NovelToon NovelToon

Odd: Kertas Kuno Itu

Chp.1: Kertas Kuno Itu

Kelas telah bubar, dan Rara berjalan tergesa dari semua orang yang sedang berhamburan keluar dari kelasnya.
Di lorong yang panjang, di tangga yang cukup tinggi, dia melewati tempat-tempat di mana biasanya dia mencari seseorang, tetapi kali ini tidak.
Rara melangkah dan terus melangkah menjauh seakan dia tengah menghindari seseorang.
Rara
Rara
Sebelum Adam nyamperin ke kelas Rara, sebelum dipanggil kumpul OSIS ....
Kalimatnya yang keluar dengan nada rendah itu menggantung ketika langkahnya nyaris bersinggungan dengan orang lain.
Rara
Rara
Maaf dan permisi.
Begitu mengatakannya, Rara langsung bergegas melangkah kembali.
Wisnu
Wisnu
Lho, Teh Rara?
Rara mendengarnya, tetapi dia buru-buru meninggalkan laki-laki itu. Rara mengenal laki-laki itu, dia adik kelasnya yang bergabung dengan OSIS.
Rara
Rara
Duh, gawat! Jangan sampe dia nyusul.
Wisnu
Wisnu
Dia kenapa buru-buru begitu, sih? Padahal rapat OSIS masih lama.
Wisnu menatap arlojinya dengan penuh tanya.
16.00 WIB. Langit Bandung begitu cerah dengan warna kejinggaan nun jauh di barat sana. Cahaya matahari sore menembus pada sela-sela dedaunan pohon rindang di samping gedung sekolah.
Meski udara sore hari ini terasa panas, tetapi di bawah pohon ini semuanya terasa menyejukkan, dan Rara berada di sana.
Rara
Rara
Sebelum Ayah curiga kertasnya hilang satu, atau Bi Iyam yang cepuin Rara ke Ayah.
Rara
Rara
Sebelum Adam nyariin dan omelin Rara ... mari tuntasin saat ini juga!
Gadis dengan mata teduh ini segera melepaskan ranselnya dan merogoh tempat alat tulisnya dengan tergesa.
Kemudian, dia juga mengeluarkan selembar kertas lusuh bersama buku tulisnya sebagai alas untuk dia menulis nanti.
Namun, dering ponsel miliknya segera menyala dan terdapat notifikasi panggilan masuk.
Rara
Rara
Awan?

Chp.1: Jujur Nggak, Ya?

[Akhir November, di Taman samping Sekolah Ini Rara, dan kertas punya Ayah. Katanya, ini kertas ajaib? Nggak tau juga, sih. Rara pengen deh kalo semua yang Rara alami selama ini cuman settingan aja. Rara pengen punya adik yang sopan sama Rara, Abim sopan dan baik, tapi dia nggak pernah manggil Rara dengan seharusnya. Apa susahnya, sih? Tambahin kata 'kak' di depan nama Rara? Adam selalu baik, makin baik, tapi dia juga makin ngeselin. Kalo nggak ada Dista, Adam selalu ngeselin sama Rara. Kalo ada Dista, Adam kalem. Baik banget sama Rara dan nggak larang ini atau itu. Tapi,
[tidak diselesaikan karena panggilan dari 'Awan']]
Di depan ruangan OSIS, Rara sudah dinantikan oleh tiga laki-laki yang menatapnya dengan sorot berbeda.
Marwan
Marwan
Buku lo ketinggalan. Untung nggak dibawa si Puja buat bahan gangguin lo suatu saat ... nih!
Adam
Adam
Habis dari mana lo?
Eza
Eza
Dari gelagatnya aja kelihatan banget, Dam.
Rara
Rara
Apa maksud kamu, Eza?
Eza tersenyum miring.
Eza
Eza
Lo berusaha bolos rapat OSIS kali ini, kan?
Rara mengeraskan rahangnya. Dia tidak membalas ucapan Eza yang kelewat menyebalkan itu, lalu menatap Adam dan Marwan secara bergantian.
Rara
Rara
Rara ke ....
Di dalam hatinya, Rara menimbang keputusan; apakah dia harus memberitahukan kegiatan dia tadi kepada Adam dan Marwan di hadapan Eza?
Eza
Eza
Mau bolos, kan?
Rara
Rara
Kamu mendingan diem, deh!
Marwan
Marwan
Lo keluar dari kelas buru-buru tadi, gua pikir lo mau ke ruang OSIS, tapi nggak ada. Lo kemana, Ra?
Eza
Eza
Kok lo perhatian banget sama si Rara sih, Wan?
Rara dan Marwan saling pandang.
Rara
Rara
Barusan Rara habis dari taman samping sekolah ... barusan ....

Chp.1: Kepedulian

Rara
Rara
Barusan .....
Eza
Eza
Nah, kan! Mau bolos dia, Dam.
Rara
Rara
Kamu kenapa sih nuduh Rara segitunya banget?
Menyaksikan dua temannya yang selalu beradu mulut membuat Adam sakit kepala.
Marwan
Marwan
Ra, Dam, gua pulang duluan, ya. Semoga rapat OSIS berjalan lancar.
Eza
Eza
Gua nggak nih, Wan?
Marwan menatap malas ke arah Eza, lalu mengangkat bahunya dengan acuh. Lantas, laki-laki yang merupakan teman sekelas Rara ini pergi dari tiga anggota OSIS inti.
Eza
Eza
Temen kelas lo ngeselin banget, Ra!
Rara
Rara
Kamu yang ngeselin!
Adam
Adam
Ayo, cepet masuk biar bisa cepet pulang, nih!
Rara
Rara
Rara masuk duluan!
Eza
Eza
Gua duluan!
Rara melepaskan ranselnya, lalu menyimpannya di atas meja terlebih dahulu, sebelum akhirnya dia duduk pada salah satu kursi. Dia menatap Adam yang sedang berbicara dengan Eza.
Wisnu
Wisnu
Teh, tadi kenapa buru-buru amat jalan di lorong?
Rara terkesiap. Kedua matanya segera melirik ke samping kiri. Terdapat Wisnu sedang menatapnya penuh tanya.
Rara
Rara
E--Eh, ka-kamu ....
Rara membatin, "Duh, kenapa harus anggota OSIS sih yang mergokin Rara lagi buru-buru pergi?"
Rara
Rara
Em ... orang rumah. I--Iya, takutnya mereka jemput tadi.
Wisnu
Wisnu
Yakin, Teh?
Rara menatap jengah kepada Wisnu. Rara mulai risi, karena tidak biasanya anggota OSIS, terutama junior, mau berbicara kepada Rara.
Rara
Rara
Memangnya kenapa?
Wisnu terdiam cukup lama sambil menatap lurus kepada seniornya, lalu dia segera memalingkan wajahnya, bibirnya mencebik.
Wisnu
Wisnu
Jangan mudah terintimidasi hanya karena kita lemah dan nggak berdaya.
Rara tercenung. Hatinya mencelos kala mendengar gumaman Wisnu, juniornya, yang bahkan tidak menjawab pertanyaan Rara sebelumnya. Rara ingin kesal, tetapi ucapan Wisnu membuat hatinya tenang.
Wisnu
Wisnu
Tadi saya ngikutin Teh Rara ke taman samping sekolah.
Rara
Rara
Apa?!
Wisnu
Wisnu
Mohon diingat ucapan saya tadi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!