Hallo? Aku bawa cerita baru, nih. Cerita ini adalah alur komedi yang mengusung tema kehidupan. Ada banyak edukasi di dalamnya. Cocok untuk yang mau atau lagi belajar berumah tangga. Silahkan tertawa dan ambil edukasi-edukasi yang bermanfaat aja dari dalam cerita.
***
Selamat membaca.
Siang itu matahari sangatlah terik. Di sebuah lorong koridor sekolah yang sangat panjang, Reyno terus berlari ketakutan mencoba menghindari kejaran maut para teman-temannya. Hari ini adalah hari ulang tahun Reyno, dan seluruh teman sekelasnya kompak untuk mengerjai cowok bertulang lembek itu. Reyno adalah cowok cupu yang sering di bully oleh teman-temanya. Tadi Reyno sedikit mendengar bocoran, bahwa semua teman sekelasnya akan segera menyiram tubuhnya dengan air comberan yang sangat bau, dicampur dengan nasi basi, telur busuk, dan kecoa hidup yang sangat Reyno takuti.
Reyno terus berlari menghindari kejaran teman-temanya. Berlari tanpa arah saking ketakutanya. Deburan jantungnya semakin kencang, dan napasnya mulai tersenggal karena terus berlari. Sampailah ia tepat di ujung jalan buntu, di mana hanya ada sebuah tembok tinggi tepat di depan matanya sebagai penghalang. Reyno semakin dibuat kalut, ia tidak tahu lagi harus berlari kemana lagi.
Sekilas ia melihat sosok temanya sedang berlari menuju ke arahnya. Tanpa pikir panjang lagi, Reyno langsung masuk ke sebuah toilet bertuliskan Toilet khusus untuk Guru. Cowok itu membuka salah satu bilik dengan sangat tergesa-gesa, lalu menguncinya secepat kilat. Ketika ia berbalik badan, alangkah terkejutnya Reyno saat melihat anak perempuan sedang berdiri membelakanginya.
“Aaa ...!”
Gadis itu langsung berteriak histeris saat membalikan badanya ke arah Reyno. Teriakan itu menggema nyaring. Reyno sangat yakin, lengkingan kuat itu pasti terdengar jelas sampai keruang guru. Kebetulan ruang guru tepat berada disamping toilet itu.
Mati!
Para guru mulai berdatangan, melihat sumber suara teriakan seorang gadis dari dalam bilik toilet. Reyno mencoba membungkam mulut gadis itu dengan kedua tanganya. Seorang murid perempuan yang bahkan ia tidak tahu siapa namanya, sedang berdiri kaku tanpa busana sama sekali tepat di depan matanya. Hanya kain berenda yang menutupi kedua bagian intim gadis itu.
“Diamlah, atau para guru akan melihat kita berdua!” ancam Reyno sedikit takut. Ia terpaksa membenamkan wajah gadis itu tepat di di danya kuat-kuat. Sengaja Reyno lakukan agar anak gadis itu tidak berteriak kembali. Reyno sangat takut jika para guru sampai melihat mereka. Entah hukuman apa yang akan mereka dapatkan nantinya.
“Keluar kalian!” bentak seorang laki-laki dari luar bilik toilet. “Kami sudah melihat ada dua pasang kaki dari celah bawah. Apa yang sedang kalian lakukan di toilet guru?”
Tubuh Reyno bergetar hebat. Peluh sebesar biji jagung mulai keluar dari sekujur tubuhnya. Pengapnya toilet itu membuat Reyno merasa kesulitan untuk bernafas. Ia merasakan tubuh gadis itu semakin berat di dalam pelukanya. Saat Reyno memberanikan diri untuk menundukan pandanganya, ternyata gadis itu sudah tidak sadarkan diri dalam dekapanya.Gawat.
Reyno semakin panik. Suara orang yang berdatangan semakin banyak. Reyno dapat mendengar dengan jelas, para guru dan murid sedang ribut di luar sana.
“Keluar kalian berdua, sekolah ini bukan tempat yang tepat untuk melakukan tindakan asusila. Keluar dalam hitungan kelima atau kami akan dobrak pintu ini,” Guru laki-kali itu mulai menghitung dengan aba-aba.
“Satu ... dua ... tiga ... empat ... empat setengah ... lima. Dobrak saja!” teriaknya emosi.
Brakk .... Brakk ....
Brakk .... Brakk ....
Satpam mulai mendobrak pintu bilik mereka.Tidak membutuhkan waktu lama, pintu itu langsung terbuka dalam empat kali dobrakan.
“Aaaa ... aaa ... aaa ....”
Teriakan para siswi dan guru wanita saling bersaut ketika pintu itu berhasil terbuka. Para murid laki-laki yang nakal mulai merogoh ponselnya, lalu mengambil video Reyno dan gadis itu untuk diabadikan. Sebisa mungkin Reyno menutupi tubuh telanjang gadis itu dengan badanya. Entah seperti apa perasaan gadis itu jika tahu mereka sedang ditonton banyak sekali orang. Apa lagi gadis itu tidak memakai baju sama sekali, untunglah gadis itu pingsan.
Guru langsung mengambil tindakan sesegera mungkin. Murid perempuan itu di bawa keruang UKS, sementara Reyno langsung dituntun menuju ruang BK. Pihak sekolah juga langsung menghubungi orang tua mereka untuk segera datang ke sekolah.
Seteleh anak gadis yang diketahui bernama Jennie tersadar dari pingsanya, ia langsung didudukan bersama dengan Reyno di ruang BK. Reyno dan Jennie mulai menjelaskan duduk perkara perihal kejadian itu. Namun pihak yang menangani kasus mereka tidak percaya sama sekali dengan penjelasan dua bocah itu. Para guru lebih percaya dengan apa yang mereka lihat. Reyno sedang memeluk erat gadis telanjang di dalam toilet, mahluk mana yang masih memiliki pikiran positif setelah melihat adegan itu.
Video Reyno dan gadis itu langsung viral sebagai konten asusila di lingkungan sekolah. Pihak sekolah memilih untuk angkat tangan dengan kejadian ini. Setelah melalui banyak sekali perdebatan,akhirnya pihak sekolah memutuskan untuk mengeluarkan Reyno dan Jennie.
Kedua orang tua Reyno dan Jennie sempat protes dan meminta keadilan untuk anak-anaknya. Namun viralnya video tindakan asusila itu tidak dapat di tutupi lagi. Berkali-kali mereka memohon dengan alasan ujian tinggal menghitung hari lagi, namun kepala sekolah tidak mau memberikan ampunan untuk dua murid itu.
Nama Reyno dan Jennie sudah terlanjur di cap jelek oleh seluruh murid. Kalaupun pihak sekolah masih mau menerima mereka, tapi murid dan para orang tua di sekolah itu tidak akan berhenti membully perbuatan mereka. Jalan satu-satunya adalah mengeluarkan mereka. Bahkan Reyno yang menjadi murid kebanggan itu tak mendapatkan kebijakan sedikitpun, apa lagi Jennie si murid bodoh yang tidak ada prestasinya sama sekali.
Dan saat itu juga, dua mahluk tak bersalah itu resmi di keluarkan oleh pihak sekolah. Masalahnya bukan hanya terletak pada kesalahan mereka, namun lebih ke arah netizen yang maha benar. Video Reyno dan Jennie sudah tersebar luaskan, tentunya dengan berbagai caption buruk yang mereka tulis. Demi kebaikan bersama, Reyno dan Jennie terpaksa harus di keluarkan dari sekolah.
***
Tokoh visual:
Jennie Hermawan.
(Untuk visual wanita cek ig: @anarita_be )
Umur 18 tahun.
Murid kelas 12 IPA D, SMA DHARMA KUSUMA. (mantan siswi)
Cantik, adalah satu-satunya kebanggan yang bisa Jennie miliki. Gadis itu bukanlah murid berprestasi di sekolahnya. Bahkan ia malas berangkat ke sekolah. Jennie sangat menggemari kegiatan ekstrim, hobinya adalah kebut-kebutan di atas motor. Cita-citanya menjadi seorang pembalap internasional.
Gadis manis berdarah china, alias anak semata wayang kesayangan Ayah dan Bundanya. Berkulit putih susu, langsing, paras cantik dengan gigi kelinci sebagai andalanya.
Memiliki sifat galak, jutek, sedikit tomboy, labil dan yang terakhir, mulutnya pedas bagaikan mercon.
Reyno Giovani.
Umur 18 tahun.
Kelas 12 IPA A, SMA DHARMA KUSUMA. (Mantan siswa)
Reyno terlahir sebagai cowok cupu kesayangan Mami dan Papi. Berotak super pinter, dan merupakan salah satu murid kebanggan disekolahnya sebelum ia di keluarkan.
Reyno memiliki wajah yang sangat tampan, namun tingkahnya sangan manja seperti anak perawan, baik dan patuh adalah sifat Reyno yang sudah melekat sejak ia bayi.
Hobinya belajar, memasak, dan bersih-bersih seluruh ruangan. Sedikit memiliki alergi terhadap debu, takut kecoa dan sangat menggemari boneka Teddy bear.
(Btw yang gak terima Cha Eu Who dibuat karakter cowok manja, aku ada banyak koleksi video lamba-lambai Eun Who di ig @anarita_be Silahkan cek.)
William Giovani.
Umur 25 tahun.
Kaka kandung Reyno yang umurnya terpaut sekitar tujuh tahun di atas Reyno. Tampan dan berkarisma adalah kebangganya. Jiwa badboy melekat kuat dalam diri pria itu.
Sebuah fakta yang tidak pernah siapapun tahu. William pernah berpacaran dengan Jennie selama enam bulan. Namun Jennie mengakhiri hubunganya saat tidak sengaja melihat kekasihnya jalan berdua dengan seorang wanita.
***
Komen di bawah mengenai kesan pertama kalian yaa....
Sejak kejadian itu, kedua orang tua Reyno dan Jennie langsung mengurus surat dispensasi menikah karena umur mereka kurang dari 19 tahun. Karena standar menikah di Indonesia adalah sembilan belas tahun untuk kategori laki-laki dan perempuan.
Maka di sanalah kedua remaja uwu konyol itu berada. Saling melempar pandanganya dengan perasaan bingung sedari tadi. Kini mereka sudah menyandang status baru, bukan lagi murid SMA, melainkan pasustri muda yang dinikahkan secara paksa akibat video viral mereka yang tersebar luaskan. Sekarang mereka tidak tahu harus bagiamana. Ada sedikit keingin untuk kabur tapi tak mungkin. Karena sempat memberontak, akhirnya mereka di kurung hanya berdua saja dalam sebuah kamar hotel yang bertabur bunga-bunga. Sengaja agar mereka berdua dapat saling merenungi kesalahanya masing-masing.
Siang tadi, kedua orang tua Reyno dan Jennie sepakat mendaftarkan pernikakan mereka berdua. Pernikahan mereka digelar secara sederhana dan sangat singkat, hanya dihadiri keluarga dan beberapa sanak saudara. Kini dua bocah delapan belas tahun itu sudah resmi menjadi sepasang suami dan istri. Insiden salah paham itu menimbulkan dampak yang sangat besar bagi dua kepala keluarga sekaligus. Segala solusi sudah dikerahkan, namun hanya menikahkan merekalah satu-satunya cara terbaik demi menjaga nama baik keluarga.
Menolak? tentu saja Reyno dan Jennie bersikeras menolak keputusan gila yang diatur oleh orang tuannya. Mereka tidak merasa melakukan kesalahan apapun. Berkali -kali mereka menjelaskan pada kedua orang tuanya, namun tidak membuahkan hasil sama sekali. Bahkan orang tua mereka percaya bahwa Reyno dan Jennie melakukan perbuatan mesum di toilet sekolah. Di tambah video keparat itu sudah terlanjut viral. Adegan Jennie pingsan di pelukan Reyno dalam keadaan polos, telah berhasil menimbulkan prasangka negatif bagi siapapun orang yang melihatnya. Padahal Jennie telanjang karena hendak berganti pakaianya sehabis olahraga. Sedangkan pingsanya Jennie karena di bekap kuat oleh cowok cupu yang bernama Reyno.
Mereka sempat bertengkar hebat sesaat masuk ke dalam kamar. Jennie tidak terima, ia tidak mau menanggung beban pernikahan hanya karena kebodohan yang Reyno lakukan. Ini tidak adil baginya, Jennie tidak bersalah dalam kasus ini. Cowok culun itulah yang patut untuk disalahkan. Juga para murid jahat yang tega menyebarluaskan video lalu membesar-besarkanya.
Dua jam mereka saling cakar-mencakar. Beradu mulut dan saling menyalahkan satu sama lain. Sampai akhirnya mereka merasa lelah,dan memutuskan untuk menerima musibah ini secara lapang dada. Reyno meminta maaf atas kesalahanya pada Jennie tentang kejadian waktu itu, sedangkan Jennie minta maaf karena telah membuat Reyno babak belur di malam pertamanya. Lelahnya persiteruan itu membuat mereka sadar, bertengkar tidak akan memecahkan sebuah masalah. Ada bahtera rumah tangga yang harus mereka jalani, walaupun itu amatlah terpaksa. Namun semua itu adalah kenyataan hidup yang tidak dapat di ganggu gugat. Mereka adalah sepasang suami istri, itulah fakta yang sesungguhnya.
“Ini kita harus apa Jennie? Reyno tidak tahu apa yang dilakukan orang saat baru menikah. Reyno bingun harus bagaimana,” tuturnya polos. Mereka berdua duduk di sebuah ranjang besar dengan batas jarak satu meter.
“Langsung tidur saja,” perintah Jennie sembari memainkan ponselnya di samping Reyno.
Ya?
Reyno mengerjapkan matanya berulang-ulang. Kata Tidur terdengar sangat ambigu di telinganya. Mungkinkah itu semacam tidur yang biasa di lakukan mami dan papinya. Jantung Reyno mendadak dag-dig dug seer saat memikirkanya.
“Emm ... Jennie,” panggil Reyno sekali lagi. Jennie hanya berdeham tanpa mengalihkan pandanganya dari layar ponsel
“A ... aku tidak bisa melakukan itu,” ucap Reyno polos. Jarinya saling bertaut, tubuhnya gemetar saat mengatakanya. Ada keraguan saat Reyno melontarkan kalimat itu.
“Itu apa?” tanya Jennie bingung. Pandanganya sudah beralih menatap Reyno dengan mimik wajah penasaran.
“I ... ii ... itu ... bercinta ... Reyno tidak bisa melakukanya. Maaf. Aku masih bingung caranya, takut salah, belum siap juga. ”
Kyaaaa....
Sontak Jennie kaget dan nyaris melompat dari posisi duduknya. Wajah Jennie sudah bersemu merah karena malu. Bisa-bisanya Reyno mengatakan hal memalukan seperti itu.
“Siapa juga yang mau melakukan hal itu sama kamu!” bentak Jennie kesal.
Perkataan Reyno seolah mengatakan bahwa Jennie sedang mendamba kegiatan malam pertamanya. Jennie menginginkan, sementara Reyno menolak karena tidak bisa. Begitulah kira-kira yang otak Jennie tangkap dari kalimat itu. Sama sekali tidak terbesit tentang malam pertama di pikiran Jennie.
“Reyno takut Jennie minta. Makanya Reyno kasih tahu dulu sebelum Jennie menagih. Bukankah suami istri wajib melakukan hal itu, ya?”
Hah?
Jennie terperangah kaget. Menatap Reyno dengan alis yang menukik tajam.
“Wajib itu kalau mereka menikah sudah dewasa. Tidakkah kamu lihat kita ini masih seorang pelajar, walau sejatinya kita sudah dikeluarkan,” tuturnya sembari menatap Reyno penuh emosi.
“Syukurlah Jennie, Reyno lega mendengarnya. Jujur Reyno tidak ingin melayani Jennie, Reyno belum rela menyerahkan tubuh suci ini untuk Jennie.”
Jennie menohok, lagi dan lagi ia dibuat kaget oleh kalimat tidak masuk akal yang Reyno ucapkan.
Apakah cowok itu tidak salah bicara? Dapat teori tidah tahu diri dari mana dia? Perkataan semacam itu hanya pantas dikatakan oleh pihak perempuan. Jennie lah yang seharusnya mengucapkan kalimat itu pada Reyno. Jennie memilih untuk diam dan mengalihkan pembicaraan konyol itu. Ada sedikit senyum tertahan dari bibir Jennie. Dipikir-pikir Reyno amatlah lugu, ia sangat jujur ketika mengatakan tidak tahu bagaimana cara melakukan hubungan suami istri. Ck. Mungkin bukannya tidak bisa, tapi tidak berani melakukannya. Secara naluri seperti itu kan ada dengan sendirinya.
“Lampunya mau dimatikan tidak?” tanya Jennie.
“Terserah Jennie saja,” jawab Reyno.
Jennie segera bangun dari atas ranjang. Lalu berjalan menuju saklar lampu untuk mematikanya.
“Ikhh, Jennie! gelap tahu. Ini terlalu gelap Reyno tidak suka,” protes Reyno tidak terima. Jennie kemudian menyalakan lampunya kembali dengan emosi yang menggebu-gebu.
“Tadi katanya terserah, gimana sih?”
“Jennie itu ngga peka banget, sih? Reyno tidak bisa bernafas kalau ruanganya terlalu gelap seperti tadi. Harus ada sedikit cahaya. Baru Reyno bisa tertidur.”
Jennie memilih untuk mengalah.Berdebat dengan pria bermulut wanita tidak akan menang. Ia melangkahkan kakinya menuju ranjang kembali, lalu berbaring disamping Reyno. Ada batas guling dan bantal yang ditumpuk ditengah-tengahnya.
Karena tidak bisa tidur tanpa memeluk sesuatu. Akhirnya Reyno mengambil satu guling untuk dipeluk. Terpampanglah wajah Jennie dengan jelas ketika guling itu terangkat.
“Apa kamu lihat-lihat," bentak Jennie galak." Jangan harap kamu bisa sentuh aku.Mimpi kamu ketinggian,aku tidak sudi disentuh barang sedikitpun oleh bencong pasar seperti kamu.”
“Reyno juga tidak mau menyentuh kamu kok. Siapa juga yang mau dekat-dekat dengan perempuan galak seperti Jennie,” sanggahnya ikut-ikutan jutek. Cowok itu lalu membaringkan tubuhnya dengan tenang di atas ranjang.
“Jennie jangan tidur di kasur dong, di lantai saja,” ucap Reyno tidak tahu diri.
“Itu jatahku, Cong. Harusnya aku yang ngomong seperti itu. Ceweknya siapa, sih?” Jennie melempar bantal ke arah wajah Reyno.
“Reyno tidak bisa tidur tahu, rasanya sangat aneh tidur di samping Jennie. Aku biasanya tidur sama mami, jadi kalau mami diganti Jennie rasanya beda.”
“Duh, ya ampun, Reyno. Pejamkan mata kamu sebisa mungkin. Kamu tidak mungkin bisa tidur dengan mami kamu lagi. Walaupun kita masih remaja, tapi kita sudah menikah. Tidur bersama itu wajib, dengan catatan tidak boleh melakukan hubungan suami istri. Kita belum boleh seperti itu,” ujarnya.
Lucu. Mungkin kata itu cocok untuk mengomentari hubungan mereka. Tidak ada yang salah jika mereka melakukan hubungan suami dan istri, yang salah adalah mereka yang belum bisa menerima kenyataan bahwa mereka sudah sah menikah.
***
Pagi-pagi sekali Jennie sudah dibuat marah-marah dengan tingkah Reyno yang menjengkelkan. Jennie mendapati Reyno sedang memeluk Jennie sembari tertidur pulas. Sontak Jennie kaget dan langsung menendang tubuh Reyno hingga ia jatuh ke atas lantai.
“Jennie keterlaluan! Baru menikah sudah melakukan KDRT. Pokonya Reyno mau laporin ini ke Mami. Jennie pasti akan dimarahi oleh Mami,” rintihnya sembari menahan sakit.
“Kamu dulu yang asal peluk sembarangan. Kita itu sudah ada kesepakatan untuk tidak saling melakukan kontak fisik. Kamu lupa, hah?” bentak Jennie marah-marah.
Semalam sebelum tidur. Reyno dan Jennie sudah membuat perjanjian agar tidak ada kontak fisik sampai mereka benar-benar siap, mungkin saat keduanya sudah sama-sama dewasa dan mengerti kebutuhan semacam itu. Namun pagi ini Reyno melanggar perjanjianya, cowok itu menerobos pembatas bantal lalu memeluk Jennie dengan tidak tahu dirinya.Jennie yang merasa kesal. Reyno telah melanggar perjanjian, padahal Reyno duluan yang membuat janji itu.
“Reyno itu tidak sengaja, Jennie. Reyno tidak sadar,” ujarnya sembari bangun lalu naik ke atas ranjang kembali. “ Aku itu biasa tidur meluk Mami. Mungkin aku ngiranya kamu adalah Mami. Reyno kan sudah bilang, Reyno selalu tidur dengan Mami selama ini. Jadi Reyno tidak salah, yang salah itu Jennie. Kamu sendiri yang mau bobo sama aku, kan?” Jennie hanya mendengus kesal mendengar ucapan Reyno.
Aku bukan boneka ... Boneka ... Boneka ... eh, maksudnya aku bukan Mamimu anak manis. Minum racun mau tidak?
Seperti jiwa yang tertukar. Jennie selalu menjadi pihak yang selalu di salahkan. Apapun kesalahan Reyno, ia selalu menyalahkan Jennie balik. Reyno selalu benar. Jika Reyno melakukan kesalahan, anggapan Reyno tidak melakukan hal itu sama sekali.
Oke. Sampai di sini Jennie sudah sangat paham dengan sifat manusia bertulang lunak itu. Pertama, ia tidak boleh disalahkan. Kedua, Reyno selalu mengucapkan kata terserah, namun ada embel-embel marah atau protes di belakangnya. Dan yang ketiga, Jennie dituntut harus peka dengan setiap isi pikiran cowok itu.
“Jennie,” panggil Reyno serius.
“Apa ?”
“Jennie sedih tidak, putus sekolah seperti ini. Kalau Reyno ngga masuk ke dalam toilet waktu itu, kita ngga akan mungkin berada di sini sekarang. Reyno sedih, Reyno bingung mau melakukan apa untuk kedepan-nya. Semua cita-cita Reyno sudah terkubur, Reyno ngga mungkin bisa mewujudkan keingin Reyno.” Derai air mata mulai turun perlahan membasahi pipi Reyno. Cowok itu memang sangat cengeng dan sering menangis.
Ngajakin melow, ya?
“Ngga sedih, sih. Cuma sedikit kaget aja, kejadian begitu singkat, kita di tuduh berbuat mesum dan tidak ada satupun orang yang mau percaya dengan ucapan kita. Mungkin karena kita masih bocah, terlebih kata kamu posisi kita sangat meyakinkan seperti sedang berbuat mesum.”
“Seandainya waktu dapat di putar kembali," Reyno menghela berat. Menatap Jennie dengan wajah sembab penuh air mata.
Duh, nangis dianya ...
“Sudahlah, Reyn. Menangis tidak ada gunanya. Aku yakin, Tuhan pasti sudah memiliki rencana untuk kebaikan kita nantinya,” ucapnya modal dusta.
“Tapi Reyno masih ingin sekolah. Jennie tidak inginkah?” tanya Reyno. Jennie hanya menggeleng samar sebagai balasan dari pertanyaan Reyno. Sementara Reyno juga tidak mau bertanya perihal Jennie yang tidak ingin sekolah lagi.
Tentu saja jawabanya adalah tidak. Jennie tidak suka sekolah. Bahkan gadis itu sering bolos saat pelajaran yang ia tidak suka sedang berlangsung. Dikeluarkan dari sekolah bukan masalah baginya, justru ia senang karena bisa berkumpul bersama teman-teman di geng motornya. Jennie sangat suka balapan,dan pekerjaan itu tidak membutuhkan sekolah tinggi-tinggi. Yang terpenting adalah skill.
“Reyn, janji sama aku, ya. Jangan pernah main-main dengan pernikahan ini. Walau kita sama-sama belum mengerti apa itu menikah, kita harus kuat melalui semua cobaan ini. Mungkin sekarang kita belum saling mencintai. Tapi tidak ada salahnya juga kalau kita berusaha menumbuhkan rasa itu. Kita sama-sama belajar dari nol ya, Reyn.”
Ya Tuhan, tadi aku tidak salah kan, ya?
kenapa bisa berbicara seperti itu.
“Iya, Jennie.” Reyno tersenyum menangapi kalimat haru yang Jennie ucapkan. “Reyno ngga akan berani mempermainkan pernikahan, kok. Reyno memang belum bisa jadi suami yang baik untuk Jennie. Tapi Reyno akan berusaha bahagiain Jennie. Reyno pasti bisa. Jennie yang sabar, yah.”
“Hemmmm.” Jennie mengangguk. Lalu memeluk Reyno secara tidak sadar. “Makasih ya, Reyn. Semoga kita bisa saling mencintai suatu hari nanti.”
Setidaknya ada sisi dewasa dari mereka berdua. Walaupun pernihakan itu bukan keinginan mereka, namun Jennie dan Reyno mau berusaha untuk menaklukan takdir buruk yang menimpa mereka berdua. Yang terpenting, mereka mau mencoba untuk saling mencintai satu sama lain.
***
Setelah menginap satu malam di hotel. Reyno dan Jennie memutuskan untuk pulang ke rumah mereka masing-masing. Kedua Orang tua Jennie heboh saat mendapati anaknya pulang tanpa membawa suami.
“Sayang. Kemana suami kamu? Kenapa tidak pulang bersama? Kalian baik-baik saja, kan? Kalian tidak bertengkar, kan?” tanya Sang Bunda melontarakan banyak pertanyaan sekaligus pada Jennie.
Gadis itu hanya duduk terdiam sembari merapatkan kedua pahanya.Jennie menundukan pandanganya tanpa berani melihat Ayah dan Bunda yang sedang duduk di hadapanya.
“Sayang ... kamu sudah menikah.Mau pergi kemanapun,harus izin sama suami. Apa kamu sudah minta izin pada Reyno, saat pulang kerumah? Kamu harus mengikuti Reyno sayang,bagaimanapun juga kamu sudah menjadi tanggung jawab suami kamu,” tutur Ayahnya menimpali Bunda.
“Ayah, Jennie sudah izin sama Reyno saat pulang. Jennie juga masih mau tinggal disini, Reyno bilang tidak pa-pa.Yah, biarkan Jennie tinggal untuk sementara waktu. Jennie janji, akan ikut suami kalau sudah siap nanti, Yah. Jennie butuh waktu,” terang Jennie apa adanya.
“Tidak bisa sayang,apa kata orang kalau baru menikah langsung pisah. Kamu harus tinggal di rumah Reyno. Kamu coba dulu untuk sementara. Nanti lama-kelamaan kamu pasti betah. Keluarga Reyno sangat kaya. Kamu pasti tidak akan kekurangan materi sama sekali.”
“Tapi, Yah?”
“Anak Ayah sangat kuat. Pasti Jennie bisa melalui semua masalah. Ayah yakin Jennie wanita yang tangguh seperti Bunda. Iya kan, Bun?” Ayah menoleh ke arah Bunda, LaLu di ikuti anggukan manis dari Sang Bunda. Sementara Jennie hanya dapat menghela nafas yang semakin terasa berat.
Jennie ingin menangis,namun air matanya tidak kunjung keluar. Dari kecil gadis itu memang tidak pernah menangis. Bunda dan Ayah masih terus mencoba membujuk anaknya sebisa mungkin. Sampai akhirnya Jennie merasa lelah dengan perdebatan yang seolah tidak ada ujung.
Akhirnya Jennie juga yang harus mengalah. Keinginan Ayah Bundanya tidak dapat diganggu gugat sama sekali. Mereka bersikap tegas juga demi kebaikan anak semata wayangnya. Apa kata orang jika Jennie masih tetap tinggal di rumah.
Dengan membawa beberapa lembar baju di dalam tas ranselnya. Jennie pergi meninggalkan rumah seorang diri. Bahkan Ayah dan Bundanya tidak mau mengantar Jennie kerumah Reyno. Mereka bilang Jennie harus belajar mandiri mulai dari sekarang. Kalimat itu terasa berat didengar oleh Jennie.
Melalui bantuan GPS yang Reyno kirimkan lewat pesan, Jennie melajukan motor sportnya dalam batas wajar menuju rumah Reyno. Sepanjang perjalanan menuju rumah Reyno, ia tak henti-hentinya melamun memikirkan nasibnya sendiri. Benar kata Reyno, masa sekolah lebih menyenangkan dari apapun. Andai Jennie masih diberi kesempatan untuk bersekolah lagi, ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu lagi. Sudah lah, terima saja kenyataanya.
***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!