Seorang gadis cantik baru saja turun dari pesawat . Dia terpaksa pulang karena sang mama yang selalu memintanya untuk pulang . Entah apa yang membuat sang mama begitu menginginkannya untuk segera pulang . Sebenarnya dia tidak ingin pulang , tapi sudah hampir 5 tahun dia sama sekali tidak pulang . Selain kuliah dia juga bekerja di sana . Meskipun dia terlahir dari keluarga yang berada namun dia sudah terbiasa hidup dengan hal sederhana .
Embun Kalista Margin , seorang mahasiswa kedokteran . Dan tahun ini Embun sudah menyelesaikan pendidikannya . Itulah alasan sang mama memintanya untuk pulang . Embun menolak pada awalnya tapi mendengar jika mamanya sedang sakit dia memutuskan untuk pulang . Lagian juga sudah lama dia tidak pulang .
" Selamat datang kota kelahiran yang menyedihkan " dengan senyum samar dia mengatakan hal yang entah apa arti dari perkataannya .
Kaca mata hitam masih bertengger di hidung mancungnya . Kaos putih dan celana sobek yang dia pilih .
" Nona . Saya di sini " teriak seorang pria paruh baya yang merupakan supir yang bertugas untuk menjemputnya .
Dengan malas Embun melangkahkan kakinya . Dia sudah bilang bahwa dia tidak ingin di jemput . Dia akan pulang sendiri menggunakan taksi .
" Aku tidak meminta untuk di jemput " ketus Embun .
" Ini perintah nona . Saya bawakan kopernya " ucap pak supir yang tak lain bernama pak Anto . Supir yang selalu mengantar jemput embun sewaktu sekolah . Dia begitu mengenal Embun . Dari Embun kecil hingga dia sudah tumbuh menjadi seorang wanita yang sangat cantik .
Embun menyerahkan kopernya lalu menuju mobil yang sejak dulu dia tumpangi dari dia menjadi siswi .
" Hehh .. Ternyata tidak ada yang berubah " lirih Embun dengan senyum yang mengisyaratkan sesuatu .
Pak Anto yang mendengar ucapan Embun tahu betul dengan apa yang dia katakan . Namun dia hanya diam dan mengendarai mobilnya menuju istana sang mama .
Sekitar kurang lebih hampir 2 jam . Mobil itu telah terparkir di depan rumah yang begitu megah .
" Sayang , akhirnya kamu pulang juga " ucap sang mama seraya berjalan menghampiri sang anak yang masih berdiri menatap rumah masa kecilnya .
" Mama kangen sama kamu nak . Terima kasih sudah mau pulang " ucapnya lagi dengan air mata yang tidak bisa dia bending lagi .
" Ayo masuk . Papa kamu juga ada di dalam . Dia sengaja tidak masuk kerja hanya untuk menyambut mu " ucapnya lagi .
" Kalau adikmu Kenzo , dia tadi tidak mau berangkat sekolah karena dia tahu kalau kakaknya yang cantik ini mau pulang . Dan kakak mu dia ...
" Ma aku lelah . Aku mau ke kamar dulu " ucap Embun lalu berlalu dari hadapan sang mama .
" Iya . Istirahatlah . Kamu pasti lelah " ucap Mama Rita dengan senyum nya .
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
" Sayang aku kangen . Kamu kok nggak bilang kalau kamu mau pulang sih . Kan aku bisa langsung ke apartemen kamu " ucap Mona . Gadis cantik seorang model terkenal di luar negri maupun di dalam .
" Aku lelah Mona . Bisa kah kamu tinggalkan aku sebentar saja ?" ucap seorang lelaki tampan dengan sedikit bulu bulu di sekitar wajahnya . Pria tampan , mapan , dan tanpa celah sedikitpun . Tak sedikit gadis yang selalu ingin mencari perhatiannya . Meskipun dia terkenal dengan pria yang suka gonta ganti pasangan tapi entah lah apa yang mereka pikirkan .
" Tapi aku kangen Allan " rengek Mona .
" Pergilah . Atau jangan pernah temui aku lagi " ucap Allan .
Pria itu lalu beranjak meninggalkan Mona yang diam mematung mendengar ucapan kekasihnya . Ini bukan pertama kalinya Allan bersikap seperti itu kepadanya .
Mona segera meninggalkan apartemen mewah itu . Mona tidak ingin jika pujaan hatinya marah . Meskipun dia tidak ingin meninggalkan Allan .
Allan William Robert . Pria berhati dingin dan tidak punya hati . Dengan siapapun dia tidak akan peduli kecuali dengan sang Ibu dan Ayahnya . Dia anak tunggal dari William Robert dan Anna Robert . Kedua orang tuanya selalu memintanya untuk segera menikah karena sebentar lagi dia akan berkepala tiga . Kedua orang tuanya juga sampai pusing dengan tingkah Allan yang suka berganti kekasih . Tapi bagi Allan itu hanya untuk melepaskan penat bu .. Ya kata kata itu jika sang Ibu mulai memberikan ceramah .
drt drt drt
" Ya bu "
" Kenapa kamu tidak pulang ? Apa kamu tidak merindukan ibu ? Pulanglah sekarang juga . Ibu memintamu pulang bukan untuk pulang ke apartemen mu . Ibu tunggu dalam waktu satu jam kamu ...
tut tut tut
Allan segera mematikan sambungan ponselnya sebelum sang ibu akan terus mengomel panjang .
Allan lalu menyambar kunci mobilnya . Tidak mau jika harus mendengarkan ceramah sang ibu tujuh hari tujuh malam .
Dengan kecepatan tinggi tidak butuh waktu lama mobil sport hitam itu telah terparkir di depan rumah sang ibu .
Padahal jika di tempuh dengan kecepatan normal bisa memakan waktu lebih dari satu jam .
" Cepat juga boy " sapa sang Ayah yang sedang duduk di teras bersama kertas di tangannya .
" Hem " hanya itu jawaban Allan .
Allan segera masuk setelah mencium tangan sang Ayah . Dia ingin segera mencari ibunya sebelum suara menggelegar memenuhi ruangan .
" Segera temui ibu mu sebelum dia akan terus mengomel sampai besok pagi " saran sang Ayah .
Allan tidak menjawab tapi langkah kakinya membawanya untuk segera mencari sang ibu .
" Bu " sapa Allan .
" Anak nakal ibu memintamu pulang ke rumah bukan pulang ke apartemen mu . Siapa yang menyuruhmu untuk pulang ke sana ? hah " omel sang ibu seraya menjewer telinga sang putra kesayangan .
" Bu . Aku sudah besar . Jangan menjewer telingaku " gerutu Allan .
Sang ibu lalu memeluk sang putra penuh sayang .
" Apa kamu habis bertemu Mona ?" tanya sang Ibu .
" Hem "
" Ibu sudah bilang serius lah dalam menjalin hubungan . Mona itu memang cantik . Tapi untuk di jadikan pendamping ibu tidak setuju " nasehat sang ibu .
" Hem . Aku lelah aku mau le kamar bu " ucap Allan lalu mencium pipi sang ibu dan berlalu .
" Ya istirahatlah . Kali ini ibu biarkan " jawab Anna .
Allan menuju kamarnya lalu merebahkan tubuhnya .
Baru juga setengah jam . Sahabatnya sudah masuk ke dalam kamarnya dan mengganggunya .
" Bangunlah bro . Pulang hanya untuk tidur itu bukan gaya mu " ucap Roki .
" Ngapain lo ke sini ?" ucap Allan dengan mata terpejam .
" Gue ada mangsa baru " ucap Gio
" Mangsa apa ?" tanya Allan dengan malas .
" Gadis cantik di sini juga tak kalah dengan di luar . Ayolah , kita sudah lama tidak have fun bareng " ucap Roki .
" Oke " ucap Allan yang memang bosan jika berada di rumah .
Ke tiga pria tampan itu menuruni tangga . Anna yang melihat sang putra sudah kembali rapi dan seperti mau pergi sudah menghadangnya di bawah .
" Mau kemana lagi kalian ?" tanya Anna .
" Kita hanya mau keluar sebentar bu . Lagian kita sudah lama tidak bertemu " jawab Roki .
" Ayolah bu . Kita ini masih muda , kita butuh jalan-jalan . Tenang kita hanya berkumpul sebentar " jawab Gio yang tahu dengan apa yang di pikirkan Anna.
" Hanya sebentar bu " ucap Allan sebelum sang ibu menjawab . Dia segera mencium kening sang ibu .
Roki dan Gio mengikuti Allan setelah mencium tangan ibu sahabatnya .
Di sebuah club malam . Suara dentuman musik terdengar begitu nyaring . Hingga memekik telinga .
Ketiga pria tampan itu lalu memesan minuman . Dengan di temani wanita di samping mereka .
" Jangan duduk di dekat ku " ucap Allan .
Dia memang suka berganti pasangan tapi bukan wanita sembarangan yamg bisa mendekati Allan .
" Pergilah " ucap Roki kepada wanita yang duduk di samping Allan .
Dengan wajah di tekuk Gadis itu meninggalkan ketiganya .
" Jangan mengganggu ku " teriak seorang gadis yang tak jauh dari mereka .
" Kamu jangan munafik . Wanita seperti mu pasti juga suka bermain kan " ucap Pria yang sudah setengah sadar itu .
" Jangan menggangunya " ucap Salah seorang gadis yang tak lain adalah sahabat dari Sekar , gadis yang di ganggu oleh seorang pria .
" Siapa kamu ? Wah-wah ternyata kamu jauh lebih cantik darinya " ucap Pria itu lalu tangannya hendak menyentuh wajah Embun .
Ya gadis otu Embun yang mengharuskannya datang untuk menemui sahabatnya .
krak
" Jangan berani menyentuh ku dengan tangan kotor mu itu " ucap Embun .
Embun memutar tangan pria itu lalu mengajak Sekar keluar dari tempat itu .
Sedangkan ketiga pria itu di buat kagum oleh tindakan Embun . Bagi mereka satu banding seribu wanita seperti itu .
" Gila . Dia cewek tidak ada tiganya " ucap Gio .
" Duo bukan tigo " ucap Roki .
" Ya maksud gue itu " ucap Gio
Allan tiba tiba beranjak dari duduknya .
" Mau kemana bro " teriak Roki .
" Cabut " jawab Allan tanpa menoleh .
Ketika di depan club xx tersebut Allan kembali melihat Ke dua gadis yang sedang di ganggu oleh pria tadi yang merundungnya .
Tapi Allan tetaplah Allan . Dia tetap melangkahkan kakinya meninggalkan mereka .
Ketika di depan club xx tersebut Allan kembali melihat Ke dua gadis yang sedang di ganggu oleh pria tadi yang merundungnya .
Tapi Allan tetaplah Allan . Dia tetap melangkahkan kakinya meninggalkan mereka .
" Tolong " teriak Embun yang memang sudah tidak lagi bisa memberi perlawanan karena terlalu banyak pria di sana .
" Maaf Embun . Karena aku , kamu jadi terkena masalah " ucap Sekar merasa bersalah .
" Jangan bicara sembarangan . Yang terpenting kita bisa lepas dari mereka "
" Aku mohon tolong selamat kan kami " teriak Embun lagi .
plak
" Jangan teriak . Diam " ucap Seorang pria dengan perawakan tinggi besar .
Bugh bugh bugh .
Allan akhirnya mendekat lalu menolong ke dua gadis tadi .
Entahlah dari mana Allan memiliki hati untuk menolong .
" Siapa lo jangan ikut campur " teriak pria di dalam club tadi .
Allan tidak menjawab , melainkan terus memberikan perlawanan membabi buta .
" Stop Allan mereka bisa mati " teriak Roki yang saat itu juga memutuskan untuk pergi . Sedangkan Gio dia memilih untuk tinggal bersama wanitanya .
Dengan langkah seribu Roki segera menghentikan aksi Allan . Jika tidak mungkin prema preman itu akan mati di tangan Allan .
" Pergi kalian sebelum nyawa kalian melayang " teriak Roki kepada preman itu .
Semuanya lari kalang kabut melihat apa yang terjadi pada mereka . Meskipun mereka berjumlah banyak dan bertubuh kekar nyatanya tak mampu mengalahkan Allan yang seorang diri .
Setelah itu Allan meninggalkan mereka tanpa sepatah kata pun .
" Terima kasih " ucap Embun kepada Roki .
" Oke . Nggak masalah " Jawab Roki
" Kalian nggak papa ?" tanya Roki lagi .
" Enggak kok " jawab Embun .
" Kenalin gue Roki " ucap Roki yang memang sudah tertarik dengan Embun ketika melihat nya . Hanya sebatas kagum . Karena Roki sendiri juga sudah memiliki kekasih .
" Embun "
" Sekar "
" Kalian pulang naik apa ?" tanya Roki .
" Kita naik bus " jawab Sekar
" Gue antar ya . Udah malam nggak baik cewek cantik malam-malam sendiri . Bahaya " ucap Roki .
" Kita nggak sendiri kok. Kita berdua " jawab Embun .
Roki menggaruk tengkuknya yang tidak gatal .
" Iya . Pokoknya gue antar . Nggak boleh nolak " ucap Roki .
Mereka lalu menaiki mobil Roki yang terparkir tak jauh dari mereka .
Diam dan hening tidak ada obrolan sedikitpun .
" Kalian ini diam terus . Sariawan ?" canda Roki .
" Nggaklah . Kita takut di culik " sahut Embun .
" Secara , baru kenal . Apalagi gue cantik ya kan " ucap Embun .
" Ya lo emang cantik . Dan tenang gue pria baik-baik ya " ucap Roki
" Ya semoga " jawab Embun .
" Habis gang depan kemana ?" tanya Roki .
" Udah di sini aja . Masih masuk lagi soalnya " ucap Embun .
" Ini malam hlo . Nanti kalau ada cowok genit lagi gimana ?"ucap Roki
" Udah sana . Terima kasih ya " ucap Embun dan Sekar bersamaan.
" Rumah lo di sini juga ?" tanya Roki kepada Embun .
" Iya . Udah Sana .Bye " ucap Embun .
" Dih ngusir . Udah di anterin ngusir lagi . Nggak di suruh mampir pula " gerutu Roki tapi tetap melajukan mobilnya menjauh .
Embun dan Sekar hanya tersenyum menanggapi Roki .
" Gue pulang dulu ya . Bye " ucap Embun .
" Iya hati hati . Lagian tadi di antar babang tampan nggak mau " ledek Sekar .
" Nggak ada ya . Ntar kalau gue di culik mau tanggung jawab ente " ucap Embun .
" Ya udah sana hati-hati " ucap Sekar .
" Lo masih hutang penjelasan sama gue " teriak Embun seraya membalikkan Badannya .
Embun memilih untuk menaiki taksi . Sekar tidak tahu jika sahabatnya itu adalah orang kaya . Selama 5 tahun tidak bertemu , Embun hanya menjelaskan kalau dirinya kuliah di kota lain bersama keluarganya . Dan Sekar kuliah di kota nya sendiri .
Taksi yang di tumpangi Embun telah sampai di depan rumahnya . Embun segera turu. dati taksi lalu masuk kedalam rumah . Namun , baru beberapa langkah Embun menghentikan langkahnya .
" Dari mana saja kamu ?" tanya papa nya Embun , Eros Margin .
Embun hanya berhenti sejenak lalu melanjutkan langkahnya tanpa menjawab pertanyaan papanya
" Mau jadi apa kamu hah ? Perempuan suka keluar malam " teriaknya lagi .
Embun tidak menghiraukan sang papa . Dia lalu masuk ke dalam kamarnya dan membanting tubuhnya di atas ranjangnya .
" Tidur . Besok lo sudah mulai kerja " ucap Embun kepada dirinya sendiri .
Pagi harinya . Embun sudah menggunakan setelan rapi untuk hari pertama kerjanya . Meskipun dengan sedikit polesan Embun terlihat cantik .
Setelah di rasa cukup , Embun keluar dari kamarnya . Suara high heels terdengar di ruangan itu .
" Kakak " teriakan seorang anak laki laki berumur sepuluh tahun menghampiri Embun .
" Hai gantengnya kakak . Kamu Apa kabar ? " tanya Embun .
" Aku baik . Kakak jangan pergi lagi ya " pinta Kenzo .
" Ya . Kakak nggak akan pergi . Tapi kalau kerja boleh dong " ucap Embun .
" Boleh tapi di sini . Jangan di luar negeri " ucap Kenzo .
Kenzo memang sedari kecil selalu dekat dengan Embun .
" Oke jagoan . Kamu tuh ya udah gede tapi masih merengek " ucap Embun .
" Sarapan dulu nak " ajak Mama Kayla .
Sarapan kali ini cukup hening . Hanya suara sendok yang saling bersaut .
" Selamat pagi " sapa seorang gadis yang umurnya lebih tua dua tahun dari Embun . Dia Ciara . Kakak dari Embun .
" Dari mana saja kamu " tanya Eros
" Dari rumah Winda pa . Aku nginep di sana " ucap Ciara .
" Wah rupanya kita kedatangan tamu . Apa kabar Embun ?" tanya Ciara
" Ma, aku berangkat dulu " pamit Embun .
" Kamu hati-hati nak " ucap Kayla .
" Woi , gue nanya malah pergi " kesal Ciara .
Embun lalu mengendarai mobilnya menuju salah satu rumah sakit swasta di kotanya . Embun sengaja pulang dan mencari pekerjaan secepat mungkin .
Di luar negeri Embun sudah lebih dulu menghubungi rumah sakit . Sehingga dia bisa langsung bekerja jika sudah tiba . Apalagi Embun termasuk anak yang cerdas , pasti akan mudah untuknya .
" Selamat pagi pak . Saya Embun Kalista " sapa Embun kepada direktur rumah sakit .
" Ya ya . Kamu adalah murid dari johan kan . Saya sangat berterima kasih kamu bisa bergabung dengan kami di sini . Apalagi kami sedang butuh dokter bedah umum" ucap Direktur tersebut .
" Terima kasih pak " jawab Embun .
" Ruangan kamu biar di antar oleh sekertaris saya " ucapnya lagi .
" Baik , saya permisi " pamit Embun .
Embun berjalan melewati koridor rumah sakit. Lalu tiba tiba ...
Brak..
Seorang wanita paruh baya tiba tiba jatuh dan pingsan .
Embun yang melihat itu bergegas menolong ibu tersebut . Embun juga memberikan pertolongan pertama .
" Ibu sudah sadar ?" tanya Embun kepada ibu tersebut .
" Iya. Kenapa saya di sini ?" tanya ibu
" Tadi ibu pingsan . Ibu harus banyak istirahat ya . Jangan banyak pikiran dulu " ucap Embun .
" Bagaimana nggak banyak pikiran orang mikir anak saya saja sudah bikin pusing "jelasnya .
" Sabar ibu . Namanya juga anak-anak " jawab Embun .
" Kalau begitu saya permisi dulu ibu " pamit Embun .
" Apa saya tidak boleh pulang ? " tanya ibu
" Tunggu sampai ibu lebih baik ya . Nanti boleh pulang kok " jawab Embun ramah .
" Enggak mau . Saya mau disini saja . Biar anak saya mikirin saya " ucap ibu tersebut .
Embun hanya menanggapi dengan senyuman. Dia berpikir itu hanya lelucon biasa . Padahal ibu tersebut bersungguh sungguh .
" Apa ibu tadi pikir rumah sakit ini hotel " ucap Embun .
" Bu dokter bisa aja " jawab seorang perawat bernama Hani .
Pekerjaan yang melelahkan untuk Embun . Hari pertama dia bekerja sudah menangani cukup banyak pasien . Dan yang terakhir dia melakukan operasi pertamanya .
" Hari yang melelahkan " ucap Embun seraya merenggangkan otot tubuhnya .
" Dokter sangat hebat " puji Hani
" Kamu bisa aja . Kamu mau pulang ?" tanya Embun yang melihat Hani sudah bersiap untuk pulang .
" Iya dok " jawabnya .
" Sekalian bareng saya saja yuk . Nggak boleh nolak " ucap Embun lalu menyambar tas dan kunci mobilnya .
Hani hanya tersenyum menanggapi dokter cantik itu .Bisa mengenal Embun yang begitu ramah dan mudah bersosialisasi . Dengan perawat maupun rekannya , dan terlebih lagi terhadap pasien .
Meskipun baru masuk tapi Embun sudah berhasil mendapatkan hati pasiennya .
" Rumah kamu di mana ?" tanya Embun
" Saya kos bu di depan gang sebelah sana " ucap Hani .
" Owh kos .. Kamu aslinya dari mana ?" tanya Embun .
" Saya dari Bandung bu . Dan mendapatkan pekerjaan di sini . Jadi saya kos saja . Pengennya cari kos yang dekat rumah sakit tapi .. Mahal " ucap Hani
" Jangan panggil bu . Saya masih muda . Kalau di panggil bu sepertinya saya sudah tua . Panggil Embun aja . Kalau di area kerja terserah kamu " ucap Embun .
" Baik bu .. eh Embun " ucap Hani .
" Saya turun di sini saja . Masuk dikit juga sudah sampai . Mau mampir dulu nggak ?" tanya Hani ragu .
" Lain kali aja ya . Sudah capek nih badan " ucap Embun .
" Baik terima kasih " ucap Hani .
Embun segera melajukan mobilnya untuk pulang . Sebenarnya Embun ingin sekali pulang ke apartemen yang sudah dia beli sebelum memutuskan untuk pulang . Tapi untuk sementara Embun akan tinggal di sana dulu . Demi sang mama pikirnya .
Embun berjalan gontai menapaki setiap anak tangga . Tubuhnya terasa lelah seharian bekerja tanpa istirahat .
" Aku selalu berdoa semoga semua orang selalu sehat . Amin " ucap Embun lalu memejamkan mat untuk melepaskan rasa lelahnya .
Hari sudah semakin gelap , kini menunjukkan jam delapan malam . Embun tertidur selama hampir dua jam . Bahkan dia belum mengganti bajunya terlebih dahulu .
Mama Kayla lalu menuju kamar anaknya . Ketika melihat mobil putrinya sudah ada di rumah . Kayla segera menghampiri kamar putrinya . Tapi melihat sang putri tertidur dengan pulas , dia tidak jadi membangunkan sang putri .
Tapi malam semakin larut , Embun juga belum keluar dari kamarnya . Mama Kayla kembali menghampiri kamar Embun .
tok tok
" Nak , bangun dulu . Makan , nanti tidur lagi " ucap mama Kayla .
Tapi tidak ada sahutan dari pemilik nama . Mama Kayla lalu membuka pintu kamar Embun .
" Sayang bangun dulu . Bersih-bersih , kamu belum makan juga hlo " ucap Mama Kayla .
emmhtt
Embun mencoba untuk bangun meskipun dia masih ingin melanjutkan mimpinya .
" Jam berapa ma ?" tanya Embun dengan suara seraknya .
" Jam delapan . Ayo bangun . Anak gadis kok jorok sih . Nanti kalau pasien kamu tahu , kamu itu jorok bisa kabur mereka " ledek mama Kayla .
" Biarin yang penting cantik " ucap Embun lalu duduk di tepi ranjangnya . Rasa kantuk memang lebih mendominasi tapi rasa laparnya juga tidak kalah .
" Mandi dulu terus maka . Mama ke bawah dulu " ucap Mama Kayla mencium kening anaknya dengan tulus .
Embun lalu beranjak dan membersihkan tubuhnya .
Tidak memerlukan Waktu yang lama . Kini Embun sudah berada di meja makan segera mengisi perutnya yang sudah minta di isi semenjak tadi .
" Papa mau bicara sama kamu " ucap papa Eros .
" Aku makan dulu " Jawab Embun yang masih fokus dengan makanannya .
Papa Eros tak menjawab . Dia meninggalkan Embun bersama makanannya .
Embun juga tidak mau berpikir banyak dengan apa yang akan papanya sampaikan .
Setelah selesai makan Embun mencari keberadaan papanya . Dan biasanya papanya akan berada di ruang baca .
tok tok tok
Melihat mama nya juga berada di ruangan yang sama . Embun sudah bisa menebak jika pasti akan ada hal yang penting . Embun bukan Embun yang dulu .Itu yang selalu berada di benak Embun . Untuk menguatkan dirinya sendiri .
" Ada apa ?" tanya Embun yang tidak ingin basa basi .
" Embun ..
" Biar papa saja yang ngomong ma " potong papa Eros .
Mama Kayla hanya menatap papa Eros sekilas lalu menatap Embun penuh arti . Entah sebuah isyarat minta maaf atau penyesalan . Itulah yang di lihat Embun .
" Kamu akan papa jodohkan dengan anak sahabat papa " ucap Eros to the point .
" Aku nggak mau " jawab Embun apa adanya .
Ya , dia masih muda . Dia juga baru saja bekerja dan berada pada mode nyamannya .
" Saya tidak butuh penolakan . Mau tidak mau kamu harus menikah " ucap Eros tanpa mau di bantah .
Embun tersenyum sinis .
" Terserah . Kalau anda mau kenapa bukan anda yang menikah kalau tidak putri anda yang anda sayangi " ucap Embun lalu meninggalkan ruangan itu .
" Jangan kurang ajar kamu . Mentang mentang kamu sudah bisa sendiri iya " teriak Eros .
" Embun .." teriak Kayla yang menangis melihat apa yang di lakukan Embun . Gadis itu dulu tidak pernah menentang orang tua . Gadis tumbuh dengan pribadi yang baik .Berbeda dari yang sekarang . Itu Embun ku atau bukan ? pikir mama Kayla
" Itu karena kamu selalu memanjakan " kesal Eros kepada sang istri .
Mama Kayla tidak menanggapi ucapan suaminya . Dia meninggalkan ruangan itu tanpa sepatah katapun .
Embun lalu menyambar kuncinya . Dia juga membawa koper untuk pergi dari rumah itu . Sudah cukup baginya berada dalam rumah yang hanya akan membuatnya menjadi seperti hidup tapi tak hidup .
" Embun mau kemana kamu nak ?" teriak Kayla yang tahu Embun berjalan bersama kopernya .
Embun tetap melangkahkan kakinya dan melajukan mobilnya . Mobil yang dia. miliki dari dia duduk di bangku SMA . Mobil yang masih terlihat bersih karena pak Anto yang selalu merawat mobil nya .
Kayla terus mengejar sang putri .
" Maaf ma . Aku sudah tidak mau mengalah dan diam dengan apa yang kalian lakukan kepada ku " ucap Embun dengan isak tangisnya .
Jika bisa memilih mungkin dia akan memilih untuk tetap tinggal di luar negeri .
Embun menghentikan mobilnya di pinggir jalan . Isak tangis pilu begitu terasa .
" Gue anak siapa sih " isak tangis itu semakin pecah .
Embun lalu melajukan mobilnya setelah merasa lebih tenang . Tapi baru beberapa meter .....
Brakkkkkk
" Ya ampun cobaan apa lagi ini " gumam Embun merasa frustasi .
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!