NovelToon NovelToon

Irani Gadis INDIGO

Chapter 1 Sita

Seorang gadis kecil, berusia lima tahun menangis tersedu-sedu di dalam gudang nan gelap dan kosong. Ia di kurung oleh ibunya. menangis sembari memegang kedua kakinya. Mamahnya begitu tega, mengurungnya di gudang yang sudah tak terpakai itu. Membuat suasana semakin mencekam dengan suara-suara tak jelas.

Gadis kecil itu berteriak di dalam gudang, "Mamah keluarin Iran mah, Iran takut mah, di sini gelap mah, Iran tidak akan membuat mamah kesal lagi, Iran janji mah," teriak gadis itu, dari dalam ruangan gelap itu.

Tak ada yang mendengar! Gudang itu, berada paling sudut rumahnya. Keluarga gadis kecil sangat kaya pada zaman dahulu. Rumahnya begitu luas, sehingga banyak ruang kosong tak terawat. Hanya ada lima orang yang tinggal di rumah itu, sehingga hanya sebagaian yang terpakai.

Gadis kecil itu tinggal bersama ibu dan neneknya sudah lama lumpuh dan duduk di kursi roda. Selain keluarga gadis kecil itu. masih ada Pak Diman tukang kebun sekaligus supir keluarga gadis itu. dan istrinya Bu Ilan yg mengurus rumah tangga.

Gadis kecil itu, tak pernah di pedulikan oleh ibu kandungnya. Hanya nenek, Pak Diman dan Bu Ilan yang peduli kepadanya.

Ibu kandungnya sangat membenci Irani. Karna, Ayah kandungnya tak mau bertanggung jawab kepada ibunya.

Flashback

Sebenarnya Ibu kandung Irani gadis yg baik. Ibu kandung Irani, Sita di tipu oleh pengusaha muda yg mengaku masih singel. Ayah dan Ibu kandung Irani, bertemu tak sengaja di pasar. Ayahnya menolong Ibunya Irani. saat kecopetan. Mereka suka pada pandangan pertama. Awalnta mereka hanya berjalan-jalan biasa, saling mengagumi dan pada akhirnya menyatakan cinta. Namun Saat menjalani, hubunganan ayahnya tak pernah membawa ibunya ke rumahnya. mereka selalu ketemu di rumah Sita, ibunya Irani.

Setelah berhubungan hampir satu tahun. Adnan berjanji akan menikahi Sita. Gadis itu, dengan polosnya memberikan mahkotanya, harga dirinya, kehormatannya untuk Adnan. Karna Sita tau, Adnan akan jadi suaminya kelak.

Namun saat Sita hamil, Adnan tak pernah datang lagi ke rumahnya Hari demi hari kandungan Sita mulai besar. Adnan tak kunjung datang untuk menikahi Sita.

Sita dihina, dicemooh warga sekitar. Karna, hamil di luar nikah. Warga tak mau terkena sial. akibat ulah Sita.

Sita pun memutuskan mencari keberadaan Adnan dalam keadaan hamil besar. Gadis itu, bertanya pada semua teman Adnan yang pernah dikenalkannya kepadanya. Namun tak ada satu pun yang tau, Adnan ada dimana?

Gadis tersebut mulai frustasi, dengan kehamilannya yg sudah menginjak semester tiga. Laki-laki itu, hilang bagai di telan bumi.

Hingga gadis itu, lelah sudah berjalan jauh dari rumahnya, untuk mencari sang pujaan hati. Ia pun duduk di pos ronda yang ada di depan komplek perumahan elit di daerah itu.

Saat Sita, menahan sakit, ia melihat seorang yg dikenalnya keluar dari sebuah rumah besar bersama seorang wanita dan dua anak kembar, keduanya tidur dpangkuan dua baby sister di rumah itu. Seperti tersambar petir, hatinya begitu sakit, melihat Laki- laki yg dicintanya sudah berkeluarga. Wanita hamil itu, mencoba bangkit dari tempat duduknya. Berjalan mendekati laki-laki itu.Berharap semua itu hanya halusinasinya saja.

Perlahan, Sita berjalan menghampiri Laki laki itu, "Adnan," panggilnya menahan tangis, tak percaya dengan apa yang dilihatnya?

Laki-laki itu menoleh, begitu terkejutnya ia saat melihat wanita hamil yang berada di hadapannya itu, "Sita," gumanya pelan, mendekati wanita hamil itu.

"Kenapa kamu kesini.?Dari mana kamu tau rumahku?" tanya laki-laki itu ,gugup, terkejut dan takut ketahuan istrinya.

"Aku ingin kamu jelaskan semua ini!" seru Sita, menahan tangis yang sudah tak terbendung lagi, merasakan sakit hati yang teramat sakit tak tertahankan melihat laki-laki yang begitu dicintanya sudah menipunya mentah-mentah.

"Aku akan jelaskan nanti, tapi tidak sekarang? Aku mohon, kamu pergi dulu dari sini," pintanya memcoba mengusir wanita hamil itu.

"Pah ada siapa itu?" tanya seseorang di balik pintu

"Sita, aku u mohon kamu pergi dari sini sekarang juga, Nanti akan aku jelaskan semuanya," ucap Adnan berbisik takut perempuan yang ada di dalam rumah itu, mengetahui tentang Sita.

"Apa perempuan itu istri mu?" tanya Sita meneteskan air matanya, hatinya tercabik-cabik melihat perempuan itu. Selama ini, ia sudah dibohongi oleh dia.

Adnan terdiam tak menjawab, tampa disadarinya, perempuan itu sudah berada belakangnya.

"Mas siapa perempuan itu,? tanyanya curiga.

"Oh, dia! Aku tak mengenalnya sayang. Aku hanya menawarkan minum padanya, kasihan dia sudah kelelahan," jawab Adnan gugup di antara dua perempuan yang dicintainya. Namun Adnan lebih mencintai Istrinya di banding waanita hamil dihadapannya.

Sita terus menangis, Adnan tega bersikap seperti itu, kepadanya. Gadis itu, telah mengandung anaknya. Namun Kenapa Laki-laki tersebut pura-pura tak mengenalnya.

"Oh sayang, kamu baik sekali pada wanita hamil itu, tunggu sebentarnya biar aku yg bawakan minumannya untuknya," ucap perempuan itu, kembali masuk kedalam rumah mengambil minuman dan beberapa kue tanpa curiga sedikitpun.

Sita terus menangis, tanpa melihat laki-laki itu, ia melangkah pergi. Gadis itu, tau jawaban apa yang akan laki-laki itu, berikan kepadanya. Ia tak ingin mendengar jawaban bahwa laki-laki tersebut akan memilih istinya. Sita sudah tak kuat, menahan sakit dalam perutnya, ia sudah tak kuat berjalan lagi. Darah segar mulai bercucuran di sekitar kakinya, membuatnya ambruk seketika. Laki-laki itu, berlari ke arah Sita. Ia terkejut dengan apa yang terjadi kepada gadis itu. Adnan segera mengendong wanita hamil itu, menuju mobilnya.

"Apa yang terjadi sayang," tanya perempuan itu, kepada suaminya. Karna, ia mengendong perempuan lain dihadapannya, ia terkejut menjatuhkan gelas dan kue kering ditanganya.

"Sayang , perempuan ini mau melahirkan. bisakah kita menolongnya dulu. sebelum kamu bertanya macam-macam Padanya" ucap Adnan panik segera menjalankan mobilnya.

"Aku ikutnya," ucap perempuan itu

Adnan mengangguk

Sebelum mereka pergi, perempuan itu menitipkan dua anak kembarnya pada babysister keluarga mereka.

Sita terbaring lemah di kursi tengah mobil Adnan. Ia fokus menyetir tanpa mengucapkan kata-kata apa pun, pikirannya melayang kemana-mana.Rasa takut menghampiri laki-laki itu, seketika istrinya melihat suaminya cemas sedangkan sita masih menangis menahan sakit di perutnya yang semakin tak tertahankan.

"Sakit Tuhan," teriak wanita hamil itu, sembari memegang perutnya, darah segar terus keluar dari roknya, mengotori kursi tengah mobil Adnan. Terlihat Adnan begitu cemas namun Adnan tak bisa berbuat apa-apa karna istrinya ada di sebelahnya.

"Sabarnya mba, bentar lagi sampai rumah sakit," ucap perempuan itu menenangkan sita.

Perutnya sangat sakit, hatinya lebih sakit, melihat laki-laki yang dicintainya bersikap seperti itu. Sebenarnya masih ada waktu dua bulan lagi, untuk gadis itu melahirkan bayinya. Namun karna, gadis itu terlalu stres membuat bayi dalam kandungannya bergejolak ingin segera keluar dari perutnya. Membuat perasaannya kini sakit sekali, ditipu oleh laki-laki brengsek yang telah menghancurkan hidupnya.

Bersambung.

Kawan ini novel baru aku masih Sekuel cerita "Ketika cinta menemukan jalan" namun novel ini lebih menceritakan awal mula Irani jadi "Orang Pintar" .Yg baca novel aku "Ketika Cinta menemukan jalan" pasti tau dengan Irani.

Novel ini masih berhubungan dengan "Ketika cinta menemukan jalan" loh selamat membaca jangan lupa klik dan komen novel aku ini. Terimakasih sebelumnya.

Chapter 2 Aku benci kamu.

Masih Flashback.

Sita melahirkan di rumah sakit, ia hampir saja, meninggal karna darah yg keluar begitu banyak. Untunglah Ibu dan bayinya selamat. Walau bayi perempuan itu, dalam perawatan intensif, karna, berat badannya kurang dari 2000 gram membuatnya harus di ingkubator di ruang NICU.

Samar-samar ia melihat sekelilingnya, ia menyadari kalau perutnya sudah kempes. Ia tak mengharapkan bayi itu, berharap bayi tak pernah ada di dunia ini.

Dina mendapat telpon dari Adnan, kalau putrinya berada di rumah sakit, wanita itu pun segera ke rumah sakit untuk melihat kondisi putrinya, sampai di rumah sakit. Wanita itu murka dengan laki-laki yang sudah menghancurkan hidup putrinya, "Apa yang terjadi dengan Sita, Adnan? Kemana saja kamu selama ini? Sita selalu menunggumu untuk kau nikahi! Kenapa baru datang sekarang? Setelah semua ini terjadi?" bentak wanita itu, murka dengan laki-laki yang telah menghancurkan hidup putrinya.

Perempuan di sebelahnya terkejut, mengdengar ucapan wanita itu, ia baru mengetahui kalau wanita hamil itu, selingkuhan suaminya. Ia begitu terluka dan sakit hati dengan pengkhianat dari suaminya, "Benarkah itu Adnan, wanita itu selingkuhan kamu?" tanyanya sambil sambil menangis seperti di sambar petir di siang bolong, ia tak pernah menyangka suaminya tega berbuat seperti itu kepadanya.

Adnan terdiam tak menjawab, pertanyaan dari siapa pun. Ia bingung harus menjawab apa? Dia sendiri yang salah, dia juga harus bertanggung jawab. Namun ia juga bingung harus menjelaskan bagaimana kepada istrinya, kalau gadis itu, sama-sama ia cintai seperti ia mencintai istrinya.

Adnan dan Indri sudah menikah cukup lama. Namun belum juga di karuniai anak. Adnan begitu kesal pada istrinya karna tak kunjung hamil. Ibunya terus mengomel minta di berikan cucu. Maklum Adnan putra satu-satunya pewaris perusahaan besar. Orang tuanya takut Adnan tak memiliki keturunan. Siapa lagi yg akan meneruskan keturunannya kelak, bila Adnan belum juga mempunyai anak.

Orang tuanya pernah meminta Adnan untuk menikah lagi. Namun laki-laki itu, menolaknya, karna ia, sangat mencintai istrinya. Pada kenyataannya laki-laki tersebut, mengingkari ucapanya itu, untuk tidak jatuh cinta kepada gadis lain.

Tanpa sengaja laki-laki itu, jatuh cinta kepada gadis yang ia tolongdi pasar. Saat itu, Adnan tak sengaja lewat pasar melihat seorang gadis kecopetan. Hatinya tak tega, membiarkan gadis itu, menangis karna, kecopetan. Awalnya laki-laki itu, hanya menolongnya saja. Namun setelah melihat wajah gadis itu, laki-laki tersebut jatuh cinta kepadanya.

Perempuan itu, terus-menerus menangis, hatinya begitu sakit, menerima semua kenyataan pahit ini, perempuan mana yang tak sakit hati bila suaminya selingkuh. Melihat perempuan itu, membuat Dina yakin dia istri dari laki-laki yang menghancurkan hidup putrinya, "Adnan, apakah dia istrimu?" tanya ibu Dina membuarnya lamumanya.

Laki-laki masih terdiam tak berkata sepatah kata pun. Ia merasa bingung harus bagaimana? Di lihat dari mana pun ia yang paling bersalah dari semua yang terjadi kepadanya.

"Jadi benar ia istrimu?" tanya Dina lagi semakin marah karna, Laki-laki itu tak kunjung menjawab pertanyaannya.

Perempuan itu, sudah tak kuat dengan sakit hatinya ia pun melangkah, namun ditahan laki-laki itu, "Apa lagi?" tanya perempuan itu, melepaskan tangannya dari genggaman laki-laki tersebut. Perempuan itu, meninggalkan rumah sakit. Hatinya begitu sakit tak ingin melihat laki-laki yang menyakitinya.

Laki-laki itu, memcoba menyusul istrinya, namun tak tersusul karna, perempuan itu naik taksi untuk sampai ke rumahnya. Laki-laki tersebut, menyusul taksi itu dengan mobilnya.

Sampai rumah, perempuan itu membanting semua barang yang ada di rumahnya. Ia begitu kesal dan juga marah. Laki-laki yang sudah menikahinya selama lima tahun tega mengkhianatinya, ia tak pernah berpikir kalau selama ini iya telah di bodohi oleh suaminya.

Adnan membuka pintu rumahnya, yang sudah berantakan seperti kapal pecah. Laki-laki itu, mendekati istrinya, "Pergi kamu dari hadapanku?" bentaknya sambil menangis merasakan hatinya yang begitu sakit.

"Maafkan aku sayang?" ucap laki-laki itu memohon.

Plak.

Tampar perempuan itu, "Aku sangat membencimu!" serunya sambil menangis sejadi-jadinya.

Laki-laki tesebut menunduk, wajahnya memerah karna, tamparan keras dari istrinya yang marah.

"Kamu tega, berbuat seperti ini, aku sudah memberimu dua anak kembar! Namun tetap saja, kamu selingkuh. Salah aku di mana?" teriaknya lagi, masih menangis hatinya begitu sakit, teramat sakit. Semua rasa cintanya sirna sudah. Tak ada yang tersisa dalam hatinya. Pengkhianat itu, begitu membuat sesak.

Dua bayi kembar itu, menangis karna, ibunya sakit hati. Mereka ikut merasakan rasa sakit yang diterima ibunya. Walau pun mereka tak menyusui ASI ibunya, namun kedekatan batin dua anak kembar itu, bersama ibunya begitu dekat. Mereka tak mau berhenti menangis. Sudah berbagai cara untuk menenangkan dua bayi kembar itu, tetap saja mereka tak mau tenang. Sampai larut malam mereka tak mau tenang. Hingga mereka lelah, tertidur di pangkuan ibu dan ayahnya.

Perempuan itu, masih terdiam tak mau berbicara lagi. Entah apa yang di pikirkannya saat ini, yang jelas ia sudah tak menangis lagi. Laki-laki itu, masih memperhatikan istrinya, ia tak berani untuk berkata-kata lagi, semua salahnya. Ia tak berteriak-teriak lagi kepada laki-laki itu, keadaannya sudah tenang, walau masih meneteskan air matanya. Laki-laki tersebut benar-benar menyesali semua perbuatannya. Adnan telah menyakiti dua perempuan yang ia cintai. Ia tak bisa meninggalkan keluarganya. Yang paling tersakiti Sita, ia harus merawat bayi perempuan tanpa seorang suami. Adnan tak bisa menikahi Sita bila Istrinya tak mengizinkannya untuk poligami. Laki-laki itu, mulai memikirkan bayi yang dilahirkan Sita. Bagaimana nasibnya kelak. Semua salahnya karna, jatuh cinta kepada Sita. Rasa cintanya kepada Sita melebihi rasa cintanya kepada istrinya. Laki-laki itu, bingung harus bagaimana? Semua keputusan yang ia ambil tetap menyakiti keduanya. Laki-laki tersebut masih mengendong salah satu putri kembarnya. Hatinya begitu tenang melihat bayi tak berdosa ini. Rasa bersalahnya begitu kuat dalam hatinya. Adnan membayangkan kedua perempuan itu sakit hati karnanya. Ia benar-benar tak bisa memiliki diantara dua perempuan ini. Ia menang egois, menginginkan keduanya untuknya sendiri. Apalagi, kedua perempuan itu, memberinya tiga putri yang cantik. Ia tak memilih satu dari dua perempuan ini. Kepalanya sakit memikirkan semua ini. Namun ia lebih khawatir dengan Sita, tadi ia pendarahan begitu hebat sampai nyawanya hampir melayang untuk mempertahankan putrinya. Ia ingin berada di sampingnya namun tak bisa? Ia tak bisa menyakiti istrinya lagi dengan pergi ke rumah sakit menemui Sita.

Bersambung...

Chapter 3 Indri

Masih Flashback.

Lima belas hari bayi perempuan ini, di rawat rumah sakit. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan bayi perempuan ini, berkembang pesat. Perlahan kesehatannya membaik dan berat badanya sudah naik sesuai bayi normal lainya.

"Selamat, bayi Nyonya Sita sudah boleh pulang besok. Keadaannya sudah stabil dan membaik," ucap Dokter Yenni yang bertanggung jawab di ruang NICU.

"Benarkah," ucap Dina, bahagia karna, cucunya segera pulang.

Selama lima belas hari ini, Dina bolak-balik rumah sakit, untuk melihat perkembangan cucunya. Bayi perempuan ini, tak punya siapa-siapa selain neneknya. Ibu kandungnya tak mau mengakuinya karna, membenci ayah dari putrinya sendiri. Sedangkan ayahnya sudah mempunyai keluarga sendiri. Kesalahan orang tuanya, ditanggung bayi kecil yang tak berdosa ini. Tak ada yang salah dengan kehadirannya, tak ada anak haram di dunia ini. Yang salah kedua orangtuanya. Perempuan mana yang mau, hamil di luar nikah. Setiap Perempuan slalu memimpikan hal indah ketika ia masih kecil. Pada kenyataan tak sesuai harapan. Jalan takdir yang sudah di tetapkan. Tak bisa di rubah sebagai mana yang sudah tertulis. Sita tak pernah membayangkan akan seperti ini, pernikahan y indah yang ia harapkan. Tak pernah terjadi kepadanya. Perempuan itu, tak pernah tau bahwa laki-laki yang menghamilinya sudah berkeluarga. Jika tau sejak awal, ia tak akan pernah mencintai dan menyerahkan mahkotanya kepada laki-laki itu.

Mereka terus menyalahkan perempuan, karna sudah menggoda suami perempuan lain untuk dirinya sendiri. Menyalahkan karna Sita, hamil tanpa menikah. Menyalahkan karna Sita, tak bisa menjaga kehormatannya.

"Perempuan ****** keluar kau, " teriak Indri di luar pintu rumahnya, karna, perempuan itu belum membuat perhitungan dengan gadis yang telah merebut suaminya.

Teriakan Indri membuat tentangga sekitar, datang ke rumah untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi?

Sita keluar rumahnya karna, mendengar suara teriakan dari seorang perempuan. Dengan malas, ia keluar rumahnya untu menemui Indri , istri syahnya Adnan.

"Ada apa?" tanya Sita malas melihat perempuan itu, karnanya laki-laki tak menikahinya, dia meninggalkannya dengan bayi perempuan yang tak diakuinya.

"Dasar perempuan tak tau malu. ****** Sialan, kamu tak laku sampai harus menjual diri kepada suami orang," teriaknya kesal dengan gadis sok suci ini, Wanita itu, begitu kesal dan marah karna, gadis itu suaminya mengkhianatinya.

Hatinya begitu sakit, menahan penghinaan dari wanita ini, namun ia berusaha bersikap cuek dan tak peduli. Ia tak ingin membuat hatinya semakin sakit, dengan membalas penghinaan dari wanita tersebut. Jika Sita, tau dari awal, ia tak akan bersama Adnan. Sita pura-pura menguap merasa bosan dengan ucapan Indri.

Plak.

Wanita itu, menampar Sita dengan begitu keras. Karna, gadis itu cuek dan tak peduli dengan kedatangannya.

"Aww," ucapnya menahan sakit, pipi kirinya merah karna, tamparan wanita tersebut. Sita langsung membalas tamparan Indri secepat kilat.

Plak.

Tampar balik Sita, sambil tersenyum ia berhasil membalas Indri.

"Aww." wanita itu, memegang pipi kanannya. Ia tak menyangka gadis itu, akan membalasnya, wanita tersebut mengangkat tangannya kembali, untuk menampar gadis itu, namun belum sampai tangannya mengenai pipi gadis itu, dengan sigap gadis tersebut memegang tangan wanita tersebut,

"Kamu hanya boleh menamparku sekali tak ada yang kedua kali," ucap Sita, masih menahan kesabarannya untuk tak melayani wanita tersebut.

"****** sialan, tamparan itu tak akan cukup untukmu," ucapnya berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Sita yang semakin kuat dan bertenaga memegang tangan kanan Indri.

"Asal kamu tau, aku tak berniat untuk merebut suamimu. Bila dari awal dia jujur, kalau dia pria yang sudah beristri," bentaknya sudah tak bisa menahan lagi kesabarannya.

"Apa kamu bilang? Jadi suamiku yang menggodamu duluan," bentaknya tak mau kalah, tak mempercayai ucapan dari gadis itu.

"Iya, dia sudah menipuku dengan mengaku lajang, padahal sudah beristri," ucapnya tak kuasa menahan air matanya yang sudah sejak tadi ia tahan.

Wanita itu, menatap mata gadis itu. Namun ia tak mempercayai ucapannya. Ia tak percaya dengan gadis yang sudah merebut suaminya.

"Aku tak mempercayaimu? Dan hentikan air mata buayamu!" serunya kesal dengan kenyataan yang ia dengar.

"Aku tak peduli, kamu mau percaya atau tidak, tadi itulah yang terjadi, kalau suamimu menggodaku terlebih dahulu."

"Aku tak akan pernah membiarkanmu mengambil suamiku. ****** seperti mu tak pantas menjadi sainganku."

"Sudah ku bilang, aku tak peduli, pergi dari sini? Aku tak mau berurusan lagi dengan kalian berdua," ucapnya berlalu membanting pintu rumahnya, meninggalkan wanita itu di luar rumahnya.

"Awas saja, aku akan membuatmu menyesal telah lahir ke dunia ini," bentaknya sekali lagi, meninggalkan rumah Sita. Ia menyadari kalau sedari tadi sudah menjadi tontonan warga sekitar.

Wanita tersebut masuk dalam mobilnya, melaju dengan kecepatan tinggi, dalam hatinya ia begitu kesal dengan pengkhianat suaminya, belum sampai empat puluh hari ia melahirkan bayi kembarnya, suaminya sudah mengkhianatinya dengan sama-sama melahirkan bayi dari suaminya. Emosi masih labil, sakit dalam hatinya membuarnya ia nekat melabrak gadis itu. Wanita itu, begitu sakit hati tak peduli dengan pandangan orang terhadapnya. Ia begitu kesal dengan semua yang terjadi kepadanya. Dunianya runtuh seketika sakit hatinya begitu dalam. Ia tak pernah membayangkan ada wanita lain yang melahirkan anak dari suaminya. Ia kesal karna , begitu lama ia menunggu, sampai lima tahun untuk bisa hamil. Namun gadis itu, langsung hamil begitu saja. Ia benci dengan gadis itu, karna sudah memberikan keturunan bagi suaminya. Ia marah, kesal sakit hati dan benci. Wanita itu terus-menerus menangis dalam perjalanan pulang. Ia tak tau harus bagaimana? Rasa sakit hatinya tak kunjung hilang walau sudah melabrak gadis itu. Ia malah semakin sakit hati. Ia tak menyangka Adnan bisa tertarik dengan gadis itu. Ia tak bisa berpikir dengan tenang. Hanya rasa sakit yang ia rasakan saat ini. Berkali-kali ia bertanya dalam hatinya, kenapa suaminya tega berbuat seperti ini terhadapnya. Di mana kurangnya. Wanita itu juga sudah memberikan keturunan yang sama, walau tak secepat gadis itu. Wanita tersebut masih menangis berteriak-teriak tak jelas dalam mobilnya. Tak ada yang tau apa yang ia rasakan saat ini. Ia ingin bercerai dengan suaminya. Namun ia kembali, memikirkan dua bayi kembarnya. Sekarang wanita itu, seorang ibu, ia tak akan setega itu, meninggalkan mereka berdua. Hanya bayi kembarnya yang membuatnya merasa tenang. Ia begitu menyayangi dua putrinya. Tapi bagaimana dengan hatinya. Wanita itu, tak bisa berbuat apa-apa. Tak ada yang bisa dirubah. Keadaannya sudah seperti ini, membuat semakin sakit hari mengingat semua ini.

Bersambung....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!