NovelToon NovelToon

Pesona Mantan

Luka

Seorang wanita tengah duduk dengan menyilangkan kedua tangannya di dada. Di sebuah restoran mewah ini, Sandra sudah melakoni dua kali kencan buta yang telah diatur oleh ibunya.

"Ma, cukup! ini yang terakhir kali." Wajah Sandra memerah usai melampiaskan kekesalannya kepada wanita yang telah melahirkan Sandra ke dunia ini.

"Kenapa? Apa kamu akan terus melajang, anakku? Dia pria yang tepat menurut Mama." Mama Sandra berdalih jika pria yang tadi menjadi teman kencan buta sang putri merupakan calon suami yang tepat bagi Sandra.

Pria yang bernama Prabowo tadi adalah pengusaha mebel. Dan bisnisnya sudah merambah ke kancah internasional karena hasil produksi telah diekspor hingga ke manca negara.

"Ma, Enough .... I don't want to get married," Bukan hanya tidak tertarik untuk menikah, tetapi Sandra telah berulang kali mengatakan jika dia tidak mau menikah dalam hidupnya.

Namun, Mama Sandra yang sangat mengkhawatirkan kondisi mental sang anak tidak tega sehingga terus mendesaknya untuk segera menikah, "Tapi, tidakkah kamu ingin menjalin hubungan dengan pria? Sandra, kamu tidak harus menanggung semua ini sendiri."

Manik Sandra menyapu sekeliling ruangan. Napasnya memburu, rasanya sulit sekali menjelaskan keinginannya itu kepada sang mama. Sandra tidak tertarik menjalin sebuah kisah baru ataupun menikah.

Karena semua itu adalah imbas dari luka yang masih mengangga tiga tahun lalu. Di mana pada saat itu dirinya mengharapkan untuk memiliki sebuah masa depan indah bersama sang kekasih.

Namun, kekasih itu memutuskan untuk meninggalkan Sandra tepat pada saat sayang-sayangnya. Tidak sampai di situ, rencana indah yang hampir digapai harus porak-poranda karena kepergian pria itu dari hidup Sandra.

Yang lebih menyesakkan lagi, keinginan untuk mengakhiri hubungan itu berasal dari sebuah pesan singkat yang masuk ke ponsel Sandra.

"Maaf, Sandra. Aku belum siap. Aku belum siap untuk menikah." Dan pesan itu Sandra terima tepat sebelum proses lamaran dimulai.

Pria yang selama ini dikenal Sandra penyayang dan selalu melindungi Sandra, rupanya tidak berniat untuk mempersunting pengacara wanita itu.

Karier yang lancar, berasal dari keluarga yang baik bukan menjadi alasan pria itu untuk menerima Sandra sebagai calon istrinya. Luka itu akan terus Sandra kenang, bahkan hingga nanti.

Dan buntut dari keterpurukan yang Sandra alami menyebabkan pengacara yang hanya khusus menerima kasus perceraian ini enggan untuk menikah.

Baginya, pria di dunia ini tidak ada yang bisa dipercaya. Hingga membuat pengacara yang dulu mengambil banyak kasus perdata itu, kini hanya memilih membantu klien yang ingin berpisah dari pasangannya.

"Tolong hargai Sandra, Ma!" pintanya dengan nada agak ditinggikan. Karena Sandra bosan jika mamanya terus saja memilih pria yang menurutnya cocok menjadi calon suaminya nanti.

**

"Pernyataanmu berbelit-belit," maki seorang pria dalam sebuah ruang interogasi di kantor kejaksaan.

Sejak tadi sepasang mata pria dengan tinggi 181 cm itu terus saja mengamati gerak-gerik orang yang dia interogasi.

Geram dengan ucapan tersangka yang berputar-putar, membuat Kailash sang jaksa penyidik kasus kriminal menjulurkan kaki kanannya lalu diikuti sebuah tendangan ke kursi tersangka.

Bas tard .... dia mengumpat usai menendang kursi yang diduduki oleh tersangka itu. Sebagai jaksa yang memiliki tingkat kesabaran setipis tissue, sudah sering Kai mengintimidasi tersangka yang dia interogasi agar membuka mulut mereka.

Tak ada rasa menyesal ataupun bersalah sama sekali di wajah Kailash. Bahkan wajah Kailash yang sejak tadi serius, kini makin mengerikan karena intimidasi yang dia lakukan tidak membuahkan hasil.

Ingin sekali Kai, panggilan akrab jaksa senior itu mematikan kamera pengawas dan mulai menghajar tersangka yang dia dakwa sebagai otak pembunuhan istri dan anaknya itu.

"Jika kau tidak bisa bertanggungjawab, lantas kenapa kau menikah, Bo doh?"

Pria yang Kailash maki itu adalah tersangka yang baru saja menyerahkan diri dan mengaku tega mengajak anak serta istrinya untuk meminum obat pembunuh serangga. Istri dan anaknya tidak tertolong. Namun, justru pria ini berhasil diselamatkan oleh warga sebelum meminum racun serangga itu.

Bahagia Berujung Duka

"Kamu cantik, Nak." Suara mama yang terus saja memuji bagaimana penampilanku saat ini.

Iya, hari ini adalah salah satu hari spesial dalam hidupku. Karena pada hari inilah, satu langkah akan segera terpenuhi sebelum aku melepas masa lajang yang selama ini kutanggung. Di pundak inilah, semua masa depan keluarga kuhaturkan.

Bahagia? Tentu saja. Tak ada lagi kata yang mampu mengungkapkan semua yang kurasakan. Ingin kuukir indahnya hari ini dengan pahatan emas yang nantinya akan kukisahkan kepada anak-anak kami kelak.

Aku Sandra Tunggadewi, wanita yang akan melangkah ke jenjang yang lebih serius lagi dari sebuah hubungan kasih antar dua hati.

Di kamar lantai dua inilah, tangan-tangan terampil yang telah disiapkan oleh mama mulai mengubahku menjadi sosok ratu pada malam ini.

Sesuai rencana kami semua, malam ini kekasihku akan datang bersama kedua orang tua untuk meminta kesediaan Papa dan Mama untuk mempersunting anak mereka.

Kailash, pria yang sudah kukenal lebih dari lima tahun itu akan menjadikan aku satu-satunya cinta dalam hidupnya. Pria yang kukenal sejak kami berdua sama-sama mengukir sejarah dalam fakultas ilmu hukum di universitas yang sama.

Meski tidak memiliki kesabaran setebal dompetnya. Namun, aku percaya jika Kailash mampu mencintaiku dengan segenap hati pria itu. Betapa bahagianya hidupku nanti, pria yang kugadang-gadang menjadi sosok pelindung, akan segera memeluk dan mempersunting diriku dengan cintanya.

Sejak tadi aku sibuk dengan persiapan lamaran hingga mengabaikan Kailash-ku. Sehingga, akupun lupa memikirkan pria itu. Tak ingin membuat dia lama menunggu, segera ku ambil gambar diri ini yang sibuk didandani oleh dua dayang-dayang yang dipesan oleh Mama.

Kucoba memberitahu Kailash bahwa calon istrinya telah siap menyambut kedatangan pria itu. Usai mengirim gambar diri, aku seperti seorang remaja bau kencur yang jantungnya berdetak karena menunggu kabar dari kesayanganku.

Lima menit, tidak sekarang sudah sepuluh menit dari jarak Kailash membuka pesan berisi fotoku. Dan tak kunjung ada jawaban darinya.

Apa pria itu juga merasakan hal yang sama denganku? Apa jantung pria itu juga berdegup kencang membayangkan masa depan yang akan kami jalani nantinya.

Tapi, ini bukan seperti Kailash yang kukenal. Kailash adalah pria tanpa tedheng aling-aling (Penutup). Butuh waktu berapa lama untuknya agar membalas pesan dariku?

Hampir setengah jam dari jarak pesan yang kukirim, terlihat nama kontak Kailash mencoba mengetik pesan balasan untukku. Hatiku berjingkrak riang karena akhir pria yang kucinta akan segera membalas pap foto dariku.

Cukup lama, hingga akhirnya sebuah pesan masuk ke akun perpesanan milikku, sekonyong-konyongnya dengan cepat kubuka pesan itu agar segera kubalas ulang dengan mengatakan jika aku sudah menunggu kedatangannya di rumahku.

"Maaf, Sandra. Aku belum siap. Aku belum siap untuk menikah." Dan pesan itu kuterima tepat sebelum proses lamaran dimulai.

Amazing? Ah mungkin Kai sedang mengajakku untuk bergurau. Tidak mungkin priaku mengatakan hal seperti ini, bukan?

Hingga tanpa menunggu aba-aba lagi, segera kutekan gambar telepon berwarna hijau untuk menghubungi dirinya guna menayangkan perihal pesan yang dia kirim padaku.

"Maaf, Sandra. Aku tidak bisa menikah denganmu." ucapnya seperti cambukan petir di siang bolong.

Kumembisu, air mataku menetes tak lagi bisa terbendung. Nyatanya, semua ini kenyataan yang harus kuhadapi saat ini.

"Oh, jadi begitu." jawabku singkat.

Tentu saja, aku tidak bisa memaksa orang lain untuk hidup denganku. Bagaimana bisa aku memiliki keegoisan seperti itu? Karena bukan perkara mudah untuk hidup bersama dengan orang yang tidak menginginkan kita, bukan?

"Tapi, aku tidak ingin berpisah denganmu, Sandra. Aku hanya belum siap menikah."

"Terima kasih, terima kasih sudah jujur padaku. Aku berharap kamu selalu bahagia meski tanpa aku. Terima kasih sudah mengisi lima tahun terakhir ini dengan kenangan indah, Kai. Dan maaf, aku tidak bisa memaksamu untuk tetap bersama dengammu. Kita jalani hidup masing-masing dengan indah. Selamat tinggal."

Aku menyerah. Namun, aku tidak kalah. Setidaknya ini adalah akhir yang baik untuk kami berdua. Tidak mudah bagi aku dan Kailash untuk mengambil keputusan seperti ini. Aku yakin dia memiliki alasan yang kuat untuk membatalkan lamaran ini. Dan akupun juga memiliki alasan yang kuat untuk mengakhiri hubungan ini.

Biarkanlah hujan yang akan menghapus luka seperti ia membasuh bumi ini. Kebahagiaan itu bagaikan hujan.

Dulu, saat semburat merah jingga nan elok. Saat gumpalan kapas gelap bersanding bersama cakrawala. Tetes kehidupan jatuh serentak

Membombardir ribuan kilometer lahan.

Impresi menguap di atas tanah. Larut bersama wewangian hujan. Di bawah rintik-rintik nikmat Tuhan. Tersemat manis indahnya janji masa depan

Penuai kebahagiaan semu berselimut basah. Yang kini tak kudapatkan.

Kini aku harus beradu dengan nestapa. Menatap seruan hina yang menyayat jiwa. Menusuk hingga rindu menyeruak keluar. Dengan satu tarikan napas gusar.

****************

Lelaki Psyco

Kailash memejamkan matanya meski hanya sejenak. Di bangku penumpang, mantan jaksa yang baru saja melepas masa tugasnya itu ingin berisitirahat sebentar saja.

Selama dua bulan ini, Kailash memang menekan semua egonya dan waktu banyak menyita dirinya. Selain bekerja di kejaksaan, Kailash juga mulai berkecimpung di kantor hukum milik Papanya. Pradabhasu, pria enam puluh tahun lebih itu menekankan kepada putra satu-satunya agar melanjutkan bisnis miliknya.

Dia berangan-angan agar Kai bisa kembali ke rumah dan juga mengambil alih semua yang Prada dan juga Greta miliki. Karena selama ini, Kailash hidup sesuai keinginannya tanpa peduli dengan kedua orang tuanya.

Kegagalan dalam sebuah hubungan, membuat Kailash semakin menjauh dari keluarga. Dia merasa bersalah sudah menambah beban kedua oran tuanya.

Sehingga, demi menutup semua kekecewaan itu, Kailash menggoyahkan masa kariernya di kejaksaan. Bermimpi memiliki karier yang cemerlang dan menapaki posisi tertinggi di komisi yudisial, harus dia kubur sedalam-dalamnya.

Selama dua bulan ini juga, waktu dan tenaganya banyak tercurah pada dua posisi yang saling berseberangan itu. Meski dalam posisi di kantor hukum papanya, Kailash hanya mengatur beberapa kinerja pengacara partner, tetapi tidak meringankan tugasnya.

Dia harus bolak-balik antara dua kantor. Sehingga, sebuah keputusan besar diambil oleh pria tiga puluh tahun lebih itu.

"Satu tugas selesai, Pak Kailash bisa bernapas lega." Leon berhasil menggugah ketidaknyamanan atasannya dengan pujian yang tak sesuai di telinga Kailash.

Pria yang dikenal kurang memiliki nilai empati itu, hanya menarik napas saja dan tidak berniat membalas pujian Leon. Memang cukup berbeda dengan Prada, Kailash memiliki sifat lebih cuek dari mamanya dan memiliki level menyebalkan di atas Papanya. Entah mengapa semua sifat buruk kedua orang tuanya itu diwarisi oleh Kailash.

"Kau diam saja, Leon! jalanan cukup lenggang kah? Hingga kau bisa berleha-leha?"

Leon merupakan salah satu asisten yang bekerja di kantor hukum Prada. Meski posisinya masih sebagai pengacara muda. Namun, sifat rajin dan ulet Leon banyak mendapatkan pujian. Sehingga dirinya terpilih menjadi PA Kailash yang betugas menemani serta menyiapkan berbagai keperluan bos baru di kantornya itu.

"I ... iya, Pak--"

Tanpa diduga dan dinyana. Jalanan yang awalnya lenggang, kini semakin sesak dengan adanya penyempitan akses.

Hingga tanpa dua pria itu sadari, sebuah tumbukan dari arah belakang menyebabkan terganggunya istirahat Kailash.

"Shi iit ... " umpat Kailash dengan mudahnya.

Tidak hanya berakhir dengan umpatan saja, Leon melirik wajah Kailash yang merah padam menahan bara amarah.

Buru-buru pria muda itu keluar guna menyelesaikan kekacauan ini sebelum Kailash semakin bertambah memaki dirinya.

Leon keluar dari SUV pabrikan Mercedez Benz tersebut. Leon menyayangkan siapapun yang baru saja menabrak mobil SUV tipe GLS-CLASS itu. Dia ikut prihatin kepada si penabrak yang harus menggelontorkan ganti rugi yang cukup besar nantinya.

Rupanya rasa simpatik Leon hanyut begitu saja usai melihat seorang wanita berblazer abu yang baru saja keluar dari mobilnya. Dengan wajah tampak menyesal, wanita itu mendekati Leon serta mengucapkan banyak kata maaf serta berjanji akan mengganti kerugian yang ditimbulkan olehnya.

"Maaf, karena aku sibuk! Anda bisa mendatangi alamat di kartu nama ini. Dan staf saya akan mengurusnya." ucap wanita cantik itu dengan nada rendah menyesali perbuatannya.

Kailash terlihat gusar, karena Leon terlalu lama mengurusi kekacauan ini. Niat untuk bersantai hari ini pupus juga karena kecelakaan barusan.

Hingga Kailash melirik ke arah spion mobil guna melihat sejauh mana Leon meng-handle kekacauan itu.

Betapa jantung Kailash serasa berhenti berdetak. Napas mulai berat dan hatinya begitu sesak, "Sandra ... Sandra." panggilnya lirih.

Seperti memiliki mata, kaki Kailash bergerak tanpa keinginan pemiliknya. Kaki itu melangkah keluar dari mobil yang tampak menyedihkan bagian belakangnya.

Namun, alih-alih Kailash bisa menemui si penabrak, justru Leon berjalan menuju ke arahnya dengan wajah ketakutan sehingga menghalangi jalan Kailash.

"Ah sial ... Leon, menyingkir!"

Sungguh sial, Kailash tak mampu menahan kepergian si penabrak. Wanita berblazer abu-abu itu berlalu dan masuk kembali ke mobilnya usai bertanggungjawab sepenuhnya.

"Dia akan mengganti semua kerusakan, Pak. Ini kartu namanya. Haruskah saya mendatangkan alamatnya?" Leon menjelaskan dengan pelan agar Kailash bisa mengerti.

"Pait," Kailash merebut secuil kertas yang bertuliskan informasi si penabrak itu.

Leon membatu di depan Kailash. Sedangkan Kailash buru-buru berpindah ke kursi depan mobil. "Kau kembali sendiri, aku yang akan menuruti mobil ini, Leon."

"Loh, Pak. Bapak tidak perlu repot-repot begini. Maafkan saya, saya akan mengatasi masalah ini."

"Shut ** up! minggat sana."

"Nih orang abis makan apaan? Harta dia gak akan abis meski semua mobilnya dihancurkan. Lagipula kenapa marah-marah berlebihan juga?" Leon mencibir Kailash yang dia nilai berlebihan. Lagi pula wanita tadi akan mengganti semua kerusakan meskipun dia tahu jika mobil pria itu memiliki nilai asuransi yang besar.

**

Tak sempat, terlambat ... itu adalah kata yang tepat menggambarkan keadaan Kailash. Berniat mengejar wanita yang sempat mengisi kekosongan hatinya dahulu. Namun, dia gagal. Kailash tidak bisa menemukan sisa kepergian Sandra.

Jika tahu akan seperti ini, seharusnya Kailash tadi tidak membiarkan Leon yang turun dan mengatasi masalah tabrakan tadi. "Seharunya aku yang berada di sana tadi." gumamnya singkat.

Terlambat Kailash mencegah kepergian Sandra. Ada duka yang belum sempat terhapus. Ada sisa luka yang belum sempat dibalut. Niat hati ingin memperbaiki hubungan yang pernah terjalin harus pupus sebelum berkembang.

Perih itu masih terasa, terlebih lagi Sandra sama sekali tidak memberinya akses untuk sekadar mengucap maaf pada wanita itu. Usai menutup telepon malam itu, Sandra benar-benar menutup lubang kemelut di hatinya. Sempat Kailash datang ke rumah mantan kekasihnya itu dulu. Namun, apa yang pria itu dapatkan? Penolakan dan ketidaksediaan Mama Sandra lah yang dia dapat.

Semua itu sudah menjadi risiko pilihan yang ditempuh oleh Kailash. Karena dengan sikap pecundangnya itu lah, dia mendapatkan semua ini. Ada hati yang terluka, bukan hanya hati Kailash dan Sandra saja. Melainkan hati semua pihak yang telah menggantungkan rencana indah itu. Termasuk kedua orang tua Kailash juga.

Maka, untuk meredam semua itu. Kailash ingin meminta Sandra untuk membuka celah pintu maaf di hatinya. Tetapi, pria itu terlambat.

Kailash tidak mudah putus asa begitu saja. Dia masih menyimpan erat secuil kartu nama pemberian Sandra.

Siapa sangka jika Sandra masih berada di kota yang sama. Karena sempat tersiar kabar jika Sandra pindah ke kota lain untuk mengobati luka hati. Dan hal itu kian membuat dada Kailash membuncah. Rasa penyesalan itu semakin menggerogoti raganya.

**

Sandra terus memacu kendaraannya usai mendapatkan kabar jika kakak kandung mamanya masuk rumah sakit.

Wanita lanjut usai itu tidak kuat menghalau kabar keretakan rumah tangga putranya. Dan sebagai pengacara khas perceraian pula lah, Sandra diberi mandat oleh sepupunya untuk mengatasi peliknya bahtera rumah tangga.

Meski sempat mendapat aral sebuah kecelakaan yang tidak ia sengaja akibat mobil di depannya mengerem mendadak. Namun, niat Sandra tidak goyah. Wanita yang hanya mengambil kasus perceraian itu bersumpah akan memutus hubungan suami istri itu.

"Aku takut mamaku akan semakin gusar, Sandra." Kakak lelakinya ragu untuk mengajukan gugatan perceraian.

"Tapi kakak yakin ingin berpisah?"

"Iya, dia sudah tidak menghargai aku sebagai suaminya. Kesabaranku ada batasnya, Sandra."

"Untuk itulah, tolong bantu aku!"

Pikiran Sandra bercampur aduk. Antara memikirkan berapa nilai ganti rugi untuk mobil yang sudah dia tabrak dan juga perceraian kakak sepupunya yang bisa mengguncang bibi Sandra sendiri.

"Oke."

**

Usai mendapatkan invoice besar nilai ganti rugi yang tidak tercover oleh asuransi, Kailash membawa nominal tertulis itu ke alamat dalam kartu nama Sandra.

Pria itu ragu untuk masuk ke sebuah bangunan berpintu kaca itu. "Benarkah ini alamatnya? Bukankah dia pengacara seperti yang tercantum?"

Mata Kailash menyapu setiap sudut bagian depan bangunan itu. Tempat yang dia datangi bukan seperti sebuah kantor hukum. Terlebih lagi, kartu nama yang dia genggam itu bertuliskan nama serta nomor kontak Sandra sebagai kuasa hukum.

Meski sempat ragu. Namun, pada akhirnya Kailash menjejakkan kakinya di sebuah toko roti berantai dua itu.

Begitu dia masuk ke dalam toko roti itu, Kailash sudah disambut dengan hangat oleh pegawai toko roti tersebut.

"Maaf saya datang mencari pengacara yang bernama Sandra Tunggadewi."

"Oh, Bapak dari pihak asuransi? Bu Sandra berpesan jika pihak asuransi akan datang mengajukan klaim."

"Aku? Pihak asuransi? Dia mengira aku petugas asuransi?" Kailash sempat tertegun sejenak dengan kata-kata staf Sandra. Karena selama ini, baru wanita ini lah yang cukup meremehkan penampilannya.

Sebagai seorang yang berkecimpung di dunia hukum, sudah selayaknya Kailash lebih menghargai diri dengan cara berpenampilan yang sesuai level hidupnya. Selain berpakaian mahal dari designer terkenal, Kai juga tidak ragu menambah pesona dengan koleksi mobil mewah yang tak kalah dari papanya.

"Saya cari Sandra, di mana dia?"

"Silakan naik ke lantai dua, Pak. Staf Bu Sandra akan mengatur pembayarannya."

Lagi-lagi Kailash gagal bertatap muka dengan mantan kekasihnya dulu. Sempat berharap tinggi dan memperbarui penampilan agar terlihat sedap dipandang oleh Sandra. Namun, Kai harus gigit jari kembali dan menelan kekecewaan karena gagal bertemu dengan Sandra.

"Sesibuk apa dia?" batin Kailash.

Dia paham, sebelum ada perpisahan di antara keduanya. Sandra memang salah satu advokat yang sering menang dalam menangani kasus. Tak jarang keduanya sempat beradu argumen jika dipertemukan dalam persidangan.

Itu dulu, selama tiga tahun terakhir ini. Tak ada embusan kabar dari Sandra. Kini, dia datang dengan cara yang tidak biasa. "Sandra, untuk apa merusak mobilku jika kau ingin ada pertemuan di antara kita berdua." ucap Kai sebelum bertolak dari toko roti yang diketahui milik Sandra juga.

Wanita itu rupanya mengembangkan bisnis lain selain memberi bantuan hukum. Cukup layak dipuji oleh Kailash, karena ternyata Sandra bisa berdiri kokoh meski hubungan mereka telah berakhir.

Dan untuk kelanjutan di antara mereka, Kai lah yang akan mengambil keputusan. Semua itu ada di tangan Kailash. Yakni keputusan akan lanjut diadakannya pertemuan ataukah cukup begini saja.

Pria itu ingin memberi kejutan untuk Sandra. Siapa tahu Sandra melupakan dirinya, sehingga Kailash bisa kembali mengingatkan duka dan luka yang pernah dia toreh.

Kailash menghubungi pihak kantor hukumnya, "Cari tahu semua hubungan kerja sama antara pengacara Sandra Tunggadewi, berikan kasus terakhir yang dia kerjakan dan hubungi pihak lawan. Lalu jangan lupa berikan iming-iming bantuan hukum gratis dari kita jika mereka mau buka mulut."

****************

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!