NovelToon NovelToon

Gadis Antik Penjual Bubur

Pangeran Tampan

"Bubur,, bubur,,,"

"Bubur Ayam sehat,, bubur,,, bubur,,,"

"Rissaaaaaa,,,"

Namanya Marissa Nur Rahman, lebih akrab di sapa Rissa di kampusnya.

Seorang gadis rantauan yang saat ini sedang menempuh pendidikan kedokteran di salah satu kampus Negeri di kota dengan mengandalkan beasiswa yang dia terima. Untuk bertahan hidup di kota, Rissa memutuskan untuk berjualan bubur di kampusnya. Awalnya Rissa menitipkan jualan nya di dekat kontrakan dan terjual laris manis, tapi tidak bertahan lama, karena jualannya di gusur penjual lain yang tidak ingin di saingi dagangannya.

"Hai Bams,,, mau beli bubur ku?" Ucap Rissa saat Bambang menghampirinya

"Ya ampunnn Ris, kenapa kamu jualan bubur? mending kamu jadi pacar aku aja Ris, kamu gak perlu capek capek jualan bubur kayak gini, aku bisa kok biayain hidup kamu, aku kan orang kaya" ucap Bambang

Rissa tersenyum kecut, dia cukup membenci orang orang kaya yang sombong dan suka menyombongkan kekayaan orang tua. Meski tidak dia pungkiri, saat ini dia sedang berada di lingkungan orang orang kaya, jadi Rissa harus bisa membawa diri.

"Kalau cuma mau ngomong itu dan gak beli bubur aku?, udah yah,, aku pergi. Aku mau jualan bubur " jawab Rissa lalu gadis itu memilih pergi

"Ehh,, jadi beli dong, aku beli bubur Ayamnya 1 ya,, berapa?" tanya Bambang dengan tersenyum

"10ribu" Jawab Rissa lalu mengambil 1 cup bubur yang dia jual. Kemudian Bams memberikan uang 50ribu kepada Rissa

"Gak usah di sosokin, buat kamu aja" ucap Bambang

"Gak mau! seporsi cuma 10ribu, dan ini kembaliannya. Makasih sudah beli" ucap Rissa lalu pergi setelah memberikan uang kembalian kepada Bambang.

"Risss, beneran gak mau jadi pacar aku?!" tanya Bambang dengan teriak

"Iya! aku gak mau!" jawab Rissa tanpa berbalik badan

Kemudian Rissa kembali menjajakan bubur Ayamnya kepada teman teman lainnya yang masih berada di halaman kampus. Gadis itu tidak malu berjualan, lebih baik seperti itu daripada harus meminta minta.

"Kalau mau jualan tuh jangan di kampus!"

Rissa yang saat itu sedang melayani pembeli buburnya langsung menoleh ke samping, di sana sudah ada Nella dan teman temannya yang sangat suka mengganggu Rissa. Nella adalah anak pimpinan Kampus, dan gadis itu tidak menyukai Rissa karena Selain Rissa cantik, dia hanya lah gadis miskin yang berkuliah di kampus itu.

"Memangnya kenapa Nel? Memang ada larangan jualan di kampus?!" Tanya Rissa tanpa rasa takut sedikit pun, meski dia juga tau jika Nella adalah anak pimpinan kampus itu

"Ngerusak pemandangan! kampus tempat orang belajar! bukan jualan!" sungut Nella

"Miskin sih!" cetus teman Nella

"Aku kerja halal kok! kalau kalian ngerasa aku ngerusak pemandangan mata kalian, ya gak usah lihat! bila perlu pake kaca mata kuda sekalian biar gak bisa lihat aku jualan!" jawab Rissa

"Si miskin nyolot!" sahut teman Nella

"Udah lahhh,, berhenti ganggu hidup aku! kurang kerjaan banget sih kalian! udah sanaaa pergii,, aku mau jualan! atau kalian mau beli bubur ku juga?!" tanya Rissa

"Ogah! bubur kampung!" sahut Nella

"Ayo kita pergi, buang buang waktu aja!" ucap Nella kemudian mengajak teman temannya pergi

"Yang sabar ya Ris" ucap teman lain

"Udah biasa, mulut Nella kan emang pedes" jawab Rissa

Setelah perginya Nella dan teman temannya, Rissa kembali berjualan, hingga tersisa 1 porsi bubur lagi yang belum terjual, tapi jam masuk kuliah sudah hampir tiba.

"Waduhhh, aku hampir telat! ini kan jadwal pak Robert ngajar! bisa gawaat kalau telat!" Rissa melihat jam di pergelangan tangannya, 5 menit lagi perkuliahan akan di mulai.

Buru buru Rissa berlarian dari taman belakang menuju ke kelasnya yang cukup jauh. Gadis itu berlari lurus tanpa melihat sisi kanan dan kiri hingga saat di persimpangan gedung

Bruuukkkkkk

Rissa terpental hingga jatuh ke lantai, begitu juga dengan buku buku dan seporsi bubur yang juga tumpah di dalam plastik.

"Aduuhhh sakiiittt!" keluh Rissa sambil mengusap usap tubuhnya yang terasa sakit.

"Maaf aku gak sengaja"

"Iya iya gak papa, aku juga minta maaf lari gak liat liat!" Ucap Rissa sambil membereskan buku bukunya yang berantakan.

Seorang pemuda yang di tabrak Rissa tadi, diam diam memperhatikan gadis cantik itu sambil membantunya membereskan bukunya

"Maaf, bubur kamu jadi tumpah"

"Hem udah jangan minta maaf terus,,, ini gak papa, nanti biar aku makan sendiri, lagian udah gak bisa di jual kalau sudah begini " jawab Rissa kemudian mengambil plastik buburnya tanpa melihat orang yang sedang di ajak bicara

"Dijual?"

"Iya, aku jualan bubur,,," Jawab Rissa kemudian mengangkat wajahnya dan menatap lawan bicaranya

Deg!

Ya Allah,,, ternyata di kampus ini ada pangeran tampan,,,,

.

.

.

.

.

Wkwkwkwkwk ,,,

Menurut kalian, karakter Oma Marissa ini kayak gimana sih? 🤣 dan Opa Dermawan kayak gimana? 😅

Kok Ngelamun?

Rissa masih terdiam dan terus menatap pria yang saat ini sedang berlutut di depannya dan juga sedang membahas tatapannya. Tiba tiba jantung Rissa berdetak tak karuan, apalagi saat bibir merah itu melengkung seperti bulan sabit yang terlihat sangat manis.

"Kok ngelamun?"

"Eh!"

Rissa terlihat gelagepan, salah tingkah, lalu dengan cepat mengambil bukunya yamg berada di tangan pria itu.

"Sekali lagi aku minta maaf" ucap pemuda itu

"Gak bosen apa minta maaf terus?! kamu gak salah kok! udah yah, aku mau ke kelas" ucap Rissa berusaha menyembunyikan rasa malunya. Sedikit malu karena terpesona oleh ketampanan pria yang ada di depannya saat ini.

"Apa aku boleh, beli bubur kamu yang tumpah itu? hancur begitu juga karena aku"

"Oh gak usah, ini gak layak jual, besok saja kalau mau beli bubur" jawab Rissa terlihat gelisah. Takut telat masuk kuliah, tapi sayang pergi meninggalkan pria tampan.

"Gak papa, harganya berapa?"

"Ya udah deh kalau kamu maksa. 10 ribu aja, karena rusak, eh 5 ribu aja lah. Udah ambil aja,, gratis! Maaf aku telat masuk kuliah!" Ucap Rissa lalu berlari setelah memberikan plastik berisi bubur yang sudah tak berbentuk itu

"Heyy,, namamu siapa?"

"Rissa!" Jawab Rissa sambil berlari

"Aku Dermawan"

Ntah dengar atau tidak, yang jelas pemuda itu sudah menyebutkan namanya.

Dermawan Adikarsa Utama, seorang mahasiswa pindahan dari kampus Luar Negeri. Pemuda itu terpaksa pindah kuliah karena sang ibu sedang sakit keras dan menginginkan dirinya untuk merawatnya. Sebagai bakti seorang anak kepada ibu, Dermawan akhir nya memutuskan untuk pindah kuliah agar bisa merawat ibunya.

"Cantik"

Senyum pemuda itu kembali merekah saat mengingat wajah cantik gadis yang tadi dia tabrak.

Kemudian, Dermawan kembali berjalan menuju ke kelasnya yang baru dengan menenteng plastik bubur yang di berikan oleh Rissa. Nama itu langsung diingat dan di simpannya didalam hatinya, 'Rissa'

..........

Pulang kuliah, Rissa langsung belanja ke pasar untuk membeli bahan bahan buburnya. Tidak kenal lelah, gadis itu berjalan kesana kemari untuk mendapatkan bahan bahan yang dia cari. Setelah semuanya lengkap, lalu Rissa menaiki angkutan kota untuk pulang ke kontrakannya.

Sampai di kontrakan, Rissa sudah melihat pemilik kontrakan sedang duduk di depan bersama anak bujangnya.

"Hai Rissa,,," sapa Anton

Rissa diam saja, lalu menyapa Ibu Jubaedah

"Siang bu, mau nagih uang kontrakan ya bu?" tanya Rissa

"Itu sudah tau, mana uang kontrakan nya?! kamu sudah nunggak 1 bulan, jadi bulan ini double !" jawab Ibu Jubaedah

"Emm,,, maaf ya bu,,, saya bayar 1 bulan dulu, ini saya lagi usaha bu buat cari uang. Nanti kalau saya sudah dapat uang lagi, saya bayar deh tunggakannya" jawab Rissa. Lalu Rissa mengeluarkan uang 300ribu dan memberikan kepada ibu Jubaedah

"Coba Rissa mau kawin sama Anton, gak perlu deh capek capek bayar kontrakan. " ucap Anton dengan tersenyum genit

Rissa sangat risih, tapi mau pindah tidak memiliki uang yang banyak. Hanya kontrakan itu yang paling murah dan terdekat dari kampus. Jadi dia harus bertahan meski rasanya sangat enggan.

"Maaf ya An, perasaan gak bisa di paksa. Rissa gak cinta sama Anton. Mending anton cari aja cewek lain. kan katanya banyak yang suka sama Anton" Ucap Rissa

"Tapi,,,"

"Inget ya Ris, minggu depan ibu tagih uang kontrakannya! Ayo pulang!" ucap ibu Jubaedah lalu menarik putranya pergi.

"Iya bu" Jawab Rissa

Setelah perginya ibu kontrakan dan putranya, Rissa masuk ke dalam dan beristirahat. Sungguh berat hidup ini, Rissa tidak ingin merepotkan kakaknya yang sudah berkeluarga, setelah kepergian Orang tua mereka. Gadis itu akan berjuang keras untuk hidupnya sendiri dan orang orang lain yang membutuhkan bantuannya.

Sementara itu,,,

Dermawan, baru saja sampai di rumah sakit Sumber Waras milik papanya. Lalu ia menuju ke ruang rawat sang ibu dan terlihat ibu Wina sedang terbaring lemah di atas bed rumah sakit.

"Bu,,,"

Ibu Wina yang tadinya memejamkan mata, lalu membuka mata saat mendengar suara putranya dan ketika tangannya di sentuh.

"Awan,,, kamu sudah pulang kuliah? gimana kampus baru mu?" tanya Ibu Wina dengan suara lemah

"Baik bu, Awan suka suasana kampusnya. dan,, tadi,, awan ketemu gadis cantik, seperti ibu"

Ibu Wina tersenyum saat melihat putranya tersenyum

"Siapa namanya?" tanya ibu Wina

"Rissa bu" jawab Awan

" Nama yang cantik,,, kapan kapan kamu ajak kesini yah,, ibu juga mau kenalan"

"Ibu sembuh dulu, baru setelah itu awan ajak kenalan sama Rissa"

Lagi lagi ibu Wina tersenyum lalu mengangguk pelan

"Bu,, Rissa itu jualan bubur di kampus, buburnya enak,, sama seperti rasa masakan ibu"

Pemuda itu kembali mengingat rasa bubur yang diberikan Rissa untuknya. Meski tidak ada bentuk lagi, tapi rasanya benar benar enak.

Ibu Wina tersenyum lagi,

"Kalau begitu, besok ibu mau cicip bubur nya Risa ya ,, ibu penasaran"

"Iyah, besok Aku belikan bubur ayamnya Rissa untuk Ibu. Sekarang ibu istirahat yah,,, awan temenin disini"

Ibu Wina mengangguk, lalu memejamkan matanya. Sementara itu Dermawan mengambil buku dan membacanya didekat ibunya. Meski dokter sudah memvonis Ibu nya tidak akan hidup lama lagi, Dermawan muda tidak pernah sekalipun memperlihatkan kesedihan di depan wajah ibunya. Ibu Wina sosok wanita hebat yang dia miliki, tentu dia tidak ingin membuat hati ibunya bersedih apalagi kecewa. Sedang papanya Adikarsa sedang memimpin rapat dengan para pemegang saham di rumah sakitnya.

Selain keinginannya sendiri ingin menjadi dokter ahli Jantung, dorongan kuat dari sang ibu yang membuat Dermawan muda sangat bertekad ingin menjadi dokter jantung.

.

.

.

.

.

Tadi aku ngulek bawang merah terus nangis😭

Kenalan

Hari berikutnya,,,,

Rissa sudah bersiap siap menuju ke kampus, dia sengaja berangkat lebih pagi, agar bisa berjualan dulu sebelum masuk kuliah nanti.

Hari ini gadis itu membuat 20 porsi bubur ayam sehat dengan resep turun temurun dari nenek kemudian turun ke ibu dan turun kepadanya. Setelah semua beres, gadis cantik itu keluar dari kontrakan dengan wajah riang gembira.

"Bissmillah,,,, semangatt! semoga daganganku hari ini laris manis! Aamiin..." ucap Rissa lalu melangkah pergi meninggalkan kontrakan sempitnya.

Di tengah jalan, ada tetangga yang biasa membeli bubur Rissa ingin membeli bubur gadis itu. Setelah melayani pembeli bubur pertamanya, Rissa kembali berjalan menuju ke kampusnya.

Rissa menjajakan buburnya saat melintasi beberapa mahasiswa yang ada di taman kampus.

"Rissa,, aku mau beli bubur dong"

Rissa tersenyum lalu menghampiri calon pembelinya. Dengan sangat ramah gadis itu melayani mereka mereka yang mau membeli bubur ayamnya.

Sementara itu dari kejauhan, Dermawan yang saat itu sedang mengayuh sepeda ontelnya memasuki gerbang kampus. Pandanganya langsung tertuju di kerumunan mahasiswa dan pemuda itu yakin Rissa sedang berjualan disana.

Lalu Dermawan muda memarkirkan sepedanya dan berjalan cepat menghampiri Rissa yang saat itu baru selesai melayani pembeli buburnya

"Rissa"

Rissa menoleh dan terkejut saat pemuda yang bertemu dengannya kemarin datang menghampirinya.

"Iya, ada apa?" tanya Rissa dengan jantung berdebar debar. Bahkan banyak mahasiswi yang baru pertama kali melihat pemuda itu juga ikut terpana akan ketampanannya.

"Buburnya masih?" tanya Dermawan

"Masih 2 mas" jawab Rissa

Dermawan tersenyum, Ntah dia senang sekali di panggil 'Mas'. Padahal Rissa tidak tau siapa nama lengkap pemuda itu. Terlihat dia mungkin lebih tua dari dia, maka dari itu terlontar panggilan itu.

"Aku beli semua ya" jawab Dermawan

"Oh,, oke,, " ucap Rissa dengan tersenyum ceria. Akhirnya dagangannya laku semua, dan dia bisa menyisihkan uangnya untuk membayar kontrakan ibu Jubaedah.

"Ini uangnya, 20ribu kan?" ucap Dermawan dan Rissa mengangguk

"Iya mas,, ini buburnya" ucap Rissa memberikan bubur sambil menerima uang dari Dermawan

"Makasih ya" ucap Dermawan dengan tersenyum dan Rissa membalas senyumannya.

Lalu Dermawan pergi membawa bubur Rissa ke rumah sakit untuk ibunya.

"Ya ampunnnn Risssaa itu siapaaaa? kok ganteng bangettt sih?! baru lihat deh di kampus ini ada dia!" ucap teman Rissa

"Siapa ya namanya, aku,,, ingetnya cuma wan wan gitu,,, wan siapa ya namanya?!" Rissa terlihat sedang mengingat ingat tapi tidak ingat

" Sebentar!" Lalu Rissa berlari menyusul Dermawan yang saat itu sudah akan naik sepeda ontelnya

"Masss mass,, tunggu!" ucap Rissa berlarian menuju ke arah Dermawan

Dermawan muda berhenti lalu menunggu gadis cantik itu menghampirinya

"Ada apa Ris?" tanya Dermawan

"Mas siapa namanya?" tanya Rissa

Dermawan muda tersenyum, lalu mengulurkan tangannya

"Dermawan" ucap nya dengan tersenyum manis

"Ah iya,, Aku Marissa mas, biasa di panggil Rissa" jawab gadis itu dengan membalas uluran tangan Dermawan.

Hanya sebentar, lalu keduanya menarik tangan masing masing.

"Aku pergi dulu ya Ris,," ucap Dermawan

"Oh iya, silahkan" jawab Rissa lalu sedikit menyingkir dan memberi jalan

Kemudian Dermawan muda mengucap salam sebelum pergi dan Rissa menjawab salamnya.

"Ya ampunn,,, ademm bangett ya Allah liatnya,,, sederhana, ganteng lagi!" kekeh Rissa saat menatap kepergian Dermawan menggunakan sepeda ontelnya.

Rissa jadi senyum senyum sendiri, lalu gadis itu berjalan lagi menuju ke teman temannya. Banyak yang kepo siapa pemuda itu, tapi Rissa juga tidak tau banyak, yang dia tau namanya saja Dermawan. Kan memang dia tidak banyak bercerita dengan pemuda itu.

Kemudian Rissa pergi menuju ke kelas untuk mengikuti kuliah pagi bersama teman teman sekelasnya.

Sementara itu,,

Dermawan muda baru saja sampai di rumah sakit. Tidak terlalu jauh dari kampus, jadi dia langsung saja menuju ke ruang rawat ibunya. Saat pemuda itu masuk, ada seorang suster baru saja selesai menggantikan pakaian ibunya.

Suster itu pun menyapa ramah, karena dia tau pemuda itu adalah anak pemilik rumah sakit

"Sus, apa papa saya sudah kesini?" tanya Dermawan

"Belum ada, sejak tadi saya disini menemani ibu anda"

"Sudah lah Wan,,, mungkin papamu sibuk. Kamu bawa apa?" tanya Ibu Wina mengalihkan perhatian Putranya

"Awan bawa bubur nya Rissa bu, untung tadi Awan cepet dateng ke kampus, kalau gak pasti gak kebagian. Kita sarapan bersama yah" ucap Awan

"Boleh" jawab Ibu

Kemudian suster pamit karena tidak mau mengganggu mereka yang akan sarapan. Lalu Awan mengambil sendok dan menyuapi ibunya

"Gimana bu rasanya?" tanya Awan

"Enak,, gurih yah,, Rissa pinter masak" ucap Ibu Wina

"Kalau ibu suka, nanti awan akan belikan setiap pagi bubur ayamnya" ucap Awan

Ibu Wina mengangguk, lalu kembali menerima suapan bubur ayam dari putranya. Meski sebenarnya ibu Wina sudah tidak bisa lagi menikmati rasa, tapi dia tidak ingin melihat putranya sedih.

"Wan,, nanti kalau kamu ketemu Rissa, bilang ibu mau ketemu dia yah" ucap Ibu Wina

"Ibu jangan mikir lain lain dulu, yang penting itu kesehatan ibu dulu" jawab Awan

"Iya,, ibu tau,, tapi ibu pengennnn banget ketemu Rissa. Ibu mau tau gimana dia bisa buat bubur seenak ini" ucap ibu Wina memberi alasan.

"Hem,,, nanti Awan usahain ya bu. Tapi gak tau Rissa mau apa enggak, kan baru kenalan 2 hari" jawab Awan

"Iya,, yang penting kamu bilang dulu sama dia ya" ucap Ibu dan Dermawan muda mengangguk

Sementara itu,,,

Bapak Adikarsa Utama, baru keluar dari rumah miliknya yang lain. Dia tidak sendiri, tapi ada seorang wanita yang berada di sampingnya.

"Mas,, Besok Utomo pulang dari Jakarta, kita kumpul bareng ya mas? sekalian kita ngomong soal pernikahan kita"

"Aku belum bisa bicara soal pernikahan , Kamu tau sendiri, Wina masih hidup. Dan aku tidak mungkin meninggalkannya dalam kondisi seperti ini. Kamu sabar saja dulu" ucap pak Adi

"Iya mass aku paham. Kita hanya bertiga kok, gak ada ada yang tau selain kita. Dan aku yakin Utomo juga pasti ngerti dan gak akan cerita ke siapapun termasuk sama Awan"

" Tidak bisa, jika aku jarang terlihat bersama Wina, Awan akan curiga. Sudahlah, kamu sabar saja ya. Aku pergi dulu" Ucap pak Adikarsa lalu pergi meninggalkan Rita.

"Selama Wina masih hidup, aku tidak akan bisa mendapatkan mas Adi sepenuhnya! Aku harus segera bertindak, supaya aku segera menjadi Nyonya besar di keluarga Utama"

.

.

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir🤗Bantu like , komen nya yahh biar ceritanya naik 😅 terus hadiahnya jangan lupa😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!