NovelToon NovelToon

Adrian Haidar

Awal bertemu

Adrian Putra Haidar

Elsa Miranda

Dua gadis cantik tinggal bersama di sebuah Apartemen sewaan, tidak terlalu besar tetapi cukup nyaman di tempati mereka berdua.

Elsa dan Kania sudah berteman cukup lama, mereka saling mengenal karena kuliah di kampus yang sama. Tetapi Kania sudah lebih dulu lulus dengan gelar sarjana nya. Dan sudah bekerja di perusahaan besar.

Sedangkan Elsa masih kuliah. Meski masih dengan status mahasiswa, Elsa mempunyai pekerjaan sampingan. Elsa bekerja menjadi guru Privat setelah pulang kuliah dan di weekend bekerja menjadi pramusaji di restoran yang cukup terkenal.

Elsa gadis yatim piatu, kedua orang tuanya meninggal ketika Elsa masih duduk di bangku SMP. Selama kepergian orang tuanya, Elsa tinggal dan di rawat oleh paman dan bibi nya.

Setelah lulus SMA, Elsa memutuskan merantau ke Jakarta untuk melanjutkan studinya. Jadi, Elsa berjuang sendiri untuk menjalani kehidupan di kota besar tanpa merepotkan paman dan bibi.

Berbeda sekali dengan Kania, sahabatnya. Kania berasal dari keluarga yang berkecukupan, Kania sahabat paling baik yang di miliki oleh Elsa. Terkadang Kania membantu Elsa jika kekurangan uang untuk biaya hidup.

Kania memberi bantuan kepada Elsa tanpa pamrih, tanpa mengharapkan imbalan. Tetapi Elsa sering kali menolaknya jika bantuan itu gratis, Elsa biasanya akan menukar dengan tenaganya.

Seperti saat ini, Elsa tengah bersiap pergi ke puncak untuk menemani Kania bekerja. Membantu Kania menyelesaikan pekerjaan nya yang sangat menumpuk.

" Kania.. kita ke puncak berapa hari? " Elsa merapihkan beberapa pakaian untuk di masukan ke dalam koper.

" Dua hari, kamu siapin aja baju lebih. Takut aku masih betah, sekalian kita liburan. " Kania duduk di tepi ranjang sibuk dengan ponsel nya.

" Jangan lama - lama dong, gimana kerjaan aku disini. Bisa kena pecat kalo kebanyakan libur. " Elsa mendengus kesal.

" Tenang aja, aku udah minta ijin sama Jonathan. kamu engga usah panik. " ucap Kania. Jonathan adalah kekasih Kania, dia pemilik restoran dimana Elsa bekerja part-time.

" Oohh.. Oke lah kalo begitu! " Elsa.

" Sa, udah beres belum? ayo kita berangkat sekarang." Kania ingin segera berangkat agar cepat sampai.

" Udah beres nih, tumben banget kamu semangat kerjanya." Elsa merasa ada yang aneh dengan sahabat nya, tidak biasa nya bersemangat mendapat pekerjaan di luar kota.

" Engga ah, itu perasaan kamu saja. " elak Kania.

" Emang ke puncak kerjaan apa yang kamu dapet? " tanya Elsa.

" Nanti juga kamu tau. Udah jangan banyak tanya, ayo cepetan.. "

" Iya.. iya.. " Elsa hanya menurut.

Kania melajukan mobilnya, memulai perjalanan menuju puncak. Butuh waktu tiga jam untuk sampai di vila tempat mereka menginap.

" Sa.. Elsa, bangun kita sudah sampai. " Kania mengoyang bahu Elsa yang tengah tidur.

Elsa terbangun merasakan guncangan pada tubuhnya. " hoammm... udah sampai? " tanya Elsa yang masih setengah sadar.

" Udah, ayo kita turun. " ajak Kania.

Elsa pun ikut turun, setelah Kania lebih dulu meninggalkannya. Elsa mengambil koper miliknya yang berada di bagasi mobil. Betapa terkejutnya di ambang pintu masuk terlihat Jonathan kekasih dari Kania sudah menunggu.

" Jonathan.. kamu ada di sini? " tanya Elsa yang masih bingung dengan keberadaan Jonathan.

" Engga usah kaget gitu Sa, kita di sini kan mau berlibur. Kalau ada Kania berarti aku juga ikut. " jelas Jonathan.

" Liburan?? " Elsa menatap ke arah Kania meminta penjelasan, walau tanpa mengucapkan, Kania sudah mengerti itu, bukannya menjawab Kania hanya terseyum lebar memamerkan gigi putihnya sembari menaik turunkan kedua alisnya.

" Kaniaaaaa..... kamu bohongin aku??? " Elsa merasa gemas dengan tingkah sahabat nya.

" He..he..he Sorry Sa, kalau engga kaya gini kamu pasti engga mau ikut. " Kania.

Di tengah obrolan mereka, sebuah mobil mewah berhenti di pekarangan vila. Pandangan mereka pun teralihkan menuju mobil yang baru saja tiba.

Terlihat Seorang pria dan wanita layaknya sepasang kekasih keluar dari mobil itu.

" Hai bro... " sapa Jonathan kepada pria yang baru saja datang.

" Hai Jo.. " balas si pria itu bersalaman layaknya pria dewasa.

" Kenalin, ini kekasih ku namanya Kania.. " Jonathan.

" Kania.. " jawab Kania mengulurkan tangannya.

" Adrian.. " Jawab nya menyambut tangan Kania.

" Dan ini temanku namanya Elsa.. " Jonathan kembali mengenalkan Elsa.

" Cantik " batin Adrian ketika melihat Elsa.

" Elsa.. " Elsa tersenyum dan mengulurkan tangannya.

" Senang berkenalan denganmu. " Adrian membalas Elsa.

" Ekemmm... " gadis yang bersama Adrian berdehem, membuat Adrian tersadar dan melepaskan tangannya dari Elsa.

" Oh iya, kenalin ini Monic.. " Adrian mengenalkan gadis yang ada di sampingnya.

" Hai... " sapa Monic kepada semuanya, tanpa mengulurkan tangannya untung berjabat tangan.

" Ayo kita masuk.. " Jonathan mengajak teman - temannya untuk masuk ke dalam Vila.

Mereka menuju kamarnya masing - masing yang telah di sediakan oleh Jonathan. Vila yang mereka tempati adalah vila milik keluarga Jonathan.

Kania dan Elsa mendapat kamar yang sama. sedangkan Monic menempati kamarnya sendirian, karena Adrian satu kamar dengan Jonathan. Hal itu membuat Monic kecewa, pasalnya Monic berharap bisa berduaan dengan Adrian di saat liburan.

Di tengah perjuangan menuju kamar, " Kania.. kamu engga salah ngajak aku? "

" Engga lah, memang kenapa? " Kania.

" Aduh Kaniaaa... kamu engga ngerti juga. Keberadaan aku di sini kaya obat nyamuk tau engga??!! "

" Aduh kamu ngomong apa si Sa, aku engga ngerti. "

" Ck, kamu di sini ada Jonathan dan temen Jonathan juga bawa kekasihnya. Terus aku disini cuma ngeliatin kalian bermesraan??. " jelas Elsa.

" Elsa, jangan mikir yang engga - engga deh, aku kan selalu bersamamu. aku janji. " Kania.

" Tapi.." Elsa masih ragu dengan ucapan Kania, mana mungkin sahabat nya akan terus menemaninya, sedangkan kekasihnya ada disini.

" Udah Elsa, jangan dipikirkan.Ayo kita tidur, aku capek.. " Kania mengajak Elsa untuk cepat beristirahat, perjalanan yang cukup jauh membuat nya kelelahan.

~

Tengah malam Elsa terbangun, rasa haus membuatnya beranjak dari tempat tidur dan menuju ke dapur, mengambil segelas air putih.

" Aaakkhhh... " Elsa terkejut mendapati seseorang berdiri di kegelapan, mengelus - elus dadanya menghilangkan rasa kaget.

" Ini aku, tidak usah berteriak.. " ucap Adrian sembari menyalakan lampu.

" Kamu ngagetin saja!! " Elsa melanjutkan langkahnya untuk mengambil air minum tanpa menoleh ke arah Adrian.

Adrian yang merasa di acuhkan, merasa kesal. Selama ini, banyak wanita yang menginginkan nya. Berusaha untuk mendekatinya, bahkan rela untuk merangkak di atas tempat tidur hanya ingin bersamanya.

Tetapi berbeda dengan Elsa yang terlihat tidak tertarik dengannya. Membuat Adrian merasa penasaran dengan gadis yang tepat ada di depannya.

" Apa dia tidak tertarik padaku? Apa dia hanya bersandiwara untuk menjerat ku dengan tipu muslihat seperti kebanyakan wanita lainnya. " batin Adrian.

Terlihat seringai di wajah Adrian, tersirat dengan jelas ada rencana licik di balik senyuman yang terukir di wajah tampannya.

*

*

*

*

*

*

*

Hai reader's jangan lupa like, komen dan Votenya.

Terimakasih sudah setia membaca karyaku ini.

Maaf jika masih banyak typo.

Sampai jumpa lagi di episode berikutnya....

Baca juga Novel pertama ku Cinta Pertama Ceo

bye.. bye..

First Kiss

" Ekhemm.. " Adrian memecahkan keheningan. Elsa yang mendengar nya hanya melirikan kedua matanya tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

" Elsa... Aku ingin bertanya pendapat mu? boleh? " Adrian mulai mendekat ke arah Elsa.

Elsa mengangkat sebelah alisnya mendengar pertanyaan dari pria yang kini ada di sebelahnya.

" Aku bertanya padamu. Apa kamu mendengarnya? " tanya Adrian.

" Hah? " Elsa masih tidak mengerti apa yang Adrian tanyakan.

" Aku bertanya. Apa pendapat mu tentang diriku? aku tampan dan sebagainya, seperti itu. katakanlah. " Adrian dengan percaya dirinya memuji ketampanan sendiri.

Elsa membuang nafasnya dengan kasar, meletakan gelas yang ada di genggamannya. Sebelum menjawabnya Elsa memutari tubuh Adrian, kedua tangannya terlipat di depan dada, seraya berkata, " Kau memang tampan, sangat tampan, tubuh mu juga sangat ideal. Mmmm... kau terlihat sempurna. " Elsa menghentikan langkahnya tepat di hadapan Adrian.

Elsa mengatakan dengan polosnya, tanpa mengerti akibat dari perkataan nya itu. Tidak di pungkiri Elsa memang mengagumi pria yang ada di depannya, tetapi tidak terlintas sama sekali di pikirannya untuk menggodanya apa lagi berniat untuk memilikinya.

Elsa mengatakan pendapat nya sebagai seorang wanita, jadi dia berkata jujur. Ternyata jawabannya di salah artikan oleh Adrian.

Adrian yang mendengar pujian Elsa tersenyum lebar. " Sudah ku duga, gadis ini juga mengagumiku, menginginkanku. " batin Adrian.

" Kau sangat pintar memujiku gadis kecil. " Adrian tiba - tiba membuka kaos yang melekat di tubuh atletis nya.

Elsa melebarkan kedua matanya, terkejut dengan tindakan Adrian. " Ka.. kamu mau apa? hah? " tanya Elsa dengan gugup, memundurkan tubuhnya agar menjauh dari Adrian.

" Kamu jangan munafik. bukannya ini yang kamu inginkan? " Adrian melangkah mendekati Elsa, semakin Adrian mendekat makan Elsa semakin menjauhinya.

Langkah demi langkah Adrian berhasil mengungkung tubuh mungil itu bersandar di tembok.

" Apa yang kamu lakukan. Jangan dekati aku! minggir!! " Elsa memberontak, tapi tenaga Adrian cukup kuat untuk di kalahkan.

" Diam lah gadis kecil, menurut saja padaku. " Setelah mengatakannya, Adrian dengan cepat Mel*umat bibir manis milik Elsa.

" Oh.. sial! ciuman pertamaku! "

Dengan cepat Elsa mendorong tubuh kekar Adrian. " Sial! bajing*n! brengs*k! " umpatnya bertubi - tubi.

Adrian tersenyum licik " Kamu menikmatinya kan. "

" Kamu gila!! " Elsa segera berlari menuju kamarnya, " Dasar pria mesum!! " Mulut Elsa tak hentinya menggerutu sepanjang jalan menuju kamarnya.

Adrian tersenyum sambil mengusap sudut bibirnya dengan jari jempolnya. " Manis juga.. "

~

Esok harinya Mereka berlima sarapan pagi bersama, Adrian tak henti memandang Elsa. Rasa penasaran terhadap Elsa semakin kuat.

Jika gadis lain mendapat ciuman dari Adrian akan luluh dan semakin menempel padanya. Tetapi tidak dengan Elsa, gadis itu terlihat biasa saja. Seolah kejadian semalam itu tidak pernah terjadi.

Lain di hati dan pikiran Elsa, gadis itu menahan amarahnya dan rasa jijik melihat sosok Adrian. Ingin sekali memaki - maki pria itu dan menjauh darinya. Tetapi Elsa tidak sampai hati, mengingat Adrian adalah teman dari Jonathan yang tidak lain atasannya di tempat Elsa bekerja.

" Sayang, abis ini kita jalan - jalan yah.. " Monic merangkul lengan Adrian dengan suara begitu manja.

Elsa yang melihat dan mendengarnya bergidik . " menjijikan " batin Elsa.

" Iya sayang.. " Adrian mencubit dagu monic dengan tatapan menuju ke arah Elsa. Seolah sengaja memamerkan kemesraan kepada Elsa.

" Elsa, Kamu ikut ya bersama kami. Siang nanti aku akan berkeliling di sekitar sini mencari pemandangan yang bagus. " Kania memulai obrolan setelah selesai sarapan, tanpa meninggalkan meja makan.

" Emm... tidak bisa Kania, aku ada pekerjaan tambahan. Lumayan dapet uang jajan lebih.. " Elsa mengembangkan senyumannya.

" Huft.. kamu ini gila kerja, kita kan lagi liburan. Emang pekerjaan apa yang kamu dapet? " Kania.

" He.. he.. Aku kan butuh uang Kania, nanti aku cerita kan pekerjaan yang aku Terima. " Elsa.

" Iya, iya.. " Kania.

Elsa belum lama mendapat tawaran dari orang tua murid yang les privat dengannya, untuk membantu mendekor ruangan yang akan di pakai untuk acara ulang tahun anaknya. Dan kebetulan mereka merayakan ulang tahun anaknya di puncak, tidak jauh dari vila tempat Elsa menginap.

Adrian mendengarnya menaruh curiga terhadap Elsa. Bertanya - tanya pekerjaan apa yang Elsa Terima.

" Aku jadi penasaran pekerjaan apa yang dia lakukan, dan secepat itu dia dapatkan di waktu liburan nya. " batin Adrian.

~

Siang itu, Elsa sudah bersiap untuk pergi ke tempat dimana dia bekerja. Saat Elsa berjalan menuju pintu keluar, dia tidak sengaja melihat pemandangan yang tidak biasa. Adrian dan Monic sedang berciuman di sofa ruang tamu.

Elsa yang melihatnya, sejenak menghentikan langkahnya. " Astaga. Apa yang mereka lakukan di siang bolong! menjijikan. Tidak tau malu. " batin Elsa.

Dua sejoli itu sama sekali tidak menghentikan aktivitas nya, menganggap Elsa angin lalu. Begitupun Elsa, tidak peduli dengan apa yang baru saja dilihat, dia lebih memilih melanjutkan langkahnya.

" Sungguh sial aku hari ini. Mata suci ku sudah ternodai melihat hal buruk. " batin Elsa.

Setibanya di Vila tempat acara yang akan di langsungkan. Elsa dengan cepat menyelesaikan pekerjaan nya, tidak ingin menyiakan waktu yang ada. Karena Elsa harus segera pulang untuk membantu Kania mempersiapkan acara Barbeque nanti malam.

Setelah selesai, Elsa pamit untuk segera pulang. Dan meminta maaf karena tidak bisa mengikuti acara sampai selesai.

" Permisi Pak, Bu. Tugas saya sudah selesai, saya pamit pulang ya bu. " Elsa.

" Loh.. Elsa kenapa buru - buru, acaranya saja belum dimulai. " ucap Ibu Indi.

" Iya, sebaiknya kamu tunggu acaranya mulai dulu. " tambah Pak Surya suami dari bu Indi.

" Maaf Bu,Pak. Kebetulan saya ada acara. Jadi saya harus pulang cepat. " jelas Elsa.

" Ya sudah, pulangnya biar Bapak yang antar. Iya kan pah? " ucap Ibu Indi.

" Engga usah bu, saya bisa pulang sendiri. Nanti malah merepotkan. "

" Sama sekali engga merepotkan kok, lagian Bapak sekalian mau ke minimarket terdekat." Ibu Indi.

" Iya, saya tidak merasa direpotkan. Ayo saya antar. " ajak Pak Surya.

Dengan ragu Elsa menerima tawaran bu Indi dan Pak Surya. Elsa sudah mengenal lama keluarga Pak Surya, semenjak Aldo les privat dengannya dari kelas 2 SD sampai saat ini yang sudah Kelas 4 SD. Mereka sangat lah baik pada Elsa.

" Baik Pak, bu. Terima kasih sebelumnya. Saya pamit bu. " Elsa berpamitan pada bu Indi dan mengekori Pak Surya berjalan keluar.

Sesampainya di Vila tempat Elsa menginap, Elsa tidak lupa berterima kasih pada pak Surya.

" Elsa... " panggil pak Surya dari dalam mobil dengan membuka kaca mobilnya.

Elsa yang belum jauh dari mobil pak Surya pun menoleh. " Iya pak, ada apa? " Elsa pun mendekat.

" Maaf, saya lupa belum memberi upah kerja kamu. " Pak Surya mengambil beberapa lembar uang ratusan ribu dari dompetnya. " Ini.. " pak Surya memberikan uang tersebut.

" Terima kasih banyak pak. " Elsa menerima nya dengan senang hati.

Setelah kepergian pak Surya,Elsa tersenyum bahagia melihat uang yang ada di genggamannya. Ternyata pak Surya memberi tips lebih. " Akhirnya aku bisa menyicil membayar uang kuliah ku. " lirih Elsa.

Dari kejauhan Adrian tidak sengaja melihat Elsa, yang pulang kerja di antar oleh seorang pria paruh baya dengan mobil mewahnya. Hal itu membuat Adrian berfikir negatif tentang Elsa.

" Sudah ku duga, kamu memang gadis murahan yang berpura - pura suci. Cih, menjijikan! " batin Adrian.

*

*

*

*

*

*

*

Hai reader's jangan lupa like, komen dan Votenya.

Terimakasih sudah setia membaca karyaku ini.

Maaf jika masih banyak typo.

Sampai jumpa lagi di episode berikutnya....

Baca juga Novel pertama ku Cinta Pertama Ceo

bye.. bye..

Nasib sial

Elsa dengan senyum ceria melangkahkan kakinya masuk ke dalam vila, mendapat uang tambahan di saat liburan adalah keberuntungan baginya.

" Ck, berapa tarifmu? " suara Adrian menghentikan langkah Elsa yang baru saja memasuki vila.

" Apa maksudmu? " tanya Elsa.

" Berapa tarifmu sekali main? " Adrian.

" Aku engga ngerti kamu ini ngomong apaan sih? " ucap Elsa dengan kesal.

" Engga usah munafik! aku bisa membayar mu lebih dari si tua bangka itu. Kamu cuma perlu melayani ku full servis! " ucap Adrian dengan seringai evilnya.

Elsa membelalakan kedua matanya mendengar ucapan Adrian, tidak habis pikir Adrian menganggapnya sebagai wanita hina.

" Jaga ucapan mu yak! aku bukan wanita yang seperti itu! " Elsa mengatakan dengan nada yang ditinggikan.

" Cih.. masih saja mengelak, dasar wanita mur*han! " Adrian.

" Terserah apa katamu! dasar gila! " umpat Elsa, tidak ingin meladeni Adrian lebih lama, Elsa lebih memilih meninggalkannya dan menyusul Kania.

" Sial sekali bertemu dengannya. menghilang kan mood baik ku saja. " sepanjang langkah menuju Kamar, Elsa tak hentinya menggerutu kesal.

Elsa dengan cepat membersihkan diri sebelum membantu Kania mempersiapkan barbeque nanti malam. Sebenarnya Elsa lebih memilih menghabiskan waktu di kamar dari pada ikut Kania, sudah pasti Adrian ada di sana. Itu yang di hindari Elsa, bertemu dengan Adrian.

Pukul 19.45

Mereka berlima sudah di halaman depan vila, Elsa yang membantu Kania membakar beberapa daging, sosis dan yang lainnya. Sedangkan Adrian dan Monic hanya bersantai dengan segelas wine di tangannya.

" Beb, ini piringnya, ada lagi yang bisa ku bantu? " Jonathan kembali dari dapur sambil membawa beberapa piring lalu memberikannya kepada Kania.

" emmm... Engga ada, bentar lagi ini selesai kok. Kamu duduk santai aja. " Kania.

" Oke. Aku udah laper nih.. cepetan yak beb, " Jonathan.

" Iya bawel. " Kania.

Elsa menyiapkan makanan di meja yang sudah di siapkan di halaman. " Selesai.... " ucap Elsa ketika makanan nya sudah tertata dan siap untuk dimakan.

" Kania, Jonathan.. Ayo. Makanannya udah siap. " teriak Elsa memanggil sahabat nya.

" Adrian.. Ayo, udah laper nih.. " ajak Jonathan pada Adrian yang masih duduk santai.

" Iya.. " ucap Adrian sembari bangkit dari duduknya, diikuti Monic yang setia menggandeng lengan Adrian.

Elsa memilih mengacuhkan keberadaan Adrian, tidak mau ambil pusing dengan tuduhan Adrian.

Sesekali Adrian melirik ke arah Elsa, memperhatikan pergerakannya. Elsa yang merasa diperhatikan mengalihkan pandangan ke arah Adrian, pandangan mereka bertemu, seketika Elsa melebarkan tatapan matanya dengan tajam.

Adrian hanya terkekeh melihat Elsa yang berani melototinya.

Elsa dengan cepat menghabiskan makanannya dan segera pergi ke kamar, tidak ingin berlama - lama. Apalagi ada Adrian yang selalu melihatnya dengan tatapan mesum, membuat Elsa bergidik ngeri.

Cukup lama setelah Elsa masuk ke kamar Kania pun menyusul Elsa.

" Sa, kamu udah tidur? " tanya Kania yang baru saja masuk kamar dan memdapati Elsa tengah berbaring.

" Emm, aku ngantuk. " ucap Elsa dengan mata masih tertutup.

" Sa, punya obat demam engga? " tanya Kania.

Elsa dengan cepat membuka matanya dan segera duduk. " Kamu sakit Kania? " Elsa memeriksa dengan menempelkan telapaknya ke kening Kania.

" Ya ampun Kania kamu demam! " ucap Elsa.

" Iya, sepertinya aku kedinginan. Udara di luar sangat dingin. " ucap Kania.

" Kamu harus cepat ke dokter, badan kamu panas sekali. aku akan panggil Jonathan. " Elsa segera bangkit ingin menghampiri Jonathan.

" Engga usah Sa, ini udah malem. " Cegah Kania.

Tanpa menghiraukan Kania Elsa keluar kamar untuk memanggil Jonathan, tapi langkahnya terhenti. " Ah, kalau aku ke kamar Jo, nanti ketemu sama pria mesum itu. Lebih baik aku telpon saja. " tanpa menunggu lama, Elsa segera melakukan panggilan menggunakan ponselnya.

" Hallo Sa, ada apa? "

" Jo, Kania deman. tolong antara kan ke klinik. " Elsa.

" Apa! Kania demam? " Jonathan terkejut mendengarnya, belum lama dirinya bersama Kania terlihat baik - baik saja.

" Iya, buruan. "

" Oke Sa, "

Dengan cepat Jonathan tiba di kamar Kania dan Elsa. Kania yang terus menerus menolak untuk di bawa ke klinik akhirnya menurut setelah Jonathan membujuknya.

Jam sebelas malam Jonathan dan Kania pergi ke klinik terdekat. Elsa hanya mengantarnya sampai halaman, Elsa sebenarnya ingin ikut tetapi Jonathan melarangnya. Mengingat cuaca di daerah puncak yang sangat dingin tidak baik untuk kesehatan Elsa.

Belum lama Elsa menutup pintu dan baru beberapa langkah menjauh dari pintu utama. Terdengar suara ketukan pintu.

Tok.. tok. tokk

Elsa menghentikan langkahnya dan berbalik untuk membukakan pintu. " Siapa sih, malam - malam bertamu. Mengganggu saja! "

Cekleekk.. pintu terbuka. Terlihat beberapa orang pria paruh baya dengan sarung yang terslempang di pundaknya, ciri kas orang yang sedang ronda.

" Malam Neng.. " ucap salah satu dari beberapa orang di belakangnya.

" Malam Pak, ada apa yak? " Elsa.

" Kami sedang ronda keliling, kebetulan kami lihat di halaman depan ada asap dan api yang masih menyala. Takut terjadi yang engga diinginkan. "

" Oh iya maaf, mungkin teman saya tadi lupa mematikannya, nanti saya suruh untuk mematikannya. " Elsa.

" Tidak usah mbak, saya sudah mematikannya. "

" Oh gitu, terimakasih ya pak. "

" Neng di sini sendirian? " tanya pria paruh baya lainnya.

Sebelum menjawab Elsa melihat pekarangan rumah yang tidak ada mobil Adrian terparkir disana.

" Iya Pak, saya sendirian. Teman saya baru saja pergi ke klinik. dia sakit. " jawab Elsa.

" Oh kalau gitu kita pamit ya Neng. " Mereka semua pamit meninggalkan vila, belum sempat melangkah, segrombolan pria paruh baya di kagetkan dengan kemunculan Adrian.

" Siapa sih, malem - malem brisik, ganggu tidur aja! " ucap Adrian dengan mata masih sedikit terpejam. Adrian keluar dengan bertelanj*ng dada hanya menggunakan boxer.

Elsa membalikan tubuhnya,Elsa sangat terkejut dan membulatkan kedua matanya melihat penampilan Adrian.

" Wah Neng.. katanya sendirian. Itu siapa? suami eneng bukan? " tanya salah seorang.

Elsa terdiam tidak menjawab, pikirannya masih melayang. " kenapa dia ada disni? aduh bisa gawat" batin Elsa.

" Neng.. kalian bukan pasangan mesum kan? "

" Wah, ini engga bener nih... "

" Bisa bikin sial nih di kampung kita. "

" Bawa aja ke kantor RT.. "

" Nikahin aja sekalian, biar engga nambah dosa. "

Beberapa ucapan yang terlontar oleh Bapak - bapak itu.

" Pak bentar pak, ini engga seperti yang bapak pikirkan. " jelas Elsa panik.

" Maling mana ada yang mau ngaku. Anak muda jaman sekarang kalau pacaran melebihi batas. "

" Adrian!! tolong bantu aku jelasin semua ini! "

Adrian panik ketika dirinya mulai sadar apa yang sedang terjadi.

" Iya Pak, tunggu sebentar. Kami di sini bukan hanya berdua. Ada teman kami juga. Jangan salah paham. " jelas Adrian.

" Mana? panggil teman kalian! " ucap salah satu pria paruh baya.

" Elsa panggil Kania dan Jonathan! "

" Mereka pergi ke Klinik. Monic kemana? "

" Astaga, Monic juga pergi. dia pulang mamanya masuk rumah sakit!" jelas Adrian.

" Engga usah banyak alasan!! Ayo kita bawa ke kantor Rt. "

" Tunggu pak, bapak salah paham! saya telpon teman saya dulu. " Elsa segera telepon Kania dan Jonathan, sialnya mereka meninggalkan ponselnya karena buru - buru.

" Udah lah, engga usah mengulur waktu. Ayo ikut kami ke kantor Rt.!! "

" Kalian tidak mau ke kantor Rt? "

" Kalau kita ke kantor Rt, memang apa yang akan terjadi? " Adrian kembali bersuara.

" Paling kita arak keliling kampung! "

" Apa!!! " ucap Adrian dan Elsa bersamaan sangat terkejut.

" Kalian mau di arak atau kita nikahkan!! pilih yang mana??? "

Bersambung.....

*

*

*

*

*

*

*

*

*

Hai reader's jangan lupa like, komen dan Votenya.

Terimakasih sudah setia membaca karyaku ini.

Maaf jika masih banyak typo.

Sampai jumpa lagi di episode berikutnya....

Baca juga Novel pertama ku Cinta Pertama Ceo

bye.. bye..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!