NovelToon NovelToon

CINTA DI PANDANGAN PERTAMA

BAB1. PERTEMUAN

Hari ini sahara mengantar ibunya ke mall untuk sekedar menghilangkan penat dan dia ingin sekaligus belanja. Sahara terlahir dari keluarga yang berkecukupan orang tuanya pemilik restoran di daerah jakarta dan ada beberapa cabang di luar kota.

"Bu Sahara mau cari es cream dulu ya. ibu lanjutin saja nanti saya datang lagi di sini. Soalnya saya Sahara lagi pengen nih.."

Ibu Anggun hanya bisa tersenyum simpul memang putrinya itu sangat doyan dengan es cream. "yah sudah noh pergi tapi ingat jangan lama lama yah.."

"Oke siap bu.. "

Sahara pergi meninggalkan ibunya di sebuah butik untuk membeli pakaian. Dia pergi mencari autlet penjual es cream vaforite nya. tapi sayang seribu sayang padahal tutup hari ini padahal lagi pengen berat.

"Cari saja penjual lain deh.." Sahara pergi dari tempat itu dia cari tempat lain, setelah naik turun exsalator akhirnya dia menemukan penjual es cream walaupun kurang cocok dilidahnya.

Tapi diautlet itu ada rombongan laki laki yang nongkrong diantara mereka adalah Boy. Sahara yang di liatin hanya menunduk malu. Dia tidak tau harus ngapain setelah mendapatkan es cream langsung pergi begitu saja. Dia lupa untuk membayarnya saking gugupnya..

"Cantik kata itu meluncur di bibir Boy. sementara penjual es cream itu sibuk memanggil Sahara tapi tak ada tanggapan. Boy menghampiri pedagang itu.

"Kenapa mbakk...?" Tanya Boy..

"Itu mas cewe tadi lupa untuk membayar es creamnya."

"Ohhh... ini mbak kembaliannya buat mbak saja.." Boy memberi penjual itu seratus ribu harga es cream itu hanya dua puluh ribu saja.

Boy lagi asyik cerita cerita sama anggota gengnya sambil menunggu pasangan masing masing. Boy terkenal suka gonta ganti pasangan maklum geng motor ya kan. Cari wanita terkadang untuk pamer atau untuk dijadikan taruhan...

Mereka berlima sering kali melakukan balap liar terkadang meresahkan warga. Tak jarang mereka kejar kejaran sama polisi atau mereka tawuran sesama geng motor. Dari kejauhan lima wanita itu berjalan kearahnya mereka. Dari pasangan masing masing. "Sayang... teriak Shidy.

Shidy yang mendaftarkan Boy untuk masuk geng motor. Shidy terkenal pergaulannya yang bebas maklum orang tua sibuk dengan pekerjaan masing masing dan jarang interaksi dengan anaknya di rumah,sibuk sama bisnis lagi dan bisnis lagi.

Mereka meninggalkan lapak itu mereka cari tongkrongan untuk melihat musuh mereka. Sementara Sahara ngos ngosan untuk dia kayak habis di kejar hantu.

"Sayang kenapa kamu beli es creamnya dimana sih... kamu beli nya di Bekasi.."

Anggun selesai berbelanja akhirnya mengajak putrinya untuk pulang mereka singga ke swalayan untuk belanja kebutuhan pokok mereka. Di sepanjang jalan macet parah tak seperti biasanya. Bahkan untuk bergerak satu langka saja susah.. Ternyata di depan sana ada tawuran geng motor. Memang akhir akhir ini geng motor meresahkan. Polisi datang mengamankan keadaan agar kembali kondusif. Geng motor berlarian bahkan ada yang diambil motornya. geng hitam dan gen merah yang tawuran...

Setelah satu jam berlalu akhirnya kemacetan sudah bisa teruarai. karna para pengacau beberapa sudah diamankan dan ada banyak motor yang diaman kan polisi.

"ihhh ibu geram deh dengan kelakuan anak anak zaman sekarang tawuran dan tawuran gak ada kerjaan lain." Anggun tidak suka anaknya nanti kepincut sama geng motor itu.

BAB. 2

Sementara itu Sahara hanya diam saja mendengar ocehan ibunya. Ibunya terbilang sensitif dengan kenakalan remaja saat ini. ..

  Ke esokan harinya Sahara pergi ke kuliah dan dia bawa kendaraan sendiri. Tapi tiba tiba mobilnya kempes. Sahara keluar dari mobilnya dan dia tidak tau harus ngapain. Dia juga harus segera sampai kampus karna takut telat.

  Sahara mondar mandir untuk meminta bantuan tapi tidak ada yang respon karna ini semua orang sibuk. Kantor dan kampus atau kesekolah. Dan berkali kali menelpon ibunya tapi tidak ada respon mungkin ibunya lagi sibuk dan tak ada waktu meladeninya.

  "Duh.... kalau begini saya bisa telat ke kampus karna hari ini ada dosen yang tak suka ada yang telat datang. Ibu juga tidak jawab telpon ku." Nampak jelas kepanikan di wajah Sahara. Sudah lima belas menit dia berdiri di samping mobilnya malah tak ada satupun yang menolongnya.

  "Gimana sih ini mobil pake acara kempes segala tidak seperti biasanya." Emang sih hari apes itu tidak tertulis di kalender.

  Boy yang kebetulan lewat dan melihat Sahara yang berdiri di samping mobilnya. Boy berhenti di depan Sahara.

"Apa kah ada masaah Nona.?..."

Boy senyum senyum sendiri. Ternyata wanita yang kemarin yang lupa bayar es creamnya waktu di mall. Ehhh kita belum kenalan yah....

"Boy..... " sambil mengajak berjabat tangan dengan Sahara. Malahan Sahara malah membiarkan tangan itu tergantung di udarah...

  "Sahara.... tampa membalas tangan itu Boy yang tergantung di udarah...

Sahara gugup karna laki laki yang di temuinya di mall kemarin. Saking gugupnya dia memilin ujung bajunya...

"Cihhh.... sombong juga ini perempuan. Untung cantik kalau nggak saya sudah jadiin sate bakar.." batin Boy.

  "Boy melirik jam tangannya ternyata sudah hampir telat ke kampus. "Mau kemana Nona.. saya buru buru ini karna mau ke kampus .."

  "Saya juga mau ke kampus tapi mobil saya kempes .."

  "Tinggal saja mobilnya karna kita sudah telat nanti saya suruh orang untuk membawa mobilmu kebengkel."

Walaupun Ragu Sahara harus mengikuti saran dari Boy walaupun baru di kenalnya. Daripada harus telat mengikuti kuliah.

  Mereka akhirnya naik motor...

  "Pegangan karna kita sudah mau telat..." pinta Boy dengan suara datarnya...

  "Apa hubungannya telat dengan pegangan..." jawab Sahara dengan polosnya....

  "Huuu.... nguji kesabaran ni cewek.." batin Boy...

Boy melaju dengan kencang karna tinggal lima belas menit lagi akan masuk dalam kelas sementara mereka masih di jalan di tamba lagi jalan yang cukup macet.  Boy cukup handal dalam berkendara...

Sahara memeluk erat Boy daripada harus terjungkal kebelakang atau jatuh kan gak lucu.. Sahara menutup matanya dengan Rapat karna cukup laju motornya.

  "Boy menikmati pelukan itu walaupun ini singkat. Kapan lagi kan balapan sambil di peluk pula. Serasa dunia ini milik berdua yang lain hanya numpang.

  Ciiirtttttt..... Boy ngerem mendadak...

"Oii.... Nona turun ini sudah di kampus kamu jangan keenakn peluk saya dong mentang mentang saya ganteng..." ledek Boy....

Sahara turun dari motornya karna mereka memang beda kampus tapi tidak terlalu jauh jaraknya. Boy langsung tancap gas sambil berteriak..

"Sebentar saya jemput nona.."

Sahara di buat bad mood karna ulahnya. "Dasar laki wajah tembok. Ganteng sih ganteng tapi kalau ke gitu modelnya di jamin semua perempuan akan meninggalkannya..."

  "Hai....hai..

Kok pagi pagi udah ngambek saja. Kenapa loe masih kesal aja tu muka..."

Rini sahabatnya yang kebetulan juga baru datang diantar sama pacarnya.

  Sesuai janji nya Boy sudah menunggu di depan gerbang. Dia melihat Sahara berjalan ke arahnya dia akan mengerjainya jika ia menolak.

  "Maaf mas saya pulangnya nanti jemput ibu..." Sahara berharap tidak ingin bertemu kembali dengan Boy.

Boy hanya tersenyum penuh arti. Dia akan membuat Sahara tidak bisa menolak permintaannya...

"Ingat yah... Nona anda harus balas budi dan anda punya hutang..." aneh kan pikir Sahara tiba tiba punya hutang sama dia.

"Maaf ya mas utang apa ya..." bertanya dengan polosnya. Memang dia tidak sadar kemarin belum membayar es creamnya.

  Boy terbahak bahak... saking lucunya dia mengeluarkan air mata. Yang membuat Sahara semakin bingung. Manusia di depannya saat ini tertawa tampa sebab.

"Ayo naik atau membiarkan mobil kamu tinggal di bengkel..."

Kalau bukan karna mobil dia akan pulang sendiri naik taxi. Sahara masih diam di sampingnya yang membaut Boy makin marah...

"Nona kamu mau pulang atau kamu mau berdiri di sini sampai malam..."

Sahara naik diatas motor dan sukses membuat Boy senang bukan main. Kapan lagi dia mengerjai wanita cantik yang ada di boncengannya...

Bukannya pulang malah singgah di sebuah kedai kopi. Yang dimana daerah ini tidak pernah Sahara lalui.

"Mas kok kita ke sini. Abang pulang nanti di cariin sama ibu saya."

Boy hanya diam tampa memberi respon ucapan Sahara. Yang ada di pikirannya bagaimana mengungkapakan perasaannya sama wanita yang ada di hadapannya.

Soalnya wanita di depannya ini membuat nya gugup bahkan untuk bicara pun sama tidak bisa.

Dia semakin penasaran apa yang membuatnya tidak bisa mengungkapkan perasaanya.

"Hallo.... mas... kok malah bengong saja. Kamu kenapa bawa aku kesini..."

"Kamu balas budi. Utang kamu yang di mall kemarin.."

Sahara mencoba mengingat apa yang dia perbuat tapi gak menemukan jawabannya dan itu yang membuatnya semakin jengkel.

"Mas .. bicara yang benar saja, tidak usah bertele tele.."

"Eits... galak juga ini cewek..." batin Boy..

"Kemarin kamu lupa bayar es cream kamu dan sampai di teriaki penjualnya tapi malah lari.."

SAHARA baru mengingatnya kemarin di mall. "Maaf mas berapa utang saya...?"

Boy tersenyum misterius.."gak perlu kamu membayarnya cukup setiap pulang kampus kamu temani saya untuk nongkrong seperti ini.."

Sahara meliriknya dengan sengit. Dia bahkan melototkan matanya saking jengkelnya.. "ingat ya mas... utang ya utang ini uangnya.." Sahara bangkit dan sambil meletakan uang seratus ribu di tangan Boy...

Dia tidak ingin di cap jadi wanita gampangan dia pergi naik ojek pangkalan untuk mengambil mobilnya di bengkel.

Sesampainya di rumah sudah agak sore sementara ibunya sudah mondar mandir di depan pintu...

"Sahara dari mana saja ingat ya besok besok sudah tidak ada lagi seperti ini ya. Pulang sore ibu tidak mau dengar alasan apapun."

Setelah itu sahara hanya diam dan masuk kamarnya tampa melihat ke arah ibunya. Pikirannya benar benar kacau dan tidak bisa di pungkiri kalau dia lagi mumet. Setelah itu dia membersihkan badannya..

Dia berdiri di bawa sower untuk menyiram tubuhnya dengan air dingin.. otaknya sudah terlalu panas....

Selesai mandi dia memakai pakaian rumah dan tidur padahal dia belum makan apa pun dari siang tadi hanya minum di kedai..

BAB.3 WANGI PARFUM

Sahara tertidur lanataran capeknya. Dia terbuai dialam mimpi lagi, ibunya sampai keheranan karna tumben tumbenan anaknya tertidur di sore hari..

Anggun hanya geleng geleng kepala, Sahara di didik sejak dini jika tidur di biasakan di siang hari bukan menjelang maghrib.

  Tepat jam tujuh malam Sahara sudah bangun dan keluar makan malam bersama keluarganya. Anggun ingin bertanya tapi dia tahan setelah melihat wajah bete putrinya.

Selesai makan malam Sahara kembali melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda...

Ke esokan paginya Sahara kembali beraktifitas seperti biasa dia akan ke kampus. Tapi dia mencari cari sesuatu dan tidak di temukan dimana saja. Semua sudah di periksa rak buku sudah diacak acak laci pun tak luput dari acakan nya...

"Duh kemana sih itu barang, udah mau di pake malah gak keliatan dan kohilang nya gak tanggung tanggung ya..." Sahara mencak mencak dalam kamarnya.

Lima belas menit setelahnya belum juga ketemu... sekarang dia beralih sama keranjang pakaian kotornya. Dia kembali mencarinya di dalam keranjang itu. Tapi belum juga ketemu dia mengeluarkan semua pakaian kotornya..

  Prannngggg....

  Benda itu jatoh dari saku baju yang dia pakai kemarin. "Akhirnya ketemu juga kan loh..."

  Benda itu slalu di bawa kemana mana oleh wanita. Dimana pun benda tersebut tak pernah ketinggalan. Dia mencium wangi parfum yang menempel di bajunya. .

"Huummmm.

Wangi sekali," Sahara mencium wangi bajunya seakan akan dia tidak mau melepaskan wangi baju itu..

  Wanginya semakin lama semakin candu. Tok.... tokkk.... tokkk....

"Sahara.... Sahara .... Sahara....

Ini sudah jam berapa sudah siap belum...."

Sahara menegang mendengar suara ibunya. Dia menyimpan baju itu dalam lemari takutnya bi Ima mencucinya.

  "Iya bu Sahara sudah siap..."

Anggun mengangguk. "Ayo ibu antar saja ke kampus pulang juga nanti pulang ibu jemput saja.."

  Sahara berangkat ke kampus diantar sama ibunya, lumayan lah tidak cape nyetir. Sudah sampai, "bu Sahara ngampus dulu ya. ."

Setelah mencium tangan ibunya Sahara keluar dari mobil untuk melanjutkan masuk dalam kampus, setelah itu Anggun pergi ke kantornya.

  Sahara seperti biasa jalan seorang diri, Sahara orangnya pendiam tapi sedikit bar bar.. dari arah yang berlawanan ada sahabat lakinya..

"Sendiri saja Sar....?"

Sahara tersenyum, "iya Bara, kamu ngapain di sini bukannya kelas kamu ada di sana ya....?"

"Iya nih Sar lagi jalan jalan saja lagian dosennya katanya tidak hadir hari ini jadi saya jalan jalan dulu."

Bara memang sahabat Sahara sejak SMA, mereka itu kompak kemana mana slalu berdua dan tak jarang mereka di jodoh jodohkan sama teman teman sebaya mereka.

  Bara sebenarnya kagum dengan Sahara tapi sekarang malah suka. Yah dalam persahabatan antara laki laki dan perempuan sudah pasti salah satunya melibatkan perasaan.

"Bar saya duluan soalnya kelas sebentar lagi.." Bara hanya melihat punggung Sahara yang semakin jauh.

Bara ingin mengutarakan Niatnya tapi dia sedikit kecewa setelah melihat Sahara diantar jemput sama musuhnya.  Yah musuhnya karna yang antar jemput Sahara kemarin Boy. 

  Boy dari geng merah sedangkan Bara dari geng hitam. Mereka lah yang bikin onar di jalan raya kalau sudah ketemu. "Ingat Boy kamu sudah merebut wanitaku dan saya akan hancurkan kamu."

Bara ternyata menyimpan dendam. Dia tidak ingin Sahara jatuh ketangan orang lain. Sahara harus jadi miliknya seorang...

  Setelah jam kuliah selesai Sahara menelpon ibunya tapi lagi dan lagi tidak ada respon akhirnya Sahara memilih pulang naik Taxi saja. Lagian ibunya lagi sibuk sibuknya kalau jam segini dan mungkin saja ibunya lupa. Biasanya Anggun pelupa.

Belum sempat memesan Taxi online sudah ada dua motor yang berhenti di depannya. Sahara mengenali Boy walaupun dia ganti motor dan juga helemnya. Boy sengaja tidak membuka helemnya.

"Boy... guman Sahara nyaris tak terdengar. Dua laki laki itu kompak membuka helem masing masing dan menampakan senyum mereka yang misterius...

  Sahara jatungnya berdetak kuat setelah mata mereka saling terkunci satu sama lain. Bara sebenarnya geram tapi tidak mungkin kan kalau dai bertindak ceroboh di depan Sahara.

  Melihat dua manusia yang saling tatap tatapan itu seolah tidak ada orang lain di samping mereka.

"Ekkkhhmmm

Kalian mau pulang atau mau seperti ini sampai pagi..." sewot Bara dari mata mereka ada rasa yang tak pernah dia lihat jika Sahara menatapnya.

"Ayok pulang ajak Boy...."

Sahara belum sempat menolak tangannya sudah di genggam itu yang membuat Bara yang hampir lepas kendali. Boy yang melihat musuhnya itu kebakar jenggot semakin pula dia rangkul dan semakin erat sehingga Sahara tak mampu meronta.

  "Aku akan membalasmu.." Bara berbisik di telinga Boy. Boy kali ini hanya diam dan tak memberi respon apa pun. Sahara malah betah karna wangi parfumnya yang membuatnya ingin lama lama.

"Kok kamu peluk aku nempel pula.." Sahara mendengar sindiran itu langsung buru buru melepas Boy. Dia melihat sekelilinnya hanya tinggal berdua di gerbang kampus. 

  Sahara hendak memesan taxi tapi hpnya sudah di rebut kembali. Mas boy kenapa sih... batin Sahara.

"Pulangnya sama saya saja. Jangan pesan taxi buang buang uang saja."

  Sahara enggan untuk pulang bersama dengan Boy bahkan dia malah diam seribu bahasa. Dia tidak mau di bawa di tempat lain seperti kejadian kemarin.

  "Ayolah Sahara janji deh langsung antar kamu pulang. Sumpah deh..." Boy sambil mengangkat jarinya tapi respon Sahara sama saja. Boy tidak membuang buang waktu mendekat kearah Sahara.

  Sahara mundur kebelakang. Bahkan menatap tajam kearah Boy. Boy melihat tingkah Sahara membuatnya gemas... "ternyata butuh waktu wanita ini untuk takluk sama saya.." batin Boy..

Sahara mengambil ancang ancang untuk lari tapi tangannya sudah di pegang sama Boy...

"Apaan sih mas lepas tau. Sakit tangan saya...!" Bentak Sahara...

"Ampun galak amat... ni cewek.." batinnya.

  Setelah melewati banyak drama Sahara akhirnya mau juga diantar pulang. Sahara memang keras kepala orangnya hanya orang tertentu yang bisa membuatnya menurut.

  "Pegangan ya.  Jangan malu malu saya tinggal kalau kamu jatoh di tanah..."

"Hisss.... untung ganteng kalau nggak udah ku tendang ni orang, heran saya kadang lembut kadang keras.." sahara menjerit dalam hati. .

Ya ampun Sahara emang itu adonan kue kadang lembut kadang keras. Ada ada saja kamu Sahara sok jual mahal lagi padahal lagi nyaman nyamanya. Emang ya cinta sama nyaman itu beda tipis sampai tidak bisa di bedakan.

  Sahara memeluk Boy semakin erat. Dia tak ingin jatoh soalnya karna dia masih ingin hidup.

"Waduh ini orang ngajak menuju Neraka deh..." batin Sahara....

Boy senyum senyum sendiri. Rezeki emang tak pernah jatoh ketangan orang lain. Dua puluh menit sudah sampai di depan rumah sahara..

"Turun sampai kapan kamu mau peluk saya seperti ini. Jangan ambil kesempatan dalam kesempitan..." Boy meledek dengan suara datarya padahal inginnya belum berakhir..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!