"GOLDEN GLADIOL!!!"
"WE ARE THE STRONGER"
"WE ARE THE WINNER"
"GG Attack!!!!!!"
"BUGH"
"BUGHH"
"BUGHH"
Pertempuran antar kedua klan mafia itu tidak dapat dielakkan. Pertempuran berlangsung dengan sengit. Suara pukulan, suara patahan tulang, suara sabetan katana dan suara teriakan dari para anggota mafia yang terluka seperti menjadi melodi yang indah di malam itu.
"Jlebb"
"Crash"
"Slash"
"KRAAAAK"
Tiba-tiba saja pertempuran itu terhenti karena perhatian mereka terfokus pada kepala manusia yang bergelindingan di sekitar seorang remaja putri yang sedang asyik menghajar dan menebas musuhnya. Pemandangan itu membuat semua orang yang menatapnya bergidik ngeri disertai decakan kagum. Seorang remaja putri yang memiliki kemampuan bertarung nan mumpuni. Ayunan katana di tangannya terlihat begitu lincah dan indah.
"Woiii Bangs*t kenapa Lo pada brenti, ayo lanjut senang-senangnya!!!"ucap remaja putri itu pada orang-orang di sekelilingnya.
"Gue pengen ketemu ketua Lo"teriak seorang laki-laki pada kelompok remaja putri itu.
"Jangan songong, Lo yakin bisa ngalahin pemimpin kita"kata Billy menatap remeh pada laki-laki itu.
"Pemimpin Lo pengecut, dari tadi ga berani nampakin diri"teriak laki-laki itu lagi.
"Kita terima tantangan Lo. Lo lawan tu bocah, kalau dia kalah Lo boleh ketemu pimpinan kita!"jawab William dengan seringai iblisnya. Gadis yang mendengar itu dengan senang hati menerima tantangan dari laki-laki itu.
"Sini Lo J*lang lawan gue"teriak laki-laki itu.
Tanpa ba bi bu ba, remaja putri itu mempercepat langkah kakinya dalam sekejap mata katana telah memutus sebelah lengan laki-laki itu.
"JLEEEB"
Sebelah tangan laki-laki itu telah meninggalkan tubuhnya.
Semua anggota kelompok itu terkejut, begitu mudahnya ketua mereka dikalahkan.
"Gue pimpinan mereka kalau Lo mau tau, dan ini buat congor Lo yang lancang bilang gue jal*ng,"ucap gadis itu menebas mulut laki-laki tanpa rasa kasihan hingga kepalanya pun meninggalkan lehernya.
"Ketua kalian udah habis, sekarang pilih mati atau bergabung"tawar gadis itu.
"Kami akan mengabdi pada Anda"ucap salah seorang dari kelompok lawan yang tersisa.
"Bang Billy urus mereka!!!"titah gadis itu
"Ok Kai"jawabnya.
"Semua lengkap??"
"Lengkap Kai"
"Cabut" perintah gadis itu.
Mereka meninggalkan arena pertempuran itu, dan kembali ke markas utama GOLDEN GLADIOL.
"Bang gue langsung balik ya, besok gue ada ujian"seru gadis itu seraya melajukan motornya ke arah yang lain.
"Yoi hati-hati Lo Kai!!"sahut seorang laki-laki bertubuh atletis.
"Siip"jawab gadis itu mengacungkan jempolnya.
45 menit kemudian gadis bernama Kai itu, sampai di mansionnya.
"Masukin motor gue Bang, gue mau tidur dulu thanks ya,"ucapnya melempar kunci ke arah bodyguardnya.
"Baik Kai"jawab bodyguard itu.
Pagi.....nya...
"Kai..........bangun Baby!!!! Nanti kamu telat ke sekolah!!"teriak mama Silvia yang sibuk menyiapkan sarapan untuk sang putri.
Tapi yang diteriaki masih ngebo, tidak bergeming sama sekali.
Beberapa saat kemudian ......
"Huhhhh anak satu ini selalu saja bikin darah tinggi tiap pagi. Awas aja kalau belum bangun"gerutu mama Silvia menaiki tangga menuju kamar Kai.
"DOR DOR DOR"
Mama Silvia menggedor pintu kamar Kai dengan kesal.
"Astagaaa Kai wake up. Kai Nararya....."jerit mama Silvia
"Oh my God ma, jangan teriak-teriak ntar ayam tetangga jantungan. Bentar lagi ya Ma, just 5 minutes."
"No Kai, bangun sekarang. Anak perawan kok bangun siang, mau kamu rejekimu dipatok ayam hahhh"
"Calm down ma, ntar kalau dipatok sama ayam Kai bikin tu ayam jadi chicken burrito."jawab Kai dengan mata setengah terpejam dan kembali tertidur.
Kesal karena Kai belum bangun juga , mama Silvia berteriak memanggil tukang kebun.
"Mang Asep bawa air seember ke sini!"
"Baik, Nya"sahut mang Asep
"Ini Nya" mang Asep memberikan air pada sang majikan.
"Byuuuuur"
"Mama banjir....banjir....Ma...."teriak Kai melompat-lompat di atas ranjang.
"Cepat siap-siap"titah mama Silvia tidak mau dibantah
"Aish...si Mama"kesal Kai berjalan ke kamar mandi.
Dua puluh menit kemudian Kai selesai dengan ritual menyembah airnya dan telah siap untuk berangkat ke sekolah.
Dengan tas ransel yang tersampir di bahu kirinya Kai menuruni tangga menuju ruang makan.
"Morning Ma"Kai mencium pipi sang Mama.
"Mau sarapan apa sayang"tanya mama Silvia
"Roti aja Ma."sahut Kai.
Mereka pun sarapan dengan tenang.
"Baby...."panggil mama Silvia
"Ya Ma"sahut Kai.
"Kamu kenapa harus kerja sampai malam di cafe. Kamu kan ga kekurangan apapun sayang. Mama nggak tega lihat kamu capek."ucap Mama Silvia
"Ma kita udah pernah bahas ini kan?? Kai harus menyelidiki kematian Dady Ma. Dan Kai juga ingin tau siapa dalang yang tega memisahkan Mama dari keluarga Mama. It's ok ma i'll be fine."jelas Kai
"Tapi Baby Mama nggak ingin kamu terbebani dengan masalah Mama sayang. Apalagi kalau kamu sedang menjalankan misi. Mama khawatir Baby. Sekarang cuma kamu satu-satunya yang Mama miliki."ucap Mama Silvia lirrih.
"Ma anak Mama ini kuat. Dah Kai berangkat dulu. Ntar telat lagi"ucap Kai menyalim tangan Mama Silvia
"Hati-hati Baby jangan ngebut."titah sang Mama yang diangguki Kai.
Kai mengeluarkan motor sport hitam kesayangannya dari garasi dan segera menunggangi kuda besi itu menuju SMK KARTIKA.
Motor Kai membelah jalanan ibukota dengan kecepatan sedang.
Tak lama kemudian Kai pun sampai di lingkungan sekolah dan memarkirkan motornya di dekat motor teman-temannya.
"WAJAHNYA GEMES BANGET EII"
"WAH DEGEM GUE DAH DATANG"
"MAMA MAU ADEK KAYAK ITU"
"KARUNG MANA KARUNG"
"ADUH PIPINYA......"
Yang sedang dibicarakan turun secara perlahan dari motornya. Kai tak mempedulikan ocehan yang keluar dari mulut para siswa itu, ia terus melangkah sambil meminum yoghurt strawberry kesukaannya.
Berbagai ocehan terlontar dari mulut siswa siswi SMK KARTIKA.
Kai memiliki inner childish yang kuat. Ditambah dengan pipi tembem, hidung kecil yang mancung, dagu kecil serta bibir semerah cery.
"GUBRAKKK"
"Selamat pagi penghuni kelas bantam..."
"SETAAAAAAN"
"MAMAKKU KAWIN LAGI"
"DEMI ANTENA PLANKTON"
"BANGS****T"
Berbagai umpatan keluar dari mulut kelas X TKR I.
"Bocil pagi-pagi Lo udah ngajakin kita gelud ya"geram Zyan
"Pada kenapa sih?"jawab Kai dengan watadosnya.
"Lo tu yeee..."geram Liu yang tertahan melihat ekspresi Kai menggembungkan pipinya.
"Ga kuat gue"bathin Liu
"Untung gemoy kalau gak gue jadiin dongkrak Lo"bathin yang lainnya
"Jangan pada erosi Napa?"ujar Kai.
"Emosiiiiii ogebb......" jawab mereka membetulkan perkataan Kai.
"Nah itu...tu..."cengir Kai
"Dah lah guys ga bakal menang Lo pada lawan ni bocil"sahut Gatra menengahi perdebatan unfaedah pagi itu.
"He..he..Kak Gatra best lah"jawab Kai nyengir.
Kriiiiing Kriiiiing Kriiiiing
Bel masuk kelas telah berbunyi. Semua siswa masuk menuju kelas masing-masing.
Guru yang mengajar di kelas Kai pun telah memasuki kelas.
"Selamat pagi anak-anak"
"Pagi Pakkk"
"Simpan semua catatan dan buku paket. Kita ulangan"kata Pak Ridwan guru matematika
"Uuuuuuu"
"Ga bisa gitu dong Pak masa dadakan"
"Minggu depan aja Pak saya belum belajar"
"Saya nggak minta persetujuan kalian. Keluarkan kertas selembar atau saya beri kalian nilai 0"perintah guru matematika itu sembari membagikan soal ujian pada siswanya.
Dengan rasa terpaksa para siswa itu mengerjakan ulangan harian itu.
Kai mengerjakan ulangan itu dengan santai. 10 menit kemudian ia menyelesaikan semua soal ulangan itu dan menyerahkan lembar jawabannya pada Pak Ridwan.
Pak Ridwan menerima lembar jawaban Kai dan memeriksa jawabannya.
"Kai pertahankan!!!"ucapnya memuji Kai.
"Ashhiiaap Pak."sahut Kai
Menunggu teman-temannya selesai mengerjakan soal ulangan Kai membaca buku pelajarannya.
Setelah 3 jam mengikuti pelajaran di kelas, akhirnya jam istirahat pun tiba.
"Kriiiiing Kriiiiing Kriiiiing "
"Akhirnya...." ucap para siswa itu lega
Meraka berhamburan keluar kelas. Ada yang ke kantin, ke perpustakaan ada juga yang stay di kelas.
"Kai kantin yuk"ajak teman-temannya.
"Kuy lah cacing-cacing udah pada tahlilan " jawab Kai
Mereka berjalan ke arah kantin. Kai yang berada diantara mereka seperti tenggelam.
"Wah Kai.. tambah gemoy aja"
"Mana tambah imut"
"Ikut kakak yuk kakak beliin es krim"
Mereka mengeluarkan kegemasannya pada Kai. Sedangkan yang dighibahin malah cuek.
"Ryan pesan!!"
"Ogah noh si Lutfi aja!!"elak Ryan
"Cepat pesan!!"titah Gatra mengeluarkan beberapa lembar uang merah.
"Nah kalau gini okeh."sahut Ryan bersemangat.
"Pada pesan apa an??"tanya Ryan
"Mie ayam + es jeruk."jawab Kai.
"Samain aja"ujar yang lain.
"Gimana Dek kerja di tempat yang baru?"tanya Gatra.
Kai merupakan siswa termuda di sekolahnya makanya ada yang memanggil dengan sebutan Adek. Maklum Kai mengikuti kelas akselerasi di sekolahnya.
"Lumayan Kak, lebih baik dari sebelumnya"jawab Kai sambil memainkan jarinya.
Tak lama Ryan datang membawa makanan mereka.
"Makanan datang!!"teriak Ryan.
Mereka segera melahap makanan yang telah terhidang.
Selesai makan seperti biasa mereka akan melakukan percakapan unfaedah yang lebih di dominasi oleh Ryan.
"Kriiiiing Kriiiiing Kriiiiing"
Bel kembali berbunyi dan seluruh siswa kembali ke kelas masing-masing.
Guru mapel pun masuk dan para siswa sibuk mendengarkan penjelasan dari guru mapel tersebut.
"Sekarang kerjakan latihan halaman 40-45!!!"kata guru mapel itu mengakhiri penjelasannya.
Masing-masing siswa mulai sibuk mengerjakan soal latihan. Namun ada juga yang ribut mencari jawaban soal latihan itu ke sana ke sini.
"Kriiiiing Kriiiiing Kriiiiing"
Bel pulang pun berbunyi. Para siswa menyambut dengan suka cita. Sedangkan Kai sibuk menyimpan buku dan peralatan tulisnya ke dalam tas.
"Guys duluan ya!!"kata Kai
"Hati-hati Lo Cil!!"jawab mereka yang dibalas dengan acungan jempol oleh Kai.
Kai mengendarai motornya dengan kecepatan sedang menuju cafe Amora, tempatnya bekerja. Kai bekerja sebagai seorang barista di sana.
"Siang semua."sapa Kai
"Siang juga Bocil."jawab mereka
"Lo dah datang Cil, sana ganti seragam di ruang ganti tamu lagi rame!!"perintah Riko maneger cafe.
"Siap Bang."sahut Kai.
Tak lama Kai kembali dengan seragam yang telah diganti.
Kai segera menuju ke bagian barista
"Ehhh Cil dah makan siang Lo???"tanya Rio
"Udah tadi di sekolah Bang."jawab Kai
"Lo bantuin beberes ya, lumayan berantakan dari tadi rame!"ujar Rio
"Siap maseh..."jawab Kai.
Rio mengusap kepala Kai gemes melihat tingkahnya.
Sementara itu terlihat segerombolan remaja dengan almamater OIHS(OWEN INTERNATIONAL HIGH SCHOOL) memasuki cafe.
Mereka adalah geng BLACK HOLE. Yang diketuai oleh Alden Lucifer Owen. Dan sang wakil yang merupakan kembarannya Alan Lucifer Owen.
Dan beberapa orang inti dari geng tersebut.
Mereka mengambil tempat di depan meja barista.
Kai segera menghampiri mereka dan memberikan daftar menu pada ketua BLACK HOLE.
"Permisi mau pesan apa Kak?"tanya Kai ramah. Bukannnya menjawab pertanyaan Kai, mereka malah bengong melihat Kai yang sangat menggemaskan di mata geng BLACK HOLE. Mereka menatap Kai begitu lama.
"Menggemaskan."bathin sikembar
"Astaga Mak bocil sapa nih. Gemoy banget dah!!"jerit Zarga.
Sikembar saling menatap seolah sedang berkomunikasi lewat tatapan mata.
"Mari kita jadikan sebagai bungsu kita"
"Maaf Kak udah bisa saya catat pesanannya?"tanya Kai lagi.
"Oh iya 5 latte dan 3 capuccino susu lalu nasi goreng seafood 5 serta carbonara pastanya 3!!"jawab Alan.
"Baik ditunggu Kak, pesanannya segera kami siapkan."jawab Kai meninggalkan meja geng BLACK HOLE itu.
Sikembar yang penasaran dengan sosok Kai segera menemui maneger cafe.
"Mau ke mana Lo Bos?"tanya Zidan
"Menemui Riko!!"jawab Alden.
Sikembar masuk ke ruangan Riko maneger cafe.
"Selamat sore Tuan muda, ada yang bisa saya bantu???"tanya Riko.
"Karyawan baru??"tanya Alden
"Namanya Kai Nararya Tuan muda."jawab Riko.
"Kirimkan datanya!!"titah Alan.
"Baik Tuan muda."jawab Riko menunduk hormat.
Sikembar meninggalkan ruangan Riko dan kembali bergabung dengan teman-temannya.
Sikembar terus memperhatikan Kai. Mereka kagum melihat keahlian Kai dalam menyiapkan latte. Kai sendiri yang memiliki insting tinggi tau kalau dia sedang diperhatikan namun dia lebih memilih untuk tidak mengacuhkan semua itu.
Beberapa saat kemudiaan pesanan mereka pun datang.
"Silakan Kak"ujar Kai yang diangguki oleh geng BLACK HOLE.
Jam menunjukkan pukul 10 malam menandakan jam kerja Kai pun akhirnya usai.
"Kai Lo udah kelar beberesnya.?"tanya Rio.
"Dah Bang"jawab Kai.
"Kita tunggu yang lain dulu, baru kita tutup!"titahnya.
Beberapa saat kemudian semua karyawan telah menyelesaikan pekerjaan mereka dan menutup cafe.
"Yok pulang!!"kata Riko pada para bawahannya itu.
Mereka pun segera pulang ke rumah masing-masing. Agar bisa melepaskan penat tubuh karena hari ini cafe lumayan rame.
Kai melajukan motornya dengan kecepatan sedang menuju mansionnya.
Diperjalanan Kai melihat perkelahian beberapa orang, tapi tidak seimbang di mata Kai. Dua orang melawan sekitar 20 orang.
"Tolong.... nggak ya??"gumam Kai.
"Tolong ajalah, ntar meninggoi lagi tu orang."katanya menjawab pertanyaan sendiri.
"Heh om penjahat Lo kok main keroyokan gitu, Cemen Lo!!"ejek Kai.
"Heh bocah Lo jangan ikut campur, sono pulang kelonan ama Mak Lo!!"usir pengeroyok itu.
"Tu congor kurang ajar banget udah gelud kita!!"ajak Kai.
Para pengeroyok dan yang dikeroyok malah bengong mencerna kata-kata Kai tadi.
Tanpa buang waktu Kai pun bergabung menghajar para pengeroyok itu dengan brutal.
"BUGH"
"BUGH"
"BRAKK"
"BRAKK "
"Ah serunya........"riang Kai menikmati perkelahian itu.
"Segini doang kemampuan Lo Om. Pada ngatain gue bocah segala tadi. Ama bocah aja kalah,lemahhh. Malu noh sama si Jon!!"ejek Kai dengan membalikkan jempol tangannya.
Kai menghampiri kedua remaja laki-laki yang dikeroyok tadi.
"Lo gak papa Bang?" tanya Kai.
"Kita baik, makasi ya. Eh kamu yang kerja di cafe tadi kan?"tanya salah satu dari mereka.
"Haaa ohh ini Abang yang di nongkrong di cafe tadi ya!!"jawab Kai.
"Iya, kamu mau ke mana malam-malam begini?"tanya yang satunya
"Oh ni baru habis kerja Bang, mau pulang ke rumah. Ya udah gue duluan ya Bang. Bye!"pamit Kai sambil menghidupkan motornya.
"Ehhh tunggu ..."percuma yang dipanggil telah melesat pergi.
Kai sudah sampai di mansionnya. Dengan dibantu bodyguard Kai memasukkan motornya ke garasi.
Saat membuka pintu, terlihat lampu seluruh ruangan sudah padam.
"Kayaknya Mama udah tidur deh. Gue istirahat juga ah. Capek banget."gumam Kai.
Kai melangkah dengan pelan menuju kamarnya karena takut Mama Silvia terbangun.
"CEKLEK"
Kai membuka pintu kamarnya. Ia segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Tak lama Kai keluar dari kamar mandi dan merebahkan diri di atas kasur king size. Kai pun terlelap dan menjelajah masuk ke alam mimpinya.
"No...no Dad, jangan....tinggalin Kai Dad.....no ... please don't leaves me. No... Dady......."racau Kai tidak jelas dalam tidurnya.
"Huffff....hos...hos...hos.., mimpi itu lagi."ucap Kai mengusap kasar wajahnya.
"Dad Kai harus mulai dari mana untuk mencari pembunuh Daddy. Sedangkan Uncle Pablo saat ini masih terbaring koma. Dad kenapa harus ninggalin Kai sih Dad? It's not fair for me Dad."gumam Kai menangis.
Kai melirik ke arah meja nakas.
"Baru jam 3, tapi gue gak bisa tidur lagi
"ujar Kai.
Dengan langkah gontai Kai mengambil laptopnya. Ia mulai berselancar dengan keyboard laptopnya.
"Mau dicek lewat cctv tapi semua DVR nya dirusak. Tapi kenapa orang ini mengetahui semua letak cctv di mansion ya. Sepertinya dia sudah terbiasa dengan mansion kami."pikir Kai seraya terus berusaha mencari rekaman-rekaman yang masih tersisa dari cctv di mansion milik mendiang Daddynya dulu.
"Agkhhhhh bodoh banget gue, kan gue narok EAGLE EYE di mansion, ni otak gue sliding juga lama-lama, pake segala telmi lagi."omel Kai sembari terus memainkan jari mungilnya di atas keyboard.
"Aaaa gotcha. Ni dia orang yang menembak Dady dan Uncle Pablo. Tapi dia pake topeng gimana ngenalin wajahnya ya."gumam Kai.
Kai terus menggerakkan tetikus untuk mencari informasi dari rekaman yang Kai dapatkan.
"Eeeh tunggu tu orang pake gelang giok hijau, mirip kayak punya Bubu(panggilan Kai pada mama kandungnya). Apa cuma mirip atau gimana ya??"kali ini otak Kai benar-benar dipaksa untuk bekerja keras.
"Ahh paling tidak ada satu petunjuk yang gue dapet. Tidur lagi ah"ujar Kai langsung merebahkan diri di atas kasur king size miliknya.
Pagi ini ritual untuk membangunkan Kai telah dimulai oleh mama Silvia.
Dengan membawa spatula dan penggorengan mama Silvia segera menuju kamar Kai.
Ketika hendak membuka pintu kamar Kai, mama Silvia langsung menggeram.
"Anak iniiiiii benar-benar...."
"Mang Asep...."teriak mama Silvia
"Iya Nya"
"Panggil satpam ke sini dan dobrak pintu ini"perintah mama Silvia
"Baik Nya"
Mang Asep mencari dia satpam untuk membantunya mendobrak pintu kamar Kai.
Dengan setengah berlari kedua laki-laki itu segera melakukan perintah sang nyonya.
"GUBRAAAAKKK"
Kai sama sekali tidak terpengaruh dengan suara berisik yang timbul di depan kamarnya.
Mama Silvia langsung menuju ke kasur Kai dan memukul penggorengan dengan spatula.
"Dih apaan dah berisik, gue tabok juga ntar Lo ye!!"gerutu Kai dengan mata yang masih tertutup.
"Apa kamu bilaaaaang?"teriak mama Silvia.
"Astaga ampun mamak e Dugong, eh Mama bekicot, aduh salah ampun kanjeng Mama."kata Kai yang tersentak bangun kaget karena teriakan sang Mama.
"Apa kamu bilang tadi, mau nabok Mama, mau masuk neraka kamu hah? Mau dibakar bolak balik, mau disetrika kamu di neraka hahhh??"kesal mama Silvia menjewer telinga Kai.
"Ampun kanjeng Mama, ampun sumpah tadi Kai keceplosan kan kaget Mama teriak-teriak gitu, mana suara Mama cempreng lagi eh aduh ni congor ga pake rem lagi"kata Kai sambil memukul mulutnya sendiri.
"Hari ini kamu sekolah naik bus, ga ada motor-motoran, itu hukuman buat kamu!!"gertak mama Silvia meninggalkan Kai.
"Tapi Ma....hadeh hareudang ini mah Mama udah cosplay jadi rubah ekor sembilan."oceh Kai menuju kamar mandi.
20 menit kemudian Kai sudah siap untuk berangkat ke sekolah.
TAP
TAP
TAP
Terdengar langkah kaki di tangga.
Kai segera mendudukkan diri di samping mamanya dan tak lupa mencium pipi sang Mama.
Mama Silvia masih dalam mode senggol bacok.
"Terpaksa nyiapin sarapan sendiri" bathin Kai.
"Ma.... Kai berangkat dulu ya Ma."pamit Kai.
"Hmmmm"jawab mama Silvia
"Et dah itu doang jawabnya Ma."celetuk Kai.
Mama Silvia menatap horor ke arah Kai.
"Oo ya.. ya deh Kai paham."Kai langsung ngacir dari pada nanti kena amukan barongsai dadakan no....no serem.
Dengan terpaksa Kai melangkah menuju halte bis, karena mama Silvia benar-benar tak mengizinkan Kai berangkat dengan motor kesayangannya.
Ketika asyik menendang-nendang angin di halte bis, pandangan Kai tertuju pada seorang laki-laki paruh baya yang sedang menerima telepon di samping mobilnya. Saat memandang ke arah berlawanan Kai melihat sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi ke arah laki-laki tersebut.
Kai melompat dari halte dan berlari ke arah laki-laki itu.
"Om awass....!"teriak Kai mendorong tubuh laki-laki paruh baya itu ke pinggir jalanan.
"Aghhh...........!!!" Kai memegang kepalanya yang terbentur ke trotoar, namun tiba-tiba pandangannya kabur lalu semuanya menjadi gelap.
Laki-laki itu kaget dan melihat ke arah Kai.
Karena Kai tidak bergerak sama sekali laki-laki itu segera mendekatinya. Melihat darah segar yang keluar dari kepala Kai, laki-laki itu segera menggendongnya dan memasukkan ke dalam mobil.
Dengan kecepatan tinggi laki-laki itu mengemudikan mobil ke rumah sakit.
Tergopoh-gopoh ia berlari memanggil perawat untuk membawa brankar.
"Suster.... suster!!"teriaknya.
Para perawat dan Dokter yang mendengar teriakan itu sontak melihat ke arah datangnya suara itu.
"Astaga Tuan Aldric."seru salah seorang Dokter yang sedang berdiri di meja suster jaga.
Mereka berlarian menuju laki-laki itu sambil membawa brankar.
"Cepat obati gadis ini!"bentak laki-laki itu
"I iiya Tuan Aldric!!"jawab mereka gugup.
Laki-laki itu mendudukkan diri menunggu para Dokter mengobati gadis yang ia bawa tadi.
Dari lorong rumah sakit terlihat seorang laki-laki muda berjas putih berlari ke arah laki-laki itu.
"Dad are you okay?"tanya Dokter muda yang menjabat sebagai direktur di rumah sakit itu.
"I'm fine son!!"jawabnya.
"Aku diberitahu kalau Dady datang membawa seseorang ke sini, siapa dia?"tanya Dokter muda itu.
"Dia ada di dalam dia baru saja menyelamatkan nyawa Dadymu ini son."jawab laki-laki itu.
Karena penasaran dengan perkataan sang Dady laki-laki berjas putih itu memasuki ruangan di mana gadis itu sedang ditangani.
Terlihat seorang gadis remaja tengah terbaring dengan luka di kepalanya dan beberapa luka kecil lain di tangan dan kakinya.
"Menggemaskan"bathinnya
Ia pun mengambil bagian untuk mengobati gadis itu. Tak membutuhkan waktu lama akhirnya gadis itu selesai ditangani.
Dokter muda itupun bergegas keluar dan menemui sang Dady yang masih menunggu di luar.
"Bagaimana keadaannya B??"tanya sang Dady pada Dokter muda yang merupakan putranya itu.
"Dia telah selesai ditangani Dad, ia akan segera dipindahkan ke ruang perawatan!!"jawab Dokter muda itu.
"Dia siapa Dad?"tanya Dokter muda itu.
"Dady tidak tau, saat Dady sedang menerima telepon tiba-tiba ada mobil berkecepatan tinggi yang sepertinya ingin mencelakai Dady. Ntah dari mana gadis ini muncul tiba-tiba saja dia telah berada di dekat Dady lalu mendorong Dady ke pinggir, namun dia malah terbentur ke trotoar."jelas laki-laki paruh baya itu.
"Dady sendiri apa baik-baik saja??"tanya Dokter muda itu lagi.
"Dady tidak apa-apa son."jawab laki-laki itu.
Kai dipindahkan ke ruang perawatan khusus yaitu Owen's room. Ruang rawat kelas VVIP milik keluarga the Owen.
Gadis remaja itu belum menunjukkan tanda-tanda akan siuman. Kedua lelaki berbeda usia itu pun masih setia menunggui gadis itu siuman. Saat keduanya sedang asyik dengan kegiatannya masing-masing, terdengar suara racauan dari gadis itu.
"No... Daddy...jangan bunuh Dadyku... Daddy...please....?"racau gadis itu dengan air mata yang menetes dari kedua matanya.
Dokter muda itu segera menghampiri gadis yang masih meracau itu dan mengecek keadaannya.
Tak lama gadis itu pun membuka kedua matanya secara perlahan-lahan.
"Ini di mana ya??"gumam Kai.
Laki-laki paruh baya itu pun menghampiri gadis yang baru saja sadar itu.
"Kau ada di rumah sakit Nona Muda. Terima kasih karena kau telah menyelamatkan nyawaku. Namaku Aldric Lucifer Owen namamu siapa Nona Muda??"tanya tuan Aldric.
"Owen???? Bukankah itu keluarga pengusaha terkaya dengan organisasi mafia terkuat di Asia ya??" bathin Kai.
"Namaku Kai Nararya Om, biasanya dipanggil Kai. Aku di mana ya Om??"tanya Kai.
"Sekarang kamu ada di rumah sakit Kai. Bolehkah aku meminta no telp orang tuamu? Aku akan memberi tahu mereka bahwa kau sedang dirawat di sini."ucap tuan Aldric.
"Gue ga bisa kasih tau no rumah, gue ga bisa percaya pada sembarangan orang lagian kalau Mama tau bisa ngereog dia di sini" bathin Kai.
"Kenapa kau melamun Nona Muda?"tanya Tuan Aldric pada Kai.
"Ahh tidak Om, maaf Kai tidak mempunyai orang tua lagi."sahut Kai.
"Jadi siapa yang harus aku hubungi untuk memberi tahukan keadaanmu?"tanya tuan Aldric lagi.
"Ngga usah repot-repot Om ntar kalau udah mendingan Kai bisa pulang sendiri."jawab Kai.
"Kasihan sekali gadis manis ini, ahh tapi ia cocok untuk dijadikan little princess of Owen"bathin tuan Aldric.
"Kau bersekolah di mana Kai?"kali ini Brandon yang bertanya.
"Kai sekolah di SMK KARTIKA Dok."jawab Kai.
"Berapa usiamu sekarang???.Bagaimana bisa kau sudah memasuki jenjang SMK sekarang??"tanya Dokter muda itu memperhatikan Kai karena ia yakin umur Kai saat ini mengharuskan Kai masih duduk di bangku SMP.
"Ohh sekarang usia Kai hampir 14 tahun Dok."sahut Kai.
"Lalu kenapa kamu sudah menduduki bangku SMK saat ini Kai??"tanya Dokter itu lagi.
"He...he... itu Kai ikut kelas akselerasi, Dok!!"jawab Kai nyengir.
"Kalau orang tuamu sudah tidak ada,
bagaimana dengan biaya kebutuhan sehari-hari dan sekolahmu, siapa yang membiayainya??"tanya tuan Aldric.
"Kai kerja Om!!"jawab Kai singkat.
"Kerja di mana?"tanya Tuan Aldric.
"Cafe Amora Om. Kai bekerja sebagai barista di cafe Amora."kata Kai menjelaskan.
"Akan ku jadikan kau sebagai adik kecilku, Kai"bathin Dokter itu.
Tuan Aldric mengangguk-ngangguk kecil, mendengarkan penjelasan dari Kai.
"Jadi kapan Kai bisa keluar dari rumah sakit Dok?"tanya Kai.
"Dua hari lagi jika tidak ada masalah dengan kepalamu, maka kau bisa pulang Kai"jelas Dokter Brandon.
"Aduh itu lama sekali, Kai harus sekolah dan bekerja Dok lagian Kai nggak suka dengan bau rumah sakit!" rengek Kai.
"Kita harus memastikan benturan itu tidak memiliki efek fatal pada kepalamu Kai!"sanggah Dokter Brandon
"Hmmm kalau rawat jalan aja gimana dok? Boleh ya boleh ya ya ..."bujuk Kai dengan pupyy eyesnya
"Astaga kenapa dia bertambah menggemaskan begini" bathin Dokter Brandon
"Jadi kau tidak ingin dirawat di sini?"tanya Dokter Brandon.
"Iya Dok, Kai tidak suka bau rumah sakit"jawab Kai.
"Dad bagaimana kalau kita merawatnya di mansion saja???"tanya Dokter Brandon pada Tuan Aldric.
"Sepertinya itu lebih baik son."sahut Tuan Aldric.
"Maksud Kai tidak seperti itu juga Om. Kai ingin pulang ke rumah Kai. Bukannya ke mansion Om"protes Kai.
"No debate Kai, kami tidak terima penolakan"jawab tuan Aldric
"Aku akan persiapkan kepulangannya Dad!!"ucap Dokter Brandon.
Dokter Brandon pun menyiapkan semua keperluan Kai, dan juga obat-obatan untuk Kai.
Kemudian ia kembali ke ruangan tempat Kai dirawat.
"Sudah son?"tanya Tusn Aldric.
"Sudah Dad."jawab Dokter Brandon.
Tuan Aldric pun menggendong Kai dan segera membawanya ke parkiran. Hal itu sontak membuat Kai terkejut dan berdecak kesal.
"Ck, sialan!!"umpat Kai.
"Jangan mengumpat Kai!!"tegur tuan Aldric.
Mereka pun sampai di parkiran, tuan Aldric dengan hati-hati mendudukkan Kai ke dalam mobil.
Dokter Brandon segera melajukan mobil menuju mansion. 20 menit kemudian mereka sampai di mansion keluarga Owen.
Brandon turun dari bangku supir dan mengambil alih untuk menggendong Kai menuju kamar. Kai melihat mansion keluarga Owen memiliki kemiripan dengan mansion milik Dadynya dulu. Bergaya ala bangunan Rusia. Tanpa ia sadari air matanya mengalir begitu saja. Brandon yang mendengar isakkan kecil dari Kai pun terkejut.
"Kenapa kau menangis Kai??"tanya Dokter Brandon.
"Itu...apa...itu..mata Kai kemasukkan debu Dok."bohong Kai.
Bukan Brandon namanya jika gampang untuk dibohongi.
"Apa yang kau sembunyikan baby girl?"bathin Dokter Brandon.
"Kai kenapa Brandon??"tanya tuan Aldric.
"Katanya kemasukkan debu Dad!"sahut Dokter Brandon.
"Oooo ayo bawa dia ke kamar agar bisa istirahat!"kata tuan Aldric.
Setiba di kamar Brandon membaringkan Kai dengan hati-hati di atas sebuah ranjang king size.
"Kamu istirahat dulu!!"kata Brandon pada Kai dan diangguki pelan oleh Kai.
Kai pun kembali terlelap, sedangkan Dokter Brandon kembali berkutat dengan laptopnya di meja nakas samping ranjang Kai.
Tiba-tiba tuan Aldric masuk ke kamar untuk melihat keadaan Kai.
"Ohh sudah tertidur rupanya."gumam tuan Aldric.
Tuan Aldric mendudukkan diri di pinggir ranjang king size itu dan memeriksa handphonenya, untuk mengecek apakah ada email penting yang masuk atau tidak.
Sedangkan di gerbang mansion terdengar suara motor yang memasuki area mansion. Terlihat dua orang remaja lelaki memasuki mansion itu.
"Tumben Dady jam segini sudah pulang??"tanya Alan pada Alden.
Sedangkan Alden hanya menjawab dengan mengangkat bahu.
Mereka melangkah ke arah lift menuju kamar mereka.
"Ting"
Pintu lift terbuka dan kedua pemuda itu keluar dari lift dan melangkah menuju kamar mereka. Namun seketika langkah mereka terhenti melihat pintu sebuah kamar yang terbuka. Karena penasaran mereka pun mengintip dari pintu.
"Kalian sudah pulang Twins??"tanya tuan Aldric.
Mereka seperti terpergok sedang maling mendengar suara sang Dady memanggil mereka.
Lantas keduanya masuk dan terkejut melihat Kai yang sedang berbaring di atas ranjang itu.
"Loh kok dia ada di sini?"tanya Alden.
"Kalian kenal dia Boys???"kata tuan Aldric balik bertanya.
"Dia kan bekerja di cafe Amora Dad, dan kemarin malam dia juga yang menolong kami saat dikeroyok."terang Alan pada sang Dady.
"Apa yang terjadi padanya Dad?"kali ini Alden yang bertanya.
"Dia tadi juga sudah menyelamatkan Dady dari mobil yang ingin menabrak Dady, sehingga kepalanya terluka karena terbentur ke trotoar."jelas sang Tuan Aldric.
"Lalu sekarang bagaimana keadaanya???"tanya Alden lagi.
"Dia sudah membaik"jawab Dokter Brandon.
"Eeeh Bang tumben udah pulang?"tanya sikembar.
"Mengantar Kai pulang, dia tidak mau dirawat di rumah sakit."jawab Dokter Brandon.
"Mommy dan Bang Ace kapan pulang Dad?"tanya Alan.
"Mungkin sekitar dua hari lagi, sekarang kalian ganti baju dan bersih-bersih!"perintah tuan Aldric dan diangguki kedua pemuda itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!