NovelToon NovelToon

Pembalasan Hati Yang Hancur

001.

“Apa kamu akan tetap disini, 'nak ? Apa kamu tidak ingin bertemu dengan suami dan anak kembarmu serta keluarga yang sangat menyayangi dirimu, 'nak ?” tanya wanita tua.

“Apa aku masih bisa memilih ?” tanyanya ragu.

“Apa yang kamu ragukan ?” tanya wanita tua itu lagi.

“Apa aku masih bisa kembali dan membalaskan dendamku kepada wanita itu ?” tanya Valencia.

“HAHAHA ... kamu bisa membalaskan hatimu yang hancur karena wanita di masalalu suamimu dan aku bangga dengan suamimu yang tak pernah berpaling sedikitpun darimu,” ucap Wanita tua itu.

Valencia yang mendengar ucapan wanita tua itu mengerutkan dahinya heran, apa wanita tua ini tahu kehidupannya di dunia manusia ?

“Saya tahu kehidupanmu, jadi saya memberikan kamu kesempatan kedua untuk hidup kembali,” ucap wanita tua itu.

Ia menoleh menghadap Valencia yang menatapnya bingung. Wanita itu tersenyum dan berkata,“Aku akan mengawasimu dari atas sini, 'nak. Aku tahu kamu diracuni oleh wanita ular itu. Pulanglah kasihan anak kembarmu di siksa oleh kedua wanita yang mengaku sebagai babysitter anak kembarmu dan juga wanita masa lalu suamimu.” titahnya kepada Valencia.

“APA ?! Baiklah aku akan pulang menyelamatkan anak-anakku dan juga suamiku.” ucapnya mantap.

Wanita itu tersenyum melihat keteguhan hati Valencia, ia tak salah memberikan kesempatan kedua Valencia untuk hidup dan membasmi kedua wanita ular itu.

“Baiklah jika itu keputusanmu, Lihat disana ada pintu menembus dunia manusia. Pergilah selamatkan keluarga kecilmu dari kedua wanita itu. Jangan lupa, memberi olahraga untuk keduanya. Salam sejahtera bagi kamu yang diberkat.”Ucap wanita itu dan................

UGH........

“Aku dimana ?” tanya wanita itu.

“Nyonya anda sudah sadar ?” ucap perawat itu dan segera ia memencet bell pasien agar dokter mendatangi ruang rawat pasien.

Tak lama seorang dokter perempuan datang untuk memeriksa keadaan Valencia.

“Keadaannya sudah stabil. Sus, tolong hubungi keluarga pasien.”

“Baik, dok” jawabnya lalu menghubungi keluarga pasien.

Disisi lain, sebuah keluarga tanpa istri sedang melakukan rutinitas sarapan. Hari ini Cortie berencana akan mengajak anak kembarnya untuk menjenguk Valencia setelah itu membawa anak kembarnya ke perusahaan milik dirinya. Jangan lupa babysister anak-anak dan juga Evelyne yang menempel seperti perangko.

Pagi-pagi sekali, Evelyne menyambangi mansion Cortie dengan penampilan glamournya ia juga ingin melihat keadaan Valencia lebih tepatnya memastikan apakah Valencia sudah mampus atau belum.

Tring.....Tring.....

Bunyi ponsel Cortie menggema di ruang makan, membuat Cortie mengerutkan alisnya. Ada apa rumah sakit menelponnya, apa yang terjadi dengan istrinya. Evelyne yang melihat Cortie cemas membuat mulutnya gatal untuk bertanya.

“Ada apa, 'Cort ?” tanya Evelyne heran.

Namun, Cortie tak menjawab pertanyaannya dan berjalan menjauh mengangkat telepon dari rumah sakit.

“Selamat pagi, Tuan muda Cortie” sapa suster yang merawat Valencia.

“Selamat pagi. Ada berita apa, 'sus ?” tanya Cortie deg-degan.

Ia takut ada berita buruk tentang istrinya, ia tidak rela berpisah dengan istrinya. Ia takut istrinya meninggalkan dirinya sendiri bersama kedua anak kembarnya.

“Begini tuan muda, Nyonya Valencia sudah sadar dari komanya” ucapnya

DEG..?!

“Suster serius istri saya sudah sadar dari komanya ?” tanya Cortie memastikan.

Mendengar ucapan suster yang merawat istrinya, Cortie bergegas mendatangi kedua anak kembarnya dan segera mengajak mereka kerumah sakit tanpa menghiraukan Evelyne yang menatap kebingungan dengan dirinya yang ditinggal begitu saja oleh Cortie.

Di Rumah Sakit.

“Bagimana sudah kamu hubungi keluarga pasien ?” tanya Dokter Anne kepada Suster Vlora.

“Sudah Dokter Anne, suami pasien akan datang ke rumah sakit ”jawab Suster Vlora.

“baiklah, aku tinggal visit kembali. Jaga nyonya muda dengan baik” ucap Dokter Anne.

Setelah kepergian Dokter Anne, kini tinggallah Suster Vlora dan Valencia sendiri menunggu kedatangan suami dan anak kembarnya.

“Sus, berapa lama saya dirumah sakit ?” tanya Valencia

“Sudah satu bulan, nyonya” jawab Suster Vlora

“Ha, satu bulan “ ucap Valencia terkejut.

“Jadi selama satu bulan ini kedua wanita itu merajalela di rumah tanggaku, lalu anak kembarku dan juga suamiku apa kabar. Bagaimana keadaan mereka sekarang.” ucapnya dalam hati.

CEKLEK

“Sayang....” panggil Cortie.

Ia sangat bahagia mendengar jika istrinya telah sadar dari koma, begitu juga dengan kedua anak kembarnya.

“Mami.....” panggil kedua anak kembarnya.

Valencia yang mendengar panggilan itu sangat terharu, selama satu bulan apakah mereka baik-baik saja. Hal itu membuat Valencia meneteskan air mata. Ia sangat rindu dengan keluarga kecilnya ini. Ia juga berharap bisa membalaskan dendamnya kepada kedua wanita ular yang ada di rumahnya.

“Sayang kamu kenapa menangis, apa ada yang sakit ? Sus,tolong periksa istri saya” ucap Cortie panik melihat istrinya menangis, begitu juga dengan si kembar.

“Maaf mas, aku baik-baik saja” ucapnya menyeka air matanya yang berjatuhan.

“Syukurlah” ucap Cortie.

Suster Vlora berpamit untuk kembali bertugas, ia meninggalkan keluarga kecil yang terharu akan pertemuannya.

“Mas, senang akhirnya kamu sadar. Mas tidak tahu kedepannya kehidupan mas dan anak-anak bagaimana tanpa kamu, sayang” ucapnya lirih dan memeluk erat tubuh sang istri.

Valencia yang mendengar perkataan suaminya ia membalas pelukan erat tubuh sang suami. Rindu yang telah lama kini akhirnya tehempaskan. Valencia semakin yakin bahwa kehidupan anak dan suaminya tak baik-baik saja dan ia akan bertekad untuk membalas dendam.

“Tami enda di peyuk duga, 'Mi ?” tanya Claire

“HAHAHA kesayangan mami, sini” ucap Valencia.

Kini keempatnya tengah berpelukan hangat, menghapus rasa rindu yang teramat-amat. Tanpa mereka sadari seseorang tengah menahan rasa amarah yang menguncang emosinya.

Siapa lagi kalau bukan Evelyne, ia tak menyangka bahwa Valencia selamat dari racun mematikan itu padahal racun itu berakibat fatal jika ada yang memakan bahkan meminum racun itu. Tetapi kenapa Valencia masih bernafas di dunia ini.

Melihat itu semua, Evelyne tak akan tinggal diam. Ia akan menyusun rencana yang sangat hebat nantinya. Namun, Evelyne tetap masuk keruangan itu dengan penuh drama.

“Valen, akhirnya kamu siuman juga” ucap Evelyne lemah lembut.

Valencia yang melihat wajah penuh drama Evelyne, membuat hatinya muak dan tetap membalaskan dendamnya.

“Apa kita saling kenal ?” sarkas Valencia.

“Oh, ti.. tidak. Hanya saja saya tahu kalau kamu adalah istri dari Cortie” ucapnya dan tersenyum terpaksa.

Dalam hatinya ia sangat membenci Valencia yang tidak mati. Sadar jika dirinya ditatap setajam silet oleh Valencia membuat Evelyne mengalihkan pandangannya kepada Cortie yang duduk disamping brankar Valencia.

“Cort, apa kamu tidak pergi keperusahaan ? biar aku saja yang menjaga Valencia” ucapnya kepada Cortie berharap Cortie mau mendengar perkataannya.

“Tonti, pelgi saja. Papi pasti atan mendaga mami ” ucap Clark kesal menatap Evelyne.

“Tapi, Papi harus kerja sayang” ucapnya kekeh.

“Kamu siapanya suamiku ? kenapa seolah kamu istrinya yang mengatur suamiku ini dan itu. Apa kamu berniat menjadi pelakor ?” sarkas Valencia.

“Hei, siapa yang pelakor ?” bentak Evelyne.

“TONTI...” pekik Claire dan Clark.

Yang mana membuat Valencia dan Cortie tertawa mendengar pekikan dari kedua anak kembar mereka.

“KALIAN..., ” tunjuk Evelyne.

“Jangan menunjuk anakku dengan tangan kotormu itu, atau aku akan membuat kamu dan keluargamu sengsara” Bentak Cortie dingin dan tatapan yang sangat tajam.

“Cortie... kamu, kamu membentak aku ?” ucap Evelyne.

“Terus aku harus apa ? melembutkan ucapanku untuk wanita sepertimu ?”ejek Cortie.

Valencia yang tak pernah mendengar suaminya bersuara keras menatap bingung, sedangkan kedua anaknya seperti sudah biasa mendengar bentakan Cortie. Ada apa sebenarnya, apa yang terjadi dengan suaminya. Sedangkan Evelyne yang tak terima diperlakukan kasar oleh Cortie menghentakan kedua kakinya dan pergi dari ruangan Valencia.

“Huft... Maaf..,” ucapnya lirih.

“Tak apa mas, kapan mas bisa bersuara sekeras itu ?”tanya Valencia lembut.

“Tebulan nini mami, papi celalu malah jika tonti itu datang kelumah” jawab Clark.

“Apa itu benar ?” tanya Valencia dan dianggukan oleh Cortie.

Tanpa mereka sadari Claire terdiam dan ketakutan, ia menangis tanpa suara. Ia meremas kedua tangannya. Valencia tak sengaja menatap anak bungsunya yang menangis tanpa suara.

“Claire, kamu kenapa sayang ?” ucapnya panik

Hal itu membuat Cortie dan Clark menoleh menatap Claire yang ketakutan dan menangis tanpa suara.

“Claire...” panggil valencia dan Cortie langsung menggendong anaknya.

“Clark, apa yang terjadi dengan adikmu ?” tanya Valencia cemas.

“Klaile..........tlauma”

DEG....

002.

Seminggu sudah, Valencia sadar dari komanya. Seminggu itu juga Cortie dan kedua anak kembarnya rajin kerumah sakit untuk menemani Valencia. Hal itu juga membuat seorang yang menjadi babysister sikembar berdecak kesal. Ia diabaikan oleh tuan dan nona kembar.

Dirumah ia seperti seorang istri yang menunggu anak dan suaminya pulang, ia juga tak ingin memakai pakaian khusus babysister.

“Cih, kemana mereka ? Apa mereka kerumah sakit lagi untuk menemani nyonya Valen ?” ucapnya kesal.

Ia terus-menerus mengerutu kesal. Beberapa kali ia bolak-balik menatap pintu besar itu. Tak sengaja ia mendengar suara mobil tuannya. Kemudian, ia merapikan penampilannya dan memberikan wewangian untuk menyambut tambatan hatinya.

Dengan langkah bahagia, ia bergegas membuka pintu untuk menyambut tuan hatinya. Namun, seketika senyumnya luntur melihat tuannya mengandeng nyonya asli pemilik tuannya tak lupa sikembar yang berjalan didepan kedua orang tuanya. Hal itu membuat Anna kesal luar biasa tapi tetap tersenyum manis.

“Apa ini babysister anak kita, mas ?” tanya Valencia

“Iya sayang” jawabnya sembari mencium kening istrinya.

“Bibil elah pelmis, klaile dan klark selta olangtua mau lewat. Kik..kik” ucap Claire

Padahal ia sangat takut melihat Anna namun, tak ingin kedua orangtuanya khawatir jadi ia membuat lelucon sedikit untuk menghilangkan rasa takut dihatinya.

“KIK...KIK....KIK “ teriak Claire.

Hal itu membuat Anna telonjak kaget dan memaki Claire.

“Bocah Sialan !!!” teriaknya dan hendak memukul Claire, namun Valencia langsung menahan tangan Anna dan menampar balik Anna.

AUH !!!

“jangan harap kamu bisa menyakiti anakku lagi, Anna” sarkas valencia

“KAMU DI PECAT !!!” ucap Cortie tak ingin dibantah

“tapi kenapa tuan, saya yang berjasa merawat si kembar” ucapnya tak terima dipecat.

“merawat apanya, kamu menyiksa anak saya” sarkas Valen.

“Anak anda yang nakal, bukan kah hal wajar jika saya memukulinya” jawabnya tak kalah sinis.

“Kamu berani melawan saya dan istri saya ?” bentak Cortie.

Ia tak terima istrinya dibentak oleh seorang pengasuh.

“maaf tu..tuan” ucap Anna takut. Tapi ia masih tak terima dirinya dipecat.

“Kemaskan barang-barangmu, dan angkat kaki dari rumahku” ucap Cortie tegas.

Anna yang ingin membantah perintah tuannya, tak bisa berkutik ketika melihat polisi yang berada dibelakang kedua orang itu. Sedang sikembar sudah berada dalam gendong papi mereka. Valencia tahu bahwa Anna akan berbuat nekat, sehingga, ia meminta suaminya menggendong kedua anak mereka.

Dan benar saja, Anna ingin menyerang kedua anak kembarnya. Namun, hal itu gagal karena Valencia sudah mengamankan anak-anaknya. Polisi tak tinggal diam mereka meringkus Anna dan memborgolnya.

“Terima kasih pak, atas kerjasamanya” ucap Komandan polisi.

“Baik pak sama-sama, saya tidak tahu bahwa dia adalah buronan polisi yang lepas sebulan ini.” ucap Cortie menyesal.

“tidak apa pak, kami yang harusnya meminta maaf atas kelakuan buronan kami. Kalau begitu kami permisi pak. Selamat sore” pamit komandan.

“Selamat sore” ucap keduanya.

Mereka melihat bagaimana Anna memberontak meminta untuk dilepaskan. Valencia yang melihat itu bernapas lega, satu persatu orang akan ia singkirkan dari rumah tangganya.

“Yuk, kita masuk” ajak Cortie.

“Iya mas” balas Valencia tersenyum.

Merekapun masuk kedalam rumah tak lupa mengunci pintu. Valencia mengedarkan pandangannya, sudah lama ia meninggalkan anak dan suaminya. Kini ia akan memulai hidup baru dan menunggu rencana selanjutnya untuk membasmi Evelyne.

Namun, telah seminggu ini ia tak melihat Evelyne semenjak suaminya membentak Evelyne. Entah rencana apa yang ia susun untuk merebut suaminya.Tapi sekarang, Valencia ingin mengistirahatkan otaknya, ia lelah seperti ini. 

“Bi, tolong siapkan makan malam” titah Cortie kepada ARTnya.

“Baik Tuan...”

“Mami, ayo tita mandi baleng” pinta Claire dengan semangat.

Seolah ia melupakan kejadian tadi, ia dengan semangat membuka pakaiannya untuk bersiap mandi, begitu juga dengan Clark. 

“Ayo, kekamar dulu..” titah Valencia ia juga menggelengkan kepalanya melihat bagaimana antusias kedua anaknya untuk mandi bersama.

“Papi juga ikut”ucap Cortie. Lalu menggendong kedua anak kembarnya.

“Holeeeee...” pekik keduanya senang.

Kini keempatnya berjalan ke kamar yang terletak di lantai dua.Valencia sangat rindu dengan kamar yang ia tinggalkan sebulan ini. Ia mnegedarkan pandangannya, Cortie yang melihat istrinya melihat-lihat suasana kamarpun menegurnya.

“Ayo sayang, anak-anak sudah menunggu” ucap Cortie mengaggetkan Valencia.

“Akh, baik sayang.” balasnya.

Beberapa menit kemudian, mereka menyudahi acara mandi bersama. Valencia meminta anak dan suaminya menunggu diluar karena ia akan membersihkan diri. Setelah diluar Cortie mengambil pakaian ganti dirinya dan juga istri serta anak-anaknya.

Terdengar suara perut Claire dan Clark, membuat kedua anak itu menahan malu karena perutnya berbunyi. Cortie yang paham hanya menenangkan sikembar untuk menunggu mami mereka.

CEKLEK

“Maaf mas lama, tadi Vale lagi setoran dulu hehehe” ucapnya malu dan beranjak berganti pakaian.

“Mi, dedek lapal nih” celetuk Claire

“Hahah sebentar sayang” ucap Valencia

Tak lama setelah menunggu sang mami, keempat keluarga kecil itu berjalan ke ruang makan. Suasana makan malam kali ini tanpa ada rengekan, tangisan dan bentakan dari sipemilik rumah. Tanpa ada gangguan Evelyne. Entah kemana manusia itu sekarang, tapi mereka bersyukur Evelyne tak hadir dikehidupan mereka untuk sementara waktu ini.

Keesokan harinya,Valencia disibukkan oleh suaminya yang menanyakan dimana dasi dan celana kerja. Hal itu membuat Valencia kesal, apa suaminya itu melupakan bahwa ia baru seminggu lalu bagun dari komanya.

“Aduh, mas... kamu pikun ya, aku saja baru bangun dari koma. Bagaimana bisa aku tahu dimana celana dan dasi kerjamu.” ucapnya kesal

“Eh, iya ya. Maaf mas lupa hehe. Saking semangatnya mas karena sudah di urusi kamu lagi yang” ucapnya malu.

“Astaga, mas..”ucapnya frustasi.

“Baiklah ini sudah selesai, mas pakai ini dulu. Nanti Vale tanya bibi kemana celana dan dasi mas itu pergi. Okey” ucap Valencia setelah merapikan kemeja dan dasi suaminya.

“Siap nyonya Cortie”.

“Ayo kita sarapan, mungkin Claire dan Clark sudah menunggu kita di meja makan”.

Ajak Cortie.

Mendengar perkataan suaminya, membuat Valencia bingung. Sejak kapan kedua anak kembarnya jam segini sudah menunggu dimeja makan ?

“Sejak kapan ?” tanya Valencia.

“Ha, apa yang sejak kapan ?” tanya Cortie tak paham.

“Sejak kapan mereka di jam segini sudah menunggu dimeja makan ?” tanya Valencia lagi.

“Sejak kamu koma” jawabnya polos.

Hal itu membuat Valencia kesal, dirinya tidak pernah meminta sikembar untuk menunggu mereka dimeja makan. Tapi ini apa ? pasti Wanita ular itu yang memaksa keadaan.

Melihat keterdiamnya sang istri membuat Cortie menepuk pelan mulutnya, ia lupa membicarakan ini kepada sang istri, karena ia terlalu fokus dengan kesehatan istrinya.

“maaf yang, aku lupa memberitahumu soal ini” ucapnya salah

“Ayo buru ke ruang makan. Kasihan anak-anak” ucap Valencia menggandeng sang suami.

Tiba mereka diruang makan, nampak sosok wanita yang sangat dibenci Valencia. Ya, Evelyne datang bersama dengan Tante Lucia adik angkat daddy Cortie. Seseorang yang membuat keluarganya hampir hancur ulah wanita iblis itu.

“Hai, Cortie apa kabar ?”tanya Tante Lucia bersikap seolah dia tak melakukan kesalahan apapun.

“Maaf tante, kenapa anda bisa ada di mansionku ?” tanya Cortie. Ia mengabaikan pertanyaan sang tante.

“Loh, tante kan mau menjenguk cucu-cucu tante”. ucapnya tersenyum. 

Namun dalam hati, ia merasa jijik memanggil cucu-cucunya. 

“Sejak kapan ?” tanya Valencia yang tak senang dengan kedua wanita ini.

“Aduh, ini sih namanya buang satu datang lagi satu hamanya. Ck, ini tante nggak malu ya. Masuk kerumah orang tanpa permisi”. ucapnya dalam hati.

“Cortie, lihatlah istrimu tidak ada sopan santunnya.” adu Tante Lucia.

“Maaf tante apa yang disampaikan istriku memang benar.” ucapnya acuh tak acuh.

“Cort, apa yang kamu lakukan. Dia itu tantemu” bela Evelyne

“Hahaha tante ? kapan aku menganggapnya tante” ejek Cortie.

“Sudahlah, ayo kita makan” tengah Tante Lucia.

“Maaf tante, sepertinya kami akan makan diluar saja. Takutnya ada rancun yang menyebar dimakanan”. sindir Valencia.

“Sayang, ayo kita pergi keluar”. ajaknya kepada kedua anak kembarnya

Claire dan Clark menuruti perintah sang mami sedangkan Cortie ia mempersiapkan mobil untuk digunakan pergi.Evelyne dan Tante Lucia tak terima diabaikan oleh keluarga kecil itu.

“Jika kamu berani membawa keluargamu makan diluar aku pastikan kamu tidak akan pernah bisa masuk dimansion ini lagi” ancam tante Lucia.

Apa iya lupa bahwa mansion ini milik Cortie bukan milik kedua orangtuanya. Tapi kenapa Tante Lucia seolah tuan pemilik rumah. Mendengar ancaman itu, seseorang tertawa keras. Makin keras tertawanya semakin mengerikan didengar oleh Evelyne dan tante Lucia.

Hal itu membuat kedua wanita itu mengedikkan badan, bulu kuduk keduanya berdiri, mereka saling pandang dan seolah memberitahu, apakah dimansion ini anak hantu gentayangan ? begitulah pikir keduanya.

003.

“Eve, apa dimansion ini ada penunggunya ? maka Cortie tidak terpengaruh dengan ancaman tante ?” tanya Tante Lucia ketakutan.

“Hm, sepertinya tidak ada tante. Aku sudah lama ke mansion ini.” ujarnya tak percaya.

“Terus ini bagimana ?” tanya Tante Lucia bingung.

Makanan ini sangat mahal jadi mana mungkin dibuang saja, kalau diberikan kepada para maid dirumah ini, rugi besar dong. Mau tak mau Tante Lucia membungkus makanan ini dan meminta Evelyne membawa pulang ada diberikan kepada pemulung dijalanan dan ia akan meminta Cortie untuk menggantikan uangnya.

“Loh, nona makanannya kenapa mau dibungkus ?” tanya salah satu maid disana.

“Akh, kamu sini. Bungkus ini semua dan buang ke tempat sampah. Saya sama tante Lucia akan makan diluar” titahnya angkuh.

“Jangan banyak tanya. Ayo Eve kita susul Cortie” ucapnya sebelum maid itu melontarkan pertanyaan yang membuat dia emosi.

Melihat kepergian kedua wanita itu, maid itu memanggil teman-temannya sarapan.

“Lumayan makan mahal yang gratis ini” ucapnya senang.

“Wah, bukannya ini makanan yang dibawa kedua wanita tadi ?” tanya Maid 2

“Ya, cepatlah makan keburu mereka pulang” ucap bibi ART

Mereka pun makan dengan tenang tanpa ada yang bersuara, sekali-sekali mereka mengawasi pembatas ruang makan dan ruang tengah. Takut jika kedua wanita itu berbalik.

Sedangkan ditempat lain.

“Ugh, mami Klaile mau mamam ini, ini , ini dan ini boleh” ucapnya dengan wajah seimut mungkin begitu juga dengan Clark ia melakukan hal yang sama dengan kembarannya.

“Boleh tapi untuk kali ini saja okey” ucap valencia dan disorak oleh sikembar Claire dan Clark.

Cortie yang melihat wajah kebahagian istri dan anak-anaknya mengulas senyum manis. Ia sangat senang dengan kehadiran kembali Valencia dikehidupannya. Ia berjanji akan membalas rasa sakit istrinya kepada orang yang sudah membuat istrinya diambang kematian oleh racun sialan itu.

“Mas kamu mau pesan apa ?” tanya Valencia lembut.

Ia tahu makanan kesukaan suaminya, tapi ia ingin bertanya kembali takut ada menu baru yang disukai oleh sang suami.

“Masih sama seperti yang dulu, sayang”. jawabnya tersenyum.

“Okey baiklah”

Valencia memanggil salah satu pelayan dan memesan makanan yang sudah dipilih oleh anak-anaknya juga dirinya serta suaminya. Setelah memesan, Valencia dan kedua anak kembarnya saling menjahili agar tak bosan menunggu makanan.

Beberapa menit kemudian, makanan yang dipesan telah tersedia diatas meja mereka. Valencia dan Cortie membantu anak-anaknya untuk makan. Tampak seperti keluarga yang sangat bahagia membuat siapa saja pasti iri melihatnya.

Setengah jam telah berlalu, Cortie dan keluarga kecilnya akan bersiap untuk pergi ke kantor. Ya kali ini Cortie akan mengajak keluarga kecilnya untuk ikut pergi kekantor, karena disana sudah ada tempat untuk permainan anak seusia Claire dan Clark. Banyak juga karyawan yang sudah menikah dan memiliki anak membawanya ketempat kerja.

Bagi Cortie, tidak masalah jika membawa anak ke kantor,. itu lebih memudahkan mereka meninggalkan anak-anaknya tanpa takut lagi.

BRUK...

“Aduh, tatitna tantat Klaile teltalbak olang” ucap Claire.

“Aduh, cantik maaf onti tidak sengaja menabrakmu” ucap OG itu.

“Onti tantik duga, Klaile maaptan tapi onti halus bantu Klaile banun dali kesatitan ini” ucapnya polos.

OG itu tertawa pelan mendengar ucapan Claire, ia segera membantu Claire bangun dari kesakitannya.

“CLAIRE....!!!”

“Hm, mami...” jawabnya takut.

PAdahal maminya itu sudah memberitahu agar tak lari-lari takut jatuh dan terbukti ia barusan menabrak OG dan sekarang terjatuh bagaimana bisa.

“Maa..maaf nyonya” ucap OG itu

“Iya gapapa. Maaf anak saya menabrak kamu” ucap Valencia lembut.

Ia tahu bahwa gadis ini sedang ketakutan, apalagi melihat suaminya itu. Namun, Cortie tak memarahi OG itu melainkan, meminta OG itu untuk menemani anak-anaknya bermain diruang permainan.

Hal itu membuat gadis terbengong, ia pikir ia akan di pecat karena membuat salah satu anaknya terluka karena menabrak dirinya.

“Tolong kamu ganti pakaian dan setelah itu temani anak-anak saya keruang permainan”. titah Cortie.

“Kalian bermain ditemani kakak ini ya”Ucap Cortie kepada sikembar.

“Nama kamu siapa, cantik ?” tanya Valencia.

“Rosse, nyonya.” ucapnya takut.

Valencia tersenyum melihat gadis ini ketakutan, ia tahu gadis ini baik dan pintar. Bisa dilihat dari caranya bersikap. Maka dari itu ia meminta sang suami untuk meminta Rosse menemani anak-anak bermain.

“segera ganti pakaianmu, Rosse. Aku akan tunggu kamu 5 menit dari sekarang” ucap Valencia tegas.

“Ba..baik nyonya”jawabnya dan berlari kebelakang dimana tempat OG berkumpul dan menyimpan barang-barang pribadinya.

“Lucu sekali dia mas, hehehe” ucap Valencia yang mana dibalas senyum oleh sang suami.

“Kamu duluan saja ke ruanganmu mas aku akan tunggu Rosse disini” ucapnya lagi.

“Baiklah, nanti kamu segera susul mas ya”

“Siap masku sayang”.

“Sayang, papi pergi keruangan lebih dulu. Kalian tunggulah Kak Rosse disini bersama mami. Jangan nakal” pesan Cortie.

“Siap Papi Koltie” hormat keduanya.

Cortie meninggalkan ketiga wanita kesayangannya, ia berjalan kearah lift khusus CEO karena ruangannya ada dipaling atas.

Tak lama Cortie pergi, datanglah Rosse dengan penampilan yang membuat Valencia miris melihatnya. Rosse memakai pakaian lusuh dan banyak sobekan di beberapa tempat dengan celana jeans biru yang sudah luntur.

Merasa diperhatikan, Rosse menunduk malu.

“Ya, sudah karena kakak sudah ada disini jadi kalian berdua ikut kak Rosse keruang bermain ya. Jangan nakal, nanti mami jewer kalian berdua dan kamu Rosse harus sabar menghadapi kenakalan mereka berdua.” nasehatnya kepada ketiga wanita beda umur itu.

“Baik nyonya” ucapnya

Kemudian ia membawa kedua anak kembar itu keruang bermain. Ini pertama kalinya ia memasuki ruangan itu. Ia sangat ingin bermain tetapi ia ingat umur. Bermain seperti itu cocok untuk umur 1-3 tahun.

“hei apa yang kamu lakukan disini ? Apa kamu ingin menculik anak-anak ?” teriak salah satu karyawan wanita.

“maaf saya hanya menemani kedua anak ini saja” ucapnya sopan.

Namun, tetap saja ia di usir, dimaki, dan di dorong oleh karyawan yang menjaga area itu.

Valencia yang akan menyusul suaminya, menghentikan langkahnya. Ia mendengar suara Rosse yang menjerit kesakitan dan juga suara kembar yang menangis. Hal itu membuat valencia bergegas menyusul ketiga wanita beda usia itu.

Clark yang melihat Rosse dipukuli menggunakan sapu, menangis ketakutan begitu juga Claire yang berada dalam pelukan Rosse. Wanita yang memukul Rosse marah karena Claire menyiramnya dengan cup eskrim. Hal itu membuat ia mendorong Claire dan hendak memukulnya menggunakan sapu, namun Rosse memeluk Claire dan menjadikan tubuhnya sebagai pelindung Claire.

Dari jauh, Valencia melihat karyawan wanita itu memukul Rosse tanpa ampun, ia juga melotot melihat siapa yang dilindungi Rosse dari ganggang sapu itu.

“APA YANG KAMU LAKUKAN !!!”

Mereka semua menoleh kearah Valencia, Clark yang melihat maminya berlari dan menangis. Sungguh ia sangat ketakutan saat ini.

“SAYA TANYA APA YANG KAMU LAKUKAN !!!”

“Maaf anda siapa beraninya menanyakan hal itu kepada saya” ucapnya angkuh.

“Oh, dia tidak tahu siapa aku ?Bagus” ucapnya dalam hati.

“Siapa namamu ?” tanya Valencia

“Ada hak apa menanyakan namaku ?” ucapnya angkuh dan ia bergaya seolah dialah pemilik ruang bermain itu.

“Menjawab atau tidak” ucap Valencia dengan nada mengancam.

“menjawab atau tidak bukan urusan anda, silahkan pergi dari ruangan ini. Bawa pengemis itu sebelum suamiku melihat wajah miskin kalain” ucapnya angkuh

Valencia melihat kearah Rosse dan Claire, sungguh hatinya terasa ditusuk benda tajam. Ia melihat bagaimana pakaian yang dipakai Rosse robek lebih besar dari yang ia lihat sebelumnya dan darah itu menembus dari balik bajunya

Valencia geram dan sangat emosi, ketika ia akan memberi pelajaran kepada karyawan tak tahu malu itu. Berjalan sambil menggendong Clark mendekati Rosse dan Claire yang masih menangis sesegukkan dipelukan Rosse.

“Bangun sayang..” ucapnya lembut kepada Rosse.

Rosse yang tak bertenaga pun akhirnya roboh, yang mana membuat valencia memekik kaget.

“ROSSE !!!” teriaknya panik.

Claire dan Clark menangis keras.

“Apa kau tak memiliki hati nurani ? Apa salahnya anakku bermain diruangan ini?”

“Salahnya itu karena kalian miskin” jawabnya santai.

“kamu !!! “ tunjuk Valencia.

“Sayang kamu kenapa masih disini, dan... Rosse !!!” pekik Cortie

“Mas, tolong bawa Rosse kerumah sakit” ucap Valencia panik.

Cortie menatap kearah karyawan wanita yang sudah terdiam menatap kearahnya dan ia meminta Assitennya untuk mengurus Rosse.

“Apa yang terjadi disini ?” tanya Cortie.

Dengan cepat, Karyawan wanita itu mengatakan bahwa Rosse ingin menculik kedua anak kembar itu. Tak mungkin kan ia jujur, bisa-bisa di pecat.

“HAHAHA sekarang kamu berbicara tak jujur kepada suamiku, setelah kamu menyakiti putriku dan Rosse” ucap Valencia. Ia terlihat sangat menyeramkan.

Cortie menenangkan istrinya, lalu ia memanggil satpam untuk menarik keluar karyawan itu dan ia memecat wanita itu hingga ia tak bisa mendapatkan pekerjaan diluar lagi.

Wanita itu menangis histeris dan meminta maaf, namun rasa sakit Valencia ia tak mengindahkan itu semua. Ia mengajak anak-anak dan suaminya untuk menyusul assistent pribadi suaminya ke rumah sakit.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!