NovelToon NovelToon

Tuan Duke, Menikahlah Dengan Saya

1. Masuk Dalam Novel

Lissa adalah seorang pekerja kantoran. Karena kelelahan, Lissa ditemukan tak bernyawa di meja kerjanya di perusahaan tempatnya bekerja saat lembur. Dan pada saat ia bangun, ia sudah berada di tempat asing. Lissa kebingungan, ia menatap langit-langit kamar dan melihat sekeliling kamarnya.

"Ini di mana?" gumamnya.

"Nona ... " teriak seseorang membuka pintu.

Lissa menatap seseorang dengan pakaian aneh yang berlari mendekatinya. Ia tidak mengenalnya, dan baru melihat wajah seseorang itu. Tiba-tiba kepalanya terasa pusing, ia melihat sesuatu dalam ingatannya. Seperti sebuah rekaman yang berputar di kepalanya.

"A-apa ini? Kenapa aku melihat hal-hal aneh, tetapi juga tak asing." batin Lissa.

"Nona Serena, Anda baik-baik saja?" kata seseorang disamping Lissa.

"Serena? Serena ... Sere ... ah, tidak mungkin." batin Lissa.

Lissa cepat-cepat bangun dari tempat tidurnya dan mencari cermin. Ia terkejut begitu melihat sosok asing yang dipantulan cermin. Lissa meraba cermin dan mengamati wajahnya.

"Mata merah, rambut hitam dan Serena ... apa aku masuk dalam dunia fiksi yang kubaca? Dalam Novel yang mana tokoh utama wanitanya meninggal secara tragis dengan menikam jantungnya sendiri karena depresi? tidak mungkin! ini hanya mimpi, kan?" batin Lissa tidak percaya.

"Nona, kenapa Anda kenapa?" tanya seseorang mendekati Lissa.

Lissa menatap seseorang di sampingnya, "Kalau dia pelayan Serena, apa dia Katie?" batin Lissa.

"Katie ... " panggil Lissa.

"Ya, Nona. Ada apa? Anda membutuhkan sesuatu?" tanya Katie, pelayan pribadi Serena.

Lissa terdiam. Ia berpikir, bagaimana bisa ia masuk dalam dunia novel? Ia mengingat-ingat kembali apa yang terjadi padanya sebelum ia menjadi Serena. Setelah diingat-ingat, barulah Serena sadar kalau ia kemungkinan telah meninggal dunia saat sedang bekerja, dan disaat yang sama ia baru selesai membaca ulang novel kesukaannya. Yang berjudul "Merpati Dalam Sangkar Emas" dimana Serena adalah tokoh utama Wanita. Diceritakan, jika Serena dijodohkan dan dinikahkan dengan seorang Viscount paruh baya. Viscount Bills, adalah seorang duda yang memiliki dua orang putra kembar. Viscount itu suka bermain wanita dan berselingkuh. Dua putra tiri Serena juga memiliki sifat yang sama. Karena Serena sangat cantik, ketiga pria gila itu begitu terobsesi pada Serena, sehingga membatasi pergerakan Serena. Ia dikurung di kastel dan tak boleh ke mana-mana. Bahkan saat ingin berkunjung ke kastel orang tuanya pun, ia dilarang.

"Wah, gila! Sekarang aku masuk ke tubuh Serena, kalau mengikuti alur cerita novelnya, apa aku akan menikah dengan pria gila itu? meski dalam novel didiskripsikan, jika Viscount Bills itu tampan meski sudah berumur, tapi aku tidak mau jadi burung dalam sangkar emas." batin Lissa.

"Katie, apa yang terjadi padaku sebelumnya?" tanya Lissa menatap pelayan.

"Anda pingsan setelah mendengar kabar, jika Anda akan menikah dengan Tuan Viscount Bills." jawab Katie.

Lissa berpikir, ia mengingat keadaannya yang sekarang dan mengingat lagi apa hal  yang akan terjadi setelah hari ini. Dalam novel diceritakan, jika Serena memang pingsan setelah diberitahu oleh Ayah dan Ibunya, kalau ia akan menikah dengan Viscount Bills. Serena tahu siapa Viscount Bills itu, karena memang terkenal dengan reputasi buruk. Sayangnya dalam novel, Serena tidak bisa menolak karena paksaan keluarga. Bagi keluarga Marquis Lucran yang hampir bangkrut, tawaran keluarga Viscount adalah berkah. Jadi tidak apa-apa meski putri mereka menikah dengan seseorang yang status kebangsawanannya dibawah mereka.

Lissa menatap cermin, "Hah ... yang benar saja. Wanita secantik ini akan dinikahkan dengan duda dua anak yang tidak memiliki moral. Orang tua Serena ini pikirannya sempit sekali," batin Serena.

Lissa berpikir. Bagaimana cara agar ia tidak menikah dengan Viscount. Karena Lissa sudah tahu jalan cerita novelnya, dan ia terjebak dalam tubuh Serena, maka ia pun tidak mau terjebak dalam pernikahan konyol dan orang-orang gila di keluarga Viscount.

"Apa Nona baik-baik saja? ruat wajah Anda pucat," kata Katie.

"Aku baik-baik saja, Katie. Hanya kaget," jawabku.

"Wajar saja kalau Anda kaget. Lagipula Tuan dan Nyonya juga keterlauan. Bisa-bisanya Anda dipaksa menikahi Viscount Bills yang terkenal suka bermain wanita." keluh Katie.

"Apa aku bisa menghindari situasi ini? apa ada cara yang pasti untukku melarikan diri?" gumam Lissa.

"Ya? Anda mau melarikan diri? A-apa maksud Anda?" tanya Katie berbisik.

Tiba-tiba Lissa teringat akan salah satu tokoh yang bernama Raphaelo Michael Kyloach. Dia adalah pria yang bertemu Serena setelah Serena menikah dan menjadi seorang Viscountess. Saat itu Serena pergi ke pasar dan kantong uangnya dicuri. Raphaelo lah yang membantunya dan mereka pun berbincang. Raphaelo menyukai Serena, tapi Serena menjaga jarak karena dia sudah menikah. Di saat-saat terakhir Serena meninggal karena menikam jantungnya sendiri, saat itulah Raphaelo datang dan menangisi kematian Serena.

"Dia kan Duke yang tinggal di wilayah utara yang dingin. Meski Serena di dalam novel tidak tahu akan identitas asli Raphaelo, aku yang membaca novelnya puluhan kali ini tahu pasti dan jelas siapa Raphaelo. Ya, sepertinya aku sudah menemukan cara untuk bebas dari kekangan pernikahan konyol ini." batin Lissa.

"Katie ... kau mau ikut denganku? Hanya kau satu-satunya yang paling mengerti aku di kastel ini." tanya Lissa menawari.

"A-apa maksud Anda, Nona? apa Anda mau pergi? Ke mana?" tanya Katie.

Lissa menarik tangan Katie dan berbisik. Ia meminta Katie untuk tidak berisik dan diam saja mendengarkannya bicara. Lissa mengatakan, kalau ia akan melarikan diri dari kastel dan pergi ke wilayah Kyloach  di utara untuk melamar Duke Kyloach. Mendengar rencana Serena, Katie kaget. Namun, Katie berpikir itu lebih baik daripada Nona yang dilayaninya harus menderita menikah dengan pria yang memiliki reputasi buruk. Katie menganggukkan kepala, tanda setuju dan bersedia ikut ke manapun Nonanya pergi.

"Saya sudah melayani Anda sejak lama. Tentu saja saya akan dengan setia mengikuti Anda, Nona." jawab Katie.

"Baguslah kalau kamu mengerti maksudku, Katie. Kita tidak perlu membawa apa-apa. Bawa semua koin emas dan permata yang kusimpan. Kau bersiaplah, karena malam ini kita akan menyelinap keluar. Aku akan menulis surat untuk Ayah dan Ibu." Pinta Lissa.

Lissa mengelurkan kertas dan tinda dari dalam laci. Ia pun segera menulis surat berisikan penolakan pernikahan. Lissa mengatakan kalau ia akan pergi ke wilayah utara dan melamar Tuan Duke. Meminta Ayah dan Ibunya tak mencarinya, karena ia ingin hidup bahagia. Lissa membaca ulang surat yang ditulisnya, dan menganggukkan kepala tanda puas. Ia memasukkan dalam amplop dan meletakkan suratnya di atas meja.

"Tidak apa-apa kan aku melakukan ini? toh aku bukan Serena asli. Aku hanya perasuk yang datang dari dunia lain. Masa bodoh dengan tanggapan dan perasaan orang tua Serena. Yang aku inginkan sekarang hanyalah kebabasan." batin Lissa.

2. Menuju Wilayah Utara

Sesuai waktu yang ditetapkan. Serena dan Katie pun akhirnya pergi meninggalkan kastel tepat tengah malam. Mereka melewati jalan rahasia yang hanya diketahui kepala keluarga terdahulu. Serena tahu karena dalam tubuh Serena ada Lissa yang merupakan pembaca setia kisah Serena. Sebagai fans garis depan Serena, sekaligus pembaca setia, tentu saja ia harus menyelamatkan tokoh kesayangannya. Terlebih Lissa sudah merasuki tubuh Sarena.

Katie dan Serena naik ke kereta kuda yang sudah disiapkan Katie sebelumnya.  Kereta kuda itu disewa Katie dari teman beserta kusirnya. Tentu saja semua atas perintah dari Serena. Kereta kuda itu membawa Serena dan Katie pergi meninggalkan kastel. Mereka menempuh perjalanan jauh ke wilayah utara.

"Nona, bagaimana bisa Anda tahu kalau ada jalan rahasia?" tanya Katie.

"Hm ... dulu sekali aku pernah liat Kakek memasukinya. Aku ingat dan hanya menebak saja kalau itu jalan rahasia," jawab Serena.

"Itulah yang tertulis di dalam novel. Serena asli mungkin sudah lupa, tapi aku tidak. Sudah puluhan kali aku baca novel ini, aku sangat hapal isi ceritanya." batin Serena.

"Anda keren, Nona. Saya tidak akan menyesal meninggalkan kastel dan mengikuti Anda" kata Katie.

Serena meminta Katie untuk tenang. Ia berkata tak akan membiarkan Katie dalam masalah atau merugi. Serena juga berjanji akan melindungi Katie apapun yang terjadi nantinya. Mendengar perkataan Serena, Katie menangis haru. Ia senang sekaligus sedih, ia tidak tahu harus berkata apa.

Serena tersenyum, "Ada dua hal yang kau perlu perhatikan. Pertama, jangan terlalu banyak bertanya. Kedua, jangan ikut campur apa yang akan aku lakukan. Percayalah, jika aku melakukannya demi kebaikan, bukan keburukan. Kau hanya perlu Percaya dan terus berada di sisiku, Katie. Kau mengerti?" kata Serena menatap Katie yang duduk di hadapannya.

Katie menganggukkan kepala perlahan, "Saya mengerti, Nona. Saya akan camkan kata-kata Anda." jawab Katie.

***

Keesokan harinya. Kastel digemparkan oleh surat Serena yang menyatakan penolakan keras Serena untuk menikah dengan Viscount Bills. Dan yang lebih mengejutkan, Serena berkata ingin melamar Duke wilayah Utara. Tentu saja itu membuat Ayah dan Ibu Serena marah besar.

"Apa-apaan anak itu. Dia kurang ajar sekali," kata Miguel Lucran, Ayah Serena.

"Bagaimana ini, sayang? apa yang harus kita katakan pada Viscount Bills?" tanya Lidia Lucran, Ibu Serena.

"Apa lagi. Tentu saja kita harus sembunyikan fakta ini. Jangan sampai Viscount tahu atau dia akan menarik uang investasinya pada usaha kita." jawab Miguel.

Lidia dan Miguel kebingungan, juga kecewa dengan tindakan tidak masuk akal Serena. Mereka meminta orang mengejar dan mencari keberadaan Serena dan pelayan Serena. Miguel tidak mau tahu, bawahannya harus q.

Miguel berpikir, apapun yang terjadi, ia harus menikahkan Serena dengan Viscount. Selain Viscount, tidak ada orang lain lagi yang bisa menolongnya. Sedangkan Lidia gelisah, kalau uang dari Viscount diminta kembali karena pernikahan yang gagal, maka ia tidak akan bisa lagi menunjukkan muka dihadapan para Nyonya bangsawan.

***

Di sisi lain. Perjalanan Serena dan Katie berjalan lancar tanpa hambatan. Saat istirahat ditengah jalan, Serena menunjukkan jalan pintas menuju wilayah utara pada kusir. Ia tahu bahwa Ayahnya sudah pasti mengirim orang mancarinya. Karena itu ia meminta kusir melintasi jalan pintas yang hanya diketahui pembaca novel. Dengan jalan pintas itu waktu yang akan ditempuh jadi lebih pendek.

Biasanya perjalanan akan mencapai waktu hingga satu bulan ke wilayah utara tanpa batuan sihir teleportasi. Karen Lissa dalam diri Serena adalah pembaca, ia tahu sebuah jalan pintas yang masih belum terjamah. Tidak perlu menggunakan sihir teleportasi, waktu seminggu yang ditempuh bisa dicapai dengan hanya dua hari saja. Jalanan itu memang memasuki hutan, tapi hutan itu aman karena memnag belum ada yang pernah menginjakan kakinya ke sana.

Penduduk sekitar enggan ke hutan tersebut, karena dikenal sebagai hutan terlarang. Pahadal hutan itu adalah hutan sihir, tempat tinggal makhluk magis dan spirit. Sehingga tidak akan pernah ditemukan monster atau bahaya. Kebenaran dari hutan itu akan terungkap setelah seseorang yang tersesat bertemu makhluk magis dan menangkapnya untuk dilelang. Dan setelahnya akan diadakan pemburuan besar-besaran oleh kelompok pelelangan.

"Setelah sampai, aku akan minta Duke Kyloach mengamankan hutan ini. Pemburuan besar-besaran itu bisa dicegah kalau hutan ini aman." batin Serena.

Serena membuka jendela kereta kuda dan melihat sekitaran. Hutan yang gelap, tetapi tak menyeramkan sama sekali. Saat melihat langit Serena sadar itu sudah malam. Ia harus istirahat dan melanjutkan perjalanan esok hari.

"Tuan, kita istirahat di sini saja. Besok kita bisa lanjut pergi," kata Serena.

"Baik, Nona." jawab kusir.

Kusir langsung menepikan kereta kuda. Serena dan Katie turun dari kereta kuda dan melihat-lihat sekitar.

"Saya akan pergi mencari kayu bakar, Nona." Kata kusir.

"Saya akan siapkan makan malam," kata Katie.

Serena mengiakan. Karena hutan itu aman, Serena tak khawatir akan adanya bahaya. Sembari menunggu Katie menyiapkan makan malam, dan kusir yang mencari kayu bakar. Serene berjalan-jalan untuk melihat-lihat hutan. Tidak jauh ia melihat sesuatu bergerak-gerak dan meraung seperti sedang kesakitan. Serena segera mendekati sesuatu itu dan terkejut saat melihat serigala putih berukuran kecil  cidera. Kakinya terjepit sela-sela pohon.

"Akan kubantu. Tolong tenang," kata Serena.

Serigala itu menatap Serena dan langsunh diam seolah tahu Serena akan menyelamatkannya. Serena perlahan membantu mengeluarkan kaki serigala kecil itu. Ia meminta serigala untuk menahan rasa sakit, dan tidak lama setelah berusaha keras, kaki serigala berhasil keluar.

Serena merobek dalaman gaunnya dan membalut luka serigala kecil itu. Serena mengelus kepala serigala itu dan berkata di mana sarangnya? Ajaibnya serigala itu seperti bisa mengerti ucapan serena dan memberikan petunjuk. Tiba-tiba muncul cahaya dan itu adalah kunang-kunang yang menerangi jalan. Serigala itu mengusapkan kepalanya ke tangan Serena, berharap serena mau mengantarnya ke sarangnya karenaia tak bisa berjalan.

"Apa kau minta aku mengikuti kunang-kunang itu?" tanya Serena. Dan serigala itu menatap dengan tatapan mata berbinar.

Serena mengangkat dan memeluk serigala  kecil itu, "Baiklah, aku akan mengantarmu." kata Serena.

Serena berjalan perlahan menggendong serigala kecil menuju sarangnya. Sesampainya di sarang, serena kaget melihat sekumpulan serigala serupa. Serena pun berkata kalau ia tidak menyakiti serigala kecil yang digendongnya, dan menjelaskan apa yang terjadi. Serena yakin serigala-serigala itu pasti akan mengerti ucapannya, jadi ia hanya perlu mengatakan apa adanya tanpa kebohongan.

"Dalam novel memang tidak dijelaskan detail hewan apa saja yang ada dalam hutan. Dan apakah mereka bisa berkomunikasi dengan manusia atau tidak. Namun, entah mengapa aku yakin mereka mengerti ucapanku. Aku berniat baik, mereka pasti tahu maksudku, kan?" batin Serena.

Serena meletakkan serigala kecil dan berpamitan. Ia mengatakan kalau ia hanya menumpang lewat karena mau pergi ke utara. Ia bukan penganggu atau pemburu. Ia meminta kawanan serigala itu untuk tidak waspada padanya. Begitulah, Serena kembali ke tempat asal. Ia mendapati kusir sudah membuat api ungun dan Katie sudah menyiapkan makan malam. Serena, Katie dan kusir makan malam bersama, dan bermalam di tempat yang sama.

3. Tawaran Yang Mengejutkan

Setelah menempuh perjalanan hampir satu minggu, akhirnya Serena sampai di wilayah utara. Begitu sampai, Serena menyampaikan kedatangannya, dan tujuan kedatangannya. Serena tanpa ragu ingin segera menghadap Duke Kyloach.

Penjaga gerbang melaporkan pada Butler. Dan Butler melapor pada Asisten Duke. Duke yang menerima kabar kedatangan tamu tak diundang pun teekejut. Ia merasa aneh, karena ada tamu yang datang pada saat badai salju berlangsung di wilayah utara.

"Siapa yang datang di tengah badai salju?" tanya seorang pria tampan berambut perak bermata kuning. Yang tak lain adalah Duke Kyloach.

"Nona dari wilayah selatan. Beliau berkata ingin langsung menemui Anda karena urusan mendesak," kata Asisten Duke, Ryu.

"Sampaikan pada Butler aku akan menemuinya setelah berganti pakaian." kata Duke.

"Baik, Tuan." jawab sang Asisten yang langsung pergi meninggalkan ruang kerja Duke.

***

Pesan sudah disampaikan. Kini Serena sedang menunggu kedatangan Duke di ruang tunggu kastel Duke. Serena diberi selimut, begitu juga Katie. Seren tak mengira kalau ia tiba tepat pada saat badai salju sedang berlagsung.

"Uhh ... apa aku bisa bertahan tinggal di sini? Bisa-bisa aku mati beku," batin Serena.

Pintu ruangan dibuka, seseorang masuk dan menghampiri Serena. Melihat seseorang itu, Serena sangatlah terkejut.

"Mata kuning, rambut perak. Dialah Raphaelo Michael Kyloach. Pria yang cintanya bertepuk sebelah tangan pada Serena." batin Serena.

"Sa-salam kepala Tuan Duke. Saya Serena Lucran, dari wilayah selatan." kata Serena memperkenalkan diri.

"Senang bertemu Anda, Lady. Saya Raphaelo Michael Kyloach. Pemimpin wilayah Kyloach," jawab Raphaelo memperkenalkan diri.

Raphaelo mempersilakan Serena duduk. Tanpa basa-basi, Raphaelo bertanya apa tujuan Serena datang jauh-jauh ke wilayah utara? Apalagi Serena datang tepat pada saat badai salju sedang berlangsung.

"Saya tidak akan bertele-tele. Saya datang untuk menawarkan sesuatu. Saya akan membantu Anda mengembangkan wilayah ini selama satu tahun. Sebagai balasan, Anda hanya perlu menikahi saya. Saya tidak butuh uang, saya hanya butuh perlindungan dan posisi Duchess." jawab Serena.

Raphaelo kaget, "Apa? Maaf, Lady. Apa Anda sadar dengan ucapan Anda?" kata Raphaelo.

"Wanit ini datang jauh-jauh ke sini untuk menikah denganku? Dia berkata akan mengembangkan wilayah utara, apa maksudnya? Wanita yang aneh," batin Raphaelo.

"Saya tahu pasti Anda berpikir seperti ini. Saya datang dengan keadaan sadar dan mental yanh baik, Tuan Duke. Saya jauh-jauh datang dengan tujuan baik, bukan sebaliknya. Saya tahu keadaan wilayah utara seperti apa, karena itu saya akan membantu Anda mengembangkan wilayah. Silakan Anda lihat ini," kata Serena mengeluarkan sebuah kertas dan meletakkan di atas meja.

Raphaelo mengambil kertas itu dan menatap Serena, "Apa ini, Lady?" tanya Raphaelo.

"Silakan Anda lihat sendiri," jawab Serena.

Raphaelo membuka kertas dan melihat isi didalamnya, "Apa ini sebuah peta? bisakah Anda menjelaskannya maksud tanda merah ini?" tanya Raphaelo menunjuk tanda merah dalam kertas.

"Itu adalah lokasi di mana terdapat tambang batu sihir dengan tingkat kemurnian tinggi. Jika Anda tidak percaya, silakan utus seseorang menggali di tempat yang bertanda merah. Saya dengan senang hati memberikan semua tambang itu pada Anda tampa meminta bagian sepeser pun. Saya hanya minta Anda menikahi saya dan memberikan posisi Duchess." jawab Serena mengungakpan keinginannya.

Raphaelo terdiam. Ia melipat kertas di tangannya dan menatap Serena. Raphaelo bertanya apa alasan Serena ingin mendapatkan posisi Duchess? dan kenapa harus menikah dengannya? Serena pun menceritakan keadaann yang sebenarnya pada Raphaelo. Ia sedang melarikan diri dari pernikahan paksa. Serena mengatakan, kalau ia hendak dinikahkan dengan Viscount yang sudah memiliki dua  anak seumuran dengannya. Dan mengatakan segala keburukan Viscount itu.

"Keluarga saya sedang berada diambang kebangkrutan. Dan orang tua saya hendak menjual saya. Saya menolak keras menikah dengan duda dan seorang pria tak bermoral. Karena itu saya datang menemui Anda dan mengajukan penawaran ini." jelas Serena.

Raphaelo mengerutkan dahi, "Kalau semua perkataan wanita ini benar, tentu saya wilayah utara akan sangat diuntungkan dengan ditemukannya tambang batu sihir. Tidak hanya satu, wanita ini menandai lima tempat. Bagaimana dia bisa tahu lokasi tambang? sedangkan aku saja yang tumbuh besar di sini tak mengetahuinya." batin Raphaelo bimbang.

Serena menatap Raphaelo, "Apa dia sedang memikirkan perkataanku? apa dia masih ragu? wajar jika dia ragu. Aku pun akan bereaksi sama kalau tiba-tiba ada yang datang dan mengajukan tawaran seperti ini. Dia pasti berpikir aku aneh, kan? aku bukan orang aneh, aku tahu semua yang terjadi di dunia ini. Dari hal paling kecil sampai hal terbesar. Karena aku mengingat semua isi novelnya." batin Serena.

"Apa Anda masih ragu dengan tawaran saya? begini saja, silakan Anda pastikan lebih dulu tabang batu sihirnya dan setelah itu mari kita bicara lagi. Karena tidak hanya tambang, saya juga punya hal lain yang bisa saya lakukan untuk Anda." kata Serena.

Raphaelo menganggukkan kepala, "Baiklah. Seperti perkataan Lady saja. Saya akan kirim orang memeriksa dan kita bicara lagi setelah tambang berhasil ditemukan. Selama itu silakan Anda tinggal di sini dengan nyaman. Katakan semua keperluan Anda pada Butler atau pelayan." kata Raphaelo.

"Saya mengerti. Terima kasih atas kebaikan hati Anda, Tuan Duke. Saya tidak akan mengecewakan Anda," kata Serena.

"Tidak perlu berterima kasih. Jika memang tambang itu ditemukan, maka sayalah yang harus berterima kasih pada Anda," kata Raphaelo.

"Umh, Tuan Duke ... boleh saya minta sesuatu hal?" tanya Serena. Ia ingat akan hutan sihir yang  ia lewati.

"Ya, silakan katakan, Lady." jawab Raphaelo.

"Apakah Anda bisa melindungi hutan gelap yang ada dibalik gunung?" tanya Serena.

Raphaelo mengerutkan dahi, "Hutan gelap di belakang gunung? apa maksud Anda hutan terlarang? hutan itu bukan hutan wilayah kami, tapi untuk apa Ands meminta saya melindungi hutan itu?" tanya Raphaelo emnatap Serena.

"Karena hutan itu bukanlah hutan terlarang seperti rumor yang beredar, Tuan Duke. Hutan itu adalah hutan sihir, tempat tinggal makhluk magis dan para spirit." Jelas Serena.

"Apa? apa Anda yakin?" tanya Raphaelo.

Serena menganggukkan kepala. Ia mengataka kalau ia sangat yakin. Sebagai bukti keaslian informasinya, Raphaelo juga diminta mengutus orang untuk memeriksa hutan oleh Serena. Dan Raphaelo pun mengiakan perkataan Serenan.

Raphaelo bangkit berdiri dan memanggil Butler kastelnya. Raphaelo memerintahkan Butler untuk pergi mengantar Serena ke kamar tamu untuk istirahat. Dan meminta Butker melayani Serena dengan baik. Setelah itu Raphaelo pergi meninggakkan Serena untuk kembali ke ruang kerja.

"Mari ikuti saya, Nona." kata Butler.

"Ya," jawab Serena.

Serena berjalan mengikuti Butler. Katie mendampingi Serena. Sesampainya di kamar, Butler mempersilakan masuk dan mengatakan kalau Serena butuh sesuatu, tidak perlu sungkan bicara. Butler juga menyampaikan kalau ia juga akan menyediakan kamar bagi Katie, pelayan Serena. Bulter izin pergi, karena akan mengantat Katie. Serena mengiakan, dan berterima kasih.

Serena menatap sekitar kamar. Ukuran kamar itu jauh lebih besar dari kamarnya di kediaman Marquis. Kamarnya juga rapi dan bersih. Serena merasa lega, setidaknya ia bisa tinggal dengan nyaman dan tenang untuk sementara waktu tanpa gangguan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!