NovelToon NovelToon

Transmigration Into A Novel

1 - Batuk Hingga Mati

Xiao Xingchen adalah pemuda tampan berusia 17 tahun. Hanya saja dia seorang introvert akut yang tidak suka menemui orang banyak. Memiliki hobi membaca dan makan, selain itu dia tidak memiliki hobi ataupun kesenangan lainnya.

Dia sudah membaca begitu banyak buku dan juga E-book ataupun novel karya seseorang dari suatu aplikasi dan menikmati semua karyanya. Namun terkadang para penulis memiliki imajinasi yang diluar nalar dan membuatnya tidak paham, apa yang dipikirkan oleh sang penulis saat dia mengetik tulisannya? Apakah mereka menulis sambil mabuk atau sambil mengingau? Sebuah mahakarya yang kacau benar-benar merusak harinya!

Seperti sekarang, dia baru saja menemukan judul novel yang menurutnya biasa-biasa saja. Transmigration Into A Novel. Sebuah judul yang pasaran. Jika dia mencari di aplikasi membaca lain dia dapat menemukan setidaknya sepuluh ataupun seratus cerita dengan judul yang sama dan alur yang sama. Maklum saja, terkadang juga para penulis mungkin terinspirasi dari penulis lain.

Xiao Xingchen bukanlah seorang pemilih cerita. Asal dia suka dia baca, jika tidak ditinggalkan. Namun entah kenapa ketika dia membaca sinopsis buku dengan judul Transmigration Into A Novel ini dia sedikit tertarik. Dari berpuluh ribu komentar, ada sebuah komentar populer yang muncul ketika dia ingin mulai membaca.

[ Anonim : Menurutku novel ini bagus secara keseluruhan. Ceritanya biasa saja, seperti apa yang sering kita baca dari sebuah novel transmigrasi ataupun reinkarnasi. Hanya saja sedikit unik bahwa status pria dan wanita di ubah, bertolak belakang dengan apa yang terjadi di dunia nyata! Aku akan memberikan bintang 4,8 untuk cerita ini. Keseluruhan bagus! Semangat untuk penulis! Menantikan karya selanjutnya. ]

Komentar yang begitu menarik, yang mengatakan novel ini bercerita tentang dunia terbalik antara wanita dan pria. Membuatnya begitu bersemangat untuk mulai membaca!

Xiao Xingchen menekan pada bagian chapter dan menemukan bahwa novel ini tidak memiliki chapter yang banyak hingga ratusan. Jadi dia yakin bahwa dia akan menyelesaikan membaca novel ini dalam waktu kurang satu hari!

Klik!

Xiao Xingchen menekan chapter satu dan mulai membaca. Dengan semangat dan harapan tinggi, Xiao Xingchen akan menyelesaikan cerita ini dalam semalam!

[Sha Hualing begitu kecewa ketika dia melihat anaknya yang dia banggakan bukanlah miliknya. Suaminya Xiao Ying berselingkuh dengan wanita bangsawan lain dan melahirkan seorang anak. Pengkhianatan ini dibayar dengan impas. Sha Hualing membunuh suaminya dengan tangannya, mengurung anaknya, dan membunuh selingkuhan Xiao Ying dengan membantai seluruh anggota keluarga. Pada tahun ke 25, kota Zhili yang awalnya biasa saja menjadi makmur dengan kekuasaan di tangan Sha Hualing. Tidak ada desas-desus tentang keluarga kerajaan. Anak haram Xiao Ying juga tidak pernah terlihat sejak enam tahun terakhir, membuat orang berfikir bahwa dia mungkin sudah mati bersama ibunya. Selain itu, tidak ada yang berani mengungkit tentang mantan suami sang Ratu, karena semua orang tau, Xiao Ying merupakan cinta pertama Ratu dan dia mengkhianatinya.]

Xiao Xingchen tersedak makanannya saat dia membaca kisah akhir dari cerita ini. Tidak menyangka bahwa pada akhirnya Xiao Ying akan mati ditangan Sha Hualing. Ceritanya agak sedikit menyebalkan saat sang penulis tidak pernah membiarkan Xiao Ying menjelaskan pada Sha Hualing bahwa dia hanya difitnah! Ini adalah sebuah kriminalitas akibat penulis membiarkan Xiao Ying mati dengan keadaan tidak adil!

Dengan tidak sabar, Xiao Xingchen mengetik sebuah komentar : [Aku tidak menyangka bahwa penulis bahkan tidak membiarkan Xiao Ying menjelaskan lebih lanjut tentang hubungan gelapnya! Dia jelas difitnah dan ini menurutku tidak adil karena Sha Hualing bahkan tidak melepas anak dan keluarganya. Selain itu alur cerita memang sedikit terbalik dari dunia nyata. Aku tidak mempermasalahkan bahwa wanita menjadi Ratu, Jendral, dan pejabat besar seperti itu. Hanya saja mengapa disini bukan wanita yang akan hamil melainkan pria? Apakah ini cerita yang ditulis oleh orang mabuk?]

Xiao Xingchen puas ketika dia selesai menulis komentar dan mengutarakan pendapatnya. Namun baru beberapa menit, handphone nya sudah bergetar hebat.

Banjiran orang membalas komentarnya.

[Ikan Teri Gosong : Jika kamu tidak menyukainya maka jangan membacanya, lagi pula Xiao Ying itu **************************** dan dia adalah seorang pengganggu dalam hidup Ratu!]

[Xiiiiiii membalas Ikan Teri Gosong : Ya benar! Jika kamu tidak suka maka tidak usah baca!]

[Blablabla]

[Blablabla]

Xiao Xingchen melotot tidak terima ketika dia melihat begitu banyak umpatan dan makian yang diberikan untuknya. Dia hanya mengatakan yang sebenarnya, jadi kenapa dia malah disudutkan?

Dengan marah dia mengetik balasan untuk para hatersnya sembari meminum air matcha yang sudah dia pesan dengan tidak sabaran.

[Kalian semua marah dengan alasan tidak jelas. Aku jelas-jelas hanya menceritakan kembali apa yang tidak kusuka karena penulis ini tidak membiarkan Xiao Ying untuk membela dirinya. Aku selalu membenci fans fanatik seperti kalian, aku akan menyumpahi kalian untuk hidup tidak tenang!]

Xiao Xingchen menelan seliter air dan berniat untuk mengirim komentarnya. Hanya saja dia malah tersedak akibat emosi dan terbatuk begitu parah. Batuknya bahkan begitu menyesakkan dan tidak berhenti selama satu jam. Setelah berada di ambang ingin mati, Xiao Xingchen dengan sekuat tenaga menekan tombol kirim agar komentarnya tidak sia-sia.

[Ah? Maafkan aku, aku mungkin salah baca.] ← Komentarnya berubah.

Akhirnya inilah akhir dari kehidupan seorang Xiao Xingchen. Seorang nolep yang mati akibat tersedak air dengan emosi. Akhir hidup yang cukup menyedihkan. Mati dengan tidak begitu terhormat. Jika mati dengan keadaan tertabrak, teracuni, atau mati yang lebih tragis lagi mungkin akan masuk akal...

Tapi dia malah mati dengan seperti ini. Apa yang harus dia katakan pada dunia?

.

.

.

Another World.

"Apakah kau sudah memilih kandidat yang cocok, Miiamin? Ada beberapa salah paham sepertinya disini." Seorang wanita muda mengangkat sebuah naskah cerita di tangannya. Dia merasa bahwa ada yang kurang, tapi tidak tau apa itu.

"Aku belum mendapatkan kandidat yang cocok. Tapi ada satu orang yang menarik perhatianku Te." Miiamin berkata dengan menunjuk sebuah komentar orang yang marah-marah pada novelnya. Berkata bahwa dia tidak adil karena membiarkan pemeran utama pria mati tanpa bisa menjelaskan pemfitnahan atas selingkuhnya dia dengan seorang wanita bangsawan dan bahkan memaki dirinya dan para penggemarnya.

"Oh? Kenapa kau memilih orang yang marah itu?" Te bertanya dengan heran, menatap pada Miiamin yang tampak senang.

"Tidak ada, lagipula aku sudah menulis lengkap dan dia malah menyalahkan aku. Cepat Te! Bergeraklah dan buat dia mati sekarang!"

Te bingung namun tidak menolak.

"Mari kita buat dia tidak tenang, seperti apa yang dia sumpahi kepada para pembaca setiaku!"

2 - Hidup Kembali

Xiao Xingchen meringis, merasakan tenggorokannya sakit bukan main. Dia ingat apa yang terjadi sebelumnya. Setelah selesai membaca novel yang berjudul Transmigration Into a Novel, dia menjadi sangat marah akibat ketidak adilan yang terjadi kepada salah satu pemeran utama. Saking kesalnya, Xiao Xingchen sampai tersedak air minum dan mati. Apakah sekarang dia sudah berada di surga? Kenapa rasanya dia seperti tenggelam di dalam sebuah ruangan ilusi yang dominan dengan aksen biru dan gemerlap bintang. Ini bukan surga, jika dia sedang berada di surga, mana bidadari yang bertugas untuk memanjakan dirinya?

Ruangan ini seperti ilusi dan cahaya putih abstrak yang mirip dengan bintang itu tidak berhenti berputar melawan arah jarum jam. Waktu berjalan seperti siput, sangat lambat dan Xiao Xingchen ingin mengeluh. Sebenarnya dia sekarang ada dimana?

Dia bergerak maju dan mengelus dinding biru di depannya. Mendadak getaran hebat terjadi dan membuat Xiao Xingchen terduduk di lantai.

Sebuah memori muncul dengan tidak sabar, berputar-putar di setiap sudut ruangan seperti kaset rusak. Apa yang tampil di dalam dinding itu tidak terlihat jelas akibat putarannya benar-benar ganas. Xiao Xingchen tidak tahan melihatnya, dia pusing dan menutup mata.

"Huh, lemah sekali!" Suara yang asing muncul dan ruangan berhenti menampilkan memori random. Xiao Xingchen membuka mata dan, kosong.

Tidak ada siapapun dan hanya kekosongan yang mengisi ruangan.

Xiao Xingchen, "Siapa itu?"

Ruangan bergetar seperti sebuah notifikasi masuk, Xiao Xingchen dapat merasakan getaran masuk ke lubuk hatinya. Membuatnya tidak nyaman.

"Aku adalah orang yang akan membantumu mulai sekarang! Aku adalah AI dan kau bisa memanggilku Ai seperti identitas ku." Suara tanpa pemilik kembali terdengar. Tetap tidak ada orang. Lagi, sebuah suara kembali berbicara, "Aku telah mengambil jiwamu dan mengurungnya disini. Ini adalah ruang ilusi yang telah ku buat untuk memberitahu mu apa saja yang perlu kamu lakukan dan tidak."

Xiao Xingchen bingung, tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Dia hanya diam dan suara-suara itu terus menyahut.

"Kamu adalah Xiao Xingchen, berumur 17 tahun. Seorang pemuda nolep yang suka membaca buku. Mati akibat tersedak air matcha. Sebelum mati bahkan masih sempat untuk mengirim komentar berisi umpatan—eh?" Suara itu mendadak berhenti. "Ah, maafkan aku Chen. Kau tidak mengirim komentar umpatan, melainkan permintaan maaf."

Xiao Xingchen bingung. Kematiannya memang memalukan, tapi bagaimana bisa dia tau keseluruhan kejadian sebelum dia mati?

"Apa yang kau katakan? Aku tidak pernah berhati mulia untuk meminta maaf. Jelas-jelas aku sudah mengumpat untuk para fans fanatik itu. Aku tidak merubah satu katapun." Seingatnya, sebelum mati, dia tidak mengetik kata tambahan seperti permintaan maaf. Dia hanya menekan tombol kirim agar komentar yang telah dia ketik begitu panjang tidak menjadi sia-sia.

"Oh? Lihat ini."

Sebuah layar mendadak muncul di bawah dadanya. Xiao Xingchen memperhatikan komentar pada novel itu. Benar saja, apa yang dia ketik berubah.

Memegang layar yang timbul secara tiba-tiba, Xiao Xingchen berkata dengan dramatis. "Bagaimana bisa? Aku sudah mati dan aku tidak menulis permintaan maaf ini! Aku ingin mengumpat untuk mereka!"

"Yah... Mana kutau? Kan kau yang mengirim ya. Lagipula para fans itu tidak memanas lagi setelah permintaan maafmu."

Xiao Xingchen terduduk dengan ekspresi tidak percaya. Ah... Nasibnya benar-benar tidak mudah.

"Jiwamu telah aku ambil, apa kau tidak ingin tau kenapa?" Suara Ai kembali terdengar.

"Ah benar, aku ingin tau kenapa jiwaku kau ambil? Lagipula aku sudah mati, untuk apa menahan jiwaku. Seharusnya aku sudah berada di surga sekarang." Xiao Xingchen berkata dengan sedih. Dia seharusnya sudah berada di surga...

"Eitss tidak semudah itu ferguso! Aku menahan jiwamu karena aku akan memberikanmu satu kesempatan lagi untuk hidup, apakah mau mau menerima tawaran ku ini?" Ai berkata dengan semangat, suaranya menggema lebih keras.

Xiao Xingchen menghela nafas, "Kenapa ini seperti tidak asing? Apakah kau ingin aku bertransmigrasi ke dalam novel?"

Ai tertawa, "Benar! Aku ingin kau bertransmigrasi ke dalam novel yang kau baca sebelum kau mati. Ini adalah penawaran satu kali, tidak ada tawar menawar lagi. Silahkan tentukan pilihanmu."

Layar yang awalnya menampilkan komentar berubah menjadi tulisan dengan pilihan. Mengatakan: Apakah anda ingin hidup kembali sebagai orang dan identitas baru? [Ya] | [Tidak]

Ada dua tombol pilihan, Xiao Xingchen menatap lama pada layar.

Di kehidupannya sebagai diri sendiri, dia telah mati akibat tersedak air. Sekarang dia ditawarkan untuk dapat kembali hidup. Dengan tubuh dan identitas baru.

Tapi bukankah itu artinya dia akan masuk ke dalam sebuah novel menyebalkan yang dia umpat sebelum dia mati?

Xiao Xingchen tidak melakukan pergerakan sama sekali dan berdiam seperti patung batu.

Ai, "Aku memberimu dua pilihan yang tepat. Tidak memaksa. Semua kembali padamu apakah kau mau hidup kembali atau tidak."

Suara Ai kembali terdengar, Xiao Xingchen menatap ke seluruh penjuru ruangan.

"Apakah jika aku menolak jiwaku akan bebas?"

Ada keheningan yang sementara, "Tidak. Kami akan tetap menahan jiwamu."

Xiao Xingchen terdiam. Pilihan ini memang tidak memaksa, tapi pada akhirnya dia tetap akan terjebak.

Jika menerima dia akan hidup kembali dengan jiwanya yang berada di tubuh baru. Jika menolak maka akan dikurung selamanya di sini. Ya atau tidak, tidak ada yang menguntungkan pada akhirnya.

Xiao Xingchen menghela nafas, duduk di lantai dan menopang dagu. "Apakah menurutmu jika aku masuk ke dalam novel itu aku akan mendapatkan keuntungan?"

Tidak ada yang menyahutnya, Xiao Xingchen berbicara lagi, "Ah... Masuk tidak masuk aku tidak di untungkan disini."

Ai berdehem, "Ada untungnya. Tapi sebenarnya itu tergantung bagaimana kau bekerja." Ai melihat Xiao Xingchen yang menatap langit dengan bingung, sebuah senyuman tertarik.

"Keuntungan itu benar-benar berada di tanganmu. Kau harus bekerja sendiri untuk sampai ke tujuan itu. Aku membantu setiap langkahmu tapi tidak akan pernah mengganggu apapun yang ingin kau lakukan. Kau bebas, Xiao Chen. Tapi perlu diperhatikan, aku memperingati bahwa setiap langkahmu adalah akhir dari ceritamu. Apakah kau akan hidup atau mati setelah bertindak, sekali lagi semuanya tergantung padamu." Xiao Xingchen mendengarkan dengan cermat, mengangguk mengerti, maka Ai melanjutkan. "Aku membutuhkan dirimu untuk melakukan suatu hal. Jika kau berhasil maka aku akan memberikan hadiah besar padamu."

Xiao Xingchen, "Jika begitu, bisakah aku tau apa 'hal' yang perlu aku lakukan?"

Ai, "Tentu! Kau hanya perlu merubah cerita dari novel Transmigration Into a Novel seperti yang diharapkan. Aku tidak akan menjelaskan lebih."

Xiao Xingchen, "Ah... Aku mengerti sekarang maksudmu. Baik, setelah mendengarnya. Aku pikir aku akan melakukannya."

Ai terkekeh, "Baiklah ~"

Sebuah layar kembali muncul, kali ini Xiao Xingchen tidak perlu membaca apa isi pesannya. Tanpa ragu, dia menekan tombol [Ya]

Tubuh Xiao Xingchen mendadak dipenuhi cahaya, retak seribu dan perlahan menghilang seperti di tiup oleh angin.

Ai, "Xiao Chen, selamat menjalani hidup baru dan tugasmu. Perjalanan mu dimulai dari sekarang."

Xiao Xingchen mengangguk paham. Setelahnya, pandangannya menjadi gelap dan dia telah menghilang dari ruang ilusi.

3 - Tubuh Baru

Xiao Xingchen bangun dengan rasa sakit di punggungnya. Dia mengaduh saat hendak bangun dari tempat tidur. Duduk dengan tidak berdaya. Mengelus daerah yang sakit dengan pelan. Matanya masih kabur dan tidak dapat melihat dengan jelas.

Seorang pelayan berlari masuk, sembari menangis dia berlutut di lantai, "Huhu....Tuan muda, kupikir setelah tuan menghukum mu kau akan mati. Demam mu tidak turun selama tiga hari dan aku khawatir sepanjang waktu."

Xiao Xingchen menatap lama pada pelayan itu, sebuah figur yang asing dan tidak membekas di ingatan. Mendadak sebuah layar berisikan biodata muncul.

[Nama : Tian Li.

Umur : 18 tahun.

Pekerjaan : Berkerja sebagai pelayan dari kediaman Yun dan melayani Tuan Muda terakhir kediaman, Yun Zhao.]

Xiao Xingchen menatap Tian Li. Menghela nafas. Jika dia adalah orang yang melayani Yun Zhao, maka dirinya sekarang yang adalah Tuan Muda Yun Zhao.

Tunggu--apa? Tuan Muda Yun Zhao?

Xiao Xingchen berdiri dengan panik, berjalan ke arah kaca besar dan melihat tampilan dirinya. Rambut panjang berwarna biru yang tergerai, mata safir yang indah dan sebuah kipas lipat yang tergantung di pinggangnya. Dari visualisasi ini, Xiao Xingchen dapat meyakinkan dirinya bahwa dia benar-benar Yun Zhao. Tuan Muda ke tujuh dari kediaman Yun yang manja dan tidak tau aturan, namun pintar dan berbakat dalam sastra.

Tian Li yang melihat Tuan Mudanya lari tergopoh-gopoh menuju kaca panik, "Astaga! Tuan muda, kamu masih terluka. Jangan terlalu banyak bergerak!" Meraih tangan Yun Zhao dan menuntunnya untuk segera berbaring, Tian Li menatap takut pada luka di punggung tuannya yang sudah sembuh namun menyisakan darah kering di bajunya.

"Kamu sudah tidak sadar selama tiga hari. Tuan Muda, kamu ingin makan atau sesuatu yang lain?" Tian Li dengan telaten merapikan penampilan Yun Zhao, tangannya sedikit menyisir rambut biru yang sudah mulai gimbal dengan lembut.

Yun Zhao yang menerima perlakuan spesial seperti itu tidak memberontak. Hidup dengan dilayani seperti ini memang luar biasa! Dia hanya rebahan dan seseorang menyisir rambutnya. Jika dia adalah Xiao Xingchen, dia bahkan mungkin tidak ingat untuk menyisir rambut.

Yun Zhao, "Aku lapar sekali. Setelah tidak sadar selama berhari-hari aku jadi ingin makan yang banyak!"

Tian Li yang mendengar ucapan Tuan Muda nya tertawa, dia mengangguk mengerti dan memberikan jempol. "Baiklah, aku akan ke dapur dan memasak makanan yang enak untukmu! Aku pamit undur diri dulu." Setelah itu, Tian Li pergi dan meninggalkan Yun Zhao sendirian di kamarnya.

Memastikan bahwa Tian Li telah pergi, Xiao Xingchen hanya bisa merenung. Helaan nafasnya terdengar kasar dan Xiao Xingchen menutup matanya dengan lengan. Ah... Ini sangat buruk.

Xiao Xingchen sudah membaca novel ini dan dia ingat jelas alurnya. Bagaimanapun dia membaca novel ini sehari yang lalu, dia tidak mungkin lupa secepat itu.

Di novel aslinya, Xiao Ying awalnya adalah seorang pemuda yang hidup di tahun 2019. Sebelum tidur dia membaca novel dan ketika bangun dia sudah berada di dunia lain. Awalnya ketika Ai menawarkan sebuah kehidupan baru di dalam novel, Xiao Xingchen pikir dia akan hidup di dalam tubuh Xiao Ying. Namun siapa yang menduga bahwa dia akan menjadi pemeran sampingan yang tidak berguna yang berakhir dibunuh. Yaa... Meskipun menjadi Xiao Ying kemungkinan akan di bunuh juga. Bukankah tugasnya kemari untuk mengubah alur cerita?

Sedikit pengenalan soal karakter, Yun Zhao ini memiliki karakteristik pecinta kebebasan. Dia melakukan segalanya sesuai keinginannya dan tidak peduli apa kata orang. Namun karena tingkahnya yang sembarang, banyak orang yang tersinggung. Bahkan sang Ratu juga disinggung olehnya secara tidak sengaja.

Yun Zhao merupakan anak ke tujuh di kediaman Yun, bungsu yang disayangi. Dia memiliki 6 orang kakak, dua laki-laki dan empat perempuan. Setiap kakaknya tidak pernah berselisih dengannya, Yun Zhao benar-benar seseorang yang begitu disayang.

Hanya saja sepertinya tingkah Yun Zhao yang luar biasa nakal menyinggung Ratu dan membuat keluarganya dalam masalah. Xiao Xingchen ingat pada bab pertengahan, keluarga Yun di bantai habis akibat Sha Hualing merasa tersinggung.

Padahal mereka adalah keluarga besar berpengaruh. Tapi Sha Hualing menutup mata dan melakukan semua hal dengan seenaknya.

Satu hal lagi, ada sebuah fakta kecil yang terungkap di pertengahan bab sebelum pembantaian. Bahwa Yun Zhao ini merupakan tunangan Sha Hualing, mereka memiliki perjanjian pernikahan akibat leluhur mereka.

Benar adanya bahwa mereka seharusnya adalah tunangan dan akan menikah. Hanya saja karena Sha Hualing tidak menyukai Yun Zhao dan begitu pula sebaliknya. Mereka memilih untuk tidak pernah membahas tentang hubungan itu dan akhirnya Sha Hualing malah menikahi Xiao Ying yang notabennya adalah sahabat sekaligus cinta pertama Sha Hualing.

Yun Zhao menghela nafas, dia duduk dan melihat ke arah pintu.

BRAKK!

Pintu di dobrak dan menampilkan seorang wanita cantik berambut biru tua. Dia terlihat sangat anggun bahkan ketika berantakan. Wajahnya tersirat kekhawatiran yang mendalam.

Yun Zhao memperhatikan visualisasi orang yang menggebrak pintu kamarnya. Setelah diteliti dia akhirnya menyadari bahwa dia adalah anak ketiga—atau kakak ketiga—keluarga Yun, Yun Sha.

Yun Sha merupakan salah satu dari ke enam kakak yang paling memanjakan Yun Zhao. Dikatakan di dalam novel bahwa Yun Sha bahkan rela menerima hukuman jika Yun Zhao salah agar dia bebas.

Yun Sha berjalan dengan tidak sabaran, dia menahan bahu adiknya dan memapahnya agar dia kembali tidur di kasur. Namun sayangnya badan Yun Zhao sangat kaku dan tidak bisa di tekuk, dia menolak untuk kembali tiduran.

Yun Sha, "Adik ke tujuh, lukamu baru sembuh. Kenapa malah duduk? Tidurlah lagi."

Xiao Xingchen memperhatikan wajah kakak ke tiga ini, merasa terpana oleh kecantikannya. Ah--jika saja dia bukan Yun Zhao mungkin dia akan jatuh cinta.

"Kakak ketiga.. Aku sudah tidur selama tiga hari dan badanku mulai menjadi kaku. Aku ingin duduk, ya ya ya, boleh ya." Yun Zhao merengek dan memeluk kakaknya. Tidak ingin tidur lagi. Selain merengek seperti apa yang biasa dilakukan oleh Yun Zhao asli, maka kemungkinan besar Xiao Xingchen tidak dapat meluluhkan hatinya.

Dan benar saja.

Melihat wajah yang memelas dan suara yang merengek. Yun Sha luluh dan akhirnya membiarkan adiknya untuk duduk.

Yun Sha mengangguk, mengelus pucuk kepala adiknya. "Baiklah, aku akan membiarkanmu duduk." Tangannya tidak berhenti mengelus rambut biru Yun Zhao, tak lama, tanpa banyak bertanya, Yun Sha mengambil sisir dan mulai menyisir rambut adiknya. "Astaga, rambutmu menjadi kusut. Ini semua salah kakak karena tidak bisa menjagamu, kau jadi terbaring di kasur selama tiga hari."

Yun Zhao menggeleng. Bukan salahnya. Karena dalam novel, dijelaskan bahwa luka yang di berada di tubuhnya sekarang akibat ulahnya sendiri. Yun Zhao menceritai Sha Hualing dengan buruk, dan entah bagaimana angin terlalu cepat membawa suaranya ke kuping empunya. Membuat Sha Hualing marah dan tidak terima. Dia memberikan dua kesepakatan kepada keluarga Yun, pertama: menghukum Yun Zhao atau kedua, membiarkan Yun Zhao tinggal di dalam istana kerajaan.

Sebagai anak yang di sayang serta memiliki jiwa bebas. Keluarga besar Yun berunding dan akhirnya memilih kesepakatan pertama. Yun Zhao diberikan hukuman pukul sebanyak lima belas kali, itupun setelah tawar menawar kepada Ratu. Jika tidak seharusnya dia mendapatkan lima puluh pukulan di punggungnya.

Yun Zhao membiarkan dirinya dilayani, rambutnya disisir dengan lembut.

"Oh iya kakak, apakah ayah ada di kediaman?" Yun Zhao bertanya. Seingatnya setelah hukuman pukul nya, pada hari ketiga alias sekarang, Tuan Besar Yun pergi ke istana untuk meminta maaf atas tingkah laku anak bungsunya dan mengatakan bahwa mereka telah menghukum Yun Zhao seperti yang diperintahkan.

Yun Sha menggeleng,"Tidak, ayah telah pergi menghadap ratu untuk meminta maaf mewakili mu."

Ada helaan nafas, Yun Zhao ini benar-benar seorang pembuat onar.

Yun Sha menekan bahu adiknya, berkata dengan lembut. "Tidak apa, kamu jangan khawatir. Ayah pasti akan kembali sebentar lagi dan melihatmu."

Yun Zhao mengangguk paham, "Hm, ya."

Tian Li akhirnya datang kembali dengan nampan berisi penuh dengan makanan. Dia berkata dengan semangat, "Ayo! Tuan Muda makan sudah siap, segera isi perut anda!"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!