NovelToon NovelToon

Marriage Complicated

MC 1

KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹

Saat ini, terlihat seorang pria sedang berdiri menghadap sebuah kaca yang menyuguhkan pandangan cakrawala.

6 bulan sudah berlalu, semenjak dia kehilangan istrinya. Gazel berusaha untuk hidup baik - baik saja.

Meskipun ada ruang kosong di hatinya, tetapi dia tidak terlalu ingin terpuruk. Dia juga sudah sudah membunuh orang - orang yang terlibat dalam kematian istrinya.

Tetapi, itu juga sama sekali tidak membuatnya puas. Karena semua itu tidak membuat istrinya serta merta kembali dalam pelukannya.

"Tuan, ada yang ingin bertemu dengan Anda." Ucap Erald, ketika dia masuk dan melihat bosnya sedang melamun.

Gazel menoleh, lalu dia melihat seorang wanita yang kemarin cukup menarik perhatiannya.

"Wanita ini adalah anak buah dari Hans yang sempat kabur." Ucap Erald lagi.

Gazel hanya melihat saja, lalu dia duduk di kursi kebesaraanya. "Apakah kamu mempunyai informasi?" Tanya Gazel pada wanita itu.

"Hemm, sepertinya tidak," jawabnya dengan lembut.

"Tuan, wanita ini mempunyai kelaianan yang membuatnya gampang melupakan hal - hal yang tidak penting, Sehingga dia harus mencatat semuanya."

"Dan lagi, dia menawarkan untuk menjadi anggota kita Tuan." Erald, memberitahukan pada Gazel, apa tujuan wanita itu datang.

Gazel menyeritkan keningnya bingung, "kamu bilang wanita ini punya kelaianan, lalu bagaimana aku bisa menjadikan dia anak buahku?" Tanya Gazel dengan bingung.

"Anu, Tuan, Nama saya adalah Sheela," ucap suaranya sangat lembut, membuat Gazel menoleh ke arahnya.

"Katakan!" Perintah Gazel, karena melihat sepertinya dia ingin menyampaikan sesuatu.

Sheela menundukan kepalanya, "saya memang mempunyai kelaianan, tetapnya seperti ada bagian yang salah dalam otak saya, sehingga saya tidak bisa melakukkan pekerjaan apapun, saya selalu teledor dan lupa. Sehingga orang tua sayapun benci dengan saya."

"Dan ketika saya merasa dunia tidak ada yang suka saya, ada seorang teman yang dengan suka rela menolong saya."

"Tapi, pada saat itu, dia dalam bahaya dan kekasihnya ingin membunuhnya."

"Seperti yang saya bilang, kalau di otak saya pasti ada masalah, dan ternyata saya bisa tanpa ragu dan dengan berani mengangkat pisau untuk membunuh pria yang ingin membunuh teman saya."

"Dan mulai saat itu, membunuh adalah kesenangan saya, dan saya bisa tenang dalam membunuh apapun." Ceritanya panjang lebar, membuat Gazel menoleh ke arah Erald.

Bahkan Gazel sampai menggaruk kepalanya bingung, bagaimana bisa hal seperti ini terjadi.

Awalnya dia mengira jika Sheela adalah wanita yang suka membebani orang lain, dan sama sekali tidak berguna.

"Tuan." Ucap Erald, memperlihatkan rekaman CCtv yang merekam ketika Sheela membunuh 6 anak buahnya sekaligus hanya dengan bermodal pisau saja.

Melihat rekaman itu, kembali membuat Gazel tersenyum dengan puas. "Baiklah, kamu akan bergabung di bawah naunganku."

"Terima kasih Tuan." Ucap Sheela dengan menundukan kepalanya hormat.

"Ayo." Ajaknya pada Erald untuk keluar.

"Hey, siapa yang menyuruhmu keluar?! Aku belum selesai bicara!" Tahan Gazel, ketika melihat Sheela ingin melangkahkan kakinya.

Sheela menoleh dengan heran. "Bukankah Tuan sudah menerima saya?" Tanyanya dengan begitu polos. Membuat Gazel tersenyum, lalu beranjak berdiri dari duduknya.

"Kamu sudah membunuh 6 anak buahku, lalu bagaimana aku harus harus meminta balasan atas itu?" Tanya Gazel, sambil bersandar pada ujung meja lalu melipat tangannya di depan dadanya.

"Aku tahu, kamu hanya ingin mencari aman saja kan, lagian bosmu kemarin sudah di penjara, dan kamu sudah tidak ada lagi harapan untuk kemana - kemana, karena kamu juga adalah seorang buronan." Tambahnya lagi, membuat Sheela kembali menundukan kepalanya.

"Maafkan saya Tuan, saya membunuh mereka hanya karena saya membela diri." Jawabnya dengan lembut.

Gazel kembali berdiri dan mengitarinya. "Jadilah kekasih saya, yang siap melayani saya kapanpun saya mau." Ucap Gazel dengan serius.

"Ha?" Sheela merasa bingung, dan terkejut mendengar kalimat Gazel barusan.

"Tuan, Anda -" Erald memberikan peringatan pada bosnya.

Gazel menoleh, lalu menggelengkan kepalanya. "Aku hanya menjadikan dia kekasih, bukan istri, karena bagiku istriku hanya ada satu yaitu Chloe." Serunya, semakin membuat Sheela bingung.

"Anu, Tuan, jika Anda mempunyai Istri, lalu Anda membutuhkan kekasih lagi buat apa?" Tanya Sheela dengan lancang. Hanya saja, dia tidak ingin menjadi wanita yang merusak rumah tangga orang.

Gazel yang mendengar pertanyaan Sheela itu, langsung merubah raut wajahnya. "Istriku di bunuh 6 bulan yang lalu, dan bosmu dulu adalah pelakunya." Jawab Gazal dengan penuh amarah.

Sheela kembali menundukan kepalanya, dia tahu jika pria di hadapannya ini sedang sangat marah.

"Maafkan atas kelancangan pertanyaan saya Tuan." Ucapnya, dengan hormat.

"Aku adalah laki - laki yang membutuhkan biologis kepuasan," ucap Gazel lagi, yang membuat Sheela menganggukan kepalanya mengerti.

"Tetapi, kenapa harus saya Tuan? Kenapa -" Erald menggengam tangan Sheela, untuk memberikan kode bahwa dia tidak perlu membantah apapun saat ini.

"Tuan Gazel bahkan lebih mengerikan dari pada bosmu yang dulu. Jadi jangan pernah banyak mempertanyakan apapun yang ingin dia lakukkan." Bisik Erald, yang membuat Sheela menelan salivanya kasar dengan menampilkan senyumnya kikuk.

"Baiklah Tuan, saya akan mengantar Sheela ke Rumah Utama, jadi -"

"Aku dan dia akan menetap di Brazil untuk sementara waktu, jadi biarkan dia di sini, dan kamu pergi siapkan Jetku!" Perintah Gazel, sebelum dia kembali ke kursinya untuk mengerjakan sedikit dokumen yang ada.

"Baik Tuan." Sahut Erald, dengan menundukan kepalanya hormat, sebelum dia pergi meninggalkan ruangan Gazel untuk menyiapkan apa yang di inginkan tuannya.

"Eih, loh, -" Sheela merasa bingung, karena dia melihat Erald yang keluar dari ruangan itu.

Gazel melirik sejenak, dia tahu Sheela sedang merasa bingung. "Duduklah! Untuk apa kamu berdiri seperti itu?! Erald pergi untuk menyiapkan jet, kita akan ke Brazil sore ini." Ucap Gazel, yang di respon dengan anggukan kepala oleh Sheela.

Dia juga terus memikirkan, bagaimana kehidupannya menjadi kekasih dari pria yang ada di hadapannya ini.

"Anu, Tuan, tapi saya masih penasaraan, kenapa Anda memilih saya? Padahal Anda bisa memilih wanita yang lainnya. Sebagai -"

"Karena kamu menarik," jawab Gazel singkat, dan itu rasanya membuat Sheela merasa sangat malu mendengarnya.

To Be Continue. *

**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ******🙏🏻🙏🏻**** dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.

Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰*** jangan Sinder.***

Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya😎

*Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal ****😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya********😘😘*** ****

*****Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ******😭😭😭*

Terima kasih🙏🏻🙏🏻

MC 2

KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹

Seperti apa yang di katakan oleh Gazel, saat ini mereka sudah sampai di Brazil, di sebuah Vila sederhana milik Gazel.

Sheela melihat ke sekelilingnya, lalu memijat keningnya pusing. "Ya ampun, Sheela, kamu itu sedang ingin di jadikan wanita pemuas naf su, malah sukarela banget kamu datang ke sini." Batinnya berbicara pada dirinya sendiri.

Dia juga rasanya ingin menyesali kebodohannya yang mau - maunya saja menjadi budak nafsu.

"Anu, Tuan, bisakah saya batalkan saja? Atau Anda mencari wanita lain saja untuk menjadi kekasih Anda, sedangkan saya akan menjadi anak buah saja, misalnya bodyguard atau -"

"Saya tidak menerima penolakan, dan lagian ini adalah pilihan terbaik yang saya tawarkan pada kamu."

"Jika tidak, kamu harus mati menggantikan 6 anak buah saya yang kamu bunuh." Gazel memberikan ancaman pada Sheela. Membuat Sheela sebenarnya masih dalam kebingungannya.

'Kenapa aku takut mati? Padahal di dunia ini aku sudah tidak punya siapa - siapa, lalu untuk apa aku -'

"Jangan terlau banyak berpikir! Tugasmu itu sangatlah enak! Hanya perlu melayaniku, sudah itu saja." Gazel menegur Sheela, ketika dia melihat wanita itu hanya diam saja dan seperti sedang memikirkan sesuatu.

'melayani? Aku bahkan masih Vir gin, dan dia minta aku layani? Kenapa pria ini sangat begitu mudah sekali dalam berbicara,' keluh Sheela , tidak bisa berkata apapun lagi.

Dia hanya bisa diam dan menuruti apapun yang di inginkan oleh Gazel. "Bersihkan tubuhmu! Kamu akan melayaniku mulai malam ini!" Perintah Gazel, yang membuat Sheela menatapnya penuh dengan tanda tanya.

"Kenapa diam? Atau kamu mau aku -" Gazel menghentikan kalimatnya, lalu dia mengambil pisau kecil dari sakunya.

Sreeekkkkk, Gazel menyayat bahu Sheela dengan panjang. Tetapi tidak ada suara rintihan dari wanita itu, seperti apa yang biasa Chloe lakukkan. "Tuan, anda sedang apa?" Tanya Sheela dengan polosnya.

'What? Sedang apa? Aku baru saja menyayat lengan mu dengan panjang, dan bahkan itu sudah mengeluarkan banyak darah karena lukanya dalam, dan kamu bertanya aku sedang apa?' Gazel bergumam dalam hatinya.

'Sepertinya memang benar, di dalam otakmu ada saraf yang putus,' tambahnya lagi, lalu melangkah begitu saja meninggalkan Sheela yang masih melihat ke arah lukanya.

"Tuan, apakah Anda mempunyai kotak P3K?" Tanya Sheela dengan sedikit berteriak.

"Cari saja di bawah meja! Erlad selalu menyimpannya di sana!" Jawab Gazel dari dalam kamar.

Sheela merasa bingung sejenak dengan tingkah Gazel, tetapi pada detik selanjutnya dia merasa sangat tidak perduli. Dan memilih untuk bergerak mencari kotak P3K untuk mengobati luka sayatan buatan dari Gazel barusan.

***

Sedangkan di dalam kamar, Gazel buru - buru membuka box es, yang di berikan oleh Erald barusan. 'Ingat Tuan! Anda hanya boleh meminumnya 1 bulan 1 kali, saya membawakan Anda dua, karena kita hanya mempunyai Stock 5 saja.' Ucap Erald, di saat memberikan box es itu.

Gazel membukanya, dan melihat dua botol kecil yang berisikan darah milik Chloe. Darah itu sempat dia ambil dulu, tetapi Semenjak Chloe meninggal, dia malah harus meminumnya sekali dalam sebulan, dari yang biasanya seminggu sekali.

"Persetan dengan botol ini!" Umpatnya, lalu meminum ke dua botol itu.

Gazel tidak perduli, apakah mereka masih memiliki Darah Chloe atau tidak. Yang jelas dia ingin menuntaskan rasa hausnya terlebih dahulu.

****

Pada malam hari ininya, Sheela terlihat baru saja selesai mandi. Dan Gazel masuk ke dalam kamar.

"Apakah kamu sengaja memancingku?" Tanya Gazel dengan suaranya yang berat.

"Ha? Apa?" Sheela merasa bingung dengan tuduhan Gazel.

Gazel menunjuk Sheela dengan menggunakan dagunya. Membuat Sheela menoleh dan mengikuti arah tunjukan Gazel.

"Kenapa kamu tidak mengeringkan rambutmu terlebih dahulu, sebelum kamu keluar dari kamar mandi?" Tanya Gazel dengan gemas.

Sifat Sheela dan Chloe sangatlah berbeda jauh, Chloe adalah wanita yang sangat tegas dan bahkan sangat pintar, sedangkan Sheela, adalah wanita yang sangat - sangat sembrono, dan lambat dalam berpikir. Dia tidak peka dalam keadaan biasa, dia hanya peka dalam keadaan genting saja.

Gazel menarik tangan Sheela sampai membentur ke tubuhnya. "Apakah kamu sudah siap?" Tanya Gazel, yang sudah sangat lama ingin menuntaskan has ratnya.

Sheela hanya diam saja, dan malah menundukan kepalanya. Gazel menaikan wajah Sheela dengan salah satu tangannya.

Dan mulai men ciumnya dengan paksa, sebelum ciu man itu berubah menjadi lu matan.

Sheela mulai menikmati permainan lidah dan bibir Gazel, sampai akhirnya Gazel melepaskan gengaman tangannya dan mengarahkan tangan Sheela untuk melingkar di lehernya.

Sheela menurut saja, dan mencoba mengikuti arahan Gazel.

Dengan cepat, Gazel menggendong Sheela ala anak koala, dan menidurkannya di atas ranjang.

Sreeeekkkkkk, Gazel yang sudah tidak sabar langsung merobek baju Sheela, dan tanpa aba - aba langsung mencapkan kukubirdnya pada liang apom milik Sheela.

"Aaaaaaaaarrrrgggggghhhh! Tuannn!" Terikanya kesakitan.

Gazel tersenyum mendengarnya. Dia merasakan jika dia baru saja merobek sesuatu di bawah sana. "Rupanya kamu juga bisa merasakan sakit ya." Ucap Gazel dengan suaranya yang sensasional.

Sheela hanya diam saja, dan memalingkan wajahnya malu. "Panggil aku Gazel!" Perintah Gazel, sebelum dia menggoyangkan kukubirdnya maju dan mundur.

"Ahhh, Gazel!" Suara Sheela terdengar sebelum mereka berdua berhasil mencapai puncak.

Gazel sangat merindukan Chloe, sehingga ketika dia berhubungan dengan Sheela saat ini, sedikit bayangannya memperlihatkan Chloe.

Setah mereka melakukkan kegiatan panas, Gazel memeluk tubuh Sheela dan menyelimutinya. Cuppp, Gazel memberikan ciuman singkat di kening Sheela.

"Apakah kamu bisa menjaga dirimu sendiri?" Tanya Gazel dengan serius pada Sheela yang saat ini sedang berada di dalam pelukannya.

"Bisa Tuan, dari remaja saya sudah mengurus diri saya sendiri. Jadi Anda tidak perlu mengkhawatirkannya." Jawab Sheela begitu meyakinkan.

Gazel tersenyum tipis, lalu kembali memeluk Sheela dengan erat. "Terima kasih, kerena kamu sudah mau suka rela menyerahkan tubuhmu."

"Aku hanya meminta satu, jangan pergi." Ucap Gazel, sebelum dia memejamkan matanya.

Dia merasa sangat lelah karena seharian ini dia sibuk dan malam inipun dia sibuk melakukkan kegiatan biologisnya.

'What? Suka rela? Jelas - jelas dia yang mengancam aku tadi, kalau tidak mau melayaninya, dia akan membunuh aku,' ucap Sheela dalam hati. Merasa jika Gazel ini sangat pandai bersilat lidah.

To Be Continue. *

**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ******🙏🏻🙏🏻**** dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.

Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰*** jangan Sinder.***

Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya😎

*Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal ****😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya********😘😘*** ****

*****Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ******😭😭😭*

Terima kasih🙏🏻🙏🏻

MC 3

KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹

Ke esokan harinya, Gazel bangun terlebih dahulu, karena Sheela terlalu letih melayani Gazel semalaman.

Tadi malam, Gazel tidak sepenuhnya tidur, dia terbangun di saat subuh hari, dan kembali memaksa Sheela untuk melayaninya.

Dan itu membuat Sheela tidak bisa bangun walaupun sudah jam 2 siang. "Tuan," panggil Sheela, ketika dia baru bangun, dan menggunakan pakaian tidur yang tipis pergi menemui Gazel di luar.

Gazel menoleh, lalu mengangkat tanganya untuk memberikan kode pada Sheela jika dia sedang sibuk.

Sheela melihat Gazel yang sedang menatap layar Laptopnya. Sepertinya dia sedang meeting. Membuat Sheela memilih untuk masuk lagi ke dalam kamar untuk membersihkan tubuhnya.

Dia benar - benar merasa tubuhnya ingin remuk, dan sepertinya dia ingin mandi agar tubuhnya bisa sedikit segar.

Sheela masuk ke dalam kamar mandi, lalu dia menatap tubuhnya yang sedang nampak dari cermin. "Apakah ini benar?" Tanyanya, merasa jika dirinya saat ini sangatlah hina.

Sheela memejamkan matanya, merasa jika semua yang terjadi saat ini bukanlah hal yang begitu dia inginkan. "Apakah seharusnya aku membuat Kontrak saja?" Sheela berpikir untuk membuat sebuah kontrak untuk Gazel. Agar tidak selama - lamanya menjadi budak naf su pria itu.

"Tapi aku mau berbuat apa setelah ini? Bukankah lebih baik jika aku hidup dengan jaminan kenyamanan seperti ini, dari pada aku hidup di luar sana tanpa pernah beristirahat." Gumamnya lagi.

Terlalu banyak pemikiran Sheela, sebelum akhirnya dia meyakinkan dirinya sendiri untuk tetap seperti ini saja.

Toh tugasnya sudah tidak berat, jika biasanya dia selalu di tugaskan untuk membunuh dan berpetualang mencari musuh, kali ini dia hanya tinggal diam, dan melayani. Sangat mudah bukan.

***

Tak lama kemudian Sheela keluar lagi dengan menggunakan dress mininya, membuatnya terlihat sangat anggun dan bahkan begitu cantik, bahkan Gazel tersenyum tipis ketika dia melirik wanita itu.

"Apakah ini makanan saya?" Tanya Sheela ketika melihat makanan yang ada di atas meja makan sebelah Gazel.

Ya, Gazel memang melakukkan pekerjaanya di atas meja makan, karena tadi selepas makan siang, dia langsung buru - buru untuk meeting.

Gazel menganggukan kepalanya pelan, dengan pandangan yang terus lurus ke depan. Sheela mengedikan bahunya pelan, menandakan ketidak perduliannya dengan pekerjaan Gazel karena yang penting dia makan.

Gazel kembali melirik ke arah Sheela yang sedang menikmati makananya. Dia begitu lembut, dan bahkan cara makannya seperti tertata rapi. Berbeda dengan Chloe, yang tidak ada anggunnya sama sekali.

Mantan istrinya itu adalah orang yang bar - bar, bahkan tidak jarang dia menunjukan sisinya yang begitu masculine. Sedangkan Sheela, terlihat sangat lembut sekali, dan bahkan kemarin di dalam rekaman CCTV, Sheela membunuh dengan sangat lembut bahkan dia mengucapkan kata maaf sesudah orang itu meninggal. Jika mata orang awam, pasti tidak akan menyangka jika Sheela adalah wanita pembunuh berantai.

"Mereka sangat berbeda," lirihnya pelan.

"Ha? Apakah Tuan sedang berbicara dengan saya?" Tanya Sheela, ketika dia mendengar Gazel seperti mengatakan sesuatu.

Gazel buru - buru menggelengkan kepalanya, dan berpura - pura fokus pada Sheela.

Tak lama kemudian, meeting Gazel selesai, dan membuatnya langsung menutup laptopnya dan menatap ke arah Sheela yang sedang makan.

"Ini ponsel kamu." Ucap Gazel, memberikan satu box ponsel yang sejak tadi ada di sebelahnya.

"Terima kasih Tuan." Balas Sheela menerima ponsel itu.

"Jangan panggil aku Tuan, panggil saja aku dengan nama." Sahut Gazel lagi, yang di respon dengan anggukan kepala oleh Sheela.

Gazel mengambil tangan Sheela, lalu mengecup singkat punggung tangan itu. "Terus hubungi aku, jika sekiranya kamu dalam bahaya!"

"Jangan bertindak sendirian, dan aku juga akan memberikan 10 bodyguard untuk kamu."

Sheela membelakkan matanya tidak percaya dengan apa yang dia dengar. 10 bodyguard untuk apa?

"Tuan,"

"Eh maksud saya, Gazel, sepertinya saya tidak memerlukan bodyguard, saya bisa menjaga diri saya sendiri." Tolaknya, tidak ingin dirinya di gantungi dan di ikuti oleh banyak orang.

"Apakah Gazel tidak mempercayai kemampuan saya?" Tanyanya membuat Gazel mengerucutkan bibirnya.

"Bicara tidak perlu formal denganku, gunakan aku kamu saja, itu lebih baik." Gazel merasa risih sendiri mendengat bahasa baku yang di gunakan oleh Sheela.

Gazel beranjak dari duduknya, lalu berdiri di sebelah Sheela, membuat Sheela harus mengangkat kepalanya untuk melihat apa yang sedang ingin di lakukkan oleh Gazel.

"Aku tidak ingin merasakan kehilangan untuk ke dua kalinya, aku sudah kehilangan Chloe, dan sekarang aku tidak mau kehilangan kamu."

"Aku percaya dengan kemampuanmu, tetapi aku tidak percaya dengan takdir. Jadi kalau bisa aku ingin menghindari takdir buruk itu." Ucap Gazel, sebelum dia pergi meninggalkan Sheela di meja makan.

Sheela menatap punggung Gazel, "apakah kamu merasakan trauma atas kehilangan wanita masa lalumu?" Tanyanya yang sudah pasti jawabannya adalah iya.

Sheela beranjak mengikuti Gazel, dia melihat Gazel yang sedang duduk dengan kepala yang tertunduk, sepertinya dia sedang sedih, atau dia malah mengingat mendiang istrinya itu.

Dengan inisiatif, Sheela melingkarkan tangannya di leher Gazel, lalu menyenderkan tubuh Gazel ke tubuhnya lalu memeluknya.

Gazel memejamkan matanya, dan menikmati kenyamanan pelukan Sheela, "lebih baik di doakan saja, dan ikhlaskan, dia pasti akan sedih jika kamu terus menerus sedih seperti ini." Ucap Sheela dengan lembut.

"Itu salahku, karena aku mengabaikan panggilannya, harusnya aku -"

"Sudah - sudah, yang lalu biarlah berlalu, jangan terus menyalahkan dirimu sendiri." Sheela benar - benar menunjukan sosok kedewasaanya. Hingga membuat Gazel begitu nyaman padahala dirinya baru saja mengenal Sheela. Namun, wanita ini seperti mempunyai Maghnet tersendiri.

"Jangan pergi dari aku, terus peluk dan berikan aku kenyamanan seperti ini." Ujar Gazel dengan lirih.

Meskipun dia adalah seorang Mafia, tetapi dirinya juga adalah seorang manusia yang membutuhkan sebuah kenyamanan.

***

Di sisi lain, di sebuah Kepolisian pusat, terlihat seorang pria yang bertubuh kekar sedang duduk di kursi kebesaraanya.

Dia adalah Janesh, petinggi kepolisian yang sering bekerja sama dengan Gazel. Makanya, Gazel sampai saat ini masih aman - aman saja, meskipun dia sudah membunuh banyak nyawa dan juga membuat banyak tindakan kriminal.

Anak buahnya terlihat masuk ke dalam ruangannya dan memberikannya sebuah amplop dokumen. "Pak Janesh, apakah Anda percaya dengan Hantu?" Tanya anak buahnya itu, membuat Janesh menyeritkan keningnya bingung. Dan lalu membuka dokumen itu.

"Oh shittt! Dia adalah -"

To Be Continue. *

**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ******🙏🏻🙏🏻**** dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.

Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰*** jangan Sinder.***

Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya😎

*Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal ****😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya********😘😘*** ****

*****Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ******😭😭😭*

Terima kasih🙏🏻🙏🏻

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!