NovelToon NovelToon

Dicampakkan Suami Dinikahi CEO

Aku hamil Mas

"Aku hamil Mas!"

"Apa..?! mana mungkin Git! bukankah aku selalu pakai pengalaman?

"Bisa saja pengamanan yang kau pakai bocor! seru wanita cantik dengan wajah kesal

"Aarrggh! Yoga mengacak rambutnya frustasi.

"Aku ingin kita menikah! aku tidak ingin anak ini tanpa seorang Ayah! tukas Anggita sambil melipat tangannya di dada.

"Sabar dulu Git! aku tidak mungkin menikahi mu saat ini, bagaimana perasaan Mesya saat terkuak nya hubungan kita!"

"Itu urusan mu Mas! aku tidak mau tahu, pokoknya kau harus nikahi aku secepatnya sebelum perut ku membesar!"

Prayoga membuang nafas kasar dan mengusap wajahnya berkali-kali.

"Seharusnya kau bersyukur memiliki anak dari ku Mas! sementara Mesya yang sudah dua tahun menikah dengan mu belum juga hamil! jangan-jangan wanita itu mandul!

"Tutup mulutmu Anggita! wanita yang kau sebut mandul itu istriku!

"Kalau bukan mandul sebutan apa yang cocok untuk nya? Anggita mendengus kesel "Apa kau masih mencintai nya Mas?! bukankah kau sendiri yang bilang, kalau Mesya tidak bisa memuaskan mu di atas ranjang!"

"Sudah... sudah! aku tidak ingin ribut, nanti ada yang mendengar percakapan kita di sini." Yoga menarik Anggita dalam pelukannya "Aku sangat mencintaimu Git, aku minta bersabar lah, kita pasti akan menikah."

"Baiklah, aku beri waktu Mas satu minggu. Ku ingin Mas datang ke rumah orang tuaku di kampung, untuk melamar ku.'

Yoga menarik nafas dalam-dalam dan di hembuskan perlahan "Oke, oke... Minggu depan kita pulang ke kampung halaman mu dan kita menikah di sana, tetapi aku mohon jangan sampai Mesya tahu dulu."

"Apa Mas akan menceraikan wanita mandul itu? tanya Anggita seraya menatap lekat wajah suami dari Mesya Arandita sahabatnya sendiri.

Prayoga mengangguk, seluas senyuman manis tersungging di bibir Anggita.

Ya, Anggita adalah sahabat Mesya sejak duduk di bangku SMA, siapa sangka sifat iri dan tamak Gita yang ingin memiliki suami dari sahabatnya sendiri telah menghancurkan mahligai rumah tangga Mesya. kehidupan Mesya yang memiliki karir bagus dalam bisnis butik nya dan seorang suami tampan dan mapan yang bekerja di perusahaan asing dengan kedudukan sebagai seorang manager. Anggita sudah merencanakan sesuatu dan menjerat Prayoga dengan mengumbar birahinya dan merebut Prayoga dari hidup Mesya.

***

Tak, tok, tak, tok...

Terdengar suara Hells dengan langkah cepat memasuki ruangan kerja Mesya.

Ceklek!

"Hai Sya..."

Wanita cantik yang sedang duduk di peraduannya dan sedang membuat desain menoleh kearah pintu, terlihat wajah sahabatnya nongol di balik pintu.

"Haii Git, masuklah!

"Apa aku tidak menggangu pekerjaan mu?

"Kau ini kaya siapa saja."

Anggita masuk kedalam ruangan dan menutup pintunya kembali, ia berjalan kearah meja kerja Mesya dan menaruh tas kerjanya di atas meja.

"Heh, wajahmu terlihat berseri-seri. Apa ada kabar gembira?

"Tentu saja, aku sangat bahagia saat ini." Anggita berbinar cerah dengan senyuman mengembang di bibirnya.

"Kabar gembira apa sih? bikin penasaran ajah."

"Hmm... Minggu depan aku akan menikah!"

"Really..? Mesya begitu bahagia mendengar sahabatnya akan menikah, padahal setahu nya Anggita tidak memiliki seorang kekasih. "Kok mendadak, siapa calon nya? kenapa kau tidak mengenal kan padaku?

"Calonnya, tentu saja suamimu Mesya! ucap Anggita dalam hati, lagi-lagi Anggita tersenyum puas, karena dirinya sudah merebut suami dari sahabatnya sendiri.

"Hey, kenapa dari tadi kau senyum-senyum sendiri sih! mana undangan nya." Mesya begitu antusias mendengar pernikahan sahabatnya. Bagaimana seandainya ia tahu, Pria yang akan di nikahi sahabatnya adalah suaminya sendiri.

"Aku tidak merayakan pesta besar, hanya akad nikah sederhana saja bersama kerabat ku, itupun di adakan di kampung ibuku."

"Whay? pesta pernikahan itu sekali seumur hidup Git, kenapa tidak di rayakan, kau pun sudah mapan dan bekerja di perusahaan yang sama dengan Mas yoga. kenapa meski di kampung?"

"Aku tidak ingin menyaingi Pesta pernikahan mu yang mewah dan berkelas saat menikah dengan Prayoga, Pesta yang di adakan tiga hari tiga malam." sindir Anggita seraya terkekeh.

"Jangan samakan aku dulu, itu bukan keringanan ku, tetapi keinginan Mas Yoga." Mesya tersenyum bangga.

"Oiya Sya, aku kemari ingin minta buatkan baju untuk akad dan resepsi pernikahan, sederhana tetapi elegan."

"Hmm.. tentu saja bisa, tetapi waktu yang di butuhkan hanya enam hari untuk buat dua baju, takutnya tidak maksimal pengerjaan nya. kalau untuk akad saja bisa aku kejar sih."

"Ya sudah nggak apa-apa kamu buatkan untuk akad saja, satunya aku akan cari yang sudah tersedia di butik mu."

"Wah beneran kamu mau yang sudah tersedia di butik? ada sih kwalitas bahannya premium dan berkelas." Meysa beranjak dari duduknya dan memperlihatkan beberapa hasil buatan Karya desain nya.

"Nggak apa-apa mahal juga, calon suamiku kaya-raya dan royal."

"Nggak gitu juga Git, untuk sahabat ku aku berikan gratis. Hitung-hitung hadiah pernikahan mu dariku."

"Wow...! kau serius?" wajah Anggita berbinar cerah, tentu saja ini yang ia inginkan, mendapatkan baju gratis dari kakak madunya.

Anggita langsung memeluk sahabatnya dan pura-pura terisak di bahu Mesya "Terima kasih banyak Sya, kau memang sahabat ku yang terbaik."

"Sudah-sudah jangan bersedih." Mesya menepuk-nepuk bahu sang sahabat.

Tring, Tring, Tring....

Suara dering ponsel terdengar nyaring, mereka mengurai pelukannya. "Sebentar ada telpon masuk." Mesya berjalan kearah meja kerjanya dan mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja. Sebuah senyuman hangat terukir di bibir wanita cantik itu.

"Hallo istriku sayang..."

"Iya Mas, tumben telpon di jam segini. Apa mas tidak lembur."

"Nggak sayang, Mas mau ajak kamu dinner di luar, sudah lama juga kita nggak makan malam diluar."

"Hmmm...." Mesya sempat berpikir dan menoleh kearah Anggita yang sedang menatapnya entahlah.

"Apa kau sedang sibuk sayang."

"Nggak kok Mas, baiklah kita dinner di luar."

"Ya sudah jam tujuh malam Mas jemput, berarti ada waktu satu jam lagi untuk mu bersiap."

"Oke Mas!"

Sambungan telpon terputus, Mesya mulai merapikannya berkas desain yang sedang ia buat.

"Siapa..?!

"Mas Yoga, ia ajak aku makan diluar." Mesya tersenyum sumringah.

Anggita menatap tak suka pada sahabatnya, rasa cemburu mulai menjalar dihatinya "Bersenang-senang lah kau malam ini, mulai besok dan seterusnya, Mas yoga adalah milikku dan kita akan memiliki kedudukan yang sama sebagai istri Prayoga Damarwangsa." senyuman licik terukir di bibir tipis Anggita.

"Git, sebentar ya aku mau mandi dulu. waktu ku hanya satu jam untuk merias diri."

"Ya sudah kalau gitu aku balik dulu." Mereka berdua saling cipika-cipiki.

"Sorry aku belum bisa ngukur badan mu buat gaun akad, usahakan besok kemari lagi ya."

"Tidak masalah, aku akan datang lagi sehabis pulang dari kantor."

"Okeh deh bey..."

Anggita berjalan kearah pintu dan menarik gagang handle, ia tersenyum puas karena telah mengelabui sahabatnya yang tulus padanya. Setelah menutup pintu itu Anggita mengambil ponsel dari dalam tasnya dan menghubungi seseorang. Dalam panggilan kedua terdengar suara orang di ujung sana.

"Iya sayang..."

"Mas kita harus ketemu sekarang."

"Apa..? jangan sekarang Sayang, aku sudah ada janji dengan Mesya."

"Terserah! kalau Mas tidak mau menemui ku, baiklah aku akan katakan semuanya pada istrimu itu!" ancam Anggita di sela langkahnya keluar dari butik Mesya.

"Jangan begitu donk Sayang.."

"Terserah Mas kalau kau tidak mau, aku tidak akan melayani mu lagi!" gertak Anggita dari ujung telepon.

Terdengar suara helaan nafas panjang di akhir ucapan Yoga "Baiklah, aku akan temui mu di apartemen."

"Oke Sayang, aku tunggu kedatangan mu."

Sambungan telpon terputus, Anggita menyeringai "Kita lihat saja Sya, siapa yang di butuhkan Mas yoga, aku akan memberikan suamimu kepuasan yang tidak bisa kau berikan! Anggita membuka pintu mobil dan duduk di depan kemudi. Mobil melaju dengan cepat meninggalkan butik milik Mesya.

💜💜💜

@Ini adalah karya Bunda yang ke-12. Ceritanya beda dari yang sudah Bunda buat. Menceritakan perjalanan rumah tangga yang di khianati oleh sang suami dan sahabatnya. cerita yang menyayat hati dan menguras emosi para readers. kisah Pelakor sedang biming, dan Bunda coba buat kisah yang berbeda.

Yuk ikuti dan simak kisahnya 🥰

Happy reading 😍

Melupakan janji

Seorang Pria tampan dengan penampilan rapih dan selalu wangi, keluar dari ruangan kerjanya dengan terburu-buru, menuju mobil yang terparkir di depan lobby perkantoran.

"Malam Pak Yoga, apa tidak lembur? tanya seorang satpam saat membukakan pintu kaca untuk nya.

"Tidak pak Yanto. saya permisi dulu."

"Silakan pak!

Yoga membuka pintu mobil dan masuk kedalam. "Aaagrrh! kenapa jadi begini? aku harus alasan apa dengan Mesya." Prayoga terus berpikir sambil memijit pangkal hidungnya "Masih ada waktu setengah jam lagi, lebih baik aku menemui Anggita dulu, baru menjemput Mesya.

Prayoga melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata, kebetulan jalanan tidak begitu macet, karena ia mencari jalan alternatif agar cepat sampai apartemen.

Dua puluh menit kemudian mobil Prayoga sudah memasuki gerbang apartemen, lalu memarkirkan mobil sedan hitam itu di area parkiran. Setelah turun dari mobil, gegas yoga masuk kedalam lift.

TING!

Pintu lift terbuka lebar, ia berjalan cepat menuju tempat Anggita. No 108 adalah tujuan Yoga, lalu ia menekan bel di depan pintu.

JGLEK!

"Mas!

Anggita tersenyum sumringah dan menarik yoga masuk kedalam, setelah menutup pintu ia langsung memeluk tubuh atletis Yoga, wangi parfum maskulin menguar di permukaan. Anggita yang sudah candu dengan tubuh Yoga mulai menjalankan aksinya. ia tidak ingin Yoga menemui Mesya dan dinner bersama.

"Aaahhh..." Yoga mendes*h nikmat, saat Anggita mulai menyentuh kelemahannya.

"Sayang, kau sungguh seksi dan cantik malam ini." Yoga menatap tubuh molek Anggita yang berbalut lingerie tipis berwarna maron, tubuh putih itu selalu menggoda suami dari sahabatnya, jakun Yoga naik-turun saat melihat keindahan di depannya. Hingga tanpa sadar yoga melupakan janjinya pada Mesya dan mengangkat tubuh Anggita kedalam kamar.

Desah*n dan erangan nikmat mereka ciptakan di dalam kamar, pergumulan panas mereka lakukan berkali-kali tanpa mengenal lelah dan waktu.

Suara dering ponsel yang berasal dari HP Yoga tidak membuat mereka menghentikan aktivitasnya. "Ada telpon masuk, aku angkat dulu. jangan-jangan itu telpon dari.."

"Sudahlah Mas biarkan saja. Tidak penting juga untuk diangkat!" sambar Anggita.

Tidak ingin kesenangannya terganggu, Anggita langsung menyerang Yoga yang hampir menghentikan aktivitasnya. Mereka melanjutkan kembali tanpa peduli dengan dering ponsel bertubi-tubi.

***

"Kemana mas Yoga? ini sudah lewat satu jam dari yang ia janjikan."

"Hah! Mesya menghela nafas panjang, kembali ia hempaskan bokongnya di sofa. pikirannya mulai tak tenang dan perasaan nya mulai gusar. sejam, dua jam, bahkan tiga jam sudah berlalu. Mesya melirik pada jam di pergelangan tangannya " Sudah pukul 10, tidak ada tanda-tanda Mas yoga datang menjemput ku."

"Kemana aku harus mencari Mas Yoga? sudah puluhan kali aku telpon, tetapi tidak ada jawaban."

["Mas kamu dimana?]

["Kenapa kau tidak jawab telfon ku?]

["Apa kau lembur lagi?]

["Kalau tidak jadi dinner, aku pulang saja]

Ting!

Pesan masuk yang di kirim Mesya ke ponsel suaminya. Namun belum ada balasan juga.

Dengan kecewa Mesya mengambil tas dan kunci mobil di atas meja. Lalu meninggalkan ruangan kerja, tempat aktivitasnya sehari-hari untuk membuat desain pesanan para pelanggannya.

Mesya melajukan mobilnya menuju tempat tinggalnya yang sudah ia huni selama dua tahun bersama suaminya Prayoga. Mobil sudah berhenti di depan gerbang, keadaan rumah berlantai dua itu masih gelap dan sepi.

"Berarti mas Yoga belum juga pulang." Mesya merogoh ponsel dalam tasnya dan berharap ada balasan atau panggilan dari suaminya. Namun lagi-lagi nihil. Suara helaan nafas kasar keluar dari bibir ranum Mesya.

Mesya turun dari mobil dan mendorong gerbang pintu, setelah Pintu gerbang terbuka, ia memasukkan mobilnya kedalam garasi.

***

Ranjang yang berantakan dan acak-acakan sudah menjadi kebiasaan Anggita dan Yoga saat bertempur. Anggita tersenyum puas saat melihat calon suaminya tertidur pulas di sampingnya. suara dengkuran halus yoga menandakan ia sangat puas oleh permainan Anggita.

Anggita meraih ponsel Yoga yang berada di atas nakas lalu membaca isi pesan Mesya. "Teruslah menunggu sampai suamimu pulang Sya, ia tidak datang dan menepati janjinya, karena aku sudah membuatnya puas." gumam Anggita terkekeh.

["Jangan pernah menunggu ku, aku tidak pulang malam ini!"]

"TING!

Anggita membalas pesan Mesya di ponsel Yoga. lalu ia menghapus semua pesan masuk dari Mesya dan juga chatan yang ia kirim pada sahabatnya itu. Anggita menaruh ponselnya kembali diatas nakas dan memeluk erat tubuh atletis Prayoga.

💜💜💜💜

@kalau tidak kuat jangan di baca ya🤭 nanti Bunda kena bully kalian 😂😂😂

@BERSABUNG...

Rayuan Yoga

Detak jarum jam terus bergerak maju. Mesya sudah selesai berendam di bathtub untuk menghilangkan jenuh nya menunggu suami yang tak kunjung datang. Padahal saat di butik ia sudah mandi. Mesya menatap jam di dinding, waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, Namun tidak ada tanda-tanda Prayoga akan pulang.

Cacing di perutnya sudah mulai demo, Mesya menahan lapar sejak saat di butik, karena janji Prayoga yang akan ajak sang istri dinner.

Mesya meraih ponselnya kembali dan mencari panggilan masuk atau pesan yang di kirim suaminya. Namun tidak ia temukan jejak itu. "Apa aku hubungi saja mas Yoga, aku takut dia kenapa-napa. Tidak biasanya Mas yoga ingkar janji."

Karena penasaran, Mesya menghubungi sang suami. Tetapi sedang berada di luar jangkauan. "Kenapa ponsel Mas yoga tidak aktif?!" Nesya mendesah panjang "Sebenarnya kamu sedang berada dimana Mas?" Wanita cantik itu meletakkan kembali ponselnya di atas nakas, lalu turun kebawah untuk mencari makanan.

Didalam dapur, Mesya mencari bahan makanan yang bisa di masak. "Aku belum belanja untuk kebutuhan sehari-hari, semua bahan di kulkas sudah habis. Hanya tersisa tiga butir telur, sawi dan kol."

Mesya sempat berpikir makan apa ia malam ini, karena perutnya tidak bisa diajak kompromi. Ia membuka lemari kichen-set dan mengambil satu bungkus mie. "Lebih baik aku buat mie rebus campur telor dan sawi." Mesya mulai menjalankan aktivitasnya, memasak mie rebus dengan taburan cabe rawit dan bawang goreng.

Aroma wangi mie instan begitu menggugah selera, dengan lahap ia menghabiskan satu mangkok mie tanpa peduli lagi dengan janji suaminya. "Sudah jam 12.00, lebih baik aku tidur, masih banyak pekerjaan besok yang harus aku kerjakan." Gegas Mesya menaiki anak tangga setelah membereskan bekas ia memasak. ia menghempaskan tubuhnya diatas ranjang, ada perasaan was-was dalam hatinya, suaminya yang akhir-akhir ini sering sibuk dan jarang di rumah karena lembur. Beruang kali Mesya protes karena suaminya yang gila kerja dan jarang ada waktu untuknya. Pasti ada saja alasan Yoga yang mengatakan ia bekerja demi untuk masa depan anak-anaknya kelak.

Rasa kantuk mulai menyerang Mesya, lelah dengan pikirannya sendiri akhirnya ia tertidur pulas.

***

Detak jarum jam yang menggantung terdengar lirih, Yoga merasakan kantung kemihnya penuh. Ia terbangun dan terkejut melihat Anggita tertidur pulas sambil memeluk dirinya tanpa sehelai benangpun. Mata Yoga terbelalak saat melihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul 3.00 dinihari. "Astaga, aku sudah melupakan janjiku pada Mesya!'

Yoga melepas tangan Anggita yang berada dalam pelukannya. Merasa ada yang melepaskan tangannya Anggita menggeliat dan tidak melihat Prayoga di sampingnya.

"Mas! pekik Anggita.

"Iya sayang."

Prayoga keluar dari toilet setelah membuang air seninya yang menumpuk, lalu ia meraih pakaiannya yang tergeletak di lantai.

"Mas mau kemana?!

"Aku harus pulang, Mesya pasti sudah menunggu."

"Ck! Anggita berdecak kesal "Apa tidak lihat, ini sudah jam berapa mas? Anggita beranjak dari ranjang masih dengan tubuh polosnya, ia terus berusaha menggoda Yuda agar tidak pulang dan membuat Mesya kesal.

"Aku tidak bisa meninggalkan Mesya di rumah sendiri, aku sudah banyak menyakiti nya." tukasnya seraya mengancingkan satu persatu kemeja nya.

"Ayo donk Mas, kita lanjutkan lagi pertempuran kita sampai pagi." rengek Anggita dengan manja.

"Kau jangan egois donk Git! kita kan sudah melakukan lebih dari lima ronde."

"Lihat Mas, ini sudah hampir subuh. kau alasan saja tidur di kantor karena lembur, nanti aku bantu bicara dengan Mesya, dia pasti akan percaya." ucap Anggita terus berusaha menggagalkan Prayoga untuk pulang kerumah istrinya.

Prayoga menggeleng cepat "Maafkan aku sayang, Mesya juga pasti mengawatirkan ku." di kecupnya kening Anggita, lalu ia mengambil ponsel dan tas nya diatas nakas. Pria berparas tampan itu gegas meninggalkan apartemen sahabat istrinya.

Didalam mobil, Prayoga melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, untungnya keadaan masih sangat sepi. Belum ada aktivitas di jalan raya , hanya beberapa kendaraan yang melintas. 20 menit kemudian, mobil sudah memasuki kompleks perumahan elit. Yoga mendorong gerbang rumah nya yang bercat hitam lalu memarkirkan mobilnya di samping mobil Mesya.

Yoga membuka handle pintu, kebetulan ia juga membawa kunci cadangan, sewaktu-waktu pulang terlambat karena lembur, jadi tidak mengganggu sang istri yang sudah tertidur. Setelah membuka pintu, ia menaiki anak tangga menuju kamarnya. Yoga membuka pintu kamar penuh hati-hati dan melihat sang istri sudah tertidur pulas.

Pria beralis tebal itu menatap wajah cantik Mesya yang sedang tertidur pulas "Ma'afkan Mas sayang, sudah mengkhianati mu dengan menduakan cintamu." Yoga menarik nafas dalam-dalam dan dihembuskan perlahan. Ia melepas seluruh pakaiannya dan berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan diri. Sepuluh menit kemudian ia keluar dari kamar mandi dengan berbalut kimono, lalu membaringkan tubuhnya disamping sang istri, tangan kekar Yoga memeluk erat pinggang ramping Mesya.

Mesya terbangun pada jam 4 subuh, ia sudah terbiasa bangun untuk menunaikan sholat. Saat tubuhnya menggeliat, ia melihat sosok pria yang sudah mengingkari janjinya sedang memeluk tubuhnya.

"Jam berapa Mas yoga pulang? kenapa aku nggak tahu ya dia masuk kamar dan tidur di samping ku."

"Ya sudah, nanti saja aku tanyanya. Aku mau bersih-bersih terus sholat."

Mesya gegas masuk kedalam kamar mandi, setelah selesai mandi dan menjalankan kewajiban lima waktu, ia mengambil pakaian Yoga yang tergeletak di depan kamar mandi. Mesya memungutnya lalu membawanya ke tempat cucian. Saat ingin memasukkan ke mesin cuci, menguar aroma parfum yang sangat familiar.

"Kok aku mengenal parfum ini ya, wanginya seperti tak asing di penciuman ku." Mesya mengendus-endus baju kotor Yoga yang masih tercium aroma parfum. "Aku mengenal aroma parfum ini." Mesya terdiam sesaat dan mengingat pemilik parfum itu "Seperti milik Anggita, aku hafal betul wanginya. karena sejak SMA ia selalu memakai merk Chanel."

"Tapikan, banyak di dunia ini yang memiliki parfum yang sama, mana mungkin Mas Yoga ada affair dengan Anggita, dia itu sahabat ku. Aku tahu pasti baik dan buruknya Anggita, dia tidak mungkin akan menusuk ku dari belakang." Mesya berusaha meyakinkan dirinya sendiri. "Anggita bisa bekerja di perusahaan tempat mas Yoga kan, atas izin ku." Mesya menggeleng cepat, Ia menepis prasangka pada suami dan sahabatnya.

"Sayang..." tanpa Mesya sadari tiba-tiba Yoga memeluk tubuh sintal sang istri dari belakang.

"Kamu lagi masak apa sih, kok mas panggil diem ajah."

Mesya tetap diam tanpa merespon ucapan suaminya

"Kamu marah yank, hmm.."

"Lepaskan Mas, aku sedang masak telor, nanti gosong." tukas Mesya menggeliat.

Yoga melepas tangan kekarnya dari pinggang Mesya, di kecup nya rambut sang istri dari belakang. "Mas tunggu di meja makan ya."

Selesai memasak ala kadarnya, wanita cantik itu menaruh buatan nya diatas meja.

"Cuma ini yank?

"Maaf Mas, aku belum belanja lagi, jadi makan saja dulu seadanya. Telor dadar sama mie instan bisa buat mengganjal perut mu." ucap Mesya acuh tak acuh, sungguh ia masih menahan kesal pada suaminya itu.

"Sini kau duduk di samping mas, temani aku makan."

Mesya sebenarnya masih malas, tapi karena ia tidak ingin dianggap istri durhaka, makanya ia menurut perintah yoga. Dengan kesal ia duduk di samping suaminya dan menemani sarapan pagi.

"Jam berapa kamu pulang Mas!" cetus Mesya, sambil mengalihkan pandangannya.

"Maaf sayang, semalam Mas lembur lagi di kantor."

"Kenapa Mas nggak hubungi Aku! jangan kan mengabari aku, balas chatan aku ajah nggak! aku nungguin di butik sampai jam 10 Mas. Bahkan aku sangat khawatir padamu, kau menghilang begitu saja setelah berjanji padaku! seru Mesya kesal.

"Ma'afkan Mas ya sayang. Iya Mas janji tidak akan ingkar janji lagi. Beneran semalam itu ada meeting dadakan untuk proyek di Singapura. Direktur utama yang langsung memimpin, nggak mungkin Mas tinggalin." Yoga meraih tangan Mesya, lalu di ciuminya bertubi-tubi "Sekali lagi mas minta maaf ya sayang. Mas sangat Mencintaimu." di kecup nya kening sang istri penuh cinta. Mesya mulai luluh dengan perlakuan manis Yoga, begitu lah Mesya mudah memaafkan walau seringkali di bohongi.

💜💜💜

@jangan lupa untuk terus dukung karya Bunda dengan cara LIKE, VOTE/GIFT, RATE BINTANG 5. Sertakan komentar kalian 😍

Follow IG Bunda. @bunda eny_76

"BERSAMBUNG

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!