NovelToon NovelToon

Kehidupan Baru di Dunia Lain

Berawal Dari Kematian

Suatu hari seorang mahasiswa bernama Ravel sedang melakukan perjalanan panjang bersama teman temannya. Mereka memiliki tujuan ke sebuah pulau terpencil dengan tujuan melakukan ekspedisi untuk memuaskan hobi mereka. Ketika perjalanan menuju tujuan mereka mendapati sebuah masalah yang cukup serius. Kapal yang mereka tumpangi telah di bajak oleh penjahat.

Di saat yang sama kapal mereka diikuti kapal militer untuk melakukan negosiasi sandera. Ketika mereka dan beberapa penumpang lainnya di jadikan sandera, pihak militer pun diperintahkan untuk negosiasi demi keselamatan penumpang. Ravel merupakan anggota keluarga besar yang cukup berstatus tinggi di bidang militer. Terutama kakeknya yang memimpin penyergapan penjahat dan menyelamatkan 200 nyawa orang tak bersalah.

Ravel bertujuan untuk membantu para penyelamat secara diam-diam. Ia menyekap salah satu penjahat yang berada di dekatnya hingga pingsan. Kemudian ia melucuti senjata tajam yang digunakan penjahat tersebut dan menodongkan pisau tepat di leher penjahat yang menjaga para sandera. Karena hanya ada 2 penjaga Ravel secara sembunyi-sembunyi memberikan isyarat kalau penumpang sudah di amankan.

Tanpa menunggu para tentara militer langsung mengevakuasi dan mengamankan para penjahat tersebut. Ketika pemimpin penjahat tersebut akan di tangkap, ia melakukan perlawanan dengan menembakkan pistol ke arah sandera. Pistol itu di arahkan seorang gadis kecil yang kira-kira anak sekolah dasar, tanpa berpikir tubuh Ravel secara spontan melindungi anak tersebut. Ravel terkena 3 tembakan dan kehilangan kesadaran.

Ketika ia membuka mata ia melihat seorang wanita dengan paras cantik berambut biru perak panjang dengan sayap biru kehitaman di punggungnya. Dia terdiam melihat wanita itu menghampirinya dengan kaki yang tidak menapak seolah melayang. Ravel tidak mengerti dia sedang berada di mana karena sejauh mata memandang ia hanya melihat bintang-bintang yang indah di sekelilingnya.

“Di mana ini? Bukankah aku sedang di kapal?” ucapnya bergumam sendiri dengan pikiran yang kebingungan

“Ya benar, tapi kamu sudah mati. Bagaimana perasaanmu setelah mengetahuinya?” sahut sang wanita tersebut.

“Jadi, aku sudah mati? Aku ingat sekarang! Bagaimana keadaan gadis kecil itu apa dia selamat?” tanya Ravel dengan panik mengkhawatirkan orang lain.

“Tenang saja dia selamat, berkat dirimu.” jawab wanita itu.

“Begitukah? Syukurlah kalau begitu. Boleh kutanya sesuatu, sebenarnya tempat apa ini dan kamu itu sebenarnya apa?” tanya Ravel yang kebingungan atas situasinya saat ini.

“Namaku Ares, tugasku adalah mengawasi dan menangani kejadian yang menyimpang keseimbangan dunia.” Jawab Ares

“Menyimpang keseimbangan dunia? Apa maksudmu? Apa kau seorang dewi atau semacamnya?” tanya Ravel dengan penuh penasaran.

“Aku adalah salah satu dewi kehidupan, kematianmu disebabkan oleh dewa sesat dari dunia kami, namanya Mot, dulunya dia merupakan dewa kematian yang taat pada aturan para dewa. Namun ia melakukan hal buruk hanya karena kebosanan. Sekarang ia telah dikurung di penjara para dewa sesat.”

Ravel yang mendengar penjelasan Ares pun terdiam dan sontak memikirkan apa yang kelak akan terjadi di kehidupannya. Karena kebosanan dewa nyawanya tercabut dari kehidupannya. Ia merasa kesal namun menahannya karena yang berada di hadapannya pun juga termasuk dewa-dewi. Ia menanyakan tentang kelanjutan kehidupannya untuk ke depannya ke Ares.

“Ares, apa kau bisa membuatku hidup kembali. Banyak hal yang belum kulakukan di kehidupanku.”

“Sayang sekali, hal tersebut mustahil. Semua orang pasti akan mengalami kematian, dan tidak ada orang yang bisa menyangkal kematian.”

“Tapi, aku mati karena kesalahan para dewa. Apa tidak ada jalan lain lagi?” tanya Ravel bertekad agar mendapat suatu pilihan.

“Baiklah, sebagai pertanggung jawaban kami para dewa. Aku akan mereinkarnasikanmu ke dunia lain. Sebagai gantinya kau harus menyembunyikan statusmu yang berasal dari dunia lain”

“Dunia lain?”

Panti Asuhan dan Buku Sihir

“Benar, aku akan menghidupkanmu di dunia lain dalam usia 12 tahun di sebuah panti asuhan. Kamu tidak keberatan bukan? Informasi lengkap tentang dunia ini kamu harus mencari tahu sendiri. Aku akan mengirim langsung ke ingatanmu informasi dasar dunia ini.”

“Tunggu tadi kamu bilang apa? Mengirim langsung maksudnya apa?” ucap Ravel sedikit takut karena Ares mendekatinya.

Kemudian Ares menyentuh kepala Ravel dan memejamkan matanya. Ravel terkejut, tiba-tiba ia melihat sebuah dunia yang luas dengan mata kepalanya sendiri. Ia melihat seisi dunia itu dalam sekejap. Banyak sekali makhluk yang ia lihat di sana. Akhirnya ia menerima permintaan maaf Ares dan hidup sebagai anak laki-laki berusia 12 tahun yang tinggal di panti asuhan.

“Baiklah, aku menerima permintaan maafmu.” ucapnya menghela nafas.

“Terima kasih, aku akan memperhatikanmu di sana, jadi berusahalah menjalani kehidupan yang kamu inginkan.”

Kemudian di bawah Ravel muncul sebuah lingkaran dan simbol rumit di dalamnya. Tiba-tiba lingkaran itu mengeluarkan cahaya di sekelilingnya. Karena terlalu silau ia tak bisa melihat apa-apa. Ia menutup matanya akibat cahaya itu, namun ketika ia membuka matanya, ia berada di depan gereja bersama seorang biarawati tua yang menggandengnya.

Kemudian biarawati itu membawa Ravel masuk ke dalam gereja tersebut. Di dalam gereja ada beberapa anak-anak pantarannya. Biarawati itu menyuruh Ravel duduk di kursi. Lalu Biarawati itu mengelus kepalanya dan bertanya.

“Siapa namamu?” tanyanya dengan halus.

“Arravel Dista.”

“Mulai sekarang kau akan tinggal di sini, namaku Susan. Coba kamu perkenalkan diri ke teman-teman yang lain.”

“Namaku Arravel Dista, senang bertemu kalian.” ucap Ravel memperkenalkan diri dengan sedikit rasa malu.

Kemudian ia dikerumuni anak-anak lain yang ada di sekitarnya. Awalnya Ravel merasa bingung, setelah di perhatikan ternyata yang lain hanya ingin mengenalnya. Karena semua orang yang ada di sana adalah yatim piatu, Ravel yang memiliki pemikiran seorang mahasiswa merasa tersentuh akan kebersamaan mereka.

Tak terasa 3 bulan berlalu, semenjak Ravel tinggal di panti asuhan. Ia menghabiskan banyak waktunya di perpustakaan untuk membaca buku. Awalnya ia hanya membaca sejarah mengenai dunia ini, namun ada yang membuatnya tertarik sehingga menanyakannya ke Kak Natalia.

Note: Di sini Kak Natalia adalah asisten Ibu Susan yang membantu menjaga anak-anak. Umurnya terbilang masih muda karena baru menginjak 16 tahun.

“Kak Natalia, coba lihat buku ini!” ucap Ravel dengan semangat berlari sambil membawa buku.

“Ada apa Ravel? Apa ada sesuatu yang menarik?” ucapnya lemah lembut.

“Aku menemukan judul buku yang menarik, jadi aku bawa kesini untuk membacanya.”

“Memangnya buku apa itu?” tanya kak Natalia menunjuk buku yang dibawa Ravel.

“Cara memanipulasi energi alam menjadi mana.”

“Oh, buku itu . . . Sepertinya aku belum pernah membacanya.”

“Yaaah, aku kira kakak sudah pernah baca, jadi kalau ada yang tidak aku mengerti aku bisa menanyakannya langsung pada kakak.”

“Maaf ya, sepertinya kamu harus berusaha.”

Kemudian Ravel membawa buku itu ke kamarnya, Ia juga membawa buku tentang mantra sihir dan pelatihan mana. Awalnya Ravel ingin mencoba pelatihan mana, tetapi ia menemukan buku tentang manipulasi energi alam menjadi mana. Ia tertarik karena hal itu hanya bisa dilakukan oleh monster iblis, elf, undead, vampire, dan ras iblis.

“Manipulasi energi alam menjadi mana ‘kah? Ini akan menjadi hal menarik. Sepertinya aku ingin mencoba mempelajari sihir, lagi pula aku hidup untuk memenuhi keinginan di dunia lamaku, yaitu menikmati hidup dan tidak terkekang aturan keluarga."

Pencarian Tanaman

Hari ini Ravel pergi ke gunung bersama 2 temannya dari panti asuhan. Mereka menuju ke Gunung Arun untuk memetik tanaman obat. Karena letak gunung tersebut tidak terlalu jauh mereka bertiga pergi ketika pagi hari. Karena di rumorkan adanya monster di gunung, mereka mencari tanaman obat di sekitar kaki gunung saja.

Banyak rumor mengerikan tentang gunung ini, namun karena mencari tanaman obat sudah menjadi rutinitas harian panti asuhan, mereka sama sekali tidak takut. Gunung Arun memiliki sumber daya yang langka karena tempat ini jarang di jamah.

Nia Lamour dia adalah gadis berambut perak pendek dengan mata biru, sementara Dion Lamour pria berambut pirang dengan mata biru yang terang. Mereka tinggal di panti asuhan sejak bayi. Lamour adalah nama panti asuhan tempat mereka bertiga tinggal.

Mereka menemukan tanaman obat yang cukup banyak. Demi membantu Ibu Susan mencari uang, mereka berusaha keras mencari tanaman obat. Tak terasa sudah cukup banyak tanaman yang mereka dapat. Mereka memutuskan untuk beristirahat. Di sela waktu istirahat itu Ravel membaca buku tentang pelatihan mana.

“Untuk melatih mana kita harus bisa merasakan sihir yang ada di dalam diri kita. Cara termudahnya adalah melakukan kontrak dengan peri atau roh. Peri adalah makhluk langka, saat ini yang membuat kontrak dengan peri tidak lebih dari seratus orang.” bacanya dalam hati.

“Seingatku peri itu dapat mengeluarkan semua jenis elemen sihir, berbeda dengan roh yang hanya bisa mengeluarkan satu elemen sihir." ucap Ravel bergumam sendiri.

“Apa yang sedang kau baca?” tanya Dion.

“Oh, ini buku tentang pelatihan mana. Aku ingin mempelajarinya agar bisa menggunakan sihir. Dion apa kau tahu bagaimana cara membuat kontrak dengan roh atau peri?” Ravel menanyakan isi bukunya ke Dion.

“Pada umumnya setiap anak ketika bayi membuat kontrak dengan roh secara tidak sadar. Aku dan Nia juga membuat kontrak dengan roh. Aku membuat kontrak dengan roh air, sementara Nia dengan roh cahaya. Kami tidak bisa memakai sihir karena tidak mengerti mantra sihir dan lingkaran sihir yang terlalu rumit." jawab Dion dengan jelasnya.

“Apa kau bilang? Bagaimana kau tahu kalau kau sudah membuat kontrak dengan roh?” tanya Ravel yang terkejut karena mudahnya membuat kontrak dengan roh.

“Kami beberapa kali akan bertemu dengan roh di alam bawah sadar ketika tidur, ada yang bilang kalau kita konsentrasi pada pikiran, kita juga bisa berkomunikasi dengan roh yang membuat kontrak dengan kita loh.” jawab Nia sambil duduk ke sebelahnya.

“Kalau kontrak dengan peri apa kalian tahu bagaimana caranya?” tanya Ravel

“Aku tidak tahu, mungkin Nia tahu.” jawab Dion sambil menggelengkan kepala.

“Aku pernah membaca buku, menurut buku itu ada 1000 peri di dunia ini. Jika ingin membuat kontrak dengan peri merupakan hal mustahil, tapi jika peri ingin membuat kontrak denganmu, itu masih ada kemungkinan.” ucap Nia menjelaskan.

“Jadi aku harus menarik perhatian peri untuk membuat kontrak dengannya? Sepertinya sulit sekali." ucap Ravel merasa kalau kontrak peri terlalu merepotkan.

“Memangnya kau tidak membuat kontrak dengan roh?” tanya Dion yang heran

“Entahlah, aku kan dari dunia la . . . “ ucapnya yang langsung berhenti berkata.

“La apa?” tanya Dion

“Tidak, bukan apa-apa.” ucap Ravel menghela nafas.

“Hampir saja aku membocorkan rahasiaku.” ucap Ravel dalam hati.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!