari rakyat harus kembali mengabdi untuk rakyat

Kedua (Yama Brata)

Kepemimpinan yang bisa menegakkan keadilan tanpa pandang bulu bagaikan Sang Hyang Yamadipati yang mengadili Sang Suratma.

Ketiga (Surya Brata)

Kepemimpinan yang mampu memberikan penerangan kepada warganya bagaikan Sang Surya yang menyinari dunia. 

Keempat (Candra Brata)

Mengandung maksud pemimpin hendaknya mempunyai tingkah laku yang lemah lembut atau menyejukkan bagaikan Sang Candra yang bersinar di malam hari.

Kelima (Bayu Brata)

Mengandung maksud pemimpin harus mengetahui pikiran atau kehendak (bayu) rakyat dan memberikan angin segar untuk para kawula alit atau wong cilik sebagimana sifat Sang Bayu yang berhembus dari daerah yang bertekanan tinggi ke rendah.

Keenam (Baruna Brata)

Mengandung maksud pemimpin harus dapat menanggulangi kejahatan atau penyakit masyarakat yang timbul sebagaimana Sang Hyang Baruna membersihkan segala bentuk kotoran di laut.

Ketujuh (Agni Brata)

Mengandung maksud pemimpin harus bisa mengatasi musuh yang datang dan membakarnya sampai habis bagaikan Sang Hyang Agni.

Kedelapan (Kuwera atau Pertiwi Brata)

Mengandung maksud seorang pemimpin harus selalu memikirkan kesejahteraan rakyatnya sebagaimana bumi memberikan kesejahteraan bagi umat manusia dan bisa menghemat dana sehemat-hematnya seperti Sang Hyang Kwera dalam menata kesejahteraan di kahyangan.

Saking asyiknya membaca, tiba - tiba telingaku seperti ada yang meniup.

"Kok tiba - tiba aku merinding ya." kataku

Kakak cekikikan karena mendengar kataku. Tiba - tiba kakak mengagetkanku.

"Hayooo" bentak kakak

"Kakak ih ngagetin saja." gerutuku

"Ngapain hah?" tanya kakak

Aku hanya senyum - senyum dan kemudian langsung memeluk leher kakak.

"Adik happy banget, kenapa ni?" tanya kakak

Aku langsung mencium pipi kakak. Melihat Aku bersifat manja, dia mencubit pipiku.

"Kamu kenapa ha, manja banget sama kakak?" tanyanya

Aku langsung tidur di pangkuan kakak.

"Adik diminta mewakili sekolah buat ikut pelatihan leadership." kataku

"Serius?" tanya kakak

Aku hanya mengangguk. Dia pun kemudian mengangkat kepalaku dan langsung mengambil buku leadership Maxwell.

"Baca buku ini" kata kakak sambil menyodorkan buku

"Tapi kan bahasa inggris belum lancar seperti kakak." Kakak

"Yaudah nanti kakak bacakan poinnya. Sekarang ayo makan." ajak kakak

Aku kemudian bangkit dan mengikuti kakak. Dia menuju kulkas dan mengambil brokoli, wortel, sawi hijau 2 batang, telur, bakso, dan sosis.

"Mau masak apa kak?" tanyaku

"Capcay saja ya." kata kakak

Aku kemudian membantu kakak mengupas wortel dan mencuci sayur. Sedangkan kakak menyiapkan bumbu. Kakak memang lebih jago memasak dari pada aku. Makhlum dia kan satu- satunya lelaki di rumah. Jadi saat mama pergi ke pasar buat belanja dan jualan keliling. Kakak lah yang masak buat aku. Bagiku dia adalah paket komplit. Menjadi ayah, kakak, sahabat, dan bisa jadi kekasih hati. Itu lah sebabnya aku belum tertarik dengan pria lain.

"Dik, kakak akan menjelaskan tentang filosofi sayuran ini dalam ilmu kepemimpinan." katanya

"Emang bisa, kak?" tanyaku

Dia mulai menjelaskan kepadaku tentang filosofi sayuran yang akan kami masak.

Wortel memiliki warna orange. Wortel memiliki khasiat pada mata. Jadi seorang pemimpin harus tajam dalam melihat kondisi rakyat. Harus bisa membedakan mana orang yang baik disekitarnya dengan orang yang hanya ingin memanfaatkan dia.

Brokoli memiliki filosofi sebagai kesatuan. Semakin kita bersatu antara pemimpin dengan rakyat akan membuat suatu negara menjadi kuat. Jangan sampai menjadi pemimpin yang hanya bisa mengadu domba rakyat dan memecah belah masyarakat, dengan ujaran kebencian dan provokator.

Sawi adalah simbol mawas diri. Semakin pupuk nya banyak maka tumbuhannya akan subur. Akan tetapi harus sadar. Akan banyak ulat yang mengintai. Ulat itu ibarat orang jahat yang hanya ingin mengambil untung untuk dirinya sendiri.

"Kakak kok tahu sih tentang filosofi sayuran ini? pantas saja kakak keterima di UGM." kataku

"Hahaha ... Kakak hanya belajar sedikit saja. Kamu juga pasti akan bisa kuliah di UGM. Kamu kan adiknya kakak. Kakaknya cerdas pasti adiknya juga." gurau kakak

Aku kemudian mengambil piring untuk dua orang. Kakak membuat jeruk panas untuk kami. Setelah itu kami makan dan rasanya enak sekali.

"Kak, enak lho. Suatu saat kita bisa buka restoran ya kak." kataku

"Iya, kakak juga punya cita - cita seperti itu. Biar mama tidak berjualan keliling lagi. Kasihan mama, dik. Sudah berjuang mati - matian demi kita." kata kakak sambil tertunduk

Dia pasti merasakan beban akan mama. Aku pun juga menjadi sedih tatkala melihat kakak murung.

"Kak, nanti lulus SMK, adik kerja saja ya di Malaysia. Cari uang yang banyak untuk mama buat warung." kataku

Kakak lalu menekan garpu ke piring nya. Matanya tiba - tiba melotot padaku.

"Jangan berpikir untuk menjadi TKW. Adik harus menempuh perguruan tinggi. Menjadi seorang wanita yang tangguh. Kakak akan berusaha nabung sambil menjadi guru les." kata kakak

Aku kemudian mengangguk dari pada kakak marah. Aku takut dengan kemarahan kakak.

**

Episode kali ini cukup ya. Terimakasih atas waktunya.

With love

Citralekha

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!