Cleo bangun dari tidurnya dengan penuh keringat. Untuk kesekian kalinya kejadian tujuh tahun lalu itu terulang lagi.
"Ya allah kenapa lagi-lagi ini datang dimimpiku?" Dia minum air yang ada dimeja kemudian mandi dan sholat subuh,
seperti biasa yang selalu pertama dia do'akan adalah kedua orang tuanya. Ibunya sudah tiada, dan ayahnya menikah lagi dengan janda memiliki seorang anak laki-laki tiga tahun lebih tua dari Cleo
Untuk kali ini walaupun ayahnya menikah lagi, tapi dia tidak kekurangan kasih sayang dari seorang ibu, karena tidak semua ibu tiri itu kejam, buktinya Cleo begitu disayang oleh ibu sambungnya
Saat dia sedang khusu berdo'a, lagi-lagi ada suara pertengkaran dibawah. Siapa lagi kalau bukan Faiz, yang membuat onar setiap subuh pulang dengan keadaan mabuk
Cleo tidak berani turun, karena dia tidak mau ikut campur dengan urusan yang akan membuatnya kena masalah nanti. Terdengar dari atas suara kurangajar Faiz pada ibunya. disusul dengan pembelaan ayah Cleo yang terlalu memanjakannya
Cleo adalah muslimah yang Sholehah, dia merubah hidup dan penampilannya ketika ibunya tiada. Dia sangat sedih karena saat itu. Cleo maupun ayahnya sama sekali tidak bisa mengaji di depan jenazah ibunya. dari sejak itu lah dirinya mendapat hidayah untuk hijrah dijalan Allah SWT
Niat baik perjalanan hijrah pun tidak semulus yang dia bayangkan. karena ujian yang ia hadapi malah lebih berat dari kepergian ibunya itu sendiri.
Dan ditambah lagi dengan ayahnya yang tidak pernah setuju Cleo menuntut ilmu agama islam. Dari sat itu hatinya mantap untuk kuliah jauh ke al-azhar university kairo, karena universitas tertua kedua di dunia ini lah yang sangat erat kaitannya dengan pengkajian tentang islam
"Assalamualaikum ibu?" Cleo mencium tangan ibu tirinya yang terlihat murung tapi mencoba di tegarkan demi menutupi kesedihannya
"Wa'alaikumsalam le" Dia menjawab disertai dengan senyuman
"Ibu habis nangis lagi ya?" Cleo duduk di samping ibunya
"Tidak ada yang bisa ibu lakukan selain mengeluarkan air mata, kamu tau sendiri ayahmu selalu membela Faiz, dia terlalu memanjakannya, andai saja ibu seberuntung almarhumah ibu kamu yang memiliki anak sholehah sepertimu, pasti ibu juga tidak takut menghadapi kematian karena ada anak yang selalu mendo'akanku"
"Ssttt ibu jangan bicara seperti itu. Ibu kandung atau ibu sambung bagiku sama saja, walaupun aku bukan terlahir dari rahimmu tapi tetap kalian berdua adalah surgaku"
"Kamu seperti obat bius yang selalu menenangkan diwaktu hati ibu gelisah"
"Alhamdulillah, aku senang kalau ibu merasa begitu, tapi bisakah ibu janji satu hal padaku?"
"Apa sayang? Jangankan hanya sebuah janji untuk melahirkan seribu gadis sepertimu pun pasti ibu akan lakukan"
"Ibuuu!!" Cleo memeluk dan mencium ibu sambungnya "Aku hanya ingin ibu berjanji padaku, mulai hari ini jangan pernah lagi menangis, Satu tetes air mata ibu terlalu berharga untuk jatuh kelantai apalagi sampai terinjak-injak nantinya, semua penyakit ada obatnya, semua jalan pasti ada tujuannya, dan semua masalah pasti ada penyelesaiannya. Do'a yang paling manjur adalah do'a seorang ibu, berhenti marah-marah yang tidak pernah dia dengar, berhenti menyiksa hati ibu dengan memendam semuanya, do'akan lah setiap waktu agar kak Faiz berubah jadi anak yang lebih baik seperti yang ibu harapkan"
"Terima kasih sayang, kalau saja aku mengenal ibumu pasti aku sudah mencium kakinya untuk berterima kasih karena sudah melahirkan dan memberikan putrinya untukku"
"Ibu terlalu berlebihan, Aku yang harusnya terima kasih, karena tangan ini yang sudah merawat ku jadi seperti ini"
"Kau memang anak yang baik, ibu selalu berdo'a agar kamu bahagia sayang"
"Aku juga selalu berdo'a agar ibuku yang cantik ini juga bahagia" Lagi-lagi Cleo memeluknya "Baiklah jangan sedih lagi, aku pergi kekantor ya, assalamualaikum?" Cleo mencium tangannya lagi
"Wa'alaikum salam hati-hati ya, bawa mobilnya juga jangan ngebut-ngebut"
"Iya ibu, dah?" Cleo melambaikan tangannya
Setiap hari Cleo harus pergi kekantor bukan untuk bekerja tapi hanya mengurus jadwal meeting ayahnya, cek berkas-berkas laporan keuangan, mengurus ini dan itu yang seharusnya dikerjakan oleh seorang sekertaris. setelah semuanya sempurna dan tidak ada kesalahan sedikitpun. Dia baru pergi kerja sebagai dosen di universitas islami dengan mengajar khusus kaum hawa saja.
***
Ayah Cleo adalah seorang CEO yang masih sibuk bekerja walaupun umurnya sudah tidak muda lagi, Dia sama sekali tidak pernah sayang pada Cleo karena impiannya ingin memiliki anak laki-laki yang bisa jadi penerus kekayaannya bukan anak perempuan yang setelah menikah akan dibawa suaminya pergi meninggalkannya sendiri.
Itulah kenapa dia sangat menyayangi Faiz walaupun dia bukan anak kandungnya sendiri tapi dia bangga dan memperkenalkan pada publik dialah putra kebanggan penerus perusahaannya nanti
Sedangkan Faiz yang terlalu dimanjakan dia malah tumbuh jadi anak semaunya, setiap hari hanya kumpul bersama teman-teman, menghambur-hamburkan uang, balapan motor, gonta-ganti pasangan yang setelah dia pakai lalu ditinggalkan
Walupun sifatnya seperti itu tapi ayahnya Cleo tetap membelanya dia selalu bilang "Fais masih muda, biarkanlah dia menikmati masa lajangnya, jangan takut dengan masa depan karena kekayaanku tidak akan habis dalam tujuh turunan" Inilah yang malah membuat Faiz semakin seenaknya, tanpa bekerja dan kuliah pun hidupnya akan tetap enak
Sangat bertolak belakang dengan sifat Cleo. seorang muslimah yang selalu menghormati kedua orangtuanya, Berpakaian syari dan bercadar, Dia juga bekerja keras walaupun dirinya terlahir dari keluarga milyuner tapi dia selalu menghargai setiap rupiah yang didapatnya hanya untuk hal baik
Sebelum magrib Cleo pasti sudah ada di rumah. Sebanyak apa pun pekerjaannya, sesibuk mungkin dia, Tetap selalu pulang sesuai jadwal
Baru saja gadis itu memarkirkan mobil di basement, tiba-tiba Faiz yang dikejar ibunya menghampiri Cleo "Berikan kunci mobilmu padaku" Bukan minta izin tapi dia langsung merampasnya dari tangan cleo
"Mobil kak Faiz mana?" Tanyanya sopan
"Bukan urusanmu, dan harus berapa kali aku katakan jangan panggil aku dengan nama itu, namaku Rab!! ingat" Ancam Faiz
"Nak! ibu mohon kembalikan kunci mobil Cleo, dia butuh mobil itu untuk bekerja dan jangan dipakai untuk yang tidak-tidak," Ibunya memohon dengan menarik jaket Faiz
"Lepaskan, kalau aku tarik jaketnya ibu akan terjatuh"
"Jangan, jangan,," Cleo memeluk ibunya "Ibu biarkan saja dia bawa mobilku. Aku tidak mau nanti malah ibu yang terluka"
"Dengar???!!, dia saja tidak ribut, sudah minggir sana" Dengan kasarnya Faiz Mendorong Cleo dan ibunya tapi untung tidak sampai jatuh,
Dia pun pergi ke markas dimana tempat teman-teman berandalnya berkumpul, yang setiap hari hanya bisa membuat kerusuhan dengan aksi begal, merampok, bahkan menerima tawaran untuk membunuh orang juga...
Bersambung...
Braak,,, Pintu markas terjatuh karena dibalik itu ada yang menendangnya dengan keras. didalam kegelapan berjalanlah seorang pria dengan jeans yang sobek-sobek dan jas hitam panjang yang melengkapi kegagahannya..
"Kau!!" Faiz terkejut melihat sosok pria paling ditakuti hanya dengan menyebut namanya saja, tidak pernah dia bayangkan akan datang menemuinya malam ini
"Disini gubuk menjijikan yang ditempanti oleh seorang sampah"
"Jaga bicaramu, ini wilayahku kau tidak bisa melakukan apapun disini"
"Hahaha!!.. Wilayah? Apa yang kau banggakan dengan tempat tinggal gelandangan seperti ini, ooooohh tentu saja tempat ini sangat cocok dengan penghuninya"
Serempak anak buah Faiz mengeluarkan senjata, mengarahkan pada tubuh pria perkasa itu, yang sedari tadi sudah menghinanya. Tapi pria itu tak berguming sedikitpun tubuhnya masih tegak berdiri ditempat semula dengan senyuman yang merendahkan
"Pecundang, tidak mungkin kau tidak tau diriku. kau pikir peluru kalian mampu menghadapiku? Tembak saja kalau kau ingin mengundang orang-orangku masuk kesini dengan suara ledakannya"
"Turunkan" Faiz mengangkat tangan memberikan perintah pada anak buahnya agar tidak gegabah dengan orang yang ada dihadapan mereka saat ini "Bajingan ini tidak akan bisa dikalahkan dengan senjata"
"Ternyata kau sangat mengenal baik siapa aku"
"Katakan apa mang membawamu kesini?"
"Semua orang tau aku orang yang sangat kejam. Untuk urusan sepele aku selalu mengandalkan orang-orang ku. Tapi untuk masalah pribadi aku harus turun langsung. Ini peringatan pertama dan yang terakhir kalinya untukmu, untuk menjauhi Emelie."
"Hahaha sijalang itu yang datang padaku, dia yang mengejarku, jadi untuk apa kau mendatangiku dan meminta aku menjauhinya"
"Aku sudah katakan tidak sudi menginjakan kakiku disini kalau saja aku bisa menemukannya"
"Hahaha bahkan seorang wanitapun takut bersamamu, sungguh hidupmu sangat mengerikan"
"Itu bukan urusanmu. semenjak dia mengenal bajingan sepertimu aku sama sekali tidak bisa menemukannya, berikan dia padaku atau kau tau akibatnya"
"Apa yang bisa kau lakukan denganku? Haha gertakan seorang Mafia sepertimu tidak berarti untukku"
"Benarkah? Apa yang bisa kau banggakan dari kekayaan ayah tirimu? lihat!!!" pria itu menunjukan telapak tangannya "hanya dengan membalikan telapak tanganku aku bisa menghancurkan semuanya"
"Bajingan kau!!!!" Faiz teriak
"Heeeyy!!! Beraninya kau teriak padaku" pria itu langsung mengisyaratkan pada anak buahnya dan dengan hitungan detik faiz dan komplotannya sudah terkepung tidak bisa bergerak sedikitpun "Beri tanta mata kedatanganku pada mereka" Pria pergi meninggalkan tempat itu tak peduli dengan teriakan dan ricuh kesakitan orang-orang didalamnya
Aku akan segera menemukanmu Emelie di dalam neraka sekalipun,
***
"Ibu kau belum tidur?" Cleo menghampiri ibunya yang sedang mundar-mandir dibalkon dengan raut wajah gelisah
"Perasaanku tidak enak. Entah ada apa ini"
"Ibu duduk dulu" Cleo memapahnya dan mendudukkan di kursi "Jelaskan padaku kenapa ibu begitu khawatir?"
"Aku juga tidak tau, tadi aku tidur dan bermimpi buruk, ibu takut terjadi sesuatu pada Faiz"
"Ibu!! Bukan begini caramu mengkhawatirkannya. Berwudhulah dan tahajjud do'akan agar tidak terjadi apa-apa pada kakak, ini sudah malam anginnya tidak baik untuk kesehatanmu, mari kita kedalam"
"Harus bagaimana lagi ibu bicara padanya, aku sudah tidak kuat kalau harus terus menghadapi kelakuannya yang seperti itu"
"Jangan pernah lelah untuk mendo'akannya, aku yakin allah akan menjawab do'amu dikemudian hari"
"Terimakasih sayang, bahkan kau lebih peka dari anak kandungku sendiri"
"Karena aku juga seorang wanita, walaupun aku jauh lebih muda darimu tapi aku banyak hidup diluar, jauh dari keluarga dan juga banyak melihat pahitnya hidup, aku sangat mengerti perasaanmu saat ini, sudah kembalilah beristirahat,
"Kamu juga istirahat sayang"
"iya setelah ambil air minum aku akan kembali kekamar"
Akirnya mereka kembali kekamarnya masing-masing setelah Cleo bisa menenangkan hati ibunya.
Malam yang mencengkam lagi-lagi gadis itu terbangun dengan suara "aku sangat mencintaimu sayang. Kau akan selamanya jadi milikku"
"Ya allah" Cleo mengusap wajahnya "Pria itu hampir saja menghancurkan masa depanku, walau aku sudah berusaha melupakan sampai pergi keluar negeri tapi kejadian waktu itu masih saja memenuhi otakku"
Cleo berwudhu, dan melihat dari jendela kamarnya sebuah mobil yang sangat dia kenali memasuki halaman dan menghilang kebasment rumahnya, tapi begitu lama dia tidak mendengar lagi ada yang masuk karena setiap orang yang habis dari basement selalu terdengar suara lift yang terbuka.
Cleo memakai pakaian dan cadarnya seperti biasa. Berhubung sudah hampir subuh dia lebih baik tidak tidur lagi dan mengecek keadaan Faiz yang tidak kunjung naik keatas
Basement tampak sunyi tapi mesin mobilnya masih menyala, perlahan dia mendekat dan mengetuk kaca mobil itu yang tak nampak apa pun dari luar,
terdengar suara kunci pintu mobil terbuka dan Cleo dikejutkan dengan sebuah tangan yang menutup mulutnya.
"Ssttt tolong aku, dan jangan berisik, hari ini aku sudah cukup lelah untuk bertengkar dengan ibu" Faiz yang seluruh tubuhnya sudah babak belur dan ada beberapa luka goresan pisau ditangannya pun perlahan menurunkan tangannya setelah Cleo mengangguk dan bersedia menolongnya
"Ayo aku akan obati kakak" Dia memapah Faiz masuk kedalam lift dan menekan tombol angka tiga yang langsung menuju kekamarnya agar tidak ada yang melihat keadaan Faiz saat ini, dan akan menimbulkan masalah baru nantinya
"Tunggu sebentar aku akan mengambil air hangat dan kotak obat" Cleo perlahan keluar dan mencari apa yang dia butuhkan untuk mengobati luka-luka Faiz
walaupun sudah bertahun-tahun tinggal satu atap dengan kakak tirinya Cleo sama sekali tidak pernah menunjukan wajah aslinya pada siapapun selain ayah, ibu dan Emelie sahabat baiknya
"Perlahan sedikit, kau senang menyiksaku dalam keadaan seperti ini" Faiz membentak Cleo padahal dia sudah sangat hati-hati mengobatinya
"Maaf, tapi aku sudah melakukannya dengan perlahan" Suara lembutnya cukup mengunci sikap kasar Faiz yang tidak tau berterima kasih itu
Cleo merapihkan lagi semua alat pengobatan yang digunakan tadi dan keluar meninggalkan kamar itu karena adzan sudah berkumandang membangunkan seluruh umat islam untuk menunaikan ibadah sholat subuh.
***
Dimeja makan Cleo dan ibunya menunggu kedatangan Fery ayahnya Cleo yang masih sibuk dengan telepon genggamnya, karena sejak satu jam yang lalu dia tidak henti-hentinya menerima panggilan, entah dari siapa dan dari mana ponsel itu terus berdering tapi terlihat wajah Fery yang tiba-tiba sangat cemas
"Ada apa yah?" Rita ibu tiri Cleo bertanya dengan rasa khawatir
"Dimana Faiz?" Fery bertanya
"Dia tidak pulang. Oh ya nak. Kamu ke kampus pakai mobil ibu saja" Rita yang tidak tau apa-apa pun dengan tenangnya menawarkan mobil untuk Cleo
"Tidak perlu bu, sebenarnya kak Faiz sudah kembali, tapi keadaannya tidak baik, tidak tau apa yang terjadi padanya tapi aku sudah mengobati saat dia pulang tadi, dan juga aku baru saja telepon rumah sakit kita untuk mengirim seorang dokter dan perawat kesini, mungkin sebentar lagi sampai"
"Ada apa dengan Faiz" Rita yang tadinya tenang tiba-tiba berubah jadi cemas sedangkan Fery tanpa bicara lagi langsung menekan tombol lift dan naik keatas menuju lantai tiga
"Ibu lebih baik biarkan ayah dulu yang menemui kak Faiz, lukanya tidak parah dan dia akan baik-baik saja" Lagi-lagi Cleo memenangkannya "Aku ada kelas pagi, maaf tidak bisa menemanimu lebih lama lagi" Dia mencium tangan Rita "Assalamualaikum?"
"Wa'alaikumsalam" Dia menjawab dengan tatapan mata kosong karena masih memikirkan putranya
Cleo juga langsung turun dan pergi meninggalkan rumah megah itu kekampus dulu setelah itu baru dia kekantor ayahnya....
Bersambung❤❤❤
Diperjalanan tiba-tiba ada sekelompok begal menghentikan mobil Cleo, kebetulan jalan yang dia tempuh adalah jalan yang sepi. Sebenarnya dia memiliki kemampuan bela diri, tapi dengan gaya busana muslimah yang bercadar dia tidak bisa sembarangan menyerang seseorang apalagi gerombolan pria, kalau orang itu benar-benar berbahaya mungkin mau tidak mau harus bertindak
"Ya Allah lindungi hamba!!! turun jangan ya?" Cleo masih bisa bersikap tenang. karena jauh lebih menakutkan dari ini pun dia pernah alami
Tuk,,, Tuk,,,
Suara kaca mobil diketuk "Keluar Kau!!! Serahkan semua barang-barang mu!!" sekelompok penjahat itu pun berusaha ingin memecahkan kaca mobilnya, tapi sebelum itu Cleo sudah lebih dulu membukanya
"Tolong tenang sedikit, aku akan membukanya" Kemudikan Cleo buka pintu dan tiba-tiba tangannya ditarik paksa keluar oleh penjahat-penjahat tersebut
"Serahkan semuanya pada Kami sekarang!!" Dengan teriakan salah satu dari mereka menodong senjata tajamnya
"Oke,, Oke,, Aku akan memberikannya tapi turunkan dulu senjata mu, kalau kalian butuh uang, kenapa tidak minta baik-baik dan jangan seperti ini, sikap kalian akan melukaiku nantinya" Cleo masih bisa menghadapinya dengan tenang
"Hahaha berani juga gadis ini" Gelak tawa dari orang-orang tersebut menganggap remeh dirinya, belum juga mengambil tas di dalam mobil, penjahat itu sudah mendorong tubuh Cleo sampai jatuh ke jalanan
"Aaawww!!!,,, Bisakah kalian lebih lembut sedikit pada wanita?" Cleo mulai berteriak, karena sikap tidak sopan mereka membuatnya emosi
"Wah,, Wah,, Wah,, Gadis ini boleh juga" Salah satu penjahat itu menggoreskan senjata tajam di cadarnya perlahan, tapi untung saja tidak sampai sobek
"Jauhkan benda itu dariku, kalau tidak kau akan tahu akibatnya" Ancam Cleo
"Hahaha.. apakah kau memiliki seribu nyawa, sehingga kamu tidak takut sedikitpun pada kami?" sekelompok perampok itu malah menuju pada Cleo yang masih tersungkur dijalan raya
"Nyawaku hanya satu, dan yang menentukan nyawaku hanyalah Tuhanku, bukan kalian" Jawab Cleo dengan menendang salah satu kaki penjahat tersebut
"Sial!!!, Kau berani menendang kaki ku, ku bunuh kau" Kepala rampok itu berusaha memukul wajah Cleo tapi dengan kemampuan beladiri yang dia miliki, akhirnya bisa menghindar dari pukulan tersebut
"Kau pikir aku takut!! sudah ku katakan kalau aku memiliki Allah dan kalian hanya punya senjata itu, kalian tidak akan pernah bisa mendapatkan apa yang kalian mau" Keberanian Cleo akhirnya membuat sekelompok begal itu mulai tertarik, dan salah satu dari mereka juga berusaha menangkapnya tapi tetap nihil
"Wah, boleh juga dengan bela dirimu" Penjahat yang tadinya ingin merampok, malah tertarik dengannya, tapi sayang Cleo malah tersandung batu dan terjatuh
"Hahaha semua wanita memang lemah, sehebat apapun mereka membela diri tetap saja kau seorang wanita" Tawa gembira dari para Berandal itu
Ya Allah tolong aku, Bukannya aku tidak mau melawan mereka tapi aku rasa mereka terlalu berbahaya untukku, ya Allah bantu aku agar bisa menghadapi ujian mu
Dia memejamkan mata pasrah kepada Allah. Apa yang akan terjadi nantinya, tapi dia yakin tuhan akan menolong dimana pun Cleo berada, dan Tak lama kemudian terdengar suara teriakan dari begal-begal itu
"Ampun King!!!,,, ampun King!!!" Perlahan Cleo membuka sedikit matanya dan mengintip, ternyata seorang pria gagah perkasa duduk di atas mobil, menyaksikan kehancuran para begal tadi, dan baru beberapa detik saja mereka sudah babak-belur dikeroyok oleh anak buah orang yang disebut King tadi
"Apakah ini benar? Ternyata ada seseorang yang menolongku, Terima kasih Ya Allah" Cleo berdiri dan membersihkan gamis panjangnya yang kotor terkena debu tadi
"King Tolong maafkan saya" Salah satu dari begal itu memohon ampunan pada pria yang disebut King itu, tapi sayangnya tidak merespon sama sekali. Dia hanya mengeluarkan sebatang rokok dan menghisapnya, tak peduli dengan teriakan kesakitan orang-orang tersebut. Dan dengan sangat hati-hati Cleo menghampirinya
"Permisi, mereka sama sekali tidak melukaiku dan tidak ada juga barang apapun yang dicuri, jadi saya mohon tolong lepaskan saja semuanya" Dengan tubuh yang bergetar Cleo mencoba memberanikan diri, pada saat dia melawan begal tadi sama sekali tidak ada kata takut di dalam dirinya, bahkan setelah penjahat tersebut menyerangnya sekalipun. Tapi melihat kekejaman dari anak buah King yang menghajar habis-habisan mereka, Cleo merasa orang yang sedang menolongnya bukan orang biasa. karena dengan satu jentikkan jari saja ucapan pria itu sudah dipatuhi oleh anak buahnya
"Terima kasih, atas kemurahan hatimu Nona" para penjahat itu pun berlutut dihadapan Cleo "maafkan kami semua" Lagi-lagi mereka memasang wajah yang mengenaskan, sedangkan Cleo hanya menjawab dengan satu pejaman mata saja, karena sebenarnya dia sendiri takut pada pria yang masih duduk di atas mobilnya, begitu angkuh tanpa melirik kearah Cleo sedikitpun
Kemudian para Berandal itu berlari dengan kocar-kacir menaiki lagi kendaraannya masing-masing, sedangkan orang yang yang disebut King beserta anak buahnya juga berlalu begitu saja meninggalkan Cleo dengan wajah yang dingin
"Terima kasih" Hanya kata itulah yang keluar dari bibir Cleo tapi tetap pria itu terus berjalan masuk kedalam mobil dan meneruskan lagi tujuannya
Pesan masuk dari Emelie
📩Emelie: Ada waktu nggak? Makan siang bareng yuk!!
📩Cleo: Ada!!!
📩Emelie: Ada yang harus aku bicarakan sama kamu
📩Cleo: Tempat biasa ya
📩Emelie: Oke
Setelah mengajar di kampus Cleo langsung ke perusahaan Papanya mengecek keadaan di sana, baru makan siang bersama Emelie di restoran favorit mereka berdua. Emelie adalah sahabat Cleo sejak SMA mereka berdua sudah seperti kakak beradik, susah senang dijalani berdua walaupun kuliahnya yang jauh di Al Azhar, hubungan mereka sama sekali tidak berubah, dengan adanya internet tetap masih bisa saling mengobrol bertatap wajah dan lain-lain lagi, hanya saja penampilan Emelie sangatlah terbuka, pekerjaannya sebagai model yang memaksanya berpenampilan dia seperti itu
Restoran girls
"Hai Lee!!! Udah Lama nunggunya ya?" Emelie datang dengan terburu-buru dan tergesa-gesa
"Bukannya udah biasa ya kamu kayak gini" Cleo tersenyum padanya, berhubung restoran favorit mereka khusus wanita jadi dengan leluasa bisa membuka cadarnya
"Sorry deh, Kamu kan tahu aku gimana"
"Iya enggak apa-apa kok, Oh ya ada apa?" Tanya Cleo, dia melihat Emelie agak sedikit bergetar dan ketakutan "Hei kenapa?"
"Aku khawatir!! Sudah berapa hari ini aku bersembunyi dari pria itu"
"Pria yang mana?"
"Mana lagi kalau bukan pria gila itu yang terus terus mencari mu"
"Ya Allah!!! Kamu serius dia masih nyari aku?" Cleo pun ikut bergetar
"Iyalah, kamu tau dia itu sangat menyeramkan. lama-kelamaan aku bisa mati dibunuh olehnya kalau aku tidak memberi tahu dimana kamu berada"
"Emelie please!!! Demi persahabatan kita, tolong jangan kasih tahu aku ada disini ya, aku sudah berusaha mengubur dalam-dalam kejadian buruk itu dan aku tidak mau mengulanginya lagi, Tolong katakan padanya kalau aku sudah tidak berhubungan lagi denganmu semenjak saat malam itu" Cleo memohon dengan linangan air mata karena orang yang mencarinya adalah orang yang ada didalam mimpinya setiap hari
"Baiklah, kamu seperti adikku sendiri, aku akan selalu melindungi mu" Emelie tersenyum dan memeluk Cleo
"Thanks!! Emelie kamu memang Sahabat terbaikku, semoga Allah selalu melindungi mu"
"Amin" Dan mereka pun makan sambil mengobrol kesana-kemari tentang kehidupannya masing-masing...
bersambung❤❤❤
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!