"Pergi kalian dari Mansion ku!"Ucap seorang gadis cantik bagaikan seorang dewi, rambut panjang yang selalu di gerai lurus, kulit putih bersih, bibir merah semerah buah cery dan mata hitam berkilau menatap tajam ke arah dua orang wanita dan satu laki-laki yang berdiri di hadapan nya saat ini.
"Fiona! Jaga bicaramu!"Ucap laki-laki paruh baya itu menghampiri Fiona.
"Fiona Alexia Robert" Adalah anak seorang CEO terkaya tingkat dua di kota xx, memiliki paras yang cukup cantik dan hidup dalam penuh kemewahan.
Namun hal ini tidak mampu membuat nya bahagia, karena setelah dua tahun kepergian mama nya, sang papa kembali menikah dengan seorang wanita yang cukup di kenal oleh Fiona, karena wanita itu adalah sahabat baik mendiang mama nya, wanita bernama "Dewi" yang kini menjadi mama tiri nya itu berhasil membuat papa nya berubah drastis,dari yang awalnya baik dan tidak pernah marah kepada Fiona, kini malah jadi sebaliknya.
Dewi memiliki satu orang anak perempuan yang usianya dua tahun lebih muda dari Fiona, ya itu "Maya"
Mama dari Fiona sudah meningal sejak usia Fiona menginjak angka sepuluh tahun, tidak ada yang tau apa penyebab meningal nya sang mama, tapi setau Fiona mama nya meningal karena sakit keras, saat ini usia Fiona baru saja menginjak angka dua puluh dua tahun.
"Lagi-lagi papa membela mereka! Bukan kah selama ini mereka tinggal di villa mengapa papa malah membawa mereka tinggal di mansion ku? Papa lihat sendiri kan? Semuanya jadi berantakan mereka mengacaukan semuanya! Dan wanita itu! Dia menghancurkan hari bahagia ku!"Marah Fiona Fiona dengan tatapan tajam nya.
"Semua yang terjadi bukan lah karena mereka! Seharusnya kau berterima kasih kepada mama dan adik mu yang sudah mau tinggal di sini menemani mu."Ucap papa Robert kepada Fiona.
"Apa maksud nya bukan karena mereka pa? Maya sudah membuat aku kehilangan Alfa! Calon tuanangan ku!"Marah Fiona dengan air mata yang sudah mulai menetes.
"Kakak, maaf kan aku, aku benar-benar tidak sengaja, tapi semua ini bukan keinginan ku, dia lah yang masuk ke kamar ku pada malam pesta dan dia hikss, dia menodai ku."Ucap Maya dengan Isak tangis nya.
"Mas, aku tidak mau tau, Alfa harus bertanggung jawab dan menikahi Maya,dia sudah membuat masa depan putri ku berantakan."Tutur Dewi merengek.
"Kalian penipu, kalian lah yang merencanakan ini semua bukan? Aku benar-benar benci melihat wajah-wajah busuk kalian!"Ucap Fiona yang marah dan kemudian menaiki tangga menuju kamar nya.
"Fio! Fiona! Berhenti! Papa belum selesai bicara!"Ucap Robert hendak mengejar Fiona namun tangan nya di tahan oleh Maya.
"Papa, bagaimana ini? Diriku sudah kotor."Ucap Maya menangis dan memeluk papa Robert.
***
Dua malam lalu adalah ulang tahun Fiona yang ke dua puluh dua tahun, dan di usia nya yang sudah menginjak angka dua puluh dua tahun itu, di adakan pesta besar-besaran di mansion Robert, bukan hanya perayaan ulang tahun, tapi juga sekaligus acara pertunangan Fiona dengan Alfa, anak dari kolega bisnis papa nya Fiona, mereka sudah menjalin hubungan sejak dua tahun terakhir dan memilih untuk melanjutkan hubungan mereka ke jenjang berikutnya ya itu pertunangan.
Namun semuanya berantakan setelah pesta pertunangan berakhir Fiona memergoki Alfa yang masuk ke kamar Maya dan melakukan hubungan tidak senonoh atau pelecehan terhadap Maya, entah itu Alfa yang bejat atau hanya jebakan dari Maya dan Dewi, yang jelas semuanya sudah berantakan dan Maya pun ingin Alfa bertanggung jawab untuk menikahi nya, sementara keluarga Alfa sama sekali tidak menyukai Maya, meskipun mereka tau Alfa sudah melakukan hubungan tidak senonoh dengan Maya.
Hal ini pun semakin rumit, perdebatan kedua belah pihak keluarga pun semakin hangat terjadi namun hasil akhir nya masih belum bisa di putuskan.
***
"Maya, tenang lah,papamu pasti akan membujuk kakak mu untuk bertukar dengan mu, bukan kah sekarang yang di lecehkan adalah dirimu?"Ucap sang mama merangkul anak nya.
"Iya ma, tapi kakak seperti nya tidak percaya pada kita."Ucap Maya sambil menangis.
"Maya, tenang, jangan menangis, papa yakin Fiona akan melepaskan Alfa, karena papa tau betul bagaimana Fiona, dia tidak akan mau menikah dengan orang yang sudah melakukan hal buruk kepada wanita lain."Jelas papa Robert membujuk Maya.
Maya pun langsung memeluk papa dan mama nya dengan tangisan buaya nya itu.
"Terima kasih ma, pa, Kalian sudah percaya pada ku."Ucap Maya.
"Dewi, sekarang juga bawa Maya istirahat ya, nanti biar aku yang bicara kepada Fio."Ucap papa Robert kepada Dewi.
"Baik mas, aku harap kau tidak membuat kami kecewa."Ucap Dwi yang kemudian membawa Maya pergi ke kamar nya.
Sementara Robert hanya bisa mengusap kasar wajah nya, ia begitu menyayangi Fiona putri nya, tapi biar bagaimanapun dia harus bersikap adil, dan tidak mungkin dia menikah kan Alfa dengan Fiona sedang kan Maya menderita, ini akan membuat perpecahan dalam keluarga.
Sementara itu di kamar Fiona.
"Mama, lihat lah papa sekarang,dia membawa dua ular masuk ke dalam mansion kita dua bulan yang lalu, dan saat ini mereka sudah bisa menghancurkan hidup dan kebahagiaan ku,hiksss, ma tolong aku tolong tunjukkan apa yang harus aku lakukan?"Ucap Fiona sambil menangis dan menatap bingkai foto yang berisi foto mama nya, papa nya dan juga Fiona.
Tok ... Tok ... Tok.
Suara ketukan di luar pintu kamar Fiona.
"Sayang,boleh papa masuk?"Tanya Robert dengan suara khas yang lembut.
Fiona tidak menjawab nya, dia hanya diam sampai sang papa masuk ke dalam kamar nya yang berantakan karena amukan nya.
Robert benar-benar terpukul saat melihat keadaan sang putri cantik nya yang biasanya selalu cantik namun kini acak-acakan yang saat ini duduk di samping ranjang bawah sambil memegang sebuah bingkai foto.
"Keluar pa,aku tidak ingin bicara dengan papa."Jelas Fiona menatap papa nya dengan tatapan benci.
"Sayang, jika kita tidak bicara, tidak akan ada penyelesaian."Ucap sang papa berjalan menghampiri nya dan kemudian duduk di samping nya.
Sementara itu di kamar Maya.
"Sayang ekting mu bagus sekali ya."Ucap Dewi kepada anak nya.
Maya buru-buru menghapus air matanya dan kembali tersenyum jahat.
"Bagus sih bagus ma, tapi selanjutnya bagaimana? Jika Fiona tidak mau mengalah habis lah diriku,aku sudah susah payah menggoda Alfa hingga menyerahkan tubuh ku ini."Ucap Maya dengan manyun.
Ya, seperti yang di katakan oleh Fiona,ini adalah rencana jahat dari dua ekor ular liar itu.
Bersambung ....
Ya, seperti yang di katakan oleh Fiona,ini adalah rencana jahat dari dua ekor ular liar itu.
Mereka sengaja merencanakan hal ini karena tidak ingin Fiona mendapatkan laki-laki kaya seperti Alfa, apalagi Alfa tampan dan papa nya adalah pembisnis hebat.
Karena itu lah Maya ingin merebut Alfa dari Fiona dengan cara apapun termasuk menyerah kan tubuh nya kepada Alfa.
"Ma, mengapa mama diam saja? Ayo jawab, bagaimana jika Fiona tetap kekeh dan tidak mau mengalah menyerahkan kan Alfa kepada ku?"Ucap Maya yang tidak sabar untuk mendengarkan pendapat baru dari sang mama.
"Diam dulu Maya, jika kau mendesak mama, mama tidak akan bisa berfikir."Ucap mama Dewi sambil memikirkan rencana jahat seterusnya.
"Aduh ma, aku khawatir, karena mama tau sendiri kan, bagaimana Fiona dia itu tidak mudah untuk di bohongi, dia pasti akan menyelidiki ini semua."Ucap Maya lagi.
"Jika dia menyelidiki semua ini, kita tidak boleh tinggal diam, kita juga harus menjebak nya bukan?"Ucap sang mama kepada anak nya itu.
"Menjebaknya bagaimana?"Tanya Maya kebingungan.
"Kenaikan telinga mu dan biar kan mama membisikkan sesuatu."Ucap Dewi.
Maya pun mendekat kan telinga nya ke bibir sang mama, dan mama Dewi pun mulai membisikkan sesuatu ke telinganya Maya.
"Apa? Tidak ma, aku tidak percaya ini berhasil."Ucap Maya tidak percaya dengan rencana yang di ucapkan oleh mama nya barusan.
"Mengapa kau malah meragukan mama?"Tanya mama Dewi kepada Maya.
"Bagaimana bisa aku tidak ragu, rencana mama terlalu beresiko."Ucap Maya lagi.
"Kau tenang saja, mama pasti kan semua ini akan berjalan dengan lancar, kau hanya perlu memancing nya, mama yakin dia akan menyelidiki tentang Alfa dan dirimu, dan sekarang yang dia curigai adalah gerak-gerik mu, jadi malam ini pergi lah ke bar, dia akan berfikir jika kau akan bertemu dengan Alfa, lalu setelah sampai di sana, cari cara agar kau bisa menjebak nya dan beri dia minum bir, kau tau kan dia tidak bisa minum bir? Setelah itu kau tau kan setelah itu akan berbuat apa?"Tanya sang mama mengutarakan rencana jahat nya kepada sang anak.
Maya sempat terdiam dan berfikir keras, namun setelah mendengar usul mama nya itu, dia pun menjadi lega, hal ini tentu bisa membuat hidup Fiona semakin hancur batin nya.
"Baik lah, setelah itu apa lagi?"Tanya Maya sedikit Ling lung.
"Anak bodoh, setelah itu ya kita ajak Alfa ke sana, dan biar kan dia melihat bagaimana tunangan nya itu, setelah mereka tau mereka sama-sama melakukan kesalahan, apa kau pikir keduanya akan tetap bersatu? Tidak kan, dan setelah itu Alfa akan sepenuhnya memilih mu karena dia sudah tau bagaimana rasanya diri mu itu."Ucap sang mama dengan begitu licik.
"Wahh, tidak ku sangka mama benar-benar pintar, aku sangat beruntung memiliki mama seperti mu."Ucap Maya yang kemudian memeluk mama nya.
"Kau harus bahagia sayang, dan tidak ada yang akan mampu membuat mu menderita selagi mama masih ada, kau harus mendapatkan apa yang harus menjadi milik mu."Cam sang mama dengan wajah sinis nya memeluk Maya.
Sementara itu di kamar Fiona.
"Fiona, apa kau masih mempercayai Alfa? Dia sudah menodai adik mu, apa kau masih tidak mau melepaskan nya? Papa akan mencarikan laki-laki yang lebih baik untuk mu."Ucap Robert.
"Pa, aku tidak punya adik, jika papa masuk ke kamar ku hanya untuk membujuk ku dalam hal ini, sebaiknya papa keluar saja, aku pikir sekarang anak papa bukan aku lagi tapi dia, Maya."Ucap Fiona tanpa menoleh dari bingkai foto sang mama.
"Jangan bicara seperti itu,papa tidak suka, sayang coba dengarkan papa, mama mu juga pasti tidak ingin, kau menikah dengan orang yang sudah merusak perempuan lain dan perempuan itu adalah saudara mu sendiri."Ucap papa nya lagi.
"Diam pa! Jangan bawa-bawa mama, mama juga pasti tidak suka melihat papa memeprjuang kan kebahagiaan orang lain di bandingkan anak kandung papa sendi!"Marah Fiona yang kini semakin emosi.
"Tidak Fio, bukan begitu ... "Ucap sang papa tak lagi bisa melanjutkan ucapannya.
"Sekarang keluar pa, aku tidak ingin melihat papa sekarang aku mohon biar kan aku sendiri, dan satu lagi, jika tidak ada bukti aku tidak akan percaya karena Maya dan Dewi adalah perempuan licik!"Ucap Fiona yang kemudian naik ke ranjang nya dan bersembunyi di dalam selimut tak ingin melihat sang papa lagi.
Papa Robert yang saat ini tidak ingin menambah kekesalan dalam hati Fiona pun memilih untuk mengalah dulu dan keluar dari kamar dengan rasa sedih, dia sedih karena sudah membuat putri kesayangannya menderita, namun dirinya juga bingung saat ini Maya juga sedang menderita pikir nya.
Malam harinya.
Fiona seharian mengunci dirinya di dalam kamar, dia bahkan tidak makan sedikit pun.
"Malam yang begitu banyak bintang, tapi mengapa di sekitar bulan hanya ada kabut? Tidak ada satu bintang pun mendekati bulan."Lirih Fiona yang saat ini berdiri di balkon kamar nya sambil menatap langit malam yang indah.
Namun tiba-tiba pandangan nya tertuju ke bawah, tepat melihat Maya yang masuk ke dalam mobil dengan buru-buru.
"Mau ke mana dia? Mencurigakan sekali."Batin Fiona."Ini kesempatan bagus, aku harus mengikuti nya."
Fiona yang merasa curiga karena melihat Maya keluar mansion malam-malam pun akhirnya buru-buru mengambil kunci mobil nya, dia merasa malam ini akan mendapatkan petunjuk tentang kejahatan Maya dan akan membongkar kebusukan Maya dan Dewi di hadapan sang papa.
Fiona pun menuruni satu persatu anak tangga dengan cepat.
"Fiona, makan malam ... "Ucap sang papa yang hendak menahan Fiona.
"Nanti saja, aku ada urusan."Jawab Fiona tampa menghentikan langkahnya menuju pintu keluar mansion.
"Ini sudah malam kau mau ke mana?"Tanya papa Robert khawatir.
"Mas sudah, jangan halangi dia, dia sekarang sedang kacau, jangan kau larang dia ke mana dia ingin pergi, dia butuh ketenangan mas."Ucap Dewi dengan kebaikan palsu nya.
"Dewi, aku minta maaf, selama ini kau selalu baik kepada Fio ku, tapi dia selalu ketus dan kasar pada mu, aku harap dia akan sadar kau ibu tiri yang baik, yang selalu peduli kepada nya."Ucap papa Robert telah salah menilai mama Dewi.
"Ya mas, sudah jangan terlalu di pikir kan, Fiona juga baru berusia dua puluh dua tahun, pikiran nya masih sedikit tumpul, sekarang kita sebaiknya makan, aku sudah menyiapkan makan malam, makanan kesukaan mu."Ucap mama Dewi dengan begitu perhatian.
Papa Robert pun merasa sedikit tenang, dia tersenyum lembut dan kemudian berjalan menuju ruang makan bersama dengan ular betina yang dia pikir adalah burung merpati itu.
Bersambung ....
Papa Robert pun merasa sedikit tenang, dia tersenyum lembut dan kemudian berjalan menuju ruang makan bersama dengan ular betina yang dia pikir adalah burung merpati itu.
Sementara itu di sisi lain.
"Bodoh, dia benar-benar mengikuti aku."Batin Maya yang kini semakin melajukan mobilnya menuju clab malam.
"Dia mau ke mana? Bukan nya ini jalan menuju clab? Apa dia benar-benar menemui Alfa?"Batin Fiona sambil terus mengikuti Maya dengan mobil nya.
Tidak lama kemudian, mobil Maya lun terhenti di depan sebuah clab.
"Seperti nya dugaan ku benar, dia benar-benar ke clab untuk menemui Alfa, aku harus tau apa yang sebenarnya mereka lakukan."batin Fiona.
Fiona pun turut dari mobil nya dengan hati-hati mengikuti Maya masuk ke dalam clab tersebut.
"Tikus itu sudah masuk dalam jebakan, dia sekarang pasti sedang mengikuti aku, dan berfikir aku akan bertemu dengan Alfa, dasar kakak bodoh."Batin Maya mulai menjalankan aksinya.
Maya pun duduk di dekat sebuah kursi clab yang saat itu sedang kosong, hanya ada beberapa pengunjung clab di malam itu yang duduk di luar, sisanya pasti ada di kamar VIP atau ruang VIP clab tersebut.
Sementara itu, Fiona juga duduk di kursi lain clab, dia mencari tempat yang sedikit ramai agar dirinya tertutup supaya Maya tidak melihat nya.
Namun dia salah, Maya sudah jelas tau dia ada di sana.
"Apa dia sedang menunggu seseorang? Apa dia sedang menunggu Alfa?"Batin Fiona berdebar-debar karena dia sudah sangat risih dengan keramaian itu, dia benar-benar tidak terbiasa masuk ke tempat menjijikan itu.
Sementara itu Maya terlihat memanggil pelayan clab untuk memesan minuman.
"Hey, kemari lah."Ucap Maya kepada salah satu pelayan di clab tersebut.
"Ada yang bisa saya bantu nona?"Tanya nya kepada Maya.
"Tentu, apa kau mau uang?"Tanya Maya sambil memperlihatkan uang yang ada di dalam tas nya.
Pelayan itu membulat kan mata nya saat melihat begitu banyak lembaran uang merah yang ada di dalam tas Maya.
"Tentu mau, apa yang harus aku lakukan nona?"Tanya pelayan tersebut sambil menuangkan segelas bir ke gelas minuman Maya.
"Di pojok sana, ada seorang perempuan muda, berikan dia segelas bir, dan masukan obat ini ke dalam nya, aku mau kau membuat dia minum bir ini, jika dia menolak maka kau tidak akan mendapatkan sepeserpun dari ku, kau paham?"Tanya Maya kepada pelayan tersebut.
"Baik lah, ini pekerjaan gampang, aku akan melakukan nya."Ucap sang pelayan yang seperti nya sudah terbiasa akan perbuatan jahat seperti itu.
"Dan satu lagi, katakan kepada ku jika dia sudah benar-benar mabuk."Pesan Maya.
"Oke."Jawab sang pelayan dengan semangat.
Pelayan tersebut pun mulai melakukan aksinya.
Dia kembali ke dapur clab dan menuangkan segelas bir untuk sasaran nya ya itu Fio, setelah itu dia memasukkan obat yang tadi di berikan oleh Maya kepada nya.
"Demi uang, apapun akan aku lakukan."Ucap nya dalam hati.
Setelah selesai dengan segelas bir yang di masukkan obat itu, si pelayan pun berjalan menuju tempat duduk Fiona dengan membawa segelas bir dengan nampan nya.
"Permisi nona, ini minuman mu."Ucap pelayan tersebut meletakkan bir itu di hadapan Fiona.
"Maaf aku tidak pesan minuman, dan aku juga tidak bisa minum bir."Jawab Fiona dengan dingin nya.
"Nona, ini bukan bir, ini hanya minuman soda biasa saja, coba lah, ini juga tidak banyak, anda sebagai tamu kami jadi kami perlu melayani anda dengan baik."Bohong pelayanan tersebut.
"Fiona yang tidak tau banyak soal bir pun akhirnya percaya, dia pun dengan hati-hati memegang gelas tersebut dan mulai meneguk habis bir yang ada di dalam gelas itu.
"Tidak apa-apa kan?"Tanya sang pelayan memastikan.
Sementara Fiona yang sudah meminum habis bir tersebut mulai merasakan rasa pusing di kepala nya.
"Cepat juga obat ini bereaksi."Batin pelayan itu yabg kemudian berjalan ke arah Maya untuk mengatakan jika misi nya sudah berhasil.
"Bagaimana?"Tanya Maya kepada pelayan itu.
"Berhasil nona."Ucap nya penuh semangat.
"Baik lah, kau akan mendapatkan uang mu, tapi sebelum itu kau harus mengatakan kepada ku jika rahasia ini tidak akan bocor kepada siapa pun?"Ucap Maya kepada pelayan tersebut.
"Tentu nona, aku berjanji."Jawab nya dengan penuh rasa yakin.
"Bagus sekali."Tutur Maya.
"Sekarang apa lagi nona?"Tanya pelayan tersebut yabg sudah tidak sabar untuk mendapatkan banyak uang dari Maya.
"Aku ada satu pertanyaan, apa malam ini ada laki-laki yang menyewa kamar clab?"Tanya Maya.
"Tentu nona, tapi hanya satu orang, itu ada di lantai atas, kamar nomer 009."Jelas sang pelayan.
"Emm." Maya sedikit gugup,dan mulai celingak-celinguk, untuk memastikan tidak ada yang melihat akal jahat dan kebusukan yang akan dia lakukan kepada kakak tirinya itu."Mau kah kau membantuku membawa wanita itu ke sana?"Tanya Maya lagi kepada pelayan tersebut.
Seketika mata pelayan itu membelalak, ini sudah terlalu jauh, ini adalah jebakan yang sangat kejam untuk seseorang yang tidak dia tau apa kesalahannya.
"Nona maaf, sebenarnya siapa wanita itu? Mengapa kau sampai seperti ini, menurut ku ini adalah sebuah jebakan yang kejam."Tutur pelayan itu mulai takut mengambil tindakan.
"Kau tidak perlu banyak tanya, jika kau bersedia membantu ku lagi, aku akan membayar mu dua kali lipat."Ucap Maya membujuk pelayan clab tersebut.
Lagi-lagi mata sang pelayan berbinar-binar mendengar uang, dia pun merasa rugi jika tidak melakukan pekerjaan ini, lagi pula saat ini dia benar-benar membutuhkan banyak uang.
"Bagaimana?"Tanya Maya.
"Baik lah, ayo ikut saya."Ucap pelayan tersebut yang akhirnya bersedia membantu Maya lagi.
Mereka pun akhirnya membopong Fiona yang sudah benar-benar mabuk untuk masuk ke dalam lift menuju lantai atas clab.
"Maya, apa yang akan kau lakukan? Kau bawa aku ke mana? Di mana Alfa? Aduh panas, badan ku panas sekali."Racau Fiona yang saat itu sudah benar-benar mabuk.
"Aku akan membawa mu untuk menghancurkan masa depan mu."Ucap Maya sambil tersenyum.
Fiona yang sudah tidak berdaya hanya bisa mendengar dengan mata yang terpejam.
Tidak butuh waktu lama, mereka pun akhirnya tiba di kamar nomer 009, pelayan tersebut membuka pintu kamar itu dengan kunci cadangan nya dan kemudian membawa Fiona masuk ke dalam kamar itu.
"Kau yakin ada penghuni nya? Di mana? Mengapa kosong?"Tanya Maya kebingungan.
"Ssssst!"Ucap sang pelayan sambil menujuk kamar mandi yang terdengar ada suara percikan air.
Seketika mata tersenyum manis, mereka pun buru-buru membaringkan Fiona di atas kasur king size tersebut dan kemudian meningal kan nya.
Bersambung ....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!