NovelToon NovelToon

SUAMI BAJINGAN

Pertemuan dengan Bule ganteng

Seorang gadis cantik dengan tinggi badan 169 Cm sedang berlari mengitari lapangan olah raga, setiap pagi dia melakukan aktifitas itu untuk mengisi waktu liburnya. Setelah berolahraga, sebelum mandi dia membantu sang ibu membersihkan dan merapikan rumah.

Pagi ini Jessica  pergi ke dapur kemudian  mencuci semua piring kotor yang menumpuk dari semalam. Libur sekolah dia tidak kemana-mana, Jessica adalah gadis yang periang sehingga banyak yang suka berteman dengannya.

“Hmmm … bosan, mau liburan uang tidak punya uang maklum belum kerja.” Dia menarik nafas panjang dan menatap keluar jendela “Bagaimana mau kerja aku masih sekolah dan baru mau masuk kelas 1 SMA lagi, keluarga juga bukan orang kaya. Hm ….” Sekali lagi dia menarik nafas panjang.

“Susah ya. Ah … sudahlah,” ujar gadis itu lagi seraya mengatur piring di tempatnya.

Jessica baru saja lulus dari sekolah menengah pertama, semasa di SMP dia adalah murid yang berprestasi. Gadis itu sering mengikuti lomba pidato Bahasa Inggris dan selalu mendapatkan juara.

Dia juga hebat dalam olahraga voli, Jessica memiliki dua adik yang masih duduk di bangku sekolah dasar, dan ketiga kakaknya semua sudah menikah, hanya Jessica yang selalu membantu sang ibu di rumah.

Selesai merapikan dapur gadis itu masuk lagi kekamar dan memeriksa dompet dia ingin melihat kalau masih memiliki uang.

Masih ada 30 ribu lumayanlah buat beli buku. Gumamnya, Jessica gemar membaca buku. Dia melihat jam di dinding sudah menunjukan pukul sembilan.

Dia bergegas mengambil handuk dan pergi mandi, selesai gadis itu kembali ke kamar. Jessica membuka lemari mencari pakaian, dia mengambil kaos dan celana jeans kemudian memakainya.

Jessica keluar dari kamarnya, dia melihat papanya lagi nonton Tv. Gadis itu menyapa sang ayah dan bertanya.

“Pa mama mana?” Ayah gadis itu menoleh padanya dan tersenyum.

“Mama lagi di depan, Jessi,” sahut papanya seraya kembali menonton tv. Jessica lebih dekat kepada papanya ketimbang mamanya,.

“Terima kasih, Pa,” ucap Jessica kemudian bergegas ke depan, dia melihat mamanya lagi berbincang dengan tetangga lalu gadis itu menghampiri mamanya.

“Mama,” panggil Jessica lalu mamanya menoleh dan bertanya.

“Ada apa, Jessi?” Jessica menghampiri sang ibu dan meminta ijin padanya.

“Aku mau ke toko ada yang mau aku beli,” jawab Jessica dengan berharap mamanya mengijinkan dia pergi.

“Iya, jangan pulang malam ya!” Mamanya mengijinkan dia pergi, wajah Jessica langsung terlihat sangat senang.

“Iya, Ma. Aku hanya ke toko tidak kemana-mana,” sahut Jessica. Mama Jessica memang galak, gadis itu sering di pukul kalau  terlambat pulang dari sekolah, padahal dia terlambat karena belajar kelompok bersama teman temannya. Terkadang dia di pukul hanya karena kedua adik. Jessica keluar rumah dan memanggil ojek.

“Bang, antar aku ke toko Central ya.” pinta Jessica seraya berjalan menghampiri abang ojek.

“Iya, Non,” balas tukang ojek. Jessica naik ke motor lalu si tukang ojek memberikan helm, gadis itu mengambil dan memakainya.

Tukang ojekpun langsung mengantar Jessica ke toko, mereka tiba lalu gadis itu turun dan  membayar  ojeknya. Dia bergegas masuk ke dalam toko.

Langkah terhenti saat melihat seorang pria asing dengan orang lokal lagi kebingungan. Jessica memperhatikan mereka dalam hatinya berkata. Mungkin mereka membutuhkan bantuan. Gadis itu menghampiri mereka dan bertanya pada pria lokal itu.

“Ada apa, Pak? Kelihatannya bapak sama orang ini seperti bingung, mungkin bisa aku bantu?” Jessica menawarkan bantuan kepada bapak itu.

“Iya, Non, aku tidak mengerti Mr ini ngomong apa, aku bingung,” jawab pria itu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Oalah … ternyata si pria ini tidak bisa berbahasa Inggris aku pikir dia ini guidenya, gumamnya lalu dia bertanya lagi kepada pria itu.

“Memangnya dia bertanya apa, Pak?” Pria itu menggelengkan kepala.

“Tidak tahu, Non. Coba kamu saja yang tanya dia mau apa,” jawab pria itu dan meminta tolong kepada Jessica.

“Ohh … baiklah biar aku saja yang bertanya,” sahutnya seraya menatap pria asing itu.

“Memang kamu bisa berbahasa Inggris?” tanya bapak itu lalu Jessica tersenyum dan menganggukkan kepala.

“Iya, Pak. Bisa tapi sedikit.” Jessica menghampiri si Mr dan bertanya ( tapi tanyanya dalam Bahasa Inggris)

“Hi, Mr. Bisa aku bantu.” Si Mr menarik nafas lega karena ada yang bisa berbahasa Inggris.

“Ah ... finally ada yg bisa berbahasa Inggris,” ucap si Mr. “Iya aku baru saja tiba di sini dan tidak mengerti daerah ini,  mau ke pasar tradisional tapi tidak tahu jalannya.  Aku bertanya pada mereka tapi mereka tidak mengerti,” kata si Mr sambil matanya melihat ke sana-ke mari.

Jessica menatap si Mr. Hm … dia tampan sekali. Gumamnya, sambil mendengar dia bicara Jessica memperhatikan wajah dan tubuhnya yg atltetis. Duh, masih kecil sudah ... Sekali lagi dia bergumam, lalu si Mr bertanya lagi

“Apakah kamu bisa membantuku?” Jessica belum menjawab dia masih terpana lalu  pria itu menyadarkannya

“Hello, can you help me?” tanya si Mr sambil melambaikan tangan ke wajah gadis itu. Jessica tersadar dan menjadi malu seketika wajahnya memerah kemudian menjawab dengan gugup.

“ Ohh … yes Mr, i can help you.” Tampak wajah Jessica memerah menahan malu. “Ok Mr mau kemana?” Dia bertanya lagi untuk menghilangkan rasa malunya.

“Aku mau ke pasar tradisional, pasar extrim yang sedang viral itu,” jawab pria itu lalu Jessica tersenyum dan menganggukan-anggukan kepala tanda mengerti apa yang di maksud oleh pria itu.

“Oh … pasar extrim.” Si Mr menganggukan kepala. “Pasar extrim tidak jauh dari sini, Mr bisa berjalan kaki atau naik angkutan umum kalau Mr mau cepat. Umm ... kalau Anda mau aku bisa mengantarmu kesana.” Kembali Jessica menawarkan bantuan kepada si Mr.

“Oh … boleh-boleh,” jawab si Mr dengan senang. “Aku senang ada yang bisa mengantarku, nanti aku akan berikan kamu tip. Oh ya siapa nama kamu?” tanya si Mr lalu Jessica mengulurkan tangan untuk bersalaman.

"Namaku Jessica tapi panggil saja Jessi,” jawabnya pada si Mr dan pria itupun  memperkenalkan namanya kepada kepada gadis itu.

“Oh ya, aku Carlos,” balas Carlos pada Jessica sambil bersalaman. Jessica tersenyum padanya sambil berkata,

“Ok Mr, Carlos. Aku akan mengantarmu ke pasar,” ujar Jessica dengan wajah yang riang, dia lupa apa tujuannya datang ke toko.

“Ehm … jangan panggil aku Mr lagi, tapi panggil saja Carlos,” mohon Carlos lalu gadis itu tertawa.

“Baiklah, Carlos. Ayo kita jalan sekarang.” Dia mengajak Carlos untuk pergi ke pasar tradisional dengan berjalan kaki, kebetulan pasar itu tidak jauh dari toko di mana mereka bertemu.

Sepanjang jalan orang-orang menatap mereka berdua. Gadis itu bercerita tentang daerah dan kebudayaannya, Carlos sangat tertarik dengan penjelasan Jessica. Akhirnya mereka pun tiba di pasar extrim.

Pasar Extrim Tomohon

Pasar extrim ini sudah terkenal di manca negara banyak turis-turis berkunjung ke daerah ini hanya untuk melihat apa saja yang di jual di tempat itu. Pasar ini di sebut pasar extrim karena menjual berbagai bagai daging hewan seperti :

Ular pyton, babi hutan, anjing , tikus, kelelawar, kucing, sapi , ayam dan terkadang ada juga monkey. Tapi sudah di larang oleh Pemerintah karena sudah termasuk hewan lindung.

Pasar ini tidak seperti pasar yang lain, kalian bisa memilih anjing atau kucing yang masih hidup. Selesai memilih, di depan mata kalian mereka membunuh anjing tersebut dan membakarnya. Begitu juga dengan kucing.

Jadi kalau ke pasar ini harus kuat imannya, banyak turis-turis yang menangis melihat hewan-hewan dibunuh dan di konsumsi oleh warga di sini. Jangan marah ini sudah tradisi di daerah ini.

Jessica melihat Carlos sedang mengambil foto dengan kameranya, dia mengambil foto anjiing-anjing yang ada dalam kurungan besi menunggu di pilih untuk di konsumsi. Kasihan juga melihatnya. Hmm … untung aku tidak pemakan daging. Gumam gadis itu.

Carlos sibuk mengambil foto ular yang begitu besar yang di gantungkan di besi. Dia ingin berbincang dengan para penjual tapi Jessica menarik tangannya lalu pria itu menatap Jessica dengan heran.

“Kenapa?” tanya Carlos dengan mengangkat kedua keningnya.

“Aku tidak ingin kesana, kamu saja nanti aku tunggu disini,” sahut Jessica seraya sedikit menjauh dari tempat penjualan daging.

“Kenapa kamu tidak mau ikut ke dalam?” tanya Carlos lagi dengan heran.

“Aku takut ular,” jawab Jessica lalu pria itu tertawa dan mengambil kameranya.

“Oh, kalau begitu kamu tunggu disini saja.” Jessica menganggukan kepala kemudian Carlos masuk ke dalam. Jessica memperhatikan pria itu jepret sana jepret sini, sesekali dia menggeleng-geleng kepala.

Carlos menggantungkan kameranya di leher dan kedua tangannya di pinggang sambil melihat-lihat. Tempat itu penuh dengan dara, dia berjalan ke arah Jessica, wajahnya terlihat sedih. Pria itu berhenti depan kandang besi yang penuh dengan anjing yang masih hidup dan memberi isyarat dengan tangannya agar Jessica mendekat.

“Ada apa Carlos?” tanya Jessica dengan menghampiri pria itu.

“Jessi, apakah anjing yang hidup ini akan merekah bunuh juga?” tanya Carlos dengan wajah sedih sambil memperhatikan hewan-hewan yang ada di kandang.

“Iya, kalau ada pembeli mereka akan membunuh anjing ini dan membakar di situ.” Jessica menunjuk tempat membakar anjing dan kucing.

“Kucing-kucing ini juga?” tanya Carlos dengan membulatkan matanya  sambil menunjuk kandang besi yang ada di dekatnya.

“Iya,” jawab Jessica sambil menganggukan kepala.

“So crazy,” umpat Carlos seraya meletakkan kedua tangannya di pinggang. “Apakah tidak ada makanan lain sampai harus memakan anjing dan kucing.” Wajah pria itu terlihat kesal.

Jessica memaklumi pria itu karena orang bule mereka pecinta hewan, dia perhatikan wajah Carlos yang begitu kesel melihat keadaan pasar

Lalu Jessica menjelaskan pada Carlos kalau hal ini sudah menjadi tradisi di daerahnya  agar pria itu mengerti kebiasaan itu sudah turun temurun.

Akhirnya  dia bisa menghormati apa yg sudah menjadi tradisi di daerah Jessica lalu mereka  meninggalkan pasar.

NOTICE ;

Novel ini aku sudah tulis sampai tamat jadi tidak akan pernah ketinggalan bab, sudah pasti tiap hari up 2-3 bab.

Selamat membaca.

Jangan lupa like dan komentar ya biar penulinya tambah semangat.

Terima kasih.❤❤❤❤

Lari dari rumah

Hari menjelang sore akhirnya Carlos memutuskan untuk kembali ke Resort tempat dia menginap. Mereka berdua berdiri di depan toko. “Jessi aku lelah aku ingin kembali ke Resort,” ujar Carlos dengan memikul tas ranselnya dan melihat sana-sini.

“Baiklah Carlos ini sudah sore aku juga harus pulang.” sahut Jessica lalu Carlos menganggukkan kepala.

“Tapi Jess …” Carlos terhenti bicara sambil melihat kiri kanan seperti orang kebingungan. Jessica mengangkat keningnya dan menatap Carlos dia menunggu apa yang ingin di katakan pria itu.

“Tapi kenapa, Carlos?” tanya Jessica dengan penasaran.

“Aku tidak tahu jalan menuju resort tempat aku menginap,” sahut Carlos dengan mengkerutkan dahinya.

“Apa nama resortnya?” tanya Jessica lagi.

“Resort MV,” jawab Carlos sambil menujukan secarik kertas pada gadis itu. Jessica melihat disitu ada alamatnya.

“Oh … tenang, Carlos. Aku tahu resort ini, aku akan mengantarmu ke sana.” Wajah Carlos terlihat berubah senang.

“Terima kasih Jessi, aku tidak merepotkanmu,” tanya Carlos lagi.

“Ah … sama sekali tidak, Carlos. Aku senang menjadi guidemu hari ini,” jawab Jessica seraya mengembangkan senyumnya yang manis. Carlos kembali terlihat sangat senang.

Ke Resort mereka harus memakai ojek karena tidak ada angkutan umum yang mengarah kesana. Jessica memanggil ojek yang berada di seberang jalan.

“Bang sini.” Kedua tukang ojek melihat ke arah Jessica dan mendekat, “Tolong antarkan kami ke Resort MV.” pinta Jessica pada kedua tukang ojek itu seraya menunjukan alamat kepada mereka berdua.

“Baik, Non,” jawab mereka serempak.

“Terima kasih, Jessi. Kamu sudah membantuku,” ucap Carlos lalu Jessica menganggukan kepala.

“You are welcome,” balas Jessica sambil tersenyum.

Jessica dan Carlos naik ojek menuju ke resort tempat Carlos menginap. Mereka tiba  lalu Carlos membayar ke dua tukang ojek itu dan mengajak Jessica masuk ke dalam.

Jessica berjalan bersama Carlos masuk ke dalam menuju ke kamarnya. Resortnya sangat bagus, seperti cotage. Setiap kamar ada terasnya. Resort berbentuk rumah panggung, kamar Carlos menghadap ke gunung dan perkebunan.

Carlos mempersilahkan Jessica duduk kemudian dia masuk ke dalam ruangan. Jessica duduk di teras sambil menikmati indahnya gunung dan perkebunan.

Tidak berselang lama Carlos keluar lagi sambil membawa dua kaleng minuman, mereka berbincang bincang di teras

“Bagaimana tempatnya, Jessi? Apakah bagus?” tanya Carlos sambil meletakan minuman di meja samping Jessica dan duduk di seberang gadis itu.

“Iya, bagus aku suka tempat ini. Pasti pagi hari di sini sangat dingin ya” ujar Jessica dengan mengalihkan pandangannya ke perkebunan.

“Iya sangat dingin. Jangankan pagi, siang hari saja terasa dingin. Jadi tidak perlu pakai ac,” jawab Carlos sambil tersenyum menatap Jessica.

“Ya, iyalah tidak pakai ac saja sudah dingin bagimana kalau pake ac.” Jessica dan Carlos tertawa bersama. Mereka berdua asik bercanda dan berbincang diteras. Tidak terasa  jam sudah menunjukan pukul tujuh malam, Jessica terkejut juga khawatir.

“Aduh gawat, Carlos.” Wajah Jessica langsung berubah cemas.

“Kenapa, Jessi?” tanya Carlos sambil menatap Jessica dengan heran.

“Aku harus pulang, orang tuaku pasti mencari ku,” jawab Jessica pada Carlos. Habis aku pulang rumah, pasti di omelin habis habisan sama mama. Bukan di omelin lagi aku pasti di pukul . Gumamnya

“Oh ya, maaf sudah merepotkan mu.” Carlos bangkit dari duduknya di ikuti Jessica.

“Ahh tidak apa-apa, Carlos. Aku senang membantumu.” Jessica berjalan turun dari teras lalu Carlos memanggilnya.

“Jessi, tunggu sebentar.” Jessica menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Carlos sambil mengangkat keningnya dan bertanya.

“Ada apa Carlos?” Pria itu berjalan menghampiri Jessica sambil memegang dahi.

“Um … besok kamu bisa jadi guideku lagi?” tanya Carlos dengan wajah memohon.

“Dengan senang hati, Carlos.” Carlos terlihat senang Jessica bersedia menjadai guidenya lagi.

“Thank you, Jessi, oh ya ini tip untuk mu hari ini.” Carlos memberikan uang 250 ribu lalu Jessica mengambilnya

“Thanks ya, Carlos,” ucap Jessica sambil tersenyum dan memasukkan uang ke saku celana jeans.

“You are welcome,” balas Carlos sambil tersenyum. Jessica berjalan keluar dan terdengar suara Carlos memanggilnya lagi,

“Jessi.” Jessica berhenti dan menoleh ke arah Carlos dan bertanya;

“Kenapa lagi, Carlos?” Jessica mengangkat kedua keningnya menatap Carlos.

“Jangan lupa besok ya.” Carlos mengingatkan Jessica

“Siap, Bos,” Jessica bercanda dan melambaikan tangan. “Sampai jumpa besok, Tuan Carlos.” Carlos langsung tertawa

“Hahahaha … baik cantik,” balas Carlos juga dengan bercanda lalu Jessica tertawa dan menjulurkan lidah pada Carlos. Jessica langsung meninggalkan resort dengan ojek.

Sementara di teras Carlos membayangkan wajah Jessica, dia tersenyum sendiri saat mengingat candaan Jessica.

“Jess, kamu cantik juga, matamu indah bibirmu sexii kulitmu … wow,” gumam Carlos seraya berdiri kemudian  masuk kedalam kamar. “Hm … aku beruntung bertemu denganmu, Jessi. Kalau tidak aku tidak tahu harus kemana.” Dia merebahkan dirinya di kasur dan memejamkan mata.

Sedangkan di atas motor Jessica membayangkan Carlos. Hmmm … Carlos sangat tampan ya, gumam Jessica. Dia juga tersenyum sendiri.

Akhirnya Jessica tiba di depan rumah, dia berjalan pelan pelan. Jantungnya berdebar kencang, perasaannya takut sekali. Di benaknya antara masuk atau tidak. Terbayang wajah mamanya yang begitu seram dengan kayu di tangan.

Tiba-tiba pintu terbuka, Jessica terkejut melihat mamanya ada di hadapannya dengan sepotong kayu agak tipis. Kayu itu selalu dia gunakan untuk memukul Jessica kalau Jessica terlambat pulang, mamanya menatap Jessica dengan wajah marah.

“Dari mana saja kamu?” teriak mamanya dengan geram sehingga membuat Jessica terkejut dan merasa takut.

Tanpa menunggu jawaban dari gadis itu, mamanya langsung melayangkan kayu di tangan dan  betis Jessica dengan berulang kali tanpa mendengar rintihan kesakitan dari gadis itu.

Jessica mencoba menghindar tapi tetap saja kena di kakinya, dia merasakan sakit. Dia menangis dan berusaha menangkis kayu yang terus melayang ke badannya.

Tidak perduli dengan tangisan Jessica,  mamanya mencubit lengan Jessica berkali-kali sehingga gadis itu meringis kesakitan.

“Ma … aa-ampun. Sakit, Ma ….” rintih Jessica sambil menangis. Mamanya tidak berhenti, kayu dipukul lagi ke badan gadis itu.

Gadis yang sudah mulai dewasa seharusnya tidak di perlakukan seperti itu, tapi lain dengan mama Jessica. Dia tidak perduli, bahkan di depan teman-temannya dia di pukuli tanpa memikirkan perasaan anaknya.

Jessica mencoba menangkis dengan tangannya setiap kali mamanya memukulkan kayu ke badannya, dia benar-benar merasakan sakit. Kali ini Jessica tidak tahan lagi, dia berlari keluar rumah sambil menangis. Kebetulan dia bertemu dengan tukang ojek, Jessica langsung memanggilnya.

“Bang, tolong antar aku,” pinta Jessica pada tukang ojek sambil mengusap legan yang kena pukulan serta cubitan.

“Kemana, Non?” tanya tukang ojek dengan memperhatikan wajah Jessica.

“Nanti aku beri tahu,” jawab Jessica sambil naik ke motor, dia melihat dari jauh mamanya berjalan ke arahnya. Dia langsung menepuk punggung tukang ojek.

“Ayo cepat jalan.” Tukang ojek langsung menjalankan motornya. Jessica masih menangis menahan sakit, kedua lengannya memar di cubit mamanya, ada juga merah kena kayu.

Sepanjang jalan Jessica menangis sampai dia melihat ada toko yang biasa dia kunjungi. Jessica meminta tukang ojek untuk berhenti.

“Bang, berhenti disini aja,” perintah Jessica dengan menepuk punggung tukang ojek.

“Baik, Non,” jawab si tukang ojek lalu dia berhenti. Jessica turun dari motor dan memberikan uang lalu tukang ojek pun pergi.

Di samping toko ada tempat duduk dan lampunya tidak terlalu terang. Jessica duduk disitu dan memikirkan apa yang baru saja dia alami. Kenapa mama begitu jahat padaku, tanpa dengar penjelasanku langsung memukulku seperti orang kesetanan. Batinnya Jessica mengusap tangan yang kena pukulan.

Kemana aku harus pergi sekarang, mau ketempat sudara ahhh … aku takut mama menemukanku, mau ke tempat kaka tidak mungkin juga. Jessica menunduk sambil memegang kepalanya dan berpikir. Mana badanku sakit, dari kaki tangan sampai belakangku sakit semua, keluhnya.

Aku tidak akan pernah pulang, aku tidak akan pernah menginjakkan kakiku lagi dirumah itu. Rasa dendam mulai timbul di hatinya. Ahh… Aku harus kemana? Masa aku tidur dijalan. Dia melihat jam di dinding toko.

“Aduch sudah mau jam sembilan. Toko sebentar lagi akan tutup.” Jessica mulai kebingungan dia melihat jalanan mulai sepi.

Aku harus kemana? tanyanya dalam hati, lalu dia teringat Carlos. Apakah aku ke tempat Carlos saja? Ah … tapi dia baru aku kenal tadi. Ichh … kedua kaki sakit lagi, Jessica merintih. Dia melihat kakinya merah ada tanda pukulan kayu.

Padahal aku memakai celana jeans tapi karena mama memukulku dengan kuat tetap saja tembus, Jessica mengusap kakinya sambil memperhatikan jalanan yang mulai sepi. Dia menunduk dan menangis.

Mungkin aku ketempat Carlos saja, siapa tau dia terima aku di sana. Jessica berdiri dan memanggil tukang ojek.

“Bang, ke sini.” Tukang ojek mendekat dengan motornya dan bertanya;

“Mau kemana, Non?”

“Bang, tolong antarkan aku ke resort MV,” jawab Jessica dengan memalingkan wajah, dia tidak ingin abang ojek melihat matanya yang sembab karena menangis.

“Baik, Non,” sahut tukang ojek lalu Jessica naik ke motor dan tukang ojek mengantarnya ke resort.

Selamat Membaca

Jangan lupa like dan komen ya

Terima kasih.❤❤❤

Resort

Sementara di resort terlihat Carlos merebahkan diri di kasur dia memikirkan perjalanan esok hari, tiba tiba pintu kamarnya di ketuk. Carlos bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan ke arah pintu, sebelum membuka pintu dia mengintip dari kaca jendela, dia terkejut.

“Bukankah itu Jessi?” Carlos membuka pintu dan bertanya. “Ada apa Jess kenapa kamu menangis?” Carlos mendudukan Jessica di kursi yang ada di sampingnya

“Apa yang terjadi Jess?” tanya Carlos lagi sambil menatap heran ke Jessica dia melihat tangannya merah dan memar seperti habis di pukul. “Kamu kenapa Jess?” Carlos bertanya lagi pada Jessica tapi Jessica masih menangis tersedu-sedu menahan sakit.

“Aku di pukul mamaku, Carlos,” jawab Jessica sambil terisak.

“Kenapa mama kamu memukulmu?” Carlos masih terheran-heran.

“Aku terlambat pulang dan mamaku marah padaku,” jawab Jessica seraya mengusap air matanya.

“Kamu tidak menjelaskan pada mama kamu kalau kamu jadi guide aku?” Carlos merasa kasihan melihat Jessica, dia tidak menyangka mama Jessica seperti itu.

“Aku baru mau menjelaskan tapi mama sudah memukulku seperti orang kesetanan dan tidak memberikanku kesempatan untuk bicara,” tutur Jessica pada Carlos dengan mengusap tangannya yang kena pukulan. Sambil menangis Jessica menjelaskan semua yang terjadi padanya

“Hmmm … mama kamu kenapa kejam seperti itu, terus sekarang kamu mau tidur di mana?” tanya Carlos seraya menarik kursi dan duduk di depan Jessica.

“Aku tidak tahu, Carlos. Aku tidak tahu harus kemana lagi,” jawab Jessica sambil menangis

Lalu Carlos menarik tangan Jessica masuk ke dalam kamar, dia merasa kasihan melihat gadis itu. Apalagi ini sudah malam dia tidak akan membiarkan Jessica tidur di jalan.

“Jess ini sudah malam sebaiknya kamu tidur disini saja dulu, nanti besok kita pikirkan kelanjutannya. Aku akan memesan kamar satu lagi untukmu, kamu tunggu disini ya aku ke receptionis dulu.” Baru saja Carlos melangkahkan kaki, Jessica menahan tangan Carlos. Pria itu terhenti kemudian menatap Jessica.

“Ada apa, Jess?” tanya Carlos dengan mengkerutkan dahinya.

“Jangan pesan kamar lagi, kamar ini saja,” jawab Jessica dengan menunjukkan wajah memohon tanpa berpikir kalau yang berdiri di hadapannya adalah laki-laki.

“Kenapa?” tanya Carlos dengan heran.

“Aku takut sendiri,” sahut Jessica.

“Lalu bagaimana kita tidur?” tanya Carlos, dia menjadi bingung.

“Kita berdua tidur di kamar ini,” jawab Jessica dengan enteng tanpa berpikir kalau Carlos itu laki-laki dewasa.

Carlos menjadi bingung dia memijit dahi sambil menatap Jessica. Tidur berdua? kamu tidak takut tidur denganku, bagaimana kalau terjadi sesuatu? aku laki laki normal dan dia perempuan yang cantik, perempuan yang bisa membuat laki laki ahhh ….

“Kita tidak bisa tidur berdua disini, aku laki laki dan kamu perempuan tidak mungkin kita tidur seranjang.” Carlos mencoba menjelaskan kepada Jessica. “Kalau terjadi sesuatu bagaimana?” Jessica tidak mengerti apa yang di maksud oleh Carlos.

“Kalau terjadi sesuatu? maksudnya?” tanya Jessica sambil menatap heran pada Carlos. “Aku tidak mengerti Carlos.” Gadis berusia 15 tahun yang begitu polos sudah pasti tidak akan mengerti dengan hal-hal seperti itu.

“Hm ….” gumam Carlos. Kamu terlalu polos Jess. Carlos menjadi bingung bagaimana cara menjelaskannya pada Jessica. Sepertinya dia belum mengerti dengan hal hal yang seperti itu, ah ... sudalah biarkan saja dia tidur di kamar ini.

“Baiklah, Jess. Kamu tidur disini saja aku tidak akan memesan kamar lagi, kita tidur seranjang.” tutur Carlos dia membatalkan ke receptionist. Jessica menatap Carlos dengan gembira.

“Carlos, terima kasih kamu mau menerimaku tidur disini.” ucap Jessica dengan mata berbinar.

“Iya ... iya.” Dalam hatinya. Semoga aku bisa menahan diri, hmmm… Dia menghembuskan napas dan menggeleng-gelengkan kepala.

Jessica ingin mandi tapi dia tidak punya handuk dia menghampiri Carlos yang sedang duduk sambil  membaca berita di ponsel.

“Carlos aku mau mandi, kamu masih punya handuk lebih?” tanya Jessica seraya bersandar di pintu.

“Ada, Jess. Sebentar aku ambilkan.” Carlos berdiri, dia masuk ke dalam kamar dan membuka lemari kemudian mengambil handuk, Carlos kembali ke teras lalu memberikan handuk pada Jessica.

“Ini handuknya, dan kamar mandinya disitu.” Carlos menunjuk ke arah kamar mandi lalu Jessica berdiri dan pergi mandi.

Dia menyalakan shower dan mengarahkan ke ke badannya. Lalu terdengar dia meringis kesakitan, Jessica merasakan sakit di bekas pukulan mamanya tadi. Karena  tidak membawa pakaian, Jessica memakai lagi pakaian yang tadi.

Dia keluar dari kamar mandi, dan melihat Carlos tidak di kamar tapi pintu terbuka. Jessica berjalan menuju kearah depan, dia melihat Carlos lagi duduk santai di teras sambil merokok, dan di atas meja ada sekaleng bir hitam. Jessica duduk di seberang.

“Sudah selesai mandi?” tanya Carlos sambil mengambil minuman bir di meja dan meminumnya.

“Iya sudah selesai,” jawab Jessica sambil tersenyum dan mengalihkan pandangan ke taman.

“Kamu tidak ganti pakainmu?” tanya Carlos lagi dengan memperhatikan pakaian Jessica.

“Aku tidak bawah pakaian. Ya namanya juga lari dari rumah mana sempat mengambil pakainku,” jawab Jessica dengan malu-malu.

“Ohhh .…” gumam Carlos lalu berdiri  masuk ke dalam kamar, dia membuka lemari dan mengambil kaos untuk Jessica pakai kemudian   kembali berjalan ke teras.

“Pakai ini saja, Jess. Kaos ini kecil jadi pasti muat di kamu,” ujar Carlos sambil memberikan kaos pada Jessica.

Jessica mengambil kaos yang di berikan Carlos padanya, dia berdiri dan masuk ke dalam kamar untuk ganti pakaiannya, selesai kembali lagi Jessica keluar. Dia duduk di teras bersama Carlos, mereka berbincang bincang dan bersenda gurau. Sesekali terdengar tawa mereka berdua,

Carlos meminum bir yang ada di meja dan merokok lagi, sesekali dia menyemburkan asap rokok ke arah Jessica.

Dengan wajah cemberut Jessica mengibas asap rokok itu dan melotot kepada Carlos, melihat Jessica seperti itu Carlos tertawa. Dia senang melihat mimik Jessica seperti itu.

Hari semakin larut malam, akhirnya mereka berdua mengantuk, Carlos berdiri dan mengajak Jessica untuk tidur.

“Jess, sudah larut malam ayo tidur.” Carlos berdiri dan memadamkan rokok di asbak, “Besok kita bangun pagi untuk ke daerah Tondano. Aku ingin melihat danau disana.”

“Baik, Carlos. Aku juga sudah mengantuk.” Jessica juga ikut berdiri dan masuk ke dalam kamar.

Carlos dan Jessica masuk ke dalam kamar kemudian Jessica merapikan tempat tidur sedangkan Carlos pergi ke kamar mandi. Saat selesai Carlos keluar dan melihat Jessica masih memakai celana jeans.

“Kamu nyaman tidur pakai celana jeans, Jessi?” tanya Carlos sambil berjalan ke sisi tempat tidur.

“Sebenarnya tidak nyaman, Carlos. Tapi mau bagaimana lagi, Aku tidak ada pakaian ganti.” Jessica menarik napas panjang dan memperhatikan sekeliling kamar.

“Um ... sebentar aku lihat, mungkin ada celana pendekku yang bisa kamu pakai.” Carlos membuka lemarinya dan mencari cari celana  yang bisa Jessica pakai,

Carlos menemukan satu celana pendek. Hm … mungkin ini bisa Jessica pakai, gumam Carlos.

“Jess, coba pakai yang ini. Ini sepertinya bisa kamu pakai. Pinggangnya karet.” Jessica mengambil celana dari tangan Carlos dan masuk ke kamar mandi, dia melepas celana jeansnya dan memakai celana pendek itu.

“Celananya sedikit besar tapi tidak apa apalah dari pada tidak ada.” Jessica keluar dari kamar mandi, lalu tersenyum kepada Carlos,

“Celananya sedikit besar ya?” ujar Calos sambil tersenyum melihat celana pendek yang Jessica pakai.

“Iya, tapi tidak apa-apa dari pada tidak ada,” sahut Jesssica lalu Carlos tersenyum kembali.

Jessica pun tersenyum malu, dalam hati Jessica. Duh, Carlos senyummu itu manis. Aduh, Jess kecil kecil kecentilan dasar. Gumam Jessica dalam hati. Eit ... aku kan bulan depan sudah masuk SMA berarti bukan anak kecil lagi. Kata Jessica sambil tersenyum sendiri, tanpa dia sadar Carlos memperhatikannya.

“Jess, kenapa senyum senyum sendiri di situ, ayo tidur!” Jessica tersadar dari lamunannya dia menjadi gugup dan malu wajahnya sontak merona.

“Ah ... I--iya, aku tidur.” Jessica terbata-bata, dia naik kekasur dan berbaring dekat Carlos. Alamak baru sekarang aku tidur dengan laki laki, gumamnya.

Ada jarak sedikit antara Jessica dan Carlos, Jessica menarik selimut dan membalikan badan membelakangi Carlos.

“Selamat tidur, Jess,” ucap Carlos seraya membalikan badan membelakangi Jessica.

“Selamat tidur juga, Carlos,” balas Jessica. Jessica masih tidak bisa tidur, dia masih memikirkan hal yang terjadi padanya. Dia begitu nekat lari dari rumah, ya memang sudah lama dia tidak tahan tinggal di rumah lagi.

Hanya dia tidak tahu harus kemana, di rumahnya seperti neraka setiap hari mendengar mama papanya bertengkar. Sampai-sampai orang-orangpun mendengar pertengkaran mereka, terkadang Jessica malu pada tetangga.

Hari ini dia begitu nekat meninggalkan rumah, dan entah apa yang akan terjadi selanjutnya kalau Carlos pergi, dia akan kemana. ( Hanya Author yang tahu )

Jessica memejamkan mata dan tidur

Jangan lupa like dan komentnya ya

Selamat membaca

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!