Namaku Abimana aku pria berusia 32 tahun aku adalah anak tunggal begitu juga dengan istriku. Kami menjalani bahtera pernikah sudah sejak lima belas tahun yang lalu dengan di karuniai satu orang putri yang usianya kini menginjak remaja yaitu empat belas tahun.
Jika kalian menganggap aku menikahi istriku karna kecelakaan ataupun hamil di luar nikah kalian salah besar. Kami menikah di usia dini di umur yang dangat muda sama-sama berumur tujuh belas tahun. Dimasa lalu tak ada patokan atau peraturan yang membatasi setiap pernikahan yang terpenting ada niat dan keinginan maka pernikahan itu akan terjadi.
Aku dan istriku menikah menjalani jalur perjodohan yang di lakukan Ayah dan Ibu kami, tapi meski demikian kami saling mencintai.
Baik diriku dan istri terlahir dari keluarga berkecukupan sehingga kami tidak kesulitan dengan hal perekonomian. Kami saling mendukung baik dalam hal apapun pendidikan dan lainnya sehingga kami memiliki latar belakang pendidikan yang baik.
Selama lima belas tahun pernikahan aku dan Naya istriku tidak ada masalah berarti atau cobaan yang menerpa keluarga kami. Kami bahagia dengan kehidupan kami yang amat sempurna apa lagi dengan kehadiran Disa putri tunggal kami.
Kata orang rumah tangga di uji di sepuluh tahun pertama pernikahan, dan aku tidak mendapatkan ujian itu di pernikahanku yang ke lima belas tahun. Bukan aku berharap, hanya saja aku menganggap jika kami sudah lulus dan sukses dalam berumah tangga. Tapi ternyata aku salah besar. Cobaan keluargaku baru saja akan di mulai di usia pernikahanku yang sudah lima belas tahun.
Entah karna imanku setipis kulit bawang atau pesona gadis muda itu yang terlalu memancar sehingga hatiku kembali berdebar selain dengan istriku.
Naya Juita adalah nama istriku, dia cantik, pekerja keras, lembut namun tegas juga penuh cinta dan kasih sayang. Tidak salah Ayah Ibuku menjodohkanku dengan Naya. Aku sangat beruntung memilikinya di banyaknya kekurangan yang ku miliki.
Disa Anggara putri semata wayangku sangat periang dan ceria selalu menyambutku di setiap pagi. Selalu membuatku bersemangat setiap harinya. Namun akhir-akhir ini ada juga wanita baru yang menjadi penyemangat untukku. Namanya Dewi, namanya secantik orangnya dia sangat manis dan sederhana, dia wanita muda yang sangat sopan. Dia juga seorang yatim piatu yang merantau di kota ini, Dewi juga hidup sebatang kara.
Malam itu adalah pertengkaran pertama aku dan istriku ...
"Kenapa kau pulang telat Bim?" Naya bertanya dengan seraut wajah marah dan penuh kekecewaan pada suaminya.
"Tadi aku menolong karyawanku yang sakit dan harus di larikan ke rumah sakit Nay." Ucap Bima, tapi ia tidak mengatakan jika yang di tolongnnya seorang gadis muda berumur 22 tahun, yang akhir-akhir ini menjadi wanita lain dalam pikirannya selain Naya. Bahkan mereka sudah menjalani hubungan terlarang selama tiga bulan di belakang Naya.
Bima sangat mencintai Naya tapi ia juga menyukai wanita muda bernama Dewi itu.
"Apa lebih penting bagimu menolong karyawanmu selain hari ulang tahun pernikahan kita? Apa tidak ada karyawan lain yang membawa karyawanmu yang sakit ke rumah sakit? Apa harus direkturnya sendiri yang turun tangan?" Naya bertanya tanpa jeda ia jengkel luar biasa dengan keterlambatan suaminya.
"Lihatlah makan malam yang ku siapkan sia-sia, Disa yang menunggumu sejak tadi kini sudah tertidur karna kelelahan menunggumu Bim." Naya menyoroti suaminya dengan tatapan penuh kekecewaan.
"Maaf." lirih Bima, ia juga merasa bersalah karna pulang di hari yang hampir pagi. Setelah sebelumnya menunggui Dewi di rumah sakit.
"Jangan main-main denganku Bima!" Naya sudah mencium gelagat suaminya yang mulai berulah di belakangnya.
"Apa maksudmu Naya?" Wajah Bima sudah pucat juga tatapan matanya yang terlihat cemas. Jangan sampai Naya mengetahui hubungannya dengan Dewi, ini masih terlalu dini untuk semuanya terbongkar.
"Sekali saja kau menancapkan duri pada hatiku, aku akan membalasmu dengan hujaman belati di dadamu Bima. Aku akan menghadirkan api yang lebih besar dari neraka di hidupmu." Naya tersenyum masam, setelah mengatakan itu dia lebih memilih pergi.
"Sayang." Bima memeluk tubuh istrinya. Pandai sekali pria itu menyembunyikan hubungannya.
Naya hanya diam di pelukan suaminya. Hidungnya mencium bau lain di tubuh suaminya.
"Maaf, aku akan mengganti malam ini dengan besok malam ya." Bima mengecup pipi istrinya.
Bima membujuk istrinya dengan sentuhan-sentuhan kesukaan istrinya membungkam mulut Naya dengan cinta yang ia tunjukan meskipun hatinya sudah terbagi dengan wani lain di luar sana. Bukankah wajar bagi seorang pria memiliki lebih dari satu istri saja.
"Besok aku akan memberikanmu kejutan yang sangat manis."
.
Bagai petir menyambar pagi-pagi sekali Naya berteriak memanggil suaminya.
"Abimana!!!"
Teriakan itu terdengar penuh kemurkaan ini adalah kado terburuk sepanjang pernikahannya. Tanpa Naya mencari tau atau apapun seorang wanita muda mendatangi rumahnya pagi-pagi sekali dengan mengatakan jika suaminya sudah kembali menikah dengan wanita itu sebulan yang lalu. Dari kata menikah Naya sudah bisa menyimpulkan jika suaminya sudah meniduri wanita lain selain dirinya dan itu sukses membuatnya merasa harga dirinya di injak-injak oleh suaminya sendiri.
"Ada apa Say-" Bima mematung saat melihat Dewi dengan wajah pucatnya.
"Tak usah katakan apapun Bima. Baru semalam aku memperingatkanmu dan pagi ini kau sudah melakukannya." Tangan Naya mengepal kuat.
"Naya aku bisa jelaskan."
"Apa yang mau kau jelaskan Bima. Tentang Ja-lang ini?"
"Jaga ucapanmu Naya!"
"Heh yang harus kau jaga adalah kel-aminmu sialan." Naya tertawa. Tawa yang dipenuhi akan luka yang berdarah-darah.
"Naya. Aku mencintaimu tapi aku juga mencintainya." Bima menunduk.
Ia mengakui mencintai dua orang wanita sekaligus secara bersamaan. Cih siapa yang akan percaya.
"Aku sangat berbaik hati padamu Bima. Ceraikan dia sekarang maka aku akan menganggap tidak akan terjadi apapun." ucap Naya tegas.
"Naya kumohon jangan seperti ini. Dewi sedang sakit dia tidak memiliki siapapun selain aku." Bima sudah berlutut di hadapannya. Dewi sendiri hanya mematung di tempat ia duduk, menyaksikan pertengkaran suami istri itu.
"Baik. Maka ceraikan aku."
"Mama."
Disa berteriak memanggil, berlari serta memeluk Mamanya.
"Disa mohon jangan berbicara seperti itu. Kasihani Disa, jika Mama sudah tak mau menjadi istri Papa tak apa tapi tetaplah menjadi Mama Disa." Disa meraung memeluk ibunya, ini mimpi buruk bagi keluarganya.
Saat Disa tengah berbicara dengan Mamanya. Abimana menyuruh Dewi pulang dengan diantar oleh supirnya. "Pulanglah aku akan menghubungimu nanti." tak ada bentakan atau kemarahan justru Bima berkata sangat lembut pada istri mudanya. Membuat Dewi semakin jatuh cinta dengan pria itu.
"Pergilah ke kamarmu Sayang. Mama akan berbicara dengan Papamu." ujar Naya.
"Baik Ma, tapi mama janji kan tidak akan pergi dari rumah ini?"
"Ya Mama janji."
.
Tidak ada air mata meski hatinya hancur tidak berbentuk lagi. Naya harus tegar setidaknya untuk putrinya sendiri.
"Kau sudah menyadari kesalahanmu." Naya bertanya dengan melipat tangannya di perut.
Bima menganggukan kepalanya. "Ya aku menyadarinya dan aku minta maaf." Bima berujar lirih.
"Baiklah. Setelah aku berpikir dan mempertimbangkan semuanya aku tak jadi meminta cerai darimu."
"Terimakasih sudah memaafkanku. Aku yakin aku bisa menjadi suami yang adil bagi kalian." ingin rasanya Naya memberi cabai satu kilo pada mulut Bima yang tanpa adab.
"Siapa bilang aku memaafkanmu. Aku justru ingin ikut bersenang senang seperti dirimu." Naya menyeringai.
"Maksudmu.?"
"Kau benar Bima, kita perlu hiburan untuk pernikahan kita yang baik-baik saja. Kita perlu neraka untuk membakar keluarga kita yang sebelumnya hangat. Karna kau sudah membakar keharmonisan kita, aku berbaik hati ingin ikut membakar pernikahan kita agar secepatnya binasa. Aku sangat pandaikan. Kau pasti bangga pada istrimu yang serba bisa ini." Kali ini bibir Naya bergetar, ia tak kuat lagi untuk menahan tangis di matanya.
Ya Naya sudah bertekad dia juga akan turut serta mengundang neraka di rumah tangganya. Enak saja jika Bima yang merusaknya dan Naya harus memperbaiki ,rumah tangganya, Naya juga harus ikut serta menghancurkan.
Rasanya mengatakan semuanya pada keluarga besar mereka juga akan percuma. ayah Naya selalu berkata. "Pria menjadi seorang suami saat dirumah sedangkan di luar rumah mereka bukan milikmu lagi. dan sela suamimu masih memberikan hak-hakmu jangan mengakhiri pernikaha apapun yang terjadi kecuali suamimu sendiri yang menceraikanmu."
Baiklah Naya akan membuat Bima menceraikannya dengan kemauannya sendiri, untuk itu Naya hanya perlu ikut menambah api dalam rumah tangganya. naya akan mencari kayu bakar untuk menambah besar api dari percikan yang suaminya berikan.
"Mari sama-sama menghancurkan pernikahan kita."
"Apa maksudmu Naya?"
"Ya kita harus bekerja sama menghancurkan pernikahan kita Bim, supaya lekas hancur. Ah aku tidak sabar. Oh ya dari mana aku memulainya dari meniduri pria yang lebih muda dariku atau menikahinya." Ujar Naya kembali.
"Menikahi pria lain di saat kau masih terikat pernikahan dengan seorang pria adalah hal salah Naya."
"Lalu menikahi wanita lain di saat kau masih suamiku apakah itu tindakan yang di benarkan?"
"Uh, aku tidak perduli lagi kata benar dan salah. Yang ada di otak bodohku ini hanya berpikir bagaimana caranya aku meniduri banyak pria muda yang ku inginkan. Sama seperti yang kau lakukan Sayang."
"Aku tidak meniduri banyak wanita Naya, aku hanya menikahi Dewi selain dirimu." Bima membentak Naya, hal yang tak pernah ia lakukan selama ini.
"Baiklah-baiklah. Aku juga hanya akan tidur em maksudku menikahi pria muda. Ah Sayang kenapa tidak dari dulu kau melakukan ini padaku."
"Naya jangan lakukan hal gila!"
"Uh, seram sekali bentakkanmu Sayang. Apa waktu sebulan menikahi ***-*** itu mampu membuatmu berubah menjadi monster menggemaskan seperti ini, hebat sekali dia." Naya kembali tertawa.
"Naya, kumohon hentikan omong kosongmu."
"Kau muak padaku? Ingin menceraikanku? Uh dengan senang hati aku menerimanyanya Sayang. Karna yang putrimu minta padaku agar aku tidak menggugat cerai dirimu jika kau menceraikan aku itu sangat baik sekali." Naya beranjak dari hadapan suaminya ia butuh waktu untuk sendiri, setidaknya untuk menumpahkan air matanya.
"Hohoho, sepertinya sangat menyenangkan jika aku memiliki berondong." Naya berujar keras sengaja ingin di dengar oleh suaminya.
.
Kebetulan libur semester telah tiba, Disa di jemput oleh orang tua Naya yang berada di luar kota untuk berlibur di rumah kakek neneknya.
Sudah beberapa hari Bima tidak pulang, karna istri mudanya harus melakukan oprasi pengangkatan rahim. Ya Dewi menderita kanker servik atau lebih di kenal dengan kanker mulut rahim sejak remaja dan itu berimbas pada kesehatannya akhir-akhir ini. Bima memiliki kewajiban untuk merawat dan menjaga istri mudanya.
Naya yang kesepian memutuskan untuk mengunjungi salah satu club malam. Ini adalah awal di mana ia akan turut serta membakar pernikahannya.
Naya pergi ke club seorang diri, ia tak memiliki teman dekat yang ia lakukan selain pokus pada rumah tangganya mengurus anak dan suami, Naya hanya bekerja dan terus bekerja menambah cabang ataupun menu baru di restoran miliknya.
Sampai di club malam Naya mulai memesan beberapa gelas minuman pada peracik minuman di sana. Naya sedang mencari seorang pria tampan untuk ia ajak tidur dan bersandiwara sampai ia berhasil merusak pernikahannya sendiri.
Dentuman musik terdengar di nyaring di sana juga dengan kerlipan lampu yang yang berbeda-beda menampah kesan liar suasana club
"Hei Boy. Tidurlah lah denganku dan jadilah kekasihku maka aku akan membayarmu berapapun yang kau inginkan." Naya mendekati seorang pria bertubuh kekar juga dengan tato naga di leher pria itu.
Pria misterius itu menyeringai, ia teliti tubuh wanita yan berdiri di hadapannya. "Berapa banyak kau sanggup membayarku?"
"Berapapun yang kau minta. Tapi perkenalkan dirimu. Ikuti aku!" Sepertinya Naya memang sudah mempersiapkan semuanya, termasuk tempat, pria itu juga melihat setiap barang yang di pakai wanita adalah barang dengan merek dan kualitas terbaik.
"Namaku Sean, statusku lajang, dan umurku 30 tahun. Aku bersih dari penyakit apapun kecuali catatan kriminal." Sean memperkenalkan diri, Naya tidak fokus pada kalimat terakhir Sean yang terpenting baginya jika Pria yang akan menjadi kekasihnya adalah lajang selain itu ia tidak peduli.
"Berapa yang kau inginkan?"
"Aku menginginkan uang satu milliar."
"Deal."
Naya menjabat tangan Sean. Naya juga mematika GPS ponselnya agar suaminya tidak dapat melacak keberadaanya.
Sebagai pembuka Naya memotret dirinya sendiri yang tengah mencium pipi Sean. Dan berniat ingin ia kirimkan pada Bima, tapi niatnya ia urungkan. Naya menduga Bima tidak pulang karna sedang menghabiskan waktu dengan istri barunya sebagai pengantin baru.
"Aku milikmu malam ini. Dan kau akan menjadi milikku sampai batas waktu yang ku tentukan." Naya sudah melucuti tubuhnya dari pakaian yang membalutnya.
Siapa yang akan menyianyiakan kesempatan ini? Sean tentu saja tidak menolak tubuh menggoda wanita dewasa di hadapannya.
"Kenakan pengaman." Naya memberikan pengaman pada pria di atas tubuhnya.
"Aku tidak mau memakainya."
"Jika tidak mau, lebih baik kita membatalkan perjanjiannya."
Membatalkan perjanjian di tengah nafsuhnya yang sudah di ubun-ubun tidak mungkin. Akhirnya Sean merai benda itu dari tangan Naya.
"Apa alasanmu berani membayarku dengan harga sangat mahal.?"
"Dendam." satu kata itu yang meluncur dari mulut Naya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!