NovelToon NovelToon

Manipulasi

Chapter 1. Bagian awal.

Jam 21.20, 04 April.

Sebuah bintang jatuh terlihat jelas dan indah di langit kota Semarang. Ada beberapa orang yang melihat kejadian tersebut, mereka yang melihat langsung mengabaikannya dan dibagikan ke internet dan media sosial.

Bintang jatuh tersebut bukanlah meteor maupun asteroid, tapi sebuah bola besi seukuran bola basket yang jatuh ke bumi. Bola besi tersebut terus meluncur menuju ke universitas ternama di kota Semarang.

50 meter sebelum sampai ke universitas, bola besi tersebut meledak seperti layaknya kembangan api, tentu saja hal ini membuat heboh orang-orang yang melihatnya dan sampai-sampai masuk kedalam berita lokal.

Ledakan Bola besi tersebut mengelukan lima jam tangan dengan bentuk dan jenis yang berbeda-beda. Karena ledakan, jam tangan ini pun tersebar di seluruh penjuru universitas.

Jam 23.30, 04 April.

"Ayo, tebak, tembak lagi ... Akh! Sial, healing ku tinggal satu ... Seharusnya dengan ini Selesai...! Rasakan itu! Dasar baj****n! Hahaha! Ha ~ " helah nafas dari Alpha.

Green Alpha, umur 20 tahun, berkuliah di Universitas Negri Semarang. Dia sudah tahun ketiga, di Fakultas teknik bagian teknik mesin.

"Waktunya tidur, tidak baik setiap hari begadang" kata Alpha sambil naik keatas kasur.

Meskipun dia berkata seperti itu, dia tidak tidur, dia masih bermain Smartphonenya. Waktu terus berlalu dan Alpha masih asik bermain scroll tik-tok. Saat lagi asyik-asyiknya, dia melihat suatu berita yang baru saja terjadi di kotanya, yaitu Semarang.

"Yang bener saja woi, Aduh... Gara-gara keasikan main game dah ini" Alpha bicara sendiri.

Berita yang dimaksud adalah bintang jatuh yang terjadi beberapa jam yang lalu. dia benar-benar tidak tahu hal tersebut karena bermain game.

Jam 01.30, 05 April.

"Duh gawat dah jam segini, Tidur-tidur ... Setelah ke toilet keknya baru tidur" Kata Alpha sambil beranjak dari kasurnya.

Alpha menuju toilet untuk mengerjakan panggilan alam(bab). Selagi menunggu sampai panggilan alam selesai, Alpha memikirkan banyak hal di toilet.

Besok hari pertama lagi untuk berkuliah, jadi tinggal dua tahun lagi aku berkuliah, setelah itu kerja ... Meskipun aku sadar tentang hal itu, tapi diri ku masih terus ingin bermain game ... Apa yang sebenarnya aku harapkan, dan kenapa aku masih ingan hidup? batin Alpha.

Jam 08.30, 05 April, halaman kampus.

"Ya ampun, kenapa kamu tidak bercerita dari awal kalo sudah putus dengan pacarmu?" kata Yuli.

Kalo ku ceritakan ke kamu, bukanya masalah selesai, malah makin nambah ... Dasar orang suka gosip ... Biarin saja lah, teman ku hanya dia seorang batin Lily.

Lily perez, umur 20 tahun, kuliah tahun ketiga. Orang yang cantik dan seksi, dadanya begitu besar tapi perutnya sangat langsing. Rambutnya diwarnai dengan warna kuning pirang dan telinganya ditindik tiga-tiga di setiap telinga, hal ini menambah daya tariknya.

"Hello ~ Apakah kamu masih memikirkan pacar mu?" Tanya Yuli.

"Hem, jangan bercanda, aku pacaran dengannya karena mengincar uangnya, setelah mendapatkan barang yang aku inginkan, ku putuskan saja dia ... Lagipula, bukan kah kita melakukan hal yang sama?"

"Hahaha!' Tawa Yuli dan Lily.

Sudah jelas dia hanya berlalesan lah, padahal dulu dua pernah bilang 'aku sangat mencintai pacar ku' kamu kira aku lupa batin Yuli.

Jam 09.00, 05 April, dalam kelas.

"Beneran! Selama liburan kamu berkerja paru waktu?! Pantas sajak menolak terus jika di ajak" kata Ida.

"Haha, maaf" tawa kecil Velly.

"Emangnya kamu kerja apa? Dan apa yang membuat mu sampai berkerja?" Tanya Rendy.

"Aku bekerja sebagai kasir di toko serba ... Kalo ditanya alasannya sih, bukankah hal itu lagi tren akhir-akhir ini?"

Kebohongan yang bagus, pasti mereka percaya ... Ya, sebenarnya aku hanya diam menyendiri di rumah, aku hanya malas mengikuti kalian dan apa-apaan dengan kelompok ini, hanya ada satu cowok diantara tiga cewek, nongkrong dengan sesama cowok sana ... Jujur aku sangat benci dengan kehadirannya ... Tapi mau gimana lagi, setidaknya aku dianggap teman dikelompok tongkrongan ini batin Velly cowok yang dimaksud Velly adalah Rendy.

"Alesan macam apa itu? Memangnya kamu seorang tiktokers apa, yang selalu mengejar Tren" kata Dewi.

"Mana ada lah" jawab Velly.

"Hahaha!" Tawa bersama-sama.

Tumi Velly, umur 20 tahun, kuliah tahun ketiga. Orangnya sangat cantik dan kalem. tidak hanya itu, dia orang yang sangat pandai dalam olahraga. Kemahirannya dalam olahraga, dia dapatkan dari kedua orang tuanya. Ayahnya seorang pelatih sepak bola klub nasional U16 (umur 16 tahun) dan ibunya seorang mantan Atlit bulu tangkis.

Jam 10.15, 05 April, kantin.

"Ah... Hentikan, kumohon hentikan, pipi ku nanti bisa copot" Kata Mai.

"Ah, maaf-maaf, kelewatan ... Selama liburan kita tidak pernah bertemu sih, sekali bertemu jadi gemes dengan wajah imut mu itu" Kata Lula.

"Giliran aku, giliran aku" kata Ros.

"Tidak! Tidak boleh" Tolakan Mai.

"Heh... Curang lah, Masak hanya Lula saja yang melakukannya, aku juga ingin melakukannya"

"Meskipun kamu ngomong seperti itu, tapi pipi ku sudah memerah nih"

"Kumohon boleh lah"

"Tidak boleh"

"Gimana kalo gini, karena kita temenan, kuberikan kamu es kirim coklat untuk mu" kata Ros.

"Eh?"

"Oh, Mai mulai bereaksi" Kata Lula.

"Y-ya... Tapi cuma sebentar saja ya" kata Mai.

"Kalo begitu, tanpa ragu-ragu, langsung saja kalo cuma sebentar!" Teriakan Ros dan langsung mencubit pipi Mai.

"Ah...! Sakit-sakit-sakit! Kamu terlalu kasar dari pada Lula" Teriakan Mai.

"Hahaha!" Tawa Lula dan Ros melihat Mai kesakitan.

Ini yang terbaik, biarin saja lah ... Aku tidak peduli dengan es krim coklatnya, aku tau bereaksi karena sadar, jika aku terus menolaknya, mungkin mereka akan menjauhi ku ... Meskipun sikap mereka seperti ini kepada ku, tapi mereka adalah orang yang baik, mereka mau berteman dengan orang seperti ku batin Mai.

Xan Mai, umur 19 tahun, kuliah tahun kedua. Dia orang yang sangat imut dan kulitnya sangat putih, tingginya juga hanya 160, hal ini menambah keimutannya. Dia keturunan dari dua negara, ayahnya orang Indonesia dan ibunya orang China, sebutan tren buat dia adalah, cewek Chindo.

Jam 13.00, 05 April, perpustakaan.

"Novel ini sungguh menarik, aku makin tidak sabar menunggu Volume duanya" Kata Die.

"Hem, kamu sudah membacanya tiga kali, Apakah kamu memiliki banyak waktu untuk membaca buku itu terus?" Kata Jessica.

"Hah? Memangnya kenapa? Ada masalah dengan mu?" balas Die.

"Die, yang dikatakan Jessica itu benar, Kita tidak boleh hanya terfokus dalam satu buku, kita harus membaca buku-buku yang lainnya untuk mengetahui begitu lusanya dunia ini" Kata Noah.

"Aku juga suka baca novel, tapi perasaan kalo setelah ku baca, aku tidak pernah mengulanginya lagi" Kata Maya.

"Itu beda lagi, kamu tidak tau seberapa hebatnya novel ini, jika kamu membacanya, kamu pasti juga akan terus mengulanginya" kata Die.

"Die-Die ... Alice!" panggil Noa.

"I-iya ada apa ketua?" Jawab Alice yang masih membaca buku.

"Ambilkan aku buku berjudul Daya tampung listrik dan buku Novel yang berjudul, Cahaya turun dari langit ... Kamu tau lokasi kedua buku tersebut kan?" perintah Noah.

"Ba-baiklah, aku tau semua tempatnya" Jawab Alice dan langsung pergi.

Selagi Alice mengambil buku, tiba-tiba ada panggilan kalo.

"Alice, Tolong ambilkan buku psikologi" perintah Todi.

"Ah, aku juga, tolong ambilkan buku Halilovic juga" Perintah Devi.

"Ba-baiklah!" Alice menerimanya begitu saja.

Setelah mengambil keempat buku tersebut, Alice berlari untuk segara memberikan buku-buku tersebut kepada orang-orang yang memintanya.

Namun, tanpa disengaja, kakinya tersandung oleh kakinya sendiri dan buku-buku yang dia bawah terlempar dan berserakan.

"Ya ampun, Alice!" Kata David yang melihat Alice duluan.

Orang-orang pun pada berdiri untuk membantu Alice. Namun Noah.

"Sudah berapa kali kamu seperti ini?" Kata Noah.

"Ma-maaf" Jawab Alice.

"Sudah kubilang berulang kali, buku itu sangat rapuh, masih saja kamu jatuhkan terus menerus ... kalo kamu ... "

Ah... Dia marah lagi dah, padahal aku tidak sengaja terjatuh ... Tidak, ini memang salah ku, aku selalu merasa gugup ... Tidak apa-apa, ini adalah latihan ku untuk terbiasa dengan orang banyak ... Aku seharusnya bersyukur masih berada di klub membaca ini, tidak ku sangka ada banyak orang yang suka membaca seperti ku batin Alice.

Alice Abigail, umur 19 tahun, kuliah tahun kedua. Perpaduan antara imut dan cantik, dia selalu memakai kacamata, hal itu membuatnya terlihat imut. Kalo kacamata dilepas, cantiknya begitu mempesona. Oh ya, dua sangat pandai loh, sangat-sangat pandai.

Jam 16.30, 05 April, Atap Gedung.

Alpha membuka pintu dia atap gedung, disini lumayan luas dan ada fasilitas yang disediakan di atap gedung. Seperti bangku dan mesin penjual minuman. Karena ada fasilitas tersebut, tentu saja ada banyak orang yang selalu kesini.

Disini, ada begitu banyak jenis orang, ada yang lagi pacaran, ada yang sedang mengerjakan tugas kelompok, dan ada juga yang hanya nongkrong ramai-ramai.

Alpha hanya berdiri di pinggir pagar besi pembatas, dia tidak peduli dengan orang-orang disekitarnya. sambil menikmati pemandangan, Alpha juga memainkan musik dan mendengarkannya melalui headset.

Beberapa menit kemudian, Alpha Marasa haus, dia pun pergi ke mesin penjual minuman. Alpha tidak sengaja mengejutkan uang 3.000 rupiah dengan pecahan 1.000 berupaya yang berjenis koin.

Sip, mantap dah, bakalan malu banget nih kalo aku ambil, aku tidak punya uang receh lagi pula, tinggal yang merah-merah semua ... Mau gimana lagi, kutunggu sampai sepi Batin Alpha.

Satu jam kemudian, semua orang pada pergi dan hanya ada Alpha seorang. Alpha pun mulai beraksi, dia memasukkan tangan kirinya kebawah mesin penjual minuman, saat dia fokus merasakan keberadaan koinnya, tiba-tiba.

*Klik*

Tangan Alpha terasa ada yang mengikat, dia pun dengan cepat mengeluarkan tangannya dan ternyata, sebuah jam tangan yang terlihat modern dan indah, terpasang begitu saja.

Chapter 2. Mulai permainan.

Sebelum lanjut ke cerita, aku memiliki sebuah pertanyaan untuk kalian. Apakah kalian tau, senjata apanya paling kuat di dunia ini?.

Lima, empat, tiga, dua, satu waktu habis. Pasti kalian berfikir senja paling kuat di dunia ini adalah bom nuklir, atau mungkin sebuah robot tempur, atau juga sebuah senapan terbaru yang canggih. Tidak, kalian salah. Aku yakin semua jawaban kalian hampir sama dengan yang aku pikirkan.

Kuberi tahu ke kalian, senjata paling kuat di dunia ini adalah, Uang dan kebohongan. Tunggu-tunggu, kenapa uang dan kebohongan, itu kan bukan senjata?.

Iya, memang dilihat secara normal, dua hal itu memang bukanlah senjata. Tapi aku seriusan, dua hal ini adalah sesuatu yang sangat kuat hampir seperti senjata. Bingung? Biar ku jelaskan.

Pertama adalah uang, siapa sih didunia ini tidak tau betapa berharganya uang, bahkan bocah tiga tahun saja sudah tau berharganya uang.

Uang adalah segalanya, kalian pasti pernah mendengar kalimat tersebut. Iya, di zaman sekarang kita bisa melakukan apapun hanya dengan uang.

Mulai dari mendapatkan kerja, memuaskan hasrat, bahkan bisa membunuh orang tanpa ada hukuman. Ini baru tiga, masih banyak fungsi uang lainya. Karena sudah ku sebutkan, biar ku jelaskan sekalian.

Dengan uang, kita akan mendapatkan pekerjaan. Padahal seharusnya, dengan bekerja, kita akan mendapatkan uang, benar gak, ini hal yang normal kan? Tapi zaman sekarang semuanya terbalik, sungguh aneh.

Dengan uang, kita bisa memuaskan hasrat kita. Kalian pasti paham lah, ada banyak sekali wanita ataupun pria yang menyediakan jasa untuk memuaskan hasrat. Zaman sekarang memang sudah rusak.

Dan yang lebih ngerinya lagi, dengan uang, kita bisa membunuh seseorang. Maksudnya, ada begitu banyak juga orang yang menyediakan jasa untuk membunuh seseorang yang mungkin kita benci. Dengan begitu, kita tidak perlu mengotori tangan kita sendiri. Kasih uang, semuanya beres.

Sekarang paham kan, kenapa uang ku sebut sebagai senjata terkuat. Untuk kebohongan, kita bahas di chapter selanjutnya. Sekarang kita kembali ke cerita kemarin.

"Sial, apa-apa dengan jam ini, kenapa tidak bisa dilepas!?" Kata Alpha, dia sedang berusaha melepas jam tangan yang nempel ditangan kirinya.

Alpha sangat kebingungan dengan jam tangan yang tiba-tiba nempel di tangannya. Segala cara sudah dia lakukannya, bukanya makin kendor, jam tangan tersebut malah makin kuat menempel ditangan Alpha.

"Hah... Percuma dah, kalo terus kulakukan, bisa-bisa darah ku tidak bisa mengalir ke telapak tangan ku lagi" Kata Alpha.

Alpha pun menyerah untuk melepas jam tangan tersebut. Dia memang menyerah kalo mengunakan fisik, tapi tidak dengan otaknya.

Ada empat tombol di jam ini, ada kemungkinan salah satunya bisa melepas jam tangan ini. Semoga saja dugaan ku benar, tapi sekarang, tombol itu yang mana? Batin Alpha.

Alpha terus berfikir dan berfikir. Dia tidak amu asal pencet, karena ada kemungkinan salah satu tombol membuat jam tangannya meledak.

Mungkin yang berwana merah? Tidak-tidak, biasanya warna merah identik dengan bahaya ... Mungkin warna hijau? Tidak, biasanya warna hijau identik dengan mengaktifkan sesuatu batin Alpha.

"Ark... Bodoh amat lah, semakin dipikirkan malah semakin pusing! Pencet yang warna hijau saja lah, masa bodoh kalo meledak" ucapan Alpha sambil asal menekan Tombol yang berwarna hijau.

Setelah Alpha menekan tombol berwarna hijau, tiba-tiba ada cahaya putih muncul dari jam tangan. Cahaya tersebut makin terang dan terus terang.

Alpha tidak bisa melihat apapun, hanya warna putih yang bisa dia lihat. Tak lama kemudian, tiba-tiba muncul sebuah tulisan, Alpha pun, membaca tulisan tersebut.

"Welcome and please enjoy the game (Selamat datang dan silakan nikmati permainan)"

Eh, cuma gitu doang? Batin Alpha.

Cahaya mulai redup dan Alpha mulai membuka matanya. Saat dia membuka matanya. Hal pertama yang dia lihat adalah, muka seseorang yang menatap Alpha dengan tatapan tajam.

"Wah...!" Terikan Alpha.

*Duk*

"Aduh!" Terikan Mai karena kepalanya berbenturan.

"Aduh duh-duh" ucapan Alpha

Entah gimana teorinya dan logikanya, Alpha benar-benar terkejut dan kepalanya membentur kepala Mai.

Selagi mengusap-usap kepalanya, Alpha melihat-lihat sekeliling. Sejauh mata memandang, Sekelilingnya hanyalah awan, seolah-olah seperti berada di dalam awan.

Alpha bertanya "Kita ada dimana?" Tidak ada seorang pun yang menjawab pertanyaannya.

"Woi! Jawab napa, sombong banget!" Alpha berteriak ke Velly.

"Hem, kamu bertanya kepada ku?" Tanya Velly.

Setelah Velly bertanya seperti itu, Alpha tidak bisa berkata-kata lagi, karena dia tau apa maksudnya. Ku kasih tau kalian, kalo kalian bertanya kepada cewek dan reaksinya seperti Velly, itu tandanya cewek tidak ingin berbicaralah dengan mu. Ini baru satu dari jutaan kode-kode cewek yang ada.

Tak lama kemudian, Ada beberapa awan kecil berdatangan dan mulai menyatu dalam satu titik. Awan-awan tersebut membentuk sebuah tubuh manusia. Dia bukan lah dewa atau pun tuhan, dua hanya kumpulan awan. Dia juga tidak memiliki nama, tapi mari kita sebut saja namanya Awan, karena terbuat dari awan.

"Halo ~ Selamat datang di permainan ku" Kata Awan.

Keanehan macam apa ini, manusia awam kah? Dewa kah? Batin Alpha.

"Sebut saja diri ku Awan, ya karena aku terbuat dari awan, hahaha" Seperti yang aku perkenalkan barusan.

Semua orang pada diam dan hanya melihat Awan.

"Oke cukup ... Mungkin, kalian memiliki beberapa pertanyaan yang ingin kalian tanyakan, tapi sayang sekali, kalian tidak boleh bertanya apapun, meskipun kalian memaksa" kata Awan.

"Eh?" Reaksi semua orang.

"Trus, kenapa kita boleh bertanya?" Tanya Velly.

"Em-em-em ~ Perasaan baru saja ku katakan, kalian tidak boleh bertanya, meskipun kalian memaksa" ucapan Awan.

Pertanyaan gitu saja tidak dijawab ... Sebenarnya permainan apa ini? Aku semakin khawatir dengan permainan yang akan ku mainkan nanti batin Alpha.

"Oke langsung saja... Oh, ada satu cowok ternyata ... Tunggu, satu cowok dengan empat cewek ...? Hehe, beruntung banget kamu nak, tapi bikin iri sih" kata Awan.

Dia ngomong apa? Omongannya sama sekali tidak bisa di cerna batin Alpha.

"Langsung saja, aku memiliki seratus kartu disini, masing-masing kartu berisi tentang job yang akan kalian perankan nanti didalam game ... Pilih salah satu kartu, pastikan dulu pilihan kalian adalah pilihan yang tepat dan setelah itu bicara kepada ku tentang kartu yang kalian pilih.

"Nah, silakan pilih sesuka hati kalian!" Perkataan Awan.

Lily, Velly, Mai, dan Alice pada mendekati kartu-kartu yang disediakan Awan. Alpha pun ikutan mendekat, akan tetapi.

"Untuk cowok brengsek, mesum, sialan, dan mati saja sana! Pilih kartu yang ada di sana ... Itu kartu khusus untuk cowok brengsek, mesum, sialan dan mati saja sana! Silakan" Ucapan Awan.

Tunggu, salah ku apa ya? Kok tiba-tiba dia membenciku! Dan apa itu 'mati saja sana!' Memangnya itu kata ejekan? Bukanya itu kata perintah!? Batin Alpha.

Alpha pun memilih kartu yang sudah di pilihkan khusus untuknya. Sangat mengejutkan, Kartu-kartu ini ternyata.

Chapter 3. Perkenalan Anggota.

Kebohongan, Seperti yang kukatakan kemarin, kebohongan adalah senjata paling kuat di dunia ini setara dengan uang. Biar ku jelaskan alasannya.

Manusia itu, benci dengan pembohong tapi suka berbohong. Berbohong ada banyak jenisnya, berbohong tentang kemampuan, berbohong tentang perasaan, berbohong untuk menutupi kesalahan, berbohong untuk melempar masalah ke orang lain, dan masih ada banyak lagi jenisnya. Mungkin yang lain sudah kalian pikirkan, meskipun tidak ku sebutkan.

Pasti kalian pernah mendengar atau melakukan, saling tukar cerita kepada teman kalian. Yap, bercerita tentang kejadian yang teman kalian alami, atau yang kalian alami.

Teman kalian bercerita dan kita mendengarkan, ceritanya terdengar masuk akal dan kita pun mempercayainya. Padahal, kita tidak tau kejadian yang dia ceritakan benar atau tidak. Meskipun yang dia benar seperti itu, pasti ada beberapa hal yang ditambahkan dalam ceritanya, supaya cerita terdengar lebih menarik atau dirinya yang bercerita terlihat lebih keren.

Benar kan? Iya, ini fakta. Ini hanyalah pendapat ku, kalo kebohongan itu adalah segalanya, selama orang lain senang mendengar kebohongan kita, jadi gak masalah kalo kita harus terus berbohong. Ini adalah pemikiran yang sudah melekat di otak kalian, kalian tidak akan bisa berhenti berbohong, kalo kalian tidak ada niat yang kuat untuk benar-benar berhenti berbohong.

Alpha hanya diberikan pilihan lima job dan kelima job tersebut dibawah peringkat B.

Yang bener saja woi batin Alpha.

Kartu pertama menunjukkan job seorang petani, kartu kedua penebang kayu, kartu ketiga seorang penambang, kartu keempat Koki dan yang terakhir sang ahli manipulasi.

Sang ahli manipulasi? Maksudnya jadi seorang pesulap gitu? Hem... Batin Alpha.

Alpha mengambil kartu job seorang petani, dia pun membaca keterangan tentang kartu tersebut.

"Seorang petani, akan mendapatkan senjata awal berupa cangkul dan celurit ... Wah, menarik juga, gimana kalo penebang kayu? Penebangan kayu, senjata awal berupa kapak ... Seorang penambang, senjata awal berupa beliung (cari di google untuk gambarannya) Koki, senjata awal berupa pisau dan panci.

"Dan yang terakhir, sang ahli manipulasi, senjata awal berupa kartu ... Eh, kartu! Emangnya kartu senjata!? Hem... Dari pada penasaran, mending kita pilih aja sekalian"

Ya tentu saja Alpha akan memilih job Manipulasi, ya judul novel ini manipulasi. Kalo Alpha pilih seorang petani, judulnya akan berubah menjadi, Petani di game.

Begitu juga dengan Lily, Velly, Mai, dan Alice. Mereka berempat juga sudah memilih job yang mereka suka.

"Hem-hem, pilihan yang bagus-bagus ... Sekarang udah bonusnya, silakan pilih elemen yang kalian suka! Disini aku memiliki tujuh elemen" Kata Awan sambil mengeluarkan kartu lagi yang berisi keterangan tentang elemen.

Ketujuh elemen ini adalah, angin, air, api, tanah, listrik, cahaya, dan bayangan. Hem, kalian pasti sudah tau lah ya dari awal.

Lily, Velly, Mai, dan Alice mendekat lagi untuk memilih elemen. Namun, untuk Alpha lagi-lagi dia dipilihkan oleh Awan.

"Untuk kamu ini aja, dah gak usah milih lagi, itu udah cocok untuk mu" Kata Awan.

"Tunggu, setidaknya biarkan aku milih lah, masak kek gini lagi? Keadilan mana keadilan?"

"Hah, keadilan? Kau bicara keadilan dengan ku? Kamu sudah bermain dengan empat cewek masih belum adil buat mu?! Dasar cowok brengsek, mesum, sialan, dan mati saja sana!"

Kata itu lagi 'mati saja sana' itu kata perintah bukan kata ejekan woi! dah lah males, terserah lah batin Alpha.

Alpha pun mengambil kartu elemen yang sudah dipilihkan oleh Awan, Kartu itu ternyata adalah elemen bayangan.

Lah, bayangan? Tunggu-tunggu, aku sang ahli manipulasi dan elemen ku bayangan, Emangnya cocok? Biasanya juga batang dengan Jon assassin, cocok banget itu ... Tapi dan lah, mau cocok atau enggak, coba dulu baru tau batin Alpha.

Para cewek-cewek pun bingung untuk memilih elemen dan salah satu dari mereka pun mendapat ide yang bagus. Alice lah yang memiliki sebuah ide.

"He-hei, cowok yang ada disana, Ka-kamu mendapatkan elemen apa?" tanya Alice ke Alpha.

"Tolong jangan panggil aku begitu... Aku punya nama kok" Kata Alpha.

"Ma-maaf" ucap Alice.

"Aku mendapatkan elemen bayangan ... Memangnya kenapa?" Tanya Alpha.

"Semuanya, a-aku memiliki sebuah ide ... Ba-bagiman kalo kita pilih elemen yang berbeda-beda ... De-dengan begitu, kita sama saja akan memiliki lima elemen" Penjelasan Alice.

"Ide yang bagus, aku setuju dengan ide mu ... Apakah ada yang ingin elemen Api? Aku pilih elemen api ya?" kata Velly sambil mengambil kartu elemen api.

"Heh... Aku juga ingin elemen api lah" Kata Lily.

"Ka-kalo gitu, ini buat kamu saja" kata Velly.

"Sudah lah kamu saja, aku akan mengambil elemen listrik ... Kelihatannya ini juga sama sakitnya dengan api" kata Lily sambil mengambil kartu elemen listrik.

"Kalo gitu aku Elemen air" Kata Mai sambil mengambil kartu elemen air.

"A-aku, elemen tanah" Kata Alice sambil mengambil kartu elemen tanah.

"Oke, semuanya memilih elemen yang berbeda ya, dengan begini kita memiliki lima elemen!" Terikan Velly dan yang lainya pun ikut senang.

Yang bener saja woi, sejak awal juga aku menyuruh mereka untuk memilih satu jenis kartu untuk satu orang, mana ada satu kartu untuk satu orang, kartunya di sobek guru untuk dua orang? Dah lah gak usah di jelasin, lagi pula mereka sudah memilih kartu yang berbeda-beda batin Awan.

"Hem... Akah yakin dengan pilihan kalian? Kalo iya, rapatkan kedua kartu yang kalian dapatkan dan setelah itu, letakkan diatas jam tangan kalian" Penjelasan Awan.

Alpha dan para cewek pun, mengikuti arahan Awan.

"Oh ya lupa, setelah kalian meletakkan kartu di atas jam tangan, rasa setruman listrik, akan menjalar di seluruh tubuh kalian" Penjelasan Awan.

"Eh?" Kata refleks Alpha.

Alpha pun agak terkejut mendengarnya, tapi sudah terlambat, dia sudah menaruhnya kartunya di atas jam tangan.

"Akh...! Kenapa tidak bilang dari awal...!' Teriakan Alpha sambil kesetrum.

"Akh...!" Terikan para cewek yang juga kesetrum.

Mereka berlima pun kesetrum selama 30 detik. Meskipun cuma 30 detik, yang namanya kesetrum, tetaplah menyakitkan.

Setelah selesai kesetrum, mereka berlima terlihat kelelahan dan agak kejang-kejang karena tersetrum.

"Hem-hem, Kelihatannya kalian sudah siap! Oke, tanpa berlama-lama lagi, silakan nikmati gamenya...!" Kata Awan sambil membuat lubang dibawah masing-masing orang.

Tanpa di sangka-sangka, mereka beneran di atas dalam awan dan sekarang mereka terjun bebas tanpa pengaman.

"Akh...! Apa-apaan lagi ini...!" Terikan Alpha.

"Apakah aku akan mati? Aku tidak mungkin mati kan...!?" Terikan Mia.

Meskipun mereka terjatuh dari ketinggian, tapi mereka mendarat di sungai yang dalam dan tentu saja, mereka berlima pun selamat.

Alpha, Lily, Velly, dan Mai bisa berenang kepinggir sungai, cuma Alice yang tidak bisa berenang.

"To-tolong, Aku tidak bisa kulug-kulug-kulug ...

To- ... Aku!" Kata Alice yang berusaha untuk kemambang.

Lily, Velly, dan Mai melihat Alpha dengan tatapan tajam.

"Baiklah-baiklah, biar aku yang menolongnya" Kata Alpha sambil nyebur lagi ke sungai.

Alpha pun memegangi tangan Alice dan membawanya kepinggir sungai.

"Te-terimakasih" ucapan Alice.

"Sama-sama" Jawab Alpha.

Setelah mereka semua sudah di pinggiran sungai, berdiri melingkar.

"Ngomong-ngomong, kita belum saking kenal kan?" Tanya Velly.

Gak ada yang jawab malah saling tatap-tatapan.

"Kalo gitu, perkenalkan, nama ku Tumi Velly, Panggil saja Velly"

"Giliran ku, nama ku Lily Perez, panggil saja Lily"

"Aku-aku, nama ku Xan Mai, panggilan Mai"

"Ka-kalo aku, nama ku Alice Abigail, sering dipanggil Alice, salam kenal"

"Green Alpha, panggil saja Alpha"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!