NovelToon NovelToon

Menikah Dengan Duda

01

"Bun...adek berangkat dulu ya,jangan lupa diminum lho obatnya" tutur gadis manis yang sudah siap dengan satu stel seragam sekolahnya itu.

"Kamu juga belajar yang rajin ya Asna,kamu sudah kelas 3 SMA bentar lagi lulus" balas sang bunda.

Ya gadis itu adalah Asna Louis, anak yang dibilang penurut dengan anggota keluarganya.

"Yaudah Asna berangkat dulu ya sama bang jef,udah nungguin tuh...perhi dulu bunda" setelah salim dengan telapak tangan bundanya Asna menuju lemari kaca dan berkata,

"Ayah...Asna berangkat dulu ya,doain Asna"

setelah itu Asna melangkahkan kakinya menuju sang Kakak yang sudah bercengkrama di atas motor kesayangannya itu.

"Udah siap Na?" Tanya Jeffrey sambil memberikan helm kepada adiknya itu.

"Udah bang...kok tumben nggak naik mobil?" tanya Asna terheran karena biasanya ia menggunakan mobil.

"Oh itu kakak ipar kamu mau pergi" Asna pun mengangguk menyetujui perkataan kakaknya itu.

motor Jeffrey berjalan menuju sekolah

***

"Thia! tungguin gue dong...sumpah kenapa sih jalan lo cepet banget ha?" kesal Asna saat melihat sahabat nya itu jalan lebih dulu darinya.

"Itu pemberitahuan buat acara Prom Night pas kita Lulus" Fathia menarik tangan Asna supaya berjalan cepat.

Dan sampailah mereka di Aula khusus kelas 12 yang akan dipakai beberapa hari lagi untuk acara ke lulusan mereka.

"Nana...Leon mana sih?" Leon adalah sahabat mereka dari SMP yang tau sifat² mereka.

"Tuh Leon...LEON!" teriak Asna, yang dipanggil menoleh dan datang menghampiri keduanya.

"Kemana aja?" tanya Fathia to the point.

"Abis dari toilet gue, kenapa sih? kangen sama abang leon?" goda Leon, membuat mereka bergidik ngeri.

"Najes" ucap Asna dan Fathia bersamaan.

Acara selesai dan mereka kembali ke kelas masing masing, Mereka sudah masuk seminggu class day yang artinya dia sudah bebas dengan adanya ulangan, belajar...mereka bebas mau masuk atau tidak, palingan mereka yang masih ada urusan dengan eskul/barang² mereka yang masih tertinggal.

"Thia...besok gue udah kagak masuk deh nih gue udah bawa tas buat paket" ucap Asna sambil memperlihatkan tootbag yang cukup besar.

"Hooh kek nya gue juga deh"

Mereka berdua masih melakukan pembersihan loker yang berisi foto²,paket,baju olahraga juga sepatu,dll.

Leon datang bersama pacarnya yang bernama Vanya, mereka anak IPA sedangkan Asna dan Fathia IPS.

"Loh kalian besok dah gak sekolah?" tanya Leon melihat keduanya sudah mengunci loker.

Asna dan Fathia hanya menyengir dan dibalas pasrah oleh Leon karena hanya dirinya yang akn datang ke sekolah.

***

fyi, Asna dan Fathia baru saja mengembalikan kunci loker, sebenarnya ada kunci Asrama tapi Asna dan Fathia tidak di ijinkan oleh keluarganya untuk tinggal di asrama.

"Eh jemput Keponakan gue dulu di caffe seberang sana" ucap Fathia, Asna mengangguk dan mengambil mobil Fathia yang terparkir rapih di sana.

Setelah itu Asna menyusul Fathia yang sudah menunggu dirinya bersama dua anak kecil, kembar? ya itu yang di lihat oleh Asna.

"Eh kenapa diem-dieman?" tanya heran Asna sedari tadi melihat ketiganya diam duduk dimeja caffe.

"hihi...gue kurang deket sama mereka, walaupun gue tantenya yang ngerawat mereka dari kecil, mereka tuh cuek" Fathia menyengir, Asna mengalihkan matanya melihat kedua anak itu yang asik dengan ponsel Fathia.

"Hai ganteng, nama kalian siapa?" sapa Asna kepada kedua anak yang sedang asik dengan aktivitasnya.

"Nama aku Vian/Vano" ucap mereka bergantian.

"Woah..double V ya? kalian disini mau makan apa?" tawar Asna.

"Pizza" ucap salah satu dari mereka yang Asna kira yang namanya Vano.

"oke deh aku pesenin dulu ya...Kak!" tak lama pelayan pria datang menghampiri mereka menanyakan mau pesan apa.

pelayan itu kembali dan sudah membawakan pesanan yang dipesan tadi.

Bersambung...

[sudah di REVISI pada tanggal 30 Juni 2020]

02

Setelah acara Makan, Fathia mengajak mereka untuk pulang karena cuaca tidak mendukung.

Sampailah mereka di rumah berwarna putih dengan cat tembok kuning ke-emas-an membuat siapa saja bilang jika mereka adalah orang kaya di komplek itu.

Pertama kali Asna datang kerumah sahabatnya itu sebelumnya mereka akan bermain/menginap dirumah Asna.

Mereka masuk dan sudah ada 2 maid didepan pintu membawakan Handuk dan sendal rumah.

"Makasih" ucap Asna.

Asna melihat kedalam rumah Fathia ternyata lebih besar tetapi barang² yang ada didalamnya tidak jauh beda dengan miliknya.

Asna menunggu diruang keluarga bersama 2 V yang sedang meminum susu coklat panas.

"Bibi...buatkan Tante ini Coklat panas juga" ucap Vano.

Maid itu mengangguk dan pergi ke ruangan sebelah kanan yang Asna yakin itu adalah dapur.

Dan tak lama terlihat lah wanita paruh baya seumuran oleh Bundanya,Meta.

"Heii...siapa ini?" tanya wanita paruh baya itu,Mera.

"Halo tante...aku temennya Thia" Asna mencium tangan Mera dan disambut oleh Mera.

"Oh kamu sahabatnya Thia yang sering diceritain ya?" Asna hanya mengangguk malu.

Apa yang lo omongin Thia! awas aja kalo tentang keburukan gue batin Asna.

***

Asna dan 2 V sedang bermain di ruang bermainnya si kembar, terlihat lah akrab hingga 2 pasang mata memperhatikan mereka yang sedang asik bercanda gurau seperti sudah lama berteman.

"Ekhem" deheman itu membuat Asna dan anak kembar itu menoleh, Asna hanya menoleh kearah kedua anak itu.

"Anak bapak?" tanya Asna ragu, entah ingin memanggil bapak? atau Om? karena sepertinya laki laki yang dihadapannya ini berumur 23 tahun, beda dengan dirinya yang beranjak umur 18 tahun.

Laki laki itu hanya berdeham lalu mendekati si kembar tetapi 2 V itu hanya berpangku dengan Asna yang duduk sila, Asna yang kaget pun langsung mendekap pelan.

Fathia datang membawakan makanan ringan juga air minum sirup dan meletakkan di meja.

"Kak...ngeliatinnya jangan gitu dong, tau emang sahabat gue cakep" ledek Fathia melihat laki laki itu yang sebagai Kakaknya melihat Asna terus-menerus.

"Dia kakak gue, Kak Nathan...Ayah dari si Vian dan Vano" jelas Fathia, Asna mengangguk dan menyapa.

"Halo pak" ucap Asna membuat Fathia tertawa receh.

Nathan itu pergi dari ruang bermain dan 2 V turun dari pangkuan Asna.

"oh ya Na...besok ultahnya si kembar lo dateng ya..." Asna hanya mengangguk dan meminum minuman yang dibawakan Fathia tadi.

***

Hari sudah gelap, semakin hujan deras disana.

"udah nginap aja yu..." tawar Fathia sedari tadi menawarkan Asna untuk menginap dirumahnya.

Asna berakhir mengangguk dan mereka dipanggil untuk makan malam.

Vian dan Vano mengetuk pintu mereka anak umur 3 tahun itu mrngajak Asna untuk makan malam bersama.

Asna masih canggung dengan keluarga Barca, keluarga dari sahabatnya itu.

"Makan yang banyak ya nak Asna" ucap Mera kepada Asna yang mengetahui jika ia merasa canggung.

"Iya tante..." Asna melanjutkan makannya dan sesekali ia telaten membantu membersihkan sisa² makan Vian dan Vano yang duduk di sebelah Asna.

Karena sudah merasa nyaman Vian dan Vano sesekali merebutkan Asna untuk duduk disampingnya. biasanya kedua anak itu pendiam entah kenapa jika ada Asna mereka menjadi berisik.

"Iya nanti kalian tidur bareng aku ya" Asna hanya tersenyum senang dan menangguk akan permintaan mereka.

Makan malam selesai, Barca dan Mera kembali ke ruang kerja Asna dan Fathia juga si kembar V menonton Tv diruang keluarga.

"Tante Asna besok kita berenang yuk" ajak Vian.

"Boleh dimana Vian" ucap polos Asna membuat Fathia kaget karena ia bisa membedakan 2 V itu.

"Na...Na...kok lo bisa tau bedain mereka sih? dalam kurung beberapa jam" Asna hanya mengangkat bahu tidak tahu.

"Jujur gampang sih bagi gue...mata Vian lebih biru terang, terus rambutnya Vano itu lebih coklat ke merahan kek rambut gue, nih" ucap Asna sambil menarik rambut panjangnya untuk didekatkan dengan rambut Vano.

***

Asna,Fathia dan 2 V sudah berada di dalam kamar Fathia dengan kasur king size yang cukup untuk mereka ber4.

Asna baru saja mandi dan Fathia baru saja selesai maskeran. Asna mengenakan baju tidur pendek milik Fathia karena merasa aneh ia memakai sweeter miliknya karena ternyata didalam ruangan ini cukup dingin.

Baru saja Asna ikut bermain dengan 2 V diatas Kasur, ponselnya berdering diatas nakas. bertuliskan nama Kak Jeff dengan cepat ia menggeserkan tombol hijau dan menerimanya.

"Halo ka?"

"..."

"Sekarang kakak dirumah sakit? share lokasi kak!"

"..."

"Iya kak!"

panggilan tersebut terputus.

"Kenapa Na?" ucap Fathia melihat perubahan wajah Asna yang terlihat berlinang air mata.

"Thia...bun-da aku gak sadarkan diri, aku mau kerumah sakit ya.." pamit Asna langsung keluar dari kamar Fathia.

Fathia mengejar Asna yang sudah didepan pintu rumahnya, cepat sekali Asna menuruni tangga.

"Asna! biar Kak Nathan yang anter ya?" tawar Fathia sedikit teriak membuat Barca,Mera dan Nathan keluar dari ruang baca.

"Thia...kenapa? kok kamu teriak teriak?" ucap Mera heran.

"Mah...itu Bundanya Asna gak sadarkan diri sekarang Asna mau kesana tapi diluar lagi hujan" Mera yang mengerti itu langsung menyuruh Nathan mengantarkannya duluan sedangkan dirinya dan yang lain akan menyusul.

Nathan mengambil kunci mobil juga jaket dan langsung diikuti Asna masuk kedalam mobil, Asna sedari tadi hanya nangis dan sesekali membenarkan rambutnya kasar kebelakang, dirinya lupa tidak menguncir rambut.

Bersambung...

[Telah di REVISI pada tanggal 30 Juni 2020]

03

Asna dan Nathan sudah berada di rumah sakit, Asna langsung memeluk sang kakak yang sedang duduk diruang tunggu.

"Kak...bunda gimana?" dengan suara yang menahan nangis.

"Bunda masih didalam dokter belum keluar" ucap Jeffrey.

Tak lama Fathia, dan kedua orangnya datang. Fathia yang mengerti keadaan Asna itupun langsung membawa kedalam pelukannya.

"Keluarga Bu Metari" ucap Dokter yang keluar dari ruangan UGD.

"Saya anaknya dok, bagaimana keadaan bunda?" Tanya Jeffrey.

"Bu Metari sudah sadar dan keadaannya hanya kambuh biasa" Mereka mengangguk dan dokter itu pergi meninggalkan mereka.

Jeffrey masuk terlebih dulu disusul oleh Asna,Fathia juga Mera.

Saat Mera dan Meta saling pandang mereka menyapa.

"Mera/Meta" ucap keduanya membuat semua orang bingung.

"Kita sahabatan dari kecil" ucap mereka bersama.

***

Fyi,Asna sesang berada di kantin rumah sakit untuk membeli minum.

"Mas kopinya satu" ucap Asna kepada Pelayan kopi.

"Cewek kok minum kopi" ucap seseorang dari belakang, Asna membalikkan badan dan melihat orang tersebut ternyata Nathan.

"Loh bapak? kok disini, saya kira tadi bapak sudah pulang duluan" ucap Asna kaget.

"Mba ini pesanannya" ucap pelayan itu Asna membayar dan duduk dikursi diikuti Nathan yang duduk dihadapannya.

Asna tak menggubris dan meminum kopi susu bukan kopi hitam ya...

"Pertanyaan saya belum dijawab"

"yang mana?" polos Asna.

"Yang kenapa minum kopi?" tanya balik Nathan.

"Biar gak ngantuk" ucap Asna pada umumnya.

"Saya heran sama kamu...kok bisa ya? deket banget sama Vian Vano, saya yang ayahnya aja susah banget deketin mereka" jelas Nathan.

"Bukan Ayahnya kali- eh maksud saya kurang perhatian" Ucap Asna cepat meralat.

"Tapi saya sudah beri dia uang dan bahkan membelikan apapun yang mereka mau"

"Uang bukan segalanya, yang mereka minta kasih sayang kedua orang tuanya" ucap Asna sambil meminum habis kopi yang dia pesan tadi.

"Oh begitu..." lirih Nathan. Asna yang melihatnya bingung dan memberanikan diri untuk bertanya.

"Emang ibu mereka kemana? terus kalo bapak lagi duduk sama saya kayak gini gak ada yang marah?" tanya Asna ragu.

Nathan terkekeh dan berkata "Ibunya si kembar sudah meninggal 3 tahun lalu dan saya baru pulang dan baru selesai kuliah saya 2 bulan lalu" Asna kaget dan cepat meminta maaf.

"Maaf Asna gak tau" sambil merapatkan tangan memohon ke Nathan, Nathan hanya menggeleng tersenyum.

Asna mendapatkan panggilan dari Jeffrey membuat Asna lari panik dan meninggalkan Nathan yang menatap binging kearahnya.

Nathan mengikuti Asna dari belakang dan sesampainya di bangsal Asna melihat kakaknya menangis yang di elus punggung oleh sang Istri Anita.

"Kak...kenapa? bunda kok-" Jeffrey langsung memeluk Asna erat dan berkata "Bunda udah gak ada dek" Asna langsung lemas dan kemudian pencahayaannya gelap, ya...Asna pingsan dipelukan sang kakak.

***

Asna sudah berpakaian serba hitam. Entah kenapa dirinya tidak bisa menangis dan hanya menatap kepergian sang Bunda dengan tatapan kosong.

Leon beserta keluarganya datang karena sudah mengenal Asna juga teman kerja sang kakaknya.

"Nana sabar Na...jangan sedih terus okay?" ucap Leon mengusap punggung Asna yang sedari tadi diam tidak bicara.

"Asna kamu makan dulu ya...udah jam 6 pagi loh dari tadi kamu gak tidur gak makan..." ucap Mera melihat Asna dengan tatapan Iba.

Nathan mengambil makanan yang diberi maid untuk Asna dan ingin menyuapinya.

Semua orang yang ada diruangan itu pergi meninggalkan Asna dan Nathan hanya berdua dengan pintu terbuka sedikit.

"Kamu makan dulu saya suapin ya?" tawar Nathan dibalas gelengan oleh Asna.

Nathan mendekatkan suapannya kedepan mulut Asna, sebelumnya Asna menolak tetapi Nathan tetap menyuapkan nasi kedepan mulutnya. sesuap dengan sesuap Asna terima dan habis maupun tinggal sedikit.

Nathan mengecup kepala Asna dan meninggalkan Asna sendiri didalam kamar, Asna belum sadar apa yang dilakukan oleh Nathan hingga beberapa menit kemudian ia tersadar.

Bersambung...

[Telah di REVISI tanggal 30 Juni 2020]

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!