NovelToon NovelToon

Terpaksa Nikah

1. Pertemuan Dua Sahabat Lama

Bambang Wicaksono seorang pensiunan Tentara Nasional Indonesia, Dengan pangkat Terkahir sebagai Kapten.

Ia menikah dengan wanita asal Jawa Tengah bernama Ajeng Kartini, Dan memiliki dua anak, Satu anak Laki-laki dan Satu Anak Perempuan.

Anak Pertama Bernama Azura Laras Wicaksono, Berusia dua puluh sembilan tahun, Dan anak kedua berusia Dua puluh lima tahun, keduanya masih berstatus lajang.

Siang ini Pria paruh baya itu menikmati secangkir kopi panas, Di sudut ruangan sebuah cafe yang terletak di tengah kota. Matanya begitu bersinar ketika melihat kehadiran sosok pria paruh baya yang di dampingin dengan dua orang pengawal berbadan tinggi besar.

"Bang Handoko...."Teriak Bambang begitu melihat Handoko memasuki Cafe, ia segera memeluk sang sahabat dengan mata yang berkaca-kaca

"Bambang" Balas Handoko ia membalas pelukan Bambang

"Sudah lama kita gak ketemu,Bagaimana kabar Anak dan Istri mu"ucap Handoko, Ia memberika kode pada kedua pengawalnya untuk meninggalkan dirinya

""Alhamdulillah Baik, Kabar keluarga mu bagaimana"

"Ya beginilah seperti yang kamu lihat"Jawab Handoko

"Apa sekarang kamu Tinggal disini?"Tanya Handoko

"Sejak pensiun aku memutuskan pulang ke Balikpapan, Anak Pertama ku juga sudah lima tahun tinggal disini"Jawab Bambang

"Benarkah?kenapa kamu tidak memberitahu ku kalau anak mu sudah lama tinggal disini"Ucap Handoko

"Maafkan aku Bro, Aku hanya tak ingin merepotkan mu"ucap Bambang

"sampeyan ini seperti dengan orang asing aja"Ucap Handoko

"Bicara mengenai anak perempuan mu, apa dia sudah menikah?"Tanya Handoko

"Belum, Aku bahkan belum pernah melihat anak itu bersama laki-laki"Ucap Bambang

"Usia anak ku sudah dua puluh sembilan tahun, Setiap kali aku dan istri ku membahas pernikahan selalu berakhir dengan pertengkaran"Sambung Bambang

"Anak mu apa sudah menikah?"Tanya Bambang

"Kuliahnya aja belum kelar, Gimana mau nikah"Ucap Handoko

"anak bungsu ku ini sangat berbeda dengan abang dan Kakaknya, Dia benar-benar membuat ku sakit kepala setiap waktu"Ucap Handoko

"Ini anak bungsu yang dulu berbadan gempal itu kan?"Tanya Bambang

"Iya siapa lagi, Dia sekarang tumbuh jadi pria maskulin tapi ya itu sangat pemalas dalam segala hal, Padahal dia satu-satunya harapan ku buat mewarisi bisnis Rumahsakit dan Pabrik Rokok"Jelas Handoko

"Abangnya hanya mau mengurus Perkebunan Teh, sementara Adiknya hanya mau menjadi Mode dan Dokter Kandungan, sedang Sih Bungsu setiap hari hanya sibuk berfoya-foya, Apa yang harus aku lakukan dengan anak itu Bam"Ia memijat keningnya yang terasa pening

"Nikahkan aja anak mu siapa tau dengan menikah dia punya pemikiran yang terbuka"Usul Bambang

Handoko menatap Bambang dan tersenyum begitu lebar

"Kamu benar, aku harus menikah dia"Ucap Handoko

"Dengan anak mu bagaimana?"Tanya Handoko

"Anak ku jauh lebih tua dari anak mu Bang, Cari saja wanita lain, Anak perempuan ku ini sangat berbeda"Ucap Bambang

"Itu bukan masalah, umur hanya angka"Jawab Handoko

"Jadikan pertemuan kita hari ini sebagai bentuk kemajuan dari hubungan persahabatan kita Bam, Bujuklah anak mu agar mau menikah dengan anak ku, Hafiz"ucap Handoko

"Setelah Hafiz wisuda S1, Dia akan segera ku berikan tanggungjawab mengelola Rumahsakit, untuk saat ini aku hanya memberinya bimbing kecil, Aku butuh bantuan mu Bam"Ucap Handoko

Bambang tampak diam, ia mencoba memikirkan ucapan Handoko yanh terdengar cukup serius

"Aku akan mencoba membicarakan ini dengan Anak ku dulu Bang"ucap Bambang

Handoko dan Bambang pun menikmati secangkir kopi dengan berbagai kisah keduanya selama tak bertemu, Bambang banyak menceritakan kisah perjuangannya selama menjabat sebagai Tentara nasional Indonesia, Sementara Handoko banyak menceritakan perjuangannya dalam merintis bisnis hingga sukses seperti saat ini.

Pertemuan keduanya ditutup setelah Handoko menerima panggilan dari Rumahsakit mengenai Rapat bulanannya yang sempat tertunda.

"aku tunggu kabar baik mu Bam"Ucap Handoko

Kedua pengawalnya pun tlah berdiri di samping Handoko.

"Kita ketemu lagi, lusa ditempat yang sama"Ucap Handoko sebelum meninggalkan Bambang

Setelah kepergian Handoko, Bambang tampak merenungkan ucapan Handoko, Ia memikirkan bagaimana caranya menyampaikan ke anak Perempuannya, Azura.

Terlebih sang anak memiliki watak yang sedikit Keras kepala dan sulit di luluhkan jika perihal perjodohan, ia sudah pernah mencobanya satu tahun lalu, tepatnya ketika Azura mendapatkan Promosi kenaikan jabatan sebagai HRD.

jam dinding terus berputar tak terasa Sudah lima jam Bambang menghabiskan waktu di Coffee Shop ini, ia pun memutuskan kembali kerumah setelah pertemuannya dengan sahabat lama.

Bambang kembali kerumah dan menjelaskan Segalanya kepada sang Istri.

Ajeng merima semuanya dengan senyuman yang begitu bahagia, bagaimana Tidak, ia Akan segera memiliki menantu dan Cucu, Membayangkan Azura menikah saja sudah mampu menaikan moodnya.

"Nanti setelah makan malam, Kita bahas ini Pak"Ucap Ajeng

"Aku tidak sabar melihat anak itu menikah dan memberi ku Cucu"Ucap Ajeng

"Bapak sama Ibu yakin, Mba Zura bakal setuju sama perjodohan kalian?"Tanya Bagas yang sejak tadi menguping

"Makanya kamu bantuin bujuk mba mu itu, Biar kamu cepat juga nikahi sih Nada"Ucap Ajeng

"Hm.. Betul juga"Ucap Bagas

"Kalau Mba Zura nolak gimana?"Tanya Bagas

"Kamu pikirkam sudah rencana apa yang harus kamu lakukan"Ucap Bambang

"Ini Mba Zura mau dijodohkan sama anaknya Om Handoko yang seumuran aku itu Pak?"Tanya Bagas mencoba memastikan

"Iya, Kamu ingat kan? Dulu kamu pernah jatuh dari sepeda waktu main sama dia, Makanya jidat mu itu ada bekas jahitan"Ucap Bambang

"Pasti aku ingat, Anak nakal itu yang bikin wajah ganteng ku ini jadi punya codet, Tapi gak papa bekas luka ini makin buat aku makin tampan"Ucap Bagas penuh kepercayaam diri

Bambang dan Ajeng memilih mengabaikan ucapan Bagas.

Malam Hari setelah makan malam, Bambang memanggil Azura yang baru saja menyelesaika cuci piring.

"Kenapa Pak?"Tanya Azura

"Bapak sama Ibu mau bicara sama kamu"Ucap Bambang

Azura memilih duduk disebrang Bambang dan Handoko, Ia duduk sejajar dengan Bagas.

"Kamu ingat Om Handoko gak Ra?"Tanya Ajeng

"Om Handoko...."Ucap Azura mencoba mengingat-ingat

"Oh Teman Bapak itu yang kenal karna Bapak menolongnya waktu nyaris ketabrak Mobil itu Ya Pak"Ucap Azura

"Iya betul, Tepatnya teman SMA Bapak"Jawab Handoko

"Kamu ingat Anaknya yang laki-laki yang dulu jatuh dari sepeda berdua sama Bagas?"Tanya Ajeng

"Bapak sama Ibu bisa bicara langsung ke inti, Azura gak suka kalau bertele-tele"ucap Azura

"Oke...Bapak sama Om Handoko berniat menjodohkan mu dengan anaknya, Hafiz"Ucap Bambang dengan wajahnya yang cukup serius

"APA...DIJODOHKAN?"Pekik Azura yang tak percaya dengan apa yang ia dengar

"Iya, Usia mu sudah tidak muda lagi Zura, Mau sampaikan kamu melajang, mau tunggu Bapak sama ibu mu ini di benam didalam tanah baru kamu mau menikah"Ucap Ajeng

"Azura gak setuju"Ucap Azura ia hendak meninggalkan seluruh keluarganya namun Ucapan Bambang membuatnya kembali Duduk

"Ini riwayat pemeriksaan Ibu mu"Ucap Bambang memberikan hasil pemeriksaan Lab sang Istri

"Ibu sakit?"Tanya Azura

"Azura gak suka ya kalau sudah metode kaya gini, Kalau Ibu sakit ayo kita pergi ke rumahsakit sekarang, Kita cari dokter terbaik"Ucap Azura

"dibaca dulu hasilnya Mba baru ngomel"Ucap Bagas yang merasa gemas dengan tingkah sang kakak

Azura pun membaca setiap hasil lab.

"Jantung....Selama ini ibu Sakit Jantung, Dan menyembunyikan ini semua dari ku?"Protes Azura

"Bapak dan Ibu Harap setelah membaca ini kamu memikirkan keinginan kami"Ucap Bambang

"Kita dokter bu, Azura carikan Dokter terbaik berapa pun akan Azura bayar asalkan Ibu Sehat"Ucap Azura dengan mata berkaca-kaca

"Ibu Gak papa, Ibu Cuma mau melihat kamu menikah, Ibu pengin cucu Ra"Ucap Ajeng

Azura kembali terdiam mendengar keinginan sang Ibu. Ia hanya bisa menunduk dan memikirkan keputusan apa yang harus ia ambil.

***

***Hai Ini cerita Baru ku, mohon dukungannya yaa caranya gampang kok

tambahkan ke favorite Cerita Terpaksa Nikah lalu tinggalkan jejak dengan memberi like

Semoga kalian suka yaa ❤***

2. Penolakan

"Azura pikirkan dulu"ucap Azura

"Besok kita pergi ke Dokter ya Bu"Sambungnya kembali

"Ibu gak papa Ra, Ibu minta kamu pikirkan perjodohan mu Jangan pikirkan Ibu"Ucap Ajeng

"Gimana bisa Ajeng gak mikirin Ibu, Ibu tuh sakit, Nikah bisa kapan aja"Ucap Azura

"Jadi kamu benaran mau tunggu Ibu mati dulu baru mau nikah"Ucap Ajeng dengan nada cukup tinggi

"Bukan gitu Bu"Jawab Ajeng

"Terserah kamu Ra, Kamu memang egois hanya memikirkan diri kamu sendiri, apa kamu gak kasihan sama Adik mu yang terpaksa menunda pernikahan karna menunggu mu"Ucap Ajeng, Kini ia benar-benar marah dengan anak sulungnya

"Mba Aku juga mau nikah, Please"Ucap Bagas dengan puppy eyes nya

"Pikirkan ini matang-matang Bapak tunggu keputusan mu besok Siang"Ucap Bambang, Lalu ia pergi meninggalkan anak dan juga istrinya

Sementara di sebuah Rumah Mewah tengah terjadi perdebatan yang cukup tegang.

Handoko tak henti berdebat dengan anak bungsunya,Hafiz. Bahkan seluruh Pengawal Handoko dan asisten rumah tangga tak berani mendekati keduanya.

"Menikah atau kamu Papa Coret dari Ahli Waris"ucap Handoko dengan suara yang tinggi

"HAFIZ GAK PEDULI"jawab Hafiz dengan nada yang tak kalah tinggi dan penuh penekanan

"Kalau Papa mau cucu minta lah ke Abang jangan ke Hafiz, Satu lagi Hafiz gak berminat meneruskan Bisnis Papa"Ucap Handoko

"Oke Kalau memang itu mau mu"Ucap Handoko

Keduanya pun meninggalkan ruang tengah dengan amarah yang masih menggebu-gebu.

"Kamu blokir semua Fasilitas Hafiz, Termasuk kartu kredit dan yang lain"Titah Handoko yang terdengar cukup serius

"Baik Pak"Jawab Bayu sang asisten Pribadi yang sudah bekerja selama lima tahun mengganti sang Paman yang tlah meninggal dunia.

Bayu pun segera menjalankan tugasnya.

Hafiz yang berada didalam kamar tak mengetahui perihal Tindakan Handoko, Ia masih bisa menelpon para sahabatnya dan mengajaknya bersenang-senang.

"Okey Bro ketemu di club"Ucap Hafiz mengakhiri panggilan

Layaknya anak muda yang masih memiliki jiwa-jiwa bebas, Setiap malam yang dilakukan Hafiz adalah bermabuk-mabukan, Memghabiskan hanya untuk bersenang-senang dengan para wanita bayaran

Malam ini setelah pertengakaran dengan sang Ayah, Hafiz memutuskan mengunjungi salah satu club malam yang begitu terkenal di kota Balikpapan, Ia bersama para sahabat memesan berbagai alkohol baik harga murah atau pun mahal.

"Gila Kamu Fiz, kuliah belum selesai tapi bisa-bisa masih sesantai ini"Ucap Dika dengan nata yang sedikit berteriak

"Santai bro, Kuliah cuma formalitas aja"Jawab Hafiz

"Tapi aku lagi stres ini, Papa ku menjodohkan aku dengan wanita yang jauh lebih tua dari ku, aku rasa orangtua itu sudah gila"ucap Hafiz sedikit mabuk

Semua teman Hafiz tertawa mendengar penuturan dirinya

"Jangan bercanda Fiz, Ini jaman moderen sudah gak jaman perjodohan"Ucap Dika

"Tuh Betul apa kata Dika"Sahut Haris

"Papa ku semakin tua semakin Gila"Ucap Hafiz Sebelum ia pingsan akibat terlalu mabuk

Dika dan Haris pun membawa Hafiz pulang.

Didalam rumah Handoko sudah menunggu kepulangan sang anak Bungsu, Dika dan Haris di buat terkejut begitu melihat Handoko yang tlah berdiri di tengah ruangan dengan tatapan tajam

"Om..."Ucap Keduany

"Apa kalian gak punya tujuan hidup setiap malam mabuk-mabukan saja yang dilakukan"Ucap Handoko

"Hehehe Stres mikirin skripsi om jadi butuh hiburan"Jawab Haris

"Turunkan Hafiz di sofa, Dan kalian berdua pulang sekarang, Sebelum saya menghubungi orangtua kalian"aancam Handoko

"I...iya Om, Kita pulang sekarang"Ucap Dika

"Assalammualaikum"Teriak Haris dan Dika berlari meninggalkan sang sahabat yang tergeletak begitu saja di Di sofa

"Bayu..."Panggil Handoko

"Iya Pak"Jawab Bayu yang sudah berdiri di samping Handoko

"Bawa anak inj kedalam kamar"Titah Handoko

Bayu pun membopong Hafiz kedalam kamar yang terletak di lantai dua.

"Hafiz Hafiz sejak putus cinta kenapa kamu jadi urak-urakan begini sih"Gumam Bayu

Bayu membantu Mengganti Pakaian Hafiz, setelah itu ia kembali menemui Handoko yang tlah menunggunya

"Bayu, Saya mimta tolong sama kamu Bantu Hafiz menerima perjodohan ini"Ucap Handoko

"Tapi Pak, Hafiz sangat susah diatur apalagi menuruti perkataan saya"Ucap Bayu

"Tenang...Kamu satu-satu yang dekat dengannya pasti dia akan mendengarkan mu"Ucap Handoko

"Baik Pak"Jawab Bayu

***

Azura duduk melamun di rooftop Dengan secangkir kopi di tangannya, Pikirannya masih memikirkan setiap perkataan yang dilontarkan sang ibu.

"Apa salahnya kalau aku tidak menikah?"Gumam Azura

"semua Pria itu sama hanya bisa menyakiti wanita"Ucapnya kembali

"Menikah dengan Hafiz tidak akan membuat mu menderita Ra, Dia laki-laki baik, Saat ini dia memang belum menyelesaikan pendidikannya, tapi Ibu Yakin dia akan jadi suami yang baik buat kamu"

Ucapan Ajeng terus terputar di telinga Dan ingatan Azura.

"Anak nakal itu benar-Benar nakal sampai diusianya sekarang, Kuliah pun belum rampung, kalau aku menikah sama dia yang ada aku yang menafkahi dia"Ucap Azura mengkhawatirkan masa depannya

"Tapi ..Bagaimana kalau ini permintaan terakhirnya"Gumamnya kembali ia mengacak-acak rambutnya hingga terlihat sedikit berantakan

Handoko memimpin rapat pertemuan para pemegang saham, Seluruh pemegang saham menuntut dirinya untuk segera mencarikan Hafiz pasangan agar Hafiz dapat segera menggantikan dirinya, Atau Pilihan paling buruk CEO diambil alih oleh pemegang saham terbanyak.

"Para Hadiri dirapat kali ini, Saya juga ingin menyampaikan Kabar baik mengenai Putra Bungsu saya yang akan melangsungkan Pernikahan Minggu depan, Saya harapkan kehadiran para Bapak dan ibu"Ucap Handoko

Bayu yang mendengar penuturan Handoki tampak begitu terkejut.

Setelah menyelesaikan Rapat, Bayu pun di berikan tugas untuk membujuk Hafiz hingga sang anak menyetujui.

Siang itu Bayu menemui Hafiz di sebuah Mall setelah ia mendapatkan telpon dari Hafiz.

"Kenapa semua kartu ku gak bisa di pakai?"Tanya Hafiz yang terdengar seperti sebuah Protes

"Apa ini ulah ku dan ulah Papa?"

"aku akan menghidupkan semua fasilitas mu kembali asalkan kamu memenuhi permintaan Pak Handoko"ucap Hafiz

"Kamu lama-lama menyebalkan ya"Ucap Hafiz

"Aku tau alasan kamu menolak perjodohan ini, Kamu masih trauma dengan kisah percintaan mu selain itu dengan perselingkuhan Ibu"Ucap Bayu membuka luka lama Hafiz, Hafiz yang mendengar pun mengepalkan kedua tangannya

"Perusahaan membutuhkan mu, Aku harap kamu memikirkan itu"ucap Bayu kembali

"Saya bayar semua barang yang dia beli"Ucap Bayu kembali meninggalkan Hafiz yang masih berdiam menatap dirinya dengan penuh kemarahan

"Kalau kamu mau pukul aku, Pukul saja, Tapi bukannya itu kenyataan yang selama ini kamu tanggung"Ucap Bayu kembali

"Tutup mulut mu atau aku akan benar-Benar menghajar mu"Ucap Hafiz penuh penekanan

"Pak Handoko sudah membuat pengumumam mengenai pernikahan kalian berdua, dia melakukan untuk mempertahankan Hak waris mu, Pak Handoko butuh bantuan mu Fiz"Ucapmya kembali

"Sial"Umpat Hafiz yang memilih meninggalkan Toko sepatu

Hafiz pergi entah kemana, Ia menggunakan motor Ninjanya dengan kecepatan penuh ia membelah kota Balikpapan.

Hafiz berhenti tepat di depan pintu masuk Rumah sakit, Ia segera berjalan menuju ruangan Sang ayah yang terletak di lantai sepuluh. Dengan sekali dobrakan Ia berhasil membuka pintu dengan kasar.

"Batalkan Pernikahan itu"Ucap Hafiz dengan nafas menggebu-Gebu

"tidak akan"Jawab Handoko keduanya saling memberikan tatapan tajam

"Mau tidak mau kalian akan tetap menikah"Ucap Handoko kembali

3. Mami?

"Papa mau kamu menikah dan segera menggantikan posisi ku, Usia ku sudah tidak muda lagi, kesehatan ku pun kian menurun, kamu tau itu kan Fiz"Ucap Handoko ia kini duduk di singgahsananya.

"Hafiz akan menggantikan Papa Ketika Hafiz benar-benar siap, Tapi tidak dengan cara perjodohan gila ini"Ucapnya

"benar-benar siap kamu bilang? Kuliah saja kamu tidak selesai-selesai"Ucap Handoko

"Tiap hari kerjaan kamu cuma mabuk-mabukan, menghabiskan uang hanya untuk hal yang gak berguna untuk apa? Dengan Menikah Papa harap kamu bisa lebih bertanggungjawab untuk diri kamu sendiri atau pun untuk istri mu nanti"

"Fasilitas mu tidak akan Papa berikan selama kamu masih bersikeras menolak permintaan papa"Ucapnya

"Papa Gak bisa begitu dong"Protes Hafiz

"Sore Pa"Ucap Raisa sang anak Tengah yang baru saja menyelesaikan tugasnya sebagai Dokter kandungan.

"Wow sepertinya terjadi perdebatan lagi"Ucapnya kembali setelah menyadari keadaan yang begitu tegang

"Kunci motor mu bawa sini, Selama kamu masih menolak tidak ada fasilitas yang bisa kamu nikmati"Ucap Handoko

"SIAL"Umpat Hafiz

Plak

Satu pukulan mendarat di punggung Hafiz hingga membuatnya meringis kesakitan

"Bicara yang sopan dengan orangtua"Ucap Raisa

"Waktu kamu sisa enam belas jam untuk memikirkan ini"Ucap Handoko kembali

"Mbak lihat Papa yang menyebalkan bukan salah ku kalau aku mengumpat"Jawab Hafiz

"Tetap saja bicara yang sopan, kamu itu sudah mau menikah masih saja seperti anak kecil"Ucap Raisa

"Jadi mba juga mendukung Papa,Apa ini yang di namakan saudara"Protes Hafiz

"Tentu saja Mba mendukung Papa, Gara-gara kamu rumah sakit ini hampir di ambil alih orang lain"Ucap Raisa

"Aahhh Sialan aku saja yang selalu disalahkan"Ucap Hafiz ia melempar kunci motor dan berlalu keluar Ruangan

Hafiz yang kini tidak memiliki apa pun memutuskan Pulang kerumah dengan jalan kaki, Yaa... Jalan kaki satu-satunya cara yang bisa ia lakukan saat ini.

Hampir Satu jam ia berjalan kaki di tengah panasnya matahari yang menembus tulang, Membuat Hafiz benar-benar merasa menderita, Bagaimana tidak seumur hidupnya ia selalu hidup dengan fasilitas dari orangtua, Manja dan tak pernah merasakan susah. Pergi ke taman depan rumah saja ia akan menggunakan Sepeda listrik namun saat ini ia harus kembali kerumah dengan jalan kaki, benar-benar hal memalukan.

"AAAAAAAAAA"Teriak Hafiz yang membuat seisi rumah terkejut

"Anak mami kenapa?"Teriak sang Ibu yang berlari menghampiri sang anak

"Mami sejak kapan disini?"Tanya Hafiz yang terkejut dengan kehadiran wanita yanh tlah melahirkan dirinya, Namun wanita ini juga yang meninggalkan dirinya demi hidup bersama pria lain

"Sejak tadi, mami merindukan mu"Ucap Angel

"tiba-tiba"Ucap Hafiz menyipitkan kedua matanya

"Mami benar-benar merindukan mu sayang"Ucap Angel ia ingin menyentuh wajah Hafiz namun Segera di tepis oleh Hafiz

"Husir wanita ini"Ucap Hafiz pada dua orang pengawal

Hafiz pun meninggalkan Angel

"Aku bisa jalan sendiri"Ucap Angel kedua pengawal pun melepaskan tangannya dari tangan Angel

"Maafkan Mami sayang, Kamu jangan seperti ini"Teriak Angel namun diabaikan oleh Hafiz

Hafiz tidak membayangkan Jika ia akan bertemu dengan Angel lagi setelah sekian tahun wanita itu menghilang dan membuat luka batin yang begitu menyakitkan.

Tepatnya saat ia berusia sepuluh tahun, Kala itu Hafiz baru saja menyelesaikan tugasnya sebagai murid sekolah dasar, ia menyelesaikan ujian dengan baik dan mendapatkan peringkat pertama.

Hafiz anak bungsu dari keluarga yang sangat terpandang dan terhormat memiliki berbagai fasilitas yang begitu mewah, Terkadang ia akan menghabiskan waktu berlibur dengan mengunjungi berbagai negara, Berbeda dengan tahun ini ia hanya dijanjikan bermain di pusat permainan anak disalah satu Mall yang cukup besar dikota Jakarta.

Hafiz tak sendiri ia bersama sang Ibu yang kerap ia panggil Mami.

"Mami Hafiz mau bermain itu"Ucap Hafiz kecil dan dibalas anggukan kepala oleh Angel

Sebagai Ibu Angel sangat memanjakan Putra bungsunya ini, Apa pun yang Hafiz mau akan ia wujudkan.

Hafiz begitu menikmati setiap permainan yang ia mainkan, Sampai pada akhirnya ia menyadari sesuatu.

Ia melihat sang Mama berpelukkan begitu mesra dengan pria yang bukan Ayahnya, Pria yang berusia lebih muda dari sang Ibu.

Laki-laki itu begitu santai mencumbu kedua pipi Angel, Ia mengabaikan tatapan Hafiz yang menatapnya begitu tajam

"MAMI"Teriak Hafiz yang sontak saja membuat Angel dan Sang Pria muda itu terkejut

"Sa..Sayang Sejak kapan kamu disini?"Tanya Angel yang terlihat begitu panik

"Mami siapa Pria itu? Kenapa dia mencium mami, bukankah hanya Papa yang boleh mencium mami selain Aku, Abang dan Kakak lalu kenapa Pria itu Mencium Mami"Ucap Hafiz ia tak henti menunjuk Pria muda itu

"Aah...Sayang itu Om Burhan Teman Mami"Ucap Angel

"Kenapa dia mencium Mami"Ucap Hafiz setengah berteriak hingga membuat beberapa pengunjung menatap mereka

Burhan hanya bisa menatap Hafiz dengan tatapan remeh.

"Sayang dengar Mami"Ucap Angel menangkup kedua pipi Hafiz

"Jangan beritahu Papa soal ini Ya? Hafiz anak baik kan"Ucap Angel

"Hafiz tidak akan memberitahu Papa, Asalkan Mami dan Om itu tidak berciuman lagi, bukankah Pria dan wanita dewasa tidak boleh melakukan itu"Ucap Hafiz

"Ha..Hafiz dapat informasi itu dari siapa"Tanya Angel

"Dari Abang, Kata Abang aku harus berhati-hati dengan wanita dan pria dewasa yang berciuman apalagi kalau mereka bukan keluarga"Ucap Hafiz dengan wajahnya polos

"Hafiz...."Ucap Burhan yang akhirnya buka suara

"Om Burhan dan Mami itu keluarga, Jadi Hafiz gak perlu terkejut ya"Ucap Burhan ia mengusap lembut pipi Hafiz

"Tinggalkan dia dan ikut bersama ku"Ucap Burhan kembali kepada Angel

"Aku gak bisa, Dia anak ku"Ucap Angel

"Kamu mencintai ku tidak?"Ucap Burhan

Hafiz hanya bisa diam mendengarkan perdebatan keduanya

"Aku mencintai mu, Tapi aku gak bisa meninggalkan anak ku"Ucap Angel

"Oke kalau gitu kita akhiri hubungan ini, Dan kamu jangan menghubungi ku lagi"Ucap Burhan

"Tidak Tidak jangan berkata seperti itu"Ucap Angel menahan pergelangan tangan Burhan

"Aku akan meninggalkan dia, Dan hidup bersama mu"Ucap Angel dengan suaranya yang lirih

"Lakukan sekarang"Ucap Burhan ia melirik Hafiz yang tengah menikmati Ice cream yang ia dapatkan dari bermain Game

Dengan mata yang berkaca-kaca Angel berjongkok menyamakan tingginya dengan Tinggi Hafiz, ia mengusap Ice Cream yang berantakan di sisi bibir Hafiz.

"Hafiz..."Ucap Angel

Hafiz kini menatap sang Mami dengan tatapan yang masih polos.

"Hafiz tau kan kalau Mami sayang banget sama Hafiz"Ucap Angel

"Ia Hafiz tau"Ucap Hafiz

"Hafiz harus jadi anak yang pintar, Dan membanggakan untuk Papa dan Mami ya"Ucap Angel dibalas anggukan kepala oleh Hafiz

"Hafiz tunggu disini ya jangan kemana-mana sampai ada yang menjemput"Ucap Angel

"Mami mau kemana?"Tanya Angel

"Mami mau pergi sebentar, Mami sayang sama Hafiz"Ucap Angel ia memeluk sang anak dengan begitu erat, Air matanya tak dapat lagi ia tahan.

"Maafin Mami sayang"Ucap Angel

"Mami mau kemana?"Tanya Hafiz

"Mami mau pergi sebentar sama Om Burhan, Kamu tunggu disini"Ucap Burhan ia segera menarik Angel dan membawanya pergi tanpa memperdulikan teriakan Hafiz yang tak henti memanggil sang Mami

"Mami....Mami...Mami"Teriak Hafiz dengan air mata yang mulai membasahi pipinya

Beberapa pengunjung pun menghampiri Hafiz dan mencoba menghiburnya beberapa pengunjung mencoba membuat lapora pada bagian Customer services mengenai kehilangan.

"Selamat siang pengunjung terhormat saya sampaikan telah di temukan seorang anak laki-laki berusia sepuluh tahun dengan mengenaikan kaos berwarna hijau dan celana jeans pendek berwarna Hitam"

"tega sekalian ibunya meninggalkan dia sendirian"Ucap salah satu pengunjung

Sementara Angel menangisi perbuatannya, Iadan Burhan melarikan diri meninggalkan mall tanpa meperdulikan siaran yang mereka dengar sebanyak tiga kali itu.

"Berhenti menangis atau anak mu yang akan celaka"Ucap Burhan

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!