Setelah meminum teh pemberian kakak tirinya Leona langsung jatuh tersungkur ke lantai setelah sesaat merasakan panas yang tak tertahankan di tenggorokannya.
"Teganya kalian mela....".
Hanya kata terakhir itu yang keluar dari mulutnya sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya.
Kakak dan ibu tirinya tertawa dengan puas setelah berhasil meracuni anak itu.
"Akhirnya dia mati juga. Ku pikir dia tidak mau minum tadi tapi siapa sangka gadis bodoh tetaplah bodoh. Ahahahah". Tawa keras kembali menggema di seluruh bangunan mewah itu.
Satu-satunya masalah mereka selama ini sudah mereka bereskan tinggal bagaimana mereka menangani ayah dari gadis bodoh nan payah itu. Seharusnya tidaklah sulit. Cukup ceritakan saja bahwa gadis kesayangannya telah di patuk ular berbisa saat pulang dari hutan seperti biasa ia kunjungi itu. Bereskan.
* * *
Di sebuah negeri di kedalaman hutan antah berantah seorang permaisuri tengah berjuang keras melahirkan bayinya. Entah sudah berapa lama rasa sakit di perutnya muncul tapi bayinya tak kunjung keluar. Hal ini membuat sang raja merasa gelisah.
"Cepat panggilkan semua tabib terkenal di seluruh hutan ini tanpa terkecuali. Katakan pada mereka bahwa permaisuriku hendak melahirkan". Perintah raja Luis pada para pengawal istana.
"Baik yang mulia". Jawab kelima pengawal serempak langsung bergegas keluar istana memenuhi perintah sang raja.
"Yang mulia aku mungkin tidak bisa menyelamatkan anakmu". Ucap salah satu tabib wanita yang baru selesai memeriksa permaisuri. Kepalanya tertunduk tidak berani menatap raja Luis.
"Apa gunanya kalian semua ini kalau tidak bisa menyelamatkan anakku. Kalian tahu bahwa aku dan permaisuri sudah lama menantikan buah hati hadir di antara kami. Tapi sekarang saat kami diberikan keturunan kenapa sekarang kalian berkata untuk menyerah". Raja Luis nampak meneteskan air matanya setelah berkata demikian ia duduk bersandar pada tempat tidur dimana permaisuri dibaringkan sambil mengusap wajahnya frustasi.
"Maaf yang mulia tapi saya dengar ada sebuah bunga yang yang konon katanya sangat ajaib. Bunga tersebut dapat menyembuhkan segala penyakit. Mungkin saja permaisuri dapat melahirkan bayi yang mulia setelah meminum madu dari bunga itu. Nama bunga itu ialah bunga kelabu".
"Kalau begitu apa yang kalian pikirkan ah? Cepat ambil bunga itu dan bawa kemari". Perintah raja Luis dengan cepat.
"Maaf yang mulia, tapi bunga tersebut ada di puncak utara hutan ini. Bunga itu juga hanya tinggal satu. Banyak penyihir juga yang mencari bunga itu untuk membuat mereka menjadi abadi. Saya khawatir kita akan terlambat sampai kesana".
"Panggilkan semua prajurit terbaik dengan kemampuan pedang dan terbang tercepat. Aku tidak ingin para penyihir mendahuluiku. Bagaimanapun juga permaisuri harus melahirkan bayi yang sehat untuk jadi penerusku kelak". Setelah berkata demikian raja Luis mencium kening permaisurinya dengan lembut.
"Bersabarlah sebentar lagi permaisuriku. Para prajurit kita tidak akan pernah mengecewakanku. Dan kaupun tau hal itu".
Permaisuri nampak tersenyum pelan merespon perkataan raja Luis.
"Kalian semua pergilah ke puncak utara hutan ini. Bawakan aku bunga kelabu dari sana secepat mungkin. Penerus negeri ini harus dilahirkan dalam keadaan selamat. Apa kalian bisa menyanggupi permintaanku?". Tanya raja Luis pada semua prajurit yang sudah dikumpulkan dengan kemampuan pedang dan terbang terbaik.
"Baik yang mulia. Perintah yang mulia adalah hal mutlak bagi kami". Jawab kapten prajurit itu dengan lantang.
"Baiklah kalau begitu pergilah. Aku harap kalian semua kembali dalam keadaan selamat karena mungkin saja dalam perjalanan kalian akan bertemu para penyihir yang juga menginginkan bunga itu. Tapi bagaimanapun caranya bunga itu harus kalian bawa pulang padaku, paling lama tiga hari dari sekarang karena mungkin hanya itu waktu tersisa bagi permaisuri untuk bertahan dari rasa sakit.
Selama menunggu para prajurit kembali, selama itu pula raja Luis setia mendampingi sang permaisuri di kamarnya. Melihat permaisuri kesakitan seperti itu benar-benar membuatnya tak bisa menjauh dari sisi permaisuri bahkan ia tak bisa menelan makanannya dengan baik.
"Maaf yang mulia raja, tapi para prajurit telah kembali". Lapur salah satu pengawal yang masuk tanpa meminta ijin tersebut.
"Benarkah? Kalau begitu apa yang kau tunggu. Cepat suruh mereka masuk". Perintah raja Luis dengan raut wajah sumringah.
"Sedikit lagi permaisuriku, kau akan bisa melahirkan bayi kita dengan selamat". Ucapnya sambil mencium kening permaisuri lembut.
"Yang mulia maaf jika kami terlambat, ini bunga kelabu yang anda inginkan".Ucap kapten prajurit sambil berlutut memberi hormat dan memberikan bunga kelabu itu pada raja.
Raja menerima bunga itu dan melihatnya dengan saksama. Beberapa kali ia nampak mengganggukan kepalanya.
"Bunga yang indah sekali. Cepat panggilkan para tabib untuk memberikan madu bunga ini pada permaisuri secepatnya". Perintah raja Luis dengan tegas.
"Maaf yang mulia, selain bunga itu kami juga membawa sesuatu yang lain untuk yang mulia".
"Apa itu?". Tanya raja Luis penasaran.
Beberapa saat kemudian muncullah seorang peri penyihir. Jika dilihat dari tubuhnya sepertinya peri penyihir itu masih anak-anak. Lantas apa yang membuat para prajurit membawa pulang peri penyihir. Bukankan itu sesuatu yang berbahaya bagi mereka?
"Untuk apa kalian membawa makluk ini kemari? Apa kalian ingin membuat permaisuriku mati haah?". Sergah raja dengan penuh amarah.
"Maafkan kami yang mulia tapi penyihir kecil inilah yang memohon untuk ikut bersama kami. Katanya dia akan membantu permaisuri melahirkan". Jelas kapten sedikit takut.
"Benarkah kau ingin membantu permaisuriku melahirkan? Atau kau menginginkan bunga kelabu ini untuk membuatmu menjadi penyihir abadi?". Ucap raja Luis ketus menatap sosok peri penyihir kecil yang terbang di hadapannya itu.
"Apa kau pikir kau bisa membantu istrimu melahirkan hanya dengan memberinya madu dari bunga kelabu ini? Lantas apa kau tau bagaimana caranya mengambil madu dari bunga kelabu ini?". Tanya peri penyihir kecil itu dengan nada sedikit mengejek.
"Apa kau bisa jaga ucapanmu. Kau pikir dengan siapa sekarang kau berhadapan?". Tegur salah satu pengawal memperingatkan peri penyihir kecil itu yang sangat tidak sopan kepada raja.
"Hahaha kalian ini lucu sekali. Memangnya kalian mau aku harus berbuat seperti apa? Ah sudahlah kalian hanya peri lemah". Ejek peri penyihir kecil itu lalu hendak terbang keluar tapi raja Luis memanggilnya kembali.
"Tunggu tadi kau mengatakan bahwa kau ingin membantu permaisuriku. Jadi kumohon tolong permaisuriku. Sudah tiga hari dia kesakitan tapi bayi dalam perutnya belum juga keluar". Ucap raja Luis dengan tulus sedikit memohon.
"Tentu saja, karena memang hanya para peri penyihirlah yang mampu mengambil madu dari bunga kelabu ini jadi berikan aku bunga kelabu itu agar aku cepat mengambilkn madunya untuk istrimu". Ujarnya sambil menjulurkan tangannya meminta bunga kelabu dari tangan raja.
Sang raja nampak ragu memberikan bunga kelabu itu, ia sedikit menoleh pada permaisuri yang hanya tersenyum kecut dihadapannya sambil mengangguk pelan.
"Berikan saja bunga itu. Aku percaya padanya, hati anak-anak tetaplah hati seorang malaikat. Ia tidak mungkin membohongi kita. Bukan begitu....."
"Alexa. Panggil aku Alexa". Jawab peri penyihir itu tersenyum menatap permaisuri.
"Ini bunga kelabu. Kumohon selamatkan anak dan permaisuriku Alexa". Raja Luis memberikan bunga kelabu itu pada Alexa.
Alexa menerima bunga itu lalu mengucapkan beberapa mantra hingga madu dari bunga itu nampak keluar seperti bulir-bulir embun.
"Ini bunga kelabu. Kumohon selamatkan anak dan permaisuriku Alexa". Raja Luis memberikan bunga kelabu itu pada Alexa.
Alexa menerima bunga itu lalu mengucapkan beberapa mantra hingga madu dari bunga itu nampak keluar seperti bulir-bulir embun perlahan menggumpal dan mengental seperti madu pada umumnya hanya saja warna madu bunga kelabu itu seputih salju.
"Minumlah madu ini permaisuri". Ucap Alexa mengarahkan madu itu ke mulut permaisuri yang langsung meminumnya seketika.
"Rajaku perutku sangat sakit, sepertinya bayinya akan segera keluar".
"Aaaaaahhhhhh". Teriakan keras dari permaisuri memekakan telinga semua orang yang ada disitu.
"Eaaaa. Eaaaa. Eaaaa". Tangisan bayi terdengar keras memenuhi seisi kamar itu. Raja yang gembira langsung menghamburkan diri memeluk permaisuri dan menciumnya berkali-kali dan tak mempedulikan orang-orang di dalam kamar itu.
"Selamat yang mulia bayinya perempuan, hanya saja...." . Tabib wanita itu tak berani melanjutkan kata-katanya. Ia menggendong bayi yang baru di lahirkan permaisuri itu ke sisi permaisuri dan membaringkannya.
"Di tak bersayap, bagaimana ini rajaku. Bayi kita cacat. Hik-hiks". Permaisuri menangis sesegukan melihat bayinya yang tak bersayap seperti peri pada umumnya.
"Siapa bilang bayi kita cacat. Bukankan dia terlihat sangat cantik sepertimu. Bahkan kulit dan rambutnya seputih salju. Lihatlah warna bibirnya semerah darah.Menurutku bayi ini adalah bayi tercantik yang pernah aku lihat jadi jangan pernah katakan kalau putri kita cacat. Aku benar bukan?". Ucap raja menatap semua orang dalam kamar itu.
"Anda benar yang mulia. Bayi yang mulia adalah bayi yang paling cantik yang pernah kami lihat". Jawab semua orang bergantian menghibur permaisuri meskipun hati mereka juga terasa sakit melihat bayi perempuan yang tak bersayap itu.
"Jangan khawatir permaisuri. Bayimu sepertinya telah diberkati oleh langit dan bumi berkat madu bunga kelabu yang anda minum. Kulit dan rambutnya bahkan berwarna putih layaknya madu bunga kelabu itu. Ini adalah tanda bahwa roh dan tubuhnya telah menyatu dengan madu bunga kelabu, dia tidak hanya abadi tapi juga kuat. Kelak ia akan menjadi penguasa seluruh negeri ini, bahkan di setiap sisi hutan manapun ia akan di segani dan di hormati. Karena bukan hanya kulit dan rambutnya saja yang berwarna putih tapi hatinya juga seputih madu bunga kelabu mampu menyentuh hati siapapun bahkan hati itu sekeras batu sekalipun". Ujar Alexa yang sudah terbang di hadapan permaisuri yang tengan menyusui bayi kecilnya.
"Bagaimana kau bisa yakin seperti itu Alexa? Bukankah permaisuriku yang meminum madunya kenapa jadi putriku yang menjadi abadi?. Tanya raja Luis sedikit heran dengan segala ucapan Alexa.
"Tentu saja aku yakin. Aku adalah seorang peri penyihir. Aku tahu soal banyak hal termaksud soal madu bunga kelabu. Memang benar permaisuri yang meminunnya tapi apa kau lupa bahwa tujuannya meminum madu bunga kelabu adalah untuk menyelamatkan bayimu jadi otomatis bayimulah yang telah menyerap semua madu bunga kelabu dari tubuh permaisuri hingga tak tersisa. Apa kau mengerti sekarang?". Tanya Alexa dengan sombongnya. Raja Luis hanya menganggukan kepala mendengar semua penjelasan Alexa yang masuk akal itu.
"Lalu soal bayiku yang akan menjadi penguasa seluruh negeri darimana kau mengetahuinya?". Tanya raja Luis memastikan lagi.
"Apa kau lihat tanda hitam di leherku". Ucap Alexa sambil mengurai rambutnya kesamping kirinya menunjukan titik hitam di belakang lehernya pada raja Luis. Bukan titik hitam itu lebih terlihat seperti ukiran tato menyerupai bulan sabit yang sangat kecil.
"Ia aku melihatnya. Lalu?"
"Tidak semua penyihir memmpunyai tanda seperti ini. Dari sekian banyak penyihir hanya ada sekitar 10 atau lebih peri penyihir yang memiliki tanda ini. Ini adalah tanda bahwa kami adalah peri penyihir istimewa. Kami tidak hanya kuat tapi kami juga mampu melihat masa depan".
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!