NovelToon NovelToon

CINTA CEO TAMPAN

PERTEMUAN PERTAMA

Pagi ini Natasha bangun dengan riang, karena ini adalah hari pertamanya bekerja di sebuah perusahaan yang menurut sebagian orang sangatlah beruntung jika bisa bekerja disana.

Natasha yang dari pagi hari sudah mulai bersiap-siap untuk pergi bekerja tidak menyia-nyiakan waktunya, dia bergegas menuju halte di mana bus yang akan mengantarkannya menuju kantor lewat. Sebelum di terima kantor tersebut Natasha hanyalah seorang SPG salah satu mall terbesar di Bandung, gadis itu selalu bekerja dengan giat apalagi setelah kedua orangtuanya meninggal dunia ketika mengalami kecelakaan 5 tahun silam.

Selama 5 tahun Natasha mencoba bangkit dari keterpurukannya, gadis itu berusaha sekuat tenaga untuk membahagiakan orang tuanya di surga. Dia berjanji akan menjadi lebih tegar dan tidak mudah putus asa, dia yakin suatu saat akan ada hal indah yang menghampirinya. Baginya kekayaan yang dirinya punya tidak ada apa-apanya dengan keluarga, Natasha akan mencoba mencari tahu tentang kecelakaan yang telah merenggut nyawa kedua orang tuanya.

Bus yang akan mengantarkan Natasha ke kantor barunya telah tiba di halte, Natasha bergegas naik ke bus agar tidak terlambat sampai di tempatnya bekerja. Waktu yang di tempuh Natasha tidaklah sebentar, oleh karena itu dia berjalan lebih awal agar tidak mengecewakan perusahaan tempatnya bekerja.

Natasha yang telah tiba di depan perusahaan tersebut langsung menuju kemeja resepsionis untuk menanyakan di mana letak ruangan HRD, dia harus mengantarkan data-data yang kurang saat interview kemarin.

"Permisi mba saya mau tanya di mana ruang HRD nya ya?" tanya Natasha sopan.

"Mba Natasha ya?" tanya perempuan yang menjaga meja resepsionis perusahaan tersebut.

"Iya Mba, saya Natasha," jawab Natasha.

"Jangan panggil Mba, panggil saja Maya okeh," pinta Maya yang memperkenalkan dirinya kepada Natasha.

"Baik Mba eh maksud saya Maya," jawab Natasha yang masih merasa canggung.

"Tadi Mba Sasha menyuruh saya jika ada yang bernama Mba Natasha di suruh langsung menuju ke ruangannya," tutur Maya sambil menunjukan ruangan HRD berada dimana.

"Jangan panggil Mba, panggil saja Natasha," kekeh Natasha.

Maya tertawa saat mendengar ucapan dari gadis di depannya itu, "Iya panggil nama masing-masing saja ya tidak usah pakai Mba karena saya masih muda loh."

Natasha ikut tertawa mendengar pernyataan Maya, sampai dia lupa jika dirinya harus bergegas menuju ruangan itu.

"Ya ampun aku lupa kan," ucap Natasha yang teringat akan tujuan utamanya datang.

"Sudah sana kamu temui dahulu Bu Sasha, nanti kita bisa ngobrol lagi," suruh Maya yang langsung mendapat anggukan dari Natasha.

"Terima kasih ya Maya, aku ke ruangan Bu Sasha dahulu," ucap Natasha yang langsung berlalu meninggalkan Maya, dia berjalan menyusuri lorong-lorong kantor tersebut.

Setibanya di depan pintu ruangan yang bertuliskan HRD Natasha langsung mengetuk pintu tersebut, terdengar sahutan dari dalam yang menyuruhnya untuk masuk.

"Permisi Bu, saya Natasha karyawan baru yang kemarin interview sama Ibu," ucap Natasha sopan di depan wanita paruh baya yang notabennya adalah kepala HRD di kantor tersebut.

"Perkenalkan nama saya Sasha, biasa di panggil Sasha atau Acha. Kamu sudah tahu di bagian mana kamu akan bekerja?" tanya Sasha dan di jawab gelengan kepala oleh Natasha.

Sasha menjelaskan pekerjaan apa yang akan di lakukan oleh Natasha, Natasha akan bekerja sebagai sekertaris direktur utama di perusahaan tersebut. Awalnya Natasha terkejut karena dia tidak menyangka akan menjadi sekertaris di perusahaan itu, apalagi menjadi sekertaris seorang direktur utama. Sasha langsung mengantarkan Natasha keruangan barunya dan bertemu dengan bosnya itu, Natasha yang gugup mencoba mengatur nafasnya agar lebih tenang menghadapi hari pertamanya bekerja.

"Saya harap kamu tidak mengecewakan saya ya, dan juga kamu harus kuat menghadapi sifat bos besar," kata Sasha yang menjelaskan sifat dari bosnya itu, Natasha adalah orang ketiga dalam satu bulan ini yang menjabat sebagai sekertarisnya. Kedua sekertaris sebelum Natasha sudah mengundurkan diri karena tidak tahan dengan sifat bosnya yang sangat angkuh dan tidak punya perasaan itu.

Natasha dan Sasha telah tiba di depan ruangan besar dan sangat elegan tersebut, di sana tertulis ruang DIREKTUR UTAMA terpampang jelas di depan pintu ruangan tersebut.

Sasha mengetuk pintu itu dengan hati-hati, setelah mendapatkan izin dari dalam ruangan tersebut Sasha dan Natasha langsung masuk ke dalam. Di dalam ruangan tersebut Sasha memperkenalkan Natasha yang akan menjadi sekertaris barunya itu, raut wajah Bryan yang angkuh membuat Natasha mengumpat dalam hati. Natasha hanya bisa berdoa dalam hati semoga dia bisa tahan dengan sikap bosnya yang angkuh itu, dan berharap akan baik-baik saja dengan pekerjaan barunya.

Bryan yang awalnya melihat berkas yang berada di tangannya segera menatap dua orang wanita di depannya itu, jantung Bryan bekerja dengan sangat cepat saat pertama kali melihat gadis di depannya itu. "Ada apa dengan gadis itu, kenapa rasanya tidak asing dengan wajahnya," gumam Bryan yang tak berhenti memandangi wajah Natasha.

Natasha yang merasa dirinya di perhatikan hanya bisa menundukkan kepalanya, "Kenapa dia melihatku seperti itu sih," ucap Natasha dalam hati. Sesekali gadis itu melirik ke depannya, memastikan apa pria di depannya itu masih memandanginya atau tidak.

"Kamu bisa mulai bekerja hari ini?" tanya Bryan memecah keheningan yang ada.

"Bisa Pak," jawab Natasha yang terdengar gugup.

"Sasha tolong bawa dia ke mejanya dan beritahu apa saja pekerjaan dia di sini," perintah Bryan.

Sasha menganggukkan kepalanya dan mengiyakan perintah sang bos, "Baik Pak." Sasha segera mengajak Natasha untuk ikut dengannya, "Ayo aku antar ke tempatmu."

Natasha mengikuti wanita di depannya sambil menyelipkan beberapa pertanyaan, "Maaf Bu apa Ibu bisa menjelaskan kepada saya apa yang di sukai dan tidak di sukai oleh Pak Bryan. Saya takut membuat kesalahan nantinya," tutur Natasha yang bertanya kepada seniornya itu.

"Mari saya beritahu di meja kamu saja ya," ucap Sasha. Natasha mengikuti perintah Sasha, hingga dirinya tiba di sebuah meja yang letaknya berada di luar ruangan si bos.

"Ini meja kerjamu dan ini data-data tentang perusahaan yang harus kamu pelajari, satu lagi ini adalah kebiasaan Pak Bryan di situ juga tertulis apa yang di sukai dan tidak di sukai oleh Pak Bryan. Saya harap kamu bisa mempelajari dan mempraktekkannya dengan cepat ya," tutur Sasha sambil memberikan Natasha dua buah buku yang sama tebalnya itu. Natasha menelan ludahnya sendiri saat membaca satu persatu peraturan yang di buat oleh bosnya itu, "Ini peraturan macam apa banyak sekali," keluh Natasha saat Sasha sudah pamit untuk melanjutkan pekerjaannya kembali.

Hallo guys ini tulisanku yang berada di akun sebelah dan aku mencoba pindahkan di sini, berharap kalian akan suka juga dengan tulisan punyaku ini. Maaf jika ada beberapa kata yang aku tambahkan dan yang pasti berbeda dengan yang sudah pernah di publish, jangan lupa like, komen, rate dan vote nya ya untuk semua karya yang aku buat.

TERIMA KASIH SUDAH BERKENAN MAMPIR DAN MELUANGKAN WAKTUNYA

MULAI BEKERJA

Sasha mengantarkan Natasha ketempat di mana mejanya berada, dan Sasha langsung kembali keruangannya. Natasha merapikan meja kerja barunya, di saat sedang asyik merapikan mejanya Bryan menghampiri.

"Selamat pagi Pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Natasha yang sedikit terkejut karena bos ada didepannya.

"Ikut saya keruang rapat sekarang," tekan Bryan tidak boleh ada penolakan.

"Baik Pak," ucap Natasha sambil menundukkan kepalanya.

Natasha mengikuti bosnya itu, dia menuju ruang rapat yang tak jauh dari ruangannya. Sesampainya di ruang rapat Natasha mendudukkan dirinya di samping kursi bosnya itu, dia menyerahkan laptop dan laporan yang sudah disiapkan tadi setelah Sasha meninggalkannya.

Rapat yang dipimpin oleh Bryan berjalan dengan lancar, karena mereka semua tahu jika bosnya itu akan berbahaya jika sudah marah. Rapat selesai bersamaan dengan jam makan siang, Natasha izin kepada Bryan untuk pergi makan siang di kantin sebentar. Brian mengizinkan dan dia menitip pesan untuk sekalian membelikannya makan siang, "Nanti bawakan saya makan siang sekalian," perintah Bryan.

Natasha segera bergegas pergi menuju kantin yang ada di perusahaan tersebut, "Ah perutku sudah mulai tidak sabar minta di isi," ucapnya sambil berjalan menuju di mana kantin kantor berada.

Di perusahaan milik Bryan para karyawannya mendapatkan jatah makan siang gratis, Natasha yang mulai merasakan lapar segera memesan makannya. Natasha yang sedikit kebingungan karena tidak mendapat tempat duduk hanya bisa pasrah, tidak berselang lama ada suara seorang gadis yang memanggilnya dan mengajak untuk bergabung dimejanya. Awalnya Natasha merasa canggung karena ini hari pertamanya bekerja, tapi dia memberanikan diri untuk mengenal lebih banyak teman.

"Hay," sapa Mia gadis yang memanggil Natasha waktu sedang mencari bangku kosong untuk makan siang.

"Hay juga, perkenalkan namaku Natasha. Mohon bantuannya ya saya baru bekerja di sini," ucap Natasha saat sudah duduk di hadapan Mia.

"Namaku Mia, aku bekerja di bagian keuangan," ujar Mia memperkenalkan diri.

Mereka berdua larut dalam obrolan seputar pekerjaan masing-masing, sampai tidak terasa waktu makan siang hampir habis Natasha baru ingat pesan bosnya itu.

"Aduh aku lupa, Pak Bryan nitip makan siang," ingat Natasha sambil memukul keningnya pelan.

"Sudah sana kamu cepat pesankan makanan sama Bu Yanti," ucap Mia sambil menunjuk salah satu stand makanan di kantin tersebut.

"Pak Bryan biasa makanan di sana, semua karyawan tahu itu," sambung Mia.

Natasha langsung menghampiri stand makanan yang di maksud oleh Mia dan memesan makanan yang biasa dimakan oleh bosnya. Setelah mendapatkan makanan tersebut Natasha langsung bergegas menuju ruang Bryan, dalam hati dia merutuki kebodohannya sendiri karena lupa akan pesan bosnya itu.

"Mudah-mudahan dia tidak marah," gumam Natasha dalam hati sambil berdoa agar sang bos tidak memecatnya, apa kata karyawan yang lain baru bekerja satu hari sudah di pecat hanya karena lupa membelikan makan siang sang bos.

Tok tok tok

Natasha mengetuk pintu ruang Bryan dan menunggu jawaban dari dalam, setelah mendapatkan jawaban dari dalam ruangan barulah dia memberanikan diri untuk masuk.

"Maaf Pak, ini makan siang yang Bapak pesan tadi," ucap Natasha sambil menyerahkan kotak makanan kehadapan Bryan.

Bryan yang sedang melihat laptopnya menatap kotak makanan tersebut bergantian dengan menatap wajah Natasha yang menunduk.

"Darimana saja kamu? Apa kamu tidak lihat jam berapa sekarang? Kenapa lama sekali membeli makan siang di kantin bawah, hmm?" cetus Bryan sambil menatap Natasha yang terlihat ketakutan.

"Maaf Pak, saya lupa akan pesanan Bapak, saya mohon maaf Pak dan jangan pecat saya," pinta Natasha sendu. Natasha mengingat apa saja yang harus di lakukan dan tidak boleh di lakukan, termasuk tidak boleh telat membawakan makan siang untuk Bryan.

"Siapa yang mau pecat kamu sekarang?" tanya Bryan, Natasha tidak berani menjawab pertanyaan bosnya itu.

"Untuk sekarang kamu saya maafkan walau sebenarnya saya tidak akan bisa mentolerir kesalahan siapapun, tapi karena kamu baru bekerja hari ini jadi saya maafkan tapi lain kali kamu membuat kesalahan jangan salahkan saya jika saya memecat kamu dan kamu hanya punya waktu setengah jam untuk makan siang. Setelah itu bawakan saya makan siang jangan sampai telat, kalau telat akan ada konsekuensi yang harus kamu terima. Paham?" tekan Bryan. Natasha menganggukan kepalanya dan memohon izin untuk melanjutkan pekerjaannya.

Bryan langsung menyantap makan siangnya yg terlambat itu, Natasha bisa bernafas lega karena bosnya itu tidak seperti yang dibayangkannya. Sebelum meninggalkan kantin tadi Mia dan Natasha saling bertukar nomor telepon satu sama lain, mereka pun berbincang melalui pesan WhatsApp.

Mia

Natasha nanti pulang bareng ya

Natasha

Iya, nanti tunggu aku di lobby saja ya

Mia

Okeh, sampai nanti ya

Natasha

Iya, aku kembali kerja dulu ya

Natasha terkejut saat Bryan berada di depannya.

"Sedang apa kamu? Sudah selesai pekerjaan yang saya berikan?" tanya Bryan.

"Maaf Pak, tugasnya sudah selesai baru saya mau antar keruangan Bapak," bela Natasha.

"Bawa keruangan saya sekarang, saya mau ketoilet dahulu sebentar," izin Bryan yang berlalu meninggalkan Natasha yang sedang merapikan file yang di minta oleh Bryan.

Natasha menaruh file tersebut diatas meja kerja Bryan, saat akan meninggalkan meja tersebut Natasha tidak sengaja melihat photo yang ada di hapadannya itu.

"Cantiknya," puji Natasha saat melihat photo Bryan dengan seorang anak perempuan yang ada didalam photo itu. Natasha segera keluar dari ruangan tersebut sebelum bosnya itu kembali dari toilet. Natasha kembali merapikan pekerjaannya dan mengangkat beberapa telepon masuk untuk mengatur jadwal bosnya itu.

Bryan yang kembali dari toilet langsung masuk kedalam ruangannya, Natasha yang melihatnya sekilas itu berpikir.

"Dia itu pekerja keras sekali, keluar hanya ada perlu saja," gumam Natasha pelan, dia terkejut saat telepon disampingnya berbunyi.

"Iya ada yang bisa saya bantu Pak?" tanya Natasha yang tahu bahwa telepon masuk itu dari Bryan.

"Pesankan saya coffe di kantin bawah, bilang saja buat saya," ucap Bryan dari seberang telepon sana.

"Baik Pak," jawab Natasha yang langsung menutup teleponnya dan bergegas menuju kantin untuk memesankan coffe untuk Bryan. Setelah mendapatkan pesenan Brian, Natasha langsung mengantarkannya ke ruangan Bryan.

Jam pulang kantor berakhir Natasha segera merapikan meja kerjanya agar tidak ada barang yang berantakan, Bryan yang baru saja keluar dari ruangannya berlalu meninggalkan Natasha yang masih berkutat dengan file-file yang berantakan dimejanya. Natasha segera turun ke lobby setelah pekerjaannya telah selesai, dia menemui Mia yang sedang menunggunya. Natasha dan Mia berjalan meninggalkan gedung perkantoran tersebut, mereka menunggu bus yang akan mengantarkannya kerumah mereka masing-masing.

TEMAN BARU

Mia yang ikut pulang bersama dengan Natasha menatap terkejut saat melihat rumah Natasha, rumah yang Natasha tinggali memang terlihat mewah dibandingkan dengan rumah Mia.

Mia tinggal di salah satu perkampungan yang lumayan padat, gadis itu pun tinggal seorang diri karena keluarganya berada di desa. Natasha yang mendengar cerita Mia saat makan siang merasa prihatin dengan keadaannya, dia mengajak Mia untuk menemaninya tinggal di rumah tersebut.

"Mia kamu mau kan tinggal sama aku di sini?" tanya Natasha. Mia yang mendengarnya merasa malu dan tidak enak hati jika menerima tawaran dari teman barunya, namun Natasha terus membujuk Mia agar mau tinggal bersamanya.

"Mau ya Mia, aku di sini sendiri paling ada pembantu yang membersihkan rumah ini, ayo kamu tinggal disini," ajak Natasha.

Karena dia tahu ternyata Mia juga tinggal sendiri, hanya takdir yang membedakan mereka. Natasha memang dari keluarga berada, gadis itu tidak mau menggunakan peninggalan orang tuanya secara berlebihan. Dia berusaha sekuat tenaga untuk mencoba berdiri sendiri dan tidak berlarut dalam kesedihan setelah kedua orang tuanya meninggal.

Natasha lebih suka bekerja di luar dan bersusah payah daripada harus bekerja di perusahaan milik Ayahnya, tidak ada yang tahu selain Mia bahwa dia adalah anak dari seorang pengusaha terkenal yang meninggal karena kecelakaan. Karena Natasha sendiri tidak mau menampakkan diri saat Ayahnya berada dalam pertemuan penting, jadi tidak ada yang menyangka bahwa seorang pengusaha terkenal memiliki anak perempuan yang bekerja menjadi sekertaris.

"Tapi aku mohon Mia, kamu jangan bilang kepada siapapun siapa aku sebenarnya. Aku lebih suka hidup sederhana tanpa gelimang harta," ujar Natasha yang meminta Mia agar merahasiakan status dirinya.

"Tapi aku juga tidak bisa meninggalkan semua pemberian kedua orang tuaku," sambung Natasha yang kembali mengingat kenangan bersama kedua orang tuanya.

Natasha sudah merasa nyaman dengan Mia, dia tidak sungkan untuk saling bertukar keluh kesah satu sama lain. Mia merasa bahagia memiliki teman baru seperti Natasha, bagi Mia Natasha bagaikan malaikat yang turun ke bumi.

"Aku pasti akan jaga rahasia kamu, jadi tenang saja," ucap Mia. "Tapi apa alasan kamu menyembunyikan identitas asli mu?" sambung Mia yang penasaran.

Natasha menceritakan semuanya, mulai dari awal dia kecil sampai kedua orang tuanya yang meninggal secara tragis itu. Natasha sampai tidak bisa menahan air matanya yang keluar saat mengingat semua kejadian yang terjadi, dia hanya bisa berdoa semoga kedua orang tuanya bisa mendapatkan tempat yang layak di sisi Tuhan.

"Kamu beruntung Sya bisa terlahir dari orang mampu, sedangkan aku ..., " ucap Mia. Natasha memeluk erat tubuh Mia, "Ada aku Mia," ujar Natasha.

Dengan ragu Mia berkata, "Setelah kamu tahu siapa aku sebenarnya, apakah kamu masih mau berteman denganku?" pertanyaan Mia membuat Natasha diam seketika, karena selama ini tidak ada yang mau berteman dengan Mia hanya karena dia seorang anak dari keluarga yang miskin.

"Mia jangan pernah merendah diri seperti itu, aku senang berteman denganmu malah aku mau kamu jadi sahabatku. Dan kamu harus mau menemaniku untuk tinggal di sini," paksa Natasha. Mia terdiam sejenak dan tak lama gadis itu menganggukkan kepalanya, "Okeh," ucap Mia.

"Jangan sungkan anggap saja seperti rumahmu, aku hanya sendiri tinggal di sini jadi tidak perlu takut ada yang marah," tutur Natasha yang selalu merasa kesepian setiap harinya, gadis itu hanya di temani oleh Bi Sumi yang sudah mengurusnya dari masih bayi. Bi Sumi akan pulang ketika semua pekerjaannya telah selesai, dan akan kembali esok paginya.

Natasha mengajak Mia untuk menuju kamar yang akan ditempatinya, Mia merasa takjub karena kamar itu lebih dari tempat tinggalnya. Selama ini Mia menempati rumah petakan di daerah Bandung, "Ini tidak salah?" ucap Mia yang merasa takjub dengan apa yang di lihatnya.

"Ini akan menjadi kamarmu, jadi suka-suka kamu ingin seperti apa nantinya," pesan Natasha.

"Tidak perlu di dekor ulang ini sudah lebih dari cukup dan membuatku nyaman," cakap Mia yang merasa bersyukur mendapatkan teman seperti Natasha.

"Besok pagi aku pulang dulu ya Sya, kan semua barang-barang aku masih di tempat kos," sambung Mia yang meminta izin untuk mengemas semua barangnya terlebih dahulu.

Natasha pun mengiyakan permintaan Mia dan dia segera meninggalkan Mia seorang diri dikamarnya, "Aku ke kamar dulu ya. Kalau ada apa-apa kamu ke kamarku saja," pinta Natasha.

Natasha bergegas menuju kamarnya, selama perjalanan menuju kamar gadis itu merasa senang karena dia tidak akan merasa kesepian lagi. Natasha pergi ke dapur terlebih dahulu untuk mengambil air minumnya, namun saat melewati ruang keluarga Natasha seketika menangis mengingat kedua orang tuanya dan juga adik semata wayangnya yang ikut pergi dalam kecelakaan itu. "Aku harus kuat," ucapnya sambil menghapus air mata yang tiba-tiba muncul itu.

Natasha kembali berjalan menuju kamarnya, gadis itu ingin mandi terlebih dahulu. Mia yang baru saja membersihkan diri segera pergi ke dapur, dia akan membuatkan makan malam untuk mereka berdua. Mia mencoba memasak makanan yang bahannya sudah tersedia di dalam lemari es di rumah Natasha, dengan cekatan Mia membuat beberapa menu untuk makan malam. Natasha yang sedang berendam untuk menghilangkan lelahnya tersadar jika dia harus memasak untuk makan malam apalagi gadis itu sudah merasakan lapar pada perutnya.

Natasha yang sudah selesai, segera bergegas turun menuju dapur untuk membuat makan malam. Tanpa sepengetahuan Natasha, Mia sudah selesai dengan beberapa makanan untuknya dan juga Natasha.

"Kamu lagi buat apa?" tanya Natasha saat menghampiri Mia yang sedang memasak didapurnya.

"Eh maaf Sya, aku pakai dapur kamu untuk memasak. Dan maaf juga sudah lancang mengambil sayuran di dalam lemari es rumahmu," sesal Mia. Natasha hanya tertawa melihat tingkah Mia yang merasa tidak enak karena sudah tidak sopan dengan sahabat barunya itu.

"Kan sudah aku katakan tidak usah sungkan Mia, anggap saja ini rumahmu. Kamu mau apapun silakan saja, asal tidak berbuat yang macam-macam ya," ledek Natasha sambil tertawa dengan riangnya. Mia yang melihat tawa Natasha tersenyum senang, karena ternyata Natasha tidak seperti yang dia bayangkan saat awal bertemu.

Akhirnya mereka melanjutkan acara memasaknya yang tertunda itu, setelah selesai mereka langsung menyantap makanan tersebut. Natasha merasa bahagia ada yang menemaninya saat ini, dia berharap persahabatan nya akan tetap hangat seperti ini. Natasha mengajak Mia untuk menonton televisi dahulu sebelum beranjak tidur, disela-sela menonton televisi bersama mereka bercerita akan masa lalu masing-masing. Banyak canda dan tawa yang tercipta di ruangan itu, apalagi mengenang saat-saat masih bersekolah dahulu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!