NovelToon NovelToon

Primodial Quest

Prolog

Hari ini merupakan hari yang kutunggu, karena setelah capek nya melakukan ujian sekolah selama 2 minggu. Akhirnya sekolah mengadakan karyawisata untuk pertama kali nya di tahun ini. seluruh anak sangat antusias dalam mengikuti karyawisata ini.

Namaku Arkan Wijaya, Bisa di panggil Arkan. aku bersekolah di SMA Cipta Karya yang berada di Malang. Hari kami sedang berada di perjalanan karyawisata menuju Yogyakarta. aku sangat senang karena ini pertama kali nya setelah pandemi berlangsung kita boleh keluar kota tanpa melakukan tes swab.

" Hah akhirnya liburan juga kita. "

" Iya sih, capek banget habis ujian . "

Aku mendengarkan obrolan teman sekelas ku yang ada di belakang kursi, memang setelah ujian yang cukup panjang dan melelahkan kami akhir nya bisa bersantai dengan tenang. Aku memandang kearah luar jendela sambil melihat pemandangan alam di saat perjalanan itu. Lalu ada seseorang yang menyentuh pundak ku.

" Arkan, ini makanan nya dari bu Yenni buat bekal nanti. "

" Oh ya makasih.. "

Hari ini merupakan hari yang kutunggu, karena setelah capek nya melakukan ujian sekolah selama 2 minggu. Akhirnya sekolah mengadakan karyawisata untuk pertama kali nya di tahun ini. seluruh anak sangat antusias dalam mengikuti karyawisata ini. jadi sistem karyawisata kali ini adalah membentuk kelompok berisi 4 orang.

Ini adalah teman sekelas ku, Risa. Dia memiliki rambut coklat yang di kuncir ke belakang, cantik juga jadi ciri khas yang dia punya dan sering di panggil dengan julukan bunga kelas. dia cukup pintar di sekolah oleh karena itu dia menjadi wakil sekolah dan sering mengikuti banyak olimpiade. Inti nya dia cukup pintar dari rata-rata anak di kelas nya.

" Nih buat kamu Say. "

" Oh makasih say. Kamu baik banget "

“ sama-sama sayang. “

Lalu Risa duduk di sebelah Toni sambil bermesraan di hadapan ku yang membuat ku agak sedikit kesal.

“TERUSIN AJA,  tau ada yang jomblo malah asik gombalin.didepan muka gue serasa dunia milik sendiri. Pingin digedik kepala nya apa ini anak. “ ujar ku dalam hati.

Ini Toni, dia adalah kapten dari ekskul sepak bola sekolah dan sering menjuarai perlombaan di tingkat kota dan provinsi. Muka nya ganteng sih tapi masih gantengan aku. Sifat nya baik sama perhatian tanpa pandang bulu. Makanya para cewek-cewek sekolah naksir banget sama dia. Ironis nya lagi ini anak itu sahabat dekatku yang sifat nya kebalikan dari ku.

“ Sialan, dunia nggak adil.. hiks* “ ujar ku dalam hati sambil menahan air mata.

“ Kamu kenapa Kan, ngeliatin aku? Ngefans ya. “

“ Ngefans matamu, kalau pacaran liat tempat lah njir. “

“ Iya maaf-maaf hehe.., oh iya kenalin ini pacar ku Risa- “

“ Udah tau.. “ ujar ku dengan menyela.

“ Lah tau dari mana? “

“ Satu sekolah geger pas itu, soalnya baru pertama kali kamu punya pacar . “

“ Oh sampai segitu nya, hehe jadi malu. “

“ Sumpah beneran pingin digedik kepala nya ini. “ ujar ku dalam hati sambil menahan emosi.

“ Aku udah kenal sama si Arkan, dia bantuin aku pas lagi rapat osis pas itu. Ya kan?“

“ Oh iya, pas itu inget-inget. “

Kami berbincang-bincang setelah itu, tidak ada hal yang menarik yang terjadi. Tapi seseorang datang kearah bangku kami. Seorang siswi cantik menghampiri kami dengan tatapan dingin nya

“ Permisi, aku mau duduk. “

“ Eh iya, silahkan. “

Aku menengok kearah siswi tersebut, dan dalam hati aku ingin menyapa nya namun mulutku seperti tidak bisa mengeluarkan kata-kata apapun, entah karena canggung atau takut jika siswi tersebut mau menyapa balik atau tidak. Ironis nya dia adalah teman sekelas ku yang duduk tidak jauh dari ku namun masih terasa asing seperti

ini pertama kali nya kita bertemu. Hubungan kita bisa dianggap teman, tapi masih  terasa jauh dari kata dekat.

“ Lita, sikap nya selalu dingin seperti ini pada semuanya. “ gumam ku.

Dia Lita, teman sekelas ku yang tidak sengaja terpilih jadi salah satu anggota kelompok kami pada saat pemilihan kelompok dalam karyawisata.

Sifat nya dingin kebalikan dari si Risa, cantik dan dia sering dijuluki Primadona sekolah dan Ratu dingin karena kecantikannya dan sifat nya yang dingin seperti es. Rambut Panjang nya yang halus seperti sutra dan kilauan rambutnya membuat kesan yang elegan dari siswi-siswi yang lain yang ada di dalam bus ini.

Sama seperti Risa, Lita merupakan orang yang disiplin dan selalu menjadi rangking satu saat ujian sekolah sampai banyak Lembaga yang menawarkan beasiswa pada nya.

“ Habis dari mana Lit? “ tanya Risa.

“ Dari depan, nanti aku disuruh sama bu Yenni ngatur anak-anak pas sudah sampai di penginapan nanti. “

“ Ketua kelas banyak kerjaan sih, makanya aku nggak mau jadi pas itu. “

“ Haah siapa juga yang milih aku pas itu, kamu kan yang ngajuin bukannya? “

“ Hehe, maaf aku cuman pingin liat kamu jadi ketua kelas soalnya kamu disiplin sama

bertanggung jawab banget orangnya. “

Lita menatap kearah ku sambil memberi sebuah absensi.

“ Arkan, nanti aku minta tolong kamu absensi anak-anak yang hadir di karyawisata ini pas kita sudah turun di penginapan. Bisa? “

“ Bisa, tenang aja.. “

“ Dibanding sama Lita kamu sebagai wakil kelas nggak ada charisma nya

sama sekali. “ kata Toni dengan meledek.

“ Diem aja dah, orang beda-beda sifat nya jangan disamain. “

“ Ih baperan banget sih, canda doang kok. Ya kan Lit? “

Lita terdiam sebentar dan lalu menatap kearah Toni.

“ Aku nggak terlalu suka orang yang bercanda nya berlebihan, kamu harus liat tempat sama waktu kalau mau bercanda kayak gitu. “ ujar nya dengan dingin dan tegas.

“ Hey canda doang Lit, Canda. “ Toni panik setelah mendengar perkataan dari Lita.

Aku menatap kearah Lita, berusaha menenangkan Lita yang marah kepada Toni.

“ Lit, gapapa dia cuman bercanda aja kita sering kayak gini kok. “

“ Haah kadang kamu itu, entah terlalu baik atau naif banget nggak tau lagi aku. Aku padahal lagi bela kamu yang sering digituin sama orang lain. “ ujar Lita dengan kesal.

Aku adalah wakil ketua kelas, seperti yang Lita katakan, dan Lita menjabat sebagai Ketua kelas. Kami selalu berbicara tentang acara kelas bersama di waktu isthirahat. Jujur aja semua orang selalu iri pada ku karena Lita merupakan orang yang susah di dekati tapi dengan mudah nya aku bisa mengobrol dengan nya dengan santai, dan Lita juga yang sering membantu ku disaat anak kelas lain menyuruhku untuk melakukan tugas piket mereka, dibalik sifat nya yang dingin dan cool dia adalah anak yang baik dan perhatian kepada teman sekelasnya. Jadi aku punya semacam respect kepada nya.

Ya, aku disekolah sering dijadikan Errand Boy sama orang lain, entah karena aku terlihat lemah atau terlalu baik sehingga orang-orang selalu meminta tolong kepadaku mengenai banyak hal walaupun hal tersebut kadang

menyusahkan ku tapi selagi orang lain bahagia aku pun juga bahagia.

“ Sudah-sudah nggak usah berantem, kalian berdua. “ Risa berusaha melerai kami berdua yang sedang berargumen.

Namun tiba-tiba siswa-siswa lain menjadi ramai secara tiba-tiba, sambil menunjuk kearah langit dari jendela bus.

“ Eh itu apaan, kayak pusaran angin. “

“ Eh itu beneran pusaran angin? “

Siswa-siswa lain ikut melihat keluar jendela yang membuat Lita berdiri dan menanyakan apa yang terjadi.

“ Semuanya ada apa bergerombol disini, harap Kembali ke tempat duduk nya masing-masing. “

Semuanya tidak menghiraukan perkataan Lita yang menyuruh mereka Kembali. Karena penasaran aku pun ikut menengok keluar jendela dan terkejut tentang apa yang aku lihat.

“ Lit, sebaiknya kamu liat ini. “

Lita berjalan kearah sisi ku dan ikut melihat apa aku lihat.

“ Apa-apaan itu? “

Sebuah pusaran angin raksasa berwarna merah yang berada di atas kami, dari wujud nya yang besar tersebut seperti nya akan ada badai besar yang akan datang sebentar lagi. Tapi seperti nya praduga ku salah tentang hal itu.

“ Heh pusaran angin nya ngeluarin cahaya ! “

“ Eh bener dong, lah kok bisa?! “

Semua orang mematung melihat pusaran itu, lalu tiba-tiba cahaya tersebut mengenai bus kami yang sedang berjalan. Lalu tiba-tiba sebuah angin kencang menerpa bus kami.

Prang!

Kaca-kaca bus yang kami tumpangi pecah secara tiba-tiba, siswa lain tampak panik dan berlarian Kembali kearah bangkunya masing-masing.

“ Anak-anak Kembali ke tempat duduk nya masing-masing sekarang! “ ujar bu Yenni dengan tegas.

“ Apa yang, ugh angin nya.. “

“ Arkan, Lita duduk cepet ! “ ujar Risa dengan panik.

" Arkana tiarap cepet ! " ujar Toni yang mengkhawatirkan kami.

Aku menengok kearah Lita, yang sedang shock dengan kejadian saat ini. dengan reflek aku menarik Lita kebelakang agar tidak terkena pecahan kaca yang sedang berhamburan tepat di depan nya.

“ Lita, awas ! “

Lalu sinar itu terus menerang dan mengeluarkan cahaya yang membuat pandangan mataku sakit dan hampir tidak bisa melihat apapun.

“ Kgh, silau banget.. “

Silau, ya silau sekali sampai-sampai aku tidak bisa melihat apapun selain cahaya terang dari langit itu, lalu semua nya menjadi sunyi.., aku pun hanya bisa melihat warna putih di sekeliling ku karena begitu terang nya cahaya itu dicampur dengan angin yang sangat kencang sampai-sampai aku jadi tidak sadarkan diri.

Silau sekali sampai-sampai aku tidak bisa melihat apapun selain cahaya terang dari langit itu, lalu semua nya menjadi sunyi..

Setelah kejadian itu, kehidupan ku yang biasa saja ini menjadi tidak sama seperti yang dulu lagi.

Chapter 1: Dunia lain

“ Ugh, berat sekali tubuhku.. ”

Whuush..

Terdengar suara angin yang sangat pelan di telinga, dan hembusan nya menggelitik muka ku

Aku merasakan sesuatu di tangan ku, sebuah tangan yang sangat lembut dan halus bagaikan bulu domba . Aku membuka mataku yang ku lihat pertama kali adalah langit sore yang  indah. Aku terkejut karena mengingat kejadian yang barusan aku alami tadi.

“ Haah hampir mati aku gila.. “

Aku mengingat kejadian sebelum itu, ya sinar itu membuat kami panik dan tidak bisa berbuat apa-apa. Yang terakhir aku ingat adalah aku menarik Lita dari jendela karena sesuatu dan aku tidak tahu apa itu rasa nya ingatan ku samar akan hal itu.

Aku menengok kearah  kananku, dan aku terkejut bahwa tangan ku telah memegang  tangan nya Lita selama ini., Aku terkejut bukan main ketika melihat wajah Lita yang agak dekat dengan wajahku.

“ Waaah.. ! “

Aku pun melepas genggaman tangan ku dari Lita dan menjauh sedikit dari nya.

“ Aduh deket banget sumpah.. “ ujar ku malu.

Sontak Lita pun ikut terbangun karena suara ku yang keras itu. Dan dia pun melihat sekeliling nya lalu menatap ke arah ku.

“ Arkan? Itu kamu? “

Dia seperti sedang mengigau setelah tersadar dari kejadian sebelumnya.

“ Lita, kamu gapapa kan? “

“ Ugh agak pusing sih.. “

“ Hah syukur kamu nggak apa, takut nya kamu kena serpihan kaca tadi. “

“ Tunggu karyawisata nya?! “ Lita terbangun dari tempat nya.

“ Eh ini ada dimana? “

“ Aku juga nggak tau apa-apa soalnya hal ini, bukannya tadi kita di dalam bus? “

“ Iya gimana ya, aku bangun-bangun sudah kayak gini. “

Lalu Lita berkeliling di sekitar tempat itu, kita ternyata ada di sebuah hutan yang kita tidak ketahui asal nya dari mana?

“ Kamu tau dimana Risa sama Toni? “

“ Enggak tau, tadi aku juga liat sekeliling tapi nggak ada tanda-tanda dari mereka. “

Aku berfikir dengan keras, alasan ku sama Lita bersamaan disini dikarenakan sebelum cahaya itu mengenai kami aku memegang perut nya Lita karena pecahan kaca bis yang akan mengenai Lita. Berarti jika teori ku benar Toni sama Risa juga ikut terbawa ke sini tapi titik pemanggilan nya berbeda dari kami. Ini adalah dunia lain atau biasa disebut dengan Isekai oleh kalangan umum. Lalu aku mendinginkan pikiran ku sejenak sambil mencari tempat untuk berlindung sementara.

“ Yaudah kalau gitu kita cari tempat untuk singgah terlebih dahulu, karena hari mulai malam dan takutnya tempat ini saat malam bisa saja akan menjadi sangat dingin. “

“ Mhm oke aku akan ikut dengan mu. “

Ini pertama kali nya aku mendengar kata itu dari Lita, biasanya dia adalah seseorang yang selalu bisa diandalkan semua orang di sekolah dan sekarang Lita yang kukenal malah meminta tolong kepadaku seakan dia tidak berdaya sama sekali.

“ Heheh sebagai cowok aku harus menjaga seorang cewek bukan?, oke Arkan tunjukkan skill Pramuka mu yang kau pelajari itu selama SD dan SMP. “ ujar ku dalam hati.

“ Kenapa muka nyengir gitu Arkan? “ ujar Lita dengan wajah yang polos.

“ Enggak apa kok, cuman hati kepikiran hal yang lucu.. “

" Hiih jijik banget. "

Jleb, sakitnya hati ini dibilang seperti itu oleh seorang cewek cantik..

" Kalau ngejek ya nggak gitu juga kali mbak. " ujarku dalam hati.

Kami memutuskan untuk berjalan memasuki hutan itu dan menemukan sebuah ladang yang cukup luas dan ada sebuah gua didekat nya.

" Sebaik nya kita singgah di sini dulu, sambil isthirahat karena kita jalan lumayan jauh. "

" Oke, aku akan siapkan api unggun di gua setelah ini. "

Baru beberapa saat kita berbicara, aku mendengar suara lolongan serigala dari kejauhan, seperti hendak mendekati kami dari dalam hutan.

“ Arkan, Itu suara serigala bukan? “

“ I-iya bener juga. “

" A-A-Arkan?, i-itu.. "

Lita nampak gemetar karena suara itu, dan dia memegang tangan kananku dengan erat. Dan muncul seekor serigala yang besar dan matanya berwarna merah menyala menatap kearah kami.

“ I-Itu beneran serigala? “ ujar Lita dengan gemetar.

“ Serigala normal harus nya badan nya nggak sebesar itu. “

Lalu serigala itu seperti singa yang hendak mengigit mangsa nya yang ada dihadapan nya.

“ Gimana ini Arkan? “

“ Ki-kita harus cepat pergi dari sini ! ke gua itu ! “

Aku menarik tangan Lita dan bergegas lari menuju suatu gua di dekat situ. Namun tiba-tiba dari semak-semak ada serigala yang keluar dari sana dan hendak menyerang ku dan Lita.

“ Lit, awas samping mu ! “ ujarku sambil mendorong Lita ke arah depan ku.

Lita terjatuh, dan serigala itu tepat berada di tengah-tengah kami. Ia hendak mengincar Lita karena jarak antara Lita dan serigala tersebut cukup dekat.

“ Sialan, aku harus mencari cara untuk membuat serigala itu pergi dari Lita. “

Lalu aku melihat sebuah batu, dan dengan cepat aku melemparkan nya ke arah serigala itu.

“ Oy anjing besar sini maju.. ! “

“ Njir. Njir, Njir takut banget aku sumpah.. mana mungkin menang lawan dia bodoh banget aku. “ ujarku dalam hati.

“ Arkan ngapain kamu !? “

“ Lit, masuk aja ke gua jangan keluar !“

Serigala tersebut menengok kearah Lita dan memalingkan pandangan nya dari ku akibat suara teriakan  Lita dari gua yang menggema.

“ A-Arkan to-tolong aku.. “

Lita nampak takut bukan main sampai-sampai ia tidak bisa berdiri karena saking gemetar nya dia.

“ Cih, gawat harus ku alihkan perhatian buat Lita untuk kabur. “

“ Oy anjing besar !, liat aku sini aja lawan kok lawan cewe kalau cowok maju sini ! “

Lalu aku melempar batu lagi ke serigala tersebut, namun tanpa di duga-duga muncul kawanan serigala lain yang hendak menyerang ku juga.

“ Duh mampus aku, aku harus nya tau kalau serigala main circle parah. “

Tanpa pikir panjang aku langsung berlari menjauhi gua tempat Lita berada, semakin dalam ke hutan. Waktu berjalan dan hari mulai malam, tubuhku sudah mencapai batasnya karena berlari sejauh itu. Kawanan serigala itu mengejar ku dengan cepat walaupun aku sudah berusaha sekuat tenaga untuk berlari sekencang mungkin.

Sratt !

Punggung ku terkena cakaran serigala itu dan membuat jalan ku menjadi lebih lambat dari biasa nya.

“ Kgh.. ahh, sa-sakit ugh.. “

Lalu serigala kedua hendak menyerang ku dari sisi kanan, namun beruntung nya aku berhasil menghindar walaupun cakaran itu tetap mengenai tangan kanan ku.

Sratt !

“ Ugh, hampir saja .. a-aku harus cepat !  “

Lalu aku berlari sampai pada akhirnya yang ada hanyalah jalan buntu yang tidak menuju manapun.

“ Ayolah, pasti ada jalan kan ?! “

Aku berusaha mendaki bukit yang tebing yang curam itu namun alhasil aku malah terjatuh dan membuat kaki ku terkilir. Aku bersandar di dinding tebing itu dan memegang kaki ku yang terkilir.

“ Ahhh, ka-kaki ku… “

Aku melihat disekitar ku, terlihat sekawanan serigala itu sudah mengepung ku dari segala arah, aku tidak bisa menemukan ruang untuk bisa kabur dari mereka.

“ Ugh, sialan ya kalian.. , jadi gini akhirnya ada-ada saja. “

Optimisme yang  tadi ku tunjukkan  hilang secara mendadak, seakan aku sudah tau takdir yang akan datang.

“ Tuhan apakah aku akan mati disini?, tapi setidak nya mati karena melindungi teman sekelas itu tidak buruk juga.. walaupun aku baru saja ingin mempererat hubungan dengan Lita. Sebagai seorang teman. “

“ Lita, aku harap kau selamat.. , maafkan aku jika aku tidak bisa melindungi mu setidak nya ini adalah pilihan terbaik agar kamu bisa melarikan diri. “

Serigala itu mulai lari ke arahku, aku memejamkan matamu karena pasrah dengan apa yang akan terjadi kepadaku. Lalu hal yang tak terduga terjadi.

JLEB..

“ Hah ?! “

Tiba-tiba muncul suara seperti anak panah yang melesat dan  anak panah itu  tertancap di salah satu kepala serigala itu seketika membunuh serigala itu seketika, Anak panah lain muncul dan menyerang kelima serigala itu dan akhirnya membunuh seluruh kawanan mereka.

“ A-Apa yang..anak panah? . “

Lalu aku mendengar langkah kaki dari dari arah depan ku dan muncul sesosok wanita dan seorang pemuda yang berlari kearah ku dan memegang tubuh ku dan ternyata itu adalah Lita dan seorang pria yang membawa panah.

“ Arkan !, Arkan ! kamu tidak apa !?. “

“ Huh, Li-Lita? “

“ Astaga Arkan, ka-kamu.. “

Lita seakan terkejut karena melihat kondisi tubuhku yang parah akibat serangan serigala tersebut.

“ Hei kamu baik-baik saja? “ ujar pemuda itu.

“ Si-siapa kau? “

“ Arkan,tolong berikan dia perban buat luka nya ! “

“ Oke, ini tolong perbankan dia. “ ujar pemuda tersebut sambil memberi perban kepada Lita.

Namun luka yang selama ini ku tahan menjadi lebih sakit dan membuatku berteriak kesakitan.

“ Ughh.. perih aahh.. “ ujar ku sambil mengerang kesakitan.

“ Ma-maafkan aku, seharusnya aku membantu mu  tadi. tapi tubuhku tidak bisa bergerak sama sekali.  “ ujar nya khawatir sambil memegang tangan ku dan dari mata nya keluar air mata yang sangat indah bening dan berkilau terkena cahaya bulan.

Aku lega karena Lita ternyata dalam kondisi yang baik.

“ Ti-tidak apa Li-Lita Syu-Syukurlah kau selama- “

Bruk..

Aku terjatuh karena menahan rasa sakit yang parah ini, seakan tubuhku seperti dicabik-cabik oleh sesuatu. Aku seperti tidak bisa menggerakkan tubuhku.

“ Arkan?!, Arkan?!.. “

Aku mendengar suara Lita yang panik memanggil namaku, Setelah itu aku pun tidak sadarkan diri, karena menahan rasa sakit yang parah ini.

“ Apakah aku akan mati? “

Chapter 2: Ramalan? atau Pengelihatan?

“ Arkan.. , Arkan.. “

Aku mendengar bisikan seseorang yang terdengar jelas di telinga ku, seakan ingin membangunkan ku dari tidur ku. Suara itu lembut dan halus seperti seorang ibu yang sedang membangunkan anaknya saat masih kecil.

“ Mmh.. apa siapa itu?“

Aku membuka mata ku, aku melihat sebuah ruangan hampa tanpa batas berwarna hitam yang berada di sekelilingku. Aku menoleh dan yang kulihat hanya hitam, hitam, dan hitam.

" Aku ada dimana?, sunyi sekali...Eh ?"

Aku memegang leherku, aku tidak bisa mengatakan apa pun sama sekali seperti pita suara ku sedang di segel oleh sihir yang membuatku tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.

Tidak hanya itu aku tidak bisa merasakan apapun dan melihat apapun.

 Hanya kegelapan yang abadi sejauh mata memandang dan suara bisikan lembut.  

Aku teringat bahwa aku pada saat itu sedang terluka parah, karena menyelamatkan Lita. Namun aku tak tahu apa yang sedang kurasakan saat ini adalah ilusi atau kenyataan bahwa aku sebenarnya sudah mati.

“ Ah aku sudah mati ya? “ ujarku, namun suara ku tetap tidak keluar sama sekali.

“ Jadi akhirnya seperti ini. “

Aku sudah pasrah jika tuhan hendak mengambil nyawaku saat itu.

Setidaknya aku mati sebagai kesatria bukan seorang pecundang.

“ Arkan.. “

“ Hah..? “

Suara itu muncul kembali, seakan memanggilku.

“ Suara itu, muncul Kembali?, darimana asalnya? “

Aku berusaha mengikuti suara itu walaupun aku tau bahwa hanya kegelapan sejauh mata memandang, tapi itu tidak menurunkan keinginanku untuk mengikuti suara itu. Langkah demi Langkah aku tetap mengikuti suara lembut itu.

Namun tak lama setelah itu muncul sesosok perempuan berambut pirang dengan matanya yang merah yang indah yang entah dari mana muncul begitu saja dari kejauhan, ia seperti sedang mengenakan pakaian keagamaan suci dan ia berjalan ke depan seakan meminta ku untuk mengikuti nya.

Aku berusaha mengikuti nya sambil berbicara padanya, namun suara ku seakan terkunci membisu.

Aku terus mengikuti nya hingga menuju sebuah menara tinggi yang entah dari mana muncul dihadapan ku, dia menunjuk puncak dari menara tersebut dan berkata. Aku tidak paham tentang apa yang ia maksud, namun tiba-tiba ia berkata.

" Benda yang kau cari ada di atas sana, wahai pengembara. "

Aku ingin mengatakan sesuatu tidak keluar satu suara pun dari mulutku seakan membisu.

" Hanya kamulah satu-satunya harapan-,  tolong-.."

Suara nya tiba-tiba terputus seakan seperti suara radio lama yang telah rusak.

" Tunggu apa maksudmu !? "

Suaraku tetap tidak muncul entah mengapa ketika ingin merespon wanita itu.

“ Portal.., Bumi.., dalam bahaya.. “

“ A-apa maksudmu?! “

“ 5 sosok…, awas…, mengincar mu.. “

Wanita itu mulai menghilang, tubuh bagian bawah nya mulai transparan dan menghilang dari waktu ke waktu.

Aku berusaha menggapai nya namun usaha ku tak berhasil karena seperti ada sesuatu yang menarik ku dari belakang. ada 5 sosok besar yang berada di belakang ku sedang menarik ku kebelakang seakan menjauhkan ku dari wanita itu.

“ Tunggu!, jangan pergi !. jangan tinggalkan aku disini ! “

“ Waktu ku.., tidak lama lagi.., tolong.. “

Aku tidak bisa menahan kekuatan yang sedang menarik ku ini, energi yang entah dari mana tiba-tiba muncul begitu saja di alam ini. Namun ia menatap ke arahku dan berkata.

“ PRIMODIAL…. CRYSTAL…“

Lalu muncul sebuah crystal pelangi yang ada didepan ku, yang cahaya nya menyinari seisi ruangan.. semakin terang crystal itu bersinar aku merasakan sesuatu yang familiar dari cahaya ini.

" Tunggu perasaan ini, seperti waktu itu.. "

Cahaya itu mengecil, namun tiba-tiba seperti ada bunyi ledakan dan cahaya itu seakan meledak kearah yang mengakibatkan aku terbangun dari tidurku.

“ Haah !, haah, haah “

Aku terbangun, aku menatap langit-langit yang nampak begitu asing bagiku, disebelah ranjang yang ku tiduri ini ada Lita yang tertidur di dekat ku di sebuah kursi, saat melihat ku bangun Lita terkejut dan langsung memeluk ku.

“ Arkan?!,  Arkan syukurlah ! syukurlah kau tidak apa-apa “ ujar Lita sambil menangis memeluk ku.

Aku melihat sekeliling ku, semua Nampak terdiam dan terkejut setelah melihat ku bangun Kembali. Seperti baru melihat mayat mati yang hidup Kembali.

Apa yang..,  sebenarnya terjadi padaku?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!