NovelToon NovelToon

Suami Tengil Yang Tampan

1

Cowok Tengil yang di bilang tampan oleh para idaman wanita di Sekolah adalah Brian, Brian adalah seorang anak yang manja di rumah namun garang di Sekolah. Suka keluyuran malam bersama Genk nya. Genk mereka bernama Silver seperti manusia silver ya.

Nama teman temannya ada Jon, Bimbim dan Vino.

Dari mereka berempat yang paling kaya Brian ketua Genk dan Vino paling ganteng namun kalem, Jon apa adanya, sedangkan Bimbim player.

Brian termasuk anak yang susah diatur, tidak terlalu memikirkan hal yang berbau cewek, dan tak pernah jatuh cinta setelah kematian mantan pacar nya akibat sakit.

Sehingga Brian trauma untuk memiliki kekasih.

" Iyan loe, nanti malam ikut gak, nongki nongki di Kafe sebelah? " tanya Laras, teman sekampus. Yang katanya Laras menyukai Brian.

Tapi Brian berpura-pura tidak mengetahui jika sebenarnya Laras memiliki perasaan padanya.

Brian selalu cuek tak pernah menanggapi setiap permintaan Laras, kecuali ada teman Genknya yang terlibat.

" Iyan" Laras memanggilnya pelan.

Akan tetapi Brian tak menyahuti nya.

Brian tak menggubris dan berlalu dari hadapan Laras.

" Hai Brian, " sapa para cewek kampus saat Brian berjalan menuju kantin.

Brian hanya tersenyum dingin tak balik menyapa nya.

" Laras, loe bisa bujuk Brian gak? untuk nanti malam? " tanya Bimbim.

" Dia gak menjawab tidak mau atau mau Bim, " Laras lesu.

" Bubar loe pada, gue mau duduk" usir Brian pada cowok yang berkacamata.

Brian duduk sendiri tanpa Genk nya, di kampus tak ada yang mengetahui bahwa Brian dan kawan-kawan memiliki Genk motor bernama Silver.

Namun terkadang Silver selalu disebut sebut oleh kalangan cewek di kampusnya.

Terkenal sih Genk Silver di kalangan Genk motor lainnya, apalagi Silver termasuk kelompok Genk motor yang terbilang cukup ramai jadi bahan perbincangan Mahasiswa.

Sebab sering bertarung dan terkadang berbagi juga.

" Loe, sendirian aja bro, gue kagak diajak " tiba tiba Jon datang menghampirinya.

"Belum pesan makanan? " tanyanya lagi.

" Keliatannya " Brian berkata.

" Irit banget kalau ngomong" sungut Jon.

Tanpa di perintah Jon langsung memesan makanan, karena Brian menatap intens ke arah Jon. Jon pun paham arti tatapan itu.

Laras dan Bimbim juga datang mendekat ke arah Brian dan Jon.

Laras duduk di sebelah Brian yang sedang memainkan ponselnya.

Bimbim melirik ke arah Laras, memberi kode mata, Laras pun paham apa artinya.

" Em, Iyan kamu mau pesan makan apa" tawar Laras.

" Tidak " singkatnya.

" Loh, kenapa " lanjutnya.

" Jon, sudah memesannya " tunjuk Brian ke arah Jon, yang sedang mengantri mengambil makanan, untuk dirinya dan untuk Jon sendiri.

Laras melihat ke arah Jon, dan benar saja di sana ada Jon yang sedang mengantri.

"Oh" lirihnya.

Tak selang beberapa menit, datang lah Vino dari arah belakang Brian bersama seorang wanita cantik dan seksi.

Tapi Brian tak melirik nya, akan tetapi Laras tak menyukai kehadiran wanita yang dibawa oleh Vino.

Vino selalu mudah untuk mendapatkan seorang wanita karena Ketampanan dan keramahan nya, sehingga banyak wanita yang menyukainya.

Beda dengan Brian biarpun tampan tapi tak pernah melirik wanita, secantik apapun wanita itu.

" Hai" sapa wanita itu, wanita yang disebelah Vino.

Vino memang ramah, baik dan mudah berbaur dengan orang baru, apalagi jika seorang wanita.

Dibilang Player bukan, dibilang Playboy juga bukan jadi apa ya.

Beda lagi dengan Bimbim yang terkenal ganteng namun Playboy. Karena selalu merayu jika ada wanita cantik.

2

Jon kembali dari antriannya, dan membawa nampan berisi dua mangkok bakso dan minuman es jeruk, untuk dirinya dan Brian.

" Loh, kok cuma dua porsi doang sih Jon, " ucap Vino, yang masih berdiri di belakang Brian bersama cewek seksinya.

" Lah, kan tadi gue cuma berduaan sama Brian, loe kan gak ada" balasnya.

Tak ada sahutan dari Vino, tak permisi Vino dan cewek seksinya pergi mencari tempat yang lebih nyaman.

Laras bernafas lega, sebab cewek itu udah pergi dari hadapan Brian.

" Bro, nanti malam loe mau ikutan nongki nongki gak? " tanya Bimbim.

" Loe, tanya sama gue apa Brian, " tanya Jon bingung.

"Gue tanya loe berdua, " jawab Bimbim.

"Oh, Bri loe mau ikutan gak? " tanya Jon. Jon adalah teman yang mengerti Brian, sebab Jon adalah teman sejak SD hingga sekarang.

Jadi bisa dibilang seperti saudara.

Brian belum menjawab pertanyaan temannya, namun Brian melirik ke arah Laras yang seakan menunggu jawaban darinya.

" Liat aja nanti malam, kalau gue sibuk, gue gak ikut karena hari ini gue ada acara, " tidak menolak dan juga tidak menerima ajakannya.

Akan tetapi Brian masih bingung, kalau ikut disangka mau karena ada Laras, tidak ikut tidak enakan sama Jon dan Bimbim. Nasib ketua dan orang tampan begini nih....

"Vino, loe gak mau gabung gitu sama teman kamu disana" ujar cewek seksi yang bernama Tania. Tania adalah mahasiswi baru yang udah sebulan dikampus, namun Vino baru mengenalnya, dan baru saling komunikasi akhir akhir ini, dibilang Vino suka sama Tania emang suka karena Tania cantik dan seksi, dibilang tidak suka tapi sering jalan bareng.

"Eh, gue jadi penasaran sama temen loe yang katanya dingin, cuek, serta galak bikin gaduh di dunia malam alias balapan" Tania berfikir tentang Brian, dan sambil menatap tajam ke arahnya.

Vino tidak suka dengan pertanyaan Tania yang penasaran dengan Brian, cemburu kah???.

" Loh, tinggal loe tanya saja langsung sama dia" tuding Vino ke arah Brian.

" Gak, maksudnya gue punya temen cewek, dia alim, akrab sama gue, katanya dia mau kuliah disini sama gue, " terangnya menjelaskan.

"Teruuss" bingung Vino, dengan ucapan Tania, emang sih Tania seksinya minta ampun, tapi ya Tania itu baik dan alim loh padahal, cuma salah jalan aj dalam bergaul.

" Loe juga kalau tahu teman gue bakal suka sama dia, karena nih ya, teman gue itu cewek yang sangat cantik dan seksi pake banget tau, " Tania masih menjelaskan tentang temannya.

Vino tak mau memperpanjang tentang kehidupan orang lain, maka Vino melahap makanan yang sudah ada di depan matanya.

" Udah jangan bahas orang lain mulu, cepetan ma kan nanti dingin mie nya, " Vino langsung menyuruhnya makan, gak penting membahas orang lain.

"Iya," lirihnya.

Kring... Kring... Suara ponsel Tania berdering di dalam tas nya.

"Assalamu'alaikum, Fa, iya ada apa,? " sapa Tania.

Mendengar Tania mengucapkan salam, Vino langsung tersedak "uhuk uhuk."

Vino tak percaya wanita yang berada disamping nya, yang tergolong seksi bisa mengucapkan salam menurut agamanya.

" Baiklah Fa, gue tunggu loe besok di kampus gue ya" ujar Tania.

Vino makin penasaran siapa sih yang dipanggil Fa itu.

" Walaikumsalam, " Tania mematikan ponselnya.

Dan melirik ke arah Vino yang masih bengong dengan makanannya. Tania mengerutkan kening dan menggeleng geleng kan kepala nya.

Kok bisa, seorang cewek seksi mau mengucapkan salam, yang biasa Vino tahu cewek modelan Tania itu biasanya sering menggunakan bahasa gaul dan kurang mendidik.

Nah Tania tumbenan pake salam, dari awal sampe penutup gak hilangin kata salam, sedangkan dirinya kalau telponan dengan teman teman atau cewek-cewek juga ga pernah ungkapan salam.

" Napa loe, natap gue kayak gitu, emang gue hantu apa? " tanya Tania bingung.

"Gak, gue heran aja sama loe, cewek seksi kayak loe kok, pake salam sejahtera terus sih, " imbuhnya.

Tania hanya tersenyum mendengar lontaran dari Vino, tak marah tapi lucu aja sih.

Tania tak mau menjawab pertanyaan yang emang tak perlu banyak orang tahu. Cukup dirinya dan Tuhan saja yang tahu.

"Udah yuk, udah habis nih makanan gue" Tania meminta udahan dan meminta untuk langsung masuk ke ruangan.

Karena akan ada jam bimbingan dosen baru.

Dosen baru itu seorang laki-laki, tampan dan juga single.

Membuat Tania semangat untuk selalu bertemu dengan dosennya.

Brian juga selesai, Jon dan Brian bersamaan masuk ke dalam kelas. Bimbim dan Laras mengekor nya dari belakang punggung Brian.

Brian ijin ke toilet dulu sebentar sama Jon, sebelum masuk ke dalam kelas.

Braaaaakk Bughhh....

Ada seorang cewek berhijab yang berlari terburu-buru dan ternyata menabrak dada bidang milik Brian, tepat sekali wajah mereka berdekatan.

Cewek itu pun melotot kaget, Brian langsung mengibaskan kemejanya.

" Kalau apa apa tuh liat liat dong!! " sewot Brian.

" Astaghfirullah, maaf mas, aku tidak sengaja, aku buru buru" cewek itu merasa bersalah, dan berjongkok jongkok meminta maaf padanya.

Brian melihat cewek itu marah dan kesal.

Karena handphone nya terjatuh dan berantakan buku yang di bawa Brian. Walaupun buku yang dibawa Brian cuma dua, akan tetapi yang membuatnya kesal dan marah adalah handphone nya jatuh!!!.

" Elo.... Udah bikin handphone gue jatuh, loe harus benerin sampe bener bener jadi!!!" bentak nya, sambil nunjuk nunjuk tangannya dimuka cewek itu.

Hiksss hikss hikss...

Tiba-tiba cewek itu menangis tersedu, dan menundukkan kepalanya.

Brian frustasi menghadapi cewek cengeng seperti itu.

Brian menyugarkan kepalanya kesal, baru saja Brian bertemu dengan cewek modelan seperti ini. Cengeng banget.

" Diam dong jangan nangis, nanti gue dianggap ngapa ngapain loe lagi" suruh Brian padanya.

Cewek itu membereskan buku yang berserakan di lantai, dan juga mengambil handphone yang terjatuh menjadi dua bagian.

Cewek itu menyerahkan semua ke Brian, namun Brian menepisnya.

Karena Brian tak balik balik ke dalam ruang kelas, maka Bimbim dan Jon menyusulnya ke toilet.

Dan Bimbim serta Jon langsung berlari ke arahnya.

" Bim, itu Brian lagi sama siapa tuh" Jon curiga.

" Mana gue tahu, kok tanya saya" jawab Bimbim.

Hikss hikss...

Cewek itu masih menangis, kemudian Bimbim dan Jon saling tatap tak paham.

"Bri, sebenarnya ini ada apa, kenapa kalian bisa berada di depan toilet, dan siapa cewek ini, kenapa sampe menangis, loe apain Bri" tanya Jon panjang lebar tanpa jedah.

" Tanyain aja sendiri sama tuh cewek cengeng, " ketus Brian.

" Mbak, mbak ini kenapa? kenapa sampai menangis segala, ada masalah apa mbak? " tanya Jon penasaran.

" Aku.... "

3

"Aku.... "

Tiba tiba terdengar suara seseorang di sana.

" Syifa, loe ngapain disini, bukannya elo besok ya kesininya? " Tania bertanya padanya.

Syifa berfikir panjang sambil memejamkan matanya lama, sampe Brian pun tak sabar.

" Tidur, loe, merem mulu!! " Brian kesal pada Syifa.

" Huaaa hiks hiks" Syifa pun menjerit lagi.

Tania melotot tak percaya, kok seorang Syifa cengeng sih, perasaan Tania Syifa itu rewelnya minta ampun.

"Aduh, Tania jangan sampe buka mulut, kalau aku sebenarnya pandai bicara, bukan rewel atau pun bawel, ups... Bukannya itu sama aja ya hehe, " Syifa bicara sendiri dalam hati sambil terkekeh sendiri.

Brian langsung menatap Tania tak suka, dan kembali menatap Syifa yang masih menangis.

Vino pun ikut menyusul mereka ke toilet.

Vino terkejut melihat Tania dan disampingnya ada seorang perempuan memakai hijab.

Apa jangan jangan....

"Tania, ada apa ini? " tanya Vino, setengah mendekati Tania.

Syifa masih menundukkan kepalanya, dan masih terdengar isakan tangis buatannya sendiri.

" Ini loh, teman gue yang waktu itu gue bicarain tadi di kantin," jawab Tania, merangkul Syifa erat, karena Syifa sedang menangis.

Vino melihat ke arah Syifa yang masih menundukkan kepalanya.

"Bri, ada apa sih, kelihatannya elo marah banget sama temannya Tania, " imbuhnya.

" Gue, mau Cewek cengeng itu gantiin hand gue, yang dia jatuhin!!! " tunjuk Brian, dan memberikan handphone nya ke Vino.

Vino pun memegang handphone milik Brian.

Dan memang benar handphone Brian rusak parah.

Vino melirik ke arah Syifa, dan ada kecurigaan Vino terhadap Syifa, sebab muka nya berbeda dengan muka yang beneran menangis.

" Cewek itu drama banget sih" gunam Vino dalam hati.

JOn dan Bimbim berada di samping Brian, sedangkan Syifa bersama Tania dan Vino.

" Gue gak mau tau ya elo harus kembaliin handphone gue seperti semula, " Brian meletakkan handphonenya ke tangan Syifa tanpa malu.

Lalu Brian meninggalkan mereka semua.

Brian tak perduli, yang penting handphonenya jadi.

"Gak punya perasaan banget sih" gerutu Syifa dalam hati, ketika Brian memberikan handphonenya paksa di tangannya.

Syifa ingin marah namun pertemuan pertama harus terlihat alim dulu.

JOn dan Bimbim pun mengekor di belakang Brian, sesekali Jon melihat ke belakang.

Ternyata cewek itu cantik juga.

Brian sudah tak terlihat, kini Tania dan Vino masih menemani Syifa.

Yang kemungkinan tersesat tak tahu arah tempat tempat ruangan kelas yang Syifa tempati.

Syifa bernafas lega ketika Brian sudah tak ada di hadapannya.

Meskipun meninggalkan jejak handphonenya yang rusak dan minta di gantiin.

"Awal kejadiannya kek gimana sih Fa,? sampe elo nangis kejer begini" tanya Tania, ketika Syifa sudah tenang tidak terdengar suara isakannya.

Syifa terdiam melirik ke arah Vino, dan Vino balas meliriknya.

" Tadi tuh, aku lari lari depan toilet ini, dan tidak sengaja menabrak dia, aku tadi belum sempat kenalan ya, " Syifa menjelaskan.

" Tadi, cowok yang loe tabrak itu, namanya Brian, idola kampus tengil tuh Fa, " ujar Tania, dan tak merasa tak enak pada Vino sahabat Brian.

" Upsss, sorry Vin, gue keceplosan hehe" Tania menatap ke arah Vino, yang menatapnya tajam, karena sudah meledek temannya.

Syifa hanya manggut manggut, dan masih memikirkan caranya bagaimana memperbaiki ponselnya.

" Tan, gue bingung nih, mau memperbaiki handphonenya, secara aku belum tahu di mana konter yang bisa dipercaya " Syifa bertanya, dimana letak konter yang bagus.

"Vin, elo punya langganan konter gak,? " tanya Tania, menepuk bahu Vino.

"Punya, tapi deket sama rumahnya, Brian" bisik Vino di telinga Tania.

Tania pun mendelik, dan kembali menatap Syifa yang lagi bingung.

"Ada katanya Fa, " imbuhnya.

" Ya sudah, nanti anterin aku ya ke konter itu, " pinta Syifa pada Tania.

Syifa dan Tania, diajak Vino untuk pergi ke kantin sebelum masuk ke ruang kelas.

Padahal sudah jam masuk mata kuliah.

Namun beruntung dosen pembimbing tidak masuk.

Jadi, Vino mengajak Syifa dan Tania makan dulu di kantin.

"Kalian mau makan apa? " tanya Vino, pada Tania dan Syifa, yang baru saja duduk di meja kantin.

" Loe yang bayarin kan Vin? " tanya Tania, memastikan bahwa Vino yang mengajaknya, jadi dia yang harus membayarnya.

" Iya Tan, gue yang bayarin, loe tenang saja. " Ujarnya.

"Kesempatan banget nih" batin Tania.

Syifa masih dalam kepura-puraan bersedih tentang handphone milik Brian, karena ingin mengelabui orang terlebih dahulu.

" Elo, elo kenapa punya muka sedih begitu? " bisik Tania, yang heran dengan wajahnya.

Syifa tidak menjawabnya, hanya geleng-geleng kepala saja.

" Cepetan mau pesan apa!! " teriak Vino, yang masih menunggu jawaban dari Tania dan Syifa.

" Gak perlu teriak gitu, Vin, " kesal Tania.

" Mau pesan mie ayam baso, dan jus alpukat dan otak otak dan.... " Tania menggantung karena Vino memotongnya.

" Dan, dan, dan, dan bilaaaaaaaaaa ku jauhhh darimuuu " Vino kesal, sebab kebanyakan dan dan dan, seperti lagu second civil saja. Sehingga Vino pun bernyanyi asal saja.

Tania jadi sedikit kesal dengan lagu itu, sebab punya kenangan dengan lagu itu.

"Syifa, loe mau pesan apa, jangan kebanyakan dan ya Fa, kayak temen loe ini, " tanya Vino, dan menunjuk nunjuk ke Tania, yang selalu bilang dan dan dan.

Syifa sedikit tersenyum, mendengar ucapan Vino yang barusan menyindir Tania seperti itu.

" Mereka cocok banget" ucap Syifa dalam hati.

" Aku cuma mau baso saja, dan untuk minuman es jeruk manis ya" jawab Syifa kalem.

" Merdu banget sih, suara loe Fa, awas loh nanti Vino suka sama loe, Fa," Tania memperingati Syifa.

Vino yang mendengar itu, seakan-akan tertusuk jarum banget, Tania gak tahu apa kalau ia menyukai Tania dari awal bertemu.

Meskipun dirinya di bilang playboy atau apalah, tapi ia benar-benar menyukai Tania.

Bukan karena dia seksi atau cantik, tapi emang dari pandangan pertama kali Vino bertemu Tania pas Tania baru masuk kuliah.

Sejak bertemu dengan Tania, Vino pun jadi jarang untuk ikutan balapan, baik itu balapan liar ataupun resmi, dan jarang juga nongkrong basecamp.

Vino lebih suka teleponan dengan Tania di malam hari, dari pukul delapan malam hingga tengah malam.

Tania pun meladeni Vino, sebab mereka sama-sama jomblo.

" Tan, gue mau tanya sama loe, Syifa itu lulusan pondok ya? " bisik Vino di telinga Tania.

" Iya, gue juga sama, dulu pernah mondok" ujar Tania, memberi tahu bahwa dirinya pernah jadi anak Pesantren. Itupun hanya satu tahun saja, karena Tania tidak betah dan kabur.

Di Pesantren, Tania tidak memiliki teman, hanya Syifa lah yang mau berteman dengan dirinya.

Maka dari itu Tania sangat menyayangi Syifa.

Jadi...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!