Pernah kah kau mendengar tentang pepatah yang mengatakan apa yang kau tanam di masa lalu, maka itu yang akan kau tuai di masa depan. Kurasa tidak sepenuhnya benar. Karena masih ada takdir yang tidak bisa diganggu, meski kita mencoba untuk menanam bibit baru.
Lihatlah sekarang, gadis itu menggenakan kemeja berwarna hitam dengan jeans berwarna biru gelap, rambutnya yang panjang dikuncir ke atas, menampakan lehernya yang jenjang dan putih bersih. Sebuah metamorfosis yang sangat indah untuk seorang Keysa Nadira Putri yang dulunya tak mengenal apa itu penampilan. Susunan kalimat yang keluar dari bibir manisnya pun selalu dapat membuat klien percaya dengan gagasan gagasan segar yang berakhir dengan kata "Perfect".
Seperti siang ini, Keysa tengah duduk manis berusaha untuk kembali mendapatkan project dengan PT Guna Mulya.
"Semua sudah saya susun disini, mulai dari peralatan, dekorasi, acara dan yang terpenting, budget tentunya."
Ujar keysa seraya menyerahkan proposal pada klien nya itu sembari menunjukan senyum elegan khas wanita karir. Pria paruh baya itu juga nampak tertarik dengan hasil kerja keysa yang masih berupa design, dan jika tidak salah menebak, hari ini keysa pasti akan mendapatkan project ini.
"Ini bagus, saya sangat suka. Tapi apa kamu yakin, acara pesta ulang tahun perusahaan ini akan berjalan lancar? ya budget yang di keluarkan tidak sedikit kan? saya tidak ingin mengalami kerugian yang besar."
"Tentu pak, kami sudah memikirkan segala sesuatu nya dengan matang, dengan banyak pertimbangan sesuai request bapak."
Rio menambahkan lagi kalimat pendukung untuk menggaet clien tersebut.
"oke, saya setuju. Saya minta kalian untuk segera memulai rencana ini secepatnya ya."
Cukup lama mereka bertiga berbincang bincang, sampai semua pembahasan diakhiri kata Deal. Pemilik PT GM itu pun nampaknya pergi dengan rasa puas, padahal Keysa hanya baru memberikan proposal.
Rio dan Keysa saling menatap sebelum akhirnya sama sama tersenyum dan tertawa bahagia.
"Tos buat hari ini, kita berhasil lagi"
Ujar Rio, sembari mengangkat tangannya dan disambut hangat pula oleh tangan keysa yang menimbulkan suara ..prok..
"Iya, selamat ya pak Rio. Lo emang the best lah"
"Selamet juga buat lo, 80 persen itu lo yang prensentasi. Bener bener ya, gue emang nggak salah ngajak lo buat Join. Usaha gue maju pesat."
"Ya, pokoknya buat event kali ini kita nggak boleh sampe gagal. Di acara gede kaya gitu pasti bakal ada banyak orang penting. Nah itu bisa jadi batu loncatan buat EO kita."
Keysa selalu bersemangat dalam menyelesaikan pekerjaan dan menyebarkan energi positif di sekitar nya.
"Lo mau balik ke kantor dulu kan?"
"Iya, masih ada project lain yang harus gue urus"
"Nah, nanti kalo ada Amel dateng, lo bilang aja gue ada meting atau apa ke gitu ya. Gue udah janji sama Viona"
"Udah 3 tahun dan jiwa playboy lo tuh makin parah."
Keysa menyuruput secangkir capucinno yang hampir dingin karena terlalu asik membahas pekerjaan.
"Bukan makin parah dari dulu gue nggak berubah. Cuma mungkin lo baru sekarang aja deket dan sadar sama aura kegantengan gue."
Rio itu orangnya memang penuh dengan percaya diri, selain modal wajah dan isi dompet tentunya. Tak heran ia selalu bisa dengan mudah menakhlukan banyak wanita.
"Narsis"
"Lah buktinya sahabat lo aja ampe klepek klepek sama gue."
...deg..
Mendengar kata sahabat, tiba tiba saja membuat hati gadis itu bergetar. Sebuah nama terlintas dalam benaknya. Seketika saja wajahnya yang ceria jadi buram.
"Kenapa, lo inget sama Axel.?"
Dan satu nama lagi yang sudah benar benar ingin atau mungkin sudah hampir ia lupakan. Rio malah membuatnya mengingat kenangan pahit yang terus saja berputar di kepalanya.
"Key..."
Rio memangil nama gadis itu. Ia menyadari bahwa kedua nama itu masih saja memberi pengaruh besar dalam hidupnya.
"Keysa..."
Dan sekali lagi Rio memanggil nama gadis itu dengan Volume yang lebih keras.
"Hah iya?"
"Jangan bengong kaya gitu. Ya udah deh, gue harus cabut dulu. Inget pesen gue tadi ya, dan satu lagi inget key. Lo harus move on Key. Lo emang pernah punya salah, tapi bukan berarti lo nggak boleh bahagia."
Rio menepuk punggung Keysa dan berlalu meninggalkannya. Semangat menggebu yang sedari tadi telah dirasakannya, tiba tiba saja menghilang. Ia mengeluarkan ponsel dari tas nya, dan mencari cari sesuatu yang selalu menjadi penyemangat nya setiap hari. Yang membuatnya tahu, bahwa hanya sekedar cinta tak akan membuat sebuah hubungan menjadi satu dan mudah, membuatnya tahu betapa pentingnya sebuah status agar tak dipandang remeh orang lain.
Ia menarik nafas dalam dalam sebelum sempat menyebutkan satu nama yang sungguh berarti dalam hidup nya.
....haaahhhhhhh Reno....
***
Sudah berjalan hampir 3 tahun, setelah kepergian Reno, juga sudah berjalan 2 tahun setelah Keysa akhirnya lulus dengan baik dan menjadi sarjana. Takdir mempertemukan Keysa dengan Rio lagi. Mantan kekasih dari sahabatnya sendiri. Seseorang yang memang tak pernah disangka bisa menjadi salah satu hal penting meski hanya sebatas teman.
Entah ide dari mana mereka bisa menjadi sahabat baik, mendirikan perusahaan penyedia jasa EO dalam berbagai jenis yang berkembang pesat hanya dalam waktu 2 tahun belakangan ini. Dengan koneksi yang cukup bagus dari latar belakang keluarga Rio juga kepandaian Keysa dalam membuat design dan presentasi, mengantarkan mereka menjadi partner kerja yang mulai menampakan nama baik.
Namun sayangnya kisah cinta Keysa tak semulus karirnya saat ini. Nyatanya masa lalu masih saja membuatnya tak ingin lebih jauh mengenal apa itu cinta, apa itu pasangan. Iya hampir tak ingin mengingat apa yang terjadi diantara dirinya, Axel dan Leana. Karena sampai hari ini hatinya hanya untuk Reno seorang.
----------
Hai guys, Budayakan Like, comment dan Vote ya. oke
itu sebabnya ada istilah jangan pernah melibatkan perasaan dalam pekerjaan.
"Nih..."
Rio melemparkan secarik kertas di atas meja kerja Keysa. Hari ini keysa nampak manis dengan kemeja berwarna abu abu dan make up tipis yang hanya mewarnai sedikit bibirnya. Keysa memang sudah cantik dari dulu, bahkan tanpa polesan disana sini.
"Apa nih?"
Ujar keysa yang fokusnya teralihkan dengan kedatangan Rio. Ia membolak balik undangan yang di ambilnya dari meja. Rio dengan santainya duduk di atas meja kerja Keysa. Sembari meletakan kedua tangannya di dada.
"Undangan Reuni kampus gue."
Jawabnya santai.
"Ya lalu?"
Keysa tidak mengerti apa yang diinginkan Rio. Kenapa ia malah memberikan undangan itu padanya.
"Gue denger Leana udah balik. Dia ada di sini. Dan kemungkinan besar dia bakal datang juga ke acara ini. Lo inget kan, dia sekampus sama gue."
"Leana??
Keysa mengerutkan keningnya. Seolah memberi isyarat antara tak yakin dan bingung. Apakah ini kabar baik atau kabar buruk bagi nya hanya saja...
"Jangan bilang lo lupa sama mantan gue itu?"
"Gue nggak lupa. Cuma ya ehm, gimana ya?"
Keysa jadi gugup, dia menggaruk garuk pelan kepalanya.
"Lo denger ya. Waktu 3 tahun itu cukup lama gue yakin kalian udah sama sama dewasa, sama sama mikir kalau ngadepin masalah itu lebih baik daripada menghindar. Ya kali, lo masih mau diem dieman gara gara cowok doank."
"Hehhh, itu bukan urusan lo. Dan lagi ini tuh nggak segampang kaya lo beli telor ke warung."
"Intinya lo harus ngomong, empat mata sama dia. Lo nggak mau kan hidup selamanya dalam rasa penyesalan."
"Tapi ini acara lo. Acara kampus lo. Gue orang lain, gue cuma bakal jadi orang kikuk disana."
"Lo akan dateng sebagai partner gue oke. Gimanapun juga sekarang lo itu sahabat gue. Gue nggak mau ya kinerja lo di perusahaan ini jadi menurun gara gara ketemu leana tiba tiba."
"Gue makin nggak ngerti sama lo."
"Ya gimana kalau lo kebetulan ketemu dia, tanpa sempet perbaiki hubungan kalian. Waktu 2 tahun ini cukup bikin gue ngerti kalau lo itu tipe cewek yang gampang baper dan susah buat pofesional sama kerjaan dan perasaan. Well ini berhubungan juga sama kelangsungan berjalannya EO kita."
Jelas Rio panjang lebar.
Keysa bengong mendapat kan nasehat yang begitu mendalam dari seorang Rio. Seorang pria mesum yang kerap kali menghabiskan waktunya di club malam dengan sejuta gombalan gombalan sadis untuk para wanita. Beruntunglah ia termasuk wanita yang tidak masuk daftar korbannya. Terkadang keysa sendiri heran, betapa mudahnya Leana bisa begitu saja pernah menjalin hubungan dengan pria ini.
"Lo kesambet ya? Kok jadi bijak gini. Ini beneran Rio.?"
Rio menepuk dahinya, merasakan lelah setelah menyusun berbagai macam kata menjadi kalimat fasih untuk Keysa, dan gadis itu malah menganggapnya aneh. Memang keysa ini beda dari yang lain.
"Susah ya ngomong sama orang jomblo."
"Mendingan jadi jomblo daripada jadi playboy kaya lo. Emang lo nggak pernah mikir gitu? Suatu saat lo akan nikah lo butuh cinta di dalamnya, lo butuh perasaan. Bukan cuma ilmu bikin anak."
"Ha ha ha. Lo terlalu naif key. Coba sekarang lo liat baik baik wajah ganteng gue ini, lo harus liat."
Keysa memperhatikan wajah Rio sesuai instruksi pria dihadapannya ini dan malah semakin tak mengerti. Apa sekarang otaknya mulai tak berfungsi jika membicarakan hal hal yang menggetarkan hati, apa karena hatinya telah mati. Ia tak menemukan apapun yang bisa dilihat, hanya wajah lengkap dengan mata hidung, bibir seperti pria lainnya.
"Gue cuma liat lo punya jerawat deket hidung. Dan makin hari makin gede."
"Bukan itu oon, lo liat nih, menurut lo apa muka gue ini ada tampang tampang bakalan ngalamin nikah karena cinta? Thats bulsit, gue nggak mau jadi melow kaya lo setelah mengenal cinta. Mewek, mewek dan mewek. Meski nggak menutup kemungkinan takdir akan berubah. Tapi ya pokoknya gue nggak mau terlalu serius sama soal kaya gitu."
"Baik baik, pak Rio memang hebat dalam mengeles. Pantas banyak wanita terpesona."
"Bentar bentar lo jadi ngomongin gue. Udah ah, intinya lo harus dateng sama gue ke acara ini dan beresin problem lo sama leana oke."
Rio beranjak dan menyisakan sedikit pertanyaan juga rasa sesak di dada gadis manis itu. Dia tak yakin bisa mengumpulkan semua keberanian nya untuk bertemu atau bahkan sampai bicara dengan Leana, ini tak semudah saat kau melakukan presentasi di hadapan banyak bos bos besar, jika menghadapi pekerjaan Keysa bisa dengan mudah membuat dirinya sendiri percaya diri. Tapi ini berbeda, Ini lebih sulit, saat kau harus menyelesaikan masalah yang melibatkan hati, itu sebabnya ada istilah jangan pernah melibatkan perasaan dalam pekerjaan.
Jika mengingat kisah rumitnya dengan Axel, ia jadi makin bingung. Bagaimana mungkin ia datang dengan mantan kekasih dari Leana, setelah ia mendapat masalah , juga dari mantan kekasih Leana yang lain. Apa tidak akan menjadi semakin parah nanti nya?
Tapi ini bukan saatnya melamun meratapi nasib. Project Keysa hari ini masih padat. Skejul hari ini keysa harus bertemu dengan pemilik sebuah resto dan hotel yang menjadi request tempat pesta ulang tahun PT GM. Klien milik keysa ini bermaksud untuk membooking seluruh Resto mewah itu untuk acaranya.
Keysa sendiri agak bergidik ngeri melihat kisaran budget yang akan dikeluarkan hanya untuk menyewa satu hari tempat pesta itu. Ia Bisa membeli mobil dengan budget sebesar itu. Tapi kembali pada aturan pertama orang kaya bebas melakukan apa saja. Kalian yang tidak berkepentingan silahkan lewat pintu belakang.
-------
Well, keysa masih belum ketemu sama dua tokoh utama lain. jadi baca terus tiap episodenya. kasih like nya, tinggalin komentar dan berikan Vote.
Pukul 04 sore Keysa sudah sampai di area Resto dan Hotel. Sebuah tempat mewah dimana orang berduit akan berlomba lomba menghabiskan isi kartu kredit mereka. Ini pertama kali gadis itu masuk ke tempat tersebut dan cukup membuatnya kagum, dengan semua design, ornamen, juga hiasan hiasan kecil namun terlihat bernilai. Pantas saja si pemilik tempat ini mematok kisaran harga sewa yang lumayan fantastis.
Setelah bicara pada Waitres ia pun duduk di salah satu meja dekat jendela dengan pemandangan yang super duper membuatnya baper, dan menyehatkan mata.
"Selamat Sore mba keysa"
Suara berat seorang pria membuat Keysa terhenyak dari lamunan nya.
"Oh, dengan Bapak Ken ya. Maaf saya agak terpesona dengan view disini jadi agak melamun."
Jawab keysa kikuk.
Pria itu akhirnya duduk berhadapan dengan Keysa. Keysa agak sedikit terkejut karena orang yang bertemu dengannya di luar dugaan. Ia membayangkan bapak bapak berkepala botak dengan jas dan mungkin asisten di sampingnya. Tapi real nya, pria ini nampak masih muda, wajahnya bersih dan kelihatan ramah. Tinggi, muda dan mapan. Ohh, bisakah berikan pria ini sebuah celah. Sepertinya dia terlalu perfect.
"Ya, hampir semua pelanggan pernah mengalami yang mba Keysa katakan tadi."
"Ehm, kebetulan saya masih muda pak, bapak bisa panggil saya Keysa."
"Oh, kalau begitu kamu juga bisa panggil saya Ken."
"Nggak boleh Pak rasanya kurang sopan."
Keysa bicara dengan lembut.
"Loh kenapa? Saya juga belum setua itu untuk kamu anggap jadi bapak. Hahaha"
Tawa dari pria itu begitu renyah. Keysa jadi tidak merasa canggung untuk langsung mulai membahas pekerjaan. Mungkin ini pertama kali nya Keysa merasa sesantai ini dengan klien, langsung saja keysa membahas semua hal berkaitan dengan rencana Ulang Tahun Pt GM.
"Wah, kamu ini benar benar hebat ya, di usia muda sudah punya berbagai macam gagasan yang menarik. Oke saya setuju, di tanggal yang sudah ditentukan kamu boleh membooking restorant ini. Lagi pula, dengan membuat acara besar seperti ini, tentunya bisa menambah nama baik untuk Resto saya."
"Wah, terima kasih banyak ya Pak. semoga semuanya bisa berjalan lancar"
"A a a. Ken ya. Bukan pak. kalau kamu salah lagi saya akan marah."
"Oke pak eh, maksudnya Ken. Semoga kita bisa kerja sama dengan baik ya."
Tanpa terasa sudah hampir 2 jam Keysa dan Ken berbincang bincang yang bahkan keluar dari masalah pekerjaan. Ada sesuatu dalam diri Ken yang membuat Keysa merasa ia mirip dengan seseorang. Seseorang yang selalu ada dalam tidurnya, namun ia tak mau membandingkan Ken dengan seseorang itu.
"Kalau gitu, aku pamit ya Ken. sekali lagi terima kasih"
"Semoga ini bukan pertemuan terakhir kita."
Keysa melempar senyuman setelah berhasil berjabat tangan. Ken menatap kepergian Keysa, hingga ia menghilang dari pandangannya.
"Ehem ehem, Pak Ken tumben nih bisa ngobrol lama gitu sama klien. Cinlok ya pak."
Suara Nadia, asisten dari Ken membuat Pria itu sedikit terhenyak.
"Nadia kamu jangan sok tau deh. Udah sana kerja lagi. Mau gajih kamu saya potong"
"Bapak nih maen potong potong aja. Tapi bener, kayanya bapak cocok sama perempuan tadi."
Nadia bergegas kabur setelah mendapat pelototan dari ken. Sementara Ken sendiri hanya tertawa kecil sembari menggeleng gelengkan kepalanya.
***
Keysa memutar kunci rumah kecilnya dan langsung melompat ke arah sofa yang sangat menggoda untuk ditiduri. Ia merasakan lelah yang amat sangat hari ini. Hari ini ia sudah membereskan beberapa hal yang mungkin diperlukan untuk project nya. Keysa tinggal sendiri di rumah itu. Rumah yang bisa ia beli dari hasil jerih payahnya sendiri. Meskipun tak besar.
...tok...tok...tok
Keysa mendengar suara ketukan pintu. Ia menggerutu kesal.
"Belom lima menit gue kunci pintu udah ada yang ngetok aja."
...tok...tok...tok..
"Iya bentar. Aduh ngeselin amat sih."
Keysa beranjak dengan malas. Ia meraih kunci pintu dan memutarnya. Wajahnya mendadak suram, mendapati seorang pria yang malam malam datang berkunjung dengan senyuman seolah tak masalah dan tak terjadi apa apa.
"Lo pernah denger nggak sih ada pasangan kekasih yang digrebeg warga karena ketauan pacaran malem malem?"
Sindiran yang harusnya cukup mengena pada pria yang dengan sekantung penuh berisi makanan dan minuman.
"Itu di kampung. Ini kan komplek Key. Dan lagi kita nggak pacaran. Lo nggak mau nyuruh gue masuk dulu gitu. Dingin key."
"Haduuhh ya udah buruan masuk"
Keysa tak bisa berkata apa apa lagi Rio masuk dan duduk tanpa dipersilahkan dengan kedua kaki yang diletakannya di atas meja.
"Gue nginep disini ya key."
Perkataan Rio sontak membuat keysa semakin menjadi jadi.
"Emang rumah lo kenapa? Banjir?"
"Gue ketahuan sama Amel abis ketemuan sama Viona. Waktu gue pulang, gue liat dia udah di depan pintu apartemen gue. Gedor gedor pintu kaya orang gila key. Boleh ya key. Malam ini aja. Lo harus nyelamatin gue."
"Heuhhh ya udah terserah lah. Tapi awas ya kalau lo macem macem apa lagi sampe masuk kamar gue."
"Iya tenang aja. Lo kan sahabat gue key. Jangankan macem macem, semacem aja gue nggak berani key."
Keysa masuk ke ruang tengah lalu menyalakan tv tanpa sempat mengganti baju kerjanya. Dikuti Rio di belakangnya yang seperti anak bebek mengikuti induknya.
...tok..tok..tok
Keysa dan Rio mendengar suara ketukan pintu. Dan kembali Keysa di buat kesal? belum sampai satu jam, siapa lagi yang punya niat bertamu malam malam.
"Adduuh siapa sih malem malem. Kurang kerjaan banget"
"Ya udah biar gue bukain key."
"Nggak usah, gue aja."
Keysa bangkit dengan malas. Ia berjalan menuju pintu yang lagi lagi harus dikuncinya.
...tok...tok...tok
Sepertinya sang tamu sudah tak sabar untuk say hai pada Keysa. Lagi lagi keysa memutar kunci nya, dan membuka pintu. Di hadapannya kini berdiri sesosok wanita sexy dengan wajah cantik yang terlihat garang.
"Maaf, cari siapa ya?"
--------
Nah lo, siapa sih yang dateng. Kapan keysa mau istirahat. Mau lanjut? jangan lupa like comment dan vote nya sobat.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!