Sebelumnya aku mau ngucapin Selamat Hari Raya Idul Fitri buat temen temen yang merayakan nya 😇
Dan Selamat datang juga di Novel Ketiga ku
🥰
...****DI MOHON UNTUK LIKE DAN KOMENTARNYA YA****.....
Happy Reading 😘
...****************...
Karina Dewi Winata, wanita dewasa yang usia nya sudah masuk kepala tiga itu kini sedang menangis pilu seorang diri di dalam kamar nya.
Tepat hari ini tanggal 09 April dia berulang tahun. Tapi seperti ulang tahun dia sebelumnya, tidak ada yang berbeda dan spesial. Setiap malam di hari itu karina akan masuk ke dalam kamar menyendiri dan menangisi takdir nya.
Menikah dengan seorang putra mahkota sama sekali tidak membuatnya bahagia. Justru sebaliknya. Pernikahan yang sudah di jalani nya selama 10 tahun ini hanya menyisakan luka yang menganga lebar di hati terdalam nya.
"Hidup seperti apa yang kau jalani sebenarnya Rin..?? Sampai kapan kau terus diam seperti ini..?? Kau sudah menggadaikan masa muda mu hanya untuk menikah dengan pria yang tidak pernah menganggap mu ada..!!"
Karin terus mengingat ucapan Lira, sahabat sejak masa kuliahnya. Hanya lira lah yang tahu semua yang karin rasakan selama ini. Berkali kali lira meminta karin untuk menyerah dalam pernikahan nya, tapi hingga 10 tahun lamanya wanita itu masih terus bertahan menjalani hari hari nya dengan penuh luka dan air mata.
Tak segampang itu bagi karin untuk minta berpisah dari suaminya. Akan banyak hati yang terluka jika perceraian itu sampai terjadi, kedua mertua nya, kakek dan neneknya, dan terutama anak semata wayang mereka.
Kenan Putra Mahendra, putra yang selalu membuatnya tersenyum, membuat hati nya hangat, membuat nya mampu bertahan sampai sejauh ini.
Kedua mertuanya, Ibu Wina Mahendra dan Ayah Rudi Mahendra yang selalu baik pada nya, menganggap nya bukan sebagai menantu, tapi menganggap karin seperti anak kandung mereka sendiri. Semenjak menikah, karin tidak lagi merasa dirinya sebagai yatim piatu. Kehadiran kedua mertua nya sangat berharga bagi karin. Mereka mampu menjadi sosok orang tua yang selalu di impikan karin.
Namun kedua mertua karin itu bukan nya tidak tahu pernikahan apa yang di jalani karin dan putra nya, tapi berkali kali mereka memohon dan meminta karin untuk tidak meninggalkan putra mereka. Karena kedua mertua karin sangat menyayangi wanita itu, mereka tidak mau kehilangan sosok menantu sebaik dan selembut karin.
💮
Hiks..Hiks..
Air mata karin terus mengalir membasahi kedua pipinya.
Di tangan nya ada amplop besar berwarna coklat. Karin membuka perlahan amplop itu, dia lalu mengeluarkan selembar kertas di dalam nya..
"SURAT GUGATAN PERCERAIAN"
Karin memeluk kertas itu dengan tangisan yang semakin pilu. Akhirnya setelah sekian lama, wanita itu menyerah juga dengan pernikahan nya.
"Maafkan mama sayang, mama tidak bisa bertahan lebih lama lagi.."
"Maafkan karin, ayah, ibu, karin lelah.."
Di masukkan nya kembali kertas itu kedalam amplop tadi. Dan karin meletakkan amplop tersebut di atas meja rias nya.
Wanita itu lalu berjalan menuju balkon nya dengan sebotol minuman haram yang selalu menemani nya setiap malam.
Dengan memakai gaun tidur tipis karin menikmati setiap hembusan angin yang masuk sampai ke tulang nya.
glek
glek
Karin terus meneguk sebotol minuman itu sampai habis tak tersisa.
Air mata karin seolah enggan untuk berhenti.
"Mas, apa tidak ada cinta untuk ku sedikit saja ??"
Tiba tiba..
Swooshh.. Craang!!
Karin mengayunkan botol wine di tangan nya lalu memecahkan botol kaca itu ke tiang besar di balkon nya. Pipi karin sampai tergores terkena serpihan kaca yang terlempar dari botol yang pecah tersebut.
Dengan tangan yang gemetar, karin mengambil satu serpihan yang ukuran nya cukup besar dengan ujung nya yang juga lumayan lancip.
Dia memegang kuat serpihan itu sampai tangan nya terluka dan mengeluarkan darah segar.
Karin mengulurkan tangan kirinya, mengarahkan serpihan itu ke atas pergelangan tangannya. Sungguh sudah sejak lama wanita itu ingin mengakhiri hidup nya.
TokTokTok..
Tiba tiba suara ketukan pintu menghentikan karin dari niat buruk nya itu..
Tapi pergelangan tangan nya sudah terlanjur terluka meski tidak terlalu dalam..
TokTokTok..
Kembali pintu kamar karin di ketuk dari luar
"Mama.. buka ma.."
deg
Karin melemparkan kaca itu..
"Astaga.. Apa yang aku lakukan ??" gumam karin seolah tidak sadar tadi dia hampir saja memutus urat nadi nya sendiri..
"Iya nak, sebentar sayang.." dengan jalan yang sedikit sempoyongan karin masuk kembali ke dalam kamarnya..
Luka yang ada di telapak tangannya, membuat darah yang keluar menetes di lantai..
Ceklek..
Setelah merapikan rambut dan menghapus air mata nya, karin pun membuka pintu kamar nya sedikit,
Karin mengembangkan senyum nya.. "Ada apa sayang ? Kenapa belum tidur ?" tanya karin dengan hanya mengeluarkan sedikit kepalanya saja dari celah pintu kamar nya tersebut..
"Ken tadi udah tidur ma, tapi tiba tiba ken denger suara seperti ada sesuatu yang pecah.." jawab kenan dengan mata yang penuh tanya karena mama nya sama sekali tidak keluar dari balik pintu kamar nya
Karin tersenyum lagi, "Maaf sayang, tadi mama nggak sengaja memecahkan botol parfum mama.." jawab karin berbohong
"Oh, kirain ken suara apa soalnya kenceng banget ma suara nya. Ken sampai kaget..." lanjut ken lagi menjelaskan..
"Gak apa apa sayang, itu cuma botol parfum aja ko. Sekarang kamu tidur lagi ya, besok kan sekolah.."
"Ma, pipi mama.." kata ken menyadari saat pipi sebelah kiri ibu nya berdarah seperti tergores benda tajam..
Karin buru buru mengusap pipi nya, "oh ini, tadi pipi mama nggak sengaja kena pecahan parfum mama itu sayang. Kamu gak usah khawatir ya, nanti mama olesi salep biar cepat sembuh.."
Kenan mengangguk, "Yaudah, ken ke kamar lagi ya ma. Mama hati hati jangan sampai terluka lagi.."
deg
Hati karin kembali menghangat mendengar ucapan sang putra..
Karin mengangguk seraya tersenyum cerah..
Setelah itu kenan pun naik kembali ke lantai 2 dimana kamar nya berada.
"Maafin mama sayang, mama hampir melakukan hal bodoh seperti ini..!!" Batin karin menyesali perbuatan nya tadi.
Bagaimana kalau sampai hal buruk tadi terjadi ? Apakah keadaan ken akan baik baik saja jika tahu mama nya mati karena bunuh diri..?
Waktu sudah menunjukkan pukul 2 dini hari..
Karin masuk ke dalam kamar mandi nya,
Di bawah guyuran shower karin kembali menangis. Darah yang tadi mengalir pun larut bersama air yang mengalir ke seluruh bagian tubuh wanita itu.
"Setelah malam ini, aku tidak akan menangis lagi..!!"
💮
🍀Di lain tempat..
"Tuan, bukan kah hari ini ulang tahun istri anda ??" tanya Ivan asisten pribadi Raga, yang selalu mengikuti kemana pun tuan nya itu pergi.
Seperti hari ini, Ivan dengan setia menemani raga di salah satu club malam di kota J. Club yang hanya bisa di masuki oleh orang orang dari kalangan atas.
"Biarkan saja. Selama ini juga dia tidak pernah mengharapkan kehadiran ku..!!" jawab Raga setengah sadar karena sudah terlalu banyak minum
"Tapi Tuan. Ulang tahun nya ini bertepatan dengan ulang tahun pernikahan anda juga. Apakah anda tidak mau merayakan hari jadi pernikahan yang sudah 10 tahun ini ??"
deg
Ya, hari ulang tahun istrinya adalah hari dimana pernikahan mereka berlangsung.
"Jangan di bahas lagi..!!" Ucap raga menatap tajam sang asisten nya,
"Tuangkan lagi minuman untuk ku..!!" pinta raga dengan menggeser seloki kosong bekas minum nya pada ivan..
"Tapi tuan, anda sudah banyak minum, lebih baik kita pulang sekarang.."
"TIDAK..!! aku belum selesai.." bentak raga menyingkirkan tangan ivan yang mencoba membantu tuan nya itu untuk bangun
Brug..
Tiba tiba raga menjatuhkan wajahnya di atas meja..
"Astaga.. selalu seperti ini setiap tahun. Kenapa kau menyiksa diri mu sendiri tuan ??"
Ivan membantu raga untuk berdiri, dia memapah tuan nya sampai masuk ke dalam mobil.
huh..hah..huh..hah
Nafas ivan sampai tersengal karena kelelahan membawa tuan nya yang bertubuh sedikit lebih besar dari nya itu dari dalam club sampai ke parkiran mobil nya.
Ivan pun masuk ke dalam mobil, dia lalu melajukan mobil tersebut menuju ke rumah utama milik tuan nya.
Dia melihat dari kaca spion mobil dalamnya, ada air mata yang mengalir dari sudut mata tuan nya tersebut..
"Sampai kapan kau membohongi hati mu sendiri tuan..???"
Hanya butuh waktu 30 menit, mobil yang membawa raga sudah tiba di rumah besarnya..
Kembali ivan memapah tubuh sang tuan untuk masuk ke dalam setelah pintu itu di buka oleh salah seorang asisten rumah tangga yang bekerja di sana.
"Mas ivan, tuan mau di bawa kemana ?" tanya seorang pembantu itu saat melihat ivan berjalan ke arah kamar nyonya besar nya.
"Tenang bi. Bibi kembali saja ke dalam. Biar saya yang mengurus tuan.." kata ivan menghentikan langkah nya sebentar.
"Tapi mas, nyonya pasti tidak suka jika tuan di bawa ke kamar nya.." kata bibi itu lagi khawatir takut ada keributan yang terjadi jika hal itu sampai terjadi. Meskipun selama dia bekerja, bibi tidak pernah sekalipun melihat kedua majikan nya itu ribut bahkan berdebat.
"Tidak apa apa bi, biar saya yang tanggung jawab. Sekarang bibi kembali saja ke dalam.." kata ivan lagi membuat bi yanti tidak bisa berbuat apa apa lagi. Dan akhirnya wanita itu pun masuk ke dalam membiarkan ivan membawa tuan nya menuju kamar sang nyonya besar.
💮
TokTokTok
Ivan mengetuk pintu kamar nyonya besar nya..
Karin yang baru selesai mandi pun langsung membuka pintu kamar nya tanpa terlebih dulu memakai baju, saat ini karin hanya mengenakan handuk kimono tebal yang panjang nya sampai ke lutut dengan handuk kecil yang melilit di atas kepalanya.
Karin melangkah dengan cepat karena takut kalau putra nya ken lah yang mengetuk pintu itu..
Ceklek..
Karin membeku melihat siapa yang ada di hadapan nya..
"Maaf nyonya, seperti nya tuan sangat mabuk.." kata ivan tanpa di tanya
"Lalu kenapa kamu membawa nya ke kamar ku.?" tanya karin dengan tatapan mata yang sulit di jelaskan..
"Sepertinya anda yang harus menjaga nya malam ini, karena saya masih ada urusan nyonya.."
Ya, biasanya memang ivan selalu membawa tuan nya itu langsung ke dalam kamar raga. Tapi malam ini, ivan merubah pikiran nya. Dia sudah tidak tahan melihat sang tuan terus menyakiti diri nya sendiri.
Karin buru buru menggeleng, "Tidak. kau bawa saja dia ke kamarnya..!!" ucap karin menolak sambil mencoba untuk menutup pintu kamar nya lagi.
Ivan menahan dan sedikit mendorong pintu itu dengan kaki nya
"Maaf nyonya, tapi aku sudah tidak kuat lagi..!!" kata ivan seraya memberikan tubuh tuan nya pada karin
"Astaga.. Lalu apa menurut mu aku kuat mengangkat tubuh nya yang besar ini ??" pekik karin seraya melingkarkan tangan nya di tubuh sang suami, menahan tubuh besar itu agar tidak jatuh..
"Jangan di angkat nyonya, pasti anda tidak kuat karena saya pun sama. Lebih baik di seret saja, jatuhkan tubuhnya di lantai lalu tarik kedua tangan nya, anggap saja anda sedang menyeret sekarung beras.." ucap ivan dengan santai nya..
"Astaga ivan..!! Kau benar benar..!!" pekik karin lagi tidak habis fikri dengan ucapan asisten pribadi suami nya itu..
"Maaf nyonya, saya harus pergi. Selamat berjuang..!!" kata ivan seraya mengepalkan tangannya seolah memberi semangat pada karin..
"IVAN ASTAGA..TUNGGU IVAAAN..!!" Karin setengah berteriak saat ivan melangkahkan kaki nya pergi meninggalkan nya begitu saja dengan posisi mereka yang seintens ini..
Karin tidak punya pilihan, jika dia membawa raga ke kamarnya pasti dia tidak akan sanggup karena jarak kamar raga dan dirinya yang tidak terlalu dekat. Akhirnya mau tidak mau karin membawa lelaki itu masuk ke dalam kamar nya.
Dengan susah payah, akhirnya tubuh raga sudah berbaring sempurna di atas kasurnya..
"Kenapa kamu semabuk ini mas ??" tanya karin pelan seraya membuka sepatu suami nya itu..
Setelah itu karin membuka jas yang masih menempel sempurna di tubuh sang suami.
huh
Karin membuang nafasnya kasar.
Ini adalah kali pertama mereka sedekat ini setelah 10 tahun lamanya. Ini juga kali pertama karin memegang tubuh sang suami.
Setelah selesai, karin memilih untuk segera memakai piyama tidur nya.
Karin kembali duduk di meja rias nya, dia mulai mengobati luka luka nya itu seorang sendiri. Pipi kiri nya, pergelangan tangan kiri nya, dan juga telapak tangan kanan nya yang sedikit ada luka robek akibat kuatnya karin memegang pecahan kaca tadi.
Deg!!
Mata karin kembali berlinang saat melihat pantulan wajah sang suami di cermin meja rias nya..
"Kita jalani hidup kita masing masing ya mas. kamu dengan hidup mu, aku dengan takdir ku. Semoga setelah ini tidak ada lagi yang terluka di antara kita.."
Karin buru buru menghapus air matanya saat air mata itu menetes di pipi nya. Dia sudah berjanji untuk tidak menangis lagi.
Setelah selesai berpakaian dan mengobati luka luka nya tersebut, karin memilih untuk keluar dari kamar dan tidur di kamar tamu.
💮
🍀Pagi hari nya..
eughhh..
Raga mulai terbangun,
"Ah.." ucap nya seraya memegang kepala nya yang sakit akibat minum terlalu banyak semalam..
deg!!
Mata raga langsung terbuka sempurna saat melihat sekeliling kamar itu..
"Kenapa aku bisa di sini ??" gumam raga sambil buru buru bangun untuk segera keluar dari kamar itu..
Tapi baru raga menurunkan kaki nya, dia melihat ada bercak darah yang mengalir sampai depan pintu kamar..
"Astaga, apa ini ??" tanya raga seraya berjongkok dan menempelkan ujung jari nya di atas bercak darah yang sudah kering itu..
"Darah..?? Tapi darah siapa ??" tanya raga pada diri nya sendiri. Laki laki itu lalu mengecek seluruh anggota tubuhnya, mungkin saja darah itu milik nya. Tapi raga menyadari, di tubuhnya sama sekali tidak ada luka sedikit pun.
Raga lalu melangkahkan kaki nya menyusuri dari mana darah itu berasal..
Laki laki itu kembali di kejutkan dengan pemandangan mengerikan di balkon kamar istri nya..
Botol wine pecah berkeping keping, dan ada darah yang bersimbah di lantai nya..
Ceklek..
Tiba tiba pintu kamar terbuka..
Raga dengan langkah yang cepat langsung berjalan ke sumber suara..
"APA INI ??" tanya raga dengan penuh penekanan dengan membawa pecahan botol besar di tangan nya..
"SEJAK KAPAN KAMU MEMINUM MINUMAN SEPERTI INI, HAH ??" Tanya raga dengan nada tinggi
deg!!
Karina membeku di tempatnya. Setelah sekian lama suami nya itu baru bicara lagi pada nya.
"Apa perduli mu ??" tanya karin menantang
deg
tiba tiba karin melontarkan pertanyaan yang menusuk ke hati raga..
Raga mengerutkan keningnya saat menyadari ada luka di wajah sang istri. Dia lalu melangkah maju menghampiri istri nya..
Pria itu pun mengangkat tangannya untuk memeriksa luka tersebut, tapi tanpa di duga nya karina langsung memalingkan wajah..
"Jangan sentuh aku mas..!!" ucap karina dengan nada pelan tapi menyakitkan
"Aku suami mu !! Aku berhak menyentuh mu di bagian mana pun yang aku mau..!!" seketika itu jawaban raga langsung membuat karin tersenyum getir
Karina menoleh dengan mata berkaca kaca..
"Sejak kapan kamu menjadi suami ku ?? Bukan kah kamu hanya sekedar menikahi ku untuk mendapat kan keturunan..!!"
deg
Raga kini yang membeku mendengar ucapan istrinya..
Tanpa menunggu jawaban sang suami, karina melangkah menuju meja rias nya. Di ambil nya amplop coklat yang semalam dia tangisi,
Hwooshh..
Dengan kasar karina meletakkan amplop coklat itu di dada suami nya..
Raga hanya diam menerima amplop tersebut..
Sementara karina memilih untuk duduk di sisi ranjang nya,
Raga membuka amplop coklat itu..
deg
Mata nya terbuka lebar, raga melotot membaca setiap kata yang tertera di selembar kertas putih itu..
Raga kemudian berbalik menatap sang istri, sementara karina lagi lagi memalingkan wajahnya..
Raga menatap istrinya dengan tatapan yang sulit di artikan, dan sekali lagi raga melihat luka di kedua tangan karin. Dada nya sesak melihat luka luka itu.
Apa yang sebenarnya terjadi, kenapa istrinya bisa begitu banyak memiliki luka di tangan nya..
"Aku tidak mau bercerai..!!" ucap raga membuat karina langsung mengangkat kepala nya dan menoleh dengan tatapan tajam
"Kenapa ? Bukan kah selama 10 tahun ini kita juga bukan pasangan suami istri..?" tanya karina dengan posisi berdiri..
"TIDAK..!! SAMPAI MATI PUN AKU TIDAK AKAN PERNAH MENCERAIKAN MU..!!" Ucap raga sambil merobek kertas itu tepat di depan karin dan membuang potongan kertas tersebut ke lantai. dia lalu keluar dari kamar karin dengan membanting pintu kamar tersebut..
Karin terduduk di lantai sambil menangis, "Kenapa mas ? Kenapa kamu terus menyulitkan ku ??" tanya karin seorang diri di sela sela tangisan nya
Setelah perdebatan pagi itu, Raga dan Karin tidak pernah bertemu lagi hampir seminggu lama nya.
Raga selalu menghindari Karin. Pria itu akan berangkat sangat pagi sekali dan pulang sangat larut, bahkan tak jarang pukul 2 atau 3 dini hari raga baru pulang ke rumah nya.
Seperti pagi ini, di meja makan hanya ada karin dan putra nya kenan..
"Ma, papa kemana sih ko ken gak pernah ketemu papa ??" tanya kenan protes karena sudah 5 hari ini tidak bertemu dengan papa nya
Karin memaksakan senyum nya, "Sayang, papa lagi ke luar negeri untuk urusan bisnis. Mungkin beberapa hari lagi papa pulang.." jawab karin seraya mengusap kepala kenan dengan lembut
"Tapi ko handphone papa gak aktif ma..??" tanya kenan lagi, sebab anak itu sudah berkali kali mencoba menghubungi papa nya tapi sampai detik ini ponsel sang papa tidak aktif juga
huh
karin membuang nafasnya kasar..
"Sayang, sudah jangan bicara lagi. Ayo selesaikan sarapan pagi nya, kita berangkat nanti terlambat.." ucap karin lembut mengalihkan pembicaraan
Kenan melipat bibirnya karena tidak mendapatkan jawaban yang di inginkan nya dari sang mama.
💮
🍀Di mobil..
Sebelum berangkat bekerja, karin selalu mengantarkan putra nya dulu ke sekolah..
"Sayang, pulang sekolah nanti mama yang jemput ya.." kata karin memulai pembicaraan.
"Kenapa ma ? Memang nya pak yono libur ?" tanya kenan, karena biasanya sang supir pribadi mereka itu lah yang menjemput nya setiap pulang sekolah
Karin tersenyum "Nggak, tapi mama pengen ngajak kamu jalan jalan. Kamu mau kan ??" tanya karin seraya mengusap pucuk kepala sang putra tercinta nya
"Mau ma ken mau.. hore.." jawab kenan dengan begitu senang dan bersemangat
Karin tersenyum bahagia melihat keceriaan di wajah putra kecil nya itu..
Setelah mengantarkan kenan ke sekolah, karin pun langsung menuju ke Salon milik nya bersama sang sahabat. Salon besar dan mewah yang di bangun dari Nol oleh kedua wanita itu.
Hanya butuh waktu 30 menit karin sudah tiba di sana.
Karin memarkirkan mobilnya di sebelah mobil lira, seperti biasa nya..
💮
🍀Di dalam salon..
"Selamat pagi bu.." sambut para pegawai karin memberi hormat
Karin tersenyum "Selamat pagi juga.." jawab nya tersenyum ramah
Lalu karin pun langsung menaiki tangga menuju lantai 2 tempat dimana ruangan milik nya berada..
Ceklek..
Karin membuka pintu ruangan lira..
"Astaga..!! sorry sorry.." kata karin lalu dengan cepat langsung kembali menutup pintu ruangan itu..
Karin lalu berjalan menuju ruangan nya dengan perasaan yang campur aduk sambil terus mencoba menetralkan deru nafasnya saking terkejut melihat adegan dewasa di dalam ruangan itu..
"Benar benar si lira, kenapa dia pagi pagi sudah berbuat mesum seperti itu sih !!" gerutu karin kesal. Betapa tidak, saat membuka pintu karin melihat sahabatnya itu sedang berciuman panas dengan kekasih bule nya. Bahkan karin melihat sekilas tangan sang bule sedang bergerilya di dalam rok sahabat nya tersebut..
Sungguh ini adalah moment yang paling di benci karin. Sahabatnya itu memang liar, dia selalu berganti ganti pasangan tanpa ikatan yang sah untuk memuaskan dirinya. Semua itu berawal dari lira yang patah hati di tinggal oleh calon suami nya di hari pernikahan mereka. Ternyata calon suami nya itu sudah berselingkuh dengan teman sekantornya.
Setelah itu lira pun berhenti bekerja dan terpuruk cukup lama. Karin sebagai seorang sahabat tidak tega terus melihat lira hancur seperti itu.
Karin akhirnya memiliki ide untuk membangun kembali semangat lira. Dia mengajak sang sahabat untuk membuka usaha Salon. Awalnya lira menolak karena dia tidak memiliki pengalaman di bidang itu. Tapi karin meyakinkan bahwa mereka bisa belajar bersama sama untuk membuat usaha mereka itu sukses.
Berkat kerja keras karin dan lira, akhirnya kini mereka bisa memiliki salon di beberapa kota di Indonesia. Salon yang bukan hanya untuk wanita, tetapi juga untuk pria.
Setiap salon yang di bangun karin dan lira memiliki 2 lantai dengan masing masing lantai nya berukuran sangat besar dan luas. Lantai 1 di khususkan untuk Pria dan lantai 2 khusus Wanita. Tapi sebagian besar dari keseluruhan ide dan konsep adalah milik karin.
Tapi meskipun lira sudah melupakan masa lalu nya karena kesibukan nya mengurus usaha salon mereka, itu tidak membuat lira berhenti menjadi seorang wanita yang haus akan sentuhan pria.
Sampai detik ini karin masih menyebut lira sebagai seorang pemain. Tapi meski begitu lira bermain selalu aman, bahkan wanita itu masih perawan di usia nya yang setahun lebih tua dari karin.
Lira tidak pernah sekalipun membiarkan para lelaki mencicipi tubuh nya berlebihan.
💮
TokTokTok
Pintu ruangan karin di ketuk dari luar,
"Masuk.." kata karin seraya merapikan meja kerja nya..
"He he.." lira terkekeh dengan wajah innocent
nya saat pintu ruangan sudah terbuka,
"Kau ini benar benar..!!" seru karin kesal
"Itu salah mu. Kenapa tidak mengetuk pintu dulu, main masuk aja, ha ha ha.." jawab lira malah membalikkan keadaan,
"Astaga, tapi kan ini masih pagi. Mana aku tahu kau sedang berolahraga seperti itu.."
Lira tersenyum.. "Rin, apa kamu tidak rindu sentuhan lelaki..??" tanya lira menggoda,
"Diamlah..!! Aku tidak ingin membahas nya.." jawab karin memalingkan wajah nya..
"Okay okay, sorry.." ucap lira menghentikan ledekan nya saat melihat wajah karin yang sedang tidak bersahabat..
"Yasudah, aku kembali ke ruangan ku ya, karena bule ku masih menunggu kegiatan panas kami selanjutnya.." sambung lira dengan menaik turunkan kedua alisnya sambil tersenyum kecil
Swooshh..
Karin bangun dan langsung melemparkan map ke arah sahabat nya itu. Sementara lira sadar akan bahaya dia langsung memakai jurus langkah seribu..
Karin kembali menjatuhkan bokongnya di kursi putarnya. Bohong bila karin tidak menginginkan nya. Apalagi dia sering sekali melihat sahabat nya sedang bergumul seperti tadi. Tapi mau bagaimana lagi, pernikahan yang di jalani nya sudah seperti ini ada nya.
Meskipun banyak pelanggan salon dari kalangan selebritis, pejabat bahkan pengusaha yang ingin dekat dengan karin. Tapi karin selalu tegas menolak mereka. Bahkan karin tidak pernah membiarkan siapapun untuk memberikan nomer ponsel pribadi nya pada pria pria itu.
Karin tidak mau terjerumus ke dalam dosa. Biarlah dia selesaikan dulu urusan pernikahan nya ini dengan raga, suami nya. Dia tidak mau berselingkuh seperti kebanyakan wanita di luar sana yang kesepian akan sosok suami.
💮
🍀Sementara itu...
"Tuan, wajah mu semakin pucat. Apa tidak sebaik nya kita ke dokter saja ??" tanya ivan cemas
Raga menggeleng, "Aku hanya butuh istirahat..!!" ucap raga yang sekarang di posisi berbaring di sofa ruangan nya,
"Kosongkan jadwal ku sore ini. Aku tidak ingin bertemu dengan siapa pun..!!" sambung raga,
"Baik tuan.." kata ivan, setelah itu dia pun keluar dari ruangan bos nya, membiarkan bos nya itu untuk beristirahat
"Sudah berhari hari dia seperti ini..!! Sebenarnya ada apa lagi ??" batin ivan bertanya tanya, bukan kah malam itu ivan sudah melakukan hal yang benar, membawa bos nya ke kamar sang istri. Tapi semenjak itu bos nya malah semakin hancur saja, berangkat sangat pagi dan pulang selalu larut malam.
Meskipun bos nya itu selalu meminta ivan pulang lebih dulu, tapi demi rasa tanggung jawab nya terhadap sang tuan membuat ivan tidak pernah sekalipun meninggalkan bosnya itu dalam keadaan apapun.
Bagi ivan, raga bukan hanya seorang atasan. Tapi raga adalah dewa penolong nya. Raga menyelamatkan ivan dari rentenir kejam. Hutang hutang yang di pinjam ivan untuk pengobatan ibu nya pun di lunasi oleh bos nya itu. Bahkan sampai biaya operasi kanker sang ibu pun semua raga yang menanggung nya tanpa memotong satu rupiah pun dari uang gaji ivan.
Mungkin inilah bentuk rasa terimakasih yang bisa ivan berikan untuk malaikat penolong nya itu.
🍀Di ruangan Raga..
"Apa sebenarnya salah ku rin ?? Kenapa kamu ingin berpisah dari ku ??" gumam raga seraya menutup kedua mata dengan punggung lengan nya, di balik lengan kekarnya itu, air mata raga kembali menetes..
"Aku tidak mau berpisah dari mu rin, aku sangat mencintai mu..!!"
TokTokTok
"Masuk.." kata karin dari dalam ruangan..
"Permisi bu, pak anton ingin bertemu dengan ibu.." kata pegawai karin memberitahukan
Karin memejamkan matanya sekejap..
"Sin, bisakah kamu bilang aku sedang ada meeting ??" tanya karin pada sinta pegawai nya
"Maaf bu, tadi saya sudah mengatakan nya. Tapi pak anton memaksa, tadi bahkan pak anton ingin langsung ke ruangan ibu.."
"Astaga.. bagaimana ini ??"
Anton adalah salah satu pengusaha yang sangat gencar ingin memiliki karin. Dia bahkan terang terangan meminta karin untuk menjadikan nya selingkuhan, karena tahu karin sudah memiliki suami. Tapi karin dengan tegas menolak nya.
Sudah hampir 3 tahun ini anton terus mengejar karin. Karin tidak bisa melaporkan nya ke polisi karena anton tidak pernah berbuat aneh atau jahat, setiap hari nya anton hanya ingin melihat wajah karin walaupun sekali, setelah itu dia akan langsung pergi. Dan begitu setiap hari selama 3 tahun belakangan ini.
Karin meskipun dia usianya sudah kepala 3, tapi sama sekali tidak membuat wajahnya terlihat tua bahkan tubuhnya saja masih seperti seorang gadis. Jika orang yang baru pertama kali melihat karin, pasti mereka akan mengira usia karin masih di bawah 25 tahun. Malah pernah ada seorang wanita pelanggan salon nya yang ingin menjodohkan karin dengan putra nya yang usianya baru 23 tahun. Karena mengira karin seusia dengan putra nya. Dan jika karin membawa kenan ke salon nya pasti pengunjung yang belum tahu siapa kenan selalu mengira bahwa anak laki laki itu adalah adik nya.
"Kenapa rin ??" tanya lira yang muncul di belakang Sinta. Sinta pun sontak menggeser tubuh nya memberikan jalan untuk bos kedua nya. Kenapa lira menjadi bos kedua, itu karena ketika dulu memperkenalkan diri pada para karyawan nya lira mengatakan bahwa karin lah atasan mereka sesungguh nya, sedangkan dia posisi nya di bawah karin. Dan begitulah anggapan para karyawan mereka sampai sekarang.
"Biasa.." kata karin bangun dari duduk nya..
"Astaga, psycho itu lagi ??" tanya lira kesal
"he'em.." jawab karin singkat
"emm, yaudah sin makasih, kamu boleh kembali bekerja lagi.." sambung karin pada pegawainya. Sinta pun pamit meninggalkan ruangan bos nya dengan sopan.
"Gimana rin ? kamu mau menemui si psycho itu ??" tanya lira cemas
"Ya, mau bagaimana lagi ra. Kamu kan tahu sendiri, dia tidak akan pergi dari salon kita sebelum melihat ku.." jawab karin lesu
"Aku temani ya rin.." kata lira benar benar khawatir,
Setelah itu karin dan lira pun turun ke lantai satu. Di lantai satu salon itu ada sebuah cafe kecil khusus untuk para pengunjung yang menunggu antrian jika salon sedang penuh.
"Kamu tunggu di sini aja ra, aku gak apa apa ko, lagian kan salon juga ramai.." ucap karin di bawah tangga
Lira pun menurut pada sahabatnya, dia mengawasi karin dari kejauhan.
💮
🍀Di dalam cafe..
huh
Karin menghembuskan nafas kasar saat melihat laki laki itu tengah duduk dengan posisi membelakangi karin..
"Permisi.." kata karin saat sudah berada di samping pria itu..
"Selamat pagi rin.." kata anton tersenyum cerah seperti biasa..
"Selamat pagi pak anton.." jawab karin ramah
"Maaf mengganggu pagi pagi begini.." ucap anton, karena memang biasanya dia datang setelah jam makan siang
Karin hanya menjawab dengan seulas senyuman..
"saya akan pergi keluar negeri untuk beberapa hari rin, jadi hari ini saya ingin lebih lama melihat mu.."
Sungguh, dalam hati karin sedang bersorak gembira mendengar kabar ini. Akhirnya, setelah sekian lama, dia terbebas juga dari situasi ini.
Jujur, anton sebenarnya bukan lelaki yang jelek dekil apalagi tidak terurus. Tapi sebaliknya, anton adalah sosok pria yang pasti di inginkan setiap wanita di muka bumi ini. Dia tampan, kaya, bicara nya pun lemah lembut dan tertata. Tidak pernah sekalipun anton berkata dengan menaikan nada suara nya pada karin.
Seandainya karin di pertemukan dengan anton lebih dulu, mungkin karin akan dengan senang hati menerima lelaki itu menjadi suami nya.
Tapi nasi sudah menjadi bubur, keadaan pun tidak bisa lagi di putar kembali. Walaupun pernikahan karin bukan pernikahan impian nya, tapi karin tidak mau mencederai janji suci pernikahan nya dengan perselingkuhan.
"Oh begitu pak.." jawab karin singkat sambil mengangguk anggukan kepalanya pelan
"Bolehkah saya minta foto kamu rin.." tanya anton tiba tiba
Karin mengerutkan keningnya,
"kamu jangan khawatir, saya hanya takut rindu dan tiba tiba ingin pulang untuk menemui kamu. jika saya memiliki foto kamu setidak nya saya bisa bertahan di luar negeri tanpa melihat kamu.." jawab anton menjelaskan kekhawatiran karin
Karin terdiam, dia berpikir apa tidak apa apa memberikan foto nya pada lelaki itu. Tapi kalau tidak, pasti pria itu tidak akan jadi pergi dinas keluar negeri nya. Dan otomatis karin lagi lagi harus bertemu dengan anton setiap hari.
"Bagaimana rin ? Apa boleh ?" tanya anton menyadarkan karin dari lamunan nya..
"emm, yasudah pak, tapi hanya satu foto saja ya..!!" meski sedikit ragu, tapi akhirnya karin mengizinkan anton untuk memiliki foto nya
Anton tersenyum bahagia, "terimakasih rin.."
Setelah itu karin pun melakukan satu kali foto selfie bersama anton dengan posisi berdiri. Meski tidak ada sentuhan tapi jika di lihat sekilas foto itu seperti menggambarkan pasangan yang bahagia.
Detik itu juga anton langsung menjadikan foto mereka sebagai wallpaper di layar ponselnya.
"Kalau begitu saya permisi ya rin, sampai ketemu minggu depan.." kata anton seraya mengulurkan tangannya untuk bersalaman
Karin hanya tersenyum kecil, lalu menyambut uluran tangan lelaki itu.
Anton pun pergi meninggalkan salon karin..
huh
Karin menjatuhkan bokongnya di kursi cafe bekas tempat duduk anton tadi,
"Aaaaaa.... kenapa sih suami ku bukan anton saja..!!" batin karin berteriak..
Anton tidak pernah menyentuh karin, satu satu nya sentuhan anton terhadap karin hanyalah sebatas jabatan tangan saja seperti tadi. Selebihnya anton sangat menjaga harga diri wanita yang di cintai nya itu.
"heh rin, ngapain tadi ? ko kamu foto berdua sama si psycho itu ??" lira datang dengan pertanyaan yang malas karin jawab..
"tau ah ra, pusing kepala ku.." jawab karin seraya berlalu meninggalkan lira
"astaga anak itu benar benar, mau mau nya di ajak selfie orang aneh kaya dia.." gumam lira tidak habis pikir..
Karin pun kembali ke ruangan nya untuk mengambil tas nya..
"Ra, aku mau jemput kenan ya.." kata karin saat berpapasan dengan lira di tangga..
"tumben rin, emang ada acara apa ??" tanya lira penasaran, karena biasanya karin hanya mengantarkan kenan berangkat saja..
"Kasian ken, dia terus bertanya dimana papa nya ra.." jawab karin sedih
"Aku mau mengajaknya jalan jalan, semoga saja dia bisa sedikit lupa dan tidak lagi bertanya dimana papa nya. Karena aku juga bingung harus menjawab apa pada kenan ra.." sambung karin lagi
Lira mengusap bahu karin, "semangat rin, kamu pasti bisa melewati ini..!!" ucap lira memberikan support pada sahabat nya itu .
Karin tersenyum getir,
"makasih ra.."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!