Zahira tertawa tawa sambil mengejar adik adik kecilnya. Wajahnya putih terlihat memerah diterpa sinar matahari. Anak anak kecil yang dikejar Zahira berlari lari dengan riang. Tak lama terdengar suara ibu Rima pengurus panti memanggil namanya.
Ya Zahira adalah gadis yatim piatu. Ia ditinggalkan orang tuanya di depan pintu panti 20 tahun yang lalu. Sampai saat ini Zahira tidak tahu siapa orang tua kandungnya.
Gadis cantik itu dengan riang berjalan menuju ke ibu Rima. Sosok yang sudah dianggapnya sebagai orang tuanya selama ini.
" Ada apa ibuku sayang?" ucap Zahira dengan senyum mengembang di bibir indahnya.
" Za tolong kau pergi ke pasar ya. Ibu sedang sibuk mengurus pekerjaan di dalam. Tolong belikan ibu beberapa macam sayuran untuk nanti malam" Bu Rima menyerahkan dua lembar uang berwarna merah.
Zahira pun menerimanya. " Baik Bu. Za akan mengambil jaket helm dan kunci motor di dalam terlebih dahulu. oiya Bu sayur apa saja yang harus za beli?" tanya Zahira.
" Belilah sayur SOP, terong, dan yang lainnya terserah kau yang penting bisa diolah" Bu Rima berkata sembari masuk ke dalam. ia ingat sedang menggoreng ikan untuk makan siang ini. Dan sayuran yang dibeli Zahira dimaksudkan untuk malam hari. Bu Rima memang memasak tiap pagi siang dan sore dibantu oleh Zahira.
Lekas Zahira masuk kedalam. Mengambil apa saja yang ia perlukan. Lalu melangkah menuju motor maticnya. Motor tesebut adalah pemberian donatur panti asuhan tersebut yang akan digunakan untuk keperluan operasional. kebetulan disini yang berusia 20 tahunan hanya tinggal Zahira dan Vivi. Kebetulan yang lain sudah berkeluarga atau bekerja sehingga tinggal di luar panti. Namun kadang mereka selalu menyempatkan datang untuk menjenguk dan membawa hadiah hadiah untuk anak panti.
Zahira mengemudikan motornya dengan hati hati. Saat melintas kota Zahira melihat ramai sekali orang orang. Ternyata ada sebuah kecelakaan. Sepertinya tabrak lari. Zahira memberhentikan motornya didekat kerumunan tersebut. Dilihatnya seorang pria setengah baya tergeletak dengan banyak darah. Tak lama ambulance datang.
Mereka memeriksa korban tesebut. Dan memberikan pertolongan pertama. Tak lama polisi datang untuk memeriksa TKP dan memeriksa identitas korban. Korban tidak memiliki ponsel hanya ada kartu identitas yang bersangkutan.
" Apa ada yang mengenal korban?. Jika ada tolong dampingi korban menuju kerumah sakit?" Paramedis bertanya kepada para penonton. Tak ada yang menyahut.
Tiba tiba Zahira mengacungkan tangannya.
" Saya pak. saya mengenal lelaki tersebut." Entah apa yang merasuki Zahira hingga ia mengaku jika ia mengenal pria tersebut. Ia hanya ingin mendampingi lelaki tersebut sebelum keluarganya datang.
" Bagus jika begitu. Mari ikut saya ke rumah sakit." ajak paramedis tersebut.
" Tapi saya bawa kendaraan pak. Bagaimana jika saya menyusul?" tanya Zahira.
" Baiklah. kami akan membawa korban ke rumah sakit MARI SEHAT." ucap paramedis itu lagi.
Zahira pun berlari ke arah motornya. Dan gegas melajukan kendaraannya mengikuti ambulance tesebut. Sesampai di UGD. lelaki tersebut langsung ditangani petugas. Zahira mengikuti.
" Apakah anda walinya. silahkan anda mengurus administrasi disana." ucap perawat tersebut.
Lekas Zahira menuju ke meja administrasi. Kebetulan tadi semua barang lelaki tersebut dititipkan ke Zahira. Polisi telah memfoto KTP pak Rohmat. Untuk didatangi kerumahnya dan mengabarkan perihal kecelakaan tersebut. Zahira sempat membaca nama yang tertera di KTP tersebut.
" Saya ingin mengurus administrasi korban kecelakaan yang baru dibawa tadi sus" ucap Zahira.
" Boleh kami minta kartu identitas anda beserta korban bu." ucap Suster tersebut.
" oh baiklah." Zahira menyodorkan keduanya.
" Pasien sudah terdaftar ya Bu. disini ada administrasi pendaftaran sebesar Rp. 100.000,-." Zahira pun mengambil lembaran merah dari dompetnya. bukan uang yang diberikan oleh Bu rima. Tetapi uang miliknya sendiri. Zahira bekerja menjadi karyawan minimarket semenjak lulus sekolah.
" Sudah selesai ya Bu. silahkan bawa kuitansi ini dan tunjukkan kepada perawat yang bertugas" ucap Suster tersebut.
" Oiya satu lagi. mengenai pembayaran nya nanti akan dengan umum atau menggunakan asuransi?" tanya suster tersebut lagi.
" Maaf suster saya hanya kebetulan mengenal bapak ini. saat ini petugas kepolisian sedang menuju kerumahnya sus. Karena korban tidak memiliki ponsel. Bisakah menunggu pihak keluarga sus namun pasien tetap ditangani"
ucap Zahira.
" Baiklah. jika begitu. namun jika pihak keluarga tidak ada yang datang berarti disini Bu Zahira yang bertanggung jawab atas biaya penanganan pasien." ucap Suster itu.
" Baiklah sus. yang penting sekarang pasien ditemani terlebih dahulu." ucap Zahira mantap.
****
Sambil menunggu pihak keluarga pak Rohmat Zahira menghubungi ibu Rima Dan menjelaskan kondisinya saat ini. Bu Rima pun menenangkan Zahira dan menyuruh Zahira untuk menemani pak Rohmat sebelum keluarganya datang.
Dokter pun menghampiri Zahira.
" Anda wali pak Rohmat?." tanya dokter tesebut.
Zahira menganggukkan kepalanya.
" Keadaan pak Rohmat saat ini sudah membaik. Dia tadi pingsan karena terbentur trotoar dan ada luka robek di kepala tangan dan kakinya dan sudah kami jahit. jadi untuk penanganan selanjutnya pak Rohmat akan dirawat sampai luka lukanya sembuh. dan sekarang pak Rohmat sudah sadar silahkan jika ingin menemuinya " jelas dokter tesebut panjang lebar.
" baik dokter terimakasih." ucap Zahira.
Zahira pun masuk kedalam ruang perawatan.
" Assalamualaikum pak" Zahira memberi salam
" waalaikum salam" pak Rohmat menatap Zahira
" Maaf pak apakah bapak sudah baikan.? saya Zahira. tadi saya ikut kerumah sakit. karena polisi kesulitan untuk menghubungi keluarga bapak karena bapak tidak membawa ponsel selain dompet bapak" ucap Zahira.
" Jadi kamu yang menolong bapak nak?" tanya pak Rohmat. " terimakasih banyak ya nak. Kamu bersedia menolong bapak meski kita tak saling kenal." ucap pak Rohmat.
" Tidak apa apa. jika kita mampu tidak ada salahnya saling menolong" ucap Zahira.
Tak lama terdengar suara suara langkah kaki mendekat. Seorang wanita cantik paruh baya langsung mendekati lelaki tersebut dan memeluknya.
" Bapak tidak apa apa kan. Ibu menghubungi ponsel bapak. Tetapi tidak diangkat angkat. Lalu ada polisi datang kerumah dan mengabarkan keadaan bapak. Ibu menunggu Arman menjemput ibu dahulu. bapak kan tahu ibu tidak berani bepergian sendirian" ujar ibu.
" Tidak apa apa bu. Ponsel bapak tertinggal di mobil Bu. Bapak mengejar seseorang yang bapak sangat kenal. namun karena terlalu fokus pada orang tersebut. Bapak tidak memperhatikan jalan. Dan terserempet motor yang melaju kencang" jelas bapak masih sedikit lemah
" Arman sangat khawatir ketika mendengar ibu menelepon, Arman meminta izin dulu kekantor. Baru kemudian bisa kesini" ucap Arman.
" Oiya kenalkan Bu, Arman. Ini gadis yang menolong bapak tadi. Dia menemani bapak selama menunggu kalian datang" ucap bapak.
Ibu mengulurkan tangannya. Gadis ini sangat cantik,pujinya dalam hati.
" Zahira Bu" ucap Zahira sambil mencium tangan wanita tersebut.
" Mona" jawab istri pak Rohmat.
Lalu Arman mengulurkan tangannya. Di lihatnya gadis di depannya sangat cantik. Ada desir aneh di hatinya. Namun di singkirkan ya jauh. Karena ada nama Raisya yang telah bersemayam lama dihatinya.
Tiba tiba pak Arman mengatakan hal yang membuat mereka semua terkejut.
" Man bapak ingin kamu menikah dengan Zahira" ucapnya.
Semua Mata tertuju pada pak Rohmat.
Baik Bu Mona dan Arman menatap tak percaya. Terlebih Zahira apa yang sedang didengarnya seperti mimpi.
" Pak apa maksud bapak menyuruh Arman menikahi gadis ini. Arman sama sekali tidak mengenalnya sebelum ini. Baru hari ini Arman berkenalan dengannya" ucap Arman. Dia tidak habis fikir bagaimana bapak bisa mempunyai ide untuk menikahkan ia dan gadis yang bernama Zahira ini padahal bapak tahu jika ia sudah memiliki kekasih selama ini.
"Maaf pak. Saya setuju dengan anak bapak. kita baru berkenalan hari ini. Saya hanya berniat menolong bapak. Tidak ada tujuan yang lain pak. Saat ini juga saya masih berkuliah pak. sekarang masih tahun ke dua saya berkuliah dan saya belum ada keinginan untuk berumah tangga" Zahira menjelaskan dengan hati hati agar pak Rohmat tidak tersinggung.
Memang Zahira saat ini tengah menempuh pendidikan diploma tiga jurusan administrasi perkantoran di sebuah universitas negeri di kotanya. Ia masuk melalui program beasiswa yang diadakan di SMA nya dahulu. Dia kuliah di pagi hari. Kemudian bekerja di sore hari sebagai kasir minimarket. Kebetulan ini hari Sabtu dan tidak ada jadwal perkuliahan untuknya.
Mendengar jika Zahira masih berkuliah malah membuat pak Rohmat semakin menyukai sosok Zahira. Menurutnya Zahira sosok anak muda dengan paket lengkap di matanya. baik dan sopan serta giat mengejar ilmu.
" Maafkan bapak nak jika kau menjadi bingung seperti ini. Entah mengapa bapak merasa kau sangat cocok untuk menjadi menantuku. Bapak tidak main main nak. bisakah kau berikan alamatmu. Setelah bapak pulih bapak ingin bertemu dengan orang tuamu" ucap pak Rohmat.
Arman menarik nafas kesal. Namun dia tidak berani membantah bapaknya. Baginya bapak dan ibunya adalah orang yang harus dia hormati.
Melihat anaknya yang sedikit kesal. Bu Mona mencoba menengahi. " Pak sudahlah. jangan dulu membahas hal ini. yang terpenting adalah kesehatan bapak. kasihan juga melihat nak Zahira menjadi canggung seperti ini" ucap Bu Mona sembari mengusap lembut pundak Zahira yang berada disampingnya.
" Maaf pak Rohmat. Benar apa yang dikatakan
Bu Mona saat ini yang terpenting adalah kesehatan pak Rohmat. Dan mengenai orang tua Zahira. pak Rohmat tidak akan bisa menemuinya, karena sampai saat ini Zahira pun tak tahu orang tua kandung Zahira siapa. Zahira ditinggalkan di panti asuhan 20 tahun yang lalu. Zahira dibesarkan dan diasuh oleh Bu Rima pemilik panti asuhan. Zahira juga berkuliah karena mendapatkan program beasiswa. Zahira merasa Zahira tidak pantas untuk mendampingi anak pak Rohmat. kalau begitu Zahira permisi dulu ya pak Rohmat Bu Mona dan mas Arman karena Zahira harus bekerja di minimarket" Zahira sengaja menjelaskan dengan detail kondisi hidupnya. Agar pak Rohmat tidak lagi berniat untuk menikahkannya dengan anaknya Arman.
Sepeninggal Zahira pak Rohmat tercenung. Dia tidak mengira ternyata kehidupan Zahira sangat berat. Dibesarkan di panti asuhan tanpa pernah tahu siapa orang tuanya, membuat rasa empati Zahira tinggi terhadap sekitarnya.
" Keluarga pak Rohmat silahkan mengurus untuk ruang perawatan pak rohmat ke bagian administrasi karena pasien sudah bisa dipindahkan ke ruang rawat inap" seorang suster menghampiri mereka.
" Pak Bu. Arman mengurus kamar untuk bapak dulu ya." ujar Arman.
" Man bisa bapak minta tolong. Tadi Zahira yang mendaftarkan bapak. Tolong kau mintai alamat Zahira kepada petugas administrasi tersebut" ucap Bapak.
Arman nampak enggan. Namun melihat kondisi bapak yang sedang luka luka. Arman tak tega untuk menolaknya.
Sesampainya di bagian administrasi. Arman langsung mengurus mengenai penanganan bapak Rohmat. Tak lupa ia menanyakan alamat Zahira kepada petugas tersebut dengan alasan ingin mengantarkan sesuatu sebagai ucapan terimakasih.
Setelah menyelesaikan semuanya. Arman bergegas menghampiri kedua orang tuanya. Ia pun menyerahkan alamat Zahira kepada bapak.
Tak lama pak Rohmat dibawa menuju ke kamar rawat inap. Arman memilih kelas VIP untuk bapaknya. Agar bapaknya merasa nyaman. Dengan posisinya sebagai manager marketing yang berpenghasilan sudah mencapai dua digit tentu ia sangat mampu untuk membayar biaya perawatan bapaknya.
Lagipula pak Rohmat, adalah orang yang cukup berada. Dia memiliki usaha furniture yang sudah berjalan lama. Meskipun tidak kaya raya. Namun perekonomian pak Rohmat berada di atas rata rata.
" Pak Bu. Arman pulang dahulu ya. Arman akan membawa pakaian bapak dan pakaian ibu. serta Arman akan membelikan ibu makan juga. Arman tidak akan lama" ucap Arman.
" baiklah man. hati hati ya" sahut Bu Mona. Sedangkan bapak hanya mengangguk.
" Pak mengapa bapak tiba tiba menyuruh Arman untuk menikah dengan gadis yang baru kita kenal. Bukankah bapak tahu jika Arman sudah dua tahun menjalin kasih dengan Raisya" tanya Bu Mona
" Bu. apakah ibu tahu. Siapa yang bapak ikuti sampai bapak kecelakaan seperti ini. Raisya Bu. Bapak melihat raisya menggandeng seorang pria seumuran bapak dengan mesra. Padahal ayah raisya sudah meninggal sejak dua tahun lalu menurut cerita Arman. Pria yang digandeng Raisya nampaknya kaya raya Bu." ucapan pak Rohmat membuat Bu Mona terkejut.
" Mengapa bapak tidak memberitahu Arman pak. Berarti ini yang menyebabkan bapak ingin menikahkan Arman dengan gadis tadi. Karena bapak ingin menyelamatkan Arman" Bu Mona mulai mengerti jalan fikiran suaminya.
" Bapak tidak mungkin memberitahu Arman tanpa bukti Bu. Arman tidak akan mudah percaya. ibu kan tahu Arman budak cintanya Raisya. Mata dan telinganya akan ia tutup jika kita membicarakan keburukan Raisya. Hingga kini ia belum berani menikahi Raisya karena dia masih memiliki rasa hormat dan rasa sayang kepada kita. Karena ia tahu jika kita tidak terlalu menyukai Raisya" ujar pak Rohmat.
Bu Mona hanya bisa terdiam dan larut dalam fikirannya. Sebenarnya separuh hatinya tidak rela jika Arman menikahi Zahira. Namun sudut hatinya yang lain berfikir jika Zahira jauh lebih baik dari Raisya.
****
Zahira memarkirkan motornya di parkiran pasar . Dia akan berbelanja sesuai permintaan Bu Rima. Sekarang masih pukul 14.00 masih ada waktu untuknya karena jam kerjanya dimulai pada pukul 16.00.
Selesai berbelanja Zahira merasakan perut nya lapar. Ia baru ingat jika dia belum makan siang. Lekas dilangkahkan kakinya menuju warung bakso langganannya.
Begitu sampai di warung ketika akan memesan. mang min pemilik bakso sudah berkata duluan " satu mangkok bakso besar dengan mie kuning kan neng dan minumnya es jeruk dingin"
Zahira tertawa mendengarnya. Ternyata mang min hapal dengan menu favoritnya.
" Kok mang min hafal dengan pesanan Zahira?" tanya Zahira ketika mang min membawakan pesanannya.
" Ya jelas hafal Atuh neng. Eneng kan langganan disini lagipula Wajah neng yang sangat cantik mudah untuk diingat " canda mang min.
Zahira hanya tertawa mendengarnya. Lekas di santapnya bakso didepannya. setelah baksonya habis, Zahira menyesap es jeruknya. Tiba tiba dia teringat dengan kejadian tadi. Bagaimana bisa tiba tiba pak Rohmat memiliki ide untuk menikahkan Zahira dengan anaknya.
Ah sudahlah mungkin pak Rohmat hanya bercanda. Diingat nya wajah Arman. Wajah yang tampan dengan penampilan berkelas sangat berbanding terbalik dengan dirinya.
Dan terlihat jelas jika Arman tadi keberatan dengan keinginan bapaknya.
****
Sebulan sudah peristiwa tersebut. Zahira sudah melupakannya. Dia menjalani rutinitas seperti biasa. Kuliah dan bekerja. Sesekali dia bermain main dengan anak anak di panti. Ia merasa sangat menyenangkan ketika bermain dengan anak anak kecil tersebut mereka tertawa dan bercanda seolah tidak ada beban meskipun disini mereka tanpa orang tua. Tetapi mereka memiliki satu sama lain untuk saling membagi kasih sayang.
Seperti saat ini Zahira tengah asik bermain petak umpet dan kejar kejaran dengan Adik adik kecilnya.
" Za ada yang mencarimu" Vivi berkata sembari mendekati Zahira. " Cepat sana kau temui. Bu Rima sudah menemui mereka. Biar aku yang menemani bermain anak anak super aktif ini" ucap Vivi.
" Vi siapa ya yang mencariku. Hal ini baru terjadi sepanjang aku tinggal disini." entah mengapa hati Zahira merasa tak nyaman.
" Aku tidak tahu za. aku tidak sempat menengok ke ruangan bu Rima. Tadi aku sedang ada dikamar kita Dan Bu rima datang mencarimu. sudahlah cepat kesana biar kau tidak penasaran terus" ucap Vivi lagi. Dia sudah bersiap siap untuk bergabung bermain main dengan adik adik kecilnya.
Zahira melangkahkan kakinya dengan enggan menuju ke ruangan bu Rima. Ketika dia masuk keruangan Bu Rima yang pintunya terbuka. Dia terkejut bukan main melihat siapa saja yang ada dihadapannya.
****
2 minggu sebelumnya
Pak Rohmat sudah keluar dari rumah sakit setelah menjalani perawatan selama sepekan.
sepekan kemudian ia beristirahat total dirumah untuk memulihkan kondisi tubuhnya.
Dan setelah 14 hari berlalu semenjak kecelakaan dia merasakan kondisi tubuhnya sudah mulai fit.
Pada saat makan malam. Pak Rohmat kembali mengemukakan keinginannya untuk bertemu dengan Zahira dan tetap pada pendiriannya untuk menikahkan Arman dan Zahira.
Arman yang mendengar permintaan bapaknya nya mengusap wajahnya dengan kasar. Dia mengira jika pak Rohmat sudah melupakan niatannya yang menurut Arman terlalu mengada ada.
" Pak pernikahan bukan main main. Arman tidak bisa menikahi Zahira pak. Arman tidak sedikitpun mencintainya. Di dalam hati Arman hanya ada nama Raisya pak" ucap Arman dengan sopan dan lemah lembut. Berharap bapak nya akan luruh dan memihak padanya.
" Pernikahan bukan main main man. Makanya bapak dan ibu memilihkanmu yang terbaik. Ibu kira Zahira adalah sosok gadis yang tepat untukmu. Apakah kau tidak menyadari jika ia sangat cantik dan pintar. Buktinya ia mendapat beasiswa untuk kuliah. Dan juga Zahira memiliki rasa kepedulian yang tinggi. Jika bukan dia yang menolong bapakmu tentu bapakmu tidak bisa ditangani dengan cepat kemarin" Arman membelalakan mata. Jika kemarin hanya bapaknya yang bersikeras sekarang ibunya ikut ikutan mendukung penuh rencana gila ini.
Arman merasakan kepalanya pusing dan emosi membuncah di hatinya. Lekas ia menyelesaikan makan malamnya. Ia tak ingin menjadi kebablasan dan menyakiti hati kedua orang tuanya.
" man" ucap bapak memanggil namanya.
" Bapak tahu man. Pasti kau sangat kesal kepada kami. Kau merasa kami memaksa sesuatu hal yang tidak bisa kau terima. Apalagi ini menyangkut hidupmu. Tapi percayalah man tidak ada orang tua yang ingin menjerumuskan anaknya. Selama 25 tahun hidupmu. Bapak dan ibu tidak pernah meminta satu hal padamu. Hanya Kali ini man. Bapak mohon kabulkan keinginan bapak dan ibu" sendu pak Rohmat berkata kepada anaknya.
Hati Arman terasa mencair mendengar permohonan dari bapaknya. Dipandanginya kedua orang tuanya. Apakah Zahira sangat berharga untuk keduanya. Sebandingkah jika ia mempertahankan Raisya dan menentang orang tua nya.
" Pak Bu Arman akan memikirkannya. Beri Arman waktu untuk berpikir" ucap Arman.
Pak Rohmat dan Bu Nurani mengangguk dengan lega. Setidaknya hati Arman tergerak untuk memikirkan keinginan mereka.
Pak Rohmat Dan Bu Mona sudah lebih dalam menggali informasi mengenai Raisya. Dan ternyata benar Raisya selama ini adalah simpanan seorang laki laki kaya. Namun sulit sekali untuk mengambil bukti berupa poto. Karena menurut orang suruhan pak Rohmat. Raisya bermain sangat hati hati sekarang.
****
Esoknya Arman berniat menemui Raisya dan menceritakan keinginan orang tuanya. Dia akan menuruti keputusan apapun yang Raisya ambil nantinya jika sudah mendengar penjelasan Arman
( sayang kau sedang apa? aku ingin bertemu denganmu. ada hal penting yang ingin ku beritahukan padamu. selepas jam kantor aku akan menemuimu)
Raisya membaca pesan Arman dengan hati yang gundah. ya dia takut pak Rohmat sudah memberitahu Arman jika ia adalah simpanan seorang om om. bukannya ia tidak tahu jika pak rohmat sempat memergokinya dan karena hal itu pak Rohmat terlibat kecelakaan. Ya Raisya memilih jalan tesebut agar dapat mendapatkan uang. pekerjaan nya sebagai staf administrasi di sebuah perusahaan tidak bisa mencukupi kebutuhan ibunya dan adik adiknya.
Ibunya dan adik adiknya sudah terbiasa hidup bergelimang harta. Dan ketika papi Raisya meninggal dua tahun lalu disusul dengan usaha restorannya yang bangkrut. Mereka menggantungkan hidupnya pada Raisya sebagai anak pertama. beruntung Raisya direkomendasikan temannya untuk bekerja di perusahaan nya sekarang. Yang ibunya tahu dan adik adiknya tahu Raisya memiliki jabatan yang tinggi di perusahaan. Saat menjadi simpanan om om. Raisya sudah menjalin hubungan dengan Arman.
Dia mencintai Arman. namun ia harus tetap memenuhi kebutuhan keluarganya makanya dia mengambil jalan pintas. Dia tidak mau memoroti Arman. dia tidak mau Arman berfikiran buruk terhadapnya dan keluarganya.
apalagi tujuan hidupnya adalah menikah dengan Arman dan hidup bahagia sebagai nyonya Arman. Jika telah menikah pasti Arman tidak akan keberatan untuk membiayai keluarganya.
namun Raisya harus sabar menunggu. sampai orang tua Arman memberikan restu. Karena Arman sangat menghormati orang tuanya. Untuk saat ini biarlah ia menjadi simpanan om om tersebut.
( baiklah sayang aku tunggu di cafe tempat biasa kita bertemu) balas raisya.
Sorenya.
Arman dan Raisya sudah duduk berdua di cafe. Mereka sedang menunggu pesanan datang.
" apa yang ingin kau bicarakan sayang?" Raisya penasaran bercampur gugup.
Arman terlihat sedikit enggan untuk menyampaikan segalanya. Namun dia harus segera mendengar bagaimana tanggapan Raisya
" sayang aku minta maaf jika hal yang ku sampaikan ini akan menyakitimu. bapak dan ibu meminta ku menikah dengan gadis pilihan mereka. mereka berdua sangat bersikeras memaksaku untuk menikahi gadis tersebut" ucap Arman pelan namun mampu membuat Raisya shock. Ternyata pak rohmat bergerak cepat untuk memisahkan anaknya dari dirinya.
Raisya mengepalkan tangannya. butiran bening keluar dari kedua matanya. Arman yang melihat wanitanya menangis merasa bersalah dan menggenggam tangan Raisya. Namun langsung dilepaskannya ketika pelayan mengantarkan pesanan mereka.
" lalu bagaimana mas apakah kau akan menuruti permintaan kedua orangtuamu?" tanya Raisya dengan Isak tangis.
" sepertinya aku akan menuruti nya sayang. karena bapak memohon dengan sangat kepadaku. aku tak kuasa menolaknya sayang" Arman semakin menunduk.
" lalu bagaimana denganku mas? bagaimana dengan hubungan kita?" tanya raisya ia sangat ketakutan. Mimpi yang selama ini ia genggam sebagai tujuan hidupnya harus terlepas begitu saja dari genggamannya.
" aku juga tidak mau melepaskanmu sayang. namun aku tidak yakin apakah kau mau menungguku? tidak ada niat dalam hatiku untuk selamanya berumah tangga bersamanya. aku hanya ingin menuruti keinginan kedua orang tuaku untuk saat ini. selanjutnya aku akan meninggalkannya dan mencari segala alasan agar kami berpisah sayang" ucapan Arman kembali menghadirkan senyuman di wajah cantik Raisya.
Dia menggenggam tangan arman. " kau janji ya mas semua yang kau ucapkan adalah kebenaran. jika iya aku akan tetap menunggumu mas. dan menjalin kasih denganmu. hanya satu yang kuminta mas. jangan kau sentuh gadis itu mas. berjanjilah padaku mas" ucap raisya.
Lega rasanya hati Arman. dia akan bisa memenuhi kemauan orang tuanya. Dan ia masih bisa memiliki Raisya.
" tentu sayang kau tahu kan betapa aku mencintaimu" sedikitpun dia tidak akan menyentuh Zahira.
****
Dan disinilah Arman berada sekarang. bersama orang tuanya yang sangat bahagia karena Arman sendiri sudah menyetujui keinginan mereka.
Arman memandangi gadis yang baru masuk dengan kikuk tesebut. gadis itu masih terlihat sangat cantik seperti kemarin.
Zahira merasakan mata Arman yang lekat menatapnya. di tatapnya kembali mata Arman. Arman yang kepergok langsung mengalihkan tatapannya.
pak Rohmat langsung menyampaikan maksud kedatangan nya kali ini.
" saya tidak bisa memutuskan pak. biar Zahira yang menjawabnya" ucap Bu Rima.
Zahira menelan ludahnya. Otaknya terasa sangat buntu. Bu Rima menyenggol lengan Zahira lembut isyarat agar Zahira mengemukakan keinginannya.
" pak Bu Zahira merasa sangat tersanjung karena keinginan bapak dan ibu menjadikan Zahira yang anak yatim piatu ini menjadi bagian dari keluarga kalian. tetapi apakah ibu dan bapak sudah yakin?" tanya Zahira sengaja agar kedua orang tua Arman dihadapannya berpikir ulang.
" nak kami sangat menyayangi anak kami. kami hanya ingin dia mendapatkan yang terbaik untuk mendampingi hidupnya kelak nak. dan itu kami lihat pada dirimu nak" ucap Bu Mona. tentu saja ia tak rela anaknya jatuh dalam pelukan Raisya yang telah menjadi simpanan om om.
" bapak juga mohon kepadamu nak. sejak pertama kali bapak melihatmu ketika kau menolong bapak kemarin bapak merasa jika kau gadis yang sangat baik." ucap pak Rohmat menambahkan.
Zahira menarik nafasnya. tak tega dia menolak keinginan kedua orang tua Arman dihadapannya. " lalu bagaimana denganmu mas? kau yang akan menjalani semua ini denganku? apakah kau pun bersedia?" tanya Zahira dengan berani. Dia harus memastikan sebelum mengambil keputusan.
" ya aku menyetujuinya. karena aku percaya apa yang dipilihkan orangtuaku untukku adalah yang terbaik untukku termasuk menikah denganmu" ucap Arman pasti.
" kau benar benar yakin? kita baru mengenal dan tidak ada cinta diantara kita" ucap Zahira lembut
" cinta itu bisa datang seiring berjalannya waktu. bukankah cinta yang datang setelah halal akan lebih indah" manis sekali kata kata Arman membuai Zahira yang buta akan hubungan asmara menjadi berbunga bunga.
banyak yang mendekati Zahira. namun Zahira tidak pernah mau menanggapi. yang ia tahu adalah fokus dengan masa depannya saat itu.
pipi Zahira bersemu merah.
akhirnya dengan mengucapkan bismillah dia menjawab pinangan keluarga Arman.
" baiklah jika begitu aku akan menerima pinangan ini." jawab Zahira malu malu.
" alhamdullilah." ucap pak Rohmat Bu Mona dan Bu Rima berbarengan.
Hanya Arman yang nampak biasa saja. Yang penting baginya saat ini adalah orang tuanya bisa berbahagia. Hati dan perasaan Zahira tidak masuk dalam pertimbangannya.
****
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!