"Gue booking tempat ternyaman serta perempuan terbaik malam hari ini, dan jangan lupa bawakan minuman berkualitas tinggi ke meja gue. Segera!"
Seru pria tampan kepada pelayan club yang khusus menangani orang-orang penting seperti dia.
Dia adalah Andrean siah Pratama putra tunggal dari seorang pengusaha sukses yakni: Johan Pratama, dan designer ternama: Sri Diana Pratama yang hasil desain buatannya telah dikenal sampai mancanegara.
Mungkin harta mereka tak akan habis hingga 28 turunan,49 tanjakan,66 belokan & 129 jurang..
Siapa yang tidak mengenal keluarga terpandang itu? Tentu semua mengetahui siapa itu keluarga Pratama, nama keluarga ini terdaftar sebagai orang terkaya di masa sekarang ini.
Andrean adalah sesosok yang sedikit manja, suka foya-foya, keras kepala, angkuh, juga tak terbantahkan.
Meskipun demikian, para gadis-gadis amat gencar menarik perhatian pria yang kegantengannya sudah tak diragukan lagi. Namun iya hanya memanfaatkan para wanita-wanita itu untuk kesenangan sesaatnya saja.
"Aku memiliki segalanya, dunia berada di genggamanku, apapun yang kuinginkan pasti selalu bisa aku dapatkan." kalimat itu sudah tertanam di dalam otaknya, karena sedari lahir dia memang berada di tengah-tengah gemerlapnya kemewahan.
"Apa kau yakin akan melakukan ini, Loli?"
"Tentu Mom. bagaimanapun caranya pewaris Pratama grup itu harus menjadi milikku." ujar Wanita memiliki paras elok dengan tinggi semampai dan tubuh seperti gitar Spanyol, Tengah mencoba berbagai model gaun terbuka untuk menjebak Andrean malam ini.
"Tetapi bukankah tindakanmu ini bisa merusak citramu jika saja publik mengetahuinya, sayang?" ujar Deswita menatap dalam bola mata biru anak semata wayangnya memastikan akan nasib sang Putri kedepannya yang sangat nekat.
"Kau tenang saja, mom. Percayalah kepada loli! karena bila saja aku berhasil menjadi menantu di keluarga terpandang seperti keluarga besar Pratama, sudah kujamin aku akan hidup bahagia bersama-sama dengan dia."
"Bagaimana dengan ayahmu? Mommy yakin dia pasti tidak setuju jika kau bersanding dengan musuh bebuyutannya. Lagi pula kau tak akan mendapatkan kebahagiaan kalau Andrean tidak mencintaimu, sayang. Mommy mohon jangan gegabah!"
"OMG, hello! Ayolah mom! Jangan bercanda berlebihan seperti ini."
Pungkas loli menatap sang mommy heran.
Sedetik kemudian, gelak tawa Deswita menggelegar dalam ruangan mewah tersebut.
"Hahahaha. maafkan Momi! Mommy sungguh tak menyangka putriku telah semakin dewasa dan bertambah pintar setiap harinya. Lakukanlah apa yang kau inginkan wahai lady loli yang cantik mempesona! Mommy akan selalu mendukung setiap kemauan serta keputusanmu."
keduanya tertawa Apple mempersiapkan rencana jahat mereka.
...
"Hai bro! Lo udah lama nungguin kita ya?" Tanya Aldi yang baru saja tiba bersama Rian.
"Belum terlalu lama. Tapi gue kira lu berdua nggak bakal dateng." Ucap Andrean menyilangkan kaki sambil menghisap sebatang rokok di tangannya.
"Mana mungkin gue menolak ajakan lo, rugi dong gue!"
"Udah lama gue nggak bersenang-senang seperti ini bro. Jadi gue bakal mencuri kata-kata Aldi barusan, rugi dong gue."
Ucap Rian seraya matanya tertuju kepada para kupu-kupu malam yang dengan gerakan erotisnya menari-nari di lantai dansa, menunggu dengan siapa mereka akan menghabiskan malam dingin tapi gerah ini.
"Lo cuma sendiri doang?" Tanya Aldi menarik kursi untuk tempat duduk lalu mengisi minuman ke dalam gelas.
"Ya sendirian lah, gue lagi males aja jumpa sama bokap nyokap gue." jawab Andrean menyeruput minumannya sambil memijat pelipis nya.
"Apa lo lagi ada masalah dengan Bokap Nyokap lo? Ucap Rian yang di belakangnya sudah terdapat tiga wanita berpakaian minim berjalan dengan gaya menggoda.
"Hmmm, kira-kira begitu. Lagi lagi Bokap gue nyuruh jadi SIO di perusahaan menggantikan dia, dan Nyokap gue nggak henti-hentinya memaksa gue untuk segera menikah."
"Itu bagus dong!" Kata Aldi asal.
Sontak Andrean merapatkan gigi dan memicingkan mata tak suka akan perkataan sahabat nya yang paling sering membuat pria 27 tahun itu jengkel.
"Santai aja bro, jangan marah-marah nanti cepat tua." Ucap nya tak merasa bersalah sedikit pun.
Andrean mengusap wajahnya kasar dan segera meneguk minuman beralkohol untuk meredam emosi nya yang hampir saja terpancing.
Perkataan menyebalkan dari mulut sahabat baiknya itu, memang selalu membuat Andrean naik darah. Keduanya sering beradu argumen, Karena beda pendapat. Berbeda dengan Ryan yang lebih kalem di antara ketiga pemuda tampan itu. Rian selalu menjadi penengah jika suasana di antara keduanya tak kondusif lagi.
"Terus? Lanjutin ceritanya! Ujar Rian tampak antusias."
"Jadi ceritanya tuh begini, karena tadi malam gue jam 03.00 pagi baru tiba di rumah, pada pagi-pagi buta Nyokap gue udah sibuk menggedor-gedor pintu kamar gue kayak mau ngajakin perang aja."
"gue dipaksa cepat-cepat turun dan bergabung di meja makan, di sana ada Bokap gue memasang wajah tak bersahabat, Adik perempuan gue yang dengan nggak sopan nya meletakkan piring di depan gue secara kasar, dan nyokap gue yang ngomel-ngomel nggak jelas."
Andrean mengeluarkan segala uneg-uneknya, namun tak ada tanggapan sedikit saja dari kedua sahabatnya itu.
Andrean menoleh kepada kedua sahabatnya, dan dilihatnya mereka sedang asyik bercumbu dengan para wanita bayaran yang duduk di pangkuan masing-masing.
Brakkkkk. Andrean dengan rahang mengetat memukul meja.
"dari tadi gue ngomong sama lu berdua brengsek!! Ternyata Lo, Lo berdua malah, akhhhh!." bentak Andrean tak habis pikir dengan kelakuan kedua manusia Dajjal itu.
Pria tampan itu beranjak dari kursi lalu pergi menarik kasar wanita yang akan menemaninya malam hari ini ke dalam kamar yang sudah disediakan. Andrean melampiaskan semua beban pikirannya dengan bersenang-senang.
Aldi dan Rian menatap punggung Andrean sudah menjauh dari tempat mereka, keduanya hanya tersenyum tipis kemudian melanjutkan lagi kegiatan panas yang sempat tertunda.
...
Sementara di belahan bumi lain.
"Aya, Ayah tolong jangan lakukan hal itu! Ayah! Kumohon, jangan tinggalkan kami Ayah!" tangisan yang begitu memilukan terdengar dari rumah kecil tak layak huni.
"Sudah cukup! Biarkan Pria bajingan ini pergi Celsi!"
"Tidaaaakkk!!"
"Aya-Ayah! Ayah! tolong jangan lakukan hal itu! aku mohon ayah, Siapa yang akan menjaga kami berdua? Penuhi keinginan Putri mu ini Ayah, untuk kali ini saja."
Tangisan memilukan penuh permohonan terdengar dari gubuk kecil tak layak huni, Gadis bertubuh kecil itu bersujud dan mengatupkan kedua tangannya meminta sang ayah supaya tidak meninggalkan rumah beserta keluarga kecil mereka yang hidup serba berkekurangan selama ini.
Tetapi orang yang ditangisi itu hanya acuh melipat tangannya di dada dan melangkah kan kaki jenjangnya keluar dari gubuk menuju halaman depan yang ditumbuhi rumput liar, tiada keraguan juga rasa prihatin terlihat dari sorot mata elangnya.
Gadis itu tak menyerah sama sekali, dia melangkahkan kedua kaki kecilnya meraba-raba dinding bambu agar menggapai sang ayah tercinta, Bahkan kepalanya sampai membentur pintu yang engselnya hampir terlepas dan akhirnya ia berhasil menahan kaki ayahnya itu.
Pria itu berdecak kesal menatap jengkel, dia seperti tak sudi kakinya disentuh oleh darah dagingnya sendiri.
"Kauuu, lepaskan!"
Bentaknya kasar serasa ingin memakan anak itu hidup-hidup.
"kumohon jangan pergi, Ayah. Kenapa ayah berniat pergi meninggalkan Chelsea dan ibu? Karena Chelsea nakal ya, ayah? kalau begitu, Chelsea janji nggak akan jadi anak bandel lagi. Tapi tolong tetap di sini ya!" ucapnya mengatupkan tangan berusaha senyum semanis mungkin supaya cinta pertamanya itu bisa luluh.
"tidak,, ya tetap tidak." wajah lugu tanpa dosa itu tak mampu meluluhkan hati kerasnya.
"Ayah! Kalau nanti ayah pergi dari rumah kita, siapa yang akan jadi teman main Chelsea? Chelsea nggak punya teman ayah!Huuuuu. Mereka semua jahat sama Chelsea, ayah."
Si pria masih berusaha melepaskan diri dari gadis kecil yang tampak menyedihkan itu.
"Ke mana putrimu akan mengadu ayah? Ke bahu siapa aku menyandarkan kepalaku? Aku hanya memiliki kau dan ibu saja di dunia ini, , tak ada seorang pun yang mau berteman denganku. Tolong jangan tinggalkan aku dan Ibu aku mohon ayah!"
Tangisnya lagi berusaha membujuk. Mendadak ucapan Chelsea seperti orang 20 tahunan saja. Semuanya itu, bukanlah kemauannya sendiri, tapi keadaan lah yang sudah memaksa Chelsea untuk selalu bisa menyesuaikan diri dengan situasi.
"Diaaammm! Suara cempreng mu mau membuat gendang telingaku pecah!"
Bentakan keras dari sang ayah sontak membuat Gadis berusia 12 tahun itu terdiam. Air matanya luruh begitu saja membasahi pipi mulus nya, hati nya sakit sangat sakit bagaikan ditikam ribuan belati.
"Kau adalah anak pembawa sial! Coba lihat dirimu! Kau hanya bisa menyusahkan orang di sekitarmu, harusnya kau menyadari bahwa kehadiranmu hanya membuat orang lain kesulitan. Apa kau mengerti?"
"Ayah, Aku berjanji akan menjadi kebanggaanmu! Yakinlah dengan anakmu satu-satunya ini ayah, beri aku kesempatan untuk membuktikan bahwa aku juga bisa seperti mereka, aku akan berjuang demi ayah dan mengangkat derajat keluarga kita."
Jawab Chelsea meyakinkan, tanpa ada sedikit pun keraguan dalam ekspresi wajahnya.
Sambil mencebikkan bibir dan mengangkat dagu sang anak dia melontarkan kata-kata yang amat menyakitkan.
"Kau hanyalah seorang anak Perempuan, Perempuan yang buta dan tidak punya sedikitpun masa depan yang cemerlang, Aku malu mengakuimu sebagai Putriku."
"Sudah cukup! Kau boleh memperlakukan aku seperti apapun yang kau mau, tapi jangan sekali-kali kau menyakiti hati Putriku dengan bicara kasar kepadanya. ucap sang ibu melerai keduanya lalu memeluk anaknya serta mengusap rambut hitam nya penuh kelembutan.
"Wah, anak dan ibu sama saja, kalian benar-benar tak berguna, sudahlah miskin, kucel, jelek, tak memiliki apa-apa."
"jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan, aku adalah Istrimu, dan dia adalah Anakmu. Memang hidup kita miskin dan bisa dikatakan golongan terendah, tetapi kita memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga serta merawat dia sampai dewasa dan menemukan kebahagiaan dalam hidupnya." perempuan muda tersebut mencoba memberikan pengertian.
"Sudah ku putuskan, aku akan menikah lagi dengan wanita pilihanku. dan kau, urus saja anakmu yang tak berguna itu!"
"Asal kalian tahu, sekalipun kalian berdua mencium kakiku bahkan sampai menangis darah sekalipun, aku tetap pada pendirianku. Yakni meninggalkan kau beserta anakmu." ucapnya tak berperasaan.
Wanita itu menggertakan gigi nyaring. Dia benar-benar tak menyangka suaminya senekat ini.
"Pergilah!! Kami tidak akan mencegahmu untuk hidup bersama wanita itu. Dan tentang Putriku kau akan lihat sendiri bagaimana aku akan membesarkannya seorang diri, dan aku yakin suatu saat nanti dia pasti menjadi seorang yang sukses yang bisa mengangkat derajat ku dan juga derajatnya sendiri."
"Dan pada hari itulah kau menyadari betapa berharganya dia namun saat kau sudah mengerti kau tak akan bisa menyentuhnya sama sekali, Akan kupastikan kau menyesal dengan perlakuan kejammu terhadap kami berdua."
Ucapnya berkobar amarah seraya bersikap tegar dengan menguatkan hati akan segala sesuatu yang akan terjadi kedepannya.
"Aku akan menunggu yang kau katakan barusan, hahahahaha. Kau merawatnya seorang diri? oh astaga Istriku yang naif," Hahahaha. Pria itu tertawa meremehkan Wanita di hadapannya.
"Paling-palingan hanya sampai sebulan kau mampu merawat serta membiayai segala kebutuhannya, setelah itu aku yakin, Kau pasti segera menemui aku untuk meminta uang. Sudah lah, aku harus segera pergi. Calon Istriku sudah terlalu lama menunggu, satu jam lagi kami akan melangsungkan pernikahan dan hidup bahagia."
"Jangan tinggalkan aku ayah!!"
"Sudah sayang, biarkan saja pria Bajingan ******* itu pergi! Kita pasti bisa melanjutkan hidup tanpa adanya dia bersama kita nak." Hati Ibu Nining begitu terluka menyaksikan anaknya yang mengemis cinta dan kasih sayang dari ayahnya sendiri, namun tidak ia dapatkan.
"Tidaaaaaaaaak, Ayaaaaaaah!" iya menjerit histeris sampai berguling-guling di atas tanah memohon dengan sepenuh jiwa raga, mengharap sedikit saja belas kasih dari orang tercinta, tetapi orang tersebut sama sekali tak menghiraukan seruannya, keegoisan telah memenuhi reluk hatinya.
...
"Akkhhhhhhhh. "Entah mengapa Tuhan menjadikan dirimu sebagai ayahku? Aku tidak akan pernah memaafkan perbuatan mu yang telah kau lakukan kepadaku dan juga ibuku, Aku membencimu! Aku benar-benar sangat membencimu ayah!"
Dia berteriak kencang dan melemparkan barang-barang yang iya temukan hingga berserakan di lantai, Gadis itu sangat ingin melupakan masa lalunya yang menyakitkan, namun ia tak bisa melakukannya dan ia hanya melampiaskan kesedihannya, kemarahannya, serta kekecewaannya dengan menghancurkan barang-barang serta menyakiti dirinya sendiri dengan mengkonsumsi ganja.
Dia adalah Chelsi. Seorang Tunanetra sejak di di lahirkan ke Dunia yang penuh dengan kekejaman ini.
Setelah sang ayah meninggalkan mereka dan menikah dengan perempuan lain, Chelsea bersekolah di SLB a. sekolah luar biasa khusus bagi penyandang disabilitas netra. Di tempat itu lah iya menempuh pendidikan seperti anak pada umumnya, meski ibunda tersayang harus banting tulang siang malam demi mendapatkan uang untuk biaya sekolah permata hatinya itu, namun hal tersebut tidaklah menjadi persoalan baginya.
Terdapat sekitaran 35 orang di sana. mereka semua diajari untuk hidup mandiri, tak lupa bakat mereka juga di kembangkan dan dibina sebaik mungkin hingga bisa seperti sekarang. Chelsea berhasil masuk Perguruan Tinggi Negeri sudah memasuki semester 8 sebentar lagi dia akan meraih gelar sarjana jurusan seni musik.
dan untuk selanjutnya, Chelsea berencana akan melanjutkan pendidikan bidang sastra di luar negeri. Sejak kecil iya memang menyukai kepenulisan, lalu berkat kerja keras serta kecerdasannya, Chelsea menjadi siswa terbaik di kampusnya dan mendapat kesempatan melanjutkan studi di sekolah terbaik di Amerika Serikat tanpa dipungut biaya apapun.
Chelsea dikenal sebagai seorang murid yang misterius dan bersikap cuek, muka jutek, pandai Bella diri, serta mulut yang setajam silet benar-benar membuat orang akan berpikir dua kali untuk mengganggunya.
Dan hal yang telah membangkitkan amarah nya pada hari ini adalah: Saat dia sedang berjalan menggunakan tongkat di trotoar menuju ke kampus nya, iya mendengar suara yang paling dia benci sedang makan di restoran mewah bersama Istri nya dan dua orang Putra serta Putri nya.
Mereka menyantap makanan lezat sesekali terdengar tertawa kecil, sambil berbincang-bincang santai keempat orang tersebut sangat bahagia.
Sementara Chelsea seketika itu juga mematung di tempat seperti orang linglung, ia mendengar candaan mereka dan aroma makanan yang sungguh menggiurkan menyeruak ke dalam indra penciuman gadis cantik ini. Tak perlu munafik, jujur saja timbul rasa iri di dalam hati Chelsea. Ingin sekali Chelsea merasakan kehangatan keluarga seperti itu.
Jauh di dalam hati Chelsea iya amat merindukan sosok ayah nya, rasa-rasanya ingin sekali Chelsea berlari mendekati lalu memeluk sang ayah tersayang., lalu mengatakan bahwa dia amat sangat merindukan sang ayah.
Namun apalah daya,, Sesungguhnya Chelsea sering bertemu dengan nya namun ayah nya itu tak mengenalinya sama sekali. Entah itu disengaja atau tidak, tak ada seorangpun yang tahu.
karena tak mau mengganggu momen manis mereka, Chelsea dengan dipenuhi kemarahan menyeret kakinya menjauh dari tempat itu.
dia berusaha untuk meredam emosi nya yang tiba-tiba meledak-ledak, namun entah mengapa perkataan menyakitkan dan ketidak kepedulian sang ayah terus berputar-putar di dalam kepala nya bagaikan film yang ditayangkan ulang.
...
"Ini uangmu, ambillah! Dan segera pergi dari sini."
"terima kasih banyak, Tuan. Kau sangat hebat juga perkasa, aku sangat menanti momen-momen bercinta denganmu di lain waktu." ucap Wanita malam itu mengedipkan mata dan tersenyum puas serta menerima cek dari tangan Andrean.
biarpun sudah beberapa kali mencapai pelepasan, rasa-rasanya Andrean belum puas juga menikmati lembah lembab berjuta kenikmatan itu.
"Suruh Jalang lain datang ke kamarku! Cepatlah!" iya membooking kembali wanita PSK yang selalu stand by siap melayani.
"Hei kau! Segera masuk ke kamar nomor 117! " ujar pemilik klub memerintahkan seorang dari Gadis nya.
"semoga berhasil sayang, yakinlah kau pasti bisa."
"tentu, Mom." sahutnya melenggang menggoda meninggalkan keramaian penuh akan orang-orang yang sibuk dengan urusannya masing-masing.
...
Malam kelabu kini telah tergantikan dengan terangnya sinar Sang Surya, seluruh makhluk hidup di Bumi juga telah bangun dari peraduan nya untuk melakukan rutinitas mereka seperti biasa.
"Bi, Bibi! Apakah tadi pagi Tuan muda sudah keluar dari kamar nya? Tanya Ibu Sri Diana yang sedang mencari-cari AndreanPutra semata wayang nya."
"Tidak Nyonya, sedari tadi Tuan muda belum juga turun untuk sarapan. Saut Mbok Yati kepala asisten rumah tangga di kediaman mewah dan besar milik keluarga Pratama.
Oh astaga, ke mana lagi anak itu? Atau jangan-jangan dia belum bangun? Ini sudah pukul 07.30 menit, mulai dari hari ini dia harus ikut ke kantor untuk membantu Papa nya bekerja."
"Wah benarkah Nyonya? Wanita setengah baya itu terlihat begitu sumbringah mendengar ucapan Nyonya Diana. Iya ikut senang jika Tuan muda tampan nya itu mau untuk bekerja dan bisa menghasilkan uang sendiri.
Karena sejak Andrean menyelesaikan kuliahnya iya belum pernah menginjakkan kaki di perusahaan. sepanjang hari Putra tunggal Johan Pratama itu hanya pergi ke klub berfoya-foya sepanjang malam dan di siang harinya dia menghambur-hamburkan uang berkencan dengan para gadis-gadis cantik yang menjadi kekasih nya. Sementara. kedua orang tuanya berusaha mati-matian hingga mencapai kesuksesan seperti sekarang ini, tapi Andrean tak peduli akan hal tersebut.
"Bi, tolong hidangkan sarapan di meja makan ya! Aku akan membangunkan anak nakal itu terlebih dahulu." Ucap Ibu dua orang anak itu Menahan geram.
Tetapi saat tiba di belokan tangga Nyonya Sri dayana berpapasan dengan Sang Suami yang sudah rapi memakai jam tangan mewah setelan jas mahal yang semakin menambah kewibawaan nya siap untuk berangkat ke kantor.
"Apakah anak keras kepalamu itu sudah bangun?" Ucap Johan dingin sembari terus melangkah kan kakinya menapaki anak tangga satu persatu.
"Iya Pa, Dia pasti sudah bangun. Aku mau memanggil dia untuk segera turun". Jawabnya setenang mungkin.
Tok tok tok tok tok tok tok. "Andreaan! Buka pintunya, cepatlah sayang Papa sudah menunggumu." Namun tak ada jawaban dari kamar yang didominasi warna hitam itu.
Dengan tak sabaran Nyonya Diana membuka pintu dan ternyata tidak dikunci, iya mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan, dan mengecek di kamar mandi, ruang ganti dan balkon lagi-lagi orang yang tengah dicari tak ada di sana.
"Mama! Ma, katakan padanya jangan berlama-lama setengah jam lagi akan ada rapat dengan kelien penting." Seru Johan dengan intonasi sedikit meninggi.
Diana merasa gelisah, iya sangat takut jika Andrean dan sang Suami bertengkar. sebab bila hal itu terjadi lagi iya pasti terjepit di tengah-tengah Pria yang sama-sama arogan, keras kepala, dan memiliki ego tinggi, setinggi puncak gunung Himalaya.
Setelah sempat dilanda kebingungan akhirnya dengan lincah jari-jari nya mengetik nama Andrean di ponsel genggam, dan tak berselang lama terdengarlah suara pria itu serak seperti baru bangun tidur.
"Andrean! Kau di mana nak? Sepertinya Papamu marah lagi, sayang Mama mohon jangan membuat Mama sedih dengan perselisihan kalian berdua, kau dan Papamu sama-sama penting di dalam kehidupan Mama. Untuk kali ini saja, datang lah ke rumah dan temani papa ke kantor! Kau sudah sepantasnya memiliki pekerjaan tetap di usiamu yang sekarang Nak."
Ucapnya khawatir, apalagi Johan dalam beberapa menit ini sudah 4 kali berteriak menyuruh sang istri segera membawa Putra nya yang manja itu, ia benar-benar tidak seperti dirinya yang pekerja keras, disiplin, dan tak akan pernah menyerah sampai ia menggapai setiap keinginan serta impian nya.
"Sudah berulang-ulang kukatakan bukan, Aku tidak akan mau mengurusi bisnis. Sejak aku kecil hanya satu yang menjadi impianku yaitu musisi bukan seperti si Johan pemaksa itu. Iya Kekeh pada pendirian nya. Tak peduli dengan ucapan Ibu nya.
Sri dayana mengacak rambutnya frustasi atas kelakuan anak sulung nya yang satu ini, kalau sudah begini maka urusannya semakin runyam saja.
"sudah cukup, ini tidak boleh dibiarkan." Iya sungguh tak ingin menyaksikan kehancuran masa depan Putra kebanggaan keluarga Pratama itu di hadapan kedua matanya.
"Pa, pa, papa! Teriak Nya kesal sambil tergopoh-gopoh berjalan menuju meja makan di mana Putri dan suami nya sedang menyantap makanan.
"Ada apa? Dari raut wajahmu aku bisa menebak hal apa yang dilakukan Putramu itu." Tatapan elang nya tertuju kepada Nyonya Diana yang seketika takut dibuatnya.
"Papa, pa, Papa emmmm sebenarnya dia sedang,"
"Sudah kuduga, kau selalu bersikap serupa yaitu menutupi kesalahan Andrean. Sesungguhnya anak buahku telah memata-matai dia sedari kemarin dan mereka mengatakan kalau Andrean pergi ke klub bermain dengan wanita-Wanita ****** itu. Kali ini kau tidak boleh mencegahku! Aku harus memberi anak itu pelajaran berharga demi kebaikannya, Sampai kapan dia selalu bersikap buruk seperti ini?"
"Tapi Pa, Mama minta tolong sama papa, jangan beri Andrean hukuman yang berat Mama mohon Pa. Pinta nya memelas, karena Sri Diayana yakin hukuman dari Johan tak pernah main-main.
...
Mobil Fortuner keluaran terbaru itu melaju membelah jalanan kota yang padat, menuju ke sebuah klub yang berkedok hotel.
dengan tergesa-gesa langkah lebar pria paruh baya tapi masih terlihat tampan itu memasuki lorong-lorong kamar yang berjajar, langkahnya berhenti di salah satu kamar tempat keberadaan Andrean. Iya segera membuka pintu itu dengan kunci cadangan di tangannya, sungguh amarah di dalam dirinya menyala-nyala menghadapi kelakuan penerus satu-satunya itu.
Brak. Buhh buhh buhh buh. Johan menendang pintu keras hingga terbelah dua ia melayangkan pukulan bertubi-tubi ke wajah Andrean, setelah melihat seorang Wanita bayaran terbaring di atas tempat tidur tanpa sehelai benang pun.
Dia sangat malu,. Johan Pratama yang dikenal sebagai pengusaha sukses dan dihormati semua orang, ternyata memiliki putra yang kebejatannya amad luar biasa.
"Aku tak sekalipun mengajarkan perbuatan menjijikkan ini kepadamu, mengapa kau tak pernah memikirkan reputasi keluarga kita di luar sana?" Johan sudah dikuasai kemarahan.
Seandainya saja manager Hotel serta Diana tidak segera di tempat dan pihak Hotel juga langsung turun tangan mengerahkan bawahannya untuk menghentikan keributan, bisa saja Andrean pada saat itu juga kehilangan nyawa.
dikarenakan penyerangan Johan secara tibatiba, Andrean tak mempunyai persiapan, sehingga ia tidak dapat melawan kekuatan sang Papa yang bagai dirasuki Malaikat pencabut nyawa.
"Ayo! kita harus secepatnya tiba di rumah, kau akan menerima hukuman berat dariku." Seru nya tegas dan penuh ancaman.
Andreaan sungguh tak gentar akan ucapan yang baru saja dilontarkan oleh Papa nya itu. Kedua pria beda usia tersebut saling memberi tatapan tajam 1 sama lain, tak ada yang mau mengalah dari sepasang ayah dan anak itu.
...
"Mom, Mommy! kau di mana? Anak mu yang cantik ini udah pulang." teriakan wanita berbody seksi bag super model menggema di seluruh Mansion besar mengejutkan Deswita yang tengah membersihkan lemari tempat koleksi perhiasan-perhiasan mewahnya.
"Ada apa sih sayang? Pacar kamu ngajakin jalan-jalan ke negara impianmu Swiss, ya?" tanyanya menghentikan sejenak pekerjaan nya lalu menghampiri loli yang tersenyum subringah.
"Nggak mom. Tapi kebahagiaan yang kurasakan saat ini jauh lebih besar dari tiket-tiket liburan juga barang-barang branded yang sering diberikan cowok-cowok tampan di luaran sana kepadaku."
"Katakan, ada apa?" tanya Deswita merangkul sang Putri bangga, sesungguhnya dia telah mengetahui kabar gembira apa yang hendak disampaikan loli untuknya.
"Rencana kita berhasil, Mom. Sudah kupastikan beberapa bulan lagi aku bakal menjadi ratu di keluarga itu."
"Sudah kuduga, kau pasti mampu melakukan tugas mulia ini, sayang. Untuk merayakan prestasimu, ayo kita bersenang-senang dengan berbelanja!." Keduanya tos kemudian menunggu waktu yang tepat untuk mempublikasikan berita besar sehingga menggemparkan semua orang.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!