NovelToon NovelToon

Jangan Mendekat Gadis Kecil

1. Rumah kakak ipar.

Naomi sangat gugup memasuki rumah yang besar bagaikan istana tersebut.

Dia tidak menyangka ada rumah sebesar itu, terlihat bersih dan mengkilap.

Naomi mengikuti pelayan wanita yang menurutnya cantik tersebut, membawanya naik ke lantai atas menuju kamar yang akan ditempatinya.

Pelayan tersebut berhenti di depan sebuah pintu kamar, dan kemudian membukanya lebar-lebar.

Naomi sangat takjub dengan kamar tersebut, sungguh besar melebihi rumahnya di kampung.

Tempat tidurnya juga besar.

Mulut Naomi menganga melihat kamar tersebut, dan yang akan menjadi kamarnya.

"Ini kamar anda Nona!" kata pelayan tersebut.

"Oh iya, terimakasih!" kata Naomi sopan.

"Silahkan beristirahat Nona, kalau anda mau butuh sesuatu, tekan saja bel yang ada di situ!" pelayan tersebut menunjuk benda berwarna merah di dekat tempat tidur besar tersebut.

"Oh iya, terimakasih!" kata Naomi lagi dengan sopan.

"Sama-sama Nona, saya permisi dulu!" kata pelayan tersebut.

"Silahkan...oh maaf, nama anda siapa?" tiba-tiba Naomi teringat belum mengenal nama pelayan tersebut.

"Saya Intan, Nona!"

"Terimakasih Intan!"

"Baik Nona, permisi!"

Pelayan tersebut meninggalkan Naomi, menutup pintu dengan pelan.

Naomi masih takjub dengan isi kamar tersebut, dia tidak menyangka kamar ini akan menjadi kamarnya mulai dari sekarang.

Naomi melihat ada dua pintu di dalam kamar tersebut.

Naomi mencoba untuk memeriksa ke dua pintu itu.

Dia membuka satu pintu, ternyata kamar mandi.

"Woww...besar sekali kamar mandinya!" gumam Naomi tanpa sadar.

Naomi masuk ke dalam kamar mandi itu, dan melihat isi kamar mandi.

"Untuk apa ini?" bisik Naomi melihat bathtub di ujung kamar mandi tersebut.

Naomi yang belum pernah melihat bathtub memeriksanya dan menelusuri bathtub tersebut dengan tangannya.

"Ini pasti bak tempat air mandi!" katanya berbicara sendiri.

Setelah puas melihat-lihat, Naomi mau melihat pintu yang satu lagi.

Naomi menutup pintu kamar mandi, lalu berjalan ke arah pintu yang satu lagi.

Dia membuka pintu tersebut.

Dan ternyata sebuah ruangan juga, tapi disini terdapat rak pakaian yang besar dan rak sepatu dari kaca.

Kembali Naomi berdecak terkagum-kagum.

Dia pun masuk ke dalam untuk melihat-lihat, dan membuka lemari.

Dia melihat di lemari sudah ada beberapa pakaian disusun rapi.

"Baju siapa ini?" pikir Naomi melihat pakaian-pakaian tersebut.

Naomi melihat lemari kaca juga sudah tersusun beberapa pasang sepatu.

"Ini sepertinya kamar pakaian!" pikir Naomi setelah melihat-lihat tempat tersebut.

Setelah puas melihat-lihat kamar barunya, dia pun mulai menyusun pakaiannya yang tidak seberapa.

Setelah itu pergi untuk membersihkan dirinya.

Setelah selesai mandi, Naomi merasa sangat segar.

"Kakak ipar sangat kaya, rumahnya sangat besar!" gumam Naomi, lalu menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur.

"Aku tidak menyangka akan tinggal di rumah besar ini, dan ada pelayan juga!" bisik Naomi melamun.

"Kakak angkat ternyata menikah dengan suami yang super kaya!" gumamnya.

"Eh, itu pintu keluar ya?" pikir Naomi melihat ada pintu kaca menuju balkon.

Naomi membuka pintu tersebut.

"Eh, kok enggak bisa ya?" pikirnya.

Naomi mencoba mendorong dan menarik pintu tersebut, tetap tidak bisa.

"Bagaimana cara bukanya ya!" Naomi memandang pintu balkon tersebut.

Dia memeriksa setiap sudut pintu kaca tersebut.

Dan mencoba untuk membukanya lagi.

Tetap tidak bisa, dan dia mencoba menggeser pintu tersebut ke arah samping.

Srekkk!

Berhasil.

"Ha..ha...ha!" Naomi tertawa sendiri, dia merasa bodoh dari tadi, tidak tahu cara membuka pintu kaca tersebut.

"Ternyata harus digeser kesamping!" gumam Naomi tertawa lucu.

Haloo para reader....

Happy Reading.... 🤗🤗🤗🤗

Salam kenal dariku....

Ini Novelku yang ke lima....

Mohon dukungannya ya 🤗🤗🤗🤗

Bersambung.....

2. Bertemu kakak Ipar.

Naomi menggeser pintu balkon lebar-lebar, lalu dia pun melangkahkan kakinya keluar.

"Eh..ini teras ya, disini ada kursi untuk tidur!" gumam Naomi mendekati kursi malas.

Naomi meletakkannya bokongnya di kursi malas tersebut.

"Kursinya empuk!" bisiknya membaringkan tubuhnya.

Naomi tersenyum senang, ini sangat nyaman! bisik hatinya.

Naomi memejamkan matanya, dia menikmati angin yang terasa menerpa wajahnya.

Dia tersenyum merasa tidak percaya bisa duduk di atas rumah dan melihat ke bawah.

Tanpa sadar Naomi terbuai dengan angin yang berhembus, matanya perlahan terpejam dan dia pun tertidur.

Mungkin karena perjalanannya yang jauh membuat dia lelah, dan balkon terasa nyaman dengan kursi malas yang empuk.

Naomi terlelap sampai tidak menyadari kehebohan terjadi di dalam Mansion.

Semua orang mencari dirinya yang tidak menyadari tertidur di balkon kamar.

Jacob, suami almarhum kakak angkat Naomi, setelah pulang dari kantornya, langsung menanyakan keberadaan Naomi kepada para pelayan.

Pelayan sudah mencari Naomi di dalam kamarnya, tapi tidak menemukan Naomi.

Mereka tidak melihat Naomi ada di balkon, tubuh mungil Naomi ternyata tidak terlihat berbaring di atas kursi malas.

Jacob akhirnya memutuskan sendiri mencari ke kamar Naomi, memastikan apa yang di katakan para pelayan bahwa Naomi tidak ada didalam kamar.

Jacob membuka pintu kamar Naomi, memang kosong tidak ada Naomi.

Dia melihat kamar mandi yang terbuka, tidak ada juga di dalam.

Membuka ruang walk in closet, juga kosong.

Dia melihat ke arah balkon, pintu kaca tersebut sedikit terbuka dan tirai pintu terbuka lebar.

Naomi juga tidak ada di balkon.

Jacob berbalik dari jendela pintu balkon, tapi saat dia melangkah untuk meninggalkan kamar Naomi.

Dia merasa ada benda seperti baju di kursi malas balkon.

Jacob penasaran, dia membuka pintu kaca balkon lebar-lebar.

Dan melangkahkan kakinya ke balkon, dan dugaannya benar.

Naomi tertidur dengan nyenyak nya di kursi malas balkon, mulutnya sampai terbuka sedikit karena begitu nyenyak nya tidur.

Jacob menghela nafas lega.

Jacob memandang Naomi, terakhir kali dia bertemu dengan Naomi saat usia 15 tahun.

Dan kini Naomi telah tumbuh menjadi gadis manis dan cantik, tinggi tubuhnya hanya bertambah sedikit saja.

Rambut panjangnya terlihat indah, alis matanya juga indah, bulu matanya terlihat lentik.

Tiba-tiba Jacob mengedipkan matanya, dia seperti pria mesum yang mengagumi seorang gadis.

Semenjak istrinya meninggal, Jacob tidak pernah tertarik lagi untuk mendekatkan diri dengan wanita, dia tidak tahu entah kenapa bisa menutup diri pada wanita.

Bukan karena dia masih mencintai istrinya, sudah tiga tahun dia menduda, tidak ada niat di dalam hatinya untuk memulai hubungan yang baru dengan wanita lain.

Dia terkadang sudah lupa bagaimana dulu menjalin rasa cintanya kepada istrinya, dia disibukkan dengan pekerjaan sehingga rasa mencintai lama-kelamaan menjadi dingin didasar hatinya.

Banyak wanita terpesona akan ketampanan dan kekayaannya, tapi sedikitpun dia tidak ada berkeinginan untuk tertarik pada wanita-wanita tersebut.

Jacob perlahan mendekati Naomi yang tengah tertidur, ini sudah mulai menjelang malam Naomi harus di bangunkan.

"Naomi!" panggil Jacob, suara baritonnya terasa canggung memanggil nama Naomi.

Naomi tidak memberikan reaksi, dia masih terlelap dengan mulut yang sedikit terbuka.

Setelah Jacob mendekat pada Naomi, Jacob baru melihat dengan jelas air liur Naomi mengalir di sudut bibirnya.

Jacob tersenyum geli melihat pemandangan tersebut, sungguh lucu wajah imut Naomi dengan air liur yang mengalir di sudut bibirnya.

Jacob tanpa sadar ingin mengelap air liur Naomi tersebut, dan lagi-lagi Jacob mengedipkan matanya merasa terkejut dengan apa yang terjadi dengan dirinya.

Jacob dengan cepat mundur, dia seperti pria mesum.

Jacob berdehem keras.

"Ehem...Naomi!" panggilnya dengan datar.

Tidak ada respon.

Jacob terpaksa mendekat, dan mengguncang bahu Naomi.

"Naomi...bangun!"

Barulah Naomi bereaksi, dia membuka matanya perlahan.

Jacob melihat mata bening Naomi setelah terbuka, terlihat sangat indah.

"Kakak!" panggil Naomi baru tersadar siapa yang berdiri tidak jauh di sebelahnya.

"Kenapa tidur disini, Ayo masuk!" kata Jacob datar, lalu berbalik masuk kedalam kamar.

Naomi pun baru tersadar, ternyata dia ketiduran di balkon.

Bersambung....

3. Aura Naomi.

Naomi bangkit dari kursi malas, lalu masuk ke dalam kamar.

Menutup pintu balkon dengan baik, setelah itu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri lagi.

Naomi agak bingung cara membuka kran air untuk bathtub, lama dia mencoba cara memutar dan menekan kran.

Hampir lima belas menit dia melakukannya, akhirnya dia pun berhasil.

Naomi terkekeh sendiri dengan kebodohannya yang tidak pandai membuka kran air, untuk mengisi bathtub.

"Kalau kakak masih hidup dan melihatku tidak bisa buka kran, dia pasti tertawa terbahak-bahak!" gumam Naomi terkekeh merasa lucu sendiri.

Naomi membersihkan dirinya di dalam bathtub, menikmati air yang menyegarkan, merendam tubuhnya yang polos.

Menyabuni tubuhnya dengan sabun sampai bersih dan wangi.

Naomi menutup air kran dan kemudian menarik handuk bersih dari lemari handuk yang ada di dalam kamar mandi tersebut.

Melilitkan handuk ke tubuh polosnya, lalu mengambil satu lagi handuk tersebut untuk mengelap rambutnya yang basah.

Setelah beristirahat sebentar tadi, tubuhnya jadi terasa segar, dan wangi setelah selesai mandi.

Naomi membuka pintu kamar mandi dan menutup kembali pintu tersebut setelah dia keluar dari kamar mandi.

"Kenapa begitu lama sekali, sudah waktunya makan malam!"

Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka.

Tampak Jacob masuk ke kamar Naomi sambil berkata pada Naomi.

Naomi berhenti melangkah melihat ke arah pintu kamarnya yang terbuka, dan melihat kakak iparnya masuk ke dalam kamar.

Jacob membeku di tempatnya, melihat Naomi yang baru keluar dari kamar mandi, hanya mengenakan handuk saja.

Jacob tidak percaya melihat tubuh setengah polos Naomi begitu indah, putih bersih dengan bertelanjang kaki bagaikan peri kecil.

Naomi sendiri tidak menyadari kalau dirinya polos dan hanya berbalut handuk saja.

"Aku baru selesai mandi kak, sebentar lagi aku akan turun!" kata Naomi dengan tenang, dia belum sadar dirinya hanya mengenakan handuk.

Mungkin karena dia menganggap Jacob adalah kakak iparnya, jadi dia merasa nyaman saja tidak terganggu dengan keadaannya.

Jacob mengedipkan matanya, dia tersadar begitu mendengar suara Naomi.

Wajah Jacob terasa panas, dia jadi malu karena tertegun melihat pemandangan tubuh Naomi yang indah.

"Maaf, aku tidak mengetuk pintu, turunlah kalau sudah selesai berpakaian, ku tunggu di ruang makan!" kata Jacob.

"Iya kak!" jawab Naomi.

Jacob menutup pintu kamar Naomi pelan, dia merasa dadanya seperti berpacu dengan cepat.

Ada apa denganku? pikir Jacob merasa heran dengan dirinya.

Sudah tiga tahun dia menduda, dan dia tidak pernah lagi tertarik dengan wanita manapun.

Dia sudah sering melihat tubuh wanita setengah polos, tapi dia tidak ada perasaan seperti ini.

Dia biasa bergabung dengan teman-temannya ke bar, melihat wanita setengah polos menari menghibur para pelanggan pria.

Wanita-wanita itu menari dengan gerakan sensual yang membuat hasrat lelaki melambung ingin menjamah tubuh mereka, bahkan ada yang tidak memakai sehelai benang pun.

Sedikitpun dia tidak ada rasa tertarik untuk menyentuh para wanita tersebut.

Perasaannya dingin dan datar.

Tapi barusan melihat tubuh setengah polos Naomi, tubuhnya bereaksi.

Jacob cepat-cepat turun, dia harus jaga jarak dengan Naomi.

Sepuluh menit Jacob menunggu Naomi, dan akhirnya Naomi datang memasuki ruang makan.

Naomi tampak memakai pakaian santai, baju lengan pendek dan celana jeans di bawah lutut.

Dia terlihat segar dengan rambutnya yang panjang diikat satu, tinggi di atas kepalanya.

Wajahnya yang polos tanpa bedak terlihat sangat imut, dan terasa enak dipandang mata.

Lagi-lagi Jacob mengedipkan matanya, dia tidak percaya dengan apa yang barusan dia perhatikan.

Penampilan Naomi.

Jacob menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran yang tidak beres di dalam kepalanya.

Bersambung.....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!