NovelToon NovelToon

My Father'S Wife Is My Ex

Pernikahan Daddy!

"Pu-putus?"

Delano merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar dari kekasihnya yang baru saja menjadi pacarnya beberapa bulan lalu. Di tidak merasa melakukan kesalahan apapun pada Alana. Tapi, kenapa dengan sangat tiba-tiba dia meminta putus padanya.

Alana menunduk dengan tangan saling bertaut. Da juga tidak menginginkan hal ini terjadi. Namun Alana juga tidak bisa melakukan apapun saat kedua orang tuanya memaksa dia untuk menikah dengan orang lain.

"Sayang, kamu bercanda 'kan? Kamu tidak mungkin memutuskan hubungan kita ini"

Delano menatap Alana yang hanya terdiam. Dan keterdiman Alana berhasil membuatnya yakin jika apa yang dia ucapkan bukanlah sebuah candaan semata.

Alana memang tidak sedang bercanda, dia serius ingin mengakhiri hubungan yang baru beberapa bulan terjalin, namun dia sudah benar-benar mencintai Delano dengan sepenuh hatinya. Namun, dia tidak bisa melakukan apapun ketika orang tuanya sudah menentukan pilihan.

"Maafkan aku Delano, aku benar-benar tidak bisa melawan ucapan kedua orang tuaku. Jadi, tolong mengeertilah"

Alana memberanikan diri untuk mendongakan wajahya dan menatap Delano dengan mata yaang berkaca-kaca. Sungguh melihat tatapan penuh cinta kekasihnya membuat Alana terluka. Dia tidak bisa melihat Delano yang rapuh, karena dia sudah tahu bagaimana Delano sangat rapuh selama ini. Ketika Ibunya meninggal dunia, maka dia terpaksa harus tinggal dengan Ayahnya yang tidak mempunyai hubungan baik dengan Delano selama ini.

"Sayang..." Delano meraih tangan Alana dan menggenggamnya dengan lembut. Mengecup punggung tangan Alana. Delano menatap gadis itu dengan lekat. "...Aku sudah membeli rumah impian kita itu. Kau berjanji untuk menemani aku untuk tinggal disana dan membangun keluarga yang harmonis dan bahaga. Apa kau lupa tujuan kita waktu itu?"

Alana tentu ingat tentang tujuan mereka waktu itu. Tapi kenyataan tidak mendukung apa mereka cita-citakan selama ini. "Aku tahu, tapi aku juga tetap  tidak bisa melawan kedua orang tuaku. kamu tahu sendiri bagaimana mereka"

Ya, begitulah hubungan mereka selama ini. Meski mereka berpacaran baru beberapa bulan saja dan saling mengenal pun juga baru genap satu tahun bulan ini. Namun, diantara mereka tidak ada kebohongan sedikit pun. Alana sering menceritakan ketertekanannya di keluarganya. Dan Delano juga sering menceritakan tentang kedua orang tuanya yang bercerai karena Ayahnya yang selingkuh dan berkhianat pada ibunya. Itulah kenapa Delano sangat membenci Ayahnya.

Alana melepaskan tangannya dari genggaman Delano dengan sedikit kasar. Lalu dia berlalu pergi dari hadapan Delano dan membiarkan pria itu terdiam menatap kepergiannya dengan kesedihan yang mendalam.

Delano menghembuskan nafas kasar, dia menatap punggung Alana yang masuk ke dalam angkutan umum. Dia tidak berniat untuk mengejar atau menahan Alana yang pergi. Karena dia tahu jika Alana sudah yakin dengan keputusannya.

Delano memilih pulang ke rumahnya. Namun saat Delano masih berada di perjalanan, Ayahnya menelepon dan memintanya datang dengan segera. Sebenarnya Delano sangat malas untuk bertemu dengan Ayahnya itu. Namun karena Ayahnya bilang jika hal yang ingin dia bicarakan adalah sesuatu yang penting.

Delano sampai dirumah mewah milik Ayahnya. Perlu diketahui jika Ayahnya adalah sosok pengusaha yang hebat. Dia memiliki kekuasaan yang cukup untuk membuat seseorang yang berani bermain curang dengannya tidak akan bisa berkutik dihadapannya.

Delano duduk di atas sofs, tepat di depan Ayahnya. Hubungan keduanya benar-benar tidak seperti seorang Ayah dan anak. Kekecewaan Delano sudah sangat besar ketika dia tahu jika Ayahnya telah bekhianat dari Ibunya.

"Jadi ada apa Daddy menyuruhku datang kesini?"

Dario menatap putranya dengan menghela nafas pelan. "Sampai kan kau akan terus bekerja di perusahaan kecil itu? Ayo gantikan Daddy di perusahaan pusat"

Delano menghela nafas pelan, memang dia hanya bekerja di perusahaan kecil. Semuanya karena dia malas berurusan dengan Ayahnya. Tapi setelah Ibunya meninggal, terpaksa Delano harus kembali pada Ayahnya. Hingga dia bisa membeli rumahnya sendiri dan kembali tinggal terpisah dari Ayahnya.

"Aku masih betah bekerja  disana, tapi kalau memang Daddy meminta aku untuk pindah dan bekerja di perusahaan Daddy, maka aku akan menurutinya"

Dario tesenyum senang mendengar itu. "Baiklah, kau mengundurkan diri dari tempat kerjamu dan segera bekerja di perusahaan Daddy"

Delano mengangguk, saat ini dia sedang membutuhkan tempat baru untuk melakukan hal baru yang bisa membuatnya sedikit melupakan masalahnya. Jika Delano masih berada di perusahaan yang sama dengan Alana, maka akan terlalu sering dia bertemu dengan Alana, karena dia tidak akan bisa melihat Alana yang kini sudah bukan miliknya lagi. Delano tidak bisa melupakan Alana begitu saja, karena dia mencintainya.

"Yasudah kalau begitu aku akan pulang" Delano berdiri dan berjalan ke arah pintu keluar, Namun langkahnya terhenti sejenak saat mendengar ucapan Dario.

"Daddy akan menikah besok"

"Ya, aku tidak peduli"

######

Dan hari ini mau tidak mau Delano tetap harus ikut hadir di pernikahan Ayahnya. Diperjalanan menuju rumah calon istri Ayahnya, Delano hanya terdiam dan terus memikirkan tentang Alana yang sampai sekarang tidak bisa dia hubungi. Padahal Delano masih akan berusaha untuk mengubah pikiran Alana dan membawanya pergi jauh dari sini.

Seandainya saja selama 5 bulan ini aku langsung menemui orang tuanya dan  meminta untuk menikahi Alana dengan segera.

Waktu lima bulan hanya mereka gunakan untuk menghabiskan waktu berdua, Memikirkan dan merencanakan masa depan mereka nantinya. Tidak pernah berpikir sedikit pun jika akhirnya akan seperti ini.

Mobil terparkir di depan rumah yang cukup sederhana. Halaman rumah sudah dihias seadanya. Memang pernikahan ini hanya dilaksanakan dengan sangat saederhana.Mengingat tidak ada waktu mempersiapkan semuanya, karena acara pernikahan yang sangat mendadak.

Delano masih terlihat santai dan tidak peduli dengan keadaan di sekitarnya, Karena dia datang kesini pun juga karena terpaksa. Tapi saat acara akan segera dimulai, dan pengantin wanita dibawa keluar oleh kedua orang tuanya. Delano benar-benar dibuat terkejut dengan terkejut dengan kenyataan yang terjadi.

Alana?

Bukan hanya Delano saja yang terkejut, Alana juga sama terkejut. Keduanya berpacaran terlalu singkat sehingga mereka belum pernah mengajak salah satu dari mereka untuk bertemu orang tua. Jadi tidak pernah terpikirkan oleh Alana jika Dario adalah Ayah dari kekasihnya

Ya Tuhan, apa ini? Kenapa jadi seperti ini?

Delano benar-benar menyaksikan bagaimana Ayahnya menikahi kekasihnya sendiri. Meski sudah ada kata putus yang terucap dari bibir Alana, namun sampai saat ini keduanya masih mengagap satu sama lain masih sepasang kekasih.

Diacara pesta ini ada dua hati yang sedang sama-sama terluka. Delano menatap Alana yang sedang berdiri diatas pelaminan bersama Ayahnya. Mereka menyalami tamu undangan yang hadir. Karena memang hanya beberapa orang saja yang hadir di pernikahan dadakan ini.

Delano meminum minuman di gelasnya, menatap dingin ke arah Alana yang juga menatap ke arahnya. Delano menyimpan gelas kosong di atas meja, lalu dia berjalan ke arah pelaminan.

Dario tersenyum dan merangkul putranya itu. "Alana, ini adalah putraku, Delano"

"Selamat ya atas pernikahan kalian"

Ketika Delano mengulurkan tangannya pada Alana.Namun Alana malah merasa jantungnya yang berdegup kencang dan matanya pun berkunang-kunang.

Brukk..

Alana jatuh pingsan dan seketika Delano langsung menggendongnya.

Bersambung

Mantan Kekasih?!

Kejadian beberapa waktu lalu benar-benar membuat semua orang yang melihatnya langsung terkejut. Dario juga merasa heran ketika putranya begitu sigap saat Alana jatuh pingsan. Namun dia tidak bisa melakukan apapun, karena Dario hanya berpikir jika itu hanya sebuah refleks biasa.

Alana tersadar dan melihat Delano yang duduk disampinya. Alana langsung terbangun dengan terkejut saat dia mengingat apa yang telah terjadi.

"Apa kau bisa untuk bangun dengan perlahan saja?" Delano memegangi kedua bahu Alana dengan menatap mata gadis itu yang sangat gelisah.

"Kenapa kamu ada disini? Bagaimana kalau Tuan Dario mengetahui tentang kita?" Alana benar-benar dibuat panik saat ini, dia takut jika Delano juga yang akan menjadi sasaran kemarahan Dario jika dia tahu tentang masa lalu keduanya.

"Dia masih di depan karena masih ada tamu yang berdatangan. Dia sendiri yang meminta aku untuk menjagamu disini" Dan hal itu tentu dijadikan Delano untuk bisa bicara berdua dengan Alana atas semua yang telah terjadi.

"Jadi Aalana, kenapa kau menikahi Ayahku?"

Alana terdiam dengan kepala yang menunduk juga dengan tangan yang meremas gaun pengantin yang dia pakai. "Aku juga tidak tahu jika dia adalah Ayahmu. Semuanya benar-benar sangat mendadak"

"Ingat Alana, karena semuanya telah terjadi maka aku akan memberi tahu Daddy jika kau adalah pacarku!" 

Alana langsung memegang lengan Delano yang siap turun dari atas tempat tidur. "Jangan! Kamu tidak boleh membongkar semuanya Delano. Semuanya akan semakin rumit jika Tuan Dario tahu. Tolong mengertilah, Delan"

Delano melepaskan pegangan tangan Alana di lengannya. Dia berdiri membelakangi Alana yang masih berada di atas tempat tidur.

"Aku tidak akan membiarkan kamu bersama orang lain, Alana! Meski itu adalah Ayahku sendiri. Aku akan membuat kamu lepas darinya. Bagaimana pun caranya"

Alana hanya diam saat melihat Delano yang pergi dari kamarnya ini. Dan ketika itu, air matanya langsung menetes begitu saja di pipinya. Alana  tentu hanya terpaksa menjalani semua ini. Karena yang dia cintai hanya Delano. Apalagi sekarang saat dia mengetahui jika Delano adalah dari pria yang menikahinya dengan paksa.

######

Sore itu, Alana pulang ke rumahnya dan melihat Ayah dan Ibu yang sedang duduk di ruang tengah. Alana merasa suasana kali ini sangat berbeda. Melihat Ibu yang beberapa kali mengusap air mata yang menetes di pipinya. Alana berjalan mendekat pada mereka.

"Yah, Bu ada apa?"

"Ayah terlibat korupsi uang perusahaan, Kak"

Suara dari Vina yang berdiri di anak tangga terakhir. Alana terdiam mendengarkan ucapan Vina barusan. Alana langsung berjalan ke arah Ayah dan Ibu, duduk disamping Ayah  yang terlihat sekali sangat frustasi.

"Bu, Yah, ada apa sebenarnya yang telah terjadi?"

Vina ikut duduk disamping Ibu. Meski dia juga tidak tahu apa yang bisa dia lakukan saat ini. Karena Vina adalah anak yang paling dimanja di rumah ini.

"Nak, tolong bantu Ayah..." Alan sedikit terkejutt saat tiba-tiba Ayah memegang tangannya. "...Ayah sudah binung harus melakukan apa saat ini. Tuan Dario mengancam Ayah untuk memasukan Ayah ke penjara. Kamu pasti tidak mau 'kan jika Ayah menjadi seorang narapidana"

Alana bingung harus melakukan apa saat ini, karena dia juga tidak tahu harus melakukan apa. Jelas tabungan Alana yang hanya menjadi staf biasa di perusahaan tempatnya bekerja, tentu saja tidak akan cukup jika ingin membayar uang perusahaan Ayah yang telah dia pakai.

"Tapi Yah, sebenarnya untuk apa sampai Ayah harus melakukan korupsi di perusahaan?"

"Semuanya untuk biaya adik kamu. Kan kamu tahu sendiri jika adik kamu kuliah di Universitas terbaik. Jadi biayanya juga tidak sedikit"

Alana menghela nafas pelan, dia menatap ke arah Vina dan Ibu. "Kenapa tidak Vina saja yang berhenti kuliah disana, dan mencari Universitas Negeri yang biayanya lebih murah, seperti aku dulu"

"Tentu saja tidak! Kalau kau memang pantas jika kuliah di Universitas Negeri, karena memang otakmu yang pas-pas'san. Kalau Vina memang anaknya yang pintar"

Alana menghela nafas pelan ketika dia mendengar ucapan Ibu yang dari dulu selalu terlihat tidak suka pada Alana. Padahal Aalana tidak pernah melakukan kesalahan apapun padanya.

"Ya kalau memang Vina pintar, maka dia tidak akan perlu bayar kuliah disana. Orang pintar bisa mendapatkan beasiswa"

"Kau!" Ibu benar-benar geram dengan ucapan Alana yang menurutnya sangat tidak sopan.

"Sudah-sudah, kenapa kalian malah berdebat di situasi yang seperti ini. Ayah sudah meminta keringanan pada Tuan Dario. Dan dia akan memberikan keringanan asalkan Ayah memberikan sebuah jaminan untuknya. Dan maafkan Ayah karena Ayah tidak punya apapun sebagai jaminan, akhirnya Ayah memberikan kalian sebagai jaminan, dan Tuan Dario memilih kamu Alana untuk dia nikahi"

Deg..

Seketika tubuh Alana langsung mematung mendengar itu. "Yah, Alana tidak bisa. Alana mempunyai pacar sekarang"

"Apa kau lebih memperdulikan pacarmu daripada kami sebagai keluargamu!" tekan Ibu

"Iya, Al tolong Ayah dan jangan sampai mempersulit keluarga kamu sendiri"

"Iya Kak tolong selamatkan keluarga kita. Apa Kakak mau jika keluarga kita nantinya akan hancur karena Ayah yang dipenjara"

Dan akhirnya Alana benar-benar tidak memiliki pilihan lain lagi. Dia sudah terbiasa dengan tekanan dari keluarganya sejak dulu. Bahkan sering sekali dia di paksa untuk mengalah dari adiknya dalam segala hal.

######

Alana turun dari dalam mobil, melirik Delano yang duduk di kursi belakang. Pria itu terlihat sangat dingin. Apalagi ketika Dario menggandeng tangannya. Terlihat kilatan tatapan mata tajam dan tidak suka dari Delano.

Berjalan masuk ke dalam rumah mewah itu, Alana hanya diam dengan kebingungan dan kegelisahan dalam  hatinya.

"Alana ayo biar aku bawa kamu ke kamar kita"

Alana tidak bisa menolak, jadi dia hanya menurut ketika Dario membawanya ke kamar yang akan ditempati oleh mereka nantinya.

Sementara Dario sedang berada di dapur. Dia duduk di teras belakang dengan sebotol minuman di tangannya. Saat iniDelano benar-benar sedang bingung dengan semuanya. Kenyataan yang benar-benar membuatnya bingung. Alana, gadis yang sangat dia cintai kini telah menikah dengan Ayahnya sendiri.

"Aku harus memberi tahu Daddy agar dia segera menceraikan Alana. Karena sampai kapan pun aku tidak akan rela jika Alana dimiliki oleh pria lain, termasuk Ayahnya sendiri"

"Delan, sedang apa kau disitu?"

Delano langsung menoleh dan melihat Alana yang berada di dapur dan sedang menuangkan air minum ke dalam gelas yang dia bawa. Alana ikut duduk di teras belakang dengan Delano. Dia memang harus membicarakan sesuatu dengan Delano.

"Dimana Daddy?"

"Dia sedang berada di ruang kerja, katanya ada kerjaan sebentar"

Keduanya kembali saling diam setelah percakapan yang sangat singkat itu. Alana mencoba untuk memberanikan diri berbicara pada Delano.

"Delan, aku mohon untuk kamu tidak mengatakan pada Tuan Dario jika kita adalah mantan kekasih...."

"Apa?! Jadi kalian adalah mantan kekasih?!"

Deg

Bersambung

Mencoba Menjaga Kesucian

Alana seketika langsung berdiri dan berbalik badan. Alana benar-benar terkejut ketika melihat Dario yang berdiri diambang pintu. Alana segera mendekat pada suaminya itu. "Emm. Mas, Alana bisa menjelaskan semuanya"

Dario menatap tajam pada putranya yang masih saja diam, seolah tidak berniat menjelaskan apapun. "Delano!"

Panggilan penuh penekanan dari Ayahnya membuat Delano merasa jengah. Dia berdiri dan menatap pada Ayahnya dengan tatapan datar.

"Ya, kami adalah sepasang kekasih yang terpaksa harus berepisah karena dia yang dipaksa menikah oleh kedua orang tuanya. Asal Daddy tahu, sampai saat ini aku dan Alana masih saling mencintai. Jika tidak percaya, langsung tanya saja pada Alana"

Tangan Dario mengepal erat mendengar ucapan Delano barusan. Tentu hatinya sangat tidak rela saat apa yang telah dia miliki harus di ganggu oleh orang lain. Meski mungkin Dario tidak mempunyai perasaan apapun pada Alana. Semuanya hanya karena naf*su semata.

"Benar itu Alana?!"

Alana tidak bisa menjawab apapun, dia hanya menundukan kepalanya. Mau bagaimana pun, Alana tetap tidak bisa membohongi perasaannya jika dia memang masih sangat mencintai Delano.

Dan keterdiaman Alana benar-benar telah menjadi sebuah jawaban atas pertanyaan Dario padanya. Dengan kasar Dario langsung menarik lengan Alana dan membawanya masuk ke dalam rumah. Melihat sikap kasar Ayahnya pada Alana tentu tidak akan membuat Delano diam saja. Dia segera menyusul mereka untuk masuk ke dalam rumah.

"Dad, stop menyakiti Alana!" Delano melepaskan secara paksa cekalan tangan Dario di lengan Alana. Tangannya langsung mengepal erat ketika melihat bekas kemerahan di pergelangan tangan Alana.

"Kau jangan ikut campur urusan pernikahan Daddy dan Istriku!"

"Aku tidak akan diam saja saat Daddy berani berlaku kasar pada Alana!"

Melihat perdebatan itu, membuat Alana bingung harus melakukan apa. Akhirnya dia melepaskan tangan Delano yang berada di lengannya.

"Maaf Delan, tapi sepertinya apa yang Daddy kamu bicarakan memang benar"

Delano terhenyak dengan ucapan Alana barusan. Ya, Alana memang harus melakukan  ini. Karena mau bagaimana pun, dia jelas sudah resmi menikah dengan Dario. Meski hatinya masih sangat mencintai Delano. Alana hanya tidak ingin membuat hubungan Delano dan Ayahnya akan semakin runyam dengan semua ini.

"Sudahlah, aku capek dan ingin istirahat" Dario berlalu dari sana dengan wajah marah.

Alana menghela nafas pelan, lalu dia berbaik dan siap melangkah pergi dari sana. Namun Delano langsung menahan tangannya dan menarik Alana hingga dia terjatuh dalam pelukan Delano. Pria itu memeluknya dengan erat dan mengunci tubuh Alana sampai dia benar-benar tidak bisa bergerak atau melepaskan diri dari pelukan Delano.

"Apa kau tidak mau kembali padaku? Aku sangat mencintaimu"

Alana tidak bisa menjawab, tapi air mata sudah menetes begitu saja di pipinya. "Delan, lepaskan aku. Kalau sampai Ayahmu melihatnya, maka tidak akan baik. Pasti akan terjadi pertengkaran lagi,aku tidak mau membuat kamu sulit dengan keadaan ini"

Cup..

Delano mengecup puncak kepala Alana, sampai kapan pun dia tidak akan membiarkan Alana bersama Ayahnya. Delano akan melakukan hal apapun asalkan Alana bisa menjadi miliknya kembali.

"Alana..." Delano membalikan tubuh Alana agar gadis itu menatap ke arahnya. "...Jika kau memang masih mencintaiku, tolong jangan berikan kagadisanmu pada Daddy, meski dia adalah suamimu sekarang. Apa kau tidak akan menyesal jika memberikan harta berharga dalam hidupmu pada orang yang tidak kau cintai"

Alana tidak menjawab, dia hanya menundukan wajahnya dengan sesekali tangannya menghapus air matanya.

Cup...

Delano mencium kening Alana, lalu pergi dari hadapan gadis itu. Alana mendongak dan menatap punggung Delano yang menjauh darinya. Alana mengusap kasar air mata yang kembali menetes di pipinya.

"Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan saat ini. Tapi jelas aku tidak bisa melakukan apapun, karena semuanya adalah pilihan hidupku sendiri"

Rasanya Alana ingin berteriak kencang jika dia tidak menginginkan pernikahan ini. Namun apa yang bisa dia lakukan ketika kedua orang tuanya saja benar-benar tidak lagi peduli padanya. Alana merasa jika dirinya memang sengaja dijual oleh kedua orang tuanya untuk membayar semua hutang Ayah.

Alana masuk ke dalam kamar dengan ragu, malam ini mungkin adalah hal yang akan menjadi akhir dalam hidupnya. Alana menatap Dario yang menatapnya dengan dingin.

Alana berjalan perlahan ke arah tempat tidur dan naik dengan perlahan ke atas tempat tdur.

Kalau kau mencintaiku, tolong jangan berikan kegadisanmu pada Daddy.

TIba-tiba saja Alana teringat kembali dengan ucapan Delano beberapa saat lalu. Tapi apa bis dia melakukan itu?

"Kau sudah menjadi istriku, jadi sudah waktunya kau memberikan hak 'ku"

Alana semakin gugup ketika mendengar ucapan Dario barusan. Tubuhnya mulai bergetar ketika Dario mulai mendekat padanya dan mulai mengecupi bahu dan lehernya membuat Alana sediki menjauhkan tubuhnya dari Dario.

"Emm. Maaf Mas, tapi aku baru saja kedatangan tamu bulanan"

"Kenapa kau tidak bicara dari tadi? Arghh sial, kau sudah terlanjur membuat aku bergairah" Dario turun dari atas tempat tidur dan berlalu ke kamar mandi untuk menenangkan jagoannya yang sudah terlanjur mengamuk ingin dikeluarkan.

Alana menghela nafas lega, entah kenapa dia seolah sedang ingin membuktikan pada Delano jika memang dia masih mencintainya. Namun entah sampai kapan Alana bisa mempertahankan semuanya ini.

######

Pagi ini Delano pergi ke perusahaan milik Ayahnya itu. Dia sudah mengirim surat pengunduran diri pada perusahaan yang lama.

Kenapa dia juga ada disini? Sial, kenapa aku sampai tidak tahu kalau dia bekerja di perusahaan Daddy.

Delano melirik seorang wanita yang bardiri di depan pintu lift dan tersenyum padanya dengan ceria. Delano sempat ingin memutar balik langkahnya, ketika Dario yang juga baru masuk ke dalam lobby kantor.

"Kau mau kemana? Cepat masuk, kenapa malah mau keluar lagi?"

Delano menghembuskan nafas kasar, lalu dia berbalik dan mengikuti langkah Ayahnya. "Kenapa Daddy sudah bekerja?"

"Ya, karena saat ini istriku sedang tidak bisa di ajak bermain. Dia sedang merah"

Delano tersenyum mendengar itu, merasa jika Alana sedang menunjukan ketulusan cintanya.

"Hai Delano"

Dario langsung menatap wanita cantik yang baru saja menyapa putranya. Sementara Delano langsung masuk ke dalam lift tanpa menghiraukan sapaan dari wanita itu. Dario tidak langsung masuk ke dalam  lift. Membiarkan Delano pergi lebih dulu. Dario malah mendekat pada wanita itu.

"Siapa namamu?"

"Lerita Tuan"

"Apa kau menyukai Delano?"

Lerita langsung mendongak dan menatap atasannya itu. "Maksud Tuan?"

"Jika kau menyukai putraku, aku bisa membantu kamu untuk dekat dengannya. Besok malam datanglah untuk makan malam dan kau  harus bisa memanfaatkan situasi ini. Aku juga akan menjadikanmu sekertaris Delano"

Lerita segera mengngguk, dia sangat menginginkan hal itu. Dan sekarang dia begitu mudah mendapatkan bantuan dari Ayahnya Delano.

"Baik Tuan"

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!