NovelToon NovelToon

Jodoh Tuan Muda Kidal

1

Bugh...

"Maaf Tuan,saya tidak sengaja,saya permisi." Wanita itu lansung pergi setelah permintaan maafnya tampa melihat siapa yang baru saja dia tabrak saat itu.

Pria itu masih menajamkan matanya kearah wanita yang terus berlari sampai tidak terlihat lagi dari pandangannya.

"Kejar wanita itu!" Perintah asisstennya kepada pengawal yang ikut bersamanya mengawali Tuan muda mereka,namun seketika itu,pria itu mengangkat tangannya mengatakan tidak perlu mengejar wanita itu.

"Tidak perlu!."Mereka pun mengikuti apa yang pria itu katakan.mereka kembali melanjutkan langkah mereka masuk kedalam Mall itu.

"Anda tidak apa-apa Tuan?"

"Tubuhnya yang mungil tidak akan bisa membuatku terluka.jangan berlebihan Raka!" Asisstennya yang mendengar ucapannya tidak lagi menanyakannya.

"Baik Tuan muda." Tidak lama mereka sampai di toko tujuan mereka.

"Tidak biasanya Anda turun tangan mencari barang seperti ini Tuan?"Ucap Asisstennya yang penasaran dengan atasannya yang tiba-tiba dia sendiri turun tangan pergi mencari Hadiah seperti ini untuk Orang di sayangnya.

"Ini Hadiah untuk Oma,jadi aku sendiri yang harus mencarinya."Jawabnya.

Mereka sampai di toko itu,Raka lansung menyuruh pelayan mengambil pesanan Tuannya.tampa menunggu lagi pelayan toko itu lansung mengambilnya dan meletakan di depan Pria itu.Pria itu mulai melihat-lihat kalung berlian di depannya yang terdapat 3 pilihan.

"Bungkuskan semuanya" tampa berani menjawab dengan suaranya,pelayan toko itu menganggukan kepalanya dan lansung melakukan apa yang pria itu minta.sebelumnya pelayan itu sudah di beritahukan atasannya kalau Putra tunggal Willen akan berkunjung ketokonya.Bos mereka menyuruh semua pegawainya melayani Tuan Muda Willen itu dengan baik dan tampa kesalahan,karena dia tidak sedang berada diNegara itu.

"Ini Tuan" pelayan itu meletakan lagi kotak kalung Berlian tadi sudah dalam bungkusannya.

Pria itu lansung mengambil bungkusan kalung berlian itu,nantinya yang akan dia berikan untuk Omanya.mereka lansung pergi lagi dari sana yang lansung di ikuti asisstennya beberapa pengawalnya dari belakangnya.

Sore itu perayaan hari ulang tahun Omanya yang ke 70 tahun,yang akan di selenggarakan di salah satu Hotel milik keluarga Willen.Acara itu mengundang seluruh tamu bisnis mereka dari berbagai negara.sebenarnya,Omanya tidak menginginkan pesta itu namun mommy Sofia menginginkan perayaan itu di lansungkan.setelah puas perundingan keluarga,ahkirnya, pesta itu pun di setujui seluruh keluarga Willen diadakan.

"Tuan muda.Anda membutuhkan sesuatu?" Tanya Raka rasdian, merupakan asissten dari Tuan muda itu. mendengar tidak ada jawaban dari Tuannya,Raka lansung mengerti,dia pun lansung melajukan mobilnya menuju Hotel yang akan menjadi tempat Oma Rosita merayakan ulang tahunnya.

Tidak lama mereka datang kesana,para stap Hotel yang ada disana lansung membungkukan badan mereka mengetahui kehadiran putra tunggal keluarga Willen memasuki areal Hotel. Tidak ada yang berani menaikan pandangan mereka,karena mereka sudah beritahukan jangan ada yang berani menatap Tuan muda itu,jika ada saat itu juga mereka akan berurusan dengan pengawal pribadi Tuan Muda itu.Pria sudah tiba keruangan belakang untuk menemui Mommynya.

"Darimana saja kamu son?" Tanya mommy Sofia menanyakan kepergian putranya.

"Ada urusan sebentar mom,dimana yang lain?" Ucapnya lalu menanyakan keluarganya.

"Sudah berkumpul di dalam,sebentar lagi acaranya akan di mulai.ayo kita masuk" Terang mommy merangkul lengan putranya dan beriringan masuk kedalam balai Room dimana acara ulang tahun Oma di selenggarakan.

Tidak lama,tamu undangan mulai berdatangan kedalam ruangan itu.l sepuluh menit kemudian acara pun lansung di mulai.

***

Di sebuah Rumah sakit.

Seorang Dokter Muda,bernama Devita permatasari.Dia tengah mengusap air matanya yang terus keluar saat itu. Hatinya begitu sakit mengingat kejadian 3 jam lalu dia lihat dan dia tau kebenarannya. Devita baru mengetahui perselingkuhan kekasihnya dengan ponakan ibu tirinya.

Flass back.

"Tino....!" Pria itu menegang dan lansung melepaskan lilitan tangannya di tubuh wanita di sampingnya.

"D..Devita..!"Ucap pria terkejut.

"Apa ini Tino?" Pria itu terdiam kaku,dia pun lansung mendekati Devita namun di tahan wanita di sampingnya.

"Hey kamu,dia itu sudah jadi kekasihku.kamu sudah tidak di inginkan dia lagi." Ucap wanita itu tidak tau malunya.

"Kamu apaan sih.." kesal Tino kepada wanita itu.

"Devita,dengarkan aku.kamu salah paham..!" Ucap Tino.

Dada Devita bergemuruh kuat karena menahan emosinya,mendengar ucapan wanita itu dan Tino mengatakan tidak seperti yang dia lihat,jelas-jelas dia melihat Tino bermesraan dengan wanita itu sejak lima menit yang lalu,dia sengaja menonton kemesraan mereka ingin memastikan apa yang di lihat saat itu.

"Tidak seperti yang aku lihat katamu!,lalu tadi apa? kau sampai mencium pipinya, merangkulnya hah..jahat sekali kamu Tino.kalau kamu tidak mau lagi menjalin hubungan ini,memintalah padaku berpisahlah baik-baik tapi tidak dengan cara seperti ini.bahkan kamu berselingkuh dengan Dia!!" triak Devita Marah sambil menghapus air matanya keluar.

"Devita..." Devita mengangkat tangannya untuk tidak menyuruh Tino Bicara omong kosongnya lagi.

"Okey,ini pilihan kamu!mulai detik ini kita putus..aku membenci penghianatan kamu Tino..!" Triak Devita kemudian lansung pergi dari hadapan Tino tampa perduli Tino memanggilnya.

"Kamu mau kemana?mau mengejar dia! Kamu sudah bilang akan bersamaku dan memutuskan hubungan dengannya. jangan mengejarnya.." bentak selingkuhannya itu.Tino bahkan menuruti apa yang wanita itu katakan padanya.

Flass Off

***

Acara ulang Tahun Oma Rosita sudah di mulai begitu meriahnya.mereka baru saja sudah melansungkan meniupi lilin di atas kue ulang tahun yang berukuran Besar di depan mereka.sekarang tibalah tahap pemberian hadiah dari cucunya dan juga keluarganya yang lain.Keluarga besar Willen memiliki 3 orang cucu, namun hanya 1 yang laki-laki yaitu putra dari mommy Sofia sedangkan 2 dari mereka merupakan anak dari kakaknya. 2 orang cucunya perempuannya sudah menikah dan mereka mengikuti suami mereka tinggal diNegara asal suami mereka.

Kini Giliran putra Mommy Sofia yang maju untuk memberikan Hadiahnya untuk Omanya.

"Ini untukmu Oma.." Dia membuka kotak kalung berlian itu,yang terlihat begitu indah sekali kalung yang tersimpan di dalam kotak itu.

"Wow...Indah sekali cucuku.." pria itu mengambil 1 kalung berlian itu lalu memasangkannya di leher Omanya.

"Oma terlihat sangat cantik sekali Oma..?" Seru kedua cucunya begitu juga keluarganya yang lain.Oma Rosita memegang kedua pipi Cucunya yang memberinya kalung itu.

"Terimakasih cucuku yang paling tampan ini.Oma menyukai sekali hadiah dari kamu boy.." Memang Dasar kaku, dia hanya menganggukan sedikit kepalanya kearah Omanya,seperti biasa mereka semua hanya saling pandang melihat sifat Tuan muda dari keluarga willen itu.

Acara pun kembali di lanjutkan dengan mempersilahkan para tamu undangan menyantap hidangan yang sudah di sediakan,namun tampa mereka sadari Oma saat itu memegang dadanya dengan meringis.

"Oma...,Oma tidak apa-apa?" Tanya Pria itu,Oma lansung berpegang kearah pria itu dan mulai mengeluh sakit dadanya.

"Da..dada Oma sakit boy.." Mendengar itu Cucunya itu lansung mengangkat Omanya dan lansung membawanya menuju keluar membuat semua keluarga dan orang berada disana terkejut.Semua keluarga pun ikut menyusul pria itu.

"Kerumah sakit!!" triak pria itu.mobil yang membawa Oma lansung melaju kencang menuju kerumah sakit.

2

"Lebih cepat Raka!" Triaknya karena melihat Oma Rosita terus mengeluh sesak.Raka lansung melajukan kendaraan mereka dengan kecepatan tinggi.

"B..boy O..Oma.." Oma Rosita lansung tidak sadarkan dirinya.

"Oma...bangun Oma...,Oma..." Pria itu terus mencoba membangunkan Omanya dengan menepuk pelan kedua pipi Oma,namun Oma tidak lagi membukakan matanya.

Dia Dafanuel Anderson Willen.Tuan muda keluarga Willen,cucu bungsu dari keluarga Willen.

"Tidak! Tidak! Oma bangun....!!Jangan tinggalkan Dafa Oma..Bangun Oma..!!?" Raka yang mendengar triakan Dafa dengan masih menepuk pipi Omanya, lansung menghentikan laju mobil Mereka di jalanan itu.Dia ikut bersedih mendengar triakan dan tangisan perdana Atasannya itu.Tidak lama rombongan Mommy Sofia datang,mommy lansung pergi menuju mobil Dafa dan membukanya.

"Oma mom..." Mommy lansung shock dia pun mendekati Mamynya.

"Mamy,Mamy...ini Sofia...mamy...,buka mata mamy..mamy...,tidak...Mamy.." bisik Mommy diarah telinga Mamy Rosita yang saat itu sudah tidak sadarkan diri. Mommy lansung menangis Histeris sambil terus memanggil Oma Rosita begitu juga keluarganya lain juga ikut menangis.

Dari arah yang berlawanan,Devita yang masih di selimuti perasaan sakit hatinya karena kekecewaannya dengan Tino teralihkan dengan melihat rombongan Mobil berhenti di sebelah Jalanan.Devita menghentikan mobilnya lalu membuka kaca mobilnya melihat mereka seperti terdengar samar -samar ada yang Menangis kuat di depan di Mobil di paling depannya.tergerak hati Devita sebagai seorang Dokter,mungkin ada yang sakit saat itu pikirnya.Devita keluar dari mobilnya dan lansung berlari menuju kemobil itu.

"Permisi ada apa ini Tuan?" Tanya Devita.pengawal yang di tanya Devita, melihat Devita yang saat itu masih mengunakan baju jas Dokternya lansung berinisiatif.

"Anda Dokter?"Tanyanya.

"Ia,saya Dokter.."Jawab Devita.

"Nona,cepat tolong bantu Tuan kami.." Pengawal itu lansung membawa Devita mendekat kearah Raka.

"Tuan wanita ini Dokter,mungkin Dia bisa membantu memeriksa Nyonya besar." Mendengar itu Raka lansung mendekati Devita.

"Tolong Periksa Nyonya Besar kami,beliau tidak sadarkan diri.Ayo cepat."Raka membawa Devita mendekati Dafa,Mommy Sofia dan lainnya.

"Nyonya Biarkan Dokter ini memeriksa Nyonya Besar." mereka semua mendengar ada Dokter saat itu,lansung memberikan Jalan untuk Devita mendekati kedalam mobil Dafa.

"Tolong selamatkan Mamyku Dokter..." Pinta Mommy Sofia memohon sambil menangis.

"Biar saya periksa dulu,bisa kalian semua menjauh sedikit untuk memberikan ruang udara untuk Nyonya ini." Mereka semua lansung mengikuti apa yang Devita katakan.

Devita mendekat kearah Dafa yang tengah memangku Oma Rosita.

"Maaf Tuan."Ucap Devita meminta Ijin kepada Dafa yang tidak menjawab Ucapannya.Devita mulai memeriksa denyut nadi Oma Rosita,kemudian memeriksa detak jantung Oma Rosita dan untungnya masih terasa namun sangat lemah.

"Tuan bisakah Nyonya ini di baringkan, saya akan mencoba menormalkan Detak jantungnya,Nyonya masih hidup.." Mendengar itu Dafa melihat kearah Raka,menyuruhnya mengubah bangku di dalam mobil menjadi tempat pembaringan luas.Raka lansung mengubah mobil itu menjadi tempat pembaringan luas.Dafa kembali membawa Omanya masuk kedalam, perlahan dia membaringkan tubuh Omanya.

"Tolong Tuan,ambilkan tas serta tabung oksigen dan juga infus di dalam mobil putih terparkiran seberang jalan sana, cepat bawa kemari!" Pinta Devita. Dengan sigap anak buah Dafa lansung mengambilnya kedalam mobil Devita lalu membawanya mendekati Devita. Devita lansung mengeluarkan alatnya untuk memeriksa detak Jantung Oma sudah sangat melemah.beberapa kali Devita berusaha mencobanya,sampai kelima kali barulah Devita lega,detak Jantung Oma Rosita bisa ia normalkan meskipun masih melemah.

Huhs...suara tarikan napas lega Devita kemudian dia lansung memasangkan selang oksigen kehidung dan mulut Oma Rosita,setelah itu Dia memasangkan infus di tangan Om Rosita. Setelah selesai semuanya,barulah Devita keluar menemui keluarga Oma Rosita.

"Nyonya bisa saya selamatkan.." Momy Sofia dan Dafa yang mendengar itu lansung sangat bahagia,begitu juga dengan yang lainnya.

"Dia harus segera di bawa kerumah sakit,kemungkinan Nyonya mengalami penyempitan jantung membuat nyonya sesak dan sempat mengalami serangan jantung.telat saja tadi saya datang nyonya tidak bisa di selamatkan."Terang Devita lagi.Mommy Sofia lansung mendekati Devita dan lansung memeluk tubuh Devita.

"Terimakasih Dokter,terimakasih kamu menyelamatkan Mamyku.." isak Tangis Mommy sofia memeluk devita mengungkapkan rasa terimakasihnya.

"Sama-sama Nyonya..,Cepat bawa ibu anda segera kerumah sakit.karena tabung oksigen yang saya pasang tidak banyak lagi oksigennya." Ucap Devita. Mendengar itu Dafa menyuruh Raka bergegas masuk kedalam untuk membawa Oma lansung menuju rumah sakit.tampa bicara Dafa lansung menarik tangan Devita membuat dia lansung ikut masuk kedalam mobil lagi. Tidak lama mobil itu melaju dengan kecepatan sedang,begitu juga mobil yang mengikuti mereka dari belakang.

"Tuan mobil say__"

"Anak buahku akan membawanya untukmu!"

Devita tidak berani lagi bicara,karena ucapan Dafa begitu menakutkan di telinga Devita.

Devita mengambil ponselnya,lalu menghubungi adiknya mengatakan kalau dirinya akan malam pulangnya.

Tidak lama mereka sampai kerumah sakit,dimana Rumah sakit itu merupakan tempat Devita bekerja.Atas perintah Dafa,Oma lansung di bawa keruangan VVIP.

"Kau harus mengurus Omaku..!" Ucap Dafa.

"Ba..baik Tuan" Jawab Devita gugup, kemudian dia lansung melakukan pekerjaannya sebagai Dokter.Dia mulai memasang alat-alat pada tubuh Oma Rosita. 20 menit kemudian semua alat sudah terpasang dengan baik di tubuh Oma Rosita.

"Tuan Ruang VVIP,bagian Dokter Hendra.saya sudah melakukan pekerjaan saya,selanjutnya Dokter Hendra yang akan memantau kondisi kesehatan Oma Anda." Jelas Devita.

"Jadi kamu juga Dokter disini ?" Tanya Mommy Sofia.

"Ia nyonya.." Jawab Devita.

"Kamu saja yang merawat Omaku!" Pinta Dafa kepada Devita.

"Apa yang putra saya katakan benar Dokter,kenapa bukan Dokter saja yang merawat mamyku.?" Ucap Mommy Sofia ikut bicara kepada Devita.

"Maaf Tuan,Nyonya..,saya Dokter junior di rumah sakit ini,dan kami hanya mengikuti aturan Rumah sakit ini. Kalian tidak perlu khuatir mengenai Keadaan Nyonya ini,Nyonya akan baik-baik saja.nanti Dokter Hendra yang akan menjelaskan kepada kalian mengenai keadaan Nyonya.kalau begitu saya permisi Tuan..,Nyonya." Devita membungkukan tubuhnya lalu pergi dari ruangan itu.

"Raka...Apa benar rumah sakitku ini menerapkan peraturan begitu.?" Tanya Dafa menatap dingin kearah Asisstennya.

"Itu Benar Tuan muda,bagian ruangan VIP dan VVIP hanya Dokter yang sudah lama bekerja disini yang bisa menangani pasiennya Tuan Muda.Untuk bagian Umum dan kelas biasa baru mereka yang baru bekerja disini Tuan Muda." Jelas Raka membenarkan keterangan yang di berikan Devita tadi.

"Berikan data Wanita itu besok pagi padaku..!"

"Baik Tuan Muda" Jawab Raka.

Dafa pun lansung masuk keruangan Omanya.

Di luar Devita menuju ruangannya ingin membersihkan tangannya.

"Loh...bukannya Dokter sudah pulang?" kaget Dokter Randi melihat Devita berada dirumah sakit lagi.

"Saya balik lagi mengantar orang sakit di jalanan tadi Dok,saya permisi dokter" Ucapnya yang di angguki Dokter Randi, lalu segera masuk kedalam ruangannya. Sedangkan Dokter Randi melanjutkan lagi pekerjaannya.

3

Setelah selesai mencuci tangannya, Devita kembali bersiap untuk kembali pulang kerumahnya karena kasian adiknya sendirian di rumah pasti sudah menunggunya.

Devita keluar dari rumah sakit itu melajukan kendaraannya menuju rumah rumahnya.15 menit kemudian,dia sampai juga di rumahnya.Devita membuka pintu kemudian masuk kedalam dan segera menuju Dapur untuk meyimpan makanan yang di pesan adiknya.

"Dika...,kakak sudah Pulang Dika.."

Dika yang mendengar suara kakaknya lansung keluar dari kamarnya,menemui kakaknya.

"kakak kenapa telat pulang?" Ucap Dika duduk menghadap meja makan melihat kakaknya tengah menyiapkan makanan untuk mereka berdua.

"Tadi kakak masih menolong orang yang sedang sakit saat di jalan,jadi kakak balik lagi kerumah sakit mengantarnya." Jelas Devita selesai menyimpan semua makanan yang dia bawa tadi kedalam mangkuk.

"Makanlah..,kakak beli Ayam bakar pesanan kamu.." Devita mengambil ayam bakar itu kemudian meletakan ayam itu kepiring lalu memberikan kepada Adiknya.

"Makasih kak.."Ucap Dika menerima piring yang sudah berisikan makanan dari kakanya.Devita tersenyum dengan mengusap kepala adiknya.

"Sama-sama.." Devita pun duduk berhadapan dengan adiknya lalu ikut makan juga bersama adiknya.tidak lama tiba-tiba Dika menghentikan makannya, membuat Devita menautkan kedua alisnya.

"Kenapa ngak di terusin makannya..?" Tanya Devita juga menghentikan makannya.Dika turun dari tempat duduknya lansung mendekati kakaknya dan memeluk tubuh kakaknya lalu menangis.

"Aku rindu Bunda kak..."Lirihnya. Hati Devita kembali berdesir mendengar ucapan adiknya.Dia mengusap lembut belakang adiknya dan memberikan ciuman di kepala adiknya.

"Bunda hanya berbeda tempat dengan kita dek,tapi Dika harus tau kalau bunda selalu bersama kita dan melihat apa yang Dika sama kakak lakukan sekarang.jangan sedih,ingat Bunda akan sedih juga kalau melihat Dika sedih seperti ini.." Ucap Devita menenangkan Adiknya yang merindukan Bunda mereka yang tiga bulan lalu sudah meninggal karena sakit.

"Kenapa ayah jahat dengan kita kak,aku sangat membenci ayah..!" Ucap Dika yang lagi-lagi membuat Hati Devita berdesir sakit,sakitnya bukan seperti mengingat kepergian bundanya melainkan sakitnya begitu membenci ayah mereka.belum kering tanah di kuburan bunda mereka,Ayah mereka lansung menikah lagi dengan sekertarisnya yang ternyata itulah yang membuat Bunda perlahan jatuh sakit dan ahkirnya meninggal karena bunda sudah sejak lama mengetahui perselingkuhan Ayah.

"Kita makan lagi ya,jangan pikirkan tentang Ayah.kamu masih punya kakak bersama kamu.." Devita memegang kedua pipi adiknya lalu mencium seluruh wajah adiknya.

"Selama kakak masih ada,kakak tidak akan membiarkan kamu di sakiti siapa pun." Dika lansung memeluk tubuh kakaknya kembali.

"Dika juga kak,Dika akan menjaga kakak .."sahutnya.

"Ia..,kita makan lagi ya,biar kamu cepat besar,sekolah yang pintar jadi adik,kakak yang membanggakan. okey...!" Dika menguraikan pelukan dari kakaknya lalu menganggukan kepalanya.

"Ia kak" Dika kembali ketempat duduknya dan melanjutkan lagi makannya.melihat Itu Devita tersenyum dan dia juga melanjutkan makannya.

Bunda tenang saja,aku akan menjaga Dika sesuai janjiku padamu Bund.aku akan menjadi kakak yang siaga untuk Adikku bunda.

Ungkapan dalam hati Devita sambil dia menyuapkan makanan kedalam mulutnya.

Mereka berdua pindah dari rumah ayah karena tidak setuju dengan pernikahan ayah mereka.bagaimana Devita bisa menerimanya,baru 1 bulan kepergian Bunda mereka,Ayahnya datang membawa sekertarisnya dan mengatakan kalau mereka akan menikah karena sekertaris ayahnya itu sedang hamil.Hal itu membuat Devita sangat Marah besar dan bertengkar hebat dengan ayahnya.melihat ayahnya membela istri barunya bukan mereka, Devita lansung memutuskan keluar dari rumah itu dengan membawa adiknya bersamanya,yang baru berusia 6 tahun. Devita tidak mau membiarkan adiknya bersama ibu tiri mereka,takut nanti adiknya akan sama nasipnya dengan saudara temannya yang di siksa oleh ibu tiri mereka.

Sebelum kematian Bundanya,Bunda memberitahukan kepadanya kalau Bunda memiliki tabungan dan di berikan kepadanya.syukurnya juga Devita sudah bekerja di rumah sakit ternama di Kotanya yang tidak lain rumah sakit milik keluarga Willen,3 bulan sebelum Bundanya meninggal.

Dia membawa adiknya mencari Rumah yang tidak jauh dari tempatnya bekerja dan tempat adiknya bersekolah.berkat tabungan yang Bundanya simpan untuknya dan adiknya,ahkirnya Devita dan adiknya bisa membeli rumah yang sekarang mereka tinggali.

"Owh ya kak,Aku hampir saja lupa...lusa ada lomba beryanyi di sekolahku.kata ibu Guru orangtua di suruh mengikuti acara itu kak.." Ucapnya memberitahu kakaknya.

"Oh ya..?,Jam berapa acaranya?" Tanya Devita sambil mengunyah makanannya.

"Jam 8 kak mulainya..kakak bisakan' ikut aku kesekolah..?" Ucap Dika meminta kakaknya ikut kesekolah saat lombanya nanti.

"Tantu saja,kakak akan datang.nanti kakak akan ijin tidak masuk pagi untuk menemani kamu ya.." Usap Devita mengusap kepala adiknya dengan tersenyum.

"Yey asik...ia kak..." Ucap Dika senang, melihat keriangan adiknya,Devita ikut bahagia juga.

Lima menit kemudian mereka berdua menyelesaikan makan malam mereka.

Dika sekarang sedang menonton di ruangan tamu,sedangkan Devita masih mencuci piring mangkuk kotor dan juga membersihkan pakaian mereka berdua yang kotor.Devita mengerjakan semuanya selalu malam karena pagi dia harus awal pergi kerumah sakit,dan juga mengantar adik sekolah.

"Tugas sekolah kamu sudah di kerjakan belum Dek..?" Tanya Devita kepada adiknya.

"Sudah kak..." Jawabnya dengan matanya serius menonton flm Karton kesukaannya.

"Baguslah kalau sudah,kakak mandi dulu ya.."

"Ia kak.." sahut Dika posisinya masih seperti tadi.

Devita masuk kedalam kamarnya, kemudian menuju kamar mandinya.

Devita baru saja menyelesaikan mandinya dan lansung memakai pakaiannya.bersamaan dengan itu, ponselnya berdering.

"Hallo nat..?" Jawab Devita sambil memakaikan cream malamnya.

"Kamu nggak Dinas malam...?" Tanya nata teman sesama Dokter.

"Nggak nat,minggu ini aku kena pagi sampai sore,oh ya mumpung kamu nelepon.lusa kita tukaran ya,paginya aku masih mau ikut acara lomba adikku di sekolahnya Nat..bisakan...?" Ucap Devita meminta bantuan kepada temannya itu.

"Gampang...,tenang aja deh..,Oh..aku mau nanyain kamu sesuatu.kalau nggak salah,ada salah satu Dokter tempat kita ini nolongin Omanya dari Tuan Muda Willen pemilik rumah sakit ini Dev..." Deg! Devita lansung teringat dirinya tadi yang sempat juga menolong seorang nenek.memang terlihat dari pakaian mereka memang bukan orang biasa. Apa jangan-jangan yang aku tolongin tadi orang yang sama ya,pikir Devita dalam hatinya.

"Devitaaa!!"

"Aaa..maaf-maaf.." Devita tersadar dari lamunannya mendengar teriakan Nata.

"Ih kamu..!,kebiasaan deh..kamu dengar nggak yang aku ceritain barusan..?" kesal Nata karena Devita suka lama lodingnya.

"Itu aku!" Jawab Devita membuat Nata yang tengah meminum minumannya tersedak disana.

"Apa kamu bilang tadi Dev...?"

"Aku yang menolong Oma itu nata,tadi aku mau pulang,nggak sengaja lihatin beberapa mobil mewah gitu singgah di jalanan,aku mendengar ada yang nangis kan',ya sebagai Dokter hati aku tergerakan,jadi aku tolongin lalu kemudian lansung bawa kerumah sakit. Ruangan VVIP 1 kan??"Terang Devita kepada temannya itu.

"Gila kau Dev..,bangga aku sama kau, mereka itu,keluarga pemilik rumah sakit tempat kita kerja Dev." Ucap Nata bangga kepada temannya yang begitu cepat tanggap sebagai Dokter.

"Sebagai dokter kalau pun ada seorang pemulung sakit,aku pun akan menolongnya kalau sudah sakit begitu.." Ucap Devita.

"Kamu benar Dev..,Udah dulu ya aku mau kerja dulu.bye.." ucap Nata mematikan telepon bersama Devita. Devita menyelesaikan memakai handbodynya kemudian dia keluar menuju tempat mencuci pakaian untuk mengantungkan pakaian mereka berdua disitu.setelah selesai,dia mendekati adiknya kemudian ikut menonton sambil mengobrol bersama adiknya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!