Dika Wardana Mahendra hari ini telah berada di kampus dimana Citra berkuliah.
Sebagai donatur terbesar untuk kampus ini, dengan penuh wibawa dia ingin secara langsung menyerahkannya.
Saat dia sedang berjalan setelah keluar dari ruangan Dekan, tanpa di sengaja dia masuk ke dalam lift yang juga ada Citra di dalamnya.
Dika menatap wajah Citra yang terlihat hanya cuek tanpa menghiraukan keberadaan nya.
Dan setelah lift nya berhenti dan terbuka, Dengan segera Citra pun keluar dari lift itu.
Luis sang asisten pribadi dari Dika, menatap atasannya yang sedang menatap kepergian Citra.
" ehm...sepertinya tuan terlalu memperhatikan nona itu, sampai sampai tidak ingin keluar dari lift." singgung Luis.
Dika pun tersenyum." oo lift nya sudah terbuka ya, sorry aku terlalu fokus pada nya." jawab Dika.
Sesampainya di mobil, Dika dan Luis pun melanjutkan perjalanan menuju kantor.
"aku hanya heran pada gadis tadi, dia tidak seperti gadis lainnnya."kata Dika.
"maksud tuan?" tanya Luis.
" kau lihat saja ketika tadi kita berada di kampus itu, hanya dia yang terlihat cuek pada ku." jawab Dika.
Luis berusaha mengingat waktu mereka tadi berada di kampus itu." kau bayangkan saja apa yang akan terjadi jika gadis tadi memang seperti gadis alay." jawab Dika.
"dia pasti minta berfoto dengan gaya gaya lebay nya, iya kan tuan?" tanya Luis.
"good job, baiklah Luis sepertinya aku sedang tertarik pada gadis itu, cari tau tentang nya." kata Dika.
" apa tuan menginginkan sesuatu dari gadis tadi?" tanya Luis.
" sepertinya begitu, aku hanya ingin mengajaknya untuk bekerja sama." jawab Dika.
Perkataan Dika semakin membuat Luis bingung." bekerja sama? maksud tuan?" tanya Luis.
"lakukan saja apa yang ku perintahkan, yang jelas kerja sama yang ku tawarkan tentu saling menguntungkan." jawab Dika.
Pada pukul tujuh malam, Luis datang ke rumah Dika." selamat malam tuan." sapa Luis.
Dika yang sedang berenang pun naik ke atas dan mendekati Luis." informasi apa yang kau dapatkan dari gadis tadi?" tanya Dika.
" gadis tadi bernama Citra Gandari sari, dia seorang yatim piatu dan bekerja di restoran xxx setelah pulang kuliah." jawab Luis.
Dika tersenyum mendengar ucapan dari Luis" nama yang bagus, kalau begitu aku ingin bertemu dengan nya besok." kata Dika.
Setelah kepergian Luis, Dika pun langsung masuk ke dalam kamar dan mengistirahatkan dirinya.
Karena selalu di jodohkan dengan perempuan yang menurutnya lebay dan manja, Dika pun memutuskan untuk menawarkan pernikahan kontrak pada Citra.
Pada pukul satu siang, Citra yang sedang berjalan menuju motornya, tiba tiba di cejat oleh dua pria berjas hitam." nona Citra bos kami memerintahkan untuk membawa nona sekarang juga." kata dua bodyguard Dika.
Citra pun bingung dengan ucapan dua pria itu." apa apaan ini? dengar aku sama sekali tidak mengenal bos anda, jadi tolong beri aku jalan." kata Citra.
Tanpa aba aba, dua pria itu lalu mengangkat tubuh mungil Citra dan memasukkan nya kedalam mobil.
" hei kalian, turun kan aku, kalau tidak maka aku akan berteriak karena kalian sudah menculik ku." kata Citra.
Ucapan Citra sama sekali tidak di dengar oleh kedua bodyguard Dika. Mereka dengan cepat segera melajukan mobil nyamenuju villa.
Sesampainya di Villa, Citra pun duduk di depan Dika yang sudah lama menunggunya.
Sepasang mata mereka berdua saling menatap dengan penuh pertanyaan." apa yang anda inginkan dari saya?" tanya Citra.
Dika tersenyum mendengar pertanyaan dari Citra." aku suka pertanyaan mu, ternyata kau tidak suka berbelit belit." jawab Dika.
" katakan saja tuan, karena saya juga punya urusan." jawab Citra dengan wajah kesal.
" aku hanya ingin mengajak mu berkerja sama." jawab Dika.
Citra semakin bingung dengan ucapan dari Dika." sepertinya anda salah orang, saya bukan orang yang tepat untuk di ajak kerja sama." jawab Citra.
" lebih tepatnya kau membantuku, dan aku membantumu." kata Dika.
" apa maksud anda? sudah lah, to the point saja, apa mau anda sebenarnya?" tanya Citra.
" jika kau bersedia menikah dengan ku, maka aku akan membiayai seluruh kebutuhan hidup mu, kau juga tidak perlu bekerja, asalkan kau mau menikah dengan ku selama satu tahun." jawab Dika.
Citra tersenyum kecut saat mendengar ucapan dari Dika." orang kaya seperti anda memang sangat gampang mempermainkan sebuah pernikahan, bahkan anda dengan mudah mengucapkan nya." kata Citra.