NovelToon NovelToon

DARK ROMANCE (LOVE BETRAYER)

Bab 1 Las Vegas

BAB 1 Las Vegas

Dibenua Amerika tepatnya di Negara Nevada kota Las Vegas termasuk kota dengan penduduk terpadat. Kota ini menjadi kota surga bagi para penggemar belanja, kuliner, judi, dan hiburan malam. Sebagai kota terpenting di Nevada, Las Vegas berfungsi sebagai sentra perdagangan, finansial, dan kultural.

Fakta yang unik lagi jika Las Vegas adalah ibu kota hiburan di dunia. Ada banyak sekali kasino, bordil, mall, dan hotel di sana. Dan dijuluki sebagai Kota Dosa karena industri haram yang sudah menjadi sebuah kelegalan di sana, dan lebih menarik lagi jika kota ini adalah kota tanpa tidur yang tidak ada hentinya dalam kegiatan apapun. Las Vegas juga termasuk kota para mafia, ada empat organisasi yang terkenal akan kekejamannya mereka juga saling memperebutkan kedudukan serta kekuasaan.

Mattew adalah boss mafia geng Revandes dengan dua puluh ribu anggota dan bahkan geng Revandes sudah mendirikan cabang markas di berbagai benua Amerika terutama Meksiko, Brooklyn dan masih banyak lagi. Markas utamanya berada di Las Vegas.

Geng Talaskar, Crue Danger, dan Vangster merupakan Geng Mafia di kota Las Vegas yang memiliki jumlah anggota tak kalah banyak dari geng Revandes, ke empat geng tersebut tak jarang saling menyerang untuk memperlihatkan kekuatan masing-masing. Siapa yang bertahan maka dialah pemenangnya dan akan di nobatkan sebagai raja mafia dunia bawah. Seperti kata pepatah, "Yang kuat dialah yang menang dan pantas berkuasa"

Crue Danger di pimpin oleh Mario, pria itu sekarang telah memasuki kepala lima. Dia memiliki seorang putri yang kini sudah berumur 6 tahun. Istrinya meninggal saat melahirkan sang buah hati mereka, membuat pria mafia itu merasa terpukul. Namun sekarang ia sudah memiliki seorang putri yang harus ia jaga dan lindungi apalagi banyak sekali musuh yang mengincarnya. Putrinya bernama Adira Mario yang berarti kuat dan memiliki tenaga yang penuh, berharap sang putri bisa meneruskan kepemimpinannya saat dirinya telah tiada nanti.

Dari empat geng tersebut ada salah satu geng yang memiliki boss yang masih sangat muda yaitu Dannie Siegel atau biasa di kenal dengan sebutan Luffi yang berarti seorang Iblis. Dia berumur 27 tahun berasal dari California. Masa kanak-kanaknya yang suram tidak ada kedamaian dalam lika-liku hidupnya membuatnya muak dan menimbulkan kebencian pada semua orang yang menentangnya.

Kesuraman dalam hati membuatnya buta akan jalan kebenaran ia bahkan tidak segan-segan menghabisi rekan kerjanya yang sudah tak sejalan dengan pikirannya. Pria bernama Luffi sudah sangat terkenal dalam kalangan mafia, banyak yang menyeganinya karena kekejamannya yang tak main-main, wajah tampan dengan tubuh atletis membuatnya banyak diincar oleh para wanita namun prinsipnya wanita adalah sebuah beban dalam hidupnya itulah sebabnya dirinya masih single sampai hari ini.

Di sebuah rumah sederhana yang memiliki tiga lantai hidup sebuah keluarga kecil ayah dan putrinya serta beberapa penjaga dan pengurus rumah. Pria dengan setelan rapi formal tengah duduk di meja makan bersama sang putri kecilnya. Sudah tertata rapi sarapan di atas meja, roti gandum, selai kacang, coklat dan strawberry dengan pelengkapnya adalah susu.

“Sayang, makan yang banyak biar cepat besar” ucap pria dengan setelan jas rapi kepada sang putri. Gadis manis dengan dua rambut di kepang tersenyum dan menganggukan kepalanya tanda mengiyakan.

“Don’t worry Dad, Adira sudah besar sekarang, jadi tidak perlu khawatir” jawabnya sembari mengunyah roti di mulutnya. Pria bernama Mario itu tertawa kecil melihat tingkah menggemaskan putrinya. Di tatapnya lama wajah sang putri begitu mirip dengan almarhumah sang istri, andai sang istri masih hidup pasti akan sangat bahagia melihat perkembangan si buah hati yang begitu pintar dan cerdas.

“Sayang dua hari lagi kita akan pindah ke New Zealand” tutur Mario saat sudah menelan roti di mulutnya, pria yang menjabat sebagai ketua mafia itu merasa cemas dengan keselamatan sang putri, bekerja di dunia bawah tidaklah mudah ada banyak sekali yang harus di taruhkan terutama nyawa serta hartanya. Dirinya tidak mau jika sang buah hati mendapat sasaran dari objek kejahatan lawan-lawannya memikirkan hal itu membuatnya tidak bisa tenang saat berjauhan dengan sang putri. Itulah sebabnya imigran ke Negara lain sudah menjadi rencananya jauh-jauh hari. Namun pekerjaannya masih berlanjut setelah membawa anaknya pergi Mario akan kembali ke Las Vegas untuk menyerang geng mafia lainnya.

“Why do we have to move dad? Adira is comfortable here (Mengapa kita harus pindah ayah? Adira sudah nyaman di sini)” jawab Adira dengan bibir mengerucut lucu tatapannya yang memohon kepada Mario membuat pria itu terkekeh kecil.

“No Adira! Kita akan tetap pindah” jelas Mario mengulurkan tangannya mengelus rambut sang putri. Gadis kecil itu menaikkan sebelah bibirnya tanda dirinya kesal.

“Can you give me the reason dad? (Bisakah kau berikan alasannya ayah?)” tanya Adira dengan tatapan serius mengarah ke Mario.

“Ayah di pindah tugaskan ke New Zealand jadi kita harus pindah untuk tinggal di sana….” jelas Mario dengan sabar meyakinkan sang putri, sepertinya Adira sudah memiliki cikal-bakal seperti sang ayah yang memiliki pikiran kritis yang selalu mengomentari sesuatu yang tidak sependapat dengannya.

“Hmmm, okay” jawabnya lemas membuat Mario tersenyum kecut.

“Senyum dong sayang, kok cemberut gitu nanti cantiknya hilang lho…” gadis kecil itu seketika melebarkan bibirnya dengan tatapan tertuju pada Mario.

“Apakah begini ayah?” Mario tertawa kecil melihat Adira kecilnya bisa ngelawak.

“Ayah akan menjagamu, Adira. Sekalipun nyawa ayah taruhannya… kamu harus tetap hidup dan jadilah gadis normal umumnya.” Bisik Mario dalam hati. Menatap sendu wajah sang putri merasa bersalah karena pekerjaannya hingga membuat sang putri tak memiliki seorang ibu.

“Maafkan aku Alice karena pekerjaanku hingga membuatmu terkena imbasnya” batin Mario merasa bersalah pada istrinya, ia ingat betul perjuangan sang istri menahan rasa sakit di lengan bagian atas akibat tembakan yang di luncurkan oleh Dannie Siegel juga perutnya yang saat itu akan melahirkan. Pria bernama Luffi itu sungguh tak mengenal siapa lawannya bahkan Alice yang akan melahirkan pun menjadi sasaran objek peluruhnya.

Musuh tetaplah musuh siapapun dia akan di samaratakan oleh pria iblis itu.

“Daddy, why you cry? (Ayah, kenapa menangis?)” tanya Adira tak sengaja melihat Mario meneteskan air matany. Buru-buru Mario menghapusnya ia pun tertawa kecil.

“Mata ayah hanya kelilipan sayang, jadinya menangis deh heheh” Adira mengangguk mengerti lalu melanjutkan kembali sarapannya. Sementara Mario hanya menghela napas berat, berada di kehidupan gelap seperti adalah hobinya, ini adalah bagian dari hidupnya, namun semenjak membangun keluarga bersama mendiang istrinya hatinya menjadi lemah, ia yang tadinya tidak memiliki rasa empati menjadi berempati kepada keluarganya.

Hidup di dunia bawah sangatlah tidak mudah jika memiliki perasaan cinta di hati kepada manusia lainnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung

Guys mohon bantuannya yah, ini adalah kontes pertama saya di sini, semoga kalian suka dengan ceritaku, tinggalkan jejak like dan komennya guys 🙏🏻🤗🤗

BAB 2 Pembunuhan

Happy Reading

.

.

.

.

Hari yang ditunggu-tunggu oleh Mario sudah tiba, kini dia dan putrinya sudah bersiap-siap untuk melakukan penerbangan malam ke New Zealand. Mario mengambil jam penerbangan malam agar musuhnya tidak menyadari bahwa kini ia akan membawa buah hatinya ke tempat jauh yang semoga saja tidak bisa di lacak oleh musuh.

Kali ini Mario bepergian tanpa anak buah agar tidak menimbulkan kecurigaan terhadap musuh, jika sekarang ia akan ke luar negeri. Barang-barang sudah di masukkan ke dalam bagasi mobil, Mario dan Adira sudah duduk santai di jok belakang, sementara sang sopir kemudian masuk, dan duduk di jok depan kursi kemudi.

“Kita ke bandara” titah Mario kepada sopirnya, pria yang menjadi pengemudi itu mengangguk mengerti.

“Baik tuan” jawabnya dan langsung memutar kunci mobil, terdengar suara deru mesin mobil, perlahan-lahan mobil yang di tumpangi oleh Mario meninggalkan halaman rumah tiga tingkat yang penuh kenangan itu.

“Dad, Adira will definitely remember our house (Ayah, Adira pasti akan mengingat rumah kita)” tutur Adira dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Mario melihat sang putri bersedih merasa kasihan, namun mau bagaimana lagi keselamatan Adira adalah segalanya. Ia tidak boleh lengah hanya karena merasa tidak tega pada Adira, ia lebih baik melihat putrinya bersedih daripada harus terluka karena kejahatan lawannya.

“Don’t be sad princess, kita bisa kembali lagi kesini” jawab Mario mengelus rambut coklat Adira. Gadis kecil itu mengangguk kecil sembari tersenyum menatap sang ayah.

“pinky swear? (janji)?” Adira mengulurkan jari kelingkingnya kepada Mario, pria itu terkekeh kecil melihat tingkah menggemaskan sang putri.

“Pinky swear” dua kelingking antara ayah dan anak itu saling bertautan membuat senyum manis mengembang di bibir mungil Adira, namun tiba-tiba mobil yang ditumpangi Mario berhenti mendadak membuat Mario dengan sigap menangkap tubuh Adira agar tidak terjungkal jatuh di bawah kursi.

“Sayang, apa ada yang sakit?” tanya Mario khawatir, Adira menggeleng, namun terlihat kulit wajahnya yang pucat menandakan bahwa dirinya benar-benar terkejut.

“Apa yang terjadi?” tanya Mario kepada supirnya.

“Ada mobil yang menutup jalan kita tuan, mereka mengincar kita” jawabnya menatap majikannya. Mario kemudian menatap ke arah jendela terlihat beberapa pria berjalan ke arah mobilnya dengan tampang seperti preman membuat Mario mendesis kesal. Ia sudah bisa menebak siapa mereka itu.

“Oh ****!” umpatnya dengan gigi yang saling bertautan menahan geram. Mario lalu melirik ke arah putrinya yang masih menggigil takut akibat rem mendadak yang dilakukan sopir, untung Mario bergerak cepat kalau tidak pasti Adelia sudah terluka karena jatuh.

“Saya akan keluar untuk menghadang mereka, ingat pesan saya, setelah saya keluar kamu segera pergi dari sini, apapun yang terjadi tolong selamatkan putriku” pintanya dengan sangat tulus, baru kali ini pria berhati Iblis itu memohon welas asih kepada seseorang, membuat sang sopir menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

“Saya janji akan melindungi nona Adelia, tuan harus hati-hati saya harap tuan bisa kembali dengan selamat” jawab sang sopir ikut sedih. Mario mengangguk mengerti ia tidak berjanji apakah ia bisa kembali pulang atau sudah tidak, takdir bukan dirinya yang menentukan melainkan Tuhan, tapi entah kenapa disaat seperti ini dirinya menyadari bahwa ia membutuhkan Tuhan.

“Save my daughter God, protect her from harm… pelase (Selamatkan putriku Tuhan, lindungi dia dari bahaya… kumohon)” doa Mario yang baru pertama kali meminta pertolongan dari Tuhan. Adelia yang tidak tahu pembicaraan ayah dan sopir hanya diam membisu saat Mario mencium kening putrinya.

“Daddy mau kemana? kenapa keluar?” tanya Adelia dengan tatapan polosnya membuat senyum tersungging di bibir Mario ia pasti akan sangat merindukan putrinya itu. Bibir pink itu mendarat di kening Adelia dan gadis manis itu hanya membiarkan Mario menciumnya.

“Daddy ada urusan dengan paman di luar, ada yang ingin Daddy berikan…, kamu tunggu di sini dulu yah” ujar Mario lembut, Adelia yang tak tahu menahu apa yang sebenarnya terjadi hanya mengangguk pelan dengan senyum tipisnya.

“Cepat kembali Dad, Adira akan menunggu Daddy di sini” jawaban putrinya membuat Mario makin tak sanggup untuk tersenyum hatinya ikut tersayat.

“Pasti sayang” balasnya yang langsung membuka pintu mobil. Ia tidak mau berlama-lama sebelum Adira tahu apa yang terjadi saat ini. Setelah Mario keluar dari mobil, sopir pun segera menancap gasnya membuat Adira membulatkan matanya.

“Paman! Daddy belum masuk ke mobil kenapa paman meninggalkan Daddy sendirian di pinggir jalan!!” teriak Adira dengan tatapan tajamnya, gadis kecil itu mengedor pintu mobil namun tak kunjung terbuka membuatnya seketika menangis histeris. Sang sopir tidak menghiraukan nona mudanya ia telah berjanji untuk melindungi putri majikannya itu.

“Maafkan paman nona tapi kita harus pergi dari sini!” ujar sang sopir menatap lurus ke depan dengan kecepatan mobil di atas rata-rata, namun naas tiba-tiba sebuah mobil Toyota Avansa dari arah berlawanan menabrak mobil yang ditumpangi oleh Adira, membuat mobil tersebut seketika oleng dan menabrak pohon besar di sisi jalan.

Putri Mario terhempas cukup kuat kepalanya terbentur kaca mobil dan jatuh dibawah kursi sedangkan sopir yang mengemudi mobil mengeluarkan darah segar di bagian keningnya akibat benturan kuat yang di alaminya.

Sopir yang di percayakan Mario itu berusaha untuk tetap sadar, pria itu kemudian dengan sekuat tenaga membuka sabuk pengaman dari tubuhnya. “Aku harus menyelamatkan nona Adira sebelum mereka datang” batinnya. Ia pun kemudian keluar dari mobil lalu menuju pintu mobil belakang membukanya dan menggendong tubuh Adira yang sudak tak berdaya.

Saat sopir Mario berhasil mengeluarkan nona mudanya tiga orang pria datang menghampiri dengan tatapan ingin memangsa dua manusia yang terluka.

“Tembak mati pria itu!!” Titah salah seorang pria pada kedua temannya. Dan dengan cepat dua orang pria mengangkat pistol dan….

DOR

DOR

“Maafkan saya Tuan Mario, saya gagal menjaga nona muda” batinnya dengan mata yang perlahan-lahan mulai tertutup

Dua peluru menembus masuk ke leher dan kepalanya membuat sopir Mario pun tewas. Sedangkan Adira masih dalam pelukan sang sopir.

“Bawa putri Mario ke boss besar!” perintah salah satu temannya.

“Sebaiknya kita bunuh saja dia”.

“Lebih baik kita bunuh saja jangan biarkan keturunan musuh hidup atau kalau tidak, dia bisa menjadi ancaman ke depannya”. Timpal temannya lagi.

“Jangan gegabah lebih baik kita bawa anak itu ke boss, biarkan boss yang memutuskan nanti” kedua temannya pun mengangguk setuju, mereka lalu menggendong Adira dan membawanya ke mobil mereka. Sedang mobil Toyota Avanza menabrak pohon dan orang yang mengendarai mobil Toyota tewas, pria yang menabrak mobil Adira adalah suruhan dari ke tiga pria tadi dan mereka hanya membiarkannya di dalam mobil dengan keadaan mengenaskan.

.

.

.

.

.

.

Bersambung

Bab 3 Pulau Ular

Happy Reading

.

.

.

.

.

Beberapa penjahat yang menyerang Mario, membawa tubuh Mario yang tak bernyawa ke salah satu pulau yang sangat ditakuti oleh orang-orang. Pulau yang paling berbahaya adalah tujuan utama mereka untuk membuat jenazah Mario hilang tanpa ada jejak yang tertinggal, agar di kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Pulau Ular itu terletak di laut pantai Brazil, pulau yang terpisah dari daratan lainnya dan menjadi pulau sangat menakutkan bagi orang-orang yang memiliki phopia ular, dan di pulau tersebut tak seorang pun tinggal di sana sebab begitu menyeramkannya bagi kehidupan.

Kabar burung mengatakan ada seorang penjaga di pulau tersebut, namun ia tiba-tiba mati terkena gigitan ular yang masuk melalui jendela rumahnya. Pulau ular seperti neraka bagi para pendosa, ratusan ribu ular hidup di pulau tersebut, dan data mengatakan hampir semua tempat, adalah tempat ternyaman ular, itu berarti jika manusia hidup di sana kemungkinan satu persen ia hidup di sana dan Sembilan puluh Sembilan persen adalah waktu kematiannya, sebab tidak ada tempat persembunyian dari ular berbisa.

Karena begitu bahayanya sehingga pemerintah Brazil melarang untuk mengunjungi pulau ular, kecuali seorang ilmuan yang hendak meneliti pulau tersebut. Kelompok mafia yang menjadi musuh Mario, membawanya masuk ke dalam helicopter, karena perjalanan yang akan mereka tempuh memakan waktu paling lama hampir satu jam, dan mereka akan menyebrangi lautan Brazil samudra Atlantik. Sementara itu, Adira di bawa ke sebuah Mansion yang sangat besar, halamannya memiliki luas dua ratus hektar yang dikelilingi oleh pohon-pohon rindang, dan ada satu tempat yang menampung hewan buas yaitu Jaguar.

Jaguar merupakan kelompok kecil kucing, ia berada di urutan ke-tiga kucing setelah harimau dan singa.

Gadis kecil itu masih anteng dalam pelukan seorang pria bertubuh tinggi dengan postur tubuh ideal, kulit tubuhnya sawo sangat manis dengan bentuk wajahnya yang tampan dan berkarisma. Ada dua orang pria bersetelan hitam, mereka masuk ke dalam bangunan besar itu, ada lima penjaga yang berjaga di depan Mansion, dan cctv yang terpasang di segala penjuru Mansion dan sekitarnya untuk berjaga-jaga dari mata-mata musuh yang akan memerangi mereka.

“Tok-tok-tok-tok”

“Masuk” seseorang menyahut dari dalam ruang, pintu ruangan itu terbuka terlihat seorang pria duduk menyandar di kursi kebesarannya yang membelakangi kedua pria yang baru masuk, ia menggoyang-goyangkan kursi beroda itu, kemudian pria itu memutar kursinya hingga menghadap dua pria.

Ke-tiganya saling menatap satu sama lain, dengan segera kedua pria menunduk hormat. Fokus yang tadinya tertuju pada anak buahnya, alih-alih menatap gadis kecil dalam gendongan pria berjaket kulit hitam. Pria yang sedang duduk menaikan alisnya tinggi, menatap dua anak buahnya meminta penjelasan.

Pria yang menggendong Adira mengerti maksud tuannya, dan ia pun bersuara. “Ini adalah putri Mario, kami membawanya kemari agar tuan sendiri yang mengeksekusi anaknya, sementara Mario sudah di bawa ke pulau ular” seringai kecil terlihat di wajah pria bersetelan jas formal, ia kemudian tertawa kecil, sungguh menyenangkan mendengar kabar kekalahan juga kematian musuhnya. Pria itu menjetikan jarinya dan mengisyaratkan untuk membawa Adira mendekat padanya.

“Kerja bagus” tuturnya sambil menatap wajah imut Adira, pria itu menyentuh lembut wajah Adira, ia mengelus goresan luka yang terlukis di dahi Adira.

“Pergi dan obati dia, mulai sekarang kalian berdua dan yang lainnya mengurusnya, jangan biarkan dia lari dari sini… biar aku sendiri yang akan menghancurkan anak musuhku” titahnya dan kedua anak buahnya mengangguk mengerti.

Mereka kemudian pamit dan keluar dari ruangan bossnya. Mansion tersebut memiliki tiga lantai, namun sangat luas disetiap lantai memiliki jumlah 15 kamar, itu berarti ada empat puluh lima jumlah keseluruhan kamar yang berada di Mansion tersebut.

Di Mansion tersebut terdapat penyimpanan senjata, ruang tinju, ruang Gym, ruang untuk menembak, tentu memiliki ruang dapur. Karena ingin meminimalisir kebocoran rahasia, chef mereka adalah dari anggota sendiri. Dua pria tadi menuruni lift dari lantai 3 dan hanya boss mereka yang tinggal di lantai 3, di rooftop memiliki kolam renang dan juga helipad yang digunakan sebagai pendaratan darurat helicopter. Kini mereka telah di lantai satu dan duduk di sofa, pria yang menggendong Adira sepanjang mereka masuk, membaringkannya di atas sofa panjang, sementara temannya mengambil kotak obat.

Pria itu melihat wajah Adira dengan seksama, tangannya terulur menyentuh luka goresan di dahi Adira. “Anak yang malang, masih kecil sudah harus menderita dan kehilangan orang tua” rupanya pria muda itu masih tersisa kebaikan di hati kecilnya, ia yang merupakan anggota Mafia memiliki hati malaikat dan bertekad untuk melindungi Adira.

Entah kenapa melihat wajah Adira mengingatkannya pada adiknya yang sudah meninggal 5 tahun yang lalu, kecelakaan tunggal bersama ayah ibunya, sementara dirinya menjadi gila dan depresi berat. Ia kemudian bertemu dengan bossnya dan langsung direkrut menjadi anggota Mafia, ia sebenarnya tidak suka berada di lingkungan tersebut namun, jika ingin bertahan hidup ia harus berkumpul dengan kelompok yang kuat dan ia harus mempelajari beberapa taktik untuk melindungi diri dari musuh. Seperti kata pepatah yang kuat akan menjadi penguasa sementara yang lemah akan mati atau menjadi budak.

“Ini” temannya menyodorkan kotak obat, ia pun mengambilnya lalu membukanya. Ia mengambil kapas dan alkohol untuk membersihkan luka Adira, setelah itu menempelnya dengan Hansaplast transparan.

“Kita biarkan dia di sini atau langsung bawa ke kamarnya?” tanya temannya sambil menatap Adira yang masih nyaman menutup matanya.

“Biarkan dia di sini dulu, tunggu sampai dia siuman baru kita bawa ke kamarnya, anak kecil seperti dia pasti akan menangis memanggil ayahnya” temannya mengangguk mengerti, kemudian duduk di samping kaki Adira.

Kedua pria itu bernama Billi dan Cristian. Kedua pria itu sudah tidak memiliki keluarga lagi, sejak kecil mereka sudah mandiri mencari uang, orang tua Billi meninggal karena kecelakaan tunggal sementara Cristian, dia tidak tahu keberadaan orang tuanya, sejak bayi ia sudah di asuh oleh orang lain. Di usianya yang 20 tahun ia sudah direkrut oleh bossnya untuk menjadi bagian dari anggota kelompoknya, melihat kebugaran fisiknya membuat sang boss tertarik, sebab untuk menjadi kuat harus memiliki fisik yang kuat yang bisa menahan berbagai serangan.

Boss mereka adalah salah satu ketua mafia yang masih muda, ia bernama Luffi, ia adalah anak dari keluarga broken home, ibunya berselingkuh sementara ayahnya adalah pemabuk kelas kakap dan sering berjudi, keluarga yang berantakan dan tidak harmonis membuatnya tumbuh menjadi pribadi bengis dan apatis, ia bahkan membenci kedua orang tuanya, karena begitu muak melihat kelakukan kotor mereka, hingga dengan kedua tangannya membunuh ayah ibunya, ia sudah menjadi seorang pembunuh di umurnya yang lima belas tahun.

Setelah kematian orang tuanya, ia kabur dari kejaran polisi dan menjadi gelandangan selama delapan tahun, masa-masa itu begitu menyakitkan, ia harus bertahan hidup dari preman-preman kejam yang menuntut anak-anak jalanan untuk tunduk pada perintah mereka. Ia diajakarkan untuk merampok dan membunuh target mereka, ia dipukuli, di cambuk. Luka itu membekas dikulitnya tidak akan pernah hilang, rasa sakit yang dideritanya membuatnya bersemangat dan bangkit dari ketidakadilan ini.

Ia diam-diam melatih ilmu bela diri, hingga di usianya yang dua puluh tiga tahun, ia mengalahkan para preman yang menyiksanya itu, uang yang dimiliki preman itu ia ambil lalu pergi dari kota California menuju Las Vegas. Keahliannya dalam berjudi membuatnya menjadi kaya, ia terus berlatih ilmu bela diri, terkadang berlatih menembak dan ia pun menjadi salah satu ketua mafia yang ditakuti di Las Vegas.

.

.

.

.

.

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!