Hai! teman-teman! karya berjudul AMNESIA ( Jadilah Wanitaku Season 2 ) telah mulai update ya, terima kasih 🙏🙏🙏
Hari pernikahan Vic Andrianez dan Grace Shorters.
Acara pernikahan di adakan di kapal pesiar milik Vic sendiri. para tamu yang hadir sejumlah lima ratusan dari kalangan bisnis Vic dan juga dari Harry.
Di siang itu terdengar suara tawaan bahagia dari mereka semua.
Vic dan Grace tersenyum bahagia selama acara berlangsung. pasangan pengantin itu sambil bersulang dengan para tamu yang ada di sana.
Beberapa jenis hidangan lezat dan minuman yang berkelas telah disediakan.
Kapal pesiar mewah milik Vic di jaga oleh sejumlah anggotanya. sebelum berangkat anggotanya memeriksa semua tamu yang datang demi keselamatan bos mereka.
"Grace, bagaimana kalau kamu istirahat dulu," kata Vic dengan senyum.
"Aku tidak apa-apa, Vic, kenapa kita adakan acaranya di kapal ini? biayanya pasti mahal, kan?"
"Ini hadiah untukmu, uang bukan masalah. pernikahan ini adalah selamanya. aku ingin memberi kenangan terbaik untuk istri yang kucinta," jawab Vic yang mencium wajah istrinya.
"Apakah kamu merasa bahagia?" tanya Vic dengan senyum.
"Terima kasih, karena telah memberi kenangan yang begitu indah dan tidak akan ku lupakan seumur hidupku," ucap Grace.
"Berjanjilah padaku! apapun yang terjadi kamu akan selalu bersamaku, jangan meninggalkan aku atau mengkhianatiku!"
"Aku memiliki seorang suami yang baik dan mencintaiku, mana mungkin aku bisa meninggalkanmu," jawab Grace yang mencium bibir suaminya.
Mereka berciuman dengan mesra di depan para tamu di sana.
Prok...prok...
Tepukan tangan mereka dengan meriah yang ikut merasakan kebahagiaan mereka.
"Harry, putri kita sangat beruntung bisa menikah dengan Vic. aku berharap mereka bahagia selamanya," kata Angelina yang adalah istri Harry.
"Iya, dari kecil Grace sudah hidup menderita, mudah-mudahan pernikahan akan mengubah hidupnya," jawab Harry yang bersulang dengan istrinya.
"Benar!" jawab Angelina.
Acara itu dimeriahkan hingga malam. mereka berdansa dan juga menghabiskan anggur merah yang adalah favorit mereka.
Di sisi lain terdapat kapal asing yang membawa beberapa pria yang tidak dikenal mengikuti kapal pesiar itu.
"Tuan, apakah itu adalah kapal Vic Andrianez?"
"Iya, dia menikah hari ini dan sangat mewah, aku yakin dia pasti sangat mencintai wanita itu. sehingga rela mengeluarkan biaya yang selangit untuk pernikahannya," jawab pria itu yang adalah bos mereka.
"Kapan kita bertindak?"
"Malam ini, hati-hati! terdapat banyak anggota yang ada di kapal itu."
"Baik, Tuan!"
Sementara semua orang yang di atas kapal pesiar sedang bersenang-senang, berdansa dan bernyanyi.
Vic dan istrinya menuju ke kamar dan mulai berciuman mesra. Vic menurunkan sleting gaun pengantin bagian belakang sehingga terlepas dari tubuh langsing istrinya. kini tubuh gadis itu hanya di balut bra dan kain tipis yang menutupi mahkotanya.
"Serahkan dirimu padaku, Baby," ucap Vic yang menidurkan istrinya dan menindih tubuhnya.
"Berjanji, padaku, jangan mengkhianatiku," ujar Grace.
"Percayalah padaku," ucap Vic yang me.***** bibir istrinya. tangan pria itu mulai melepaskan bra yang dikenakan oleh istrinya itu. kini terlihat jelas dua gundukan yang putih mulus membuat Vic semakin bergairah dan mere.mas serta menghisapnya.
Grace hanya pasrah membiarkan suaminya bebas menjelajahi tubuhnya itu. perasaannya semakin takut dan cemas karena ini adalah malam pertama baginya.
Ciuman suaminya menurun hingga ke bagian perut. kemudian Vic melepaskan kain tipis yang menutupi bagian inti istrinya. Vic melepaskan pakaian sendiri sehingga tanpa sehelai benang. kini keduanya telah tanpa balutan apapun.
Vic melanjutkan ciuman dengan istrinya sambil memainkan jarinya di bagian inti istrinya.
Grace semakin cemas dan memejamkan matanya sambil mengenggam sprei dengan erat. ia merasakan senjata suaminya yang telah menegang.
Vic yang melihat Grace sedang cemas, ia menghentikan aksinya dan mengecup dahi istrinya.
"Grace, apa kamu takut?" tanya Vic.
"Iya," jawab Grace yang membuka matanya.
"Jangan takut! sakit hanya sebentar saja. apa kamu sudah siap?" tanya Vic dengan senyum.
"Ini pertama bagiku, dan...apakah bisa tunda hingga be-besok?" tanya Grace dengan cemas.
"Aku sudah menunggu malam ini cukup lama, aku tidak sabar ingin memilikimu. dan malam ini kamu harus menjadi milikku. aku akan melakukannya dengan lembut," jawab Vic yang mencium bibir istrinya dengan penuh na*su.
Vic sendiri telah lima tahun tidak berhubungan dengan wanita, terakhir kali ia melakukan hubungan dengan seorang wanita yang bernama Joline saat ia masih bersama istrinya, Vanesa Lolita. yang harus tewas karena hukuman yang diberikan oleh Vic.
Vic yang hasratnya telah mengebu-ngebu ia bangkit dan membuka pangkalan paha istrinya, ia memasukan senjatanya ke dalam goa sempit milik istrinya. ia melakukan dengan lembut secara perlahan dan mendorong senjatanya masuk sedalam-dalamnya.
"Aargh...," jeritan Grace yang kesakitan sehingga mengeluarkan air mata.
Vic berhenti bergerak karena mendengar jeritan istrinya itu.
"Bertahan sebentar lagi, rasa sakitmu akan hilang," ujar Vic yang melanjutkan aksinya. pria itu tidak mampu bertahan lagi karena hasratnya yang sudah memuncak. ia ingin segera menikmati hubungan intim yang telah lama tidak dia lakukan.
Ia mulai bergerak maju mundur dengan perlahan, ia merasakan sangat sempit dan nikmat sehingga tidak berhenti mengoyangkan pinggulnya dengan perlahan. sementara Graca harus menahan sakit dengan setiap hentakan dari suaminya.
Vic sangat menikmati tubuh istrinya itu, sehingga tidak menyadari istrinya sedang menangis tanpa mengeluarkan suara.
"Vic...," jeritan Grace yang kesakitan akibat hentakan yang dilakukan oleh suaminya yang semakin cepat.
Gerakan Vic semakin cepat dan mencapai puncak kenikmatan. setelah mencapai kenikmatan Vic melanjutkan gerakannya dengan perlahan.
Tidak ada kenikmatan yang dirasakan oleh Grace sama sekali. ia menahan sakit selama suaminya menyetubuhinya.
"Grace, apa kamu baik-baik saja?" tanya Vic yang melakukan gerakan di bawah sana. Ia masih belum puas dan ingin melanjutkan keinginannya.
"Sakit sekali!" jawab Grace.
"Gigit pundakku kalau kamu kesakitan!" ujar Vic yang melakukan gerakan dengan perlahan.
Grace mengigit pundak suaminya sambil menahan sakit yang tak terhingga. ia sangat ingin berhenti akan tetapi suaminya masih sedang menikmati goa sempit miliknya.
Setelah satu jam kemudian Grace tidak sadarkan diri karena kewalahan dan sakit yang dia rasakan. setelah puas Vic mengeluarkan senjatanya.
Sementara beberapa pria asing yang dikapal itu sedang mengawasi kapal pesiar dari jarak jauh agar tidak dicurigai.
"Kalian semua mulai bergerak!" perintah bos mereka.
"Baik, Tuan," jawab Mereka yang sama-sama mengenakan oksigen.
"Lewati kapal pasiar itu!" perintah bos mereka.
"Baik," jawab anggotanya.
Kapal itu melaju dan sengaja mengejar dari belakang kapal pesiar milik Vic dari sisi sebelah kiri. saat melewati, anggota pria itu langsung melompat
dari sisi kiri kapal mereka dan langsung menyelam ke dalam lautan. agar tidak dilihat yang sedang menperhatikan mereka.
Sementara Grace terbangun dan bangkit sambil menahan sakit bagian bawahnya yang baru ditembus oleh suaminya.
"Sakit sekali, pria ini sangat ganas dan tidak mau mengalah walau aku sedang kesakitan. mudah-mudahan besok dia tidak minta lagi. sakit sekali," batin Grace.
Grace berjalan menuju ke kamar mandi sambil membawa pakaiannya, sedangkan suaminya telah ketiduran setelah bertempur selama satu jam.
Setelah selesai mandi Grace keluar dari kamar mandi. ia menghampiri suaminya yang sedang tidur dengan pulas.
"Aku mencintaimu, apapun yang terjadi jangan pernah melupakan aku!" bisik Grace di telinga Vic dan kemudian mencium wajahnya.
Grace tersenyum melihat wajah tampan suaminya yang tidur begitu pulas.
Setelah beberapa saat kemudian Grace keluar dari kamarnya.
"Selama hidup aku tidak pernah jalan-jalan dengan kapal pesiar, aku ingin ke atas melihat lautan besar dan bintang-bintang," kata Grace yang berjalan dengan perlahan karena masih terasa sakit. ia menaiki tangga dan kemudian keluar dan berdiri di sana sambil melihat banyak anggota suaminya yang sedang berjaga di sekeliling kapal.
"Vic sangat waspada dan teliti," ucap Grace.
Tidak lama kemudian terdengar suara ledakan besar di bagian belakang kapal itu.
Duar...
Duar...
"Aarghh...," teriakan anggota Vic yang terkena ledakan itu.
Ledakan semakin besar sehingga apinya mengenai Grace dan terbakar di seluruh tubuhnya.
"Aarghh...," jeritan Grace yang kesakitan. karena getaran yang terjadi pada kapal itu sehingga akhirnya gadis itu terjatuh ke laut.
"Nyonya...," teriak anggota Vic yang melihat istri bosnya terjatuh ke laut
Plung...
Grace yang terjatuh ke air langsung tenggelam dan tidak terlihat lagi.
Vic langsung terbangun dan menoleh ke samping, ia melihat istrinya yang tidak ada di sana.
"Grace...," teriak Vic yang mengambil pistolnya dan berlari menuju ke pintu.
pria itu hanya mengenakan celana panjang dan tanpa balutan apapun di bagian atas tubuhnya. ternampak tubuhnya yang kekar dan masih ada bekas gigitan istrinya di bagian pundak.
Kapal pesiar itu meledak tanpa berhenti, dan telah menghancurkan bagian belakang.
Banyak tamu yang telah ketiduran menjadi korban ledakan itu. sementara tamu yang berada di bagian tengah dan depan terbangun dan berusaha menyelamatkan diri.
"Aarghh...," teriakan mereka yang ketakutan dan berlari mencari jalan keluar.
"Grace...," teriak Vic yang mencari keberadaan istrinya. raut wajah pria itu sangat cemas dan mencari tanpa berhenti.
"Cepat ambil pelampung dan turunkan sekoci!" teriak anggota Vic yang berada di atas.
"Bos! Bos!" teriak Will dan anggota lainnya yang mencari bos mereka.
Duar...
Duar...
"Cepat pergi!" teriak Vic pada semua tamunya lari berhamburan dan saling berhimpitan.
"Will, apa kau melihat Grace?" tanya Vic.
"Tidak, Bos," jawab Will.
"Cepat selamatkan Harry!" perintah Vic dengan cemas dan mencari istrinya lagi.
"Bos, cepat keluar dari sini, kami yang akan mencari nyonya."
"Kalian cepat selamatkan mereka, aku akan mencari istriku. tanpa dia aku tidak ke mana-mana," jawab Vic yang pergi meninggalkan anggotanya.
"Cepat keluar! hati-hati!" teriak anggota Vic yang melindungi para tamu yang ketakutan.
Mereka berebut melompat ke sekoci untuk menyelamatkan diri, dan ada yang ada terjun ke laut.
Vic masih mencari istrinya hingga ke atas kapal, ia melihat bagian belakang kapalnya yang telah hancur dan terbakar dengan api yang marak hingga mulai merebak ke depan.
"Bos! Bos! cepat pergi!" teriak anggotanya yang tadi melihat Grace jatuh ke laut.
"Di mana istriku?" tanya Vic dengan histeris.
"Maaf, Bos. nyonya dia...terkena ledakan dan terbakar. kemudian ia jatuh ke laut," jawab anggotanya.
"Terbakar dan jatuh ke laut?" tanya Vic yang tidak bisa menerima sama sekali.
"Tidak mungkin! kau pasti salah melihat, kan? dia tidur di sampingku, mana mungkin dia keluar," teriak Vic.
"Nyonya baru keluar dan tidak lama kemudian terjadi ledakan, dia tidak sempat lari dan api dari ledakan langsung mengenai nyonya. aku melihat semuanya," kata anggotanya.
Di sisi lain kapal asing itu mulai muncul di hadapan Vic yang sedang bicara dengan anggotanya.
Mereka menodong senjata ke arah bos mafia itu dan kemudian melepaskan tembakannya.
Will yang melihat bosnya dalam bahaya ia langsung mendorong sehingga sama terkapar.
Dor...
Dor...
Dor...
Tembakan mereka menembus jantung anggota Vic dan lainnya.
"Aarghh...," jeritan anggota Vic yang ditembak dan tewas langsung di tempat.
"Bos, cepat pergi! kami akan melindungimu," ujar Will.
"Lindungi mereka! dan selamatkan Harry dan Angelina. kalau Grace sudah meninggal aku juga tidak ada tujuan untuk hidup lagi," bentak Vic yang mendorong Will ke samping.
Vic langsung berdiri dan menodong pistolnya ke arah lawannya.
"Kalian adalah brengsek yang menghancurkan hidupku," bentak Vic yang melepaskan tembakan.
Dor...
Dor...
Dor...
Tembakan Vic mengenai beberapa musuhnya yang berada di kapal yang jaraknya tidak terlalu jauh.
Anggota Vic ikut melepaskan tembakan ke arah lawannya dan berhasil membunuh sejumlah lawannya.
Dor...
"Aarghh...."
Dor...
"Aarghh...."
"Vic Andrianez, kau harus mati," teriak pria itu yang adalah bos mereka.
"Kau membunuh istriku? aku juga tidak ragu untuk membunuhmu...," teriak Vic yang penuh dengan emosi dan melepaskan tembakannya.
Dor...
Saat terjadi baku tembak antara Vic dan lawannya. ledakan kapal semakin membesar sehingga mengenai Vic dan terjatuh ke laut.
"Bos...," teriak Will dan anggota lainnya.
Will dan anggota lain langsung terjun ke laut untuk menyelamatkan bos mereka.
Puing dari ledakan juga terbang ke arah kapal musuh Vic dan mengenai orang-orang yang di sana.
"Aargh...," jeritan mereka yang dihantam puing kapal pesiar dan terjatuh ke laut.
Ratusan orang tewas akibat ledakan tersebut, lautan biru kini berubah menjadi lautan yang penuh dengan darah korban dan jasad yang tenggelam di dasar lautan.
Hari bahagia kini berubah menjadi duka bagi mereka semua. Grace yang baru mendapatkan kebahagiannya adalah salah satu korban dari ledakan dan tidak ada yang tahu bagaimana dengan kondisinya.
Sementara Vic diselamatkan oleh Will dan anggotanya. suami dari Grace Shorters terluka bagian punggungnya dan berada di sekoci.
"Bos! bagaimana dengan kondisimu?" tanya Will dengan cemas.
Vic yang kesakitan pada bagian punggungnya, ia berusaha bangkit dan melihat kapal pesiar miliknya kini telah hancur berantakan. ia mengingat kembali pernikahan dengan istrinya yang penuh senyum bahagia kini hanya tersisa kenangan.
"Grace...," ucap Vic yang mengeluarkan air mata. wajah pria itu sudah pucat akibat menanggung rasa sakit yang luar bisa pada bagian punggungnya yang robek besar akibat terkena puing kapal.
"Bos! nyonya sudah pergi, Anda harus merelakannya."
"Merelakan? selama bertahun-tahun lamanya aku baru bertemu dengan seorang gadis yang bisa membuatku kembali merasakan cinta. kini dia pergi begitu saja. bagaimana aku harus merelakannya?" ujar Vic dengan perasaannya yang hancur.
Vic melihat jarinya yang dilingkar cincin pernikahan ia semakin terluka. tangisan bos mafia itu akhirnya pecah.
"Aarggh...," teriakan Vic yang kemudian tidak sadarkan diri.
Kejadian ledakan itu menewaskan sekitar empat ratusan nyawa. jasad yang tenggelam tidak ada yang berhasil ditemukan lagi. kapal pesiar mewah hancur di tengah lautan dan sisa bakaran tenggelam di dasar lautan.
5 Tahun kemudian.
Terjadi pembantaian di suatu tempat. dua kelompok mafia saling membunuh antara satu sama lain. mayat berserakan di tempat itu. salah satu kelompok itu berhasil membunuh lawan mereka yang jumlahnya lebih sedikit.
"Bunuh kelompok King Tiger!" teriak salah satu pria yang memegang pedang yang tajam. ia dan anak buahnya menebas satu persatu lawannya.
Srek...
"Aarghh...."
Jeritan lawannya yang tumbang dan tidak bernyawa.
Tidak lama kemudian datang seorang pria yang membawa pisau belati sedang memandang mereka dengan tatapan tajam. terlihat di jari pria itu mengenakan cincin kepala harimau.
Mereka menghentikan aksinya dan melihat ke arah pria itu yang tak lain adalah ketua dari lawannya.
"Bunuh dia hari ini juga!" perintah pemimpin mereka yang maju menyerang sama-sama.
Dengan ganasnya mereka berlari ke arah pria itu dengan mengunakan pedang mereka.
Ketua dari King Tiger maju dan langsung menyerang dengan cepat, ia menyayat leher dan tikam jantung lawannya.
Srek...
"Aarghh...."
Srek...
"Aarghh...."
Satu persatu lawannya terluka dan ada yang tewas akibat serangan cepat dari ketua King Tiger.
Ia menikam jantung lawannya sehingga tembus. kemudian menebas leher lawannya yang lain.
"Aarghh...," jeritan mereka yang kemudian tewas satu-persatu.
Hanya butuh beberapa saat ketua King Tiger mampu mengalahkan lawannya dengan senjata tajam yang dia miliki.
Lokasi itu menjadi tempat pembantaian dengan mayat yang berjumlah sekitar lima puluhan.
Pria yang membunuh mereka dengan gerakan yang tangkas memiliki wajah yang datar dan tatapan yang dingin bagaikan iblis.
Ia mengeluarkan sapu tangannya mengelap darah di belatinya sehingga mengkilap kembali. setelah dibersihkan ia melempar ke sembarang arah sapu tangannya itu.
"Bos!" panggil beberapa pria yang menghampiri bos mereka.
"Apakah masih ada yang hidup?" tanya bos mereka.
"Semua sudah tewas, Bos," jawab anggotanya.
Tanpa berkata-kata pria kejam itu langsung meninggalkan tempat itu. semua anggotanya mengikutinya dari belakang.
Pria itu yang tak lain adalah Vic Andrianez yang adalah pendiri organisasi King Tiger.
Selama lima tahun mereka telah banyak mengalahkan kelompok mafia lainnya yang selalu mengusik dan menyinggung mereka.
Vic Andrianez berubah menjadi lebih kejam dibandingkan dengan lima tahun yang lalu, perubahan besar pada dirinya akibat kejadian ledakan itu. kini Vic Andrianez sama sekali tidak mengingat lagi bahwa dirinya pernah menikahi seorang gadis yang bernama Grace Shorters. kenangan mengenai gadis itu seakan telah terhapus dari ingatannya setelah ia sadar dari koma selama dua bulan setelah kejadian itu.
"Bos, sekarang kita ke mana?" tanya anggotanya yang duduk di kursi supir.
"Ke hotel dulu, setelah itu baru menuju ke bandara," jawab Vic.
"Apakah kita akan Los Angeles?"
"Iya, besok malam aku ingin melakukan transaksi barang itu dengan tangan sendiri," jawab Vic.
"Baik, Bos!" jawab anggotanya.
Setelah tiba ke hotel Vic melepaskan pakaiannya dan mandi dengan air hangat dari shower. terlihat bekas luka panjang di bagian punggung pria itu. bekas luka yang dia dapatkan dari kejadian ledakan lima tahun yang lalu.
Setelah selesai mandi Vic berdiri di depan cermin dan melihat bekas gigitan di bagian pundaknya. walau ia tidak ingat lagi bekas itu berasal dari mana akan tetapi ia sering memperhatikan bekas gigitan tersebut.
"Siapa yang berani mengigit pundakku sehingga meninggalkan bekas," gumam Vic.
Setelah beberapa saat kemudian Vic keluar dari kamar mandi dan mengambil pakaiannya dari tas. ia mengenakan kaos hitam dan juga blazer berwarna navy.
Ia merapikan pakaiannya di depan cermin dan kemudian memakai arloji di pergelangan tangannya. Vic dikenal suka berpenampilan rapi setiap keluar ataupun di rumah saja.
Bandara...
Vic dan anggotanya telah tiba di bandara yang akan berangkat sebentar lagi.
Saat ia ingin duduk di kursi itu ia di sapa oleh seorang wanita cantik.
"Hai, Vic!" sapa wanita itu dengan ramah.
Vic yang melihat wanita itu ia tersenyum tipis karena sudah tidak asing.
"Lama tidak bertemu," balas Vic.
"Bagaimana dengan kabarmu?" tanya wanita itu.
"Baik!" jawab Vic.
"Sepuluh tahun kita tidak bertemu, aku penasaran apakah kamu masih ingat dengan namaku?"
"Namamu adalah Joline, terakhir bertemu saat di hotel," jawab Vic.
"Sepuluh tahun telah berlalu, kamu masih tidak berubah dan masih saja tampan seperti dulu. apakah kamu sudah menikah?" tanya Joline.
"Belum!"
"Apakah tidak ada wanita yang bisa mendapatkan hatimu? atau...kamu hanya menempatkan aku di hatimu?" tanya Joline dengan mengoda.
"Sekian lama sifatmu masih tidak berubah," ujar Vic.
"Aku gembira karena kamu tidak melupakan aku, bagaimana setelah tiba kita minum bersama? aku ingin berbincang-bincang denganmu!"
"Boleh juga!" jawab Vic.
"Mari kita sama naik pesawat!" ajak Joline yang mengandeng tangan pria itu.
Vic yang selama ini tidak ingin dekat dengan siapapun, ia menepis tangan wanita itu.
"Lebih baik kita jalan secara terpisah, aku tidak ingin ada yang salah paham tentang kita," ujar Vic.
"Kau sama seperti dulu, dingin saat di luar dan hangat saat di dalam. hingga saat ini aku masih ingat hubungan kita di malam itu," bisik Joline di telinga Vic dan kemudian ia menuju ke air port.
Setelah menaiki pesawat, Vic duduk di kursi penumpang kelas bisnis, sementara Joline duduk di kelas ekonomi premium.
Saat Vic sedang istirahat seorang anak kecil datang melempar bola plastik ke arahnya sehingga membuat pria itu terbangun dan menatap dengan tajam ke arah anak kecil itu.
"Paman, apa bisa kembalikan bolanya? maaf karena sudah mengganggu," tanya anak itu dengan sopan.
"Di mana orang tuamu? apakah kamu tidak di ajar bersikap sopan?" tanya Vic yang mengenggam bola itu sehingga kempis.
"Paman, kenapa merusakan bolaku? apakah paman tidak belajar bersikap sopan?" tanya anak kecil itu.
"Berapa usiamu?"
"Empat tahun, dan berapa usia paman?" tanya anak itu dengan tegas.
"Anak kecil, lebih baik kamu kembali ke tempat dudukmu sebelum aku melempar kamu ke bawah," kecam Vic dengan tatapan dingin. reaksi Vic dilihat oleh penumpang lain yang tidak suka dengan sikap Vic yang dingin dengan seorang anak kecil.
"Adik, lebih baik kamu kembali ke tempatmu, sangat bahaya kalau kamu main-main di sini," kata anggota Vic yang adalah Jacky.
"Paman ini telah merusakan bolaku, dia harus bertanggung jawab," jawab anak kecil itu.
"Membosankan," ketus Vic.
"Ambil uang ini dan beli bola yang baru, ya," kata Jacky yang memberi uang kepada anak itu.
"Aku tidak butuh uangnya, paman ini harus minta maaf padaku," jawab anak itu dengan tegas.
"Aneh sekali, anak ini kenapa sikap keras kepalanya sama dengan bos," batin Jacky.
"Minta maaf dengan anak kecil? jangan berharap!" kata Vic.
"Paman adalah orang dewasa tapi kekanakan," ujar anak itu yang tidak mau kalah.
"Adik, paman akan mengantarmu kembali ke tempat dudukmu," bujuk Jacky yang ingin menjauhkan anak itu dari bosnya.
"Tidak perlu! aku bisa pergi sendiri. aku bukan anak kecil aku sudah dewasa," jawab anak itu dengan tegas.
"Paman harus minta maaf dulu!" kata anak itu kepada Vic.
"Jangan berharap!" jawab Vic.
"Paman sangat sombong, mama mengatakan harus bersikap ramah pada siapapun, kalau melakukan kesalahan harus minta maaf, sementara paman sudah dewasa tapi kekanakan," ujar Anak itu.
"Kenapa anak ini berani sekali melawan bos, apakah dia ingin mencari masalah ya? lagi pula mereka sangat mirip sekali. sama-sama kepala batu," batin Jacky.
"Adik, siapa namamu?" tanya Jacky.
"Namaku adalah Vicnez," jawabnya.
"Vicnez? Vic Andrianez? kalau disingkatkan menjadi Vicnez. apa hanya kebetulan saja," batin Jacky.
"Vicnez nama yang bagus, bagaimana kalau paman ambilkan minuman untukmu," bujuk Jacky.
"Tidak perlu! aku hanya ingin paman kepala batu ini minta maaf," jawab Vicnez yang tidak mau kalah.
"Ke-kepala batu?" guman Jacky yang takut bosnya emosi.
"Siapa orang tuamu? apakah mereka yang mengajarmu bicara seperti itu?" tanya Vic.
"Apakah paman tidak pernah di ajarkan cara minta maaf kalau melakukan kesalahan?" balas Vicnez yang tidak mau kalah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!