NovelToon NovelToon

My Universe (Elsava)

Elsava

Di sebuah halaman rumah terdengar jerit tangis pilu seorang gadis kecil mengiba mohon ampun pada orang dewasa yang tengah memukulinya tanpa ampun menggunakan batang singkong.

"Huhu....ampun Pak ampun sakit hiks...hiks..." suara gadis kecil itu terdengar seperti rintihan karena tak henti-hentinya pria itu mengayunkan batang singkong itu pada tubuh mungilnya.

"Dasar anak tak berguna, tak tahu di untung, gak bisa di kasih tahu" seru pria yang tak lain adalah Bapak nya.

Bukk...buk....

Tangan kekar itu mengayunkan batang singkong hingga patah menjadi dua.

"Makanya kalau di kasih tahu itu nurut, jangan ngelawan sama orang tua" sahut seorang wanita baru keluar dari salam rumah membawa ember berisi air.

Byurrrrr

wanita itu menyiram tubuh mungilnya menggunakannya seember air, yang membuat luka lebam bekas pukulan dari batang singkong itu terasa nyeri perih.

"Ampun Buk....ampun...Els janji gak nakal lagi, Els janji jadi anak yang baik huhu....huhu...." gadis kecil itu menangis tergugu memeluk pundak sebagai perlindungan dari pukulan yang di berikan oleh Bapak nya.

"Janji janji aja terus tapi gak pernah di tepati" Bapaknya datang dengan membawa pelepah pisang sebagai ganti batang singkong yang telah remuk dan patah karena di adu dengan tubuh mungil itu.

Awwwww....Ampun......ampun......

teriak gadis itu saat tubuhnya di cambuk menggunakan pelepah pisang.

"Ampun....Ampun....udah....sakit...sakit.... hiks... sakit pak ampun... ampun... SAKITTTTTT" teriak seorang wanita yang bangun dari tidurnya.

Ya mimpi itu datang lagi, mimpi yang menyakitkan dan memilukan, wanita itu bangun dengan nafas tersengal-sengal dan keringat bercucuran mengalir deras membasahi tubuhnya.

"Aku sudah memaafkan nya, aku mengampuninya Tuhan, tolong henti mimpi itu, aku sangat takut, aku kesakitan, aku sakit hiks....hiks..." gumam wanita itu dalam tangisnya, mimpi itu selalu datang saat tubuhnya terasa begitu lelah.

Kejadian memilukan itu terjadi lebih dari 20 tahun yang lalu, namun sakitnya tetap terasa, cacian dan makian itu seperti kaset lama yang di putar berulang-ulang di kepalanya. Seberapa banyak waktu berlalu nyatanya tak mampu menyembuhkan luka hati yang terpatri dalam jiwanya.

"Tuhan, aku sungguh lelah, aku ingin hidup normal, tolong bantu aku, jangan biarkan aku sendirian, genggam erat tanganku Tuhan" pinta wanita itu memeluk erat tubuhnya, sungguh lelah dan sangat frustasi dengan kejadian di masa lalunya.

Dulu wanita itu sempat berpikir untuk bunuh diri, selalu di salahkan, apa yang di lakukan tidak pernah ada benarnya, di kucil kan, di marahi, cacian makian dan pukulan adalah makanan nya setiap hari, hingga ia tumbuh menjadi wanita yang sangat pendiam, tertutup, tidak percaya diri, berasa rendah diri, merasa buruk dan tak berguna.

Dengan kondisi yang seperti itu, apa yang harus ia pertahankan di dunia ini? Bukankah lebih baik jika dirinya tiada di dunia ini, wanita itu merasa dunia menolak kehadirannya, fisik dan hati nya penuh luka, jiwanya sangat kesakitan, merintih memohon pertolongan, namun tak seorang pun mau mengulurkan tangannya. Namun anehnya dia takut mati, wanita itu takut gelap, takut tidak bisa bernafas lagi, sungguh miris.

Wanita itu kembali membaringkan tubuhnya di ranjang, matanya menatap lurus kedepan menerawang jauh, sepahit apa jalan hidupnya, sesakit apa luka yang di terima oleh tubuh dan jiwanya, namun hingga kini ia masih hidup dan bernafas dengan baik, entah harus bersyukur atau meratapi kenyataan.

Tok...tok...tok...

"Els...bangun ini sudah sore, waktunya bersih-bersih rumah" perintah seorang dari luar kamarnya.

"Iya Bu..." sahut Elsava bangun dari pembaringan, dan membuka pintu itu.

"Kamu itu jadi istri jangan pemalas dong, sok jadi Nyonya, kamu mau membuat mertuamu jadi babu?" serunya memaki Elsava.

"Bukan begitu Bu, tadi Els cuma istirahat aja, terlalu lelah" tuturnya.

"Alah....alasan aja kamu, memang kamu lelah ngapain? nyapu genteng? ngepel dinding rumah hah...?" seru wanita paruh baya yang tak lain adalah mertuanya.

"Ya bukan begitu Bu, tapi kan tadi Els nyuci baju banyak, beberes rumah dan..."

"Gitu aja kamu udah ngeluh lelah, capek. Dasar wanita manja" bentaknya.

"Bukan begitu maksud Els Bu, tapikan tadi Els juga mencuci baju Lisa, Mas Aryo, Mas Arya, Kak Dini, juga.."

"Jadi kamu gak ikhlas? kamu mau itung-itungan hah...? berani kamu ya bicara begitu sama mertua? mereka semua kerja, jadi wajar gak punya waktu buat nyuci baju, Lisa juga sekolah, dirumah ini yang nganggur cuma kamu, cuma kamu yang gak bisa menghasilkan uang, bisanya cuma menghabiskan uang anakku saja" oceh Ibu mertua Elsava.

"Gak gitu Bu, Els ikhlas kok ngerjain semuanya, Els kan tadi cuma lelah dan istirahat, ini Els juga mau ngerjain pekerjaan rumah" Elsava menahan sesak di dadanya.

"Ya sudah sana kerjakan, jangan sampai nanti orang-orang pulang kerja capek, lihat rumah berantakan, makanan belum ada" perintahnya, lalu meninggalkan Elsava.

Elsava mulai membersihkan rumah, menyapu, mengepel, merapihkan setiap sudut rumah memastikan tidak ada debu dan kotoran yang menempel baik di lantai, gorden, kaca, meja lemari dan lainnya.

Setelah itu Elsava mengangkat jemurannya, pakaian-pakaian itu tiga keranjang full di angkut nya menuju tempat setrika, untuk di kerjakan nya besok. Lalu ia menuju dapur untuk menyiapkan makan malam, Els mengambil bahan-bahan yang ada di dalam kulkas.

Els selesai mengolah bahah makanan itu dengan baik, ia menyajikan di atas meja makan, ada ayam semur, capcay, tumis buncis, ikan goreng juga sambel terasi, lalapan timun, dan rebusan labu siam tertata rapih di meja.

Els kembali ke dapur untuk mencuci perkakas yang telah digunakan untuk memasak tadi, membereskan dapur kompor dan lainya hingga bersih kinclong, jika tidak sudah pasti ibu mertua Elsava akan kembali mengoceh tanpa henti.

"Ya ampunnnnnn Elsava......" teriak ibu mertua Elsava melihat hasil masakannya.

"Kenapa Bu" Els lari dari arah dapur menghampiri ibu Nunik yang tak lain ibu mertuanya.

"Kamu ini gimana sih? kamu itu udah gak kerja, gak bisa menghasilkan uang, boros lagi" makinya. "Kamu masak banyak banget sih, ini udah ada ayam kenapa masak ikan hah? memangnya besok gak perlu lauk? kamu ada uang untuk belanja?" Ibu Nunik berkacak pinggang menatap sinis pada menantunya itu.

"Maaf Bu, tapi kan ayamnya cuma ada lima potong, kan gak cukup untuk kit..."

"Itu udah cukup, untuk Ibu, Arya, Aryo, Lisa, sama Dini, kamu kan kerjaan di rumah gak perlu makan enak" serunya.

"Iya Bu, maaf besok-besok Els akan masak secukupnya saja" lirih Elsava.

"Ya sudah, besok kamu yang belanja, pakai uang kamu ingat itu, jangan mengambil bahan makanan yang ada di dalam kulkas" Ibu mertua Elsava memberikan peringatan keras.

.

.

.

TBC

🍀

🍀

🍀

Hallo semuanya 🤗

Selamat datang di karya baru Mameeethor

jangan lupa Like, Vote, Commet, dan Rete nya yaaa...

Happy reading

Tekanan Mertua

Elsava Ekavira adalah wanita berusia 27 tahun yang telah di peristri Arya Nugroho, adik dari Aryo Nugraha, dan anak dari ibu Nunik Astuti. Pernikahan itu sudah berjalan selama tiga tahun, namun hingga kini Tuhan belum menitipkan momongan kepada Els dan suami, hal itu pula yang membuat ibu Nunik sang mertua selalu menyalahkan, menyudutkan dan menekan Els. Ditambah Els yang tidak bekerja karena tidak di perbolehkan oleh sang suami, namun saat Els di salahkan oleh ibu Nunik, tidak ada pembelaan yang dilakukan oleh Arya.

Arya sendiri bekerja di sebuah pabrik garmen sebagai Merchandiser yang mengurus barang hasil produksi pabrik itu berdasarkan order dari Bayer. Gajinya lumayan besar untuk ukuran kalangan menengah, namun Els tak pernah menerima uang gaji sang suami secara full, sebenarnya tidak masalah bagi Els, yang terpenting dirinya di berikan uang untuk pegangan. Els juga tidak menuntut ini itu pada suami, Els selalu menerima apapun dan berapapun yang suaminya berikan.

Namun uang yang Els terima tak seberapa itu selalu ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, sang mertua selalu punya cara agar Els mengeluarkan pemberian anaknya, seolah tak rela jika sang anak menafkahi istrinya.

"Mas udah pulang?" suaminya baru saja masuk ke kamar, Els mengambil tangan suaminya dan mencium punggung tangan itu.

"Kamu kenapa? bertengkar lagi dengan ibu?" Arya melihat mata istrinya sembab.

"Tidak Mas, aku hanya merindukan Bapak dan Mamak di kampung" bohongnya, tidak mungkin Els mengadu bahwa dirinya di marahi habis-habisan oleh sang mertua saat suami lelah pulang dari kerja, yang ada Els akan dimarahi oleh suaminya seperti yang sudah-sudah.

"Nanti kalau ada uang lebih kamu bisa menjenguk mereka, saat ini banyak kebutuhan" ujar Arya.

"Iya Mas, aku gak apa-apa. Masih bisa melepas rindu melalui sambungan telepon" tuturnya.

"Baiklah, aku mandi dulu. Siapkan baju ku" perintah nya.

Els menyiapkan celana training dan kaos oblong santai lengkap dengan underwear nya untuk suaminya, ia meletakkannya di atas kasur dan keluar kamar untuk membuatkan teh manis suaminya.

🍀🍀🍀

Di meja makan semua anggota keluarga berkumpul untuk makan malam, Ada kakak ipar nya Els, Mas Aryo dan istrinya Mbak Dini juga buah hati mereka Alisa yang berusia 5 tahun, ada Lisa sang adik ipar yang masih duduk di bangku SMA, juga Arya dan ibu Nunik, mereka semua makan bersama-sama.

Setelah selesai makan malam, seperti biasa Els harus membereskan meja makan dan mencuci semua piring kotor yang telah mereka gunakan, Jangan mengharap bantuan mbak Dini sang ipar, karena ia pasti beralasan lelah dan ingin menghabiskan waktu luangnya bersama anak dan suaminya, sedang Lisa akan beralasan mengerjakan PR meskipun nyatanya hanya rebahan dan bermain ponsel. Apalagi ibu Nunik, beliau mempunyai seribu alasan agar tidak mengerjakan pekerjaan dapur.

Sebenarnya Els tidak masalah mengerjakan semua itu, asalkan waktu istirahatnya tidak di ganggu dan tidak dimarahi apalagi sampai di bentak-bentak seperti siang tadi. Tapi entahlah Ibu mertua Els sepertinya sangat tidak suka dengan dirinya, selalu menemukan cela untuk menyalahkan dan memaki Els.

"Mas belum tidur?" tanya Els saat memasuki kamar dan melihat suaminya masih terjaga.

"Aku nungguin kamu" ucap Arya.

"Kenapa? mau di pijit?" tanya Els.

"Nggak, aku mau peluk kamu. Kangen" ujar Arya.

"Kangen?" ulang Els.

"Kangen usaha bikin baby, siapa tahu jadi" tangan Els di tarik suaminya dan terjatuh di atas ranjang.

"Maaf ya Mas, aku belum bisa memberikan kamu keturunan" sesal Els, sebenarnya sejak menikah keduanya tidak pernah menunda kehamilan ataupun menggunakan alat kontrasepsi pencegah kehamilan, namun Tuhan belum berkehendak untuk mereka memiliki keturunan.

"Sayang kita bisa berusaha setiap hari, dan aku akan bekerja keras untuk itu" suami Els memulai kegiatan favorit pasangan suami istri itu.

🍀🍀🍀

Pagi ini setelah belanja di tukang sayur yang datang di komplek perumahan, Els mulai memasak Nasi Goreng ayam suwir, juga Tahu dan Tempe goreng sebagai lauk, tak lupa juga telur mata sapi dan irisan timun dan tomat sebagai pelengkap menu sarapan mereka.

"Kamu pelit banget sih Els, mentang-mentang belanja menggunakan uang mu, terus kamu kasih ibu makan tahu tempe? kemarin kamu masak ayam dan ikan karena ibu yang belanja" Ibu mertua Els memulai kegaduhan.

"Bukan begitu Bu, Els kan masak untuk sarapan buru-buru, jadi Els masak yang simple dan cepat" sahut Els.

"Kamu ini selalu menjawab kalau ibu bilangin" seru sang mertua membuat Arya datang ke dapur.

"Ada apa sih Bu? pagi-pagi sudah teriak-teriak" ucap Arya.

"Ini nih istri mu, masa iya ibu di kasih makan tahu tempe" adu ibu Nunik.

"Lah itu ada telur" Arya menunjuk telur mata sapi yang ada di piring.

"Jadi kamu belain istrimu?" bentak ibu Nunik.

"Bukan begitu Bu, sekarang makan dulu apa yang ada, nanti siang biar Els masakin apa yang ibu mau" bujuk Arya.

"Ya sudah mau gimana lagi" ibu Nunik duduk di kursi, menunggu anak-anaknya datang untuk sarapan bersama.

"Maaf ya Mas" lirih Els mendekati suaminya.

"Besok-besok kalau kamu masak jangan lupa masakin ayam atau ikan untuk Ibu, biar ibu gak ngomel-ngomel lagi" ucap Arya. Mereka mulai sarapan ketika semua anggota sudah berkumpul.

"Mas, Lisa perlu uang untuk studi tour" ucap Lisa menatap kedua kakaknya.

"Berapa dek?" tanya Aryo.

"Gak banyak kok, cuma dua juta" ucapnya.

"Kenapa mahal sekali?" sahut Dini. "Ingat Mas, kebutuhan Alisa makin banyak setelah masuk sekolah" Dini menatap tajam Aryo.

"Yang di katakan Dini itu benar Yo, kamu punya tanggungan, dan harus menabung. Beda sama Arya yang belum punya tanggungan, kamu bisa kasi uang untuk Lisa kan Ya?" ucap ibu Nunik.

"Nanti Arya usahakan" sahutnya fokus dengan isi dalam piringnya.

"Kamu gak keberatan kan Els, kalau Arya biayain sekolah Lisa? Aryo dan Arya itu sebagai ganti almarhum Bapak, tapi sekarang Aryo udah punya tanggungan, sedangkan Arya belum" ucap ibu Nunik seolah Els bukan siapa-siapa nya Arya.

"Els gak keberatan kok Bu, Els paham posisi Mas Arya" sahut Els menahan sesak di dadanya.

"Bagus, memang seperti itu seharusnya sikap istri" ucap ibu Nunik

Els menatap kendaraan roda empat yang di kemudikan suaminya, Ya Arya berangkat ke pabrik menggunakan mobil. Bukan mobil mewah, melainkan mobil sejuta umat yaitu Toyota Avanza, dulu Arya beli karena ada teman yang terpaksa menjual mobil itu sebab membutuhkan uang cepat, makanya Arya mampu membeli karena harga yang di tawarkan tidak terlalu tinggi. Els kembali dengan aktivitas nya menjelma menjadi Upik abu dirumah mertuanya.

🍀

🍀

🍀

🍀

🍀

TBC

Dipermalukan

Els melakukan aktivitas harian nya, kini wanita itu tengah di ruangan setrika, ada tiga buah keranjang dengan gunungan full baju kering yang harus di setrika, dan semua pakaian itu harus mengantri menunggu tangan ajaib Els menyentuhnya hingga terlipat licin dan rapih siap pakai bagi sang pemilik.

"Els..." ibu mertuanya mendatangi Els yang sedang berduet ria dengan kemenakannya Iron Man yang bolak balik di atas lembaran kain.

"Ya Bu" sahut Els.

"Ibu mau pergi arisan, kamu temenin ibu ya" ucapnya.

"Hah.." Els mengehentikan gerakan tangannya, dan menatap tak percaya pada ibu mertuanya itu. "Ibu ngajak Els?" Els memastikan telinganya tidak salah dengar.

"Iyalah kamu, memang siapa lagi yang bisa ibu ajak? Dini sibuk di tokonya, Lisa juga sekolah. Kan cuma ada kamu di rumah" sahut ibu Nunik.

"Tapi Bu, setrikaan Els masih banyak" ucap Els.

"Jadi baju-baju tak berguna itu lebih penting dari pada ibu mertuamu ini?" serunya.

"Bukan begitu Bu, baiklah Els temani ibu pergi arisan" putus Els, karena menolak pun percuma.

"Jangan terpaksa gitu dong Els" protesnya.

"Els tidak terpaksa Bu" ucapnya menampilkan senyum hangat. "Mau berangkat jam berapa?" sambung Els.

"Ini ibu udah mau berangkat, kamu ganti baju dulu" perintahnya.

"Iya Bu" sahut Els pergi ke kamarnya untuk menggantikan pakaian.

•••

Els mengikuti Ibu mertua nya pergi arisan, sebenarnya Els sangat tidak suka dengan acara kumpul-kumpul seperti ini, namun Els terpaksa mengikuti kemauan ibu mertuanya. Els adalah wanita yang pendiam, ia sulit bergaul dengan lingkungan luar, Els selalu tidak nyaman saat berada di keramaian, Els lebih suka berdiam diri di rumah, sendirian di kamar atau berada di tempat yang sunyi. Els juga hanya memilikinya satu teman, dia adalah Widia, satu-satunya teman yang tidak bosan berada di sisi Els dengan sikap pendiam nya.

"Jeng Nunik apa kabar?" seru seorang paruh baya seusia dengan mertua Els.

"Jeng Sari" keduanya saling memeluk. "Kabar saya baik, Jeng sendiri apa kabar?" tanyanya.

"Baik juga. Ayo-ayo masuk, jeng Nunik datang sama siapa?" wanita itu melihat ke arah Els.

"Dia istrinya Arya" ucap mertua Els.

"Saya Els Tante" Els mengulang tangan dan memperkenalkan diri.

"Oh... ini istrinya Arya?" menyambut tangan Els. "Ayo masuk" ajaknya pada Els.

"Kok berdua aja, memangnya anaknya Arya tidak ikut?" tanyanya, membuat Els tidak nyaman.

"Arya belum punya anak Jeng, padahal dulu Aryo dan Dini gak sampai setahun langsung hamil" ucap mertua Els.

"Kamu sih Jeng, dulu kan udah aku bilangin buat jodohin anak kita. Lihat Gina, baru tiga bulan menikah sekarang udah hamil" ucap seorang wanita yang datang nimbrung.

"Jeng Retno telat, si Arya udah kecantol sama istrinya itu" ibu melirik Els

"Bukannya Arya udah lama nikahnya?"datang lagi teman Bu Nunik.

"Bukan lama lagi Jeng Rita, ini udah masuk tahun keempat" ketus Mertua Els.

"Wah udah lama itu, coba Jeng Nunik bawa istri Arya periksa kesehatan, jangan-jangan rahimnya gak sehat" datang lagi teman Bu Nunik yang ikut menyudutkan Els.

"Tapi katanya semua baik-baik saja Jeng Sumi, tapi saya juga gak tahu bagian mana yang baik-baik saja itu" sahutnya.

"Kamu harus periksa kesehatan Els, kasian Arya kalau belum juga punya keturunan, jangan sampai Arya punya keturunan di luar sana" ucap teman Mertua Els yang bernama Sari.

"Insyaallah kami berdua sehat Bu, hanya saja Tuhan belum berkehendak menitipkan momongan pada kami" sahut Els menahan perih di hatinya, ternyata ini tujuan mertua Els mengajak dirinya.

"Kalau baik-baik saja gak mungkin belum hamil" sahut wanita yang bernama Retno. "Pasti ada apa-apanya sama kamu, Aryo aja gak selama itu langsung punya anak" ketus nya.

Els hanya bisa menahan sesak di dada selama acara itu berlangsung, Ibu Nunik dan teman-temannya tak berhenti menyudutkan bahkan menyalahkan Els karena belum bisa hamil. Els merasa di kuliti dan di telanjangi harga diri nya sebagai seorang wanita dan seorang istri, apalagi yang melakukannya juga seorang wanita yang seharusnya memberikan nasehat bijak dan motivasi agar dirinya menjadi lebih kuat. Bukanya menghakimi, menyalahkan dan merendahkannya seperti ini.

•••

"Ibu kenapa tega melakukannya semua ini pada Els?" tanya Els ketika mereka baru saja memastikan rumah.

"Apa maksud mu Els?" serunya tak terima dengan pertanyaan menantu nya.

"Ibu kenapa tega mempermalukan aku di depan teman-teman ibu?" Els sudah menangis.

"Ibu tidak mempermalukan kamu Els, ibu dan teman-teman ibu hanya membicarakan fakta yang ada" kilahnya.

"Tapi memiliki keturunan itu di luar kuasa kami Bu, itu hal mutlak Tuhan kapan Dia akan menitipkan keturunan pada hambanya"

"Kamu jangan bawa-bawa Tuhan untuk menutupi kekurangan mu Els" ketuanya.

"Els bicara yang sebenarnya Bu, Els dan Mas Arya itu sehat, Els tidak..."

"Kamu berani mendebat mertuamu Els?" bentaknya. "Ibu ini adalah wanita yang mengandung, melahirkan bertaruh nyawa, menyusui, merawat dan membesarkan pria yang saat ini menjadi suamimu. Pria yang kini menanggung makan, minum dan kebutuhanmu. Kamu mau melawan wanita ini?" serunya.

"Maaf Bu" Els hanya bisa bungkam dan menundukkan kepalanya.

"Kamu jangan jadi wanita gak tahu diri Els, ingat posisimu itu, dasar wanita tak berguna" Ibu Ninik mendorong bahu Els hingga terbentur tembok, lalu pergi meninggalkan Els.

"Kenapa tidak ada yang menyayangi ku hiks..." tangis Els pecah, sesak yang ia tahan di dada hingga membuatnya sulit bernafas itu terlepaskan bersama jatuhnya air mata Els.

"Aku benci diriku sendiri hiks.....hiks.... kamu lemah Els, kamu wanita yang bodoh, kamu tidak berguna hiks...hiks...." Els berdiri di depan cermin memaki dan menyalahkan dirinya sendiri, karena terlalu lemah untuk melawan ketidak adilan yang menimpa dirinya.

"Aku tidak berguna, aku bodoh, aku tolol, aku lemah, aku pecundang, aku tidak berguna hiks...hiks...huhu...huhu...." Els terus menyalahkan dirinya dan menjambak rambutnya, semua makian dan cacian yang pernah Els terima seolah berputar di dalam kepalanya, Els juga mengingat cemoohan yang di lakukan oleh orang tuanya saat ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Isi kepala Els seolah penuh dengan kata-kata sampah dari orang terdekatnya.

"Tuhan, aku lelah" Els terbaring di atas lantai, suaranya serak, air matanya bahkan tidak bisa mengalir lagi, kepalanya berdenyut terasa sakit, tubuhnya juga lemah, mual, lelah, dan terasa ngilu di beberapa bagian.

"Tuhan aku harus bagaimana? tidak adalah setitik bahagia untukku? apakah kau lupa menuliskan takdir bahagia dalam hidupku?" Els menatap kosong langit-langit kamarnya.

"Sampai kapan aku harus hidup seperti ini? Apa alasanku terlahir ke dunia ini? aku sungguh lelah" Els menutup matanya, tubuh hati dan pikirannya sangat lelah, tidak ada tempat untuk berbagi, suaminya pasti tidak akan berbuat apa-apa meskipun Els mengadu,. bercerita dengan kedua orang tuanya juga tidak mungkin Els lakukan. Bercerita dengan Widia, Els sangat malu.

Entah takdir seperti apa yang Els jalani, jika saja Els memiliki keberanian untuk bunuh diri, mungkin sudah Els lakukan sejak dulu.

🍀

🍀

🍀

🍀

🍀

TBC 🌺

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!