Duduk wanita cantik berkerudung motif bunga-bunga dengan pelajar laki-laki yang wajahnya menawan di pojokan cafe membuat siapa saja yang melihatnya mengira mereka adalah pasangan kekasih. Sangat akrab, beberapa orang memicingkan mata menatap sedikit aneh. Ada juga yang ikut tersenyum mendengar senda gurau keduanya yang beberapa kali membuat gemas mereka yang mendengarnya.
Tidak perduli dengan sekitar yang memperhatikan mereka, keduanya masih saja asyik saling menggoda dan bercanda ria.
“Mereka pasangan yang sedikit aneh....” Bisik pasangan yang ada di depan mereka.
“Panggilan sayangnya Mommy dan Abang, gemessss....” Ucap pengunjung lain yang juga mendengar percakapan mereka.
Dan masih banyak lagi suara-suara aneh yang Ayuna dengar dari para pengunjung yang sudah biasa ditelinganya. Menikah di usia sangat belia dan memiliki Putra yang usianya memasuki remaja membuat dirinya tidak pantas jika disandingkan dengan Putranya sebagai orang tua. Mereka terlihat lebih mirip Adik Kakak atau pasangan kekasih yang jika sedang jalan bersama.
Seringkali Malik cemburu dan merasa kesal dengan posisi dirinya yang bahkan sering dikira bukan suami dari Ayuna, ingin rasanya mengmumkan pada dunia siapa pemilik Ayuna. Namun niatnya diurungkan mengingat banyak kejadian di masa lampau yang hampir saja merenggut nyawa wanita kesayangannya.
Malik menikahi gadis yang masih duduk di bangku kelas 2 SMA karena sahabat Ayuna menjebaknya tidur bersama Malik meski tidak terjadi apapun sebenarnya.
Meskipun pernikahan dilakukan dengan terpaksa, Malik benar-benar tulus menyayangi Ayuna. Gadis desa sederhana yang mampu menggetarkan sanubarinya.
Malik pengusaha muda yang cukup sukses, di usianya yang masih sangat muda dia sudah sukses menjalankan perusahaan yang termasuk terbesar di ASIA. Kini dia semakin matang, tidak perlu ditanyakan lagi bagaimana perkembangan perusahaan di bawah kepemimpinanya.
Namun perannya yang begitu besar dan perpengaruh besar pada perusahannya tidak bisa dia mainkan dalam rumah tangganya yang sering membuatnya sakit kepala.
Dia harus menjaga Istri kesayangannya yang ceroboh dan cengeng tanpa embel-embel kekuasaannya.
Salah dirinya yang menikah dengan gadis bau kencur, namun cintanya jatuh pada Ayuna yang bisa membuat suasana hatinya selalu bahagia jika bersamanya. Tidak bisa di tawar, cintanya sudah habis untuk Ayuna seorang.
Malik tidak pernah menuntut Ayu hidup dengan gaya hidupnya, dirinya memberikan kebebasan pada Ayuna menjadi dirinya sendiri. Melakukan semua yang dia inginkan dan mencoba berbagai hal yang membuat dirinya bahagia.
Bukan hanya Malik, Jofan yang merupakan Kaka Kandung Ayuna dan Rey Kakak sepupu Ayu yang sangat dekat dengan Ayuna juga sering dibuat pusing dengan tingkah Ayu. Meski begitu, dia tetap wanita kesayangan mereka semua tanpa terkecuali.
Menerima sifat kekanakan Ayuna yang harus tumbuh dengan membesarkan Putranya yang kini sudah berusia 17 tahun. Tubuhnya yang mungil dan parasnya yang cantik membuat Ayuna tidak terlihat seperti wanita berusia 35 tahun, dia seperti gadis SMA awet muda. Malik yang sering kalang kabut jika Istri dan Putranya dikira pasangan kekasih oleh orang-orang yang melihatnya.
Ayu menyibukkan diri dengan butik pakaian miliknya karena Malik melarangnya bekerja keras. Dirinya hanya menghilangkna kebosanan, menghabiskan waktu yang membosankan jika Putranya sekolah dan ditinggal Malik pergi bekerja.
Sahabat kesayangan Ayuna, Sandra dan Melani kini sudah menjadi wanita karir yang sukses. Sandra menepiskan perasannya pada Jofan dan menghabiskan waktunya untuk pekerjaan.
Jofan hanya menunggu, dia mau Sandra kembali padanya dengan kebahagiaan. Banyak luka yang Jofan torehkan sampai dirinya kehilangan kepercayaan diri untuk meminta Sandra kembali. Cinta dalam diam yang membuat mereka saling menjaga dari kejauhan.
Melani kini menjadi pelukis terkenal yang karyanya banyak di perjual belikan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Sulit menemui sahabatnya yang satu ini, dirinya juga masih melajang karena karir menjadi fokus utama.
Ayuna sering meminta Malik menjodohkan kedua sahabatnya dengan kolega bisnis Malik, namun Malik menolak dengan alasan cinta tidak bisa dipaksa harus berhenti di siapa. Biarkan saja, mereka akan menemukannya sendiri pemilik hatinya.
Akan banyak cerita seru dan menarik menghibur hati yang akan ditorehkan di karya ku kali ini. Dukung terus karyaku. Mari ramaikan perjalanan menyenangkan Ayuna dan Malik menjalani kehidupan rumah tangga mereka.
Jangan lupa juga ada Dokter Adam dan Dokter Sarah yang semakin menggemaskan kemesraanya.
Berkutat dengan berbagai bahan makanan seperti hari-hari biasanya yang Ayu habiskan untuk melayani keluarganya. Dirinya mengambil peran Ibu Rumah Tangga yang menurut Malik paling mulia di muka bumi ini setelah perdebatan panjang ingin menjadi apa seorang Ayuna.
Meski mencoba berargumen dengan banyak alasan, dirinya tidak bisa mengalahkan kecerdasan otak Malik yang sedikit licik mengelabuhi pikiran Ayu agar berhenti mencari cita-citanya yang sebanyak buih namun membuatnya menjadi tidak terarah.
Dirinya kebingungan ditengah pecarian. Berbagai profesi dia coba namun ternyata dirinya terlalu dicintai suaminya sampai tidak rela Malik membiarkan Ayu mengerjakan apapun tanpa pengawasannya.
Alhasil sekarang dirinya menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan positif yang hanya boleh dia lakukan dengan pengawasan sang pemilik dirinya.
Malik mengawasi dari jauh Istri tercintanya yang sedang memasak sup bakso pagi ini. Sejak mengabdikan diri menjadi Ibu Rumah Tangga, semua pekerja dilarang menyentuh dapur milik Ayuna yang hanya boleh ada makanan buatan dirinya di meja makan.
Semua pekerja yang tinggal di rumah besar hanya datang dua minggu sekali membantu Ayuna membersihkan tempat tinggal mereka. Beruntung suami dan Putranya tidak rewel dan pemilih dalam makanan. Mereka terima saja apa yang disiapkan wanita kesayangannya.
Prannkkkk…..
Si paling sinsitif dengan keselamatan Ayu lari dengan sigap mendekati sumber kegaduhan mencari Ayuna yang tidak nampak padahal hanya dirinya tinggal membalik Koran sambil menyeruput kopi pahitnya.
“Kenapa sayang? Apa yang kau lakukan sampai gaduh sekali suara mu.” Ayu yang sedang memungut panci kesayangannya mendongak, panci yang terlempar karena lengan antik Ayu yang ceroboh.
“Tidak sengaja Kak. Hehehehe…..” Ucapnya dengan polos.
Meski berulang kali Ayu bersikap ceroboh, Malik tetap selalu sigap jika Ayuna membuat kesalahan. Malik akan bergerak secepat cahaya memastikan Istrinya baik-baik saja.
Malik mebubuhkan ciuman di puncak kepala Ayuna sebagai bentuk penghargaan karena dirinya baik-baik saja. Sebesar itu cinta yang Malik miliki untuk Ayuna nya. Tidak rela jika sedikit saja wanita kesayangannya terluka.
“It’s ok sayang, selama kau baik-baik saja.” Kembali ke ruang keluarga melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.
“Mom….” Teriak Nalendra Ranu Saputra, Putra Malik dan Ayuna yang terlihat turun dari lantai dua dengan tergesa-gesa.
“Pelan-pelan Abang, nanti jatuh.” Tetap berjalan lebih tepatnya berlari ke arah Ayuna yang masih memperhatikan dengan sendu.
“Sorry Mom, aku tidak bisa sarapan. Aku telat.” Mencium Mommy kesayangannya dengan hangat. “Aku tunggu siang nanti ya Mom. Jangan lupa datang bawa bekalku ya Mom.” Segera pergi setelah menyalami Daddy nya.
Malik menangkap wajah masam istrinya. Ayuna paling tidak suka mereka berdua terutama Putranya pergi tanpa sarapan. Makan pagi penting untuk menjaga kesehatan tubuh sepanjang menjalankan aktifitas.
“Kak, sudah siap sarapannya. Ayo makan dulu.” Matanya entah kenapa terlihat sangat sedih. Malik tidak bisa menatap wajah Ayu jika sudah begini.
“Sini dulu.” Menepuk sofa agar Ayu mendekat duduk di sebelahnya.
Menurut dan segera duduk di sebelah Malik. Malik memeluk hangat menepuk pundak Ayuna menenagkan. Dia tahu Istrinya wanita paling lembut yang tidak bisa menyampaikan perasaan sedihnya meski mengganjal di hati.
“Kenapa wajahmu sedih…hmmmm….katakan apa yang ingin Ayu lakukan agar sedihnya hilang.” Ayu menatap lekat Malik yang memeluknya.
“Apa kalian bosan dengan makanan buatanku?” Sedihnya yang sedang berkecil hati.
Ranu sia*an teriak Malik dalam hati.
“Karena Ranu mu tidak mau sarapan kau jadi sesedih ini.” Mengangguk mengiyakan. “Dia mungkin ingin sarapan di sekolah sayang, atau mungkin sudah ada janji dengan teman-temannya.”
“Kalau kalian bosan bilang saja, aku akan berhenti memasak.” Malik akan pusing jika Ayu sudah seperti ini. “Aku tidak mau memaksa kalian makan makanan yang kalian sudah tidak sukai.” Suaranya lembut meski sedang menyampaikan kekecewaanya.
“Putramu saja! Aku tidak. Aku selalu makan apapun yang kamu siapakan sayang.” Tidak rela dirinya juga kena marah Ayuna gara-gara sikap Ranu.
“Ya sudah ayo kita sarapan. Makanan sederhana tapi sehat Kak.” Yakinnya lagi yang masih kecewa. Padahal Malik tidak pernah punya pikiran seperti itu.
“Iya, Aku tahu Istriku pasti menyiapkan makanan paling sehat di muka bumi ini.” Tersipu dengan pujian Malik.
Ayu terlihat melamun saat makan, tidak selera. Dia akan seperti itu sepanjang hari jika kecewanya belum hilang. Dia sangat lembut dan sensitif.
“Hari ini Ayuna ada kegiatan apa?” Tanya Malik yang selalu memantau kegiatan Ayuna meski lebih banyak menghabiskan waktu berleha-leha di rumah.
“Baru ada jadwal antar makanan untuk Abang Ranu.” Begitu panggilan sayang Ayu pada Putra pertamanya. Karena sesungguhnya Ayu masih ingin memiliki anak lagi tapi Malik tidak rela melihat Ayu kesulitan karena mengandung.
“Kalau begitu setelah antar makanan untuk Abang langsung ke kantor saja ya sayang, nanti kita makan siang sama-sama.” Ayu menggeleng.
“Jadwal drakor ku jam 2 siang nanti tayang Kak, aku tidak mau ketinggalan.” Pecinta Drakor yang tidak mau ketinggalan setiap episode.
“Ya sudah, makan malam saja. Nanti tunggu di rumah saja, aku langsung jemput setelah selesai meeting sore nanti.”
Jika keduanya sudah pergi dengan kegiatan masing-masing, Ayu selalu merasa kesepian. Ayuna meminta tetap tinggal di apartemen agar bisa bebas melakukan semua kegiatannya sendiri. Dia mau mengurus kedua kesayangannya seorang diri.
Malik setuju selama Ayuna merasa nyaman dan bisa menjadi dirinya sendiri. Dengan syarat tidak keluar seorang diri, memberikan kabar kemanapun dirinya akan pergi. Tidak berada di tempat-tempat berbahaya dan tidak kemanapun tanpa pengawaan Malik. Bahkan dirinya tidak diperbolehkan masak tanpa pengawasan.
Jika Ayu akan memasak, Malik akan meminta Bodyguard perempuan yang memang bertugas menjaga Ayu untuk masuk ke dalam Apartemen mengawasi. Ayu sudah terbiasa selama ini dengan ketatnya penjagaan terhadap dirinya.
Dunia bisnis yang Malik jalani tidak semudah itu, banyak pesaing bisnis yang mencoba menjatuhkan Malik lewat orang-orang kesayangannya. Karena itu Malik menghapus semua jejak digital yang pernah dia sebarkan tentang siapa pemilik hatinya. Karena kecerobohannya yang ingin memamerkan Ayuna malah membuat Ayu selalu dalam bahaya.
“Mawar, gak ada siapapun kok. Duduk sini.” Pintanya dengan lembut. Tidak tega membiarkan Mawar berdiri cukup lama.
“Tidak Nona, silahkan kerjakan pekerjaan Nona. Saya mengawasi dari sini.” Selalu saja di tolak, mereka sangat professional tidak mau menyalahi aturan.
Sudah lebih dari 2 tahun ini Mawar sangat awet bekerja dengan dirinya.
Bodyguard sebelumnya pensiun karena menikah dan tinggal di luar negeri mengikuti suaminya. Kali ini Ayu sebenarnya tidak nyaman karena Mawar sangat kaku dan tidak bisa di ajak melakukan kecerobohan. Dia selalu melaporkan apapun yang Ayu lakukan.
Selesai masak, Ayu di antar Pak Dodo yang sudah sangat tua namun masih tetap setia bekerja dengan keluarga Rama Saputra. Ayu menolak menerima supir baru karena Pak Dodo sudah seperti Ayahnya. Tentu saja kedua bodyguard Ayuna, Mawar dan Biru selalu mengikuti kemanapun Ayu pergi dengan mobil yang berbeda.
Malik tidak mau menarik perhatian jika Ayu terlihat dijaga ketat, malah akan membahayakan keselamatan Ayu pikirnya.
Putranya yang merasa bersalah langsung mendatangi tempat dimana sang Mommy pasti sudah menunggunya seperti biasa. Menebar senyum mematikan yang selalu bisa meluluhkan hati Ayuna saat melihatnya.
“Makan pelan-pelan sayang. Nanti keselek loh Bang.” Menyodorkan botol minuman.
“Perutku keroncongan Mom, perutku hanya mau di isi dengan makanan Mommy yang enaknya tiada dua.” Gombalnya agar Mommy nya tidak kecewa. Dan berhasil menciptakan senyum di sudut bibir Ayuna.
Malik : Abang…..Si*alan kau ini. Mom mu sad.
Ranu : Karena Abang tidak sarapan Dad?
Malik : IYA!!!!!! Dad tidak mau tahu, kau harus buat kecewa Mom hilang.
Rabu : Ya Tuhan….. Abang lupa Mom tidak suka Ranu tidak sarapan.
Malik : Itulah Abang, tidak perhatikan Mommy.
Ranu : Maaf Dad, Ranu janji buat Mom tersenyum lagi.
Percakapan Malik dan Putranya yang membuat Ranu bersikap semanis madu siang ini pada Ayuna. Tentu saja diirnya juga merasa bersalah membuat wanita kesayangannya kecewa dan berkecil hati.
Selesai makan siang Ayu mampir ke restaurant Kak Rey yang dekat dengan sekolah Ranu. Ayu ingin membantu dan meningkatkan skill masakannya yang sebenarnya sudah sangat baik. Dia tidak mau kedua kesayangannya bosan dengan makanan yang dia siapkan.
Mencari inspirasi menu makanan.
“Kak Anna….” Sapanya pada Anna istri dari Rey yang sedang menjaga kasir. Keduanya berpelukkan hangat.
“Apa kabar sayang, lama gak mampir loh Yu. Sehat kan?” Menariknya duduk di kursi kasir sebelahnya yang kosong.
“Sehat Kak, Ayu mau belajar masak menu baru. Ada kak?” Matanya berbinar membuat Anna senang melihatnya setelah hampir satu bulan tidak bertemu dengan Ayuna.
“Ada, Kak Rey yang menciptakannya baru-baru ini.” Menunjukkan brosur baru yang sejak seminggu lalu di promosikan.
“Kelihatannya sangat enak.” Anna mengangguk mengiyakan.
Restaurant bahkan mendapat orderan banyak karena menu baru yang kekinian dan rasanya lezat.
“Aku ke dapur ya Kak.” Langkahnya terhenti karena Anna menahan tangan Ayu.
“Tunggu, Kaka ikut. Ayo Kaka yang jaga Ayu kali ini.” Ayu hanya pasrah saja, begitulah dirinya diperlakukan oleh semua orang.
Memperhatikan dengan seksama cara Rey mengolah makanan dengan sangat rapih dan teliti. Platting nya juga sangat cantik.
Setelah selesai Rey menghampiri dua wanita yang memperhatikannya dari kejauhan. Memeluk gadis kecilnya yang kini sudah menjadi wanita cantik yang penuh semangat.
“Kau rindu?” Ayu memukul dada Ray yang menggodanya. “Kenapa tersipu malu seperti itu.” Mencium puncak kepala Ayu yang terbalut hijab. “Ayo keruangan Kak rey.” Menggandeng istri kesayanganya juga tidak lupa.
Tidak lama pelayan membawakan hasil karya Kak Rey ke dalam ruangannya. Ayu membulatkan mata karena merasa tidak memesannya.
“Untukku?” Rey mengangguk. “Rasanya kedatanganku tidak pernah kalian tidak tahu.” Dirinya tentu saja tahu semua perbuatan Malik tidak lain. Kemanapun dan dimanapun Malik selalu tahu keberadannya.
“Bentuk cinta kita karena kau sangat berharga sayang.” Anna mewakili Rey yang tidak bisa berkata manis membuat bualan pada Ayu yang harus tahu banyak yang mencintainya dan menjaganya.
Tidak lupa Rey menyalakan TV menyuguhkan Drakor kesukaan Ayu sesuai pesanan Malik. Istrinya mau menonton Drakor di restaurant Kak Rey siang ini. Lagi-lagi Ayu geli sendiri dengan perlakukan semua orang padanya.
Kadang ingin sekali menggoda mereka dengan meminta hal-hal aneh namun tidak tega. Semua yang dimintanya asal aman dan tidak berbahaya pasti akan mereka sanggupi bagaimanapun caranya. Sesempurna itu hidup Ayuna dibuat oleh mereka.
Baru juga setengah perjalanan Drakor, matanya sudah kelelahan dan tidak tahan untuk terbuka. Perutnya yang kenyang dan sejuk udara karena AC membuat suasana sangat enak untuk tidur siang. Kebiasaan dirinya yang bisa tidur di mana saja dengan nyaman.
“Hussshhhh….” Anna meminta Rey agar tidak gaduh, meski Ayu sudah kepala 3, semua orang memperlakukanya seperti gadis kecilnya dulu, tidak ada yang berubah. Dia tetap istimewa dan tetap kecil di mata mereka semua.
Putri tidur.
Pesannya terkirim pada Malik yang tentu saja di balas dengan ucapan terimakasih karena Rey mau direpotkan menjaga Ayuna.
Anna menyelimuti tubuh Ayu agar tidak kedinginan. Dirinya sangat beruntung membesarkan Ayu dengan sangat baik. Rey dan Anna tidak memiliki anak, dan keduanya berkomitmen untuk saling menjaga sampai akhir hayat.
Meski Anna sempat dirundung kekecewaan karena dirinya tidak bisa memberikan Rey keturunan, Rey meyakinkan Anna yang cukup frustasi dengan cintanya yang teramat tulus padanya.
Pernikahan tidak harus menuntut pasangan menjadi sempurna, cukup saling percaya dan saling memberikan cinta yang tulus agar semua bisa dilalui dengan penuh kebahagiaan.
Anna akhirnya sadar, bukan anak yang menjadi tujuan utama mereka menikah. Rey bahagia saat Anna menyadari dirinya yang tiba-tiba hilang arah kembali, Rey berjanji akan menjaga hati Anna agar tetap menjadi wanita paling bahagia meski tidak mendapat berkah keturuan.
Kebahagiaan bisa di raih lewat berbagai cara. Anna menghapus kesepiannya dengan menjaga Mahesa dan Ranu selama ini, beruntungnya kedua anak-anak dari adik-adiknya sangat mencintai dirinya seperti Ibu kandungnya.
***
“Dad….” Mencari sosok wanita kesayangannya yang tidak nampak.
“Cari Mom?” Menatap lekat netra Daddy. “Mom mu di restaurant Papah Rey. Bobo Bang.” Senyumnya geli sendiri.
“Mom kebiasaan tidur di mana saja.” Ucapnya setelah memasuki mobil Malik dan duduk si sebelahnya. Ranu paling tidak suka saat Ayuna kelelahan dan tidur sembarangan, berbahaya.
Tidak lama mereka sampai di restaurant. Malik meminta Ranu membersihkan diri dan mengganti pakaiannya sebelum menemui Ayuna karena dia sangat berkeringat selesai basket.
“Dad tunggu di atas ya Nak.” Tentu saja ada BG yang mengawasi Ranu dari kejauhan. Ranu tidak kalah di jaga ketat oleh Malik.
Ayuna sedang menyandarkan tubuhnya yang kelelahan di sofa. Matanya yang masih mengerjap kecewa karena mendapati Drakor nya selesai tanpa dirinya tahu apa yang ditayangkan tadi. Anna dan Rey yang sering melihat pemandangan ini sudah tidak asing, dia akan bertingkah konyol tapi menggemaskan.
“Kenapa aku bisa ketiduran….” Memukul pelan kepalanya. Melempar remot TV sembarangan namun segera di ambilnya lagi dan menaruhnya dengan lembut.
“Maaf yah….kau tidak rusak kan…” Bicara sendiri dengan remot malang yang dilemparnya.
Rey hanya tersenyum memperhatikan tingak Ayuna.
Tok…tok…tok…
Muncul kepala Malik di balik pintu. Ayuna tersenyum bahagia Malik datang menjemputnya dengan selamat.
Pelukkan dan ciuman mendarat menghilangkan rindunya yang meski hanya beberapa jam tidak bertemu namun menggunung di hatinya.
“Mana Putraku? Kak Malik datang sendirian?” Manyun.
“Dia sedang ganti baju. Berkeringat anakmu Mom.” Ucapnya masih sibuk membubuhkan ciuman di wajah Ayuna berulang kali.
Melihat putranya masuk, Ayu merentangkan kedua tangannya meminta Ranu memeluknya. Ranu mendekat namun mendapat tatapan tajam dari Malik. Ayuna tidak menghiraukan sudah biasa Malik cemburu pada dirinya yang memeluk Putranya sendiri.
“Bang….jangan lama-lama peluk Mom mu.” Ucapnya ketus. Ranu hanya tersenyum merasa menang karena Ayu tidak melepas pelukkanya.
“Jangan larang-larang aku peluk anakku ya Kak, aku sudah rela tidak memeluk siapa pun kecuali Kak Malik.” Kesalnya.
“Chhh….” Berdecak. “Kau tidak ingat hari ini sudah dapat pelukkan dari siapa.” Tersenyum kesal sambil menatap Rey yang pura-pura tidak dengar percakapan mereka.
“Hahahaha….Kak Rey lah yang peluk-peluk aku, aku tidak Kak.” Tawanya malu mengingat Rey memeluknya siang tadi. Ini pasti kerjaan Mawar yang melapor tanpa filter.
Rey hanya menggeleng tidak menanggapi. Sudah biasa dirinya di caci maki jika memeluk adik sepupunya yang sudah seperti adik kandungnya. Rey membesarkannya dengan sangat baik menurut Rey.
Anna masuk dengan senyum hangat dibantu pelayan restaurant membawa makanan special untuk para tamunya yang tidak kalah special. Ada wanita cantik juga yang mengekor di belakang Anna.
“Sandraaaa………” Ayu berlari menghambur ke arah Sandra, sahabat baiknya yang terlampau sibuk dengan semua pekerjaanya yang entah datang dari mana tiba-tiba.
Setelah putus dan memutuskan jalan masing-masing dari Jofan, Sandra meminta Malik menempatkannya di kantor cabang yang jauh di pedesaan. Dia ingin mengobati banyak luka agar tetap bisa waras dan bertahan menjalani hidupnya.
“Aku sangat rindu San.” Tentu saja Ayu menangis, dia akan menangis dalam keadaan bahagia sekalipun. Dia mudah sekali meneteskan air matanya.
“Kau masih saja cengeng, lihat Putramu sudah besar.” Ledeknya yang juga tidak kalah rindu dengan suasana rumahnya yang ramai dan penuh kehangatan.
“Sandra akan berada di Jakarta 1 bulan ini, ada proyek besar dan aku butuh bantuan ahli darinya.” Malik senang bisa mengobati rindu, Ayu beberapa kali mengingat keramaian tingkahnya dengan dua sahabat masa mudanya dulu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!