Nama nya Clara dia gadis yang sangat manis pintar dan baik hati.hidup nya terbilang sangat sempurna memiliki ayah yang seorang berkecukupan dan juga pemilik dari sebuah perusahan garment yang berpengaruh di negara nya.
Sejak berumur 15 tahun Clara hanya hidup bersama ayah nya. ibu nya meninggal dunia karena sakit jantung yang di derita nya sejak lama.dan sebuah keberuntangan laģi bagi seorang Clara, ayah nya tidak pernah menikah lagi sehingga ia tidak harus merasakan derita memiliki seorang ibu tiri.
Usia Clara kini 19 tahun dan masih berkuliah di sebuah perguruan swasta yang paling terkenal di kota nya.banyak sekali pria di kampus nya yang ingin menjadi kekasih clara. namun clara tidak pernah sekalipun memikirkan tentang kekasih. karena bagi Clara jika mempunyai seorang kekasih maka waktu yang ia punya akan tersita.Clara tidak mau itu, karena bagi Clara hidupnya hanya untuk menjadi anak yang baik bagi ayah nya.orang tua satu satu nya yang ia miliki.
" Ayah, Clara berangkat ke kampus ya" ujar Clara dengan membawa tas di pundak nya langsung mengambil tangan ayah nya dan mencium punggung tangan ayah nya.
" Hati hati di jalan ya nak" ujar Pa Wijaya ayah Clara.
" Iya ayah " ujar Clara berlalu dari hadapan ayah nya yang masih di depan meja makan .
Ayah Clara memandang ke arah punggung Clara dengan perasaan getir di dada nya. Pa Wijaya memikir kan nasib putri semata wayang nya itu.jika dirinya sudah tiada siapa yang akan melindungi dan menyayangi putri nya itu.
Pa Wijaya menyadari usia nya yang sudah semakin tua dan kesehatan nya yang kian hari kian menurun.di tambah Pa Wijaya selalu memikir kan nasib clara jika dia sudah tiada, makin membuat kesehatan nya menurun.
" Aku harus mencarikan jodoh pria yang baik yang bisa melindungi dan menyayangi Clara dengan baik " guman Pa Wijaya dalam hati.lalu Pa Wijaya pun berangkat kerja ke perusahaan nya.
.......................
" Clara " teriak seorang pria lalu menghampiri Clara yang baru saja turun dari mobil nya.
" Hei, Dim kenapa?" tanya clara pada Dimas teman satu kampus nya.
" Gak papa aku hanya ingin jalan bareng dengan mu ke dalam kelas " ujar Dimas dengan tersenyum manis pada clara.
" Emm boleh, yuk " ujar Clara lalu mereka pun berjalan beriringan.
Dimas adalah teman pria yang dekat dengan nya karena Clara merasa dimas baik pada nya sehingga Clara mau berteman dekat dengannya. Walaupun Clara tahu kalau dimas itu menyukai nya.
Namun Clara pura pura tidak mengetahui nya karena Clara takut Dimas akan terluka jika nanti Clara menolak nya.
Karena bagi Clara hidup nya saat ini adalah kuliah dengan baik dan menjadi kebangaan dari ayah nya. jadi clara tidak akan memikirkan hal hal yang tidak penting bagi nya. banyak sekali wanita wanita di kampus nya itu iri akan kehidupan clara yang sangat sempurna sudah kaya baik hati wajah nya pun manis dan yang terpenting clara itu bisa sangat dekat dengan dimas. pemuda tampan dan kaya yang sangat terkenal di kampus nya yang merupakan ketua senat di kampus tersebut.
" Habis ini kamu ada acara gak ?" tanya dimas
" Emm gak ada, kenapa ?" ujar clara
" Kita pergi ke cafe misipi dulu mau gak?" tanya dimas pada clara.
" Emmm, boleh tapi aku gak bisa lama lama ya dim " ujar clara
" Oke " ujar dimas. lalu dimas dan clara pun menaiki mobil mereka masing masing untuk menuju cafe misipi.
" Mau pesan apa ?" tanya Dimas pada Clara.
" Aku lemon tea aja " ujar Clara
" Kau tidak mau makan dulu ?"
" Aku masih kenyang " ujar Clara meletakkan tas nya di kursi sebelah.
" Baiklah..." Dimas kemudian memesan hot capucino dan segelas lemon tea.
" Clara kau tau minggu depan akan ada acara ke puncak, apa kau mau ikut ?" ujar dimas.
" Seperti nya aku tidak akan ikut, kau tau kan ayah ku sendirian di rumah. Aku tidak akan tega meninggal kan ayah ku " ujar Clara
" Tapi acara nya hanya dua hari " ujar Dimas berusaha membujuk Clara agar mau ikut dengan nya.
" Maaf Dim, aku tidak bisa..." ujar Clara bersikukuh menolak ajakan Dimas.
" Baiklah aku tidak akan memaksa mu lagi " Dimas menatap pada wajah clara yang hari ini terlihat sangat cantik.
Dimas selalu berharap cinta nya suatu saat akan di balas oleh Clara. Dimas sangat mencintai Clara , bagi nya Clara adalah wanita yang sangat cantik karena kecantikan nya itu bukan hanya terletak dari wajah nya saja tapi juga terletak pada hati nya.
Bagi seorang Dimas untuk mendapatkan kekasih yang paling cantik di kampus pun bisa ia dapat kan dengan sangat mudah. Namun hati nya sudah terpatri hanya untuk Clara seorang gadis yang setahun lalu ia berkenalan dengan nya di sebuah panti asuhan.
Saat itu Clara sedang memberikan bantuan berupa makanan dan juga uang pada panti asuhan tersebut. Dimas yang ketika itu sedang ada kegiatan bakti sosial di kampus nya pun tanpa sengaja bertemu dengan Clara. Setelah di selidiki oleh Dimas ternyata Clara adalah donatur tetap pada panti asuhan tersebut.
Karena kebaikan hati Clara lah yang membuat Dimas mencintai Clara dengan begitu besar. terlebih saat Dimas menyadari bahwa mereka satu kampus. membuat nya tambah bersemangat untuk mengejar cinta Clara.
" Dim, Dimas kamu kenapa..." tanya Clara yang khawatir karena Dimas melamun saja.
" Akh, aku tidak apa apa..." ujar Dimas.
" Dim, aku ke toilet sebentar ya " ujar Clara.
Clara pun berjalan menuju toilet, setelah selesai Clara mengambil ponsel nya di kantong celana nya yang berbunyi.di lihat nya sang ayah yang menghubungi nya
" Clara kau di mana ?" tanya Pa Wijaya.
" Aku di cafe misipi Yah, kenapa...?" tanya Clara.
" Pulang lah nak, ada yang ingin ayah sampaikan padamu..." ujar Pa Wijaya.
" Baiklah Clara pulang " Clara langsung menutup ponsel nya, ketika hendak berjalan tiba tiba ia menabarak sesuatu yang keras. di lihat nya yang ada di hadapan nya sosok seorang pria tampan berjas hitam dengan tatapan dingin nya memandang Clara dengan tatapan tidak suka nya.
" Maaf, aku tidak sengaja..." ujar Clara pada pria tersebut.namun pria yang di tabrak Clara hanya menyapukan tangan nya ke jas yang dia pakai.seolah olah jas nya itu kotor karena sudah di sentuh oleh Clara.
Setelah itu pria berjas hitam itu langsung berlalu dari hadapan Clara tanpa mengatakan apa pun.berjalan memasuki ruangan vip di cafe tersebut.Clara pun hanya mengeleng gelengkan kepala nya.Clara merasa aneh ternyata di dunia ini ada pria yang sangat sombong seperti pria tadi.
" Dim, aku harus pergi " Clara mengambil tas nya.
" Kenapa buru buru ?" tanya Dimas
" Ayah ku memanggil ku " ujar Cara terburu buru.
" Oke hati hati dijalan Cla...." ujar Dimas, Clara pun tersenyum lalu langsung berjalan keluar cafe dan memasuki mobilnya
Clara yang sudah sampai di dalam mansion nya langsung mencari keberadaan ayah nya. Clara sangat tahu jika ayah nya sudah memanggil nya untuk berbicara dengan nya pasti ada suatu hal penting yang akan di sampai kan ayah nya itu.
" Ayah..." ujar Clara yang mendapati ayah nya duduk di ruang baca.
" Kemarilah nak " ujar Pa Wijaya menunjuk ke arah sofa di samping nya. Clara pun duduk di samping ayah nya.
" Ada apa ayah memanggil ku ?" tanya Clara pada sang ayah. Menatap ayah nya yang terlihat sudah semakin menua.
" Ara sayang, kau tahu ayah sudah semakin tua kan..." Ara adalah panggilan kesayangan dari sang ayah pada nya.
" Ayah kenapa berbicara seperti itu..? Ayah Ara masih muda kok " canda Clara pada ayah nya yang membuat Pa Wijaya tertawa kecil.
" Ara sayang, suatu saat ayah mu pasti akan menyusul ibu mu..." ujar Pa Wijaya membelai rambut sang anak dengan penuh kasih.
" Ayah jangan bicara sembarangan, Ara gak suka ayah ngomong kaya gitu " sungut Clara dengan wajah sedih nya.
" Dengarlah nak, setiap yang hidup itu pasti akan mati...! dan sebelum ayah tiada, ayah ingin kau memilki seseorang yang bisa melindungi mu..." ujar Pa Wijaya menatap lembut pada putri nya yang terlihat sudah menangis.
" Ara gak butuh siapapun untuk menjaga Ara, Ara sudah punya ayah itu sudah cukup buat Ara.." ujar Clara dengan sesengukan.
" Tapi ayah tidak bisa selama nya menjaga mu nak.." ujar Pa Wjaya menatap sedih pada putri nya.
" Nak, satu permintaan ayah padamu dan ayah harap kau mau mengabulkan permintaan ayah..." ujar Pa Wijaya menghapus air mata Clara dengan tangan nya.
" Apa itu yah, Clara pasti akan mengabulkan nya " ujar Clara.
" Ayah sudah mendapatkan pria yang baik untuk mu, jadi ayah mohon kau mau menikah dengan nya " ujar Pa Wijaya membuat Clara terkaget.
" Menikah..? Ara masih kuliah, tidak mungkin Ara menikah " ujar Clara memohon pada ayah nya.
" Setelah menikah kau bisa melanjutkan kuliah mu sayang "
" Iya tapi kan yah----" Clara tidak bisa melanjutkan kata kata nya terlebih menatap wajah ayah nya yang terlihat sendu membuat Clara terdiam.
" Kau tadi sudah berjanji pada ayah untuk mengabulkan keinginan ayah bukan ?" ujar Pa Wijaya dengan raut wajah memohon pada putri nya. Clara yang melihat wajah sang ayah mau tidak mau menganggukan kepalanya.
" Terima kasih sayang " ujar Pa Wijaya yang hanya di balas senyuman kecil oleh Clara.
" Lusa calon mu akan ke mansion kita untuk bertemu dengan mu dan membahas pernikahan kalian " ujar Pa Wijaya. Clara pun hanya bisa terdiam lalu pamit pada ayah nya untuk beristirahat. Pa Wijaya menatap pada punggung putri nya lalu menghela nafas nya dan mengingat kejadian minggu lalu
Seminggu yang lalu Pa Wijaya kebetulan bertemu dengan seorang pemuda yang mengajukan kerjasama bisnis dengan nya. Setelah bertemu dengan pemuda itu Pa Wijaya sangat tertarik pada nya. Pemuda itu terkenal di kalangan pembisnis sebagai seorang bisnis man yang handal dan berdarah dingin di luar negeri.
Dan kini ia sedang merambah bisnis nya ke dalam negeri sehingga ia membutuhkan kerjasama dengan perusahaan Pa Wijaya agar memperkuat jaringan bisnis yang sedang di bangun nya di dalam negeri.
Pa Wijaya pun setuju untuk bekerjasama dengan pemuda tersebut dengan persyaratan pemuda itu mau menikah dengan putri semata wayang nya. dan hari ini Pa wijaya mendapat kan kabar bahwa pemuda itu menerima persyaratan tersebut.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!