NovelToon NovelToon

Perjalanan Panjang Wanita Tangguh

01. Masa Kecil Yang Suram

Jangan pernah terjebak dalam keadaan hidupmu. Pandanglah keluar, dan tersenyumlah, kemudian katakan pada dirimu sendiri bahwa kamu bisa menggapai apa yang kamu impikan. Memang untuk mencapai sesuatu itu bukan hal yang mudah. Namun, usaha dan kerja keras akan membawamu melihat dan mengerti bahwa apapun itu bisa dicapai, asalkan bertekun. Karena ketekunan mendatangkan keberhasilan. Eda Sally

*****

"Ayo! Cepat mandi Yu? Habis itu siap-siap dan antar ibu ke pasar sebelum berangkat ke sekolah." Kata ayah Yuana mengingatkan.

Yuana tak mengindahkan kata-kata ayahnya karena itu kalimat yang sudah tidak asing lagi di telinganya.

Setelah di dalam kamar mandi, Yuana tidak segera mandi. Ia merenungkan nasibnya yang tidak sama seperti teman-temannya. Maklum, ibunya hanya pedagang kaki lima yang setiap hari harus berjubel dengan banyak pedagang untuk mengumpulkan rupiah demi memperlancar biaya sekolah Yuana dan kakaknya serta kebutuhan rumah lainnya. Sementara ayahnya hanyalah karyawan biasa di kantor kecamatan tempat mereka tinggal, yang bekerja menggunakan Ijazah SMA dan tentunya penghasilan setiap bulan tidak menjamin kebutuhan mereka dalam sebulan.

"Yuana, apakah sudah selesai mandi, nak?" Terdengar suara ibunya memanggil.

"I-iya bu, sebentar lagi." Kata Yuana. Yuana tersentak dari lamunannya dan segera menyambar sikat gigi untuk menggosok gigi dan segera mandi.

Selesai mandi, Yuana segera memakai baju seragam sekolahnya, dan sekali lagi memeriksa alat tulis dan perlengkapan sekolahnya yang sudah dia siapkan dari malam sebelum tidur.

Setelah selesai berkemas, Yuana segera keluar dari kamarnya dan menuju meja makan. Di meja makan terlihat ibu, ayah, dan kakaknya yang sudah menunggu untuk sarapan pagi bersama.

Kakak Yuana juga punya kebiasaan yang sama dengan Yuana. Setiap pagi, sebelum berangkat ke sekolah, ia dan Yuana harus mengantar ibunya ke pasar. Yosua walaupun sudah SMA tapi tidak pernah gengsi membantu ibunya. Baginya hanya itu satu-satunya cara untuk membantu meringankan beban orang tuanya.

Mereka sarapan bersama dengan tidak ada yang mengeluarkan suara, kecuali sendok dan piring tentunya. Hehehe. Ini juga aturan yang harus ditaati. Karena menurut ayahnya tidak sopan kalau makan sambil berbicara. Sarapan bersama mereka kurang lebih 10 menit, karena mereka harus mengejar waktu agar tidak terlambat datang ke sekolah.

Karena sarapan pagi sudah selesai, Yuana dan Yosua menggunakan sepeda motor dan membantu membawakan barang-barang dagangan ibu berupa sayur dan buah-buahan. Sedangkan ibunya biasanya menumpang angkot kalau ke pasar.

Perjalanan dari rumah ke pasar memakan waktu kurang lebih 10 menit. Ayah Yuana tentu tidak bisa mengantarkan ibunya ke pasar. Selain karena mereka tinggal dekat kantor tempat ayahnya bekerja, juga sepeda motornya hanya 1 dan itu dikhususkan untuk dipakai Yuana dan Yosua ke sekolah

Setelah selesai menurunkan barang-barang dagangan, Yuana dan Yosua langsung menuju ke sekolah. Yuana dan Yosua, walaupun anak dari keluarga sederhana, namun tidak bisa diremehkan karena mereka termasuk anak dengan kemampuan diatas rata-rata sehingga mereka dapat diterima di sekolah favorit di kota tinggal mereka.

Pelita Harapan merupakan sekolah dengan TK, SD, SMP, dan SMA 1 atap yang berada dalam 1 kawasan. Yuana yang masih SD Kelas 6 tidak perlu kuatir ketika akan berangkat atau pulang, karena ia selalu berangkat dan pulang bersama kakaknya.

Yosua sejak SD sudah sering meraih peringkat pertama hingga tingkat SMA sehingga ia mendapat keringanan biaya dari sekolah. Sementara adiknya Yuana juga mengikuti jejak kakaknya. Bahkan Yuana terkesan lebih pandai dari kakaknya karena ia juga memiliki kemampuan dalam bernyanyi, bahkan ia sudah bisa menulis lagu walaupun liriknya masih sederhana. Yuana juga pandai memainkan alat musik piano dan gitar karena di sekolah mereka, setiap jumat selalu ada pelajaran ekstra untuk mengembangkan bakat anak-anak.

.

.

.

.

.

Happy reading ya guys, semoga terhibur. Jangan lupa like, vote, rate bintang lima, dan komentar positifnya😍😍😍😍😍

02. Antara Rasa Nyaman dan Masa Depan

Kadang kita terlalu nyaman di dalam zona dimana kita ada sehingga tidak berpikir bahkan enggan untuk keluar darinya. Jangan cepat berpuas diri, karena kenyamanan yang tidak mendatangkan perubahan sama saja dengan menabur jagung dan berharap untuk memanen padi. Eda Sally

*****

Tidak terasa waktu cepat berlalu dan Yuana hampir menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Dasar. Tinggal seminggu lagi Yuana akan mengikuti Ujian Nasional.

Yuana yang pada dasarnya cerdas dan sering menduduki peringkat pertama sejak kelas 1 SD, membuatnya semakin yakin bahwa ia akan menamatkan sekolahnya dengan nilai yang memuaskan. Ia tekun belajar dan sangat memanfaatkan waktu dengan baik.

Ketika sedang asyik belajar, tiba-tiba pintu kamarmya diketuk.

Tok tok tok.

"Yu, sudah waktunya makan malam nak? Ayo! Ayah sama kakak sudah menunggumu." Kata ibu mengingatkan.

Yuana segera menghentikan aktifitas belajarnya dan keluar dari kamar mengikuti ibunya menuju meja makan.

Setelah selesai makan, Yuana akan segera bangkit untuk kembali ke kamar melanjutkan belajar, tapi segera ditahan ayahnya.

"Nak, ayah mau bicara sebentar. Tadi siang Paman Jack menelpon ayah. Paman menanyakan tentang sekolahmu dan kapan ujian akhirnya."

Yuana hanya diam mendengarkan ayahnya bicara. Tapi kemudian ia bertanya karena penasaran.

"Yah, kenapa paman Jack menanyakan sekolah Yuana?"

"Jadi begini Yu? Paman meminta kepada ayah agar jika kamu tidak keberatan, kamu ikut paman ke Kupang dan melanjutkan sekolah disana. Soalnya di rumah hanya ada tante Grace dan Nita. Paman kan sering tugas keluar kota, jadi mereka kesepian. Lagi pula Nita seumuran kamu dan membutuhkan teman. Ayah sudah bicara sama ibu. Sekarang ayah mau dengar keputusan kamu dan pendapatnya kak Yosua."

Yuana hanya terdiam mendengar semua yang dikatakan ayahnya. Tentu saja ia kaget. Dalam hidupnya ia tidak pernah berpikir untuk jauh dari Ayah, ibu, dan kak Yosua yang selalu menyayangi dan menjaganya.

"Aku keberatan yah. Aku tidak mau adik kecilku jauh-jauh dari aku. Aku rela bantu apa saja yang penting Yuana tetap disini dan tidak pergi." Mata Yosua berkaca-kaca ketika mengucapkan kalimat terakhir.

Semuanya terdiam mendengarkan perkataan Yosua. Ibu tentu saja tidak rela. Tapi ia sadar, bahwa jika Yuana ikut paman Jack, tentu biaya sekolah Yuana akan ditangani paman Jack. Karena paman Jack juga memegang jabatan penting di kantornya, bahkan punya beberapa usaha di bidang properti.

Yuana sudah tidak bisa menahan air matanya. Ia terlihat sesenggukkan dan hanya diam. Ia tahu ini berat. Tapi ia juga harus melakukan ini untuk meringankan beban orang tuanya, dan juga ingin agar cita-citanya untuk menjadi orang sukses tercapai.

selang beberapa saat, Yuana menghapus air matanya dan berkata:

"Baik yah, Yuana setuju. Yuana akan ikut paman Jack jika itu yg terbaik."

Walaupun baru berumur 12 tahun, Yuana sudah memiliki pemikiran yang matang karena dari kecil ia tidak pernah punya waktu untuk bermain-main. Dan saat ini ia sadar, orang tuanya tentu tidak akan mampu menyekolahkannya hingga perguruan tinggi.

"Nak. Maafkan ayah dan ibu yang tidak bisa memberikan pendidikan yang layak. Ibu tahu kamu cerdas. Ibu juga tidak rela kamu pergi. Tapi ibu sadar, masa depan kamu jauh lebih penting dari apapun. Kamu bisa datang menjenguk ayah, ibu dan kak Yosua jika libur."

Yuana sudah tidak dapat menahan hatinya. Ia langsung berlari ke kamar dan menangis. Ingin ia menolak ini semua. Tapi ia sadar, hanya ini satu-satunya jalan agar ia bisa meraih mimpi-mimpinya. Ia tidak tega ibunya harus seharian berjualan di pasar. Ia juga tentu akan merindukan kak Yosua yang selalu menyayangi dan memanjakannya.

Akhirnya Yuana pun tertidur karena kebanyakan menangis.

.

.

.

.

Happy reading ya guys, semoga terhibur. Jangan lupa like, vote, rate bintang lima, dan komentar positifnya😍😍

03. Ujian Nasional

Percayalah pada kemampuan mu, dan katakan pada dirimu sendiri bahwa kamu bisa melakukan apapun untuk melewati rintangan, karena kamu punya tekad. Eda Sally

*****

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Yuana sangat bersemangat untuk mengikuti ujian nasional sehingga ia datang lebih awal dari biasanya. Baru jam 06.30 Yuana sudah sampai di sekolah. Karena Yuana ujian, maka ibunya memilih menghentikan aktifitas jualan di pasar agar bisa fokus memperhatikan persiapan dan waktu belajar Yuana.

Yuana duduk termenung sambil memikirkan tentang sekolahnya yang akan dilanjutkan di Kupang. Saat sedang melamun, tiba-tiba ia dikagetkan dengan suara yang sudah tidak asing baginya.

"Yu, apa yang sedang kamu pikirkan? Dari tadi aku di sini dan kamu tidak melirik aku sama sekali?" Tanya Kesya.

"Eh Key! Kamu bikin kaget aku. Teman-teman yang lain mana?" Yuana mengalihkan pembicaraan karena malu di bilang melamun.

Kesya adalah anak seorang pengusaha yang kaya, tapi ia sangat baik kepada siapa saja. Apalagi dengan Yuana, ia tentu akan selalu berbuat baik, karena Yuana tidak pernah pelit menerangkan pelajaran yang belum dipahami Kesya. Mereka memang terlihat akrab sejak kelas 1 hingga sekarang. Di sekolah Yuana paling akrab dengan Kesya, Donna, dan Verly. Mereka sering belajar bersama. Tentunya yang selalu jadi tempat bertanya ketika mereka kesulitan belajar adalah Yuana. Bagi Yuana, tidak ada pelajaran yang sulit karena ia terbiasa belajar dan memang pada dasarnya ia cerdas.

"Ayo, kita ke kelas saja sambil tunggu teman-teman." Ajak Kesya.

"Yuk!" Kata Yuana sambil menggandeng tangan Kesya.

Saat mereka akan berjalan, tiba-tiba ada yang memanggil.

"Yuana! Kesya! Tunggu!" Yuana dan Kesya menghentikan langkah mereka dan menoleh ke arah sumber suara, yang ternyata adalah Donna dan Verly.

"Eh Yu, tumben pagi sekali?" Kata Verly.

"Iya Ver, hari ini kan mau ujian jadi aku datang pagi. Oya! Bagaimana dengan persiapan ujian kalian?" Tanya Yuana.

"Aku tidak terlalu yakin dengan persiapan ujianku Yu. Kamu tau kan, aku agak kesulitan dengan matematika." Kata Donna sambil memonyongkan bibirnya.

"Nanti kamu bantu aku kalau ada soal yang sulit ya. hehehhe."

"Ah Don, kamu ada-ada aja. Ini kan ujian, kamu harus percaya pada kemampuan dirimu sendiri, apapun hasilnya." Kata Yuana.

Teng teng teng teng......

Saat mereka sedang bercakap-cakap, lonceng berbunyi tanda ujian akan segera dimulai. Tanpa komando, mereka berempat beriringan dengan anak-anak lain memasuki kelas tempat mereka akan ujian. Anak-anak sangat tertib ketika sudah di kelas sehingga tidak ada yang bersuara.

Selang 10 menit kemudian, bu Gina, selaku pengawas ujian di ruangan Yuana memasuki kelas dengan membawa amplop soal di tangannya. Anak-anak yang lain terlihat menghembuskan nafas dengan kasar pertanda grogi.

"Selamat Pagi anak-anak. Sapa bu Gina. Apakah semuanya siap mengikuti ujian hari ini?"

"Siap buuuuuuu....." Tanpa dikomando, anak-anak menjawab dengan sangat kompak.

"Baik! jika demikian kita akan memulai ujian hari ini.

Seorang pengawas lainnya membantu bu Gina membagikan lembar soal kepada anak-anak. Setelah menerima lembar soal dari pengawas, anak-anak mulai mengerjakan soal. Diantara semua peserta ujian, banyak yang terkadang menaruh jari telunjuknya di dahi tanda sedang berpikir keras tentang jawaban soal yang harus dipilih. Hanya Yuana yang terlihat tersenyum sepanjang ujian..

.

.

.

.

.

Happy reading ya guys, semoga terhibur. Jangan lupa like, vote, rate bintang lima, dan komentar positifnya😍😍😍😍😍

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!