NovelToon NovelToon

My DIKA

bab 1

happy reading 😉

----------

Brakkk!!!!

"Sialan!!!, Siapa yang berani beraninya nabrak mobil gue!!! " Teriak seorang pria yang tiba-tiba mobilnya diseruduk dari belakang.

Pria bertubuh tinggi, badan atletis, dengan tatanan rambut yang rapi, memakai setelan jas nya yang sangat pas dengan tubuhnya, begitu pula dengan sepatu nya yang sangat kinclong itu turun dari mobilnya dan melihat ke adaan mobilnya.

"Untung cuman lecet dikit doang" gumam nya.

"Maaf mas, saya enggak sengaja" ucap seorang wanita yang berdiri di belakang mobilnya dan membungkukkan badannya untuk meminta maaf.

"Maaf? Kamu pikir mobil saya murah, kamu tahu harganya?" Tanya pria itu.

Wanita itu hanya menggelengkan kepalanya, dan pria itu menatapnya tajam.

"Jadi kamu mau ganti rugi?" Tanya nya lagi

"Mmm.... Itu, berapa ya mas?" Tanya wanita tadi.

"300 juta!"

Mendengar jawaban itu wanita itu membelalakkan matanya.

"300 juta? Yang benar saja! mas mau ngerampok saya?" Teriaknya.

"Kalau kamu tidak percaya, saya akan membawakan buktinya pada mu" ucapnya pada wanita tadi, wanita itu terlihat frustasi, wajah nya yang cantik menjadi terlihat pucat.

"Ini mobil baru dan mahal, harganya bahkan lebih mahal dari nyawamu!"

'sialan nih cowok, bawa-bawa nyawa gue lagi' batin wanita itu

Wanita itu melirik kearah mobil mahal tersebut, sebuah mobil Lamborghini Veneno, mobil keluaran terbaru dengan Desain mobil yang agresif dan terlihat futuristik, dengan kemampuan akselerasi nya yang begitu mengagumkan karena bisa melaju 0 sampai 60 Mph dalam waktu 2,9 detik dengan harga 76 Milyar rupiah.

Mengetahui mobil yang dia tabrak tadi, dengan susah payah wanita menelan ludah nya

"Maaf mas, saya tadi benar-benar tidak sengaja, saya sedang buru-buru" ucapnya.

"Saya tidak mau tahu, yang jelas, anda sudah menabrak mobil saya dengan motor butut anda"

"Udah ya mas, enggak usah pakai ngata-ngatain motor saya" jawab wanita itu kesal karena pria itu menghina motor matic yang harganya tidak seberapa di bandingkan dengan harga mobil yang dia tabrak, tapi motor itu memiliki banyak kegunaan dan kelebihan untuk dirinya, bahkan motor ini adalah hasil dari keringatnya sendiri.

"Emang betul kok apa yang saya bilang"

"Oke fine, situ menang, jadi bagaimana? Saya tidak punya uang sebanyak itu, kalaupun saya punya, lebih baik saya berangkat haji mas" jawab wanita tadi tanpa takut dengan sang pria yang menatapnya dengan tatapan penuh kemarahan.

"Ya terserah, yang jelas kamu harus ganti rugi!"

"terserah gimana, orang saya bilang saya enggak punya uang, gimana kalau gratis aja? ya ya ya?" pinta wanita itu yang memang tidak memiliki uang sebanyak sebanyak itu.

"enak saja...!!!"

"Baiklah, yang jelas saya mau tanggung jawab, tapi tidak sekarang, saya benar-benar buru-buru, ini kartu identitas saya, disitu ada alamat saya, anda bisa mendatangi saya nanti, tapi sekarang saya benar-benar buru-buru, permisi" wanita itu menyerahkan kartu identitasnya dan menaiki motor nya kembali dan segera melesat dari sana.

"Hei kamu...!!" Pria itu memanggilnya namun sang wanita sudah melesat jauh meninggalkan nya.

"Danisha putri, nama yang indah kita lihat sejauh mana kamu akan lari dari seorang Dika Adiputra Darma" ucapnya menyeringai menatap kartu identitas wanita tadi.

"tunggu saja , aku pastikan kamu akan membayar semua yang kamu lakukan hari ini"

bab 2

my Dika 2

Seorang wanita memasuki lobi kantor dengan terburu-buru, dia segera menuju ke resepsionis

"Mbak maaf, saya kemarin dapat panggilan dari perusahaan ini dan katanya sudah bisa bekerja mulai hari ini"

"Oh, nama mbak siapa?" Tanya resepsionis dengan ramah.

"Danisha putri mbak" jawab wanita tersebut

Resepsionis mulai mengecek di komputer nya, dan Danisha dengan sabar menunggu nya.

"Mbak Danisha putri, anda ke ruangan direktur utama yang ada di lantai 20, nanti disana anda akan diberitahukan pekerjaan anda" ucap resepsionis.

"Direktur utama?"

"Iya, Anada akan bekerja sebagai sekretaris nya yang baru"

"Sekretaris?"

"Iya mbak, mbak tanda tangani kontrak kerja ini dulu, dan segera ke ruangan direktur karena beliau baru pindah ke sini, pasti banyak yang perlu di benahi sesuai keinginan nya" jelas sang resepsionis.

Tanpa membacanya Danish menandatangani kontrak kerja itu dan segera berlari menuju ke lift dan menekan angka 20, menuju ruang direktur utama yang baru.

Sesampainya disana dia celingukan mencari ruangan direktur utama nya.

"Ruangan nya yang mana ya? Kok enggak ada tulisannya sih, bikin bingung aja" gumam Danish.

"Mas... mas..."

Danish memanggil dua orang yang sedang berjalan di depannya

Kedua orang itu membalikkan badannya dan melihat kearah orang yang memanggilnya.

"Kamu?!!" Teriak danish

Lelaki itu tidak menjawab nya hanya memberikan tatapan dingin nya, dia adalah lelaki yang mobilnya dia tabrak tadi pagi, siapa lagi kalau bukan Dika.

"Ada apa ya mbak, kenapa memanggil tuan muda seperti itu?" jawab Aldo manager di perusahaan itu.

"Tuan muda apaan ya? saya cuman mau nanya ruangan direktur dimana ya? Saya sekretaris baru disini, saya mulai kerja hari ini" jawab nya.

"Kamu ikut saya!" Ucap Dika padat dan jelas, menunjuk kepada Danish kemudian berjalan kembali menuju ke ruangannya. Manager dan Danish hanya bisa mengekornya sampai di ruangan yang Dika tuju

'sumpah sial banget gue' batin Danish

Dika memasuki ruangannya, dan segera duduk di kursi kebesaran nya, sang manager berdiri di depan mejanya, sementara Danish menatap mereka dengan penuh kebingungan

"Jadi kamu sekretaris baru saya?" Tanya Dika masih dengan nada dingin dan datarnya, matanya menatap tajam, membuat Danish merasa risih dengan tatapan nya.

'apa ada yang salah ya sama baju yang aku pakai, perasaan biasa aja, rok pensil hitam dan kemeja panjang berwarna putih, atau mungkin wajah ku ada sesuatu nya?' pikir Danish

"Iya, saya sekretaris baru"

"Nama Danisha putri, tanggal lahir 21 November 1994" ucap Dika, tangannya memegang KTP Danish yang tadi pagi dia berikan sebagai jaminan.

"Iya, bapak bisa panggil saya Danish" jawab Danish.

"Kamu bekerja hari ini bukan, jadi segera lakukan tugas mu, tanyakan pada Aldo tentang apa yang harus dilakukan, saya tidak mau ada kesalahan, NO MISTAKE, ngerti? Dan untuk gaji kamu selama lima tahun tidak akan saya bayar, untuk mengganti kerugian yang kamu buat tadi pagi" kata Dika menjelaskan semuanya.

"Jangan gitu dong pak, bisakah saya cicil setiap bulannya, saya akan bekerja disini sampai lunas, saya janji"

"Bahkan jika seumur hidupmu harus bekerja disini?"

"seumur hidup?"

"iya seumur hidup"

"tapi?.."

"tidak ada tapi-tapian, ikuti aturan dan perintah saya, tanpa bantahan, mengerti?!" ucap Dika dengan tegas

'seumur hidup gue harus kerja bareng sama dia, apa gue kuat?"

bab 3

My Dika 3

"Jadi tidak masalah bukan?" Tanya Dika

"Tentu, Tidak masalah" jawab Danish dengan senyuman yang terpaksa.

"Baiklah, ini sudah ditentukan" ucap Dika dengan dingin dan datarnya

'siapa laki-laki AC ini, dingin datar, pas kayak bentuk AC' batin Danish

"Aldo siapkan kontrak seumur hidup dengan sekretaris baru ini" perintah Dika

"Baik pak direktur" jawab lelaki yang bersamanya tadi dan segera pergi dari sana

'hah!! Jadi dia direktur utama disini, berarti bos gue dong, mampus deh gue, tadi gue panggil mas lagi' gumam Danish

"Danish" panggil Dika lagi

"Ah iya, siap" ucap Danish refleks

"Bagus, sekarang bikinin saya kopi"

Perintah Dika

"Kopi?"

"Iya kopi, jangan bilang kamu tidak tahu apa itu kopi" jawab nya sarkis.

"Maaf pak, maksud saya kopi seperti apa yang bapak mau?" Ucap Danish meminta penjelasan.

"Kopi hitam, jangan terlalu manis, jangan juga terlalu pahit, dan ingat suhu airnya harus 80 derajat Celcius, mengerti?"

"Ngerti pak"

Danish segera berlalu meninggalkan ruangan Dika, tapi belum juga sampai pintu dia kembali lagi. Danish menggaruk pipinya yang tak gatal, membuat Dika mengernyitkan dahinya padanya.

"emm itu... Di mana pantry nya?" Tanya nya

Dika tidak menjawab nya, hanya menatap tajam seolah ingin mengulitinya hidup-hidup, membuat Danish bergidik ngeri.

"Ah... Iya, akan saya cari sendiri, permisi" ucapnya dan segera berlari keluar dari ruangan itu.

'sumpah demi apa, itu direktur utama yang bahkan gue enggak tahu namanya, ngeri banget, asli, bikin gue mati kutu, gue sumpahin dia bakalan dicium sama buaya' gerutu Danish

Dia berjalan kebingungan mencari pantry, sampai dia berpapasan dengan seorang pria.

"Mas mas maaf, mau nanya pantry dimana ya?" Tanya Danish pada pria itu.

Pria itu tersenyum dan menjawab pertanyaan dari Danish.

"Kamu anak baru ya?"

"Iya mas, saya baru masuk hari ini" jawab Danish

"Oh pantes, jangan panggil aku mas, panggil aja Fiko dan kamu siapa?" Tanya pria bernama Fiko itu.

"Aku Danish" jawab Danish sembari menjabat tangan Fiko

"Oh iya Fiko, pantry nya di mana ya?" Tanya Danish lagi.

"Oh iya, kamu tinggal lurus aja, abis itu mentok belok kiri" jelasnya.

"Oh gitu, terimakasih ya, aku duluan"

"Tungg..." Fiko tak sempat meneruskan kalimatnya karena Danish segera berlari ke arah yang ditunjukkan oleh Fiko, Fiko hanya tersenyum menanggapi nya.

Tok tok tok

"Masuk!"

Terdengar suara dari dalam ruangan itu, Danish membuka pintu dan berjalan masuk ke dalam ruangan itu dengan nampan ditangan nya.

"Ini kopi nya pak" ucap Danish sembari meletakkan cangkir kopi di meja Boss nya

Dika menatap Danish sekilas kemudian mengangkat cangkir itu dan mulai meminumnya dengan hati-hati dan sedikit demi sedikit.

'emm ... rasanya...' ucap Dika dalam hati

Matanya menatap tajam kearah Danish membuat Danish ketakutan.

'aduh mati, tatapan AC gitu banget ya, beneran kopi bikinan gue kayak nya enggak enak deh' batin Danish yang menundukkan kepalanya, tidak berani menatap wajah Boss nya itu

"Kamu yang bikin kopi ini?" Tanya Dika

"i... Iya pak" jawab Danish terbata-bata

"Lumayan, ingat takaran saat tadi kamu membuat nya, karena saat kamu membuat nya lagi harus seperti ini, mengerti?"

"Hah?! Eh iya pak, baik" jawab Danish refleks

"Ya sudah, kembali bekerja, kamu ke meja Aldo dan ambil data keuangan tiga bulan sebelumnya" perintah Dika.

"baik pak" Danish segera menjalankan perintah Boss nya yang sampai saat ini belum diketahui namanya, namun seperti tadi dia berbalik kembali ke depan meja Dika, Dika menatap Danish dengan sejuta tanda tanya.

"Ada apa? kamu mau menanyakan dimana ruang Aldo?" Tanya Dika menebak pertanyaan yang akan di lontarkan sekretaris nya itu.

"Itu juga mau saya tanyakan, tapi pertama, saya mau menanyakan itu... emm... Itu, siapa nama anda?" Tanya Danish memberanikan dirinya menanyakan nama Boss nya.

Hah??

Dika melongo mendengar pertanyaan dari Danish

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!