NovelToon NovelToon

Pernikahan Kontrak Ailin

Bab 1

Ini adalah kisah teman dekat saya, dan semoga kalian bisa mengambil yang baiknya dari novel ini. Tidak semua wanita sanggup menahan beban dalam kehidupan rumah tangga dan tidak semua lelaki juga sanggup menahan godaan pelakor.

Silahkan baca juga novel "Kontrak Pernikahan Tuan Arogan." kisah ini asli karangan dan insyaallah kalian akan suka.

Nama ku Ailin lan berusia 8 tahun putri dari Fani lan dan ayah bernama Wendi lan. Ailin ialah gadis yang periang dan juga suka membantu sesama, Ailin adalah anak tunggal dari keluarga Lan dan dia selalu dimanjakan oleh kedua orangtuanya dan

Keluarga lan terkenal keluarga yang bisa di bilang kecukupan mempunyai usaha kue kering yang lumayan terkenal di kota A dan mereka hidup dengan sederhana. Mereka tidak pernah sombong justru mereka sering bersedekah dan menyumbang ke panti asuhan setiap bulannya jadi tak heran jika Ailin menjadi anak yang baik hati dan meniru sikap orangtuanya yang suka membantu sesama.

Hingga kejadian tragis itupun terjadi. Mobil yang ditumpangi kedua orangtuanya masuk kedalam jurang dan kedua orangtuanya meninggal dalam tabrakan tunggal itu. Kedua orangtua Ailin hendak pergi keluar kota namun tak disangka rem mobil yang dikendarai oleh Wendi tiba tiba tidak berfungsi dan mobil yang dia kendaraan keluar dari pembatas jalan, hingga jatuh ke jurang! Seketika mobil itu meledak dan hancur. Pada saat kejadian beruntung Ailin tidak ikut karna dia sedang demam hingga kedua orangtuanya meninggalkannya bersama Bi Lani, Bi Lani ialah satu satunya keluarga Ailin yang tinggal didekat rumahnya dan ketika kedua orangtuanya sibuk Ailin sering dirawat oleh Bi Lani. Bi Lani sangat menyayangi Ailin seperti anaknya sendiri karna Lani tak mempunyai anak sendiri dan suaminya telah meninggal dunia karna terkena penyakit jantung.

Sejak kematian kedua orang tuanya, Ailin menjadi pendiam dan tak suka banyak bicara anak kecil yang dulunya periang dan suka banyak bicara kini sifat itu sudah tidak terlihat lagi padanya. Bi Lani merawat Ailin sejak kedua orangtuanya meninggal.

13 tahun kemudian.

Visual Ailin lan usia 21 tahun.

Plap! Perlahan lahan Ailin membuka matanya dan melihat jam dinding pukul 05.00 Ailin bergegas menuju kamar mandi, yang ada di dalam kamar nya dia membersihkan tubuhnya lebih dulu. Setelah beberapa saat kemudian Ailin sudah selesai mandi dan dia juga sudah berganti pakaian santainya. Ailin segera keluar dari kamarnya dan segera melangkahkan kakinya menuju dapur.

Ailin melihat Bi Lani sedang memasak di dapur, "Bi Lani, masak apa?" tanya Ailin sembari melihat wajan yang penuh dengan sayuran mentah karna sayuran itu baru saja di tumis.

Menyungingkan senyumannya, "Masak tumis kangkung kesukaanmu." ucap Lani Sembari menatap Ailin balik.

Ailin segera membantu Lani masak sarapan pagi dan beberapa saat kemudian semua makanan yang dimasak itupun sudah matang dan mereka berdua makan bersama, tak ada yang bicara hingga hanya terdengar suara garpu dan sendok yang saling bersentuhan.

Waktu menunjukkan pukul 07.00

"Sayang Bi Lani berangkat kerja dulu!" Kata Lani sembari mengecup lembut kening Ailin.

"Baiklah Bi, hati hati di jalan" Sahut Ailin sembari menyungingkan senyumannya.

Setelah Bi Lani berangkat kerja Ailin segera membereskan rumah. Setelah rumahnya beres Ailin bergantian baju kerjanya dan ikut berangkat kerja.

_ _ _ _

"Kantor empira"

Seperti biasa, masuk kantor dan langsung menuju meja kerjanya, Ailin tidak terlalu suka bergaul akrab dengan teman kerjanya hingga tak heran jika lumayan banyak juga teman kerja yang tak menyukainya. Namun Ailin memiliki wajah yang sangatlah cantik dan membuat iri setiap teman kerja wanita yang ada dikantornya.

"Heii! Ailin" pangil Sani sahabat dekat Ailin.

"ya!" Sahut Ailin singkat sembari mengarahkan pandangannya ke asal suara tersebut.

"Apa kamu tau hari ini menejer pusat Pak Hendri datang dan dia memangil mu ke kantor nya." Kata Sani sembari menghentikan langkahnya persis disamping Ailin "sepertinya ada hal penting yang akan dia bicarakan!" imbuh Sani sembari tersenyum kecut.

"Baiklah! Aku akan ke kantor nya, entah apa yang akan dia lakukan kali ini." Gerutu Ailin dengan nada suara terdengar jutek.

Ailin lebih dulu menaruh tak kerjanya di meja kantornya, dan Ailin segera beranjak pergi untuk menemui Pak Hendri.

Tok. . tok.. Tok! Ketuk Ailin dari luar ruang kantor Pak Hendri

"Masuk!" Ucap Pak Hendri dari dalam ruangannya.

Setelah mendengar sahutan dari dalam ruangan tersebut Ailin segera membuka pintu itu perlahan. "Ada apa Pak Hendri memangil saya?" Tanya Ailin sembari mendudukkan pelan tubuhnya di kursi kantor itu.

"Sekertaris Selin dari kantor JISET GROUP ingin melihat desain mu!" Ucap Pak Hendri sembari berdiri dari posisi duduknya, "segeralah datang ke sana siang ini!" perintah Pak Hendri dengan menatap Ailin yang masih duduk di kursi kantor.

Melihat Pak Hendri berdiri Ailin ikut berdiri, "Baik, saya akan segera ke sana." Sahut Ailin singkat sembari membungkukkan badannya dan hendak pergi keluar dari ruangan itu. Namun ketika Ailin hendak membuka pintu ruangan itu, suara Pak Hendri segera menghentikannya.

Menajamkan alisnya, "Kamu jangan sampai sedikit pun melakukan kesalahan! Karna CEO mereka terkenal sangat dingin dan arogan kamu harus berhati hati dan jaga sikapmu!"

kata Pak Hendri mengingatkan Ailin akan kejamnya CEO dari perusahaan JISET GROUP.

"Jika kamu lolos kamu akan naik gaji" imbuh Pak Hendri.

Ailin sangat bersemangat setelah mendengar apa yang diucapkan oleh bosnya barusan. Di dalam pikiran Ailin, Bi Lani tak perlu kerja keras lagi untuk mencukupi kebutuhan mereka.

Ailin sangat ingin membahagiakan Lani yang sedari kecil sudah mengurusnya dan menjadi ibu angkatnya.

Berbalik arah sembari menatap balik Hendri, "Baiklah Pak, saya akan berusaha sebaik mungkin." ucap Ailin sembari menyungingkan senyumannya dan selesai bicara Ailin keluar dari kantor Hendri dan kembali lagi kemeja kerjanya.

Ailin sudah ada di meja kerjanya dan dia segera memasukkan berkas berkas yang dia butuhkan kedalam tas kerjanya. Sedangkan Sani segera menghampiri Ailin setelah melihat sahabatnya sudah ada di meja kerjanya

"Ailin apa kamu tau

Kantor jiset ialah kantor terbesar di kota A dan memiliki banyak cabang hampir di berbagai negara! Dan pemiliknya masih sangat muda bernama Radja Al Azra. Anak dari tuan Fais Al Azra dan nyonya Wenda Al Azra." Ucap Sani memberitahu Ailin setelah Sani mendengar kabar dari rekan kantor lainya yang memberitahu jika Ailin akan pergi kekantor JISET GROUP . Melihat ponselnya, "lihatlah foto Pak Radja dia pria yang sangat tampan dan masih berusia 29 tahun.

Radja terkenal arogan dan dingin. Kau harus hati hati jika sedang berbicara dengannya!" imbuh Sani mencoba mengingatkan sahabat baiknya itu.

"Sudahlah simpan foto Radja untuk dirimu sendiri!" Jawab Ailin dengan wajah datar.

Bab 2

Tersenyum Kecut, "Sudah lah Sani jangan menceritakan Radja terus aku sangat bosan mendengar nya!" Kata Ailin dengan jujur karna Ailin sama sekali tidak tertarik dengan CEO perusahaan JISET.

"Kamu harus melihat fotonya siapa tau kamu berpapasan dengan ya di jalan dan bisa mencoba mendapatkan hatinya," Ucap Sani sembari menatap langit langit kantor yang bercat putih itu. Sani sedang membayangkan betapa gantengnya pemilik perusahaan JISET.

Menyentil pelan jidat Sani, "Aku tidak perduli dengan jabatan dan kekaya, an! Aku hanya ingin bersama pria yang mencintai ku dengan tulus dan bisa menerimaku apa adanya!" Cetus Ailin dengan nada lembut. Setelah mendengar apa yang Ailin ucapkan angan angan indah yang ada di benak Sani seketika hilang bersama hembusan angin.

"Simpan muka polos mu itu, membuat ku gerah!" Kata Sani yang merasa kecewa dengan Ucap Ailin barusan.

Beranjak berdiri dan posisi duduknya, "Baiklah aku berangkat dulu ke kantor jiset,

Karna aku tak ingin terkena masalah karna terlambat datang." cetus Ailin sembari menyambar tas jinjing ya yang ada di atas meja kantornya.

Setelah bicara Ailin segera berangkat ke kantor JISET dengan mengendarai mobil kantor yang dia gunakan setiap harinya jika sedang ada tugas diluar kantornya.

Di tengah jalan Ailin melihat seorang wanita paruh baya yang sangat cantik, wanita itu terjatuh persis di depan mobil Ailin dan seketika Ailin mengerem mendadak mobilnya.

Jantung Ailin tiba tiba berdegup dengan sangat kencang, wajahnya terlihat pucat pias dan tubuhnya berkeringat dingin. Dia masih didalam mobil dan perlahan mulai memberanikan diri membuka pintu mobilnya Ailin sangat takut jika dia sampai menabrak seseorang.

Memukul setir mobilnya dengan kasar, "Oh sial! Apakah aku menabraknya? Tidak, aku menabraknya." cetus Ailin mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri. Ailin mulai keluar dari dalam mobil dan kini dia sudah ada diluar mobil.

Ailin segera berjalan kedepan mobilnya dan dia melihat wanita paruh baya yang tadi terjatuh didepan mobilnya masih sadar dan wanita itu tidak terluka sedikitpun. Ailin langsung menghembuskan nafas lega setelah mengetahui kondisi wanita yang tadi jatuh didepan mobilnya.

"Maaf kan saya nyonya saya tidak sengaja,"

Kata Ailin sembari membantu wanita paruh baya itu berdiri. Ailin segera memapahnya kepinggir jalan dan dia mendudukkan wanita itu di kursi yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Tidak nak kamu tidak salah. Tadi kepala ibu sedang pusing karna kurang enak badan." Ucap wanita yang tadi jatuh didepan mobil Ailin.

Tersenyum lembut, "Apa ibu tidak papa? Apa perlu saya antar ke dokter?" Tanya Ailin dengan raut wajah kelihatan khawatir

"Tidak perlu nak itu supir ibu sudah datang menjemput." Ucap Wenda sembari menunjuk satu jaringan kearah mobil mewah berwarna merah yang baru saja berhenti dipinggir jalan.

Membantu Wenda berdiri perlahan, "Baiklah ibu hati hati di jalan. Sekali lagi saya minta maaf atas kejadian tadi," kata Ailin sembari mengantar Wenda berjalan menuju mobil pribadinya itu.

Menatap Ailin, "Siapa namamu nak?"

"Nama saya Ailin Bu!"

Setelah bicara Ailin segera menutup pintu mobil itu dan Ailin membungkukkan badannya menandakan dia sangat menyesali kejadian barusan. Wenda melambaikan tangannya dan segera menghilang dari pandangan Ailin.

Ailin pun bergegas melanjutkan perjalanan ke kantor JISET! Dan Ailin melihat jam tangan ya menunjukan pukul 10.00 wah aku pasti terlambat datang karna janjian presentasi pukul 10.30

Ailin segera mempercepat laju kendara'anya

Dan Ailin sampai di kantor pukul 10.20

Ailin bergegas memarkir mobil dan berlari menuju arah kantor.

"Huh! amAku harus buru buru jika telat ini sangat bahaya untuk karir ku!" Gumam Ailin sembari sibuk melihat berkas berkas yang ada ditangannya namun tak diduga Ailin malah menabrak seseorang yang ada dihadapannya karna dia tak memperhatikan jalanan, "waaaa!" Ailin menabrak seseorang pria dan kertas yang di pegang Ailin jatuh berhamburan kelantai.

"Apa kamu jalan tidak pakai mata!" Teriak pria yang Ailin tabrak dan pria itu tak lain ialah Radja pemilik JISET GROUP.

Membungkuk badannya, "Maaf Tuan saya terburu buru!" Kata Ailin yang tidak mengetahui siapa pria yang dia tabrak barusan, karna Ailin tadi menolak melihat foto yang ditunjukkan oleh Sani. "Dia pria yang sangat tampan tapi sayang, dia tak punya perasaan" Gerutu Ailin dalam hati.

Radja merapikan jasnya dan berlalu pergi begitu saja. Meniggalkan Ailin yang masih sibuk memungut kertas yang masih berserakan di lantai.

Ailin berdecak kesal dengan sikap sombong orang yang tak sengaja dia tabrak lagi. Ailin pergi kekantor Selin lebih dulu dan Selin memintanya mengikuti meeting di lantai 10 gedung itu. Ailin segera pergi ketempat yang Selin beritahu.

Menghela nafas panjang, "Syukurlah aku belum terlambat Pak Radja masih belum datang! Kira kira dia pria yang seperti ap ya," kata Ailin dalam hati yang mulai penasaran dengan pemilik perusahaan itu.

Ruangan itu sudah penuh orang dan kursinya pun sudah penuh semuanya hanya kursi Presdir saja yang masih kosong. Mereka semua menatap ke arah Ailin karna didalam ruangan tersebut hanya Ailin saja yang wanita .

"Semua diam! Direktur Radja sudah datang," Kata seseorang yang ada di dalam ruangan tersebut dengan wajah kelihatan panik.

tap. . tap. . tap!

Suara langkah Radja mulai memasuki ruangan rapat dia tidak sendirian Radja bersama asisten pribadinya, Mata Ailin langsung terbuka lebar-lebar setelah melihat siapa Presdir perusahaan JISET GROUP. Ailin menutup kepalanya dengan tangannya sembari mengigit bibir bawahnya.

"Tuhan aku pasti terkena masalah besar!"

Gerutu ailin dalam hati.

Radja langsung menatap Ailin dengan sorot mata dingin, "Ciiiih! Bukankan dia wanita yang menabrak ku tadi!" Kata Radja sembari mendudukkan tubuhnya di kursi kantor.

Tak di sangka presentasi pun berjalan lancar dan Ailin mendapat tender dari perusahaan JISET.

Bab 3

Setelah meeting selesai, semua orang pun keluar dari dalam ruangan, dan ketika Ailin hendak melangkahkan kali untuk keluar dari ruangan meeting Tersebut tiba tiba suara lantang Radja menghentikan langkahnya.

Menatap dengan sorot mata menajam, "Kamu tetap duduk di tempat mu!" Perintah Radja sembari menyandarkan punggungnya di kursi yang dia duduki.

Berbalik arah dan menatap Radja, "Apa aku! Yang anda maksut?" tanya Ailin sembari menunjuk satu jarinya pada dirinya sendiri. Mata Ailin menyapu sekeliling ruangan tersebut dilihatnya ruangan itu sangatlah sepi dan hanya ada dia, Radja dan asistennya saja.

Menjawab dengan wajah datar, "Tentu saja kamu! m?Memang siapa lagi yang ada di ruangan ini," sahut Radja dengan nada suara terdengar sangatlah kesal.

Ailin menyunggingkan senyumannya sembari berjalan kembali ketempat duduknya tadi, "Huh! Lihatlah gayanya yang begitu arogan dan sombong ternyata memang benar gosip yang beredar jika dia begitu angkuh dan arogan, tapi wajahnya itu sangatlah ganteng." gumam Ailin dalam hati sembari mendudukkan tubuhnya dikursi dengan perlahan.

"Dengarkan aku baik baik Ailin! Kamu tadi sengaja menabrak ku kan' karna kamu ingin bermain curang dengan mencoba mendekati ku, untuk memenangkan tender desain ini kan?" Kata Radja sembari menyeruput kopi yang ada dihadapannya, "aku sudah banyak menemui wanita sepertimu dan aku katakan aku sama sekali tidak tertarik dengan tipe wanita sepertimu!" imbuh Radja sembari menaruh kembali cangkir yang dia pegang di atas meja.

"Maaf kan saya Pak Radja yang terhormat.

Saya sungguh tidak sengaja menabrak anda, lagi pula saya juga tidak tau jika anda adalah pemilik kantor JISET!" Cetus Ailin dengan memaksakan senyuman diwajahnya agar tak sampai melukai harga diri orang yang ada dihadapannya itu, saya katakan saya juga tidak tertarik sengan orang berhati dingin, dan arogan seperti anda! Jika tidak ada kepentingan saya permisi dulu." imbuh Ailin sembari beranjak berdiri dari posisi duduknya. Ailin membungkukkan badannya pada Radja sebelum pergi dia tersenyum kecut sembari hendak keluar dari ruangan meeting itu. Namun lagi lagi Radja menghentikan langkahnya.

Menarik tubuhnya dari kursi dan berjalan mendekati Ailin yang sekarang sudah berada dibelakang pintu, "Dengarkan aku Ailin! Aku memilih berkerja sama dengan mu karna desai mu memang bagus dan patut di pertimbangkan." Ucap Radja dengan wajah terlihat dingin.

Kembali membungkukkan badannya, "Terimakasih Pak Radja," ucap Ailin singkat. sembari menarik tubuhnya kembali dan dia segera pergi dari hadapan Radja.

"Huh! Sialan itu si Radja, apa mentang mentang dia kaya' terus dia bisa seenak nya sendiri menilai orang, apa di matanya semua wanita seburuk itu! Tadinya aku bilang kamu ganteng dan sekarang aku bakar kata kata itu barusan." Celoteh Ailin dalam hati sembari masuk kedalam mobilnya, dan mobil itu segera melesat meninggalkan kantor JISET GROUP.

KANTOR EMPIRA!

Setelah sampai di kantor empira, Ailin bergegas ke ruangan Pak Hendri melaporkan hasil meeting hari ini, dan sesuai perjanjian Pak Hendri pun menaikan gaji Ailin

Setelah selesai bicara dengan Pak Hendri, Ailin kembali ke meja kerjanya. Wajah Ailin masih terlihat kesal karna ucapan Radja tadi! Sampai kabar baik tentang kenaikan gajinya tidak dia perduli kan sedikitpun. Ailin mendudukkan tubuhnya dengan kasar di kursi kerjanya. Sani sedang sibuk mengerjakan tugasnya namun saat dia melihat wajah kusut sahabatnya Sani segera meninggalkan pekerjaannya dan menghampiri Ailin.

"Ailin kamu sudah sampai coba ceritakan bagaimana hasil dari meeting tadi, apakah Radja sangat tampan?" Tanya Sani dengan membayangkan wajah ganteng Radja.

Tanpa sungkan Ailin segera menceritakan apa yang terjadi di kantor JISET, termasuk tentang semua perbincangannya dengan Radja tadi.

"Ailin!" Kata Sani sambil memandang Ailin. "Kamu harus hati hati, mungkin Pak Radja bisa saja mempersulit mu karna pria itu terkenal sangat kejam! Dan tak kenal ampun, imbuh Sani mencoba mengingatkan Ailin karna Sani tak ingin ada hal buruk yang terjadi pada sahabatnya itu.

Tersenyum kecil, "Ya m, aku tau!" Sahut Ailin singkat seakan tak Mau membicarakan kejadian di kantor JISET!

Tak lama kemudian Pak Hendri pun mengadakan pesta di Club Kenzi. Itu adalah Club termegah Dan terbesar di kota A. s

Semua pekerja diundang ke acara itu karna kemenangan Ailin bisa berkerja sama dengan kantor JISET.

Semua orang sedang berkumpul ditengah ruangan itu dan mereka semua menatap kearah Oak Hendi yang ada dihadapan mereka. "Berkat Ailin menenangkan tender, kondisi KANTOR EMPIRA jadi lebih baik dari sebelum nya Dan semoga setelah ini ada banyak perusahaan yang Mau berkerja sama dengan kita." kata Pak Hendri dan setelah mendengar ucapan Bos perusahaan itu semua orang yang ada di sana segera tepukan tangan. Semua orang segera bubar dari kerumunan begitu pula dengan Kak Hendri dia segera kembali kedalam kantornya

Lihatlah Ailin pasti mengoda Pak Radja hingga dia bisa menenangkan tender itu. Dia pasti mengunakan wajah cantiknya untuk menenangkan tender! Ucap para wanita yang sedang bergosip disundut ruangan itu. Mereka semua hanya iri dengan keberhasilan yang di capai oleh Ailin.

Bahkan Ailin masih ada di sana dan mereka tidak sungkan bergosip dihadapan Ailin, Ailin yang tidak menyukai keributan hanya bisa diam dan tak mengubris sedikitpun apa yang sedang dibicarakan oleh rekan kerja lainya.

Ailin lebih memilih menghindar dari pada harus berteman dengan mereka.

"Lihat lah Ailin dia hanya diam saja saat kita bicarakan, berarti apa yang kita katakan itu benar kan!" Kata Teman kerja Ailin yang lain dengan masih bergosip membicarakan hal buruk tentang Ailin.

Sani yang merasakan gerah akhibat ucapan rekan kerja lainya segera berlari mengikuti Ailin, "Hei Ailin kenapa kamu tidak jelaskan pada mereka,??" ucap Sani sembari mengikuti ailin pergi meningalkan keramaian.

Tersenyum kecut, "Biarpun di jelaskan mereka tak akan percaya!" Celetuk Ailin singkat sembari masuk kembali keruang kerjanya.

Sani hanya terdiam mendengar ucapan Ailin, karna Sani tau sahabat ya itu tak suka banyak bicara Dan lebih senang menyendiri, Ailin tak pernah terpancing dengan kata kata oara pembencinya karna Ailin sudah sering mendapatkan perlakuan demikian hingga perlahan dia mulai kebal terhadap hinaan dan cacian.

Jangan lupa baca novel baru khairin Nisa yang berjudul "Kontrak Pernikahan Tuan Arogan." bisa di baca di Mangatoon atau Noveltoon

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!