" Bibi mohon sekali ini saja Nak,kabul kan permintaan Bibi."
Permintaan dari bibir wanita paruh baya yang sudah membesar kan nya selalu saja terngiang-ngiang di kepala Bila.seorang gadis yang memiliki tinggi badan yang cukup ideal,manis dan memakai tutup kepala berupa hijab warna hijau daun itu sedang berdiri di pintu jendela kamar yang sudah lapuk di makan oleh rayap itu.
Setelah pulang bekerja dari toko sembako yang ada di tepi jalan besar itu,Bila mendapat kabar tentang masalah perjodohan nya yang akan segera di resmikan menjadi sebuah pernikahan.tanpa dia ketahui siapa dan bagaimana wajah dari orang yang akan menjadi calon suami nya. dia hanya tau akan menikah dengan seorang pria yang memiliki latar keluarga yang kaya raya.dan pernikahan itu akan di laksanakan di kediaman calon suami nya.
Ketukan pintu dari arah luar kamar nya, mengagetkan Bila dan langsung menyeka satu tetes air mata yang lolos begitu saja.
" Bibi !" seru Bila kala mendapati sosok wanita yang sudah dia anggap seperti ibu kandung nya sendiri. tengah berdiri di depan pintu kamar nya dengan mata teduh penuh kasih sayang.
Sang Bibi yang tau jika keponakan nya sedang tidak baik - baik saja langsung mengelus pucuk kepala Bila yang tertutup oleh hijab segitiga nya.
" Keputusan sepihak ini terpaksa Bibi iyakan demi kehidupan kamu dan wujud terimakasih kita kepada keluarga mereka Nak.kamu tentu ingat kan Nak, berkat kebaikan mereka jasad kedua orang tua mu begitu mudah kita temukan,dan pelaku nya juga dengan cepat di tangkap dan di proses oleh pihak kepolisian."
ucap Bibi Siti selaku adik kandung dari mendiang ibu nya.
Kedua orang tua Bila sudah meninggal ketika gadis itu berusia 11 tahun dan waktu itu dia masih duduk di kelas 5 SD,akibat dari sebuah kecelakaan mobil yang menabrak motor yang di kendarai oleh kedua orang tua nya.semenjak peristiwa itu Bila di asuh oleh sang Bibi yang kebetulan tinggal seorang diri karena belum pernah berumah tangga sama sekali.
Tragedi pilu itu kembali menari-nari di kepala Bila,air mata yang tadi sudah kering kini kembali mengucur deras.Ucapan dari mulut sang Bibi benar adanya, sepasang suami istri waktu itu datang menawarkan bantuan dengan suka rela, meskipun harus menguras isi saldo ATM mereka.Bila dan Bibi Siti yang tidak memiliki keluarga lain lagi selain mereka berdua.demi menghukum pelaku yang sudah merenggut paksa nyawa sang kakak,Bibi Siti tanpa berpikir panjang menerima bala bantuan dari kedua orang baik itu yang tidak lain adalah majikan tempat beliau bekerja sehari-hari.
Bibi Siti bekerja sebagai asisten rumah tangga di tempat keluarga calon suami Bila,sejak memasuki umur 18 tahun Bibi Siti memutuskan untuk merantau ke kota mencari pekerjaan yang bisa menghasil kan uang demi membantu perekonomian keluarga mereka yang ada di kampung.
Keluarga calon suami Bila adalah majikan yang kesekian dari beberapa tempat yang pernah menjadi tempat Bibi Siti mencari nafkah demi bisa membantu kedua orang tua nya yang ada di kampung.Di keluarga ini juga lah,Bibi Siti bertahan cukup lama,selain karena baik hati,mereka juga tidak pernah kasar atau pun memandang rendah para asisten yang bekerja kepada mereka,oleh sebab itu lah Bibi Siti sangat betah bekerja dengan keluarga mereka.
" Bibi berharap kamu bisa mengerti dan mau menerima semua ini,kita tidak bisa menggantikan jumlah uang yang begitu besar yang sudah mereka keluar kan demi membantu mengusut kasus yang kemarin,dengan kamu mau menjadi calon istri anak mereka itu sudah cukup untuk membalas jasa mereka terhadap kita." ucap Bibi Siti berusaha membuka pikiran keponakan nya.
" Pikirkan lah." imbuh beliau lagi sebelum pergi meninggalkan kamar Bila.
Setelah kepergian Bibi nya,Bila memilih merebahkan tubuh lelah nya di atas ranjang usang yang sudah tidak empuk lagi.bahkan
kan deritan dari ranjang itu terdengar cukup nyaring ketika tubuh Bila terhempas begitu kuat nya.Bila merasa pusing dan sedikit frustasi dengan keadaan yang dia hadapi saat ini.di sisi lain Bila tidak ingin mengecewakan Bibi nya yang sudah berjasa membesarkan dia hingga bisa sebesar ini.tapi di sisi lain dia juga tidak ingin di anggap kacang lupa kulit nya.oleh keluarga yang sudah menjadi dewa penolong untuk keadilan yang mereka perjuangkan.
" Kenapa harus ada kata perjodohan dan pernikahan.bagaimana mungkin aku bisa mengikuti jalan seperti ini?"ucap Bila mendesah kesal.
Tanpa sadar, setelah lelah bekerja di tambah lagi dengan lelah berpikir.membuat Bila tertidur sampai lupa dengan waktu.bahkan Bila yang biasa nya rajin membantu sang Bibi untuk menyiap kan makanan untuk mereka, kini dia memilih absen mengerjakan nya akibat badan dan pikiran nya terlalu capek menghadapi kenyataan hidup yang begitu pelik bagi nya.
Semenjak Bila sudah bekerja,dia meminta khusus kepada Bibi nya untuk berhenti bekerja sebagai Asisten rumah tangga di rumah majikan nya.bukan nya apa-apa, tubuh renta dan tulang keropos sang Bibi membuat dia tidak tega membiarkan Bibi nya untuk tetap bekerja.setelah melalui negosiasi yang cukup panjang, akhir nya Bibi Siti mau menerima permintaan dari sang keponakan yang sudah dia anggap seperti darah daging nya sendiri.
Tepat nya 2 tahun yang lalu,Bi Siti mulai vakum dari dunia yang sudah menolong kehidupan mereka.
Dengan sedikit terburu-buru,Bila berlari menuju ke kamar mandi yang ada di samping dapur, mengingat kamar mandi di rumah mereka hanya ada satu dan di pakai untuk bersama.
" Nak,kamu kenapa lari-lari seperti itu?" tanya Bi Siti yang sedang menghidangkan beberapa macam makanan yang sudah beliau masak.
" Bila belum sholat magrib Bi." jawab Bila masuk ke dalam kamar mandi.
Dari dalam sana terdengar suara gemericik air yang saling bersahutan beradu dengan lantai.acara mandi kali ini dipersingkat oleh Bila menjadi secepat kilat.mengingat waktu yang dia miliki sudah tidak banyak lagi.
Hrr....
Bibir Bila bergetar merasakan hawa dingin yang menyerang tubuh nya.
Walaupun hidup serba pas-pasan tetapi Bi Siti tidak pernah lupa mengajarkan keponakan nya untuk mengaji dan tetap melaksanakan ibadah sholat mereka.apapun keadaan nya,ibadah tidak boleh di tinggalkan.begitu lah pesan yang sering di ucap kan Bi Siti ketika meninggal kan keponakan nya untuk pergi bekerja dengan waktu yang cukup lama.
Di atas meja makan sudah tersaji menu yang begitu menggugah selera Bila,ada tumis kangkung,ikan asin +tahu goreng dan tidak lupa telur dadar kesukaan Bila.
Suasana hati yang sedang kacau membuat selera makan Bila menguap begitu saja, padahal yang berada di hadapan nya adalah menu favorit yang paling dia nikmati.
" Makan lah dulu Nak,jangan terlalu di pikirkan.jalani dan berdoa lah,semoga semua nya lancar." ucap Bibi Siti menenangkan keponakan nya.
Jangan lupa Like.Vote dan pencet Tombol Favorit nya ya..
Tinggalkan jejak nya di Kolom Komentar walaupun hanya satu kata..
Dan jangan lupa Berikan Hadiah sebanyak mungkin ya guys..
Mampir juga di novel aku " Mahkota yang di renggut paksa"
Terimakasih semua nya 😍🥰🥰🥰
Setelah selesai makan malam, Bibi langsung mengajak Bila untuk duduk sejenak di teras depan.
Bila mengangguk,lalu dengan pandangan tertunduk dia mengekori langkah sang Bibi menuju ke arah luar.
Dingin nya udara malam akan semakin menyejukkan suasana hati Bila yang sedang gersang.
" Bagaimana keputusan kamu Nak?" tanya Bibi Siti.
Pandangan Bila dan sang Bibi sama-sama menatap lurus ke depan.bukan karena tidak sudi memandang wajah satu sama lain,akan tetapi kedua nya sama-sama larut dalam sebuah kecanggungan.
" Apa hanya dengan Bila menikah.kita bisa membalas Budi kepada mereka? Kenapa tidak dengan cara lain Bi?" tanya Bila kepada sang Bibi.
Mata bulat milik Bibi Siti mulai berkaca-kaca menatap nanar kepada keponakan kesayangan nya,tidak pernah terlintas secuil pun di benak nya untuk menikah kan putri nya dengan cara seperti ini.
" Bibi minta maaf telah menjerumuskan kamu ke dalam lubang besar ini, tetapi hanya kamu yang mampu melakukan ini semua.maaf kan Bibi Nak." jawab Bibi Siti dengan suara serak menahan tangis.
Bila yang masih menatap lurus kedepan hanya mampu menghela nafas berat nya.
" Baiklah Bi,jika menikah adalah jalan terbaik menurut Bibi,Bila siap melakukan nya." jawab Bila dengan air mata yang sudah mengalir deras membasahi wajah nya.
Huft....
Nafas yang tadi terasa sesak,kini mulai sedikit longgar.mata Bibi yang berkaca-kaca juga ikut mengeluarkan air mata bening nya.
Jauh di dalam lubuk hati beliau,sebenar nya beliau juga tidak sampai hati mengambil keputusan ini,namun demi mengingat masa depan sang putri, terpaksa beliau mengambil langkah pintas seperti ini.
" Terimakasih Nak." jawab Bibi sambil menggenggam erat jemari putri nya yang terasa begitu dingin.
" Semua nya telah mereka persiapkan,besok kita hanya tinggal datang saja ke sana." imbuh sang Bibi lagi,yang sukses membuat Bila terpaku di tempat nya.
" Besok?" tanya Bila tidak percaya.
" Iya besok Nak." jawab Bibi mengangguk.
" Maksud nya apa Bi?" tanya Bila dengan suara bergetar.
"Pernikahan kalian akan di laksanakan pagi besok,di rumah calon mertua kamu." jawab Bibi lugas.
" Istirahat lah Nak, besok pagi,kita harus berangkat menuju ke tempat acara nya." sambung Bi Siti lagi lalu berdiri masuk menuju ke kamar nya.
Bila hanya mampu mengangguk tanpa mengeluarkan suara nya.
Deraian air mata pilu kembali meluncur bebas,menyesakkan rongga dada nya.
Hingga pukul 11 malam lebih sedikit,Bila masih terpaku di kursi rotan yang ada di teras depan.
" Ayah, Ibu...Jika dengan pernikahan ini bisa membalas semua nya,Bila terima Yah,Bu...Tapi...Maaf kan hati Bila yang belum ikhlas." gumam Bila dalam hati,sambil memejamkan mata dengan tangan yang di genggam berada di depan dada nya.
Bila memang tidak bisa menolak lagi dengan fakta yang berada di depan mata nya, gaji nya yang merupakan seorang kasir tokoh sembako tidak akan sanggup untuk menggantikan jumlah pundi-pundi yang telah orang baik itu keluar kan demi keadilan untuk kedua almarhum orang tua nya.
Sedang kan di sebuah rumah megah bak istana dongeng.seorang pria mapan,ganteng,tinggi,kaya dan rupawan kini tengah mendapat santapan rohani dari kedua orang tua nya.
" Papa tidak mau tau,pagi besok kamu harus menikahi gadis yang merupakan pilihan Papa dan Mama untuk menjadi istri kamu." titah tegas dari Pak Rizal.
" Tapi Pa.." bantah pria mapan itu.
" Sttt..."ucapan dari putra nya langsung di cegat keras oleh Pak Rizal yang sudah terlanjur murka.
" Papa tidak sedang meminta pendapat kamu,bantahan apapun yang keluar dari mulut kamu itu, tidak akan mampu merubah prinsip dan kemauan Papa." ucap Pak Rizal dingin namun terdengar menakutkan.
" Nikahi saja gadis itu Nak, atau kamu harus angkat kaki dan keluar dari daftar ahli waris keluarga Ahmad." ancam Ibu Yolan kepada putra nya.
Pria yang tertunduk sambil meremas kuat sofa yang di duduki nya itu hanya mampu mengumpat dalam hati nya.rahang nya mengeras dan tidak berani memberi perlawanan karena takut jatuh miskin jika nama nya benar- benar hilang dari daftar ahli waris keluarga Ahmad yang terkenal kaya raya sejagad raya.
Pria yang tertunduk itu bernama Ahmad Arif Hidayat yang merupakan putra pertama dari pengusaha sukses yang memiliki darah campuran Indonesia dan Turki Bapak Ahmad Rizaldi.
" Tinggalkan wanita gila harta itu!" Bentak Ibu Yolan yang memang tidak menyukai istri pertama dari putra nya.
" Arif janji akan menerima pernikahan ini,tapi Arif mohon jangan paksa Arif untuk menceraikan Naima Ma." pinta Arif memohon.
Ya, pernikahan yang direncanakan oleh kedua orang tua nya, merupakan pernikahan kedua bagi Arif.Bila saja bahkan belum tau jika dia akan di jadikan yang kedua,namun tidak bagi Bibi Siti yang sudah mengetahui semua sebab dan alasan kedua majikan nya meminta keponakan untuk menjadi pendamping anak mereka.
" Terserah kamu,tapi ingat! Jangan sampai kamu menyakiti menantu pilihan Mama, sedikit saja dia terluka..Angkat kaki kamu dari keluarga Ahmad." Ancaman kedua keluar lagi dari mulut Ibu Yolan.
"Baik Ma." jawab Arif lesu.
Pandangan mata nya tertunduk ke bawah, memikirkan bagaimana perasaan istri pertama nya jika dia mengetahui suami nya telah menikah dengan wanita lain dan menduakan janji suci yang pernah mereka ikrar kan sehidup semati.
Dulu pernikahan Arif dan istri pertama nya yang bernama Naima itu tidak mendapatkan restu dari kedua orang tua Arif.pernikahan mereka saja di langsung secara sederhana tanpa ada pesta mewah dan megah dengan jutaan tamu undangan.latar belakang hidup Naima yang menjadi alasan dari penolakan keras Pak Rizal maupun Ibu Yolan.terlebih lagi sudah 3 tahun mereka menjalani biduk rumah tangga tetapi mereka belum juga kunjung memiliki momongan.
Naima yang merupakan seorang model terkenal terus saja bekerja di dunia nya tanpa perduli dengan status nya.bahkan dengan Berani nya dia tampil di majalah dewasa tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh indah nya.
Pak Rizal dan Ibu Yolan yang mengetahui kejadian itu semakin marah dan murka melihat menantu dengan jalur paksa itu bertindak bebas di luar sana,dan bodoh nya lagi putra mereka malah membiarkan begitu saja istri nya berpose seperti itu tanpa mengeluarkan protes.
Arif dan Naima memang sudah menjalani masa pacaran selama 2 tahun lama nya, mendengar Arif yang ingin mengakhiri hubungan mereka,membuat Naima mengambil langkah cepat sebelum kehilangan aset berharga nya hingga terjadi lah pernikahan tanpa restu ini.
Bahkan selama masa pernikahan mereka, kaki Naima saja tidak di izin kan oleh kedua orang tua Arif untuk datang berkunjung ke istana megah ini walaupun hanya satu langkah saja.
Setelah merenung dan memikirkan tentang nasib sang putra, kedua pasangan paruh baya itu mengambil keputusan untuk menyelamatkan hidup sang putra dari bencana dahsyat.
Gadis kecil yang dulu pernah mereka tolong dan merupakan keponakan dari asisten rumah tangga mereka yang bernama Nabila Az-Zahra menjadi jalan terakhir dari rencana nya yang mereka susun.
" Besok pagi kamu jangan lupa." ingat Pak Rizal sedikit berteriak kepada sang putra yang sudah terlanjur berjalan naik ke lantai atas.
Malam ini Arif menginap di rumah masa kecil sekaligus rumah di mana dia mendapat seluruh kasih sayang dari kedua orang tua nya.bukan karena ada niat,tetapi mengingat pagi besok di ruangan besar rumah ini akan di adakan acara besar, dan dari pada dia harus bolak- balik,lebih baik menginap saja di kamar masa bujang nya dulu.
Sang istri yang berprofesi sebagai model kebetulan sedang berada di luar negeri sehingga Arif tidak harus mencari alasan untuk berbohong menutupi semua nya.
Jangan lupa Like.Vote dan Beri Hadiah sebanyak mungkin ya guys..
Tinggalkan jejak nya di kolom komentar walaupun hanya satu kata.
Terimakasih 🥰😍🥰
Mampir di novel pertama aku juga ya guys.
" Mahkota yang di renggut paksa."
Malam kini sudah berganti menjadi pagi,cuaca hari ini terlihat begitu gelap dan mencekam,bahkan sejak pukul 04.00 pagi tadi hujan turun begitu lebat nya,seakan bumi begitu paham dengan suasana hati Bila pagi ini.
Di kediaman Ahmad sudah di sulap menjadi gedung pernikahan,tidak terlalu sulit bagi tim dekorasi karena luas nya rumah keluarga Ahmad membuat pekerjaan mereka begitu cepat dan mudah tanpa menemui kendala.
Atas permintaan Arif,acara pernikahan kedua nya di laksanakan secara tertutup tanpa banyak tamu undangan yang hadir dan tentunya juga tanpa kehadiran para wartawan yang siap meliput acara yang sebentar lagi akan berlangsung.
Pernikahan pertama nya yang juga di selenggarakan cukup sederhana karena tanpa restu dan kehadiran kedua orang tua nya, Membuat dia berpikir dua kali untuk menyebarkan perihal pernikahan kedua nya.
Dia takut akan melukai perasaan istri nya yang begitu sangat dia cintai.
Mata Bila tidak berhenti menatap kagum bangunan mewah yang ada di depan nya.
Air liur nya bahkan menetes begitu saja menikmati luas nya hamparan gedung bagaikan sebuah negeri dongeng yang pernah dia baca.
" Kayak di dongeng- dongeng Cinderella deh." gumam Bila pelan namun masih terdengar oleh sang Bibi yang sudah terbiasa dengan suasana rumah besar ini.
Deras nya hujan yang turun mengguyur bumi tidak membuat mereka mundur dan datang terlambat menuju tempat acara.
" Menantu Mama sudah datang." Sahut Ibu Yolan ketika menyambut kedatangan menantu dan besan nya.
" Iya Nyonya." jawab Bibi Siti yang sudah mengenal sosok yang berada di depan nya, sedang kan Bila hanya mengangguk sambil menampilkan senyum termanis nya, dia belum mengenal sama sekali siapa yang sedang berdiri di hadapan nya ini.bahkan dengan semangat nya wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu memeluk erat pinggang rampingnya.
" Jangan panggil Nyonya, kita itu besan sekarang." ucap Ibu Yolan sambil mengedipkan mata nya ke arah Bibi Siti.
" Ini calon mertua kamu Nak." ucap Bibi Siti yang mengerti raut wajah bingung dari sang putri.
Bila hanya bisa mengangguk, pernikahan dadakan ini membuat dia sama sekali tidak punya persiapan apapun,bahkan sampai pagi ini saja dia belum tau bagaimana wajah pria yang akan menjadi calon suami nya.
" Kamu cantik sekali sayang." ucap Ibu Yolan sambil mencium gemas pipi menantu kesayangan dan tentu pilihan nya sendiri.
" Terimakasih Tante." jawab Bila malu.
"Jangan Tante dong sayang, panggil Mama atau Mama Yolan saja." sahut calon mertua Bila tidak terima di panggil Tante oleh menantu nya.
" Iy-iya Mama." jawab Bila terbata-bata.
"Kita masuk yok, Mama kenalin sama Papa nya Arif." ajak Ibu Yolan sambil mengait kedua tangan wanita yang berbeda usia itu.
" Papa nya Arif?" gumam Bila bingung,namun dengan cepat dia mengenyahkan rasa bingung nya sebelum mati mendadak karena terlalu banyak pikiran.
"Papa!" seru Ibu Yolan ketika sudah sampai di dekat suami nya.
Orang yang merasa di panggil pun langsung memutar kepala nya sambil menaruh kembali cangkir kopi nya ke atas meja.
" Calon menantu Papa." ucap Papa Rizal tidak kalah heboh dari sang istri.
Bila yang sudah mengetahui siapa sosok pria paruh baya yang berada di hadapan nya langsung berjalan mendekat dan mencium lembut punggung tangan orang yang sebentar lagi menjadi mertua nya.
" Terimakasih kamu sudah mau menerima pernikahan ini." ucap Papa Rizal sambil mengelus kepala Bila yang tertutup oleh hijab instan nya.
Penampilan Bila yang simpel tetapi cukup menarik perhatian semua orang yang sedang berada di ruangan ini.kulit putih susu,badan tinggi bagaikan seorang model, lesung pipi yang terlihat begitu jelas menambah nilai plus pada diri Bila.
" Ayok Mama antar ke kamar kalian." ajak Ibu Yolan lagi.
Langkah kaki mereka berjalan secara berimbang tidak ada yang saling mendahului atau membelakangi,semua sama tanpa ada batasan yang terlalu mencolok.
Celotehan ketiga wanita ini terdengar begitu asyik di selingi dengan suara tawa yang begitu renyah.tidak mudah bergaul dengan Ibu Yolan yang notabene nya sedikit tertutup dari dunia luar dan bagi orang yang baru dia kenal, tetapi bersama Bila,dunia dan obrolan nya mencair begitu saja tanpa ada yang di buat-buat.
" Kamu lucu juga ya sayang." puji Ibu Yolan kepada Bila yang sudah duduk di meja rias.
Di dalam kamar itu sudah ada dua orang MUA yang akan membantu Bila merias diri nya.
Gaun yang akan di pakai oleh Bila sudah tergantung rapi di dekat lemari panjang terletak di ujung kamar itu.
" Nona ini sudah sangat cantik ,jadi tidak perlu banyak yang di pakaikan lagi." ucap salah satu MUA yang berdiri di depan Bila yang tidak berkedip memandang wajah baby face milik Bila,putih bersih tanpa ada noda membandel sedikit pun yang menempel di sana.
" Panggil Bila saja Mbak, terimakasih atas pujiannya." jawab Bila ramah.
Di kamar itu hanya tertinggal Bila bersama kedua sang MUA, sedang kan Mama mertua nya beserta Bibi Siti sudah keluar mengecek segala persiapan yang secara mendadak ini.
Wajah murung dari Bila,membuat kedua MUA itu bertanya-tanya.namun tidak ada yang berani mengutarakan nya secara langsung.
Hingga satu tetes air mata membasahi pipi mulus Bila,baru lah kedua MUA itu angkat suara.
" Mbak Bila kenapa? Hasil make up kami kurang memuaskan untuk Mbak?" tanya salah satu MUA yang kebingungan.
"Mbak.." mereka mengguncang bahu Bila yang terlihat bengong dengan tatapan kosong nya.
" Mbak Bila." panggil mereka sekali lagi.
"Eh iya." jawab Bila segan.
" Mbak kenapa?" tanya mereka lagi.
Bila yang tengah sibuk mengelap sisa air mata nya hanya bisa menggelengkan kepala,dia tidak mungkin berbicara jujur tentang permasalahan hidup nya, kepada orang yang baru dia kenal.
"Mbak Bila ngga suka sama hasil dandanan nya?" tanya salah satu MUA memastikan.
" N-nggak kok,hasil karya kalian sangat bagus,aku bersedih bukan karena masalah itu." sergah Bila cepat,tidak ingin kedua MUA itu merasa bersalah atas apa yang tidak mereka lakukan.
" Aku hanya rindu kepada kedua orang tua aku yang sudah pergi meninggalkan aku beberapa tahun yang lalu." jawab Bila asal,dia juga takut jika sang MUA membocorkan masalah ini kepada Mama mertua dan juga Bibi nya.
" Oh begitu, Mbak Bila yang sabar ya, saya juga yatim piatu, sejak masih kecil kedua orang tua saya pergi untuk selama nya karena penyakit serius yang mereka derita,waktu itu kami tidak memiliki biaya yang cukup untuk melakukan pengobatan terbaik,karena sudah tidak sanggup lagi menahan rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuh,akhir nya beliau berdua menghembuskan nafas terakhir secara bersamaan,jodoh mereka sehidup semati." jawab salah satu MUA yang memiliki cerita hidup yang sama seperti Bila.pikiran nya menerawang jauh kembali ke masa lalu.
Bila dan MUA yang satu nya pun ikut prihatin mendengar cerita pilu dari sahabat dadakan mereka, ternyata setiap orang memiliki masalah hidup nya sendiri- sendiri,tidak ada yang bebas begitu saja,pasti akan ada badai cobaan yang akan membuat kita lebih tangguh lagi.
" Aduh...Kenapa saya malah jadi curhat ya! Maaf ." ucap nya merasa tidak enak.
" Ngga apa-apa. ternyata cerita hidup kita hampir sama, tetapi dengan latar yang berbeda." sahut Bila.
" Wawww..".teriak seseorang dari depan pintu yang sukses mengagetkan ketiga orang itu yang sedang serius membuka sesi curhat.
Jangan lupa Like.Vote dan Berikan hadiah sebanyak mungkin ya guys.
Tinggalkan jejak sayang nya di Kolom Komentar walaupun hanya satu kata.
Jangan lupa pencet Tombol Favorit nya.
Dukungan dan support dari kalian sangat berarti bagi Author.
Terimakasih semua nya 😍🥰🥰🥰
Mampir juga di novel pertama aku ya teman-teman.
" Mahkota yang di renggut paksa."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!