Kisah ini adalah kisah tujuh orang sahabat, yang mana mereka semua memiliki hobi yang sama, yaitu naik gunung atau lebih dengan bahasa tenarnya bahasa trend-nya adalah pecinta alam dan lebih kerennya hiking.
Mereka berasal dari desa yang sama, yaitu sebuah desa perkampungan di Jawa Tengah, di daerah kebumen. tentunya dari ketujuh orang tersebut memiliki karakter yang berbeda-beda,sejak kecil memang mereka sudah sering bermain bersama, ada 5 orang yang berasal dari rt yang sama, sedangkan dua lainnya satu kampung namun berbeda RT.
Nurman, dia adalah salah satu dari ketujuh orang tersebut, yang mana dia ini memiliki hobi memancing, dan juga berburu, sebetulnya 7 sahabat ini kemana-mana hampir selalu bersama,walaupun terkadang memang ada beberapa yang memiliki hobi berbeda.
Agus, dia adalah anak bisa dibilang orang tuanya orang yang mampu dibandingkan dengan teman-temannya yang lain,karena di antara sahabatnya yang lain hanya dialah yang seorang pelajar yang masih duduk di semester 1 di sebuah perguruan tinggi di wilayah Jogjakarta.
Yono, dia adalah pemuda kampung yang sangat hobi bertani, kegiatannya setiap hari sangat tekun sekali menggarap sawah milik orang tuanya,tidak jarang juga , diapun sering disuruh oleh para tetangganya untuk memperkerjakan sawah seperti mencangkul dan lain sebagainya.
Iman,dia berasal dari keluarga yang biasa saja,hobinya hampir sama dengan Nurman, yaitu memancing, dan bermain musik, karena di antara yang lain hanya dialah yang paling mahir memainkan alat musik, seperti gitar bass dan lain-lain,serta juga memiliki suara yang lumayan bagus.
Dwi, di antara teman-teman yang lain dialah yang paling tua, rumahnya bertetanggaan dengan iman,dia orangnya cenderung pendiam,serta sangat dingin dengan lawan jenisnya,namun dia sangat rajin sekali dalam bidang apapun
Rudi,yang satu ini beda dengan yang lain, di antara mereka semua hampir memiliki kesamaan hobi yaitu berburu, seperti menembak mencari burung dan lain-lainnya. dia tipe orang yang humoris,bahkan sehari-harinya tidak jarang juga menjadi bahan bulian untuk teman-temannya,namun karena sifat netralnya hampir jarang sekali anak ini marah, dia memiliki kebiasaan yang cukup unik dibandingkan dengan yang lainnya, di mana dia istirahat saat sedang melakukan perjalanan ke hutan atau ke manapun, di mana dia meletakkan tubuhnya maka di situlah dia bisa tidur.
Sigit,dia adalah yang paling termuda di antara yang lain,lahir dari keluarga yang cukup sederhana,namun karena begitu rajinnya dia bekerja,maka hampir seluruh kebutuhan keluarganya dia pun peran penting di dalamnya,mengingat ayahnya sudah tiada
Demikianlah sebagai perkenalan, nama-nama tokoh yang akan menjadi sebuah kisah nantinya,kisah ini kebanyakan fiksi dan sedikit kisah nyata,andaikata ada kesamaan tempat dan kejadian,saya mohon maaf yang sebesar-besarnya,karena dalam kisah-kisah pendakian tentunya tidak jauh berbeda hampir setiap para pendaki apa yang mereka alami di dalam sebuah tracking,banyak sekali kesamaan kesamaan.
Di pagi hari yang cerah, ketujuh sahabat ini berkumpul di sebuah rumah yang biasa menjadi pangkalan mereka,ya itu rumah dari Sigit, karena di situ memang tempat biasa para anak-anak muda yang lain nongkrong, entah itu main kartu ataupun bermain gitar sekedar iseng-iseng saja setiap harinya.
"Ayo ke mana nih acaranya,wahai para pengacara,pengangguran banyak acara hahahaha" kata Rudi sambil tertawa.
"Mending kita nembak saja yuk,kayaknya udah lama kita nggak nembak,kita bantai lah tupai-tupai di tempat-tempat biasa, pasti sekarang sudah banyak banget tuh,sahut Nurman..
"Ah setuju itu,Rud" gimana senapan kamu masih bagus kan,terus yang kemarin rusak itu udah dibenerin apa belum aku kalau pakai yang itu hoki banget kayaknya hampir nggak pernah meleset tembakanku"kata agus menyela perkataan temanya.
"Wis pokoknya oke, siap let's go kita pergi sahut Rudi dengan penuh semangat.
"Ya sudah ayo sudah siang kalau mahu berangkat,entar kita ketemu di hutan sana di basecamp biasa, aku mau sarapan dulu lah" sahut Dwi..
Dan akhirnya mereka pun bubar ke rumahnya masing-masing,setelah dari masing-masing ketujuh orang ini menyiapkan alat untuk berburu,seperti golok, ketapel, dan juga 4 buah senapan angin,mereka tidak semuanya memiliki senapan angin,namun dalam perburuan,mereka sudah terbiasa untuk membagi tugasnya masing-masing.
Pagi menjelang siang itu pun mereka berangkat menerobos rimbunnya hutan di kampung mereka,sasaran mereka adalah burung tekukur, burung puyuh, biawak, dan sasaran utamanya adalah tupai si hama kelapa. mereka berburu di hutan-hutan pinggiran pinggiran kampung, sampai terkadang mereka pun keluar dari kampung mereka sampai jauh ke kampung tetangga, menelusuri setiap bukit-bukit kecil yang di situ terdapat rimbunan pohon bambu,karena di tempat-tempat seperti itulah para tupai-tupai ini sering berkumpul.
Setelah cukup jauh berjalan kurang lebih 1 jam,mereka pun telah sampai di sebuah hutan pinggiran kampung sebelah,dan suasana berburu tupai pun dimulai, teriakan demi teriakan pun mereka lontarkan seperti layaknya orang yang berburu,dengan suara keras dan lemparan-lemparan batu ke arah semak-semak pohon bambu, tidak berselang lama,merekapun mendapatiburuan mereka, hingga sampai siang hari,mereka pun sudah mendapatkan cukup banyak ️,hampir 20 ekor tupai,dan 7 ekor burung tekukur, sampai saking asyiknya berburu, hingga waktu pun beranjak semakin sore,merekapun berjalan menuju arah pulang.
Setelah habis selesai shalat magrib,mereka pun kembali berkumpul untuk mengolah tupai tupai tersebut,merekapun menguliti satu persatu tupai itu,tinggal dipotong-potong menjadi kecil-kecil,seperti biasa mereka memasak binatang buruannya dengan cara olahan mereka sendiri,setelah daging-daging tupai ini matang,merekapun tidak pikir panjang lagi langsung menyantapnya beramai-ramai.
"Coy bulan depan kita hiking yuk,kayaknya udah kangen nih suasana gunung"kata Rudi di tengah-tengah mereka menyantap daging hasil buruan.
"Mau naik ke gunung mana kira-kira,Kalau aku sih setuju setuju aja,yang penting aku pas hari libur"sahut si Agus.
"Gimana kalau kita ke Gunung Slamet, kayaknya sudah lama juga enggak ke sana deh,kata Nurman.
"Yap gue setuju tuh,tapi kira-kira yang jelas kapanlah berangkatnya,sebulan lagi kayaknya lama banget deh"sahut Yono.
"Ya terserah itu si Agus liburnya kapan,kalau kita-kitakan enggak mikirin sekolah kalau diakan mikirin kuliah"gimana Gus,kata Iman.
"Kayaknya untuk sabtu besok gue bisa deh" soalnya sabtu minggu senin aku libur sih" sahut Agus.
"Yo wis lah fix, kita berangkat dari sini berarti Jumat sore atau gimana... Jawab Dwi.
"Kalau berangkatnya Jumat sore berarti kita mulai tracking pagi dong,.. mendingan Sabtu habis subuh aja deh,.. kata si Sigit.
"Waktu untuk kita ke kaki gunung Slamet saja hampir 3 jam ya dengan naik motor, mendingan bener deh kata si Sigit, kita berangkat sabtu pagi dari sini, jadi kita bisa langsung tracking pagi itu juga, otomatis minggu pagi kita udah bisa sunrise"sahut si Nurman.
Akhirnya setelah ngobrol panjang lebar, usulan-usulan merekapun satu persatu dikumpulkan,akhirnya menemukan satu kesepakatan,Mereka pun berniat untuk berangkat dari rumah menuju kaki gunung Slamet sabtu pagi buta.
Akhirnya waktu yang sudah mereka sepakati pun tiba,merekapun mulai berkumpul satu persatu sehabis subuh, setelah sehari sebelumnya mereka sudah menyiapkan untuk persediaan logistik dan peralatan-peralatan pendakian lainnya.
Tujuh orang sahabat inipun sudah bersiap untuk berangkat dari Kebumen menuju Purwokerto,Merekapun berniat untuk mendaki lewat jalur Bambangan.
Nurman berboncengan dengan Rudi, sementara Agus dengan Yono,dan Dwi dengan iman,serta Sigit dia membawa motor sendirian,selama dalam perjalanan menuju Purwokerto awalnya memang tidak terjadi apa-apa,dan tidak terjadi hal-hal yang aneh selama dalam perjalanan menuju kaki gunung Slamet,akan tetapi ada sedikit halangan di tengah perjalanan mereka, sempat mereka merasa bahwa itu adalah firasat tidak baik,ketika salah satu ban motor milik mereka tiba-tiba saja meledak saat sedang berjalan,padahal ban motor tersebut terlihat masih baru,tapi entah tidak tahu apa sebabnya tiba-tiba saja ban itu pecah,dari motor milik Nurman.
Dan mahu enggak mahu merekapun harus berhenti terlebih dahulu,untuk mengganti ban tersebut,Merekapun berhenti di sebuah bengkel motor yang pagi itu baru saja buka.
Kurang lebih 30 menit, lumayan lama untuk mengganti sebuah ban motor,ketika mereka sedang berkumpul di bengkel,tiba-tiba saja mereka melihat seorang gadis muda,yang keluar dari gang di salah satu tempat tersebut,dan potongannya seperti style pendaki,dia berdiri di pinggir jalan raya sepertinya dia hendak menunggu angkutan umum,dan tanpa ragu-ragu,Rudi ya memang terkenal agak slengean orangnya,diapun langsung menghampiri gadis tersebut dan menanyakan hendak pergi ke mana, karena dilihat dari penampilannya seperti orang yang hendak naik gunung,alasan itulah Rudi berani menghampiri gadis tersebut.
"Permisi mbak,maaf mahu nanya,kayaknya dari penampilannya mbaknya mau tracking ya,kata Rudi memberanikan diri bertanya kepada gadis itu.
"Iya mas kok masnya tahu"sahut gadis tersebut.
"Ya tahulah mbak dari penampilannya"dan Kalau boleh tahu mbaknya mahu kemana" tanya Rudi.
"Rencananya sih saya pengen ke gunung Slamet Mas"sahut gadis tersebut.
"Oh kalau begitu sama kami juga mahu ke sana mbak,terus temennya mana mbak"..? tanya Rudi lagi.
"Saya sendirian Mas" ya rencananya sih mahu ikut gabung barangkali nanti ada pendaki yang lain" kata gadis tersebut sambil melemparkan senyum.
"Waduh kalau begitu kebetulan sekali,kami Inikan 7 orang,motornya 4, yang satunyakan enggak ada yang bonceng,gimana kalau mbaknya gabung saja sama kami" kata Rudi.
"Ah masa sih,serius Mas...? kok bisa kebetulan kayak begini ya" sahut gadis tersebut.
"Mungkin udah jodoh mbak"hahahha.sahut Rudi ambil tertawa,sementara gadis itupun ikut tersenyum-senyum malu.
"Oh ya mbak kenalin saya Rudi"kata Rudi sambil menyodorkan tangannya.
"Saya Yuni"Sahut gadis tersebut sambil menjabat tangan Rudi.
"Jadi beneran ini Mas saya boleh ikut"kata Yuni..
"Ya beneran mbak"masa sih kami bercanda"sahut si Rudi.
Akhirnya Yunipun bergabung dengan rombongan mereka,satu persatu Yunipun berkenalan dengan ketujuh orang sahabat ini, dan akhirnya merekapun tidak jadi bertujuh,8 orang dengan anggota baru..
Setelah bengkel selesai membenahi ban motor Nurman,perjalanan pun kembali dilanjutkan,hingga pukul 08.30 pagi itu mereka belum juga sampai ke basecamp, tiba-tiba saja Yuni berkata kepada Sigit yang kebetulan dibonceng oleh Sigit karena Sigit lah yang tidak punya boncengan.
"Mas bisa cari toilet umum sebentar enggak"kata Yuni
"Oh ya bisa sebentar kita sambil cari-cari ya"sahut Sigit..
Dan tidak lama setelah itu,merekapun berhenti di sebuah toilet umum yang berada di pinggiran jalan raya,Yunipun turun dari motor lalu dia pun masuk ke dalam toilet.
"Mahu ngapain dia Git"tanya Rudi.
"Ya nggak tahulah namanya ke toilet ya paling pipis,atau enggak beol barangkali"sahut Sigit.
"Iya kalau pipis kalau dia ganti pembalut,...? wah bisa jadi,...belum selesai Agus menyelesaikan perkataannya,
"Ssst...!! sudah kita mahu naik enggak usah berpikiran yang macam-macam,takut terjadi apa-apa gara-gara ini,andai kata dia lagi mens,yang penting selalu jaga kebersihan selama di atas gunung"kata Nurman.
Setelahnya,tidak beberapa lama kemudian, Yuni pun keluar dari dalam toilet dan perjalananpun kembali dilanjutkan,ketika sudah mendekati basecamp bambangan,di sini agak sedikit ada keanehan,yang mana ketika motor mereka,menaiki sebuah tanjakan seperti hampir tidak kuat untuk menaiki tanjakan tersebut,yang anehnya ke empat motor itu semua mengalami hal yang sama.
Akan tetapi kejadian itu tidak berlangsung lama hanya beberapa menit saja,mereka pun hanya positif thinking saja barangkali memang tanjakannya yang terlalu panjang, hingga sampailah mereka di pos bambangan sekitar pukul 11.00 siang,padahal estimasi tibanya sekitar 2 sampai 3 jam dari rumah,akan tetapi karena adanya kendala yang sedikit mengganggu dalam perjalanan mereka, merekapun menjadi kesiangan nyampai pos Bambangan.
Setelah tiba di pos bambangan,merekapun sempat beristirahat sejenak,untuk benar-benar mematangkan persiapan mereka, dan kebetulan hari itu sangat ramai pendaki, dikarenakan takut tidak mendapatkan tempat Camp,akhirnya Rudi dan Nurman pun memutuskan untuk berjalan duluan,sekedar mencari tempat, karena waktu sudah siang agar mereka sampai duluan untuk membuat tenda,akhirnya Rudi dan Nurmanpun berjalan duluan dibandingkan dengan teman-temannya,sementara itu teman-temannya yang lain masih di pos bambangan,untuk melakukan registrasi dan lain sebagainya.
Antara Rudi dan Nurman, perbedaan waktu di antara teman-teman mereka yang masih di bawah sekitar 30 menit,ketika Rudi dan Nurman sampai ke pintu Rimba,mereka agak sedikit bingung.
"Waduh Nur,ini kita ke mana treknya"aku kayaknya lupa deh" ucap Rudi.
"Sama, aku juga bingung,ya sudah kita tunggu saja ada pendaki yang lain nanti kita ngikut"sahut Nurman.
Mereka pun memutuskan berhenti berharap ada pendaki yang lain dan rencana mereka ingin mengikutinya,benar saja tidak lama setelah itu mereka bertemu dengan dua orang yang berasal dari Jakarta.
"Mas cuman berdua,kata salah satu pendaki tersebut.
"Enggak kok mas,kami rame, cuman karena kami berdua bawa tendanya jadi biar kami sampai duluan untuk mempersiapkan bikin tenda dulu,sahut Rudi.
"oh ya sudah kalau begitu ayo bareng saja, kata salah seorang pendaki tersebut.
Dan akhirnya merekapun berjalan kembali, Nurman dan Rudi di depan dan disusul dua orang pendaki dari Jakarta tersebut,merekapun terus berjalan menelusuri jalur,ketika mereka hampir mendekati pos bayangan,Rudi merasa sedikit aneh,dia merasakan sangat gerah sekali, padahal pada umumnya di Gunung seharusnya merasa dingin,tapi beda dengan yang dirasa Rudi saat itu,sampai akhirnya dia pun nyeletuk,ngomong kepada dua pendaki yang dari Jakarta tersebut.
"Kayaknya dulu saya ke sini,hawanya adem tapi kok ini gerah ya mas" kata Rudi yang tiba-tiba saja nyeletuk begitu saja.
"Eh mas,enggak boleh ngomong gitu"nanti malah dikasih hujan"kata salah seorang pendaki dari Jakarta tersebut.
"Oh iya mas maaf saya enggak tahu"sahut Rudi.
Dan benar saja memang keanehan itupun terjadi,setelah beberapa saat Rudi ngomong seperti itu,tiba-tiba saja hujan datang sangat lebat sekali,merekapun berlarian mencari warung-warung di tempat itu untuk berteduh,dan setelah 10 menit kemudian, tiba-tiba hujan itu pun sudah berhenti.
Mereka pun kembali melanjutkan perjalanannya,sementara sekarang pergantian kedua orang yang dari Jakarta di tersebut berjalan duluan di depan,karena Rudi dan Nurman agak lupa jalur.
Tidaj lama setelah itu,merekapun sampai di Pos 1, sementara perjalanan nyampai pos 1 aman-aman saja,lanjulah mereka ke pos 2 di situpun mereka masih merasa aman,enggak ada gangguan apapun.
Pada akhirnya merekapun tiba di pos 3, tiba-tiba saja Rudi dan Nurman pun merasa agak sedikit capek,akhirnya mereka memutuskan untuk berhenti sejenak di pos 3, sementara itu kedua pendaki yang dari Jakarta tersebut memilih tetap melanjutkan perjalanannya,dan kinipun kembali mereka hanya berdua saja. setelah cukup beristirahat merekapun kembali melanjutkan perjalanannya.
Karena jalur gunung Slamet terkenal dengan vegetasinya yang masih lebat,ditambah lagi jalannya atau tracknya yang hanya cukup dilewati untuk satu orang saja,dengan model jalan di bawah lorong-lorong rimbunnya hutan.
Namun semakin lama mereka berjalan, tiba-tiba saja track menjadi semakin sempit sampai-sampai mereka pun di pinggiran jurang.
"Rud, apa ini kita enggak nyasar"kata Nurman.
"Ah enggak tahu ini saya juga bingung" mana dua orang itu udah nggak kelihatan lagi"sahut Nurman.
"sudahlah terusin saja barangkali memang jalannya kayak gini"kata Rudi.
Merekapun terus menelusuri jalur tersebut yang semakin lama semakin menyempit, namun pada akhirnya mereka pun tiba di pos 4,yang mana di pos itu memang terkenal cukup angker,nama pos itu adalah Pos samarantu.yang mana di situ juga terkenal akan gerbang gaibnya,dengan ditandai dua buah pohon besar di kanan kiri track,menurut kebanyakan cerita dari orang-orang,itu adalah sebuah pintu gerbang menuju alam gaib. merekapun berhenti di pos 4, karena memang waktunya yang sudah cukup sore yaitu sekitaran pukul setengah empat sore,di pos 4 tersebut mereka bertemu lagi dengan dua orang pendaki dari Jakarta tersebut,merekapun kembali saling sapa, sambil sembari mengambil foto untuk dokumentasi mereka,setelah selesai berfoto-foto,mereka pun kembali melanjutkan perjalanannya untuk ke pos 5,begitu mereka sampai di pos 5 ternyata tempat camp di pos 5 itu sudah penuh,akhirnya Rudi dan Nurmanpun memutuskan untuk sedikit turun dari pos 5,yang juga ada sedikit tempat yang biasa untuk camp,setibanya di tempat itu, Rudi dan Nurman pun mendirikan 4 buah tenda.
Sementara waktu sudah menunjukkan pukul 04.30, sudah cukup sore memang,saat itu mereka berpikir karena jarak dari teman-temannya hanya selisih sekitar 30 menit Saja,mereka berdua pun berpikir mungkin nanti sekitar jam 05.00 teman-temannya akan segera tiba.
Namun setelah ditunggu-tunggu beberapa lama ,teman-teman mereka tidak kunjung datang,Rudipun terlihat sangat khawatir.
"Duh gimana ini Nur"kok mereka belum pada datang juga ya"padahal ini sudah lewat magrib loh"Aku takut ada apa-apa sama mereka,soalnya kan mereka sekarang bawa cewek"kata Rudi.
"Waduh enggak tahu juga sih,coba saja kita tunggu sebentar barangkali mereka datang.. sahut Nurman dengan perasaan yang cemas juga.
Kondisi waktu itu hujan gerimis, sementara keadaan cuaca di saat itu sudah lumayan gelap karena selepas maghrib, akhirnya Rudi dan Nurman, berinisiatif Ingin menyusul teman-temannya,Lalu dia pun pergi ke tenda pendaki yang bareng naik bersama mereka yaitu dua orang yang dari Jakarta.
"Mas saya mahu nitip tenda ya"kata Rudi.
"Loh memangnya masnya mau ke mana"..? Sahut salah satu pendaki tersebut.
"Ini Mas,teman-teman saya enggak datang-datang Saya takut mereka kenapa-napa,"sahut Rudi.
"Yakin Mas mau turun ,ini sudah gelap loh" sudah gitu gerimis pula"kata pendaki yang dari Jakarta itu. "nanti iya maaf-maaf kata"bukannya ketemu sama temannya,malahan kalian berdua yang tidak ketemu" imbuhnya
Mendengar jawaban dari orang tersebut, Rudi dan Nurmanpun merasa ada benarnya juga perkataan orang itu,selain mereka berdua khawatir dengan teman-temannya, mengingat Merekapun belum makan dari siang,sementara itu mereka berdua tidak membawa logistik sama sekali, karena mereka berangkat duluan hanya membawa tenda saja..
"Iya sih Mas, ada benarnya juga, cuma saya enggak bawa logistik sama sekali,di bawa teman saya semua kami berdua hanya membawa tenda saja, boleh enggak Mas saya minta logistiknya nanti saya ganti deh kalau teman-teman saya datang, jujur saja kami berdua belum makan sama sekali dari siang"kata Rudi
Solidaritas pendaki sangat baik,merekapun diberi dua buah mie instan oleh pendaki yang dari Jakarta itu.
Sementara waktu itu masih hujan gerimis, dan pada akhirnya sekitar pukul tujuh malam, teman-teman merekapun tiba, mereka dibarengi oleh rombongan lain,dan usut punya usut si Yuni ini, ternyata dia sedang haid,oleh karenanya agak sedikit menghambat perjalanan mereka.
Setelah rombongan mereka sampai dan kini sudah terkumpul semua tanpa ada kurang sedikitpun,Rudipun mengambil 2 buah mie instan dan hendak di berikan kepada 2 orang pendaki yang dari Jakarta untuk mengganti yang tadi mereka makan,namun setelah hendak di berikan,merek menolaknya,dengan alasan sudah sewajarnya sesama pendaki harus saling tolong menolong.
Pada kisaran pukul 08.00 malam,mereka pun ingin membuat makanan untuk makan malam, akan tetapi airnya habis waktu itu.. Dwi sebagai bagian logistik, akhirnya mahu enggak mahu dia harus mencari air malam itu,dia pun menghampiri iman,untuk minta ditemani mengambil air.
"Man, cari air yuk"air kita habis nih"..kata Dwi.
"Waduh mahu nyari di mana,aku enggak tahu lho tempat air di sini"sahut iman.
"sudah kita cari saja,katanya di pos 5 kan ada mata air,pos 5 kan di atas ayolah temenin aku"kata Dwi.
"Ya sudah ayo"sahut iman.
Lalu mereka berduapun pergi ke pos 5 untuk mencari air,sebenarnya camp area itu berada di pos 5 Akan tetapi karena ramai pendaki hari itu,maklumlah karena weekend, mereka tidak kebagian tempat untuk membuat tenda di pos 5,akhirnya merekapun bikin camp di bawah Pos 5.
Setelah sampai di pos 5,ternyata di situ masih ada warung yang buka,akhirnya Dwipun bertanya kepada si pemilik warung.
"Pak maaf permisi, di sini kalau mahu ngambil air di mana ya pak"..? tanya Dwi kepada bapak-bapak si pemilik warung.
"Oh di situ Mas naik sedikit,itu yang ada tenda sebelah sana nanti sampeyan turun saja sedikit" sahut si bapak tersebut dengan tutur kata yang sopan.
"Oke Pak terima kasih ya Pak"kata iman.
Lalu mereka berdua pun pergi ke tempat yang bapak-bapak itu maksud,setibanya di sana mereka bingung,hanya saling bertatap-tatapan.
"Yakin di sini ada mata air Man"kata Dwi.
"Waduh Ya enggak tahu lah,aku belum pernah ngambil air di sini soalnya"Coba deh tanya tenda ini barangkali tahu"sahut Iman
Di dekat mereka memang ada satu buah tenda,kebetulan lampunya memang masih nyala,kemungkinan besar orangnyapun belum tidur.
"Mas maaf permisi di sini kalau mahu ngambil air dimana ya"tanya Dwi kepada orang yang di dalam,akan tetapi orang itu tidak keluar tapi menjawab pertanyaan dari si Dwi.
"Itu mas tinggal turun saja sedikit"kata orang di dalam tenda tersebut.
Mendengar jawaban itu,Dwi dan imanpun masih tetap bingung.
"masa iya sih kayaknya ini bukan tempat mata air deh"gumam Iman.akhirnya untuk memastikan dimana tempat air tersebut, Imanpun kembali bertanya kepada orang yang ada di dalam tenda.
"Maaf Mas turun sebelah mana ya"kata Iman
Akhirnya yang di dalam tendapun keluar.
"Ini mas,sampeyan tinggal lurus turun nanti tidak jauh di situ ada mata air kok mas"kata si pendaki tersebut.
"Oh di situ ada jalur ya mas"sahut Dwi.
"Ada kok mas" jawab pendaki itu.
Akhirnya mereka pun turun sesuai dengan arahan dari orang tersebut, karena jalanan agak licin merekapun berjalan pelan-pelan sambil berpegangan pohon di pinggir-pinggiran jalur,sekitar 5 menit mereka berjalan turun,mereka tidak juga menemukan mata air tersebut.
"Di sebelah mana ya"kok belum ketemu juga ini"kata Dwi.
"Ya sudah deh gua naik saja dulu mastiin nanya lagi ke orang itu"di sebelah mana sih tempatnya"kata si Iman
Lalu Iman pun naik kembali ke atas untuk menemui pendaki tadi, dan si Dwi pun ditinggal sendirian, karena jika mereka berdua harus naik berbarengan lagi maka akan banyak memakan waktu.
Setibanya Iman di atas,dia pun kembali bertanya kepada pendaki tersebut.
"Mas tadi saya turun sudah agak jauhan, tapi kok belum ketemu juga ya di sebelah mana sih"tanya Iman.
"Ini lho mas".. masnya tinggal lurus turun nanti mata airnya ada di sebelah kanan" memang kecil sih mata airnya"sahut pendaki itu.
"Oh ya ya terima kasih ya Mas"maaf sudah mengganggu istirahatnya"kata iman.
"iya mas sama-sama " santai saja mas.
Lalu Iman pun kembali,setibanya di bawah dan bertemu lagi dengan Dwi.
"Wi,tadi aku sudah ke atas,kata orang yang tadi sih enggak jauh dari sini belok kanan katanya"Kata iman.
"Ya sudah yuk Coba cariin"sahut Dwi.
Mereka hanya membawa satu buah lampu headlamp,sementara itu Iman di belakang dan Dwi di depan,sambil membawa dua buah botol.
Tidak lama kemudian, akhirnya mereka pun menemukan mata air tersebut, walaupun bercampur dengan rasa takut,tapi mahu enggak mahu karena persediaan air sudah tidak ada sama sekali,otomatis jika tidak ada air maka mereka tidak bisa memasak. saat ketika mereka berdua hendak turun untuk mengambil air,tiba-tiba saja Iman yang berada di belakang dan jaraknya agak-agak ada 3 meter dari Dwi.
"Astaghfirullahaladzim....!!! Iman terkejut namun nampaknya Dwi tidak mendengar kata-kata dari Iman,karena memang ada jarak di antara mereka,sedangkan Iman beristighfar tidak terlalu keras.
Ternyata dia terkejut,mata air yang mereka temukan berbentuk pancuran kecil, Iman melihat di sebuah pojok di bawah pohon ada sesosok perempuan berambut panjang, namun untungnya sosok itu tidak menampakkan mukanya,fia terlihat seakan-akan sedang mengawasi mereka berdua.
Iman pun hanya diam saja,mencoba menguatkan dirinya agar tidak sampai mengatakan hal tersebut kepada Dwi yang hendak mengambil air,karena yang ditakutkan malah menjadi kepanikan buat temannya itu. Imanpun membaca baca doa sebisa dia, karena memang dia ke situ hanya berniat untuk mengambil air,dan lagi dia naik gunungpun tidak membawa apa-apa suatu benda jimat atau lain sebagainya.
Kemudian Si Dwipun mengisi botol yang dia bawa,setelah penuh satu botol air,waktu itu nampak masih aman-aman saja,tidak terjadi kejanggalan pada Dwi,namun ketika Dwi mengisi botol yang kedua,saat baru setengah, terlihat oleh Iman,karena iman yang memberi senter kepada Dwi,melihat tangan Dwi bergetar,dalam hati Iman saat itu"jangan-jangan si Dwi melihat juga nih sosok perempuan berambut panjang itu"gumam Iman dalam hatinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!