NovelToon NovelToon

Putri Pemberontak

Rencana Melarikan Diri

Catherine merasa terkekang oleh perjodohan yang diatur oleh keluarganya. Ia tidak ingin hidup di dalam lingkaran kekuasaan yang sama dan ingin mengubah cara kerajaannya diperintah. Namun, langkah pertamanya adalah untuk melarikan diri dari istana dan bergabung dengan pemberontak untuk mencapai tujuannya.

Catherine merasa cemas dan memandangi langit-langit kamar istananya. "Aku tidak bisa terus hidup dalam ketidakbahagiaan ini," gumamnya dalam hati. "Aku harus melakukan sesuatu untuk mengubah nasibku." Dia kemudian memutuskan untuk menemui William, pemimpin pemberontak yang dikenalnya.

"Aku merasa terkekang oleh keinginan orang tuaku untuk menjodohkan aku dengan seorang pangeran," kata Catherine kepada William.

"Apa yang kamu ingin lakukan?" tanya William.

"Aku ingin mengambil alih kendali dan memerintah kerajaan dengan caraku sendiri," jawab Catherine dengan tegas.

William merenung sejenak sebelum berkata, "Tapi, Catherine, apakah kamu yakin dengan keputusanmu? Jika kamu melarikan diri dari istana, itu akan sangat berbahaya."

Catherine tersenyum pahit. "Aku harus melakukannya, William. Aku tidak bisa hidup di bawah bayang-bayang orang lain selamanya. Aku ingin menjadi pemimpin yang baik dan memberikan keadilan bagi rakyat kecil."

William mengangguk mengerti. "Baiklah, aku akan membantumu. Kita harus merencanakan segalanya dengan matang dan hati-hati."

***

Catherine merasa lega mendengar dukungan dari William. Mereka mulai merencanakan segala sesuatu untuk memastikan keberhasilan rencana mereka. Mereka memutuskan untuk melarikan diri pada malam hari dengan bantuan beberapa orang pemberontak.

Catherine duduk bersama William di ruangan gelap yang dihuni oleh beberapa orang pemberontak. mereka sedang  merencanakan rencana pelarian mereka dari istana.

"Kamu harus siap-siap, Catherine," kata William dengan suara berbisik. "Ini akan menjadi malam yang berbahaya, tapi kita harus berani mengambil risiko."

Catherine mengangguk. "Aku siap, William. Aku tidak bisa terus hidup dalam penjara emasku di istana ini."

"Baiklah, aku akan meminta beberapa orang untuk membantumu melarikan diri," ujar William sambil mengeluarkan secarik kertas dari dalam jaketnya. "Ini peta istana dan rute pelarian yang telah kami persiapkan."

Catherine mengambil peta itu dan melihat dengan seksama. "Kami harus keluar dari sini dan menuju ke pelabuhan, kan?"

William mengangguk. "Iya, dan kami akan menaiki kapal yang telah kami siapkan. Kami akan membawa kamu ke tempat yang aman."

Catherine menarik napas dalam-dalam. "Aku tidak akan pernah bisa mengucapkan terima kasih yang cukup, William. Kau telah membantu aku dalam waktu yang sulit ini."

William tersenyum lembut. "Tidak perlu berterima kasih, Catherine. Kita saling membantu untuk mencapai tujuan kita. Dan jangan lupa, kita harus hati-hati agar tidak ketahuan."

Namun, rencana mereka hampir gagal ketika mereka hampir tertangkap oleh pengawal istana. Catherine merasa hatinya berdebar kencang saat mereka berlari melewati koridor-koridor istana yang gelap. Mereka berhasil keluar dari istana dan pergi ke tempat persembunyian pemberontak.

Mereka berhenti sejenak untuk istirahat dan mengambil napas di tempat persembunyian pemberontak. Catherine masih terlihat ketakutan dan tidak percaya bahwa mereka berhasil lolos dari pengawal istana.

"Tidak apa-apa, kita berhasil," kata William mencoba menenangkan Catherine. "Kamu baik-baik saja?"

Catherine mengangguk ragu-ragu, "Ya, tapi saya merasa seperti hati saya akan melompat keluar dari dadaku."

William tersenyum, "Kamu berani sekali melakukan ini. Tapi, inilah langkah pertama menuju perubahan yang kamu inginkan."

Catherine mengangguk setuju, "Tapi, sekarang apa yang harus kita lakukan?"

William memikirkan sejenak sebelum berkata, "Kita harus menemui para pemimpin pemberontak lainnya dan membicarakan rencana kita untuk menggulingkan pemerintah yang ada."

Catherine mengangguk, "Baiklah, mari kita bergerak."

Mereka berjalan menuju tempat persembunyian para pemimpin pemberontak lainnya untuk membicarakan rencana mereka. Namun, tak lama setelah tiba di sana, mereka menyadari bahwa mereka dikejar oleh pengawal istana.

"Mereka menemukan kita!" kata Catherine dengan panik.

William meraih tangannya, "Jangan takut, aku akan melindungi kamu. Kita akan keluar dari sini dan berjuang untuk hak kita bersama."

Mereka berlari melewati hutan-hutan dan sungai-sungai untuk menghindari pengawal istana. Setelah beberapa jam berlari, mereka akhirnya tiba di sebuah desa kecil dan berlindung di sana.

Catherine merasa lega bahwa mereka berhasil melarikan diri, tetapi ia juga merasa khawatir dengan rencana mereka selanjutnya. Ia tahu bahwa langkah mereka selanjutnya akan lebih sulit, tetapi ia tetap bertekad untuk melanjutkan perjuangan bersama William dan para pemberontak.

Di sana, Catherine mulai belajar tentang bagaimana memimpin dengan cara yang baik dari William dan orang-orang pemberontak lainnya. Mereka membantunya untuk meningkatkan keterampilannya dalam bertempur dan diplomasi

***

Namun, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Pangeran yang dijodohkan dengan Catherine mengetahui keberadaannya dan mengirim pasukan untuk menangkapnya. Mereka menyerbu tempat persembunyian pemberontak dan pertempuran sengit terjadi.

Catherine dan William berdiri berdampingan di depan pasukan pemberontak, siap untuk melawan pasukan kerajaan yang menyerbu tempat persembunyian mereka. Mereka mempersiapkan diri untuk bertempur dengan gigih, meskipun mereka tahu bahwa pasukan kerajaan lebih banyak dan lebih terlatih.

"Persiapkan diri kalian, kita harus bertahan sampai titik darah penghabisan!" kata William dengan suara lantang.

Catherine mengangguk dan memegang pedangnya dengan erat. "Aku siap untuk melindungi teman-temanku dan visi kami untuk kebebasan," ujarnya dengan tekad.

Pertempuran dimulai dan suara pedang yang bertabrakan bergema di sekitar mereka. Catherine dan William melawan dengan sekuat tenaga, mengalahkan banyak prajurit kerajaan dengan keterampilan bertarung mereka yang ulung.

Namun, jumlah pasukan kerajaan terus bertambah dan mereka akhirnya terdesak. William terluka parah dan Catherine tiba-tiba terkejut melihat pangeran muncul di hadapannya. Pangeran menatapnya dengan tajam dan mengacungkan pedangnya ke arahnya.

"Kau tidak bisa melarikan diri dari takdirmu, Catherine," katanya dengan dingin.

Catherine merasa takut, tetapi dia tidak akan menyerah. Dia memegang pedangnya dengan erat dan bersiap untuk melawan pangeran dengan sekuat tenaga.

Dalam pertempuran itu, Catherine berhasil membunuh pangeran itu dengan pedangnya sendiri. Kemenangan ini membuat Catherine menjadi sangat populer di kalangan rakyat kecil dan ia akhirnya dinobatkan sebagai ratu.

"Catherine, kamu telah melakukan sesuatu yang luar biasa," kata William dengan bangga.

Catherine tersenyum. "Tidak ada yang tidak mungkin jika kita mempunyai tekad dan semangat yang kuat. Aku akan memerintah dengan keadilan dan memberikan kebahagiaan bagi rakyatku."

William mengangguk setuju. "Aku akan selalu mendukungmu, Catherine. Dan aku yakin rakyatmu juga akan selalu mendukungmu."

Catherine merasa lega dan bahagia. Setelah sekian lama hidup terkekang oleh perjodohan dan lingkaran kekuasaan, akhirnya ia berhasil membebaskan dirinya dan mencapai tujuannya. Ia merasa beruntung memiliki teman sebaik William dan juga pemberontak yang membantunya dalam rencana melarikan diri dan merebut takhta kerajaan.

"Sekarang, mari kita memulai masa depan baru untuk kerajaan ini," ujar Catherine dengan semangat.

William tersenyum. "Tentu saja, Catherine. Kita akan bekerja keras untuk membangun kerajaan yang lebih baik dan adil bagi semua rakyatnya."

Dengan semangat yang baru, Catherine dan William memulai pemerintahan mereka yang baru. Mereka bekerja sama untuk memperbaiki kondisi kehidupan rakyat dan menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi kerajaan mereka.

***

Bertemu Pemberontak

Catherine berhasil melarikan diri dari istana dan bertemu dengan pemberontak bernama William. William terkejut melihat putri kerajaan datang kepada mereka dan akhirnya ia memutuskan untuk membantu Catherine melawan keluarganya.

William berasal dari kota kecil di pinggiran kerajaan. Ia tumbuh dalam keadaan sulit, di tengah ketidakadilan dan penindasan yang dilakukan oleh keluarga kerajaan terhadap rakyat. Meskipun demikian, William adalah seorang pria yang penuh dengan tekad dan semangat untuk membawa perubahan.

Ia menyaksikan sendiri penderitaan yang dialami rakyat akibat kebijakan yang tidak adil dari keluarga kerajaan. Ia merasa tidak puas hanya menjadi penonton dan merasa bahwa perlu ada tindakan nyata untuk melawan ketidakadilan tersebut. William kemudian bergabung dengan sekelompok pemberontak yang bertujuan untuk melawan keluarga kerajaan dan mencari keadilan bagi rakyat. Dalam perjuangan ini, ia menjadi sosok yang dihormati dan diandalkan oleh para pemberontak lainnya karena keberanian dan pengetahuannya dalam strategi perlawanan

Catherine berjalan melalui hutan dengan hati yang berdebar kencang. Dia merasa ketakutan dan tidak tahu harus pergi ke mana setelah berhasil melarikan diri dari istana. Tiba-tiba, dia mendengar suara langkah kaki di belakangnya dan langsung merasa waspada.

"Siapa di sana?" tanyanya dengan suara gemetar.

"Saya William," jawab seseorang dari balik semak-semak. "Siapa kamu?"

"Aku adalah Catherine, putri kerajaan. Aku melarikan diri dari istana dan ingin bergabung denganmu untuk melawan keluargaku," jawab Catherine dengan cepat.

William keluar dari semak-semak dan menatap Catherine dengan curiga. "Mengapa kamu melarikan diri dari istana? Apa yang terjadi?"

Catherine memandang William dengan penuh harapan. "Mereka memaksaku untuk menikah dengan pangeran yang tidak aku cintai. Aku tidak ingin hidup di bawah bayang-bayang mereka selamanya."

William merasa iba melihat wajah Catherine yang penuh kebingungan. "Aku akan membantumu, Catherine. Kita akan melawan mereka bersama-sama."

Catherine merasa lega mendengar perkataan William. "Terima kasih, William. Aku tidak tahu harus pergi ke mana setelah melarikan diri dari istana. Apa kamu punya tempat untukku?"

William tersenyum ramah. "Tentu saja, Catherine. Aku punya tempat persembunyian di hutan ini. Kita akan aman di sana."

Catherine merasa terharu dengan kebaikan hati William. "Terima kasih, William. Kamu sangat baik padaku."

William mengangguk. "Kita harus bergerak cepat sebelum ada pasukan istana yang menemukan kita. Ikuti aku."

Mereka berjalan melalui hutan dengan hati-hati dan berusaha menghindari pengawal istana. Setelah beberapa saat, mereka tiba di sebuah tempat persembunyian rahasia di dalam hutan yang dihuni oleh para pemberontak. Catherine merasa lega dan bersyukur telah bertemu dengan William. Ia yakin bersama-sama mereka bisa melawan keluarganya dan merebut kembali tahtanya.

Ketika mereka tiba di tempat persembunyian, William membuka pintu dan mempersilahkan Catherine masuk ke dalam. "Ini adalah rumah baru kita, Catherine," ujarnya dengan senyum ramah.

Catherine terkejut melihat tempat persembunyian tersebut. Ia melihat beberapa orang pemberontak di dalam ruangan, yang mengamati kedatangan mereka dengan curiga. Catherine merasa tidak nyaman dengan situasi tersebut, tetapi William meyakinkannya bahwa mereka adalah sahabat dan bersedia membantu Catherine.

"Kamu harus berhati-hati, Catherine," kata William dengan suara rendah. "Tidak semua orang di sini adalah pendukungmu. Ada beberapa orang yang masih setia kepada keluargamu dan siap untuk memberitahu mereka tentang keberadaanmu."

Catherine mengangguk, merasa semakin waspada dengan lingkungan sekitarnya. Namun, ia tetap yakin bahwa William akan membantunya dan mereka bisa merebut kembali tahtanya.

"Mereka tidak bisa memenangkan perang melawan kita," ucap Catherine dengan penuh keyakinan. "Kita punya kekuatan yang cukup untuk mengalahkan mereka."

William tersenyum. "Kamu benar, Catherine. Kita akan melawan mereka bersama-sama dan merebut kembali tahtamu. Aku akan memimpin pasukan kita ke istana untuk mengambil alih kekuasaan."

Catherine merasa senang dan berterima kasih kepada William atas dukungannya. Mereka berdiskusi lebih lanjut tentang rencana mereka untuk merebut tahta dan menyebarluaskan ideologi baru di kerajaan.

***

Hari-hari berikutnya, Catherine belajar banyak tentang kehidupan para pemberontak dan keadaan negara yang sebenarnya. Ia terkejut mengetahui bahwa keluarganya telah melakukan banyak kesalahan dan ketidakadilan terhadap rakyat. Catherine semakin yakin bahwa tindakan yang dilakukannya adalah benar dan dia harus melawan keluarganya untuk memperbaiki keadaan negara.

William dan Catherine sedang duduk di bawah pohon, sambil menikmati udara segar dan pemandangan hutan yang hijau.

"Kamu terlihat sedang berpikir serius, Catherine. Ada apa?" tanya William, melihat ekspresi Catherine yang konsentrasi.

Catherine menghela nafas. "Aku belajar banyak tentang kehidupan para pemberontak dan keadaan negara yang sebenarnya selama beberapa hari terakhir. Aku merasa terkejut dan sedih dengan apa yang aku pelajari."

William menatap Catherine dengan penuh perhatian. "Ceritakan padaku, Catherine. Apa yang membuatmu merasa sedih?"

Catherine menggelengkan kepala, mencoba menahannya agar tidak menangis. "Aku tidak bisa membayangkan keluargaku melakukan kesalahan dan ketidakadilan terhadap rakyat. Mereka tidak memikirkan rakyat mereka sama sekali."

William merasa iba melihat wajah Catherine yang sedih. "Aku tahu perasaanmu, Catherine. Itulah mengapa kita harus terus berjuang. Kita harus memperbaiki keadaan negara dan membuatnya menjadi tempat yang lebih baik untuk rakyatnya."

Catherine menatap William dengan penuh tekad. "Kamu benar, William. Aku yakin tindakan yang aku lakukan adalah benar. Aku harus melawan keluargaku untuk memperbaiki keadaan negara."

William tersenyum bangga pada Catherine. "Kamu adalah pahlawan kita, Catherine. Kita akan melawan keluargamu dan merebut kembali tahtamu. Bersama-sama, kita akan membuat negara ini menjadi tempat yang lebih baik."

Catherine tersenyum dan merasa lebih kuat setelah mendapat dukungan dari William. Mereka berdiri dan bersiap-siap untuk menghadapi perjuangan yang akan datang. Catherine yakin bahwa bersama-sama, mereka bisa meraih kemenangan dan membuat perubahan positif bagi rakyatnya.

Saat itulah, pasukan istana menemukan tempat persembunyian para pemberontak. Mereka menyerang dengan kejam dan menghancurkan segala sesuatu yang ada di sekitar sana. Catherine dan William berjuang mati-matian untuk melindungi diri mereka dan teman-teman pemberontak. Namun, mereka kalah jumlah dan akhirnya terpaksa melarikan diri ke tempat persembunyian yang lebih jauh di dalam hutan.

Catherine dan William berlari secepat mungkin untuk menyelamatkan diri mereka. Mereka harus berhati-hati agar tidak tertangkap oleh pasukan istana yang terus mengejar mereka.

"Kita harus cepat pergi dari sini," kata William sambil menarik tangan Catherine.

Catherine mengikuti William dan merasa panik. Dia takut tertangkap dan disiksa oleh pasukan istana.

"Sudah berapa lama kita berlari?" tanyanya sambil menahan napas.

"Belum lama, tetapi kita harus terus bergerak secepat mungkin," jawab William.

Mereka berlari selama beberapa menit, tetapi kemudian mereka melihat cahaya api di kejauhan. Catherine dan William tahu bahwa pasukan istana sedang mendekati mereka.

"Kita harus bersembunyi," kata Catherine.

William menunjukkan sebuah gua kecil yang terletak di antara bebatuan besar.

"Inilah tempat persembunyian kita selanjutnya," ujar William sambil menunjuk ke gua tersebut.

Catherine dan William masuk ke dalam gua dan menutupi diri mereka dengan batu-batu besar. Mereka berdua berdiam diri di sana dan berharap pasukan istana tidak menemukan tempat persembunyian mereka.

Mereka mendengar suara langkah kaki pasukan istana yang semakin mendekat. Catherine dan William menahan napas mereka dan berusaha agar tidak terdengar. Tiba-tiba, ada suara yang menghampiri gua tempat mereka bersembunyi.

"Mereka pasti bersembunyi di sini," kata salah satu prajurit.

Catherine dan William saling berpandangan dan merasa ketakutan. Mereka tahu bahwa jika tertangkap, mereka akan mati.

"Mari kita cari mereka!" teriak prajurit lainnya.

Mereka mulai mencari-cari di sekitar gua dan mendekati tempat Catherine dan William bersembunyi. Namun, tiba-tiba terdengar suara ledakan dan gua tempat mereka bersembunyi runtuh.

Catherine dan William terpental dan terbawa arus lumpur dan batu. Mereka terpisah dan tidak tahu keberadaan satu sama lain.

"Catherine!" teriak William.

Tapi tidak ada jawaban. William mencari ke seluruh penjuru gua untuk mencari Catherine, tetapi dia tidak menemukannya. Dia terpaksa keluar dari gua dan mencari Catherine di sekitar tempat itu.

Sementara itu, Catherine terbangun dengan kepala yang pusing dan merasa kesakitan di tangan dan kakinya. Dia terdampar di tepi sungai yang tenang dan tidak bisa bergerak.

"Catherine!" teriak William.

Catherine mencoba membalas teriakan William, tetapi suaranya terdengar parau dan terbatas.

"Di sini!" teriak Catherine.

William mendengar suara Catherine dan segera berlari ke arah suara tersebut. Dia menemukan Catherine yang terluka di tepi sungai dan segera membantu dia bangkit.

"Kamu baik-baik saja?" tanya William.

Catherine mengangguk lemah

Di sana, Catherine merasa kecewa dan frustrasi. Ia merasa bahwa mereka tidak akan bisa melawan pasukan istana yang sangat kuat dan kejam itu. William mencoba menenangkan Catherine dan berkata, "Jangan putus asa, Catherine. Kita masih punya kesempatan. Kita bisa bersekutu dengan pihak lain dan meminta bantuan mereka."

Catherine merasa ada kebenaran dalam perkataan William. Ia berbicara dengan para pemberontak dan meminta bantuan mereka untuk mencari sekutu baru. Setelah beberapa hari, mereka bertemu dengan seorang pemimpin militer yang bersedia membantu mereka melawan pasukan istana.

***

Memahami Kehidupan Rakyat Kecil

***

Pada hari itu, Pemimpin militer itu membantu Catherine dan para pemberontak merencanakan strategi untuk mengalahkan pasukan istana. Mereka melakukan serangan mendadak pada istana dan berhasil merebut kembali tahta kerajaan. Catherine diangkat sebagai ratu dan mulai memimpin kerajaan dengan bijak dan adil.

"Pemimpin militer, apa rencananya untuk mengalahkan pasukan istana?" tanya Catherine dengan serius.

Pemimpin militer menjawab dengan tegas, "Kita harus melakukan serangan mendadak ke istana dan merebut tahta kerajaan. Namun, kita harus memiliki strategi yang kuat agar tidak terjebak dalam perangkap mereka."

"Bagaimana strateginya?" tanya Catherine.

"Mereka akan terus mengirimkan pasukan mereka secara bergantian. Kita harus menunggu saat yang tepat untuk menyerang mereka," jelas Pemimpin militer.

Catherine mengangguk paham. "Apa kamu yakin rencanamu akan berhasil?"

Pemimpin militer tersenyum percaya diri. "Kita harus berani mengambil risiko untuk merebut kembali tahta kerajaan. Dengan strategi yang tepat, kita pasti bisa menang."

Setelah melakukan persiapan selama beberapa hari, mereka akhirnya melancarkan serangan mendadak ke istana. Pasukan pemberontak berhasil merebut tahta kerajaan dan menangkap keluarga kerajaan yang korup. Catherine diangkat sebagai ratu dan memulai kepemimpinannya dengan bijak dan adil.

"Selamat, Catherine! Kamu berhasil merebut kembali tahta kerajaan," ucap Pemimpin militer dengan senyum lebar.

"Terima kasih, kamu sangat membantu dalam merealisasikan impianku untuk memperbaiki keadaan kerajaan," ucap Catherine sambil tersenyum bahagia.

Dari hari itu, Catherine menjadi ratu yang disegani dan dicintai oleh rakyatnya. Ia bekerja keras untuk memperbaiki keadaan kerajaan dan memberikan keadilan bagi semua orang. Para pemberontak juga dihormati dan dijadikan sebagai penasihat kerajaan. Bersama-sama, mereka berhasil membangun sebuah kerajaan yang damai dan makmur.

William merasa bangga dengan Catherine yang telah menjadi seorang ratu yang hebat. Mereka tetap berteman erat dan saling mendukung satu sama lain. Catherine belajar banyak dari pengalaman melawan keluarganya dan mengabdikan hidupnya untuk kepentingan rakyatnya.

William menatap Catherine dengan bangga saat dia berbicara di depan rakyatnya. "Kamu benar-benar telah menjadi seorang ratu yang hebat, Catherine," katanya.

Catherine tersenyum dan menjawab, "Aku tidak bisa melakukannya tanpamu, William. Kamu selalu ada di sampingku dan mendukungku selama ini."

William tersenyum dan menjawab, "Itu karena aku selalu yakin bahwa kamu akan menjadi pemimpin yang baik dan bijaksana, Catherine. Kamu telah melewati banyak cobaan dan tantangan, dan aku tahu kamu akan mengabdikan hidupmu untuk kepentingan rakyatmu."

Catherine tersenyum terima kasih. "Aku berjanji akan selalu mengutamakan kepentingan rakyat dan mengambil keputusan yang adil untuk mereka," ujarnya.

William mengangguk dan menjawab, "Aku tahu kamu akan melakukan itu, Catherine. Kamu adalah sosok yang penuh kasih dan kebijaksanaan."

Mereka berdua melihat ke arah kerumunan rakyat yang berkumpul di sekitar mereka. Catherine merasa terharu melihat dukungan dan cinta dari rakyatnya. Dia berjanji untuk selalu melindungi mereka dan memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan bagi mereka.

William tersenyum pada Catherine. "Kamu benar-benar telah mencapai sesuatu yang besar, Catherine. Aku bangga menjadi temanmu."

Catherine tersenyum lembut pada William dan merangkulnya. "Aku juga bangga memiliki seorang teman sejati seperti kamu, William. Kita akan selalu menjadi teman yang saling mendukung dan membantu satu sama lain."

***

Catherine duduk di ruang kerja istana, terlihat sibuk membaca beberapa laporan dari wilayah-wilayah yang jauh. William masuk dan tersenyum melihatnya sibuk.

"Selamat pagi, Ratu Catherine," kata William.

"Selamat pagi, William," balas Catherine sambil mengangkat kepala dari bacaannya.

"Apakah kamu sudah menemukan ide bagaimana memerintah dengan lebih baik?" tanya William.

"Ya, aku mulai memahami kebutuhan rakyat dan bagaimana saya bisa memenuhinya," jawab Catherine. "Mereka butuh akses pendidikan dan pekerjaan yang layak. Aku sedang merencanakan beberapa program untuk membantu mereka."

William mengangguk. "Itu sangat baik. Aku yakin rakyat akan sangat menghargai upayamu. Apa yang kamu rencanakan untuk pendidikan?"

"Aku ingin membangun lebih banyak sekolah dan memberikan akses pendidikan yang lebih mudah bagi anak-anak dari keluarga miskin," jelas Catherine.

William tersenyum. "Aku yakin programmu akan sukses. Aku selalu mendukungmu, Catherine."

Catherine tersenyum. "Terima kasih, William. Aku merasa beruntung memiliki teman sebaik kamu."

William tersenyum kembali. "Kita selalu mendukung satu sama lain, tidak peduli apa yang terjadi. Kita berjuang bersama-sama, Catherine."

Catherine mengangguk. "Ya, kita melakukannya bersama-sama. Aku senang memilikimu di sisiku, William."

Mereka berdua tersenyum satu sama lain, tahu bahwa mereka bisa mengubah kerajaan mereka menjadi lebih baik bersama-sama.

William mengambil kursi di sebelah Catherine. "Apa lagi yang kamu rencanakan selain program pendidikan?"

"Aku juga ingin memperbaiki sistem perpajakan dan memberikan keadilan bagi rakyat yang lebih miskin," jawab Catherine. "Banyak dari mereka yang harus membayar pajak yang terlalu berat dan tidak mendapatkan cukup manfaat dari pemerintah."

William mengangguk. "Itu juga penting. Bagaimana kamu merencanakan untuk memperbaikinya?"

Catherine menarik napas dalam-dalam. "Aku sedang berbicara dengan ahli keuangan dan mencari cara untuk mengurangi pajak bagi keluarga miskin dan memberikan insentif bagi perusahaan untuk membuka lapangan kerja di wilayah-wilayah yang kurang berkembang."

William mengangguk mengerti. "Aku yakin kamu akan menemukan cara yang tepat, Catherine. Kita akan bekerja keras untuk membuat kerajaan ini lebih baik bagi semua orang."

Catherine tersenyum. "Kita pasti bisa melakukannya. Bersama-sama, kita bisa mengubah dunia ini menjadi lebih baik."

William tersenyum dan mengangkat gelasnya. "Untuk masa depan yang lebih baik," ujarnya.

Catherine juga mengangkat gelasnya. "Untuk masa depan yang lebih baik," ucapnya, sambil tersenyum.

Keduanya menyeruput minuman mereka dan kembali fokus pada rencana-rencana mereka untuk memperbaiki kerajaan mereka. Catherine merasa bersyukur memiliki William sebagai teman dan sekutu terdekatnya. Mereka saling mempercayai dan saling mendukung satu sama lain dalam segala hal.

"Tapi tentu saja, tidak semua orang akan setuju dengan rencana kita," kata Catherine dengan nada khawatir. "Ada banyak kekuatan di kerajaan ini yang tidak ingin melihat perubahan terjadi."

William mengangguk serius. "Itu benar. Kita harus tetap waspada dan siap untuk menghadapi rintangan apa pun yang muncul di depan kita. Tapi jangan khawatir, Catherine. Kita memiliki dukungan rakyat kita, dan mereka akan berdiri di belakang kita."

Catherine tersenyum lega. "Ya, rakyatlah yang memberiku kekuatan untuk melakukan semua ini. Aku harus memastikan bahwa mereka tetap menjadi prioritas utama saya."

William mengangguk. "Dan kamu pasti akan melakukannya dengan baik. Aku percaya padamu, Catherine."

Catherine tersenyum penuh keyakinan. "Terima kasih, William. Kita akan membuat kerajaan ini menjadi lebih baik bersama-sama."

Mereka menyelesaikan minuman mereka dan melanjutkan diskusi mereka tentang rencana-rencana masa depan mereka. Catherine yakin bahwa mereka akan berhasil membuat perubahan positif yang besar dalam kerajaan mereka, dan dia tahu bahwa dia memiliki William di sisinya untuk membantunya melakukannya.

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!