NovelToon NovelToon

Possessor'S Memory

Ch. 1 - Penyusup

Bulan yang bersinar terang di atas, menyinari seluruh hutan dengan cahayanya.

Cahaya tersebut seakan-akan memandu seseorang untuk memperlihatkan ke sebuah pintu gua yang seram berada di tengah-tengah keheningan hutan

Tiba-tiba, suara langkah kaki yang mendekat dan cahaya dari senter yang menyala dari kejauhan sekejap memecahkan keheningan hutan.

"Ketemu..."

ucap seorang pria dengan senter di depan pintu masuk gua sambil berbisik dengan gugup.

Pakaian pria itu serba hitam, hoodie, masker celana dan bahkan termasuk tas yang berada di punggungnya.

Setelah mengamati pintu gua sejenak, dengan gerakan tanpa ragu pria itu mengeluarkan pedang yang tajam dari sarung pedangnya yang berada di pinggangnya.

Dengan suara “Sring” pedang itu memecahkan keheningan hutan lagi.

Ia kemudian menutup matanya dan menarik napas dalam-dalam untuk mencoba menenangkan tangannya yang bergetar dan jantungnya yang berdegup kencang, dengan memasang ekspresi kokoh dan tampak akan siap untuk menghadapi apapun yang ada di balik pintu masuk gua tersebut.

"Fyuh, apapun yang terjadi kau harus mendapatkan 'itu'!"

Dia berbisik pada dirinya sendiri saat melangkah perlahan-lahan masuk ke dalam gua.

Udara yang lembab memenuhi paru-paru pria itu, menoleh dan mengamati isi gua yang basah dan becek.

Dinding-dinding yang dipenuhi oleh tanaman yang menyerupai lumut namun melepaskan cahaya lembut berwarna biru.

Menyimpulkan bahwa cahaya yang berasal dari lumut itu cukup untuk menyinari jalannya, ia mematikan lampu senternya dan melanjutkan perjalanannya untuk menjelajahi gua.

Setelah sepuluh menit berkelana di dalam gua, ia mendengar suara geraman dan langkah yang terdengar semakin dekat tepat di depannya.

Dengan langkah kilat ia bersembunyi dibalik sebuah batu besar, pria itu mengintip dari celah-celah.

Terlihat sesosok monster raksasa yang perkasa menyerupai Komodo dengan satu pasang taring yang berwarna hitam serta ukurannya yang tidak normal.

"Sialan, untuk bertemu monster itu disini. Benar-benar sial."

Gumam pria itu dengan nada kesal namun juga gugup.

Mengetahui ia tidak dapat menyelinap masuk lebih dalam, ia lalu mengambil secarik kertas dari tasnya.

Terlihat di kertas tersebut terdapat sebuah simbol yang sangat rumit, ia lalu memegang kertas tersebut dengan dijepitkan dengan jari tengah dan telunjuk lalu bergumam-gumam kecil seperti mengucapkan mantra.

Perlahan tapi pasti ia diam-diam mendekati monster tersebut, lalu kertas yang berada ditangannya pun mengeluarkan sinar merah membara.

Dengan lincah ia menempelkannya ke mata pedang yang ia pegang, sontak pedang itu menyala dan diselimuti oleh api yang menggebu-gebu.

"Heuuupp!!!"

Ia kemudian berlari dengan gesit ke arah monster tersebut.

-Kiekkk

Monster itu tampak menyadari kehadiran seorang pria berlari ke arahnya, ia lalu berteriak geram ke arah pria itu.

Mengangkat salah satu kakinya yang besar, ia luncurkan serangan ke arah pria yang memegang sebuah pedang yang diselimuti oleh api yang membara.

Seakan-akan memprediksi serangan tersebut, ia menghindari serangan itu dengan melompat ke atas dan mendarat di kaki monster.

Isi gua kemudian bergetar kuat akibat serangannya yang meleset menghantam lantai gua.

Melihat celah tersebut, pria itu layaknya sebuah kilat, berlari menuju kepala komodo raksasa melalui kakinya, tapi komodo tentu itu tidak akan diam begitu saja.

Ia membuka mulutnya yang memperlihatkan sepasang taring hitam yang tajam dan mematikan.

Melalui taring itu, ia menyemburkan cairan hitam beracun ke arah pria tersebut.

Lagi-lagi seperti mengetahui serangannya, ia menutup mulut dan hidungnya.

Tanpa basa-basi, ia lalu mengayunkan pedangnya yang membara ke arah racun yang dilontarkan padanya.

Dengan sekejap api yang membara mengikuti arah ayunan pedangnya, racun yang tadinya cair sontak menjadi uap dalam sekejap mata.

Namun, serangan komodo itu belum selesai,  rahangnya yang menganga muncul dari balik asap hitam di depan pria tersebut.

Pria itu terkejut, namun dengan cepat mengambil kuda-kuda, api menyelimuti pedangnya yang awalnya membara semakin menggebu-gebu, liar, dan intens seolah-olah menjawab tekad pria itu.

"Haaaaaa!!! Mati kau sialan!!"

Teriaknya dengan tanpa ragu mengayunkan pedangnya ke arah komodo itu.

"Graaaaa!!!"

Kemudian, sebuah teriakan dari komodo dan ledakan yang menggetarkan telinga terdengar di penjuru gua tersebut.

Badan monster raksasa tersebut lalu terlihat terjatuh menabrak dinding gua dan kepalanya diselimuti oleh si jago merah.

Terlihat dinding-dinding, langit-langit, dan lantai gua itu juga diselimuti oleh api yang meluap-luap.

Tapi, pria itu tidak mengeluarkan serangan dahsyat itu tanpa luka. Ia tampak kelelahan terengah-engah memegang pedangnya, yang tanpa api sebagai bantuan agar ia tidak tersungkur.

Kedua tangannya dipenuhi oleh luka bakar yang sampai dengan lengan bawahnya.

Tapi tak kuasa menahan kelelahan pada sekujur tubuhnya, ia terduduk.

Ia membuka tasnya dan mengambil sebuah botol potion berwarna merah sesudah ia menenangkan pernapasannya.

Dengan kesusahan ia membuka segelnya dan segera mengonsumsi dan menghabiskan potion itu sambil melihat asap yang dihasilkan oleh serangannya.

Kedua tangannya yang gosong terlihat dengan cepat kembali normal, namun ekspresinya terlihat sedang menahan rasa sakit yang hebat.

Akan tetapi, sesuatu terlihat bergerak di balik asap itu. Ia lalu merasakan seluruh gua ini bergetar.

Ia segera bangkit menghadap asap itu dan melakukan kuda-kuda dengan pedangnya.

Getaran terasa lagi, tapi kali ini sumbernya bukan berasal dari balik asap itu, Melainkan dari langit-langit gua.

Sebuah batu raksasa lalu jatuh ke arah apa yang ada dibalik asap itu.

"Groaaaa!!"

Bersamaan dengan teriakan tersebut, batu itu menimpa arah datangnya sumber suara, dan getaran hebat juga mengiringi teriakan monster itu.

Pria yang tadinya dalam sikap aba-aba, sekarang menurunkan pedangnya dan terlihat sedikit kebingungan

Debu-debu kemudian menyelimuti gua yang meninggalkan sebuah mayat monster raksasa di tengah-tengah ruangan gua ini.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

[Anda mengalahkan Giant Komodo, mendapatkan kompensasi 2.000 EXP!]

[Selamat anda naik level 7 \=> 9 !]

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Sebuah layar biru transparan mengambang terlihat di mata pria itu yang membuatnya tersenyum kecil.

Setelah beberapa saat menenangkan diri, ia lalu memperbaiki posturnya  dan melanjutkan perjalanannya menjelajahi gua.

Beberapa saat kemudian, ia sampai di ruangan gua yang besar juga megah yang di tengah-tengahnya terdapat kapsul kaca yang berisi semacam makhluk gumpalan berwarna biru transparan.

"Akhirnya ketemu juga!"

Teriak pria itu kegirangan sambil berlari ke kapsul tersebut.

Ia membuka tasnya dan mengambil sebotol cairan ungu yang terisi di dalamnya.

***

Puluhan tahun yang lalu, Langit menyala dengan kilatan cahaya yang menyilaukan, terdengar suara ledakan yang memekakkan telinga yang mengguncang tanah dan membuat orang-orang berlarian ketakutan mencari perlindungan.

Itu adalah meteor yang pertama dari puluhan yang akan menghujani langit, masing-masing menghantam bumi dengan kekuatan bom atom yang menghancurkan segalanya.

Pada awalnya, mereka mengira itu adalah akhir dunia. Namun, itu hanyalah awal dari segalanya.

Meteorit-meteorit tersebut kemudian mulai melepaskan energi aneh dan tiba-tiba, sebuah pilar cahaya yang menjulang ke angkasa terbentuk di tiap-tiap lokasi jatuhnya meteor tersebut.

Naga, orc, ogre, dan makhluk-makhluk lain yang hanya dapat ditemukan dalam cerita fiksi muncul dari pilar cahaya tersebut peristiwa ini lebih dikenal sebagai [The Awakening Days].

Monster-monster yang muncul dari pilar itu sangat agresif terhadap manusia, yang masih baru saja dihadapkan dengan bencana meteor.

Monster-monster tersebut mulai membunuh manusia dengan keji dan ganas.

Dalam kurun waktu tiga bulan, seperempat populasi manusia lenyap dan sekitar enam puluh persen dari total daratan di muka bumi tidak cocok untuk ditinggali karena dipenuhi dan diambil alih oleh monster-monster itu.

Tentu saja manusia tidak akan tinggal diam tanpa melakukan perlawanan.

Tepat saat meteor jatuh dari langit, orang-orang yang bahkan tidak pernah percaya pada sihir tiba-tiba menemukan bahwa mereka dipenuhi dengan kekuatan aneh dan kemampuan yang hampir tidak bisa dipahami.

Fenomena ini disebut magic power atau lebih dikenal dengan magis.

Mereka mampu mengendalikan elemen, membuat dan mengendalikan api atau es hanya dengan pikiran, dapat memindahkan objek dengan pikiran mereka, atau bahkan beberapa individu yang spesial dapat membengkokkan ruang dan waktu sesuai keinginan mereka.

Orang-orang yang membangkitkan kekuatan sihir disebut dengan 'Awakener', Tidak berhenti disitu para awakener kemudian mendapat anugerah 'status window' seperti pada permainan RPG.

Status window ini memungkinkan mereka untuk melihat kemampuan yang mereka miliki, seperti kekuatan magis, kecepatan, traits dan skill yang dimiliki.

Traits adalah karakteristik atau sifat khusus yang dimiliki oleh para awakener.

Setiap awakener mungkin memiliki traits yang berbeda-beda, yang dapat mempengaruhi kemampuan magis mereka atau menjadi keunggulan tersendiri dalam pertarungan.

Skill adalah kemampuan khusus yang dimiliki oleh para awakener. Skill dan traits ini biasanya didapatkan melalui latihan dan pembelajaran yang dilakukan oleh para awakener.

Mereka juga bisa didapatkan secara langsung ketika seseorang terbangun menjadi awakener.

Para awakener telah bersiap untuk melakukan pertempuran yang menentukan takdir manusia.

Mereka telah menyiapkan strategi dan menggunakan kekuatan sihir serta skill yang dimilikinya untuk mengalahkan monster-monster yang mengancam dunia mereka.

Pertarungan demi pertarungan terus terjadi, umat manusia berhasil memukul mundur monster-monster dan mengambil alih beberapa daerah.

Namun, mereka tahu bahwa tantangan yang lebih besar akan menunggu mereka di depan di jalan menuju kemenangan.

Mereka merasa bahwa mereka perlu bersatu dan saling membantu satu sama lain agar dapat mengalahkan monster-monster tersebut.

Oleh karena itu, mereka mendirikan akademi khusus untuk para awakener dan umat manusia yang ingin melawan monster-monster itu, tempat di mana mereka dapat belajar, berlatih, dan meningkatkan kemampuan magis mereka bersama-sama.

Di akademi ini, para awakener juga dapat mempelajari tentang monster-monster yang akan mereka hadapi, serta strategi yang dapat digunakan untuk mengalahkan mereka.

Itu adalah cerita awal dari game [World of Magic and Might], sebuah game yang sangat populer dan ramai dibicarakan oleh para gamer di seluruh dunia.

Game ini merupakan game pertama yang memberikan banyak kebebasan kepada pemainnya dibandingkan dengan game-game lainnya, yang membuatnya sangat digemari oleh banyak orang.

Terdapat 8 karakter yang dapat dipilih oleh pemain untuk dimainkan, masing-masing memiliki jalan cerita yang unik dan menarik.

Game ini sangat populer di kalangan orang-orang dari semua usia, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa dan lansia.

Aku adalah salah satu pemain yang terobsesi untuk menamatkan [World of Magic and Might].

Aku duduk di depan monitor sepanjang hari hanya untuk menyelesaikan game ini secepat mungkin. Sampai aku akhirnya menamatkan [World of Magic and Might].

Tiba-tiba game-nya membuka jendela pesan yang mana berisi:

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Terima kasih telah menyelesaikan game ini. Apakah kamu tertarik untuk ikut serta dalam proyek yang sedang kami kembangkan

- Ya

- Tidak'

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Setelah membaca pesan dan melihat pilihan tersebut, aku memutuskan untuk memilih opsi 'Ya' tanpa berpikir panjang.

Tiba-tiba, layar monitor ku memancarkan cahaya yang sangat terang, sehingga membuatku terkejut.

Saat aku menutup mata, aku merasakan tubuhku terhisap masuk ke dalam cahaya tersebut.

Saat aku membuka mata kembali, aku terkejut karena menyadari bahwa aku telah menjadi salah satu awakener yang hidup di dunia [World of Magic and Might].

Aku memiliki 'status window' dan kemampuan magis yang seperti awakener pada umumnya.

Namun, aku menyadari bahwa status window, yang kumiliki berbeda dengan awakener lainnya.

Terdapat sebuah level pada status window tersebut, aku dapat menaikkan level tersebut dengan membunuh monster, menyelesaikan misi, dan bahkan belajar seperti pada awakener lainnya

Itu adalah cerita dua bulan yang lalu. Sekarang, aku sedang berdiri di depan gumpalan makhluk biru di kapsul kaca yang ada di depanku dengan potion ungu di tangan.

Setelah dua bulan di dunia ini aku menyadari bahwa aku adalah awakener yang tanpa bakat, tak peduli seberapa keras aku berlatih, aku hanya akan tertinggal di belakang para awakener lainnya.

Aku merogoh saku celanaku dan meraih kacamata monocle yang mana merupakan item yang memiliki skill [Appraisal]. Dengan menggunakan skill ini, aku dapat mengetahui informasi tentang benda yang sedang ku periksa.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Nama: Mimic Parasite

Spesies: parasit

Tingkat ancaman: B

Status: Lemah

Deskripsi: Mimic parasite adalah seekor parasit yang dapat memasuki tubuh awakener dan mengendalikan gerakannya. Mimic parasite ini juga mampu menirukan kekuatan dan bentuk benda, makhluk hidup, atau monster lain yang telah ditirunya.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Seperti pada deskripsi [Appraisal] parasit yang dapat memasuki tubuh awakener dan mengendalikannya.

10 tahun yang lalu, Mimic parasite ini berhasil menjadikan seorang awakener kelas-S sebagai inangnya.

Dengan tubuh awakener kelas-S yang kuat, Mimic Parasite mampu menimbulkan kekacauan yang besar.

Setelah perjuangan yang panjang akhirnya mereka berhasil membunuhnya, itu lah yg mereka percayai.

Namun pada kenyataannya parasit ini berhasil kabur.

Yang ada di depanku ini adalah buktinya, dalam cerita [World of Magic and Might] parasit ini ditangkap oleh salah satu karakter game yang bernama Max Goldwel.

Max Goldwel adalah salah satu karakter NPC (non-playable character) dalam game [World of Magic and Might].

Parasit ini adalah salah satu kekuatan utama Max, dan aku di sini untuk membuat parasit ini milikku.

Aku kemudian membuka tutup botol potion di tanganku, yang akan berguna untuk melemahkan dan membuat parasit ini masuk ke dalam tubuhku menjadikannya kekuatanku.

Namun saat aku akan membuka kapsul kaca itu, tiba-tiba aku merasa sesuatu yang kuat menyentuh leher belakangku. Tanpa daya, aku terpental ke depan dan terjatuh ke tanah.

"Hei, bagaimana kamu bisa menemukan tempat ini?"

Itulah kata-kata terakhir yang aku dengar sebelum jatuh pingsan.

*****

Aku terbangun dengan pikiran yang kacau dan merasa sedikit pusing.

Setelah berusaha untuk membuka mata, aku menemukan bahwa aku terbaring di sebuah tempat yang terlihat seperti ruang bedah.

Aku merasa bingung dan tidak tahu bagaimana aku bisa sampai di sini.

Aku mencoba untuk bangun, tapi tangan dan kakiku terikat ke tempat tidur dan mulutku ditutupi oleh sebuah kain. Aku merasa panik dan meronta-ronta untuk melepaskan ikatan itu.

Tetapi usaha tersebut adalah hal yang sia-sia, ikatan tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda akan terlepas.

Tiba-tiba pintu terbuka dengan suara “krek” dan aku mendapati seorang pria dengan tubuh tinggi memasuki  ruangan.

Pria itu memiliki kulit cerah yang terlihat sehat dan tampak kuat.

Rambutnya yang hitam terurai menambah kesan tajam yang terpancar dari wajahnya.

Matanya yang berwarna emas seolah-olah mampu membaca pikiranku.

"Oh, kamu sudah terbangun."

Ucapnya sambil tersenyum. Mungkin jika orang lain melihat senyumnya, mereka hanya akan mengira itu adalah senyum biasa, tapi bagiku itu adalah senyum iblis.

Aku tahu apa maksud senyumnya. Di cerita game ini, Max Goldwel adalah karakter yang hanya bertindak jika hal itu menguntungkan baginya atau bahkan untuk kesenangan dirinya sendiri.

Ia dapat melakukan segala cara untuk mendapatkan hal yang ia inginkan.

"Bagaimana kamu bisa tahu tentang [Mimic Parasite] di gua itu?"

Dia bertanya, sontak aku merinding ketakutan. Banyak pertanyaan berada di benakku:

'Mengapa dia bisa berada di gua itu?'

'Bukankah pada waktu ini dia sedang berada di kota Silvertorn?'

Pertanyaan demi pertanyaan terlintas di kepalaku. Ditengah-tengah keheningan itu akhirnya, dia membuka mulutnya.

"Sepertinya kamu tidak memiliki keinginan untuk menjawab, tapi tidak masalah."

Dia kemudian membuka kotak yang mana berisi peralatan dan perlengkapan bedah.

"Aku bereksperimen untuk menciptakan sebuah teknik magic untuk dapat melihat ingatan orang lain, teknik ini aku menamainya [Memory Extraction]"

Dia terlihat sedang mempersiapkan magic spell-nya.

"Oh ya, aku hanya pernah melakukan mantra ini ke tikus, aku tidak pernah melakukannya ke manusia. Selamat! kamu akan menjadi subjek manusia pertama!"

Ujarnya tersenyum sambil membuka lebar kedua lengannya.

"Satu lagi, karena aku terburu-buru kesini, aku tidak membawa obat bius. Jadi mohon bersabar jika dalam prosesnya kamu merasakan rasa sakit."

Ia mengatakan itu seolah-olah bukanlah hal yang serius.

Aku tidak bisa berkata-kata, rasa takut telah menguasai diriku. Aku hanya bisa meronta-ronta saat dia sedang mempersiapkan teknik sihirnya.

Kemudian ia terlihat membentuk lingkaran-lingkaran sihir berwarna merah darah yang memberikan kesan menyeramkan ditangannya lalu ia berkata:

"Tampaknya persiapan teknik sihirnya telah selesai, jika begitu mari kita mulai sekarang"

Bersamaan dengan ucapan itu, teriakan meminta tolong dan teror terdengar di ruangan itu.

Tapi sayang tidak akan ada yang mendengar ataupun menjawab teriakan tersebut.

******

"Gila..."

Ucapku terengah-engah.

Aku masih belum percaya dengan informasi yang aku dapatkan dari ingatannya.

Aku menggerakkan tubuhku yang lelah akibat penggunaan [Memory Extraction].

Aku kemudian memindahkan mayat yang telah terpengaruh oleh uji coba [Memory Extraction] ke hutan sebagai makanan bagi monster dengan tujuan menghapus semua bukti.

Setelah itu, aku kembali ke gua tempat Mimic parasite berada, dan aku mencoba mencerna informasi dari ingatan yang baru saja ku ekstrak.

Menurut ingatan tersebut, dunia ini adalah dunia game [World of Magic and Might], dan aku adalah salah satu karakter di dalamnya.

"Hahaha, itu sangat menarik," ucapku sambil tersenyum dan tertawa kecil.

Dari kecil, aku tidak pernah benar-benar tertarik terhadap apapun.

Tapi sekarang lihatlah aku, layaknya anak kecil yang kegirangan mendapatkan mainan yang baru.

Dalam ingatan tersebut, akan terjadi banyak peristiwa yang menarik, dengan suasana hati berseri-seri dan penuh ambisi, aku mulai bergerak merencanakan hal-hal yang akan aku lakukan dimasa depan.

Ch. 2 - Max Goldwel

Orang-orang terlihat sedang berusaha mencari jalan menuju kereta yang akan mereka naiki.

Saat aku sedang asyik menyaksikan pemandangan itu melalui jendela kereta, suara dari loudspeaker dalam kereta mengalihkan perhatianku.

Sebuah pengumuman bahwa kereta akan berangkat terdengar dari loud speaker yang berada di dalam kereta.

Tak lama setelah berakhirnya pengumuman itu, suara klakson dari kereta yang menandakan bahwa kereta akan segera berangkat terdengar.

Pemandangan diluar jendela pun mulai berganti perlahan-lahan. Dan tak lama kemudian beberapa rintik air terlihat menempel di jendela kereta

Melihat hal ini, aku menyandarkan diriku di kursi, menyilangkan lengan di dada sambil menghadap ke jendela.

Aku kemudian mulai merenungkan kejadian-kejadian baru-baru ini.

Dimana seorang penyusup ingin mengambil [Mimic Parasite] yang aku sembunyikan di gua ditengah-tengah hutan.

Pada awalnya aku sebenarnya sedang merencanakan perjalanan ke kota Silvertorn sebelum mengunjungi Mimic Parasite yang telah kusimpan di gua itu.

Namun, karena [Trait] [Instinct]-ku yang terus menerus memberikan peringatan bahwa aku harus segera pergi ke sana, aku memutuskan untuk segera pergi.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Nama Traits: [Instinct] ☆☆☆☆

Deskripsi: Bisa diartikan sebagai suara hati yang selalu memperingatkan Awakener dalam mengambil keputusan.

Awakener mampu mengevaluasi situasi dengan cepat dan membuat keputusan yang tepat dalam situasi-situasi yang memerlukan kecepatan dan kejelian.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Berkat itu, aku dapat menangkap pria yang tampak ingin mencuri [Mimic Parasite].

Aku menggunakan teknik [Memory Extraction] untuk mengungkap informasi yang sangat mengejutkan.

Possessor, ini adalah julukan yang akan kuberikan kepada pria itu, karena dalam ingatannya dia tidak berasal dari dunia ini, melainkan dari dunia lain.

Terdapat sebuah game yang menyerupai dunia saat ini, yang bernama [World of Magic and Might].

Dan setelah kupikirkan terdapat sebuah spekulasi menarik, yang mana mungkin dalam dunia ini terdapat lebih dari satu possessor.

Jika spekulasi ku benar, berarti beberapa kejadian-kejadian yang akan terjadi kedepannya akan berbeda dari ingatan pria itu.

Setelah beberapa saat aku melamun, tanganku merogoh kantong celanaku dan meraih sebuah kacamata monocle, sebuah [Magic Item] yang ku rampas dari pria tersebut.

Magic item ini memiliki skill [Appraisal] yang mana memungkinkan pengguna melihat informasi benda.

[Magic Item] adalah sebuah peralatan berharga yang memiliki kekuatan supernatural atau bahkan memiliki [Skill] tersendiri yang dapat digunakan untuk memberikan efek tertentu.

Sepertinya dia mendapatkan [Magic Item] ini dengan memanfaatkan ingatannya dari dunia sebelumnya.

Melihat tidak ada yang menarik di luar jendela aku kemudian bergumam kecil

'Status window'

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Nama: Max Goldwel

Ras: Manusia

Umur: 18 tahun

Statistik dasar:

-STR: 11,29 (D)

-DUR: 15,55 (C)

-DEF: 13,76 (C-)

-AGI: 7,87 (D-)

-ST: 8,78 (D)

-SPD: 7,09 (D-)

-INT: 6,56 (E)

-MP: 7,40 (D-)

Keseluruhan: (D)

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Sembari memakan keripik kentang, aku menatap sebuah layar biru transparan melayang di depan mataku yang memperlihatkan statistik kemampuanku sebagai awakener.

Statistik dasar dari [Status Window] terdiri dari [STR], [DUR], [DEF], [AGI], [ST], [SPD] , [INT] dan [MP]

Pada dasarnya mana itu seperti sebuah bahan bakar seorang awakener untuk dapat menggunakan magis.

Dan terlihat pada status ini bahwa berdasarkan statistik dasar ku, aku adalah awakener kelas-D.

Namun, jika digabungkan oleh performa skill dan traits ku. Aku percaya diri bahwa aku sepadan dengan awakener kelas-C.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Skill:

- (Baru!) [Mimicry] (B) ☆☆☆☆☆

- [Berserk] (C) ☆☆☆☆

- [Magic Control] (C) ☆☆

- [Witchcraft] (D) ☆☆☆☆

- [Wind Magic] (D) ☆☆

- [Sturdy] (D) ☆☆

- [Overclock] (E) ☆☆☆☆☆

- [Fire Magic] (E) ☆☆

Traits:

- [Unbreakable physique] ☆☆☆☆☆

- [Instinct] ☆☆☆☆

- [Martial artist] ☆☆☆

- [Fast recovery] ☆☆☆

- [Strong] ☆☆

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Dibawahnya terdapat sebuah data-data skill dan traits yang aku miliki, setelah mengamati status window milikku untuk beberapa saat.

Kemudian perhatianku tertuju pada skill baruku, yaitu [Mimicry].

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Nama skill: Mimicry (B) ☆☆☆☆☆

Deskripsi: Awakener yang menjadi inang [Mimic Parasite] telah menjalin hubungan simbiosis mutualisme yang mana dapat mengontrol parasit ini sesuai keinginan.

Skill ini memungkinkan awakener untuk menirukan kemampuan dan juga skill dari makhluk hidup yang ditirukan, bahkan dapat merubah bentuk tubuh Awakener sesuai dengan makhluk hidup yang ditirunya.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Aku tersenyum saat melihat informasi mengenai skill ini yang tergolong sebagai skill kelas-B dan memiliki lima bintang.

Semakin tinggi kelas skill tersebut maka skill itu akan semakin kuat dan efisien, serta semakin banyak bintang yang dimiliki maka skill tersebut semakin langka, unik, dan kuat.

Kelas skill dapat ditingkatkan melalui latihan dan pembelajaran, dan bisa saja terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum awakener dapat meningkatkan kelas skill.

Dan seperti pada deskripsi, aku mendapatkan skill ini setelah aku menjadikan tubuhku sebagai sebuah inang untuk parasit ini.

Normalnya walaupun parasit ini melemah tapi ini tetap saja adalah hal yang gila dan berbahaya, karena aku hanyalah seorang awakener kelas-D dan parasit ini memiliki sejarah mengambil alih tubuh awakener kelas-S sebagai inangnya.

Tapi dengan traits [Unbreakable physique]-ku dan sebotol cairan berwarna ungu yang ku rampas dari penyusup itu, aku dapat menjalin hubungan simbiosis mutualisme dengan parasit ini.

Tentu saja ini bukan tanpa efek samping, jika aku lengah atau dalam keadaan lemah, ia bisa saja mengambil alih tubuhku.

Pada saat yang sama, sesuatu yang menggeliat keluar dari lengan bajuku, berwarna biru transparan dan bercabang.

Ya, ini adalah [Mimic Parasite], sebuah senjata dan pertahanan yang aku dapat keluarkan dari tubuhku.

Namun, seperti yang dapat dilihat, ia masih memberontak kepadaku.

Ini adalah resiko yang harus aku tanggung ketika menjalin hubungan dengan parasit ini, aku harus selalu waspada dan siaga untuk mengendalikan parasit ini agar tidak merugikan ku.

Bahkan dengan traits [Unbreakable physique]-ku, aku memperkirakan butuh sebulan penuh untuk menaklukkan parasit ini.

Dengan cairan ungu tersebut aku percaya diri dapat menaklukkan parasit ini kurang dari tiga hari.

Sebuah suara memasuki telingaku yang sedang ditengah-tengah melamun memikirkan hal-hal tersebut.

Pengumuman bahwa kereta api telah sampai di stasiun Silverfall terdengar pada saat aku sibuk bermain dengan parasit milikku.

Aku bangkit dari dari tempatku sembari mengambil barang-barang bawaan dan bergerak menuju pintu keluar kereta yang terbuka dan mengeluarkan senyuman yang menantikan masa yang akan datang.

Lalu dengan langkah yang ringan aku keluar dari gerbang stasiun menuju jalan raya.

*

Interior ruang hotel yang terasa mewah dan elegan

Di pojok ruangan terdapat sebuah jendela besar yang menampilkan pemandangan kota yang indah, yang memberikan cahaya alami yang cukup pada ruangan.

Usai menoleh ke sekeliling ruang hotel, aku  mengangguk-angguk puas, meletakkan barang bawaan ku di samping kasur, kemudian menjatuhkan diri ke kasur dan menutup mataku.

Selang beberapa saat memanjakan diri di kasur empuk tersebut, aku membuka mata dan bangkit merogoh dan meraih sebuah amplop yang berisi surat undangan khusus untuk menjadi kadet di akademi.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Kepada [Max Goldwel]

Kami dengan senang hati memberitahukan bahwa Anda telah diundang langsung oleh [Arcane Academy], salah satu lembaga terbesar untuk awakener yang mana mempelajari tentang magic dan monster sebagai salah satu awakener yang akan.

Sebagai salah satu akademi awakener yang paling bergengsi di dunia, kami berkomitmen untuk memberikan pendidikan dan pelatihan terbaik kepada siswa kami.

Kurikulum kami dirancang....

...

...

Jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran, jangan ragu untuk menghubungi kami.

Kami menantikan untuk melihat Anda pada hari pertama di kelas.

Salam,

[Max Goldwel]

[Arcane Academy].

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Di dunia ini terdapat 4 akademi awakener yaitu, [Arcane Academy], [Magic Arts School], [Mystic Institute], dan [Lumine Academy].

Dan [Arcane Academy] merupakan akademi yang pertama didirikan untuk para Awakener.

Bisa dibilang merupakan akademi Awakener terbaik diantara 4 akademi tersebut, banyak Awakener terkenal berasal dari akademi tersebut.

Setelah membaca surat itu, aku pun menyiapkan barang-barang ku untuk upacara penerimaan siswa baru pada esok lusa.

*

Keesokan harinya aku sedang berkelana di wilayah inti kota membeli kebutuhan-kebutuhan untuk memasuki akademi, sejauh mata memandang aku melihat orang-orang terlihat asyik dengan kesibukan mereka sendiri.

Siang hari ini, kota terasa hidup akibat berbagai aktivitas orang-orang yang melakukan kegiatan mereka masing-masing..

Gedung-gedung pencakar langit yang berdiri kokoh dan megah menciptakan suasana modern.

Aku berjalan kaki di trotoar sambil memegang belanjaan yang berada di lengan kiriku, sambil melihat-lihat toko di samping jalan.

Aku yang awalnya berniat langsung kembali ke hotel ku, namun satu toko menarik perhatianku.

Itu adalah toko yang menjual senjata api, tidak seperti dunia yang possessor itu tinggali sebelumnya, senjata api tidaklah populer di dunia ini.

Sebagian besar dikarenakan oleh magis lebih efektif dari senjata api dalam menangani monster-monster yang menginvasi dunia ini.

Tetapi bukan berarti tidak ada yang menggunakannya, banyak orang biasa yang memakainya sebagai pertahanan diri dari monster.

Tapi tentu saja senjata api yang diperbolehkan kepada warga hanya dapat menangani monster kelas-F.

Dan tidak sedikit juga menggunakannya dan mengoleksinya sebagai bagian dari hobi mereka.

Aku kemudian memutuskan untuk membeli sebuah senjata api hanya karena aku tertarik dan membutuhkan sebuah mainan untuk kumainkan.

Aku lalu membuka pintu masuk itu dan masuk ke toko tersebut, aku langsung disuguhi oleh pemandangan ratusan senjata api yang tertata rapih di dinding, lemari kaca dan meja.

seorang pelayan toko melihatku masuk langsung berjalan kearah ku dan membuka mulutnya

"Selamat datang tuan, apa yang dapat saya bantu?"

Ucap pelayan toko itu, sambil menunjukkan senyum bisnis kepada ku.

Aku kemudian mengangkat tanganku untuk menunjuk senjata api yang telah menangkap perhatianku dari tadi, pandangan pelayan itu pun mengikuti arah yang ku tunjuk.

"Senjata api itu, aku ingin senjata api itu."

Selang penjaga toko melihat dan mendengarkan perkataan ku, ia dengan sigap berbalik ke arahku dan mengatakan nama senjata itu beserta spesifikasinya.

"Senjata itu adalah sebuah senjata jenis revolver yang bernama Colt Anaconda, dan yang tuan tunjuk adalah varian Anaconda Hunter dengan panjang barel 25 cm serta-"

Mengabaikan ocehan pelayan toko tersebut mengenai sejarah senjata apa ini, aku langsung ke depan senjata tersebut dan menginspeksinya.

"Berapa harganya?"

Tanyaku ke pelayan tersebut.

"untuk senjatanya sendiri, harganya 2.999Ǡ Awkesh, tapi kami memiliki paket peluru yang akan menjadikan harganya 3.099Ǡ Awkesh. Jadi tuan hanya ingin senjatanya atau dengan paket peluru ini? "

Awkesh adalah mata uang di dunia ini, Dalam ingatan penyusup itu, di dunia sebelumnya ia menggunakan mata uang rupiah.

Yang merupakan salah satu mata uang yang digunakan di dunia itu, berbeda dengan kami.

Akibat invasi monster, hampir seluruh umat manusia dari berbagai negara berkumpul di suatu titik dan membuat benteng raksasa yang kokoh untuk mencegah monster masuk.

Akibatnya terciptalah mata uang ini sebagai solusi dari permasalahan mata uang yang berbeda-beda.

Di ingatannya ia menyimpulkan bahwa  Awkesh setara dengan Rp. 7.500 rupiah.

"Aku ambil versi paketnya."

Setelah melamun sejenak, aku menjawab pertanyaan pelayan toko itu

Singkat cerita aku mengikuti pelayan itu ke kasir, dan mengisi data dan form yang diberikan serta membayar, aku pun mendapat sebuah senjata api baru.

"Terima kasih atas pembeliannya."

Pelayan toko tersebut berterimakasih dan mengantarkan ku ke depan pintu masuk, Namun kejadian yang terduga terlihat di depan mataku.

"Kyaaa!! Monster"

"Kok bisa ada gerombolan monster di dalam kota?!"

Aku kemudian melihat para pejalan kaki berteriak ngeri dan tergesa-gesa berlarian menjauhi monster yang tampak menggila yang berada di tengah jalan raya.

Monster itu terlihat seperti serigala namun terlihat sedikit lebih besar dari serigala, dengan rambut yang berwarna hitam legam memberikan perasaan yang mengancam dan menakutkan bagi para warga kota di sekitar.

Monster itu dikenal dengan nama Nightprowler, seekor monster kelas-F+ yang biasanya berburu bergerombolan.

kelompok monster tersebut terdiri dari lima ekor Nightprowler memporak-porandakan apa yang ada di depannya, kendaraan, tiang listrik dan bahkan seorang pengandara malang yang di serang monster tersebut dengan gerakan yang lincah dan gesit.

"Huh, bukannya itu adalah monster-monster yang ada pada sirkus yang baru-baru saja terkenal"

Ucap pelayan toko tersebut.

Nampaknya mereka lepas dari kandang yang terdapat pada truk pengangkut yang akan membawanya ke lokasi sirkus yang akan diadakan di kota ini.

Melihat hal ini aku sontak menarik Colt Anaconda-ku dan mengisi silindernya dengan enam peluru, tentu saja senjata ini tidak cukup untuk menghentikan kelima monster itu.

Aku kemudian menyuntikkan kekuatan magis ku ke senjata ini, walaupun aku belum pernah melakukan hal yang seperti ini namun traits [Instinct]-ku mengatakan bahwa aku akan berhasil.

Membidik ke arah monster-monster di depan, lalu dengan gesit aku menarik pelatuk, ledakan senjata itu terdengar di telingaku.

Peluru dengan kekuatan magis ku melesat di udara dengan kecepatan yang tinggi menuju salah satu Nightprowler dan menghantamnya dengan tepat di tengah-tengah.

Tanpa daya, badan monster itu tersungkur ke aspal panas di tengah-tengah jalan.

Aku membidik sasaran selanjutnya dengan cepat, menyuntikkan magis ku dan menarik pelatuknya lagi, lagi-lagi peluru tersebut melesat dan menghantam sasaran dengan sempurna. Dan badannya terjatuh ke kolam di depan gedung pencakar langit

Proses tersebut terulang sebanyak dua kali, hingga pada akhirnya hanya satu monster tersisa.

Tetapi seolah-olah menyadari ancaman pada dirinya, monster tersebut berlari kabur dari lokasi dan menghilang dari pandanganku.

Tentu saja aku tidak tinggal diam melihat hal tersebut, aku mengumpulkan magis di area kakiku dan melompat ke sebuah gedung dan meninggalkan pelayan toko yang hanya bisa menganga melihatku.

Berada di puncak gedung pada lantai enam, aku menemukan Nightprowler terakhir yang sedang berlari menjauhiku dan segera membidik dan menyalurkan kekuatan magis ke Colt Anaconda milikku.

Rangkaian penarikan pelatuk, suara ledakan dan sebuah peluru melaju keluar dari laras senjata ini sudah menjadi hal yang tidak asing lagi bagiku.

Akan tetapi, tidak seperti sebelumnya peluru yang aku lontarkan kali ini meleset dan hanya menghantam aspal di belakang kaki monster.

Melihat hal tersebut, aku mendecakkan lidahku dan mengambil ancang-ancang menembak lagi dengan peluru terakhir yang berada pada silinder.

Tapi kali ini aku menyalurkan lima kali dari kekuatan magis dibanding dari yang aku salurkan sebelumnya, menghela napas dan membidik dengan serius, aku kemudian menarik pelatuknya.

Hammer pada revolver tersebut terlihat menurun dan dengan cepat kembali ke posisi semula, silinder yang berputar, suara ledakan yang memekakkan telinga beserta peluru yang dengan murka keluar dari muzzle melesat ke arah Nightprowler bagaikan kilat.

Tanganku goyah untuk pertama kalinya akibat recoil yang kencang, bersamaan dengan

peluru dahsyat menghantam monster itu. Sebuah ledakan besar layaknya granat terlihat dari lokasi dimana Nightprowler itu berada sebelumnya.

Debu-debu dan puing-puing terlempar dan berterbangan kesana-kemari menciptakan asap yang diakibatkan oleh peluru itu, tidak lama kemudian asap mulai menipis dan memperlihatkan potongan-potongan merah segar sisa Nightprowler tadi.

"Sepertinya itu sedikit berlebihan ya? Tapi hebat juga senjata ini, dapat menahan kekuatan magis ku yang tadi tanpa meledak"

Gumam ku sambil menginspeksi revolver yang baru saja ku beli hari ini.

Sejujurnya aku dapat menghabisi para Nightprowler itu dengan sekejap jika aku memakai tangan kosong dan mengaktifkan skill-skill yang kumiliki, namun cara ini jauh lebih menyenangkan.

Dari lantai enam aku melihat orang-orang berkumpul di tengah jalan untuk melihat apa saja yang baru terjadi, seorang fotografer membidik kameranya ke arah sisa Nightprowler tersebut.

Namun tanpa diduga ia juga membidik kameranya ke arahku, aku menghela napas dan dengan segera pergi meninggalkan lokasi.

Ch. 3 - Arcane Academy

Berdiri di tepi rel kereta, menatap kemegahan stasiun kereta di depanku. Lantai marmer yang berkelap-kelip berkilauan langsung menyambutku saat melangkah masuk.

Di sekelilingku, orang-orang berlalu lalang dengan sibuk, baik itu yang sibuk dengan pembelian tiket atau yang tengah sibuk menunggu kereta mereka.

Aku berjalan menuju konter tiket dan mengambil tiketku. Setelah itu, aku segera bergerak menuju platform untuk menunggu kereta.

Selang beberapa waktu aku berdiri disana, sebuah kereta cepat yang melaju dengan kecepatan tinggi terlihat di ujung rel kereta api dari stasiun.

Aku seketika mengenal kereta itu, kereta itu adalah kereta yang akan mengantarku dan siswa-siswa lainnya ke tujuan, yaitu tempat dimana [Arcane Academy] berada.

Pandangan orang-orang berpindah ke arah datangnya kereta itu yang mana merupakan model kereta cepat yang terlihat modern dan canggih.

Itu adalah kereta milik [Arcane Academy], khusus untuk menjemput siswa-siswi dan staf-staf milik mereka.

Tanpa berlama-lama, aku serta siswa-siswa lain lekas berjalan memasuki kereta itu.

Ketika aku masuk ke dalam kereta, aku menaikkan alisku, cukup terkejut dan terkagum dengan apa yang berada di sekelilingku.

Interior dalam kereta ini tampak sangat modern dan mewah. Karpet yang empuk menyambut di setiap langkahku, sementara jok-jok yang terbuat dari kulit asli nampak berkilauan di bawah cahaya yang lembut.

Tanpa berlama-lama aku lalu menemukan tempat dudukku, dan dengan sekejap, aku meletakkan seluruh barang bawaan ku ke tempatnya.

Di sampingku, terdapat sebuah jendela besar yang menampilkan pemandangan dunia luar.

Di sebelah kiri dan kanan tempat dudukku, terdapat layar sentuh yang memperlihatkan jadwal keberangkatan dan kedatangan serta berbagai pilihan hiburan seperti film, musik, dan game.

Semua perabotan dalam kereta ini terlihat baru dan berkualitas tinggi, suasana yang megah dan nyaman ini membuat seseorang merasa siap untuk menikmati perjalanan yang akan datang.

Menikmati suasana yang berada di dalam kereta, aku menyandarkan diriku ke tempat dudukku.

"Permisi, apakah kursi ini kosong?"

Kemudian perhatianku tertuju pada sumber suara di sampingku, seorang lelaki yang bertubuh tinggi dengan postur atletis.

Rambutnya berwarna kuning pucat yang tergerai indah, memberikan kesan yang ramah dan elegan namun masih tetap memancarkan aura maskulin pada wajahnya.

Wajahnya yang seakan-akan terpahat dengan garis-garis yang tajam, mata platinum yang halus dan jernih memberikan kesan tajam dan lembut secara bersamaan.

Dan selain wajahnya, fitur yang paling menonjol dari dirinya ialah tangan kirinya yang dibalut dengan perban.

Tetapi anehnya, ekspresi wajahnya terkejut ketika aku menoleh ke arahnya seolah-olah ia mengenal wajahku.  Namun, dengan sigap dia mengubah ekspresinya kembali menjadi normal, walaupun matanya yang terlihat jelas sedang mengamati ku.

"Oh tentu saja, kursi di sebelahku kosong kok"

Setelah beberapa saat kami saling mengamati satu dengan yang lain, aku akhirnya memutuskan memecahkan keheningan itu dengan menjawab pertanyaannya.

"Jika begitu, permisi"

Ucapnya sambil meletakkan barang bawaannya satu persatu, dan akhirnya duduk di kursi sebelahku.

Aku tanpa ragu melanjutkan observasi ku, dan dengan melihat ciri-ciri perawakan pria yang di sampingku ini.

Aku segera menyimpulkan bahwa ia adalah Tristan Holmberg, salah satu karakter yang dapat dimainkan oleh pemain di [World of Magic and Might].

Seorang Awakener swordsman yang jenius, dengan mengandalkan traits dan skillnya, ia dapat mempelajari teknik-teknik berpedang dengan mudah.

Ia merupakan karakter yang masuk di ranking lima besar berdasarkan popularitas, akibat ia adalah karakter yang kemampuannya mudah ditingkatkan beserta jalan cerita yang dimilikinya yang menarik.

Dan ini mungkin sebuah spekulasi gila ku. Tapi ketika dia menunjukkan ekspresi terkejut di wajahnya saat aku menoleh, dapat menandakan dia mempunyai kemungkinan sebagai seorang 'Possessor'.

Tentu saja spekulasi ku bukan tanpa alasan. Dalam sekian banyaknya rute alur cerita [World of Magic and Might] aku, Max Goldwel, hitungan aku menjadi siswa akademi hanya dapat dihitung dengan satu tangan.

Dan itupun jika pemain memilih rute dengan pilihan yang sangat tidak biasa, unik, maupun gila.

Yang mana dapat disimpulkan bahwa Tristan terkejut melihatku yang telah menjadi siswa [Arcane Academy].

Akan tetapi, aku mengingat bahwa wajahku telah disebar kemana-mana akibat kejadian kemarin.

Dimana aku membantai lima ekor Nightprowler dengan menggunakan revolver yang diisi dengan kekuatan magis milikku.

"Selamat pagi kepada siswa-siswi yang terhormat. Kereta api kami akan segera berangkat dari stasiun ini ke [Arcane Academy].

Kami mohon kepada siswa-siswi semua untuk segera mengambil tempat duduk mereka dan mengecek kembali barang-barang sebelum keberangkatan. Kereta api kami akan berangkat dalam waktu dekat.

Terima kasih atas perhatiannya."

Suara loudspeaker dari kereta mengalihkan perhatianku yang tengah asyik merangkai berbagai macam spekulasi-spekulasi di benakku.

Selang beberapa menit dan ditandai oleh suara klakson, kereta [Arcane Academy]-pun melesat meninggalkan stasiun kereta.

"Hai, aku Tristan Holmberg, sama sepertimu, aku juga adalah murid baru di [Arcane Academy]. Senang bertemu denganmu," ujar Tristan sambil tersenyum lembut sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

Meskipun suasana masih cukup canggung, Tristan berusaha untuk membuatnya lebih nyaman dengan sebuah perkenalan yang sederhana.

"Aku Max Goldwel, murid baru juga. Senang bertemu denganmu,"

Jawabku sambil menerima jabat tangan darinya.

"Senang bertemu denganmu juga, Max,"

Balas Tristan dengan senyum cerah, seakan lega setelah suasana canggung hilang.

Dan juga Tristan pada dasarnya adalah orang yang dapat dibilang sangat baik dan pengertian.

Bisa saja ia tidak menyebutkan topik bahwa wajahku telah dikenal sebagai orang yang telah memusnahkan kelompok monster itu karena tidak mau menyinggung diriku yang tidak suka dengan popularitas.

Dengan begitu kemungkinan bahwa ia adalah seorang possessor semakin menurun dalam pikiranku.

Tapi melihat-lihat pikiranku ini, mungkin akunya saja yang narsis dan Tristan sebenarnya benar-benar seorang possessor?

Entahlah.

"Dilihat-lihat dengan postur tubuh dan peralatan mu, kamu sepertinya seorang Swordsman?"

Tanyaku yang sedang mencari topik agar kecanggungan tadi tidak kembali dengan arah mataku menuju sebuah pedang yang dibalut dengan kain hitam yang berada di pangkuan Tristan.

"Yup, kamu benar, aku adalah seorang Swordsman tapi sayang, aku masih belum berhak mengayunkan pedang ini."

Jawabnya tersenyum pahit sambil mengelus-elus pedang di pangkuannya.

Dimasa yang akan datang pedang itu adalah salah satu dari sedikit pedang yang layak dipakai oleh Tristan karena dapat menahan kemampuan magisnya yang unik dibandingkan dengan Awakener lainnya.

"Tidak perlu berkecil hati, dengan bimbingan yang akan kita dapat di akademi. Cepat atau lambat kamu akan layak untuk mengayunkan pedang itu."

Ucapku untuk meringankan suasana.

"Ya, aku harap juga begitu." Balasnya yang mana ekspresinya kembali tersenyum normal. Setelah itu keheningan kembali diantara kami, tapi kali ini tidak terasa canggung.

Kami masing-masing hanya menikmati suasana perjalanan.

"Kepada siswa-siswi yang terhormat, kita akan tiba di stasiun [Arcane Academy] dalam waktu lima belas menit, silahkan memeriksa kembali barang-barang yang anda bawa.

Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih."

Setelah beberapa saat, kami sepertinya akan tiba di akademi dalam waktu dekat.

"Woah..."

"Indahnya..."

"Wow..."

Melihat banyak orang di dalam kereta terlihat terpesona dengan apa yang mereka lihat di luar jendela, aku kemudian tanpa sadar mengalihkan perhatianku ke arah jendela.

Aku lalu mengangkat alisku terkagum-kagum dengan apa yang jendela ini tampilkan.

Pandangan mataku yang jernih, terpesona oleh dunia yang disuguhkan di hadapan mata.

Sebuah hamparan air yang luas nan indah, yang menyuguhkan sebuah pemandangan yang menakjubkan.

Airnya yang berwarna biru kehijauan, seolah-olah tanpa batas membentang sampai ke ujung cakrawala.

Beberapa kapal nelayan berlayar di tengah danau terlihat sibuk mengarungi luasnya permukaan air, menambah kesan bahwa ini layaknya laut sungguhan.

Namun, ketika pandangan mataku terfokus, aku pun menyadari bahwa ini bukan laut.

Ini adalah sebuah danau luas, yang menyimpan sebuah kejutan yang besar dan megah di tengah-tengahnya.

Di tengah-tengah danau, terdapat sebuah daratan luas. Di daratan itu, terlihat sebuah bangunan bangunan akademi yang kokoh dan gagah.

Bangunan bangunan yang mempesona didominasi oleh warna utama biru dan putih, dihiasi dengan kolom-kolom dengan ornamen-ornamen yang dapat menyegarkan dan menyenangkan mata.

Di tengah-tengahnya, terdapat sebuah siluet pohon raksasa yang tingginya dapat dengan mudah melewati tiga ratus meter.

Akarnya menyebar luas di danau, menjadi sebuah pemandangan yang spektakuler. Pohon ini lebih dikenal sebagai [World Tree], sebuah simbol dari kekuatan dan kemegahan [Arcane Academy] ini.

"Aku sering kali melihat pemandangan ini di internet, tapi rasanya berbeda ketika melihatnya secara langsung"

Ucap Tristan sambil senyum terkagum-kagum.

"Yup, kau bena-"

Disaat aku tengah menanggapi komentar Tristan, traits [Instinct]-ku kemudian aktif untuk memberitahuku terdapat sebuah ancaman yang berada di kereta ini.

Tristan kebingungan melihat diriku yang tiba-tiba terdiam, namun dengan singkat ia seakan-akan menyadari sesuatu.

Kami berdua dengan cepat bangkit dari tempat duduk, dan tak lama kemudian kereta yang kami tumpangi mendadak bergetar hebat.

Seketika kami berdua mengambil sikap tempur, siap untuk menghadapi ancaman yang tak terduga.

Mataku fokus mengamati sekeliling dan tubuhku yang siap bersiaga menghadapi ancaman.

Kemudian di sampingku terdapat Tristan menggenggam sebuah pedang jenis katana yang asalnya entah darimana, sementara tanganku sedang mengepal kuat dan memegang sepasang Knuckle sudah siap mengeluarkan tinju ke apapun.

Para murid yang tadinya terpesona oleh pemandangan elok yang menyegarkan di luar kereta, seketika panik serta kebingungan setelah menyadari situasi yang tidak normal ini.

Di tengah kepanikan yang terjadi di dalam kereta, pintu gerbong belakang kereta kami lalu terbuka dengan paksa.

Semua orang yang berada di gerbong ini termasuk aku dan Tristan dengan sekejap menoleh ke arah datangnya suara itu

"Kuhihihihi!"

"Kriekkikikie"

Terlihat gerombolan makhluk pendek yang menyerupai manusia dengan hidung yang panjang serta kulit hijau datang terkekeh-kekeh melihat kepanikan pada gerbong kereta ini.

"Goblin!!!"

"Lah kok bisa mereka masuk di kereta?!?!"

"Ternyata gerombolan goblin, hanya monster keroco."

Beberapa masih panik dengan situasi ini, tetapi ada juga yang menjadi tenang dan bahkan tertawa akibat kemunculan gerombolan goblin yang berjumlah sepuluh.

Goblin adalah salah satu monster yang paling lemah diantara monster lainnya. Dengan tingkat ancaman kelas-F, mereka hanya dipandang sebelah mata bagi para Awakener dan bahkan warga biasa.

Namun mereka cukup pintar dengan kinerja otak yang sama dengan manusia yang berumur enam tahun.

Mereka dapat menggunakan alat-alat, jebakan, perangkap, bahkan racun ketika mereka berburu.

Memang benar bahwa mereka adalah monster yang lemah, akan tetapi perilaku mereka yang keji dan licik dapat mengancam Awakener kelas-E atau bahkan kelas-D jika Awakener tersebut lengah.

Dan gerbong kereta ini dipenuhi oleh Awakener kelas-F dan E yang masih belum mempunyai pengalaman bertempur, jadi ini adalah situasi yang serius.

Saat pikiran ku berjalan, tiba-tiba sebuah bola api yang membara terbang ke arah gerombolan goblin tersebut.

Melaju dengan cepat, dan dengan tepat mendarat ke goblin-goblin itu.

"Kiiiik!!!"

Suara letupan dan sebuah teriakan seekor goblin menggema di penjuru gerbong kereta.

Asap yang dikeluarkan oleh bola api itu dengan cepat menghilang dan menampakkan seekor goblin berdiri dengan luka bakar di sekujur tubuhnya.

"Hah, kok bisa?"

Siswi yang mengeluarkan sihir bola api itu bertanya-tanya dengan ekspresi kebingungan.

Pada umumnya, sihir yang dilemparkan oleh gadis itu cukup untuk membunuh beberapa goblin dengan satu serangan.

Namun kini pemandangan yang di depanku menolak fakta umum itu.

Akan tetapi jawaban dari pertanyaan gadis itu dengan cepat terjawab.

Di sekitar goblin itu terdapat aura merah samar yang menyelimuti tubuhnya. tak sampai disitu saja, goblin-goblin di belakang juga menunjukkan hal yang sama.

Jawabannya hanya satu, yaitu magis. Goblin yang ada di gerbong kereta ini dapat menggunakan magis.

"Awas! Goblin-goblin itu dapat menggunakan magis!!!"

"Kieeekkkk!"

Bersamaan dengan teriakan Tristan, goblin-goblin tersebut segera melancarkan serangan mereka.

"Aaaahh!"

"Sial!"

Kepanikan yang lebih besar terjadi pada gerbong ini, orang-orang yang tadinya menertawakan goblin itu, sekarang terlihat gugup dan takut.

Melihat hal itu Tristan mengeluarkan magisnya untuk menyelimuti tubuhnya dan melesat ke arah gerombolan tersebut.

Goblin-goblin dengan senjata pisau, tongkat dan pedang pendek berlarian ke arah siswa-siswi. Beberapa bahkan sukses melukai orang yang ada di kereta ini.

Gerakan mereka yang gesit, ditambah dengan ukuran tubuh mereka yang pendek, dan fakta bahwa gerombolan goblin tersebut dapat menggunakan magis, membuat tingkat ancaman mereka menukik menjadi F+.

"[Tidal Cut]!!!"

Tristan terlihat mengaktifkan skillnya dan mengambil sikap kuda-kuda. Air tampak mengelilingi tubuhnya dan menyelimuti pedang miliknya.

Dan dengan sekejap, air tersebut berputar dengan kecepatan tinggi seolah-olah pedang tersebut mengandung ombak raksasa.

Dengan gerakan halus namun cepat, Tristan secara instan memotong empat kepala goblin itu dengan satu gerakan.

Deskripsi skillnya sama dengan apa yang ada di 'ingatanku', dengan begitu aku kemudian memutuskan untuk tidak campur tangan dalam penyerangan ini.

Tak berhenti dari situ ia melanjutkan rangkaian serangan itu dengan cara mencekik leher goblin di depannya lalu diteruskan oleh lemparan tubuh goblin itu ke arah dua goblin lainnya.

"Kiiik!?"

"Kiekk?!"

Kemudian tubuh goblin yang dilempar menabrak dua goblin lainnya yang kebingungan dengan apa yang terjadi.

Tristan yang melihat hal itu, tanpa ragu mengayunkan pedangnya yang diselimuti air yang berputar pada mata pedangnya dengan kecepatan tinggi.

Seketika tubuh ketiga goblin tersebut terbelah rapi menjadi dua hanya dalam satu gerakan.

Dengan total dua gerakan, Tristan dapat membunuh tujuh goblin tanpa jeda.

"Woaahh!"

"Cepat sekali!"

"Hebat!"

Siswa-siswi yang melihat aksi Tristan, menyoraki dan kagum dengan kemampuannya.

"Kiaaak!!"

"Kuikk!!"

Menoleh ke arah lainnya terlihat dua goblin terbakar oleh sihir yang dikeluarkan oleh gadis yang tadinya menyerang goblin menggunakan bola api sebelumnya.

Tanpa waktu lama kedua goblin tersebut tersungkur tanpa daya dengan tubuh mereka yang masih diselimuti si jago merah.

Melihat hal itu, goblin yang satu-satunya tersisa tampak memutuskan untuk kabur meninggalkan kami, disaat semua sibuk menyoraki Tristan dan gadis itu.

Goblin itu adalah goblin yang terluka akibat serangan bola api pertama yang gadis tersebut lancarkan.

Aku kemudian mengambil sebuah manik-manik, dan meletakkan di ujung telunjukku.

Mengangkat tanganku dan membuat manik-manik itu melayang di depan telunjuk, membuat tanganku membentuk pistol, aku mengisi manik itu dengan kekuatan magis ku.

"Dor."

Membidik ke arah goblin itu dan melepaskan kekuatan magisku,  manik-manik tersebut melesat dan dengan sempurna menembus belakang kepala goblin yang membuatnya roboh seketika.

"Maaf, tapi aku tidak akan mengulangi kesalahan ku lagi."

Gumamku kepada diriku sendiri tersenyum kecil.

Dengan itu kelompok goblin yang menyerang kereta ini musnah terbantai.

Namun instingku kemudian memperingati bahwa ancaman yang lebih besar akan segera datang. Aku segera melakukan sikap tempur dan menunggu ancaman yang akan datang.

Seolah-olah merasakannya juga, Tristan terlihat melakukan sikap tempur sama denganku.

Bersamaan dengan itu, kereta kembali bergetar dengan hebat.

"Kyaahh!!!"

"Apalagi ini?!"

Suara langkah kaki yang menghampiri dengan cepat, disertai dengan getaran yang sangat hebat.

Dengan suara yang memekakkan telinga, sesosok mahluk tinggi yang melebihi tiga meter dan yang menyerupai manusia masuk ke gerbong kereta melalui atap, yang mana baru saja hancur berantakan dikarenakan oleh makhluk yang ada di depan kami.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!